BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa era globalisasi sekarang ini, setiap perusahaan ditantang untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, atau dengan kata lain setiap perusahaan harus mampu mengikuti perubahan yang terjadi baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) perusahaan. Dengan adanya persaingan global, perusahaan dihadapkan pada penentuan strategi dalam pengelolaan usahanya dimana penentuan strategi akan dijadikan sebagai landasan dan kerangka kerja untuk mewujudkan sasaran – sasaran kerja yang telah ditentukan oleh manajemen. Banyak perusahaan menata ulang strategi yang ditetapkan dalam perusahaannya dengan cara mengkaji ulang tujuan strategi dalam persaingan dan mengevaluasi kemampuan internal perusahaan ( Wibisono : 2006) .Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja sehingga dapat diketahui sejauh mana strategi dan sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Penilaian kinerja memegang peranan penting dalam dunia usaha, dikarenakan dengan dilakukannya penilaian kinerja dapat diketahui efektivitas dari penetapan suatu strategi dan penerapannya dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja dapat mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang masih terdapat dalam perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan perbaikan dimasa mendatang (Kiswara : 2006). Dewasa ini kita dihadapkan pada perkembangan dunia yang bergerak cepat. Perkembangan dibidang teknologi, terutama dalam hal informasi dan komunikasi mengharuskan segala hal dapat dilakukan secara cepat dan tepat, terutama dalam hal perekonomian, segala sesuatunya harus mengikuti perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, banyak perusahaan
di dunia ini sedang melakukan adaptasi dalam
struktur serta sistem organisasi sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Selain itu, perubahan lingkungan usaha seperti adanya deregulasi dan pencabutan proteksi oleh pemerintah, menyebabkan perusahaan dalam industry yang terkait harus
benar-benar bersaing dalam hal efisiensi, inovatif,
pengambangan usaha dan sebagainya. (Sarjono,at all : 2008). 1
penetapan harga,
2
Gambaran mengenai kinerja perusahaan bisa didapatkan dari dua sumber, yakni informasi finansial dan informasi nonfinansial. Informasi finansial didapatkan dari penyusunan anggaran untuk mengendalikan biaya. Sedangkan informasi nonfinansial merupakan faktor kunci untuk menetapkan strategi yang dipilih guna melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor penting dalam perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam perusahaan, misalnya untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward yang layak. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi periode yang lalu. (Hardiyanto, et all : 2005) Dalam menghadapi tantangan persaingan bisnis, maka perusahaan dituntut untuk memiliki kinerja perusahaan yang baik serta mampu memberikan kinerja perusahaan. PT. Bahtera Utama
berdiri pada tahun 1994 dalam bentuk unit dagang dan
perusahaan ini menjadi Perseroan Terbatas pada tahun 2004. Perusahaan ini bergerak dalam bidang distributor dimana produknya akan disalurkan di Indonesia dimana aktifitas-aktifitasnya adalah
menjual produknya
ke industri, grosiran, dan
departement store dalam jumlah besar dalam bidang supply tas sekolah , carry on bag (tas pakaian dan tas laptop ),attache case ( tas dokumen) dan koper. Tujuan awal perusahaan ini yaitu Mengurangi pengangguran di lingkungan sosial sekitar, tetapi setelah berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) , maka perusahaan ini merubah visi untuk Meningkatkan kesejahteraan pendapatan perusahaan dan karyawan dengan yang menjadi yang terdepan dalam pelayanan, inovatif, berkualitas serta mitra bisnis yang terpercaya dengan didukung oleh profesionalisme dan etika bisnis. Sistem produksi yang ditetapkan yaitu berdasarkan persediaan ( make the stock). Sebagai perusahaan pendistribusian
berdasarkan stock barang, maka hasil
produksinya tidak mengalami perubahan baik jumlah maupun jenis produknya. Sehingga pihak perusahaan dapat lebih leluasa untuk pelaksanaan distribusi, karena tanpa harus merencanakan jumlah produk yang akan diproduksi
dengan tujuan
pemenuhan pesanan. Tetapi sistem ini akan mengalami kendala pada pasar dengan kompetitor produk sejenis yang lebih awal ada di pasar. Sehingga akan ada persaingan ketat di pasar dengan jenis produk yang sama. Untuk itu pihak perusahaan harus memiliki kualitas produk yang mampu bersaing dengan produk
3
lain yang sejenis. Untuk melakukan itu semua, perusahaan harus didukung oleh sistem yang baik dan stakeholder yang memiliki tujuan yang sama. Selama ini dan sampai saat ini dari hasil wawancara dengan direktur di PT.Bahtera Utama menganalisa
ditemukan bahwa perusahaan ini hanya
melakukan dan
pengukuran kinerja melalui aspek keuangan (financial). Walaupun
pengukuran kinerja dari aspek keuangan (finansial) dapat dikatakan penting, namun jika tidak disertai dengan proyeksi non keuangan (nonfinansial) akan kurang akurat untuk kondisi saat ini. Oleh karena itu, penggunaan sistem pengukuran kinerja baru yang menghubungkan aspek keuangan dan non keuangan bagi perusahaan akan memberikan informasi yang lebih akurat, yang lebih bermanfaat bagi manajer untuk mengukur dan mengelola semua kompetensi perusahaan yang dapat digunakan untuk memicu peningkatan kinerja, sehingga dapat terjadi tujuan perusahaan secara lebih terencana melalui Balanced Scorecard. Sampai saat ini perusahaan belum mengkaji secara spesifik aspek-aspek lain ( non-finansial) dalam menilai kinerja perusahaan secara eksternal seperti perspektif pertumbuhan dan perkembangan, perspektif proses bisnis intenal dan perspektif pelanggan.
Seperti pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, PT Bahtera
Utama memiliki sumber daya manusia yang sebagian besar merupakan pekerjapekerja yang
memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga menyulitkan
perusahaan dalam memberikan tanggung jawab serta kewajiban. Berdasarkan data yang dimiliki perusahaan, sumber daya manusia yang bekerja di PT Bahtera Utama didominasi oleh pegawai yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SMP disusul SMA dan yang paling sedikit, hingga lulusan S1 beberapa orang saja. Pengukuran kinerja melalui aspek keuangan belum dapat menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan sehingga tidak memberikan informasi apa saja yang dapat dilakukan perusahaan perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dimasa mendatang. Laba yang dipeoleh oleh perusahaan setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Saat ini perusahaan cenderung mengalami kerugian yang besar hampir setiap tahunnya, karena penjualan yang mengalami penurunan dan beban usaha yang dimiliki oleh perusahaan meningkat setiap
tahunnya. Hal ini dapat ditunjukkan oleh laporan
keuangan PT. Bahtera Utama pada dibawah ini.
4
Tabel 1.1 Laporan Keuangan PT. Bahtera Utama (dalam Rupiah ) Tahun Ukuran
2010
2011
2012
2013
1.123.071.480
903.778.590
616.598.254
413.252.312
11.840.732.802
9.050.980.442
5.874.468.883 2.853.991.025
3.323.678.414
3.164.660.465
3.354.694.978 3.966.550.468
Laba Bersih Penjualan Total Aktiva
Sumber : Data Perusahaan Bahtera Utama (2014)
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa PT. Bahtera Utama mengalami penurunan pada penjualan dan keuntungan bersih tiap tahunnya sehingga profitabilitas perusahaan mengalami penurunan, akibat persaingan dari pesaing yang cukup sengit , faktor harga yang bersaing serta tingkat pemenuhan kewajiban jangka pendek yang belum mencapai target serta keterlambatan pendistribusian produk baik dari supplier hingga ke tangan konsumen, pada tingkat produktivitas pekerja dan komitmen pekerja yang kurang optimal sehingga menyebabkan penurunan penjualan akan tetapi aktiva perusahaan mengalami kenaikan sebesar Rp 611.855.490 dari tahun 2012 melalui penempatan aset tetap. PT. Bahtera Utama sendiri belum pernah melakukan pengukuran kinerja, hal ini mungkin saja dapat menghambat perkembangan perusahaan karena perusahaan belum menyadari hal-hal apa saja yang masih kurang dan perlu ditingkatkan. Oleh sebab itu, penulis menangkap hal ini sebagai suatu masalah dalam perusahaan. Pengukuran kinerja
penting bagi suatu perusahaan untuk mengetahui bagaimana
kondisi perusahaan yang sebenarnya, dan hal itu yang akan menjadi acuan bagi perusahaan untuk
memperbaiki diri dengan membuat target pencapaian dan
membandingkannya dengan kinerja perusahaan sebenarnya. Selama ini yang umum digunakan dalam perusahaan adalah pengukuran kinerja tradisional yang hanya menitikberatkan pada sektor keuangan saja. Pengukuran kinerja dengan sistem ini menyebabkan orientasi perusahaan hanya pada keuntungan jangka pendek dan cenderung mengabaikan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Pengukuran kinerja yang menitikberatkan pada sektor keuangan saja
5
kurang mampu mengukur kinerja harta-harta tak tampak (intangible assets) dan harta-harta intelektual (sumber daya manusia) perusahaan. (Budiarti :2013) Selain itu pengukuran kinerja dengan cara ini juga kurang mampu bercerita banyak mengenai masa lalu perusahaan, kurang memperhatikan sektor eksternal, serta tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah yang lebih baik Perspektif non finansial tersebut juga harus menjadi pertimbangan karena dapat menyulitkan PT . Bahtera Utama dalam merancang peta strategi,dikarenakan strategi yang disusun sebelumnya hanyalah berdasarkan pengukuran kinerja dari aspek finansial. Sehingga dalam perancangan peta strategi diperlukan suatu metode yang menggambarkan keadaan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam PT . Bahtera Utama. Oleh sebab itu, PT. Bahtera Utama perlu mencoba untuk merubah tolak ukur kinerja perusahaan, yaitu tidak hanya pada aspek finansial saja tetapi juga pada aspek non-finansial juga digunakan dalam pengukuran kinerja suatu perusahaan Untuk megukur dan menilai kinerja perusahaan diperlukan suatu metode pengukuran kinerja yang terintegrasi dan komprehensif yang terdiri dari aspek keuangan dan non keuangan. Perusahaan memerlukan suatu pengukuran kinerja yang tepat agar dapat mengetahui seberapa baik performa perusahaannya. Hal ini menjadi penting bagi perusahaan karena selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat menjadi alat untuk mengevaluasi periode yang lalu. Metode diperkenalkan
Balanced
Scorecard
merupakan
konsep
manajemen
yang
Robert Kaplan tahun 1992 dapat dijadikan batasan keberhasilan
kinerja perusahaan karena mencakup empat aspek yang menjadi tolak kur kinerja, yaitu aspek keuangan, aspek pelanggan, proses bisnis internal serta aspek pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan menganalisa keempat perspektif tersebut maka akan diperoleh gambaran tentang kemajuan yang telah dan yang dapat dicapai oleh perusahaan. Walaupun dari empat perspektif terdapat tiga perspektif nonfinansial, tetapi tujuan akhir dari pengukuran ini adalah perspektif finansial. Jadi aspek non-finansial digunakan sebagai pendorong (alat) untuk mencapai finansial yang baik. Adanya fakta bahwa banyak perusahaan yang mengadopsi konsep
Balanced Scorecard menunjukkan banyak perubahan yang signifikan,
antara lain: manajemen semakin berorientasi pada pelanggan, waktu respon terhadap pelanggan semakin cepat, perbaikan kualitas produk, penekanan pada kerja tim,
6
waktu untuk launching produk baru berkurang, dan manajemen lebih berorientasi pada masa depan (Mahmudi : 2007) Menurut Hardiyanto (2005: 2–3), perspektif finansial memberikan petunjuk apakah strategi organisasi serta implementasinya meningkatkan
pendapatan
keuangan organisasi. Untuk membangun Balanced Scorecard, unit – unit bisnis dikaitkan dengan tujuan finansial yang berkaitan dengan strategi perusahaan. Tujuan finansial berperan sebagai fokus bagi tujuan – tujuan strategi dan ukuran - ukuran semua perspektif dalam Balanced Scorecard. Perspektif pelanggan dalam
Balanced Scorecard mengidentifikasikan
bagaimana kondisi pelanggan dan segmen pasar yang dipilih oleh perusahaan untuk bersaing dengan kompetitornya. Segmen yang telah dipilih ini
mencerminkan
keberadaan pelanggan tersebut sebagai sumber pendapatan. Perspektif proses bisnis internal Balanced Scorecard, mengharuskan manajer untuk mengidentifikasi proses – proses paling kritis unruk mencapai peningkatan nilai bagi pelanggan (perspektif pelanggan) dan tujuan peningkatan
nilai bagi
pemegang saham (perspektif finansial). Proses bisnis internal terdiri dari
tiga
komponen utama, yaitu proses inovasi, proses operasional, dan proses pelayanan. Perspektif terakhir dalam Balanced Scorecard adalah perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan mengembangkan tujuan dan ukuran yang mengendalikan pembelajaran dan pertumbuhan organisasi dalam memberikan infrastruktur yang memungkinkan tujuan – tujuan ambisius dalam ketiga perspektif itu tercapai. Sebagai alat pengukuran kinerja, Balanced Scorecard kerangka kerja yang komprehensif untuk
dapat memberikan
menerjemahkan visi dan strategi
perusahaan ke dalam seperangkat ukuran kinerja yang terpadu dari waktu ke waktu. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis ingin melakukan penelitian untuk mengukur kinerja perusahaan sesungguhnya
dengan menggunakan analisis Balanced
Scorecard dalam penulisan ilmiah yang berjudul “ANALISIS PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. BAHTERA UTAMA”
7
1.2 Identifikasi Masalah Rumusan identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mengukur kinerja PT. Bahtera Utama dengan menggunakan Balanced Scorecard ? 2. Bagaimana hasil dari pengukuran kinerja
PT.Bahtera Utama dengan
menggunakan metode Balanced Scorecard dalam upaya peningkatan kinerja? 3. Bagaimana
rekomendasi
terhadap
PT.
Bahtera
Utama
dalam
meningkatkan kinerja perusahaan ?
1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini dikhususkan pada PT.Bahtera Utama ,yang berlokasikan di Jalan Bandengan Utara No: 81 Blok B/ 45, Jakarta Utara 14440 Telp.(021) 55958836-37 Fax (021) 55955632. Penelitian ini memberikan gambaran tentang pengukuran kinerja selama periode awal tahun 2010– 2013 melalui empat aspek yang menjadi tolak ukur kinerja, yaitu aspek keuangan, aspek pelanggan, proses bisnis internal serta aspek pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan menganalisa keempat perspektif tersebut maka akan diperoleh gambaran tentang kemajuan yang telah dan yang dapat dicapai oleh perusahaan yakni pada PT. Bahtera Utama. Data yang digunakan adalah data perusahaan yang didapatkan pada waktu
penelitian dilakukan, dimana
Perusahaan bergerak di bidang distribusi tas dan koper Penelitian hanya sampai merancang Balanced Scorecard sesuai dengan yang dijabarkan di visi dan misi yang telah dibuat oleh PT . Bahtera Utama dan perancangan hanya sampai pada penentuan inisiatif , pemetaan strategis dan rekomendasi ke perusahaan. 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk dapat mengukur kinerja PT.Bahtera Utama dengan menggunakan metode Balanced Scorecard . 2. Untuk menganalisis hasil dari pengukuran kinerja PT. Bahtera Utama dengan menggunakan metode Balanced Scorecard dalam upaya peningkatan kinerja. 3. Untuk dapat mengetahui langkah –langkah yang akan diambil agar dapat meningkatkan kinerja pada PT. Bahtera Utama.
8
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: A. Bagi Peneliti •
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai metode Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja suatu perusahaan
•
Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang manajemen strategi
B. Bagi Perusahaan •
Penelitian ini diharapkan akan mampu membantu perusahaan dalam menyediakan gambaran yang memperlihatkan aspek Balanced Scorecard yang mempengaruhi perkembangan bisnisnya.
•
Dapat dijadikan sebagai rekomendasi dan bahan pertimbangan untuk penambilan keputusan bagi pihak manajemn dalam penerapan Balanced Scorecard yang dapat meningkatkan kompetensi dalam dunia bisnis.
C. Bagi pembaca dan dunia pendidikan •
Sebagai sumber informasi tambahan mengenai Balanced Scorecard dalam memeberikan informasi bagi pihak –pihak yang memerlukan.
•
Sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang membahas lingkup penelitian yang sama di masa mendatang.
1.6 State of the art Penelitian terdahulu merupakan telaah pustaka yang berasal dari penelitian penelitian yang sudah pernah dilakukan. Fakta-fakta atau data yang dikemukakan diambil dari sumber aslinya. Adapun penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan telaah pustaka penelitian ini adalah sebagai berikut :
9
Tabel 1.6 Tabel State of the art Penulis/Tahun
Isniar Budiarti (2013)
Judul
Hasil Penelitian
Hubungan dengan Penelitian meninjau Penelitian
Scorecard
ini
Balanced
Balanced
Scorecard sebagai
peningkatan
alat ukur kinerja
organisasi dari empat perspektif mengeksplorasi
dan alat
yang saling mendukung satu sama konsep
pengendali sistem
lain dan tidak dapat dipisahkan. Scorecard.
manajemen
Perusahaan
menggunakan
fokus
strategis,
pengukuran
scorecard
untuk
menghasilkan
berbagai
proses
manajemen
penting
sebuah sama-sama
kinerja
Balanced
yakni
memperjelas dan menerjemahkan visi dan stategi hingga dalam penyelarasan
berbagai
inisiatif
starategis.
Haryadi Sarjono, Arko Pujadi, Henry Wono Wong (2010)
Penerapan Metode
Pengukuran kinerja yang dilakukan Penelitian
Balanced
selama ini berdasarkan laporan laba sama-sama
ini
Scorecard Sebagai rugi dan neraca , untuk mengkaji mengeksplorasi Suatu Sistem
perspektif
non
keuangan konsep
Pengukuran
menggunakan
konsep
Balanced Scorecard
Kinerja Pada
Scorecard
PT.Dritama
didapat dari Perspektif keuangan, perusahaan.
Brokerindo,
hasilnya
masih
Jakarta Timur
(2,90),
Perspektif
hasilnya
dimana
cukup
hasil
sangat
rendah
(3,00),
perspektif proses bisnis internal, hasilnya sangat baik (5,00), dan Perspektif
pembelajaran
untuk
yang mengukur kinerja
pelanggan, baik
Balanced
dan
pertumbuhan, hasilnya cukup baik
10
(3,08).
Sapardianto
Analisis
(2013)
Pengukuran
Penelitian ini menemukan bahwa Penelitian hasil dan fakta berupa bagi sama-sama
Kinerja
perusahaan
ini
dengan Konsep
pentingnya mengeksplorasi memelihara aset keuangan maupun konsep Balanced non keuangan dengan melakukan Scorecard untuk
Balanced
evaluasi
Scorecard pada
mempertimbangkan
PT. Trustco Insan
perspektif
Mandiri,
berhubungan
Samarinda
penerjemahan startegi dan tujuan
Perusahaan
betapa
yang mengukur kinerja empat perusahaan.
kinerja
yang yang
saling
merupakan
yang ingin dicapai dalam jangka panjang oleh suatu perusahaan yang kemudian diukur, dan dimonitor secara berkelanjutan dalam aspek keuangan, aspek pelanggan, proses bisnis
internal,
pertumbuhan dengan Scorecard.
dan konsep
dan
aspek
pembelajaran Balanced
11
Michael L.Werner (2012)
Executing Strategy with the Balanced Scorecard
Penilaian kinerja sangat dibutuhkan dalam
mengevaluasi
suatu
perusahaan dimana agar organisasi sukses, penting bahwa manajer menetapkan
tujuan
yang
jelas
secara keseluruhan dengan adanya konsep Balanced Scorecard maka dapat membantu para pemimpin
Penelitian
ini
sama-sama mengeksplorasi konsep
Balanced
Scorecard
untuk
mengukur proyek kinerja perusahaan
bisnis mengelola bisnis mereka dan membantu
mereka
pelaksanaan
mencapai
strategi
mereka
melalui penggunaan tujuan, ukuran, target,
dan
inisiatif. Dalam
berfokus hanya pada tujuan-tujuan keuangan, balanced
scorecard
merupakan set yang terintegrasi ukuran
kinerja
sekitar
empat
diselenggarakan perspektif
yang
berbeda - keuangan, pelanggan, internal,
serta
inovasi
dan
pembelajaran.
Fawzi Al Sawalqa,David Halloway, and Manzurul Alam (2011)
Balanced Scorcard implementation in Jordan : An Initial Analysis
Pendekatan
BSC
Scorecard)
adalah
(
Balanced pendekatan
terkenal yang melengkapi ukuran finansial tradisional kinerja unit bisnis. balanced"
Istilah berkaitan
"seimbang/ dengan
keseimbangan antara ukuran kinerja keuangan dan non-keuangan, antara lagging dan indikator terkemuka
Penelitian
ini
sama-sama mengeksplorasi konsep
Balanced
Scorecard
untuk
mengukur proyek kinerja perusahaan.
12
antara
perspektif
eksternal BSC
internal
pengukuran
berisi
dan
kinerja
berbagai
.
kinerja
langkah-langkah,termasuk langkahlangkah
keuangan
dan
non-
keuangan.
Panagiotis Chytas, Michael Glykas, George Valiris ( 2011)
A proactive Balanced Scorecard
Penelitian ini mengkaji konsep Balanced merupakan
Scorecard
yang
pendekatan
konsep
yang terkenal dalam mengevaluasi kinerja yang meliputi empat aspek yang saling berkaitan dari aspek keuangan, aspek bisnis internal aspek pelanggan serta aspek inovasi dan pembelajaran dimana penelitian ini menggunakan Key Performance Indicator
(KPI)
dalam
mensimulasikan relasi antara KPI lain dalam mengukur pencapaian target dari kinerja. Sumber : Penulis ( 2014)
Penelitian
ini
sama-sama mengeksplorasi konsep
Balanced
Scorecard
untuk
mengukur kinerja perusahaan dengan KPI.