BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris di mana sebagian besar penduduknya
hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam kesejahteraan kehidupan penduduk Indonesia. Hal ini dikarenakan struktur tanah dan iklim Indonesia yang sangat mendukung untuk bertani. Selain itu lahan yang luas juga menjadi alasan kenapa Indonesia disebut negara agraris. Secara umum pertanian di Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pertanian lahan kering dan pertanian lahan basah. Pertanian lahan kering ialah pertanian yang diusahakan dengan mengurangi penggunaan air pada lahan yang dipakai. Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam kehidupan di Indonesia dan negara-negara Asia seperti Tiongkok, Korea, Jepang, Malaysia, Thailand, India, serta Vietnam. Olahan padi yaitu beras menjadi salah satu komoditas yang terpenting di dunia ini. Lebih dari setengah populasi di dunia ini yaitu lebih dari 3,5 miliar jiwa menjadikan beras sebagai sumber makanan pokoknya dan 90% adalah penduduk dari benua Asia. Menurut laporan dari FAO (Food and Agriculture Organization) yang dipublikasikan pada Juli 2015, jumlah produksi beras yang masih berbentuk padi adalah sebanyak 741,8 juta ton pada tahun 2014. Tahun 2014, Tiongkok menjadi negara penghasil beras terbesar di dunia yang memproduksi beras hingga 206,5 juta ton atau sekitar 27,8% dari total produksi seluruh dunia. Negara kedua penghasil beras terbesar di dunia adalah India dengan jumlah produksi sebanyak 153,9 juta ton. Indonesia berada di posisi ketiga penghasil beras terbesar dunia dengan jumlah produksi hingga 75,6 juta ton. Meskipun Indonesia memproduksi begitu banyak beras dan menjadi penghasil beras terbanyak ketiga dunia namun Indonesia
belum juga bisa
mencukupi kebutuhan penduduknya. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki tingkat populasi penduduk yang tinggi, sehingga kebutuhan beras tidak dapat terpenuhi dengan hasil produksi beras Indonesia. Selain itu, iklim di Indonesia yang sering mengalami pergeseran, menyebabkan petani tidak bisa menentukan awal 1
2
masa tanam dan produksi padi menjadi kurang produktif. Atas dasar ini, pemerintah melakukan impor beras demi memenuhi kebutuhan penduduk. Seharusnya pemerintah tidak perlu mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan, tetapi meningkatkan jumlah produktifitas padi dengan memberikan bantuan alat maupun bahan penunjang produktifitas pertanian kepada para petani. Masalah yang harus dibenahi terlebih dahulu oleh pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan petani. Petani merupakan aktor penting dalam keberlangsungan hidup manusia. Petani berjasa dalam menjaga kestabilan pangan di dunia. Namun pada kenyataannya, tingkat kesejahteraan petani di Indonesia masih rendah. Pada 2 Januari 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa nilai tukar petani (NTP) tanaman pangan pada Desember 2014 hanya sebesar 100,07, atau sedikit mengalami peningkatan dibanding NTP pada Januari 2014 yang sebesar 99,88. NTP sebesar 100 menunjukkan rata-rata pendapatan petani tanaman pangan berbeda tipis dengan pengeluarannya. Mayoritas petani tanaman pangan masih sulit merengkuh kesejahteraan karena pendapatan yang pas-pasan, hal ini membuat jumlah petani dari tahun ke tahun semakin menurun. Dari masalah diatas, penulis akan membuat sebuah film dokumenter yang dapat memberikan gambaran betapa pentingnya mata pencaharian petani, memberikan pesan bahwa di masa depan mungkin mata pencaharian petani akan sangat berkurang jika kesadaran di masyarakat sekarang belum muncul akan pentingnya bertani, menyadarkan masyarakat untuk tidak menyisakan makanan dengan jumlah berlebih, serta membuat pandangan masyarakat atas petani dan padi menjadi lebih berharga. Menyampaikan pesan dengan menggunakan media film dokumenter juga harus memperhatikan sinematografi yang baik untuk mendapatakan cerita dan pesan yang baik juga. Sinematografi bukan hanya masalah teknik semata, dengan menempatkan kamera dari sudut pandang yang tepat, maka gambar yang dihasilkan mempunyai nilai dramatik dalam sebuah adegan yang dapat mempengaruhi emosi penonton.
3
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat ditarik rumusan masalah
mengenai bagaimana menggugah kesadaran masyarakat untuk lebih menghargai betapa pentingnya tanaman padi dan profesi sebagai petani dalam bentuk film dokumenter dengan komposisi sinematografi yang baik. 1.3
Batasan Masalah Batasan-batasan masalah pada pembuatan film dokumenter tentang padi
adalah sebagai berikut : 1. Film ini tidak menampilkan gambar persawahan di seluruh Indonesia. 2. Film ini tanpa narasi. 3. Film ini tidak menjelaskan perbedaan antara persawahan padi sawah dan padi gogo. 4. Film ini tidak memberikan informasi cara bercocok tanam. 1.4
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penyusunan tugas akhir ini yaitu, mengimplementasikan
ide dan cerita dari sutradara, untuk menyampaikan pesan untuk lebih menghargai dan memperhatikan kelayakan hidup petani dalam bentuk video yang akan disatukan menjadi sebuah film dokumenter dengan teknik sinematografi yang baik. 1.5
Manfaat Penelitian Manfaat adanya film dokumenter ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan gambaran betapa pentingnya mata pencaharian petani demi kelangsungan hidup dimasa yang akan datang. 2. Dapat meningkatkan rasa menghargai tentang padi, nasi, maupun petani. 3. Dapat mengemas sebuah ide, gagasan, maupun cerita dalam bentuk sinematografi yang baik. 4. Dapat memberikan hiburan dengan suguhan sinematografi yang baik pada film dokumenter ini.
1.6
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan film dokumenter ini
antara lain :
4
1. Pra produksi Tahapan pra produksi merupakan tahapan penelitian mengenai video-video yang ingin disajikan dalam film dokumenter ini. Maka disusunlah storyline guna memberikan gambaran mengenai hal yang akan ditampilkan. 2. Produksi Setelah menghasilkan sebuah
storyline maka masuklah dalam tahap
produksi. Tahap produksi merupakan tahap pembuatan video yang akan ditampilkan pada film dokumenter ini. 3. Pasca Produksi Proses ini adalah mensinkronisasi audio beserta video atau biasa disebut tahap editing. Pada proses ini penulis akan menyesuaikan dan menentukan video dan audio apa saja yang akan dipakai, serta memotong bagian-bagian video maupun audio yang tidak diinginkan. 4. Implementasi Proses implementasi merupakan proses yang menampilkan hasil akhir berupa film dokumenter yang sudah selesai diproduksi. 5. Pelaporan dan dokumentasi Pelaporan
dan
dokumentasi
merupakan
proses
pencatatan
dan
pendokumentasi semua tahapan pembuatan film dokumenter ini. 1.7
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini akan disusun dalam 5 bab,
sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang dalam pembuatan film dokumenter yang berjudul “PADI”, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metode penulisan dan sistematika penulisan laporan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi uraian sistematis tentang informasi hasil dari penelitian sebelumnya yang disajikan dalam pustaka dan menghubungkannya dengan karya yang akan dibuat.
5
BAB III. LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang uraian-uraian dasar teori yang digunakan unutuk mendukung analisis dan rancangan pembuatan film dokumenter. BAB IV. PROSES PENCIPTAAN Bab ini berisi tentang rancangan dan proses pembuatan film dokumenter ini dari tahap pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi. BAB V. PEMBAHASAN KARYA Bab ini berisi tentang ulasan-ulasan teknik sinematografi dari setiap shot di dalam sekuen yang ada dan membahas hasil pengujian film dokumenter ini. BAB IV. KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran tentang pembuatan film dokumenter ini.