BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Seiring dengan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap
sumberdaya air khususnya air tanah, maka menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas air tanah merupakan hal yang sangat penting. Kebutuhan akan air tanah sebagai salah satu sumberdaya geologi yang dikenal luas sebagai sumberdaya yang dapat diperbaharui (renewable resources) adalah suatu sumberdaya yang makin lama akan bernilai strategis. Penilaian mengenai sumberdaya tesebut bila melihat pada sisi kualitas, kuantitas dan kontinuitas air tanah (Kodoatie dan Sjarief, 2010). Kondisi seperti dijelaskan di atas, akan berdampak sangat buruk bila air tanah yang tercemar digunakan oleh masyarakat. Dimana secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas air tanah harus dapat dijaga. Hal itu guna menjaga ketersediaan dan keberlangsungan produksi air tanah yang dapat digunakan oleh masyarakat, khususnya di perkotaan. Bekasi merupakan salah satu wilayah perkotaan dengan tingkat penggunaan air tanah yang tinggi. Hal ini terlihat dari jumlah penduduk Kota dan Kabupaten Bekasi pada tahun 2012 yang mencapai angka lebih dari lima juta penduduk (Kota Bekasi dan Kab. Bekasi dalam angka, 2012). Jumlah Industri yang terdapat di wilayah ini juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penggunaan air tanah, mulai dari industri dengan skala besar hingga industri rumah tangga. Pada tahun 2012 jumlah industri di Kabupaten Bekasi mencapai angka 864 perusahaan (Jakarta Bisnis, 2014). PT. X merupakan salah satu perusahaan dengan bahan baku air tanah yang beroperasi di Bekasi. Kualitas dan kuantitas serta kontinuitas air tanah merupakan hal penting yang diperhatikan perusahaan berkaitan dengan bahan baku produk perusahaan. Kualitas dan kuantitas yang baik pada air tanah akan berpengaruh pada mutu dari produk.
1
Untuk menjaga kualitas dan kuantitas serta kontinuitas air tanah yang digunakan sebagai bahan baku produksi maka diperlukan manajemen air tanah yang baik. Salah satu cara untuk melakukan manajemen air tanah yang baik adalah dengan menggunakan studi zona perlindungan sumber air baku (PSAB). Zona perlindungan sumber air baku (PSAB) dapat ditentukan salah satunya adalah dengan menggunakan metode pemodelan aliran air tanah. Dibandingkan dengan metode lainnya dalam penentuan zona perlindungan sumber air baku, metode ini lebih dapat memprediksi zona PSAB karena menghasilkan pemodelan aliran air tanah arah dan kecepatan aliran pemodelan air tanah berupa kecepatan dan aliran air tanah dapat digunakan untuk menentukan zona perlindungan sumber air baku (PSAB). Zona perlindungan sumber air baku (PSAB) dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan kebijakan untuk melakukan pengelolaan air tanah yang bertujuan menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas air tanah. Oleh karena itu, maka penulis bermaksud melakukan penelitian tentang zona perlindungan sumber air baku pada sumur produksi PT. X dengan pemodelan aliran air tanah. 1.2. Rumusan Masalah Permasalahan yang perlu diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi hidrogeologi di sekitar sumur produksi PT. X? 2. Bagaimana konseptual model hidrogeologi berdasarkan kondisi alam di sekitar sumur Produksi PT. X? 3. Bagaimana pemodelan aliran air tanah yang dilakukan untuk menentukan zona perlindungan sumber air baku pada sumur produksi PT. X? 1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah di atas, tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
2
1. Menentukaan
kondisii
hidrogeoologi
di
wilayah
penelitian
dan
i berdasarkkan kondisi alam menentukaan konseptuual model hidrogeolog h di sekitar sumur Produ uksi PT. X. 2. Melakukann pemodelann aliran air tanah t pada sumur prod duksi PT. X. 3. Menentukaan zona perrlindungan sumber air baku pada sumur prooduksi PT. X mennggunakan hasil h pemoddelan aliran air tanah.
kup Penelittian 1.4. Lingk 1.4.1. Lok kasi Penelittian
Gambaar 1.1 Peta Lookasi Penelitiaan
Lookasi Peneliitian ini adaalah Cekunngan Air Taanah Bekasii – Karawaang di
sekitar Cibbitung, Bekkasi, Jawa Barat. B Pemoodelan aliraan air tanahh dilakukan pada sumur produksi PT. X berlokkasi di Keccamatan Cibitung C Kaabupaten Bekasi B o batas--batas Provinsi Jawa Baraat. Pemodeelan aliran air tanah dibatasi oleh
3
hidrologi dan geologi diantaranya Sungai Cikarang yang berhulu di Sungai Cipamingkis di sebelah timur, Sungai Bekasi yang berhulu di Sungai Cikungsit di sebelah barat,batas aliran air tanah pada sistem air tanah tertekan dengan imbuhan (Dirks, 1988) di bagian tengah bekasi dan wilayah imbuhan air tanah pada dari Cekungan Air Tanah Bekasi – Karawang sebagai batas sebelah selatan (Gambar 1.1). Gambar 1.1 memperlihatkan wilayah penelitian, model area dan interest area. Wilayah penelitian merupakan wilayah paling luas dibadingkan dengan model area dan interest area yang mencakup seluruh wilayah yang menjadi objek penelitian. Model Area merupakan wilayah di dalam wilayah penelitian yang dilakukan pemodelan aliran air tanah. Interest Area merupakan wilayah di dalam model area yang menjadi wilayah yang paling diperhatikan atas suatu fenomena (pengambilan air tanah dari sumur produksi PT. X) yang terjadi. 1.4.2. Lingkup Studi
Penelitian ini fokus pada pemodelan air tanah pada lokasi penelitian untuk
menentukan zona perlindungan sumber air baku. Langkah yang dilakukan pada penelitian ini antara lain: 1. Langkah pertama dari proses penelitian ini adalah dengan melakukan inventarisasi dari data hidrogeologi dan geologi di wilayah penelitian. 2. Kontur muka air tanah menggunakan data sekunder dari instansi (Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat) atau dibuat dengan melakukan interpolasi pada data ketinggian muka air tanah yang didapatkan. 3. Untuk menghasilkan ketinggian muka air tanah dilakukan sampling untuk validasi data yang sebelumnya didapat dengan pengambilan data langsung di lapangan (investigasi lapangan) dengan metode random sampling dimana akan diambil data secara acak di Wilayah penelitian pada batasan hidrogeologi yang ada. 4. Investigasi lapangan yang dilakukan juga berupa pemetaan geologi pada Wilayah penelitian untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam membuat suatu pemodelan air tanah serta melakukan pengukuran
4
tinggi muka pada batas-batas hidrologi cekungan air tanah seperti sungai pada wilayah penelitian. 5. Langkah berikutnya adalah melakukan simulasi pemodelan aliran air tanah dengan memasukkan data parameter hidrolika tersebut. 6. Hasil pemodelan aliran air tanah yang telah sesuai tersebut digunakan untuk menentukan zona perlindungan sumber air baku. 7. Memberikan rekomendasi konservasi air tanah dari zona perlindungan sumber air baku pada Wilayah penelitian. 1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui sistem
hidrogeologi dengan pemodelan air tanah pada wilayah penelitian. Pemodelan air tanah yang digunakan untuk menentukan zona perlindungan sumber air baku juga diharapkan dapat bermanfaat untuk menghasilkan rekomendasi konservasi air tanah dari zona perlindungan sumber air baku pada sumur produksi PT. X sehingga dapat digunakan untuk pengelolaan yang dapat menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas air tanah. 1.6. Batasan Penelitian
Beberapa hal yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini antara
lain: 1. Penelitian dan pengambilan data dilakukan wilayah penelitian seperti pada Gambar 1.1 berkaitan dengan parameter hidrolika. 2. Pengambilan data yang digunakan untuk pemodelan aliran air tanah diambil pada jangka waktu Bulan November 2014 hingga Bulan Januari 2015. Pengambilan data pada waktu yang berbeda dapat menghasilkan hasil pemodelan aliran air tanah yang berbeda 3. Keterbatasan pengambilan data penelitian ini diantaranya adalah pada pemetaan geologi, pengambilan data muka air tanah akuifer bebas, data bidang pisometrik akuifer tertekan dan pengambilan air tanah.
5
4. Keterbatasan pengambilan data untuk pemetaan geologi dikarekan ketersediaan singkapan batuan yang tidak tersedia pada seluruh wilayah melainkan hanya berada pada wilayah selatan penelitian. 5. Keterbatasan jumlah data muka air tanah akuifer bebas dikarenakan keberadaan sumur gali air tanah akuifer bebas yang sulit ditemui pada wilayah penelitian. 6. Keterbatasan
jumlah
data
bidang
pisometrik
akuifer
tertekan
dikarenakan informasi mengenai keberadaan sumur untuk mengambil data ini termasuk rahasia untuk tiap lokasi (berbeda perusahaan), data yang lengkap hanya berada pada lokasi kawasan industry PT. X. 7. Keterbatasan data untuk pengambilan air tanah dikarenakan tiap lokasi dan pengambilan tiap sumur untuk perusahaan yang berbeda termasuk dalam data rahasia dari tiap perusahaan, hanya didapat data yang lengkap dari sumur produksi PT. X sehingga tidak semua sumur yang ada pada kondisi yang sebenarnya dapat dimodelkan. Oleh karena itu selain data sumur produksi PT. X juga digunakan data dari Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Jawa Barat. 8. Untuk mengatasi keterbatasan data sumur pengambilan air tanah maka dilakukan beberapa asumsi yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah lokasi untuk tiap sumur produksi yang diasumsikan tersebar dan mengikuti perkembangan wilayah terbangun pada citra google earth dengan jumlah tiap sumur produksi sesuai tiap wilayah administrasi. 9. Metode yang digunakan untuk melakukan deliniasi zona perlindungan sumber air baku adalah menggunakan pemodelan air tanah dengan batasan model area pada Gambar 1.1 1.7. Keaslian Penelitian Penelitian yang secara spesifik mengangkat tema tentang pemodelan aliran air tanah untuk menentukan zona perlindungan sumber air baku PT. X yang berlokasi di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat belum pernah dilakukan. Terdapat
6
beberapa penelitian pernah dilakukan terkait tema yang serupa dan dilakukan di sekitar lokasi penelitian, yaitu antara lain adalah sebagai berikut: 1. Naryanto, (2008) telah melakukan penelitian mengenai Potensi Air Tanah dengan judul “Potensi Air Tanah di Daerah Cikarang dan Sekitarnya, Kabupaten Bekasi berdasarkan Analisis Pengukuran Geolistrik”. Dari penelitian ini didapat informasi mengenai potensi air tanah di lokasi penelitian di Cibitung Kabupaten Bekasi. 2. Rahardjo, (2002) telah melakukan penelitian mengenai dengan judul “Analisis Sistim Akuifer dan Pemodelan Air Tanah” dengan lokasi penelitian di DKI Jakarta. Dari penelitian ini didapat informasi mengenai sistim akuifer dan pemodelan air tanah di DKI Jakarta yang memiliki kemiripan karakter dengan Kabupaten Bekasi. 3. Syafalni dkk, (2001) telah melakukan penelitian mengenai dengan judul “Penyelidikan Daerah Imbuhan Air Tanah Bekasi dengan Teknik Hidroisotop”. Dari penelitian ini didapat informasi mengenai daerah imbuhan dari air tanah Bekasi yang dapat dimanfaatkan untuk zona perlindungan sumber air baku. 4. Dirks dkk, (1988) telah melakukan penelitian mengenai dengan judul
“Groundwater in Bekasi Regency, West Java”. Dari penelitian ini didapat informasi mengenai sistem air tanah Bekasi yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi bahan acuan dalam penelitian ini. Penelitian yang dipaparkan diatas merupakan salah satu acuan pada studi area maupun tema yang terkait. Pada penelitian ini dilakukan penentuan zona perlindungan air baku untuk salah satu perusahaan di studi area dengan menggunakan metode pemodelan aliran air tanah. Zona perlindungan sumber air baku dapat digunakan sebagai salah satu bahan untuk melakukan rekomendasi pengelolaan air tanah di wilayah penelitian khususnya sumur produksi PT. X. Penelitian dengan tema ini belum pernah dilakukan pada studi area yang mengkhususkan pada salah satu perusahaan yang ada, yaitu PT. X, di wilayah ini.
7