BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) yang menjadi komitmen 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium pada bulan September tahun 2000 yang lalu menetapkan 8 kelompok tujuan yang akan dicapai pada tahun 2015 yaitu: (1) Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, (2) Mencapai pendidikan dasar untuk semua, (3) Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, (4) Menurunkan angka kematian anak, (5) Meningkatkan kesehatan ibu,(6) Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit menular lainnya, (7) Memastikan kelestarian lingkungan hidup, (8) Mengembangkan kemitraan global. Pemerintah Republik Indonesia bekerjasama dengan UNICEF telah menyusun dan melaksanakan program yang terkait dengan MDGs tersebut. Salah satunya adalah Penguatan data Sektoral MDGs 2007 yang dilaksanakan pada 2 (dua) Provinsi yakni Sulawesi Selatan sebanyak tiga Kabupaten yakni Bantaeng, Takalar dan Bone. Sedangkan di Provinsi Sulawesi Barat yakni Polewali Mandar,dan Mamuju. Kegiatan laporan penguatan Data Sektoral MDGs ini masih dalam uji coba dan diharapkan hasilnya akan direplikasi oleh kabupaten/kota di kedua provinsi dan pada akhirnya juga akan diterapkan di seluruh kabupaten/kota lainnya di Indonesia. Penguatan Data Sektoral ini merupakan bagian dari Program Monitoring MDGs yang baru dilaksanakan di Kab. Polewali Mandar untuk periode kerjasama Pemerintah Kab. Polewali Mandar dengan United Nation Children Fund (UNICEF) 2006-2010, yang bertujuan membantu pemerintah untuk mewujudkan tujuan dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di daerah yang sangat diharapkan agar setiap daerah mampu membangun sistem pendataan guna memenuhi kebutuhan data dan informasi pembangunannya.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
-1-
Sejak Tahun 2007 sampai Tahun 2010 salah satu kegiatan untuk mendukung Monitoring MDGs Pemerintah Kab. Polewali Mandar telah melakukan Penguatan Data Sektoral melalui Pengumpulan Data, Pengolahan dan Analisis di SKPD Kab. Polewali Mandar terkait MDGs Yakni : Bappeda selaku Koordinator Kegiatan, Badan Pusat Statistik (BPS) selaku Koordinator Teknis, Dinas Kesehatan. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP3KB), Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Kantor Lingkungan Hidup. Penguatan Data Sektoral menjadi kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahunnya untuk mengetahui perkembangan percapaian indicator MDGs khususnya yang dikumpulkan melalui sektoral kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman yang baku mengenai pengumpulan dan penghitungan indikator MDGs berdasarkan data sektoral pada tingkat kabupaten dan kecamatan bagi aparat di daerah, dengan meningkatkan pemahaman yang baku diharapkan di kabupaten menyadari pentingnya peran sektor sehingga dapat menyambungkan datanya masing-masing untuk memantau pencapai target MDGs, yang ditargetkan dicapai pada tahun 2015.
1.2
Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan Laporan Analisis Data Sektoral MDGs 2008 - 2010 ini adalah untuk: a.
Mendapatkan gambaran sejauhmana pencapaian dari 8 Tujuan Pembangunan Milenium, 11 target dan 54 indikator yang telah disepakati di Kab. Polewali Mandar.
b.
Mengetahui kendala dan hambatan dari data yang telah diperoleh di masingmasing SKPD yang terkait dengan indikator-indikator yang yang telah disepakati dalam MDGs.
c.
Mengetahui pencapaian data sektoral MDGs dari 2008 – 2010.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
-2-
1.3
Sumber Data Sumber data analisis ini berasal dari hasil penguatan data sektoral MDGs 20082010 sebagai koordinator kegiatan Bappeda dan BPS sebagai penanggung jawab teknis bersama Tim Kelangsungan Hidup Perkembangan Perlindungan Ibu dan Anak (KHPPIA) / MDGs Kab. Polewali Mandar. Data yang akan diolah menjadi data indikator MDGs adalah data Sektoral oleh karena itu sumber data yang dibutuhkan adalah pendataan sektor yang menyangkut MDGs. Sumber data ini masih banyak tidak berada di satu Unit dalam SKPD terkait MDGs, melainkan tersebar di beberapa unit lain. Sumber data yang lainnya juga diperoleh: SKPD di luar SKPD terkait MDGs Misalnya; Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perhubungan, Kantor Cabang Dinas/ UPT. Ditempat lain seperti petugas Kecamatan, Pengawas, lembaga Sosial/Organisasi Kemasyarakatan yang ada di daerah, Dokter Praktek Swasta, Bidan Praktek Swasta, Rumah Sakit/Klinik Swasta. Penguatan data sektoral MDGs ini dilaksanakan mulai pada bulan Januari sampai pada pertengahan bulan Mei 2011.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
-3-
BAB II ANALISIS DATA SEKTORAL MDGs KAB. POLEWALI MANDAR TAHUN 2009 - 2010
2.1
Gambaran Umum Kab. Polewali Mandar Kab. Polewali Mandar dengan luas wilayah 2.022,30 km 2 yang meliputi 16 kecamatan. Pemerintahan Kab. Polewali Mandar menaungi 16 kecamatan dengan 167 desa/kelurahan. Diantara 16 kecamatan di Kab. Polewali Mandar, ibukota kecamatan yang letaknya terjauh dari kabupaten adalah ibukota Kecamatan Tutar yaitu 72 km dan ibukota kecamatan yang terdekat dari kabupaten adalah ibukota Kecamatan Anreapi yang berjarak 5 km dari Polewali. Berdasarkan BPS pada Tahun 2009 penduduk usia kerja di Kab. Polewali Mandar yang aktif dalam kegiatan ekonomi yang disebut dengan angkatan kerja sebanyak 63,68%. Dari seluruh angkatan kerja tersebut tercatat 8.05% dalam status pencari kerja. Dilihat dari segi lapangan usaha, sebagian besar penduduk Kab. Polewali Mandar
bekerja di sektor pertanian yakni 105.488 orang (61,10% dari jumlah
penduduk yang bekerja) setelah sektor pertanian, sektor perdagangan dan industri yang masing-masing menyerap tenaga kerja sebesar 16.085 (12,14%) dan 13.132 (9,34%). Penduduk Usia Kerja (PUK) di definisikan sebagai penduduk yang berusia 10 Tahun keatas. Penduduk Usia Kerja terdiri dari Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Mereka yang termasuk dalam Angkatan Kerja adalah penduduk yang bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan, sedangkan Bukan Angkatan Kerja adalah mereka yang bersekolah, mengurus rumah tangga atau melakukan kegiatan lainnya. Pendidikan merupakan salah satu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan SDM melalui pendidikan adalah mencanangkan program Wajib Belajar 9 Tahun. Dengan program ini diharapkan akan tercipta Sumber Daya Manusia yang siap bersaing dalam era globalisasi. Demikian juga dengan Kab. Polewali Mandar yang berupaya menciptakan suatu masyarakat yang berpendidikan.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
-4-
Pembangunan kesehatan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka akan meningkatkan kesejahteraan rakyat secara langsung. Upaya pemerintah daerah dalam menyediakan fasilitas kesehatan terutama puskesmas pembantu terus mengalami peningkatan. Tenaga kesehatan seperti dokter dan bidan merupakan sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan. Berdasarkan dari data Dinas Kesehatan Kab. Polewali Mandar pada Tahun 2009 ada 32 orang dokter umum, 11 orang dokter gigi, 10 orang dokter ahli dan 110 orang bidan. Selama Tahun 2010 di Kab. Polewali Mandar tercatat 36.376 peserta Keluarga Berencana (KB) yang baru. Jumlah ini meningkat dari Tahun sebelumnya sebesar 31.024 akseptor. Peningkatan jumlah akseptor terjadi pada peserta KB laki-laki, dari 3,42% pada Tahun 2009 menjadi 5,45% Tahun 2010. Sedangkan peserta KB perempuan terjadi penurunan dari 96,58% tahun 2009 menjadi 94,28% pada Tahun 2010. Pada Tahun 2010 di Kab. Polewali Mandar terdapat 3 rumah sakit, yang terdiri dari 1 Rumah Sakit Umum dan 1 Rumah Sakit ABRI dan 1 Rumah Sakit Swasta. Sedangkan jumlah puskesmas pada Tahun 2010 adalah 20 unit, poskes 17, pustu 59.
2.2
Kependudukan Penduduk merupakan salah satu unsur penting yang ikut berperan dalam proses pembangunan. Unsur penduduk tidak dapat diabaikan karena penduduk merupakan objek sekaligus subjek dalam proses pembangunan itu sendiri. Penduduk tidak saja menjadi sasaran tetapi juga menjadi pelaksana dari pembangunan. Dengan demikian pemahaman akan dinamika kependudukan yang meliputi jumlah, komposisi dan distribusi penduduk menjadi suatu hal yang penting untuk diketahui sebagai data dasar pada tahapan perencanaan pembangunan. Jumlah penduduk Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 sebesar 373.263 jiwa yang tersebar di 16 Kecamatan dengan perkiraan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,5%, terdiri dari 181.660 jiwa laki-laki dan 191.603 jiwa perempuan. Sementara itu jumlah penduduk Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 yang diambil dari hasil Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) sebesar 396.120 jiwa (angka Sementara) yang terdiri dari
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
-5-
193.108 jiwa laki-laki dan 203.012 jiwa perempuan. Rasio jenis kelamin relatif tetap baik pada Tahun 2009 maupun 2010 sebesar 95, yang artinya bahwa dari 100 perempuan terdapat 95 laki-laki. Ditinjau dari persebaran tempat tinggalnya, sebesar 106.688 jiwa (26,9%) tinggal di perkotaan dan 289.432 jiwa (73,1%) jiwa tinggal di perdesaan. Sementara itu, kepadatan penduduk di Kab. Polewali Mandar sebesar 196 jiwa/km. Jumlah rumah tangga di Kab. Polewali Mandar pada Tahun 2009 sebesar 80.162 rumah tangga dan pada Tahun 2010 melalui Sensus Penduduk meningkat menjadi sebesar 87.948 rumah tangga. Sementara itu, rata-rata jumlah anggota rumah tangga baik pada Tahun 2009 maupun 2010 diperkirakan sama yaitu sebesar 4 sampai 5 jiwa per rumah tangga. Tabel. 2.2 Karakteristik Penduduk di Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 - 2010 Keadaan
2009
2010
Jumlah Penduduk Total
373.263
396.120
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin: a. Laki-laki b. Perempuan Rasio Jenis Kelamin Jumlah Rumah Tangga
181.660 191.603 95 80 162
193.108 203.012 95 87.948
Rata-rata Jumlah Anggota Rumah Tangga
5
4 s/d 5
Pertumbuhan Penduduk (%)
0,5
0,5
Kepadatan Penduduk/km²
185
196
Sumber: Badan Pusat Statistik
Sejalan dengan adanya pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk di Kab. Polewali Mandar meningkat dari 185 jiwa/km pada Tahun 2009 menjadi 196 jiwa/km pada Tahun 2010.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
-6-
Grafik. 2.2 Piramida Penduduk Kab. Polewali Mandar Tahun 2010
Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2010
Struktur penduduk Kab. Polewali Mandar tergolong penduduk muda. Persentase penduduk umur muda relatif lebih banyak dari pada penduduk umur tua. Hal ini dapat dilihat dari bentuk Piramida Penduduk diatas Grafik 2.2.
2.3
Pendidikan Memastikan semua anak laki-laki maupun perempuan di manapun untuk dapat menyelesaikan pendidikan dasar pada Tahun 2015 merupakan target MDGs yang utama di bidang pendidikan. Pengukuran pencapaian target ini menggunakan beberapa indikator. Data yang digunakan untuk memenuhi perhitungan beberapa indikator tersebut diambil dari Laporan Individu Sekolah Tahun 2009 dan 2010 yang dirangkum di Dinas Pendidikan dan Kantor Departemen Agama Kabupaten. Rangkuman Laporan individu sekolah ini disebut RC/RK-TK/RA, RC/RK-SD/MI, RC/RK-SMP/MTs dan RC/RK-SM. Untuk data penduduk digunakan data dari BPS.
2.3.1
Angka Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah (4-6 Tahun) Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan anak sebelum memasuki bangku sekolah dasar (SD), dimana anak tersebut terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
-7-
taman kanak-kanak (TK)/Bustanul Athfal (BA), Raudatul Athfal (RA), kelompok bermain, taman penitipan anak, PAUD, dan Lembaga lainnya. Angka partisipasi murni prasekolah adalah perbandingan antara jumlah siswa prasekolah (TK, RA, BA) usia 4-6 Tahun dengan jumlah penduduk usia 4-6 Tahun dan dinyatakan dalam persentase. Tabel. 2.3.1 APM Pendidikan Pra Sekolah Usia 4-6 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 20109 Uraian Data Jumlah Siswa Pra Sekolah Usia 4-6 Tahun Jumlah Penduduk Usia 4-6 Tahun APM (Persen) Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Tahun 2008 6.070 25.487
Tahun 2009 5.909 26.757
Tahun 2010 5.844 28.417
23.82
22.08
20.57
Grafik. 2.3.1 APM Pendidikan Pra Sekolah Usia 4-6 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Berdasarkan hasil pengumpulan data sektor pada tahun 2008 sampai 2010, Angka Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah di Kab. Polewali Mandar masih sangat rendah walaupun terdapat kenaikan dari 22.08% tahun 2009 menjadi 20.57% di tahun 2010. Hal ini menunjukkan adanya keinginan sebahagian orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke pendidikan prasekolah. 2.3.2
Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (7-12 Tahun) Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar adalah perbandingan antara siswa SD, usia 7-12 Tahun termasuk MI setara SD dan Ula dengan jumlah penduduk usia 7 – 12 Tahun dinyatakan dalam persentase.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
-8-
Tabel. 2.3.2 Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (7-12 Tahun) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010 Uraian Data
L
Siswa SD/MI Sederajat Usia 7-12 Th Penduduk Usia 7-12 Th
Tahun 2008 P Total
26.967
L
Tahun 2009 P Total
L
Tahun 2010 P Total
25.405 52.372 26.514 25.009 51.523 26.937
25.282
52.219
27.680 25.334 53.014 28.326 26.118 54.444 27.611
25.995
53.606
97.26
97.41
97.42 100.28 APM (Persen) Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
98.79
93.60
95.75
94.63
97.56
Grafik. 2.3.2 Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (7-12 Tahun) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 – 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Persentase partisipasi Sekolah Dasar usia 7 - 12 tahun di Kab. Polewali Mandar adalah 94.63% tahun 2009 dan 97.41% di tahun 2010. Berdasarkan tabel di atas, APM SD 7-12 tahun sudah melampaui target nasional sebesar 95%, ini menunjukkan bahwa penduduk usia 7-12 tahun hampir semuanya seudah bersekolah di jenjang Sekolah Dasar. 2.3.3
Angka Partisipasi Murni di Sekolah Lanjutan Pertama Nilai APM SMP yang tinggi menunjukkan partisipasi siswa SMP dan sederajat terhadap pendidikan usia resmi SMP. Nilai maksimum APM SMP adalah 100%. Pencapaian APM SMP Tahun 2010 sebesar 56.54%, hal tersebut menunjukkan bahwa masih ada sekitar 43.44% anak usia 13-15 tahun yang tidak bersekolah di tingkat SMP dan sederajat.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
-9-
Tabel. 2.3.3 APM SMP Usia 13-15 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010 Uraian Data
L
Tahun 2008 P Total
Siswa SMP/MTs Sederajat 7.779 8.031 15.810 Usia 13-15 Th 12.607 12.078 24.685 Penduduk Usia 13-15 Th APM (Persentase) 61.704 66.493 64.047 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
L
Tahun 2009 P Total
6.764
7.325
L
Tahun 2010 P Total
14.089 6.887
7.373
14.260
12.504 11.942 24.446 12.797 12.424 25.221 54.095 61.338 57.633 53.817 59.345 56.540
Grafik. 2.3.3 APM SMP Usia 13-15 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa APM SMP Usia 13-15 Tahun 2008 sebesar 64.047% dan 57.633% pada tahun 2009. Sampai akhir tahun 2010 masih terdapat 43.44% anak usia 13-15 Tahun yang tidak bersekolah di jenjang SMP sederajat, hal ini antara lain disebabkan adanya anak lulus SD/MI sederajat tetapi tidak melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs sederajat. 2.3.4
Angka Partisipasi Murni Anak Cacat Angka partisipasi murni anak tuna adalah perbandingan antara jumlah siswa SLB usia 7-15 Tahun dengan jumlah penduduk tuna usia 7-15 Tahun, dinyatakan dalam persentase. Indikator ini untuk memantau partisipasi anak cacat atau yang memiliki kebutuhan khusus dan sedang mengikuti pendidikan di Sekolah Luar Biasa. Data sektor Tahun 2007 dan 2008 hanya dapat mengumpulkan jumlah siswa di Jenjang SLB sebagai berikut :
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 10 -
Tabel. 2.3.4 Jumlah Anak Cacat usia 7-15 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010 Uraian Data Siswa Anak Cacat Usia 7-15 Th yang bersekolah di SLB Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
2.3.5
Tahun 2007 L P Total
Tahun 2008 L P Total
8
41
6
14
25
66
Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Mencapai Kelas V Proporsi murid kelas I yang berhasil mencapai kelas V adalah proporsi murid pada cohort murid kelas I sekolah dasar yang memasuki jenjang sekolah dasar pada Tahun ajaran tertentu dan berhasil mencapai kelas V dan dinyatakan dalam Persentase, digunakan untuk mengetahui berapa lama sistem pendidikan dapat mempertahankan siswa di sekolah baik dengan atau tanpa mengulang dan putus sekolah. Juga digunakan untuk mengukur hasil mengulang dan putus s ekolah pada efisiensi internal. Untuk melihat gambaran persentase murid kelas I yang berhasil mencapai kelas V di Kab. Polewali Mandar berdasarkan hasil pengumpulan data sektoral Tahun 20092010 dapat dilihat sebagai berikut : Tabel. 2.3.5 Proporsi Murid Kelas 1 yang Berhasil Mencapai Kelas V di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010 Tahun 2008 Uraian Data
Tahun 2009
L
P
Total
L
P
Siswa Kelas V SD/MI Sederajat
4.468
4.499
8.967
4.642 4.695 9.337
Siswa Kelas 1 SD/MI Sederajat (Th – 4)
4.852
4.528
Persentase
92.09
99.36
Tahun 2010 L
P
Total
4.535
4.438
8.973
9.380
5.952 5.453 11.405 4.811
4.518
9.329
95.60
77.99 86.10 81.87
98.23
96.18
Total
94.26
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 11 -
Grafik. 2.3.5 Proporsi Murid Kelas 1 yang Berhasil Mencapai Kelas V di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 – 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Persentase siswa kelas I yang bertahan sampai kelas V sampai 95.50% tahun 2008 dan turun menjadi 81.87% di akhir tahun 2009. Pada tahun 2010 sebanyak 3.82% anak tidak bertahan sampai dengan kelas V yang antara lain disebabkan adanya mutasi dan siswa yang putus sekolah. 2.3.6
Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Menamatkan Sekolah Dasar Indikator ini didapatkan dari perbandingan
jumlah siswa yang berhasil
meluluskan pendidikan pada jenjang SD/MI sederajat dengan jumlah penduduk usia 7-12 Tahun. Nilai proporsi siswa tingkat I yang berhasil menamatkan Sekolah Dasar yang tinggi menunjukkan makin sesuai antara siswa bersekolah dengan usia resmi. Seperti diketahui bahwa usia resmi masuk SD adalah 7 Tahun sehingga lulus SD seharusnya usia 12 Tahun. Dari data sektor Tahun 2007 dan 2009 didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel. 2.3.6 Proporsi Murid di Kelas I yang Berhasil Menamatkan Sekolah Dasar di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010 Tahun 2008 Uraian Data
Tahun 2009
Tahun 2010
L
P
Total
L
P
Total
L
P
Total
Lulusan SD/MI Sederajat
3.789
3.864
7.653
3.799
3.795
7.594
3.897
3.998
7.895
Penduduk Usia 12 Tahun
4.587
4.353
8.940
4.606
4.405
9.011
4.553
4.311
8.864
Persentase
82.60
88.77
85.60
82.48
86.15
84.27
85.59
92.74
89.07
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 12 -
Grafik. 2.3.6 Proporsi Murid di Kelas I yang Berhasil Menamatkan Sekolah Dasar di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 – 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Berdasarkan tabel di atas, Proporsi Murid Kelas I yang berhasil menamatkan Sekolah Dasar pada tahun 2008 sebesar 85.60% dan pada tahun 2009 sebesar 84.72%. Sampai dengan akhir tahun 2010 terdapat 10.93% penduduk usia 12 tahun yang tidak mengenyam pendidikan dasar atau tidak menyelesaikan pendidikan di SD/MI sederajat. 2.3.7
Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Menyelesaikan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Proporsi siswa tingkat I yang berhasil menyelesaikan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (Jenjang SD dan SMP) adalah banyaknya siswa tingkat 1 SD yang berhasil menyelesaikan Pendidikan 9 Tahun (tamat SMP termasuk MTs, Wustha/ setara SMP) pada Tahun tertentu terhadap jumlah penduduk berusia 15 Tahun. Berdasarkan hasil pengumpulan data sektoral di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 dan 2010 Proporsi Murid kelas I yang berhasil menyelesaikan pendidikan dasar sembilan Tahun dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut : Tabel 2.3.7 Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Menyelesaikan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun di Kab. Polewali MandarTahun 2008 - 2010 Uraian Data
L
Tahun 2008 P Total
Lulusan SMP/MTs 2.096 2.228 4.324 Sederajat Penduduk Usia 15 3.965 3.813 7.778 Tahun 52.86 58.43 55.59 Persentase Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
L
Tahun 2009 P Total
L
Tahun 2010 P Total
2.127
2.270
4.397
2.849
2.955
5.804
3.910
3.716
7.626
4.112
4.058
8.170
54.40
61.09
57.66
69.29
72.82
71.04
- 13 -
Grafik. 2.3.7 Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Menyelesaikan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun di Kab. Polewali MandarTahun 2008 - 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Dari Persentase 55.59% Tahun 2008 dan 57.66% pada Tahun 2009, dan terus meningkat menjadi 71.04% penduduk usia 15 tahun yang tidak menyelesaikan Pendidikan Dasar 9 tahun atau tamat SMP/MTs sederajat pada tahun 2010. 2.3.7.1
Angka Kelulusan SD Angka kelulusan dianggap perlu untuk memonitor kemajuan pencapaian target 3 MDGs guna memantau kemajuan siswa dalam menamatkan pendidikannya di SD/MI sederajat. Angka kelulusan adalah perbandingan antara siswa yang lulus jenjang tertentu terhadap siswa tingkat tertinggi pada jenjang yang sama dinyatakan dalam Persentase. Capaian pada Tahun 2008 – 2010 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 2.3.7.1 Angka Kelulusan SD di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010 Uraian Data
L
Tahun 2008 P Total
L
Tahun 2009 P Total
L
Tahun 2010 P Total
Lulusan SD/MI Sederajat
3.789
3.864
7.653
3.799
3.795
7.594
3.897
3.998
7.895
Siswa Tk.6 SD/MI Sederajat
3.855
3.918
7.773
4.114
4.225
8.339
4.289
4.333
8.622
Persentase
98.29
98.62
98.46
92.34
89.82
91.07
90.86
92.27
91.57
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 14 -
Grafik. 2.3.7.1 Angka Kelulusan SD di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Capaian Tahun 2008 sebesar 98.46% , Tahun 2009 sebesar 91.07% dan siswa Tk.6 SD/MI sederajat yang tidak lulus mengikuti ujian akhir pada jenjang SD/MI sederajat sebesar 8.43% pada Tahun 2010. 2.3.7.2 Angka Kelulusan SMP Angka kelulusan SMP adalah perbandingan antara siswa yang lulus jenjang tertentu terhadap siswa tingkat tertinggi pada jenjang yang sama. Indikator ini juga untuk memantau tingkat keberhasilan siswa menamatkan pendidikannya di jenjang SMP/MTs sederajat. Capaian dari data sektor yang dikumpulkan pada Tahun 2008 – 2010 adalah sebagai berikut : Tabel. 2.3.7.2 Angka Lulusan SMP di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010 Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Uraian Data Lulusan SMP/MTs Sederajat Siswa Tk.3 SMP/MTs Sederajat Persentase
L
P
Total
L
P
Total
L
P
Total
2.096
2.228
4.324
2.127
2.270
4.397
2.849
2.955
5.804
2.836
2.930
5.766
2.753
2.968
5.721
3.528
3.547
7.075
73.91
76.04
74.99
77.26
76.48
76.86
80.75
83.31
82.04
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 15 -
Grafik. 2.3.7.2 Angka Lulusan SMP di Kab. Mandar 2010
Polewali Tahun 2008 –
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Pada tahun 2008 sebanyak 74.99% dan 76.86% di tahun 2009, sedangkan anak lulus di SMP/MTs sederajat. Terdapat penurunan 7.96% siswa SMP/MTs sederajat yang lulus tahun 2010. 2.3.8
Angka Putus Sekolah Angka Putus Sekolah memberikan gambaran mengenai efisiensi proses belajarmengajar dan merupakan indikator proses dalam pendidikan. Dengan mengetahui Angka Putus Sekolah, dapat dilakukan upaya pencegahan bagi siswa yang memiliki potensi untuk putus sekolah, dan mengembalikan ke sekolah bagi anak yang putus sekolah. Angka putus sekolah di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010 sebagai berikut: Tabel. 2.3.8 Angka Putus Sekolah di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 – 2010 Uraian Data Siswa Putus Sekolah SD/MI Sederajat Siswa Seluruhnya SD/MI Sederajat Persentase
Tahun 2008 L P Total 178
83
261
Tahun 2009 L P Total 154
120
274
Tahun 2010 L P Total 225
208
30.420 28.686 59.106 27.076 25.546 52.622 30.308 28.744 0.59
0.29
0.44
0.57
0.47
0.52
0.74
0.72
433 59.052 0.73
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 16 -
Grafik. 2.3.8 Angka Putus Sekolah di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 – 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Tabel di atas menunjukkan capaian bahwa tidak sampai 1% dari total siswa yang putus sekolah, dilihat dari Persentase sangatlah kecil, namun dari angka absolutnya ini juga memprihatinkan. Proses belajar mengajar di sekolah serta faktor Lingkup sangatlah mendukung agar siswa dapat terus bersekolah. 2.3.9
Angka Melanjutkan ke SMP Angka melanjutkan ke SMP adalah perbandingan antara lulusan jenjang SD/MI sederajat terhadap siswa baru tingkat 1 pada jenjang SMP/MTs sederajat yang dinyatakan dalam persentase. Indicator ini untuk menggambarkan kemajuan siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP/MTs sederajat setelah lulus dari jenjang pendidikan SD/MI Sederajat. Angka melanjutkan ke SMP di Kab. Polewali Mandar dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel. 2.3.9 Angka Melanjutkan ke SMP di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 – 2010 Tahun 2008 Uraian Data
Tahun 2009
Tahun 2010
L
P
Total
L
P
Total
L
P
Total
3623
3794
7417
3.731
3.794
7.525
3.434
3.572
7.006
3789
3864
7653
3.799
3.795
7.594
3.897
3.998
7.895
95.62 98.19 Persentase Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
96.92
98.21
99.97
99.09
88.12
89.34
88.74
Siswa Baru SMP/MTs Sederajat Jumlah Lulusan SD/MI Sederajat
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 17 -
Grafik. 2.3.9 Angka Melanjutkan ke SMP di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 – 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Persentase yang tinggi menunjukkan tingginya lulusan SD/MI sederajat yang melanjutkan ke tingkat SMP/MTs sederajat. Capaian kurang dari 100% menunjukkan bahwa masih ada lulusan SD/MI sederajat yang tidak melanjutkan ke jenjang SMP/MTs sederajat. 2.3.10
Angka Melanjutkan ke SM Indikator ini juga untuk memantau siswa yang menyelesaikan pendidikan dasar dan melanjutkan ke pendidikan menengah. Angka melanjutkan ke SM adalah perbandingan Siswa Baru di tingkat SMA/MA sederajat dengan banyaknya lulusan SMP/MTs sederajat. Capaian di bawah 100% menunjukkan bahwa adanya siswa yang menyelesaikan pendidikan dasar tidak melanjutkan ke pendidikan menengah. Capaian Tahun 2008 – 2010 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 2.3.10 Angka Melanjutkan ke SM di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010 Uraian Data
L
Tahun 2008 P Total
L
Tahun 2009 P Total
Siswa Baru SMA/MA 2494 2631 5125 2.662 Sederajat Lulusan SMP/MTs 2096 2228 4324 2.127 Sederajat 118.99 118.09 118.52 125.15 Persentase
L
Tahun 2010 P Total
2.740
5.402
2.735
2.713
5.448
2.270
4.397
2.849
2.955
5.804
120.70
122.86
96.00
91.81
93.87
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 18 -
Grafik. 2.3.10 Angka Melanjutkan ke SM di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Capaian Pada tahun 2008 sebesar 118.52%, pada tahun 2009 sebesar 122.89%. Hal ini disebabkan pencatatan yang kurang bagus pada tingkat kecamatan, selain itu terdapat siswa baru tingkat 1 pada jenjang SMA/MA sederajat yang bukan lulusan SMP/MTs sederajat dari Kab. Polewali Mandar. Adanya Subsidi Sekolah Menengah yang tidak berlaku di Kab. sekitar menjadi salah satu factor adanya siswa dari kabupaten luar yang bersekolah di Kab. Polewali Mandar. Selain itu juga di tahun 2010 pencatatan data siswa di tiap sekolah untuk menghitung capaian indikator ini hanya akan digunakan yang berbasis kecamatan di Kab. Polewali Mandar, siswa dari kabupaten lain tidak akan di ikutkan dalam penghitungan capaian.
2.4
Kesehatan
2.4.1
Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran status kelangsungan hidup di suatu wilayah. AKI diperoleh dari Jumlah Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian ibu di Kab. Polewali Mandar dinyatakan dalam bentuk jumlah karena jumlah kelahiran hidup tidak mencapai 100.000. Di Tahun 2007 ada sekitar 6.985 kelahiran hidup dan pada Tahun 2008 ada 6.839 kelahiran hidup. Pada Tahun 2009 sebanyak 7.172 kelahiran hidup dan
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 19 -
pada Tahun 2010 ada 7.193 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil pengumpulan data sektor dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 2.4.1 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 - 2010 Kecamatan
2007 Tinambung 0 Balanipa 2 Limboro 0 Tubbi Taramanu 1 Allu 4 Campalagian 2 Luyo 1 Wonomulyo 0 Mapilli 1 Tapango 0 Matakali 1 Bulo Polewali 1 Binuang 1 Anreapi 1 Matangnga 0 Kab. Polewali Mandar 15 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Jumlah Kematian Ibu 2008 2009 2010 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 1 0 3 3 2 0 2 1 1 1 1 2 1 1 2 0 2 1 0 2 1 3 1 1 2 2 0 0 0 0 0 17 12 13
Berdasarkan tabel di atas, jumlah Kematian Ibu di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 sebanyak 15 kematian dan pada Tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 17 kematian, Tahun 2009 turun menjadi 12 kematian dan Tahun 2010 naik menjadi 13 kematian. Bila dibandingkan dengan standar Nasional (MDGs) yaitu 250 per 100.000 kelahiran hidup dikali dengan kelahiran hidup Tahun 2007 di Polewali Mandar sebesar 6.985 maka diperoleh jumlah batasan sebesar 17, Namun demikian target ini harus diturunkan sampai 3/4nya diTahun 2015, jadi posisi normalnya adalah hanya sekitar 5 kematian ibu. Posisi kematian di Polewali Mandar sebanyak 15 kematian masih terlalu tinggi, demikian juga kematian di Tahun 2008 dan 2009 masih terlalu tinggi, bila dibandingkan dengan batasan Target MDGs. 2.4.2
Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi adalah Angka Kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup yang dapat memberikan gambaran salah satu indikator status kelangsungan hidup di suatu wilayah. Angka Kematian Bayi di Kab. Polewali Mandar per 6.985 kelahiran
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 20 -
hidup di Tahun 2007 dan per 6.839 kelahiran hidup di Tahun 2008 serta 7.172 kelahiran hidup di Tahun 2009. Dan Tahun 2010 ada 7.193 kelahiran hidup, berdasarkan pengumpulan data sektor dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.4.2 Angka Kematian Bayi (AKB) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 - 2010 Jumlah Kematian Bayi 2007 2008 2009 Tinambung 0 1 9 Balanipa 2 7 8 Limboro 0 1 0 Tubbi Taramanu 0 2 2 Allu 5 4 1 Campalagian 11 5 5 Luyo 3 6 15 Wonomulyo 10 13 12 Mapilli 1 1 4 Tapango 3 4 4 Matakali 3 5 8 Bulo 1 Polewali 3 4 16 Binuang 3 5 11 Anreapi 2 3 2 Matangnga 0 0 0 Kab. Polewali Mandar 46 61 98 Sumber: Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
2010 5 8 0 4 3 7 8 9 7 5 10 2 9 13 5 1 96
Berdasarkan batasan Capaian Indikator MDGs Angka Kematian Bayi diharapkan berada dibawah 35 per 1000 kelahiran hidup. Dengan jumlah kematian di Kab. Polewali Mandar diTahun 2010 sebanyak 96 dibagi dengan jumlah kelahiran hidup 7.193 di kali 1000 ribu maka diperoleh 13 kematian, masih berada dibawah standar MDGs. 2.4.3
Angka Kematian Anak Balita (AKABA) Angka Kematian Anak Balita (AKABA) adalah Angka Kematian anak balita per 1.000 kelahiran hidup yang dapat memberikan gambaran salah satu indikator status kelangsungan hidup di suatu wilayah. Angka Kematian anak balita di Kab. Polewali Mandar per kelahiran hidup diTahun 2007 - 2010 berdasarkan pengumpulan data sektor dapat dilihat pada tabel berikut:
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 21 -
Tabel. 2.4.3 Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 - 2010 Jumlah Kematian Anak Balita 2007 2008 2009 2010 Tinambung 0 0 0 0 Balanipa 1 0 0 0 Limboro 0 0 0 0 Tubbi Taramanu 1 1 0 0 Allu 1 0 3 0 Campalagian 0 0 0 1 Luyo 2 0 0 0 Wonomulyo 0 0 0 0 Mapilli 0 0 0 0 Tapango 0 1 0 0 Matakali 0 0 0 0 Bulo 0 3 Polewali 1 0 0 0 Binuang 0 1 0 0 Anreapi 0 0 0 0 Matangnga 0 0 0 0 Kab. Polewali Mandar 6 3 3 4 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
2.4.4
Persentase Balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) Balita dengan BGM (Bawah Garis Merah) adalah balita dengan berat badan menurut umur (BB/U) berada dibawah garis merah pada KMS (Kartu Menujuh Sehat). Persentase balita dengan BGM di Kab. Polewali Mandar berdasarkan hasil pengumpulan data sektor dari Tahun 2007 - 2010 dapat dilihat pada gambar grafik berikut : Grafik. 2.4.4 Persentase Balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 - 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 22 -
Pada Tahun 2010 persentase Balita dengan BGM - KMS adalah 3.2%. mengalami penurunan bila dibandingkan dengan presentase 3 Tahun terakhir. Capaian ini sebagaimana capaian dari Tahun 2007-2010 sudah dibawah target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang merupakan kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten yakni
<15 %. Untuk melihat persentase
Balita BGM pada masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut : Tabel. 2.4.4 Persentase Balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 - 2010 % BALITA BGM 2007 2008 2009 Tinambung 1.7 13.6 2.9 Balanipa 4.2 1.5 5.6 Limboro 2.2 1.1 3.0 Tubi Taramanu 0.5 6.4 3.6 Allu 4.4 3.2 0.7 Campalagian 14.6 5.8 3.5 Luyo 1.2 6.2 3.2 Wonomulyo 0.7 1.3 1.1 Mapili 4.7 1.7 0.8 Tapango 1.1 5.0 4.1 Matakali 0.4 1.1 2.2 Bulo 6.4 Polewali 2.9 0.8 4.0 Biruang 3.6 3.2 16.7 Anreapi 3.1 7.9 6.4 3.1 Matangnga 2.7 6.4 3.8 Kab. Polewali Mandar 3.2 3.6 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
2010 2.92 5.63 2.84 3.34 2.66 2.38 5.36 2.76 3.06 2.84 5.33 3.22 1.27 4.09 0.85 6.12 3.17
Terlihat pada Tabel diatas persentase BGM di masing masing kecamatan sudah dibawah target SPM. Namun jika dilihat persentase tertinggi Balita BGM di Tahun 2010 yang berada diatas capaian kabupaten dan masih perlu mendapat perhatian adalah Kec. Balanipa (5.62%), Kec. Luyo (5,36%), Kec. Matakali (5.33 %) dan Kec. Matangga 6.12 % Salah satu sebab terjadinya Berat Badan BGM - KMS di daerah ini adalah intake zat gizi makanan kurang dan ketidaktahuan ibu - ibu balita tentang gizi balita. Oleh karena itu perlu upaya peningkatan pelayanan kesehatan di wilayah tersebut dengan meningkatkan program perbaikan gizi, Penyuluhan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi yang lebih diintensifkan.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 23 -
2.4.5
Proporsi Anak yang di Imunisasi Campak Sebelum Usia 1 Tahun Imunisasi Campak memberikan kekebalan Aktif terhadap penyakit campak, imunisasi ini diberikan sebayak 2 kali yakni pada usia 9 bulan (sebelum usia 1 Tahun dan campak 2 pada usia 5 - 7 Tahun. Proporsi yang diimunisasi campak pada usia 9 bulan di Kab. Polewali Mandar berdasarkan hasil pengumpulan data sektor dapat dilihat selama Tahun 2007-2010 pada grafik berikut : Grafik. 2.4.5 Proporsi Anak yang di Imunisasi Campak Sebelum Usia 1 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 – 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Persentase anak usia 9 bulan yang diimunisasi Campak di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 adalah 92.44%, kalau diproporsikan dari 100 anak usia bayi 9 bulan, 92 bayi diantaranya telah diimunisasi campak dan 8 bayi yang belum diimunisasi campak. Capaian ini telah berada diatas standar pelayanan minimal (SPM) yang dipersyaratkan yaitu 80%. Hanya Tahun 2007 dan Tahun 2009 yang capaiannya dibawah target SPM. Pencapaian tersebut dapat juga menunjukkan pencapaian target imunisasi lengkap. Untuk melihat persentase Cakupan Imunisasi Campak di tiap kecamatan selama Tahun 2007 - 2010 adalah :
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 24 -
Tabel. 2.4.5 Anak yang di Imunisasi Campak sebelum Usia 1 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 – 2010 % Imunisasi Campak 2007 2008 2009 2010 Tinambung 73.7 74.05 99.8 80.35 Balanipa 79.6 89.31 65.0 67.04 Limboro 94.8 31.66 86.8 78.97 Tubbi Taramanu 36.6 86.01 0 100.0 Allu 100.0 99.40 92.3 100.0 Campalagian 100.0 60.62 37.8 100.0 Luyo 62.2 83.48 42.0 100.0 Wonomulyo 100.0 100.00 79.1 95.50 Mapilli 43.0 100.00 81.4 83.20 Tapango 79.6 100.00 87.3 100.0 Matakali 100.0 100.00 82.6 87.27 Bulo 100 100.0 Polewali 100.0 99.66 78.1 97.67 Binuang 84.2 84.31 100 94.83 Anreapi 100.0 54.55 71.9 100.0 Matangnga 22.7 85.12 9.7 89.81 Kab. Polewali Mandar 73.5 85.12 75.3 92.44 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
Dari tabel diatas Pemberian Imunisasi campak hanya kecamatan Balanipa yang belum mencapai target 80%. 14 Kecamatan lainnya telah berada diatas 80%. Tingginya capaian disebabkan sistem ditsribusi vaksin campak dari Propinsi ke Kabupaten dan ke Puskesmas sudah berjalan dengan baik, dimana Tahun-Tahun sebelumnya selalu mengalami keterlambatan sampai ke pusat-pusat pelayanan puskesmas dan jaringannya. 2.4.6
Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Berat Badan Bayi Lahir Rendah adalah bayi yang lahir mempunyai berat badan Kurang dari 2,5 Kg. Penyebabnya adalah Kekurangan suplai zat gizi dari ibu ke pada janin pada masa kehamilan, karena sang ibu menderita kekurangan energi kronis atau ketidak tahuan ibu dalam konsumsi makanan yang tepat (kualitas dan kuantas zat gizi)
pada masa kehamilan.
Terjadinya BBLR adalah faktor resiko
terjadinya
kematian pada bayi umur yang sangat dini atau lebih lanjut cenderung akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan di bawah normal. Berbagai studi mengungkapkan bahwa anak yang dilahirkan dengan BBLR mengalami gangguan fungsi kognitif dan kecerdasan inteletual pada masa usia sekolah sehingga mengalami kesulitan belajar.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 25 -
Pemenuhan kebutuhan gizi pada masa kehamilan dan/atau janin merupakan modal dasar bagi tumbuh kembang anak pada usia selanjutnya. Terpenuhinya zat gizi bagi pertumbuhan janin tergantung pada konsumsi zat gizi, status gizi dan kesehatan ibu hamil. Selain faktor gizi, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan juga dipengaruhi oleh faktor psikososial ibu hamil. Gambaran Persentase Berat Badan Balita Waktu lahir Di Kab. Polewali Mandar berdasarkan hasil pengumpulan data sektoral MDGs Tahun 2007 - 2010 dan gambaran perkecamatannya, menunjukkan bahwa hampir setiap Tahunnya dalam setiap 100 Kelahiran terdapat 2 bayi lahir dengan BBLR. Untuk melihat persentase BBLR pada masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.4.6 Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 – 2010 KECAMATAN Tinambung Balanipa Limboro Tubi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapili Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga
% Berat Bayi Lahir Rendah 2007 2008 2009 2010 4.61 3.48 0.99 3.51 2.86 0.97 2.51 2.36 1.04 0.95 0.53 1.47 0.64 3.19 4.53 2.80 3.39 0.93 1.87 1.89 2.24 2.42 0.26 0.74 1.44 1.28 2.92 2.70 4.54 3.51 4.27 3.19 0.81 1.08 0.39 0.39 1.04 1.48 3.44 0.74 3.65 1.63 2.90 3.32 0.71 6.66 3.28 2.58 2.86 1.95 4.01 6.72 1.52 3.35 1.94 1.00 0.00 1.49 4.23 1.22 1.25 3.51
Kab. Polewali Mandar 2.09 2.21 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
2.15
2.95
Hanya Kec. Bulo dari 16 Kecamatan yang ada di Kab. Polewali Mandar, yang menunjukkan capaian bayi BBLR Lebih Tinggi dari kecamatan lainnya yaitu 9.66% dan 7 kecamatan lainnya ( Kec. Tinambung, Kec. Allu, Kec. Wonomulyo, Kec. Matakali, Kec. Polewali, Kec. Binuang dan Kec. Anreapi) masih berada diatas capaian
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 26 -
kabupaten dimana masih sangat perlu mendapat perhatian, terutama pemenuhan zat gizi bagi pertumbuhan janin yang sangat dipengaruhi konsumsi zat gizi, status gizi dan kesehatan ibu hamil. Selain faktor gizi, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan juga dipengaruhi oleh faktor psikososial ibu hamil. Oleh karena itu perlu upaya peningkatan pelayanan kesehatan di wilayah tersebut dengan meningkatkan program seperti Penyuluhan bagi Ibu Hamil tentang pentingnya Pemenuhan kebutuhan gizi pada masa kehamilan dan/atau janin yang merupakan modal dasar bagi tumbuh kembang anak pada usia selanjutnya dan yang paling penting adalah penanganan pada bayi yang BBLR seluruhnya sesuai target SPM.
Gambar. 2.4.6 Peta Wilayah dengan Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Kecamatan Diatas dan Dibawah Capaian di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Kab . M am as a
B u lo M a ta n g a T u ta r
Kab . P inran g Sul- Se l Tapango An re a p i A l lu
Ba tu p a n g a
M a t a k a li
M a p ill i
W o n o m u ly o P o l e w a li
B in u a n g
C a m p a la g i a n
L im b o r o B a l a n ip a T in a m b u n g
Kab . M a jen e
Te luk M an da r Jalan Pro p ins i
L okas i Pu ske sm as B GM - KM S dia ta s Ka b. (> 2. 95 % ) = pe rlu pe rh atian BG M – KM S d ibaw ah kab. (< 2. 95 % )= dip e rtaha nkan
2.4.7
Pemantauan Pertumbuhan Menggunakan Data SKDN Data SKDN : (S) adalah Seluruh balita yang ada di wilayah kerja, (K) adalah Jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS atau buku KIA, (D) adalah jumlah seluruh balita yang Ditimbang, (N) adalah balita yang naik berat badannya sesuai dengan garis pertumbuhan. Persentase N/D merupakan indikator yang digunakan Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 27 -
untuk melihat keberhasilan program dan dapat menunjukan wilayah-wilayah dengan tingkat konsumsi makanan yang rendah, yang oleh karenanya terjadi penurunan atau tidak naik berat badan pada balita. Persentase balita yang naik berat badannya sesuai garis pertumbuhan dari seluruh balita yang ditimbang pada Tahun 2010 di Kab. Polewali Mandar adalah 73.85% naik sesuai garis pertumbuhan. Untuk melihat gambaran pemantauan pertumbuhan dengan menggunakan Persentase N/D di tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.4.7 Persentase Balita yang Naik Berat Badannya Sesuai Garis Pertumbuhan di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 - 2010 % Naik Sesuai Garis Pertumbuhan 2007 2008 2009 2010 Tinambung 56.96 85.84 69.4 75.84 Balanipa 88.67 77.66 50.0 88.60 Limboro 49.53 56.14 44.8 52.79 Tubbi Taramanu 59.90 77.46 57.5 70.73 Allu 58.55 58.62 44.4 57.72 Campalagian 48.94 54.47 22.0 56.40 Luyo 86.72 87.65 50.8 74.40 Wonomulyo 67.17 66.04 54.1 78.49 Mapilli 50.98 62.80 30.9 67.62 Tapango 82.95 80.10 52.1 73.96 Matakali 65.91 72.08 45.0 68.25 Bulo 21.4 61.39 Polewali 75.77 74.53 75.2 92.82 Binuang 66.29 65.34 45.2 68.69 Anreapi 88.63 71.17 49.0 60.26 Matangnga 59.84 73.71 31.1 73.98 Kab. Polewali Mandar 68.17 71.37 47.2 73.85 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
Dari Tabel diatas pencapaian N/D di Kab. Polewali Mandar yang hanya sebesar 73,59%, capaian tersebut belum mencapai target SPM yaitu 80%. Kalau dilihat perwilayah kecamatan, hanya ada 2 kecamatan ( Kec. Balanipa dan Kec. Polewali)
yang capainnya berada di atas 80%. Hal ini menunjukan bahwa
pertumbuhan berat badan balita di sebagian besar wilayah di Kab. Polewali Mandar masih belum berjelan sesuai dengan pola pertumbuhan yang normal pada Kartu Menujuh Sehat.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 28 -
Grafik. 2.4.7 Jumlah Kecamatan dengan N/D di Atas 80% dan di Bawah 80% di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Upaya-upaya untuk meningkatkan cakupan N/D diatas 80% terutama 13 kecamatan diantaranya : Penyuluhan Pemberian Gizi pada Balita, dan pemberian makanan tambahan perlu ditingkatkan serta program lainnya yang dapat menekan jumlah balita yang berat badannya tidak sesuai dengan garis pertumbuhan.
2.4.8
Cakupan Kunjungan Bayi Kunjungan bayi adalah kunjungan bayi umur 1 - 12 Bulan termasuk neonatus umur 1 – 28 hari untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 4 kali (bayi), 2 kali (Neonatus) di satu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Grafik. 2.4.8 Proporsi Kunjungan Bayi dengan Pelayanan Kesehatan Standar di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 - 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 29 -
Tabel. 2.4.8 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 – 2010 % Kunjungan Bayi 2007 2008 2009 Tinambung 100.0 97.02 84.2 Balanipa 100.0 93.72 79.8 Limboro 100.0 94.41 96.1 Tubbi Taramanu 85.7 62.14 49.0 Allu 84.2 88.79 77.1 Campalagian 100.0 98.96 68.8 Luyo 80.6 92.71 83.8 Wonomulyo 100.0 98.36 85.5 Mapilli 100.0 93.10 95.8 Tapango 100.0 97.94 60.5 Matakali 98.5 81.03 80.3 Bulo 59.0 Polewali 95.4 93.39 85.4 Binuang 100.0 99.81 83.5 Anreapi 100.0 95.02 79.0 Matangnga 100.0 95.00 52.3 Kab. Polewali Mandar 96.60 93.60 79.19 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
2010 88.55 72.85 87.44 44.93 80.26 83.80 100 97.40 92.49 83.84 84.32 85.16 83.02 92.63 83.58 73.15 84.55
Di Tahun 2010 kunjungan semua bayi dalam pemeriksaan kesehatan 4 kali minimal dengan capaian yang diinginkan 90%, hanya di 3 Kecamatan yang telah mencapainya yaitu : Kec. Wonomulyo (97.40%), Kec. Mapilli (92.49%), Kec. Luyo (100%) dan Kec. Binuang (92.63%). Hal ini disebabkan karena penyebaran tenaga kesehatan khususnya bidan dan kompetensi klinis pemeriksaan kesehatan bayi yang kurang dan belum merata di wilayah tersebut. Oleh Karena itu Program peningkatan kompetensi klinis pemeriksaan bayi dan pemerataan penempatan tenaga, khususnya tenaga kesehatan Bidan dengan prioritas wilayah yang cakupan kunjungan bayi masih rendah. 2.4.9
Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Balita Pemberian
Vitamin
A
pada
Balita
dapat
mencegah
terjadinya
kelainan/penyakit pada mata (Xeroftalmia). Kata Xeroftalmia berarti “mata kering” (Bahasa Mandar : Buta Rarang) karena terjadi kekeringan pada selaput lendir (konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata dan apabila tidak segera diobati dapat menimbulkan kebutaan, Pemberian Vitamin A diberikan setiap 6 bulan sekali yaitu tiap bulan Februari dan Agustus setiap Tahunnya.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 30 -
Persentase Balita yang diberi Vitamin A Dosis tinggi Tahun 2010 di Kab. Polewali Mandar adalah sebanyak 87.19 % dari target 80 %. Untuk melihat Persentase Balita yang diberi Vitamin A dosis tinggi menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.4.9 Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 – 2010 Kecamatan Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar
% Pemberian Vitamin A 2007 2008 2009 2010 97.1 91.65 91.22 90.21 95.7 95.16 76.77 75.93 100.0 97.55 96.01 69.76 95.7 88.91 75.20 63.42 99.2 98.03 96.01 93.49 81.6 87.13 88.51 85.54 97.1 95.91 84.00 81.09 96.9 98.63 99.62 95.67 83.3 81.96 80.27 86.08 99.3 97.92 98.37 84.61 100.0 93.02 100.0 92.39 83.00 100 100.0 97.23 98.21 100 95.5 92.82 92.45 95.50 100.0 90.58 92.13 100 90.0 88.36 89.58 66.96 93.0 92.83 90.74 87.19
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Tabel diatas memberikan gambaran persentase pemberian Vitamin A pada tiap kecamatan, dari 15 Kecamatan hanya 4 kecamatan yang belum mencapai target 80%, yaitu Kec. Balanipa, Kec. Limboro, Kec. Tubbi Taramanu dan Kec. Matangnga. Namun demikian secara keseluruhan di Tahun 2010 telah mencapai target dalam pelaksanaan program Pemerintah yakni pemberian kapsul Vitamin A secara periodik pada bulan februari dan agustus di Kab. Polewali Mandar. 2.4.10
Cakupan Pemberian ASI Ekslusif ASI adalah makanan sekaligus minuman bernutrisi dan berenergi tinggi untuk bayi, mudah untuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu menyerapan nutrisi. Pada bulan-bulan awal, saat bayi dalam kondisi yang paling rentan, ASI eksklusif membantu melindunginya bayi dari diare, Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) - sindrom kematian tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan penyakit
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 31 -
infeksi lain yang biasa terjadi. Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan. Pemberian ASI Ekslusif adalah pemberian hanya Air Susu Ibu saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur enam bulan tanpa makanan atau minuman lain kecuali obat, vitamin dan mineral. Persentase Cakupan pemberian ASI Ekslusif di Kab. Polewali Mandar pada Tahun 2010 adalah sebanyak 55,2%, masih jauh dari target SPM yakni 80%. Dari Hasil pengumpulan data sektoral MDGs diatas menunjukkan bahwa masih kurangnya Ibu yang melakukan pemberian ASI Ekslusif (Asi saja) pada bayinya sampai dengan usia 6 Bulan. Untuk melihat Persentase Cakupan pemberian ASI Ekslusif menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.4.10 Persentase Cakupan Pemberian ASI Ekslusif di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 - 2010 % Pemberian ASI Ekslusif 2007 2008 2009 2010 Tinambung 0.0 38.61 54.0 49.46 Balanipa 0.0 17.51 48.2 53.75 Limboro 43.2 15.98 8.5 45.38 Tubbi Taramanu 29.1 31.16 29.7 39.13 Allu 39.1 38.83 48.4 34.63 Campalagian 80.8 28.79 37.5 75.84 Luyo 0.0 26.44 20.2 50.50 Wonomulyo 50.3 59.68 43.3 67.99 Mapilli 42.2 0.00 26.5 20.51 Tapango 19.6 23.06 18.0 52.18 Matakali 71.8 3.43 24.9 74.09 Bulo 62.7 86.26 Polewali 46.2 56.06 39.4 38.96 Binuang 57.3 44.59 46.3 65.16 Anreapi 1.9 23.00 40.0 87.56 Matangnga 58.9 53.27 72.9 44.44 Kab. Polewali Mandar 41.0 32.49 39.7 55.22 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
Dari Tabel diatas persentase pemberian Asi Ekslusif menunjukkan capaian yang bervariasi cakupan tertinggi ditahun 2010 di Kec. Anreapi 87.56 % dan yang terendah adalah Kec. Mapilli 20.51%. Capaian ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kesadaran Ibu untuk memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya. Faktor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 32 -
yang menyebabkan rendahnya cakupan tersebut terlihat dari adanya Kecamatan yang tidak melaporkan, serta pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh bidan/petugas kesehatan tidak mencakup seluruh wilayah kerja atau pencatatan tidak merata. Diperlukan upaya peningkatan pelayanan kesehatan dengan meningkatkan program seperti Penyuluhan bagi Ibu tentang pentingnya Pemberian ASI Ekslusif pada bayi serta perbaikan sistem Pencatatan dan Pelaporan di setiap Tingkatan. 2.4.11
Desa UCI Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah Desa / Kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi yang ada di Desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap pada satu kurun waktu tertentu. Persentase Desa/Kelurahan UCI di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2010 adalah 57.83 %, cakupan tersebut masih sangat jauh dari target SPM yakni 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa Dari 167 Desa/kelurahan di Kab. Polewali Mandar hanya 96 Desa/Kelurahan lebih atau sama dengan 80 % dari jumlah bayi yang ada di Desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap pada satu kurun waktu tertentu. Untuk Melihat cakupan di masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.4.11 Persentase Desa UCI di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 – 2010 Jumlah Desa UCI 2007 2008 2009 2010 Tinambung 0 0 6 6 Balanipa 0 4 4 4 Limboro 0 6 8 8 Tubbi Taramanu 0 0 0 0 Allu 5 5 7 7 Campalagian 0 8 6 6 Luyo 0 0 3 3 Wonomulyo 4 6 12 14 Mapilli 8 14 7 7 Tapango 0 6 9 9 Matakali 1 4 6 6 Bulo 7 7 Polewali 2 6 9 6 Binuang 0 5 7 4 Anreapi 0 2 3 8 Matangnga 0 1 0 0 Kab. Polewali Mandar 20 67 94 96 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
2007 0.0 0.0 0.0 0.0 83.3 0.0 0.0 28.6 57.1 0.0 16.7 22.2 0.0 0.0 0.0 15.2
% Desa UCI 2008 2009 0.0 75.0 40.0 36.4 60.0 72.7 0.0 0 83.3 87.5 57.1 33.3 0.0 27.3 42.9 85.7 100.0 58.3 60.0 64.3 66.7 85.7 77.8 66.7 100 71.4 70.0 40.0 60.0 25.0 0 50.8 56.6
2010 75.00 36.36 72.73 0.00 87.50 33.33 27.27 100 58.33 64.29 85.71 77.78 100 70 60 0 57.83
Jumlah Desa 2010
8 11 11 13 8 18 11 14 12 14 7 9 9 10 5 7 167
- 33 -
Dari Tabel diatas Desa/Kelurahan UCI pada masing masing kecamatan menunjukkan capaian yang
masih jauh dari target SPM yaitu 100%, hanya 2
Kecamatan yaitu : Kec. wonomulyo dan Kec. Polewali yang capaiannya 100%, yang laininya belum mencapai angka 100%. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya : Ketersediaan Vaksin dan tempat penyimpanan vaksin, Kondisi geografis yang sulit dijangkau serta, Penyebaran tenaga yang belum merata. Oleh karena itu Program Pelayanan Kesehatan dengan Pengadaan Vaksin yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, propinsi dan daerah yang sesuai dengan kebutuhan cakupan yang ada di wilayah menjadi prioritas agar cakupan desa UCI di tahun yang akan datang dapat mencapai target 100 %. 2.4.12
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan Pertolongan persalinan oleh Bidan Atau Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan yang biasa di sebut dengan persalinan nakes, presentasenya di Kab. Polewali Mandar Berdasarkan hasil pengumpulan data sektoral MDGs selama tahun 2007 - 2010 menunjukkan presentase yang cenderung naik, hasil terakhir di Tahun 2010 tercapai dengan proporsi 81.94% ditolong oleh tenaga kesehatan dan masih ada 18,06% masih ditolong oleh bidan atau tenaga non kesehatan misalnya dukun. Grafik. 2.4.12 Persalinan Tenaga Kesehatan dan Non Tenaga Kesehatan di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 - 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 34 -
Untuk melihat Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan Atau Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.4.12 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 – 2010 % Pertolongan Persalinan oleh Nakes 2007 2008 2009 2010 Tinambung 91,3 79,68 90.3 90.12 Balanipa 64,5 67,47 77.4 60.22 Limboro 87,3 86,18 100 82.40 Tubbi Taramanu 44,8 38,92 43.9 41.55 Allu 60,4 97,00 67.6 80.28 Campalagian 50,5 62,72 67.6 82.49 Luyo 54,4 57,02 68.1 62.85 Wonomulyo 90,4 94,89 93.4 97.95 Mapilli 57,7 50,84 88.4 88.85 Tapango 57,8 54,84 57.2 68.91 Matakali 82,0 80,87 79.3 85.43 Bulo 56.8 91.18 Polewali 74,2 85,03 97.2 91.13 Binuang 77,0 74,50 80.5 97.12 Anreapi 78,4 76,36 73.3 79.62 Matangnga 43,6 44,07 52.2 63.72 Kab. Polewali Mandar 68,7 71,87 77.17 81.94 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
Cakupan Pertolongan persalinan oleh Bidan Atau Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan menurut kecamatan yang cakupannya masih rendah dibawah 90% ada 11 kecamatan, 4 kecamatan lainnya telah mencapai target 90% yaitu Kec. Tinambung, Wonomulyo, Polewali, Binuang dan Bulo. Daerah yang cakupannya masih rendahnya disebabkan karena penyebaran tenaga kesehatan pada tiap daerah atau wilayah tidak merata disamping masih kurangnya tenaga kesehatan yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk serta adanya kecenderungan tenaga kesehatan lebih banyak ditempatkan atau berdomisili di daerah perkotaan. 2.4.13
Cakupan Kunjungan K4 Kunjungan K4 adalah Kunjungan pemeriksaaan kehamilan yang memenuhi standar paling sedikit empat kali dengan distribusi sekali pada Triwulan I dan II, Dua kali pada Triwulan III. Pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan pada Ibu hamil yang berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan atau Antenatal Care Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 35 -
(ANC) yang meliputi: Pemeriksaan kehamilan, Penimbangan Berat Badan, Pemberian Tablet Besi, pemberian Imunisasi TT. Persentase balita yang ibunya melakukan pemerikasaan kehamilan yang memenuhi K4 di Kab. Polewali Mandar selama empat tahun terakhir cenderung terlihat meningkat, capaian terakhir ditahun 2010 adalah 81.34% walaupun belum mencapai standar pelayanan minimal yang targetkan 95%, capaian ini sudah cukup mempengaruhi presentanse persalinan dengan ANC yang standar. Untuk melihat persentase cakupan kunjungan K4 pada tiap kecamatan di Kab. Polewali Mandar dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.4.13 Cakupan Kunjungan K4 di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 – 2010 % Kunjungan K4 2007 2008 2009 2010 Tinambung 90.5 76.33 73.7 82.80 Balanipa 61.0 83.22 98.4 77.28 Limboro 91.2 92.04 93.7 95.58 Tubbi Taramanu 49.5 52.32 63.5 51.97 Allu 78.3 79.33 84.3 88.77 Campalagian 57.8 65.01 75.2 100.0 Luyo 67.6 63.79 72.4 71.06 Wonomulyo 83.9 84.38 86.3 79.49 Mapilli 51.6 54.45 81.5 89.49 Tapango 89.7 75.60 84.0 90.20 Matakali 69.6 70.06 84.1 77.87 Bulo 75.0 83.33 Polewali 77.0 78.23 75.8 73.48 Binuang 70.1 77.57 76.1 80.72 Anreapi 83.4 89.55 100 81.02 Matangnga 75.6 51.69 63.0 61.81 Kab. Polewali Mandar 71.5 73.19 80.31 81.34 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
Persentase Kunjungan K4 menurut kecamatan pada umumya sudah menunjukkan diatas capaian kabupaten 81,34% kecuali di 7 kecamatan yakni : Kec. Balanipa (77.28%), Kec. Tubbi Taramanu (51.97%), Kec. Luyo (71.06%), Kec. Wonomulyo (79.49%), Kec. Matakali (77.87%), Kec. Polewali (73.48%) dan Kec. Matang (61.81%). Adanya perbedaan pada daerah tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi, diantaranya tingkat pengetahuan Ibu hamil yang masih rendah, Penyebaran tenaga Kesehatan yang memiliki kompotensi yang belum merata serta kondisi geografis daerah yang sulit dijangkau.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 36 -
2.4.14
Cakupan Pelayanan Nifas Ibu Nifas adalah ibu Nifas 6 jam pasca persalinan sampai dengan 42 hari yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standar. Grafik. 2.4.14 Cakupan Pelayanan Nifas di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 - 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Pada grafik diatas Persentase Cakupan Pelayanan Nifas Kab. Polewali Mandar dari Tahun 2007 - 2010 walau belum mencapai standar pelayanan minimal 90% cenderung terlihat meningkat dari tahun ke tahun.
Untuk melihat persentase Cakupan Pelayanan Nifas pada kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.4.14 Cakupan Pelayanan Nifas di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 – 2010 % Pelayanan Nifas 2007 2008 2009 Tinambung 64.6 75.21 80.6 Balanipa 32.2 64.99 80.1 Limboro 92.2 84.56 95.1 Tubbi Taramanu 51.8 40.97 38.3 Allu 54.0 60.98 71.4 Campalagian 49.5 63.85 63.7 Luyo 78.7 77.13 91.5 Wonomulyo 85.0 89.30 84.8 Mapilli 52.5 63.19 88.9 Tapango 61.1 57.59 58.4 Matakali 78.8 69.28 78.0 Bulo 53.3 Polewali 68.7 72.83 84.6 Binuang 81.9 79.26 81.9 Anreapi 86.7 81.43 70.5 Matangnga 56.4 62.83 26.5 Kab. Polewali Mandar 65.8 70.84 73.6 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
2010 76.13 73.30 81.17 48.79 80.62 76.44 78.87 85.93 78.75 71.85 79.13 67.65 77.24 87.38 70.62 69.03 77.16
- 37 -
Persentase Cakupan Pelayanan Nifas menurut kecamatan yang menunjukkan dibawah capaian Kabupaten 77.16%, ada 8 Kecamatan dari 15 kecamatan, hanya 7 kecamatan yang berada di atas capain kabupaten.. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi, diantaranya Penyebaran tenaga Kesehatan yang memiliki kompotensi yang belum merata serta kondisi geografis daerah yang sulit dijangkau. 2.4.15
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani adalah ibu hamil dengan komplikasi di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit pemerintah/swasta dengan fasilitas PONED dan PONEK (Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar dan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Komprehensif). Persentase Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani Di Kab. Polewali Mandar tahun 2010 adalah 93.3% dari Target 80% Untuk melihat gambaran pada tiap kecamatan dapat dilihat pada grafik berikut : Tabel. 2.4.15 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 - 2010 % Komplikasi Kebidanan yang ditangani 2007 2008 2009 2010 Tinambung 74.0 81.19 62.07 100 Balanipa 43.6 82.91 62.00 100 Limboro 19.1 48.24 64.37 100 Tubbi Taramanu 17.3 50.00 66.67 42.17 Allu 63.9 66.67 75.00 93.75 Campalagian 35.3 47.76 70.65 85.49 Luyo 47.2 73.73 62.64 100 Wonomulyo 32.6 81.37 68.33 100 Mapilli 21.1 60.26 66.67 100 Tapango 23.3 41.41 80.19 64.86 Matakali 38.0 81.25 61.11 100 Bulo 84.62 88.24 Polewali 25.2 100.00 67.83 100 Binuang 67.1 94.66 83.39 100 Anreapi 54.6 93.18 93.18 100 Matangnga 20.3 58.33 75.00 100 Kab. Polewali Mandar 37.5 72.25 69.45 93.03 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 38 -
Dari Tabel diatas hanya 2 Kecamatan yang belum mencapai target 80 % yakni : Kec. Tubbi Taramanu (42.17%) dan Kec. Tapango (64.86%). Pencapaian dibawah target ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya, kurangnya sarana pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan sesuai dengan standar dan dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih di kedua kecamatan tersebut dan penyebaran tenaga kesehatan yang berkompotensi yang belum merata serta kondisi geografis daerah yang sulit dijangkau. 2.4.16
Prevalensi Malaria dan Angka Kematiannya Prevalensi Malaria atau angka kesakitan Malaria adalah banyaknya kasus malaria yang baru maupun yang lama yang dihitung per- 10.000 penduduk. Tabel. 2.4.16 Prevalensi Malaria di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 - 2010 Jumlah Prevalensi Malaria 2007 2008 2009 2010 Tinambung 15 19 2 4.03 Balanipa 55 47 0 0.83 Limboro 0 0 0 6.48 Tubbi Taramanu 3 3 0 0 Allu 0 0 0 1.67 Campalagian 21 0 8 0.19 Luyo 20 22 0 0.37 Wonomulyo 31 13 25 0 Mapilli 0 0 0 0 Tapango 0 0 0 0 Matakali 42 11 0 1.41 Bulo 5 0 Polewali 6 34 8 2.01 Binuang 72 0 2 0 Anreapi 0 0 0 0 Matangnga 0 0 0 0 Kab. Polewali Mandar 21 12 5 1.14 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
Pada tabel prevalensi malaria di Kab. Polewali Mandar selama tahun 2007 2010 ini menunjukkan bahwa di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2007 prevalensi malaria mencapai 21 kasus per 10.000 penduduk dan pada tahun 2008 terjadi penurunan prevalensi malaria yaitu 12 kasus per 10.000 penduduk. Dan pada tahun 2009 terjadi lagi penurunan menjadi 5 per 10.000 penduduk. Dan turun lagi ditahun 2010 yaitu menjadi 1.41.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 39 -
Keberhasilan dalam menurunkan prevalensi malaria di Kab. Polewali Mandar ini tidak terlepas dari program pencegahan dan penanggungalan penyakit malaria yang dicanangkan pemerintah kabupaten Polewali
Mandar melalu
foggingisasi kasus-kasus malaria yang ditemukan dan survei jentik dilokasi tertentu untuk program pencegahan dan penanggulangan penyakit malaria melalui partisipasi masyarakat. Namun demikian lokasi-lokasi yang masih dikatakan endemik seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini, perlu mendapat perhatiab lebih. Gambar. 2.4.16 Peta Wilayah dengan Endemik Malaria di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 K a b . M a m a sa
B u lo M a ta n g a T u ta r
K a b . P in r a n g S u l- S e l Tapango
A n re a p i A l lu
Ba tu p a n g a
M a t a k a li
M a p il li
W o n o m u ly o P o le w a li
B in u a n g
C a m p a la g ia n
Li m b o r o B a la n ip a T in a m b u n g
Kab . M aj en e
Te l u k M a n d a r Ja l a n P r o p i n s i
Lo k a si P u s k e sm a s K e c . D e n g a n k a s u s e n d e m ik m a la r ia K e c . D e n g a n k a su s n o n e n d e m ik
Pada gambar di atas wilayah-wilayah masih dikatakan endemic yang Kec. Polewali, Kec. Tinambung dan Kec. Wonomulyo. Upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan
masih sangat diintensipkan diwilayah-wilayah tersebut, melalui
foggingisasi wilayah yang menjadi sarang nyamuk malaria melalui survei jentik program pencegahan dan penanggulangan penyakit malaria yang melibatkan partisipasi masyarakat. 2.4.17
Penderita Malaria yang Mendapat Pengobatan Efektif Penderita Malaria yang mendapat pengobatan efektif adalah Penderita Malaria yang diobati dengan Artemisinin Combination Therapy (ACT). Untuk melihat
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 40 -
Persentase pengobatan Malaria dengan ACT di Kab. Polewali Mandar dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.4.17 . Penderita Malaria yang Mendapat Pengobatan efektif di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 – 2010 % Penderita Malaria yang mendapat pengobatan efektif 2007 2008 2009 2010 Tinambung 59.4 12.50 100 100 Balanipa 6,0 *) *) 100 Limboro *) *) *) 100 Tubbi Taramanu *) *) *) 0 Allu *) *) *) 100 Campalagian *) *) 100 100 Luyo 20.8 *) *) 100 Wonomulyo 70.5 60.71 100 0 Mapilli *) *) *) 0 Tapango *) *) *) 0 Matakali 38.1 *) *) 100 Bulo *) *) 100 100 Polewali 51.7 8.43 100 45.45 Binuang 91.2 *) 100 0 Anreapi *) *) *) 0 Matangnga *) *) *) 0 Kab. Polewali Mandar 46.3 11.82 100 86.67 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor *) : Data tidak tersedia Kecamatan
Jumlah penderita malaria positif yang diobati secara efektif Tahun 2007 sebesar 46,3% dan pada tahun 2008 turun menjadi 11,82% serta pada Tahun 2009 semua penderita malaria positif dapat diobati seluruhnya (100%). Sementara itu di Tahun 2010 hanya 86.67%, semua penderita yang ditemukan di puskesmas, kecuali puskesmas di wilayah Kec. Polewali penderitanaya mendapat pengobatan efektif. Capaian ini menunjukkan jumlah penderita malaria yang mendapat pengobatan secara efektif telah dapat dilakukan dengan baik oleh Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya. 2.4.18
Prevalensi TB dan Angka Kematian Pasien Tuberkolosis dengan Sebab Apapun Selama Pengobatan Obat Anti Tuberkolosis (OAT) Prevalensi TB atau angka kesakitan adalah banyaknya kasus TB per-10.000 penduduk, dan Angka kematian TB adalah banyaknya kematian karena TB per-10.000 penduduk. Kasus TB didefinisiksan sebagai pasien yang secara klinis telah positif terdiagnosis mengidap TB. Prevalensi TB dan angka kematian TB di Kab. Polewali
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 41 -
Mandar berdasarkan hasil pengumpulan data sektoral MDGs selama tahun 2007 2010 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.4.18 Prevalensi TB dan Angka Kematian TB di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 - 2010 Prevalensi TB 2007 2008 2009 Tinambung 18.6 24.2 16.6 Balanipa 14.5 21.0 10.7 Limboro 12.5 14.1 9.0 Tubbi Taramanu 0.0 9.9 2.5 Allu 11.3 12.8 4.0 Campalagian 5.5 11.2 9.6 Luyo 7.4 8.6 10.5 Wonomulyo 8.1 14.4 11.3 Mapilli 10.3 9.0 8.4 Tapango 8.8 4.4 9.2 Matakali 9.1 12.5 9.5 Bulo Polewali 14.6 22.6 9.1 Binuang 15.2 16.3 18.4 Anreapi 12.1 20.8 7.6 Matangnga 6.1 20.4 10.1 Kab. Polewali Mandar 10.4 14.6 10.2 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
2010 20.61 18.73 9.42 3.83 7.51 12.81 13.11 12.59 6.25 11.63 9.39 12.95 7.21 16.18 5.99 11.56
Angka Kematian TB 2007 2008 2009 2010 0.96 0.00 0.0 0.90 0.41 0.00 0.41 0 0.57 0.00 0.0 0 0.00 0.00 0.0 0 0.00 0.00 0.0 0.83 0.20 0.00 0.59 0.57 0.00 0.41 0.41 0.37 0.00 0.00 0.0 0.22 0.62 0.00 0.0 0.37 0.00 0.00 0.0 0 1.51 0.00 0.0 0 1.25 0.00 0.0 0 0.00 0.00 0.0 0 1.10 0.00 0.0 0 0.00 0.00 2.03 0 0.46 0.03 0.16 0.23
Pada tabel diatas, Prevalensi TB Tahun 2007 sebanyak 10,4 per 10.000 penduduk, dan naik di tahun 2008 menjadi sebesar 14,6 per 10.000 penduduk, serta pada Tahun 2009 turun menjadi 10,2 per 10.000 penduduk. Dan ditahun 2010 naik menjadi 11.56 per 10.000 penduduk. Angka ini masih cukup rendah bila dibandingkan dengan angka perkiraan kasus pertahunnya sebesar 210 per 10.000 penduduk. Pada Angka Kematian TB pada Tahun 2007 sebesar 0,45 per 10.000 penduduk sedangkan Tahun 2008 Angka Kematian TB terjadi penurunan sebesar 0,03 per 10.000 penduduk. Di Tahun 2009 dan Tahun 2010 angka kematian penderita TB per 10 penduduk masing-masing 0.16 dan 0.23. 2.4.19
Angka Penemuan Pasien Tuberkolosis BTA Positif Baru Angka Penemuan Pasien Tuberkolosis BTA Positif baru adalah persentase pasien baru tuberkolosis yang diobati melalui Directly Observed Treatment Short Course (DOTS). Indikator ini memberikan informasi tentang perkembangan pasien tuberkolosis dan penanganan pengobatannya yang tuntas dan baik. Untuk melihat
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 42 -
persentase angka penemuan pasien di setiap kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 2.4.19 Persentase Angka Penemuan Pasien TB-BTA+ di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 - 2010 % Angka Penemuan Pasien TB-BTA+ 2007 2008 2009 2010 Tinambung 52.3 99.58 8.84 9.82 Balanipa 21.7 84.43 11.45 8.92 Limboro 18.9 51.02 10.06 4.49 Tubbi Taramanu 0.0 23.60 50.00 1.82 Allu 46.0 53.37 8.33 3.58 Campalagian 11.3 40.22 11.19 6.10 Luyo 21.5 34.95 16.25 6.24 Wonomulyo 27.2 58.58 9.65 6.00 Mapilli 29.7 19.24 17.50 2.97 Tapango 18.6 16.18 12.03 5.54 Matakali 40.8 45.34 11.05 4.47 Bulo 11.67 1.65 Polewali 55.6 72.11 14.47 6.08 Binuang 84.9 72.13 11.82 3.43 Anreapi 57.7 88.68 10.29 7.70 Matangnga 29.3 87.29 19.23 2.85 Kab. Polewali Mandar 33.9 53.85 11.63 5.49 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
Persentase angka penemuan pasien tuberkolosis BTA positif baru di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2007 adalah sebanyak 33,9 % dan pada tahun 2008 adalah 53,85 % serta tahun 2009 turun menjadi 11,63% dan turun lagi ditahun 2010 yaitu hanya 5.49 % dari 8.319 jumlah kasus yang diperkirakan di tahun 2010.
2.4.20
Angka Kesembuhan Pasien Baru Tuberkolosis (AKP-TB) Angka kesembuhan pasien baru TB adalah persentase kasus pasien baru yang tercatat positif terinfeksi TB yang berobat sendiri atau berobat melalui starategi DOTSsecara lengkap dan selesai. Angka kesembuhan pasien baru TB adalah sebanyak 90.05% dari target 80%. Adanya Pengawasan yang efektif melalui penemuan dan penanganan kasus infeksi yang membatasi resiko penyebarannya merupakan kunci dari tingginya angka kesembuhan Pasien Baru Tuberkolosis (AKP-TB). Untuk melihat persentase di setiap kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 43 -
Tabel. 2.4.20 Angka Kesembuhan Pasien Baru TB di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 - 2010 KECAMATAN Tinambung Balarpa Limboro Tubi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapili Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar
Persentase Angka Kesembuhan Pasien Baru TB 2007 2008 2009 2010 87,0 86.96 93.33 97.14 100,0 100.0 90.48 92.31 71,4 71.43 63.16 87.50 0 0 37.50 75.00 100,0 100 71.43 100.0 100,0 91.67 90.70 77.55 90,9 90.91 64.71 96.30 91,7 91.31 85.71 92.00 80,0 80.00 83.33 83.33 37,5 28.57 83.33 94.74 76,5 75.00 80.00 94.74 71.43 80,4 87.18 77.55 86.15 95,8 100 97.44 98.15 85.71 90,9 90.91 80.00 100.0 100,0 100 62.50 86.7
88.24
82.98
90.05
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Angka kesembuhan pasien baru TB pada tahun 2007 adalah sebanyak 86,7% dari target 80 % sedangkan pada tahun 2008 sebesar 88,24% dan tahun 2009 sedikit turun menjadi 82,98% dan ditahun 2010 angka penyembuhan dapat mencapai 90.05% atau 373 yang sembuh dari 412 pasien yang diobati. Ada 7 kecamatan yang angka penyembuhannya berada di bawah capaian kabupaten yang perlu mendapat perhatian adalah Kec. Limboro (87.50%), Kec.Tubbi Taramanu (75%), Kec. Campalagian (77.6%), Kec. Mapilli (83.33%), Kec. Polewali (86.15%), Kec. Anreapi (85,71%) dan Kec. Bulo. Perhatian ditujuhkan pada Pengawasan yang efektif melalui penemuan dan penanganan kasus infeksi di kecamatan-kecamatan tersebut. 2.4.21
Angka Kesakitan Penyakit Kusta Kusta atau Lepra atau disebut juga Penyakit Morbus Hansen, Penyakit Hansen adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari saluran pernapasan atas; dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 44 -
luar. Bila tidak ditangani, kusta dapat sangat progresif, menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak, dan mata. Untuk Melihat Angka Kesakitan Penyakit Kusta di Kab. Polewali Mandar di masing-masing Kecamatan dapat dilihat pada Tabel Berikut : Tabel. 2.4.21 Persentase Angka Penemuan Penakit Kusta di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 – 2010 % Angka Kesakitan Kusta 2007 2008 2009 2010 Tinambung 7.2 6.18 9.9 5.38 Balanipa 3.3 1.65 5.3 4.44 Limboro 6.2 8.46 15.7 5.89 Tubbi Taramanu 0.6 0.62 1.2 0.55 Allu 6.4 3.20 8.8 5.01 Campalagian 2.6 2.55 7.6 2.68 Luyo 2.5 8.56 21.9 5.99 Wonomulyo 1.2 1.89 5.9 2.87 Mapilli 3.1 1.24 8.0 2.57 Tapango 2.4 6.31 8.2 2.79 Matakali 0.5 3.01 10.5 1.88 Bulo 2.7 2.32 Polewali 1.9 3.73 9.3 2.37 Binuang 2.6 1.85 5.5 1.64 Anreapi 1.1 3.29 2.2 1.08 Matangnga 0.0 0.00 0.0 0.00 Kab. Polewali Mandar 2.7 3.45 8.4 2.88 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa di Kab. Polewali Mandar pada pada tahun 2007 angka kesakitan kusta 2,7 kasus per-10.000 penduduk dan pada tahun 2008 angka kesakitan kusta 3,45 kasus per- 10.000 penduduk, serta tahun 2009 terjadi peningkatan kasus menjadi 8.4 kasus per 10.000 penduduk. Jadi pada tahun 2009 di Kab. Polewali Mandar dengan jumlah penduduk 371.420 jiwa terdapat 128 penderita kusta. Jika dibandingkan pada tahun 2007 angka kesakitan kusta 2,7 kasus per-10.000 penduduk. Dan pada Tahun 2009 membengkak menjadi 315 kasus. Ditahun 2010 angka kesakitan mengalami penurunan menjadi 2.88 per 10.000 penduduk (114 kasus kusta). Program Pelayanan/pengobatan penyakit kusta selama ini adalah pengobatan gratis pada penderita kusta telah dilaksanakan namun yang paling penting adalah Memberikan Penyuluhan dan Upaya pencegahan bagi Kelompok yang berisiko tinggi
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 45 -
terkena kusta adalah yang tinggal di daerah endemik dengan kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang tidak memadai, air yang tidak bersih, asupan gizi yang buruk. 2.4.22
Angka Kesakitan Penyakit Demam Berdarah (DBD) Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti. Angka Kesakitan DBD di Kab. Polewali Mandar dari hasil pengumpulan data sektoral MDGs Tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.4.22 Angka Kesakitan Penakit Demam Berdarah (DBD) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 - 2010 % Angka Kesakitan DBD 2007 2008 2009 2010 4.48 Tinambung 4.753 4.75 22.22 Balarpa Limboro 0 0 Tubi Taramanu 8.35 Allu 5.74 Campalagian 0 Luyo 2.21 Wonomulyo 0.024 11.828 11.83 3.67 Mapilli 0 Tapango 0 Matakali Bulo 0 20.06 Polewali 0.104 2.075 2.07 0 Binuang 0.074 0 Anreapi 0 Matangnga Kab. Polewali Mandar 0.022 1.885 1.88 5.05 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor KECAMATAN
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 46 -
Dari tabel di atas Angka Kesakitan DBD di Kab. Polewali Mandar adalah 1,88 kasus per-100.000 penduduk. Pada Tahun 2009 terdapat 8 Kasus DBD yang terjadi di Kec. Tinambung 1 Kasus, Kec. Wonomulyo 5 Kasus, dan Kec. Polewali 1 Kasus. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada perbaikan kondisi Lingkup. Oleh karena itu Program Upaya Kesehatan dengan meningkatkan Penyuluhan agar masyarakat melakukan upaya 3 M yakni : Menguras, Mengubur dan Menutup agar perkembang biakan Nyamuk penyebab DBD dapat dikendalikan, Foging atau pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa dan abatesasi untuk membunuh jentik di air agar mata rantai perkembang biakan nyamuk terputus. 2.4.23
Case Fatality Rate Diare pada saat KLB Case Fatality Rate Diare pada saat KLB adalah jumlah kasus penderita diare yang meninggal pada saat terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) Diare. Case Falitality Rate Diare pada saat KLB diare per 1000 penderita Di Kab. Polewali Mandar dari hasil pengumpulan Data Sektoral MDGs Tahun 2007 - 2010 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 2.4.23 Case Faslity Rate Diare pada saat KLB di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 – 2010 CFR Diare pada saat KLB 2007 2008 2009 2010 Tinambung 0.0 0.00 0.00 0 Balanipa 0.0 12.2 0.00 0 Limboro 0.0 0.00 0.00 0 Tubbi Taramanu 0.0 0.00 0.00 0 Allu 0.0 0.00 0.00 0 Campalagian 0.0 23.4 1.99 1.46 Luyo 0.0 17.4 4.00 0 Wonomulyo 0.0 0.00 0.00 0 Mapilli 0.0 22.2 2.51 0 Tapango 0.0 0.00 0.00 0 Matakali 0.0 0.00 0.00 0 Bulo 0.0 0.00 0 Polewali 0.0 14.4 0.00 0 Binuang 0.0 0.00 0.00 0 Anreapi 0.0 21.5 0.00 0 Matangnga 0.0 0.00 0.00 0 Kab. Polewali Mandar 0.0 11.3 0.75 0.16 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 47 -
Gambar. 2.4.23 Peta Lokasi Case Faslity Rate Diare pada saat KLB di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Kab. Mamasa
Bulo Matanga Tutar
Kab. Pinrang Sul-Sel Tapango
Anreapi Allu
Batupanga
Matakali
Mapilli
WonomulyoPolewali
Binuang
Campalagian
Limboro Balanipa Tinambung
Kab. Majene
Teluk Mandar Jalan Propinsi
Lokasi CFR KLB Diare Tahun 2007 = nol lokasi (CFR = 0 %) Tahun 2008 = 6 lokasi (CFR = 11.3%) Tahun 2009 = 3 lokasi (CFR = 0.75%) Tahun 2010 = 1 lokasi (CFR = 0.16%)
Pada tahun 2007 tidak ditemukan kejadian KLB penyakit diare dengan kasus kematian akibat diare. Namun demikian ditahun 2007 ditemukan Kasus kematian diare di Tahun 2008. merupakan kasus KLB dengan jumlah kasus kematian sebanyak 23 orang dari 2.032 penderita (CFR= 11,3 per 1000 penderita). Di Tahun 2009 kembali ditemukan sebanyak 10 kematian dari 13.358 penderita (CFR=0.75 per 1000 penderita)
di kecamatan campalgian, Luyo dan Mapilli. Ditahun 2010 hanya
ditemukan 1 kasus kematian diare dari 6.326 penderita diare. (CFR =0.16 per 1000 penderita).
2.5
Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Kesetaraan Gender berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan sektor publik serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan. Baik itu pada sektor publik dibidang eksekutif, legislatif, maupun di bidang yudikatif. Kesetaraan Gender juga meliputi penghapusan Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 48 -
diskriminasi dan ketidakadilan struktural, baik terhadap perempuan maupun laki-laki. Hal ini sejalan dengan falsafah dan dasar negara Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945 serta GBHN,
yang memuat tidak
Pancasila dan ada
perbedaan
perempuan dan laki-laki menyatakan bahwa “setiap warga negara mempunyai status, hak dan kewajiban, serta kesempatan yang sama
di
dalam
keluarga
dan
masyarakat”. Keadilan gender adalah suatu proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki. Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembekuan peran, beban ganda, subordinasi, marginalisasi, dan kekerasan terhadap perempuan maupun lakilaki. Terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki. Dan dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi, dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan. Memiliki akses berarti memiliki peluang atau kesempatan untuk menggunakan sumber daya dan memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terhadap cara penggunaan dan hasil sumber daya tersebut. Memiliki kontrol berarti memiliki kewenangan penuh untuk mengambil keputusan atas penggunaan dan hasil sumber daya, sehingga memperoleh manfaat yang sama dari pembangunan. Di Kab. Polewali Mandar persentase perempuan dalam proses pengambilan keputusan masih sangat jauh dari semangat keterwakilan yakni 30 persen perempuan dalam lembaga public. Dalam
uraian
ini nampak bahwa di Kab. Polewali Mandar keterwakilan
perempuan baik pada bidang eksekutif, legislatif, maupun dalam keanggotaan pengurus partai politik dan pengurus pada organisasi sosial pada Tahun 2010 belum menampakkan adanya perubahan yang signifikan. Hal inii dapat dilihat pada uraian berikut. 2.5.1
Persentase Remaja Perempuan Usia 15 - 24 Tahun yang Melek Huruf Kemampuan membaca dan menulis itu penting karena merupakan ukuran terpenting dari indikator pendidikan. Di samping itu juga karena dengan kemampuan
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 49 -
membaca dan menulis diharapkan seseorang akan bisa memahami kebutuhan mereka untuk kemudian memiliki keinginan dan menerima pembelajaran/pembaharuan. Hasil sensus pada Tahun 2009 sampai Tahun 2010 menunjukkan bahwa belum terjadi peningkatan angka melek huruf dimana Tahun 2009 tidak ada remaja yang melek huruf sedangkan pada Tahun 2010 penduduk usia 15-24 Tahun ada sekitar 51,67% perempuan yang mengalami melek huruf sedangkan laki-laki ada sekitar 48,22%. Ternyata angka perempuan melek huruf lebih tinggi dibanding laki-laki. Dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.5.1 Persentase Remaja Usia 15-24 Tahun yang Melek Huruf Perempuan di Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 - 2010 Jenis Kelamin Perempuan
Tahun 2009 (%) 51.67
Tahun 2010 (%) 51.67
48.22
48.22
Laki-laki
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
2.5.2
Proporsi Kursi DPRD yang di Duduki Perempuan Partisipasi perempuan dalam berpolitik bisa dilihat dari jumlah kursi yang diduduki
di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Partisipasi
perempuan dalam Pemilu 2009 dan Tahun 2010 masih relevan dengan partisipasi laki-laki. Komposisi anggota DPRD menurut jenis kelamin di suatu daerah dapat mencerminkan tentang besarnya penerapan azas demokrasi di daerah tersebut. Seharusnya dengan komposisi penduduk yang hampir seimbang antara jumlah laki-laki dan perempuan, maka komposisi anggota DPRD seyogyanya juga seimbang. Namun dalam kenyataannya tidaklah demikian, keterwakilan perempuan di Kabupaten Polewali Mandar pada Tahun 2009 dan Tahun 2010 yang berjumlah 40 orang terdiri dari 6 orang atau 15 % perempuan dan laki-laki sebanyak 34 orang atau 85 %. Keterwakilan perempuan pada Tahun 2009 dan Tahun 2010 belum mengalami perubahan atau peningkatan, hal ini disebabkan masa jabatan keanggotan DPRD Kab.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 50 -
Polewali Mandar belum tiba waktu pergantian. Untuk jelasnya bisa dilihat
pada
tabel berikut: Tabel. 2.5.2 Proporsi Anggota DPRD Kab. Polewali Mandar menurut Jenis Kelamin Tahun 2008 – 2010 Jenis Kelamin Perempuan
Tahun 2008 (%) 5.71
Tahun 2009 (%) 15
Tahun 2010 (%) 15
94.29
85
85
Laki-laki
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Grafik. 2.5.2 Proporsi Anggota DPRD Kab. Polewali Mandar Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008 - 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
2.5.3
Persentase Camat Perempuan Sektor publik yang lain adalah bidang eksekutif. Dari jumlah perempuan yang duduk dibidang eksekutif dalam hal ini sebagai camat di Kabupaten
Polewali
Mandar, jumlah camat perempuan di Kab. Polewali Mandar pada Tahun 2009 dan Tahun 2010 masih sama sebanyak 3 orang dari 16 total camat yang ada atau hanya ada 18,75 persen camat perempuan. Rendahnya persentase perempuan yang duduk di DPRD dan camat menunjukkan bahwa baik pada bidang legislatif maupun pada bidang eksekutif sangat nampak adanya kebiasan gender yang cukup signifikan. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 51 -
Tabel. 2.5.3 Persentase Camat Menurut Jenis Kelamin di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 – 2010 Jenis Tahun 2008 Tahun 2009 Kelamin (%) (%) 0 18.75 Perempuan 100 81.25 Laki-laki Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Tahun 2010 (%) 18.75 81.25
Grafik. 2.5.3 Persentase Camat Menurut Jenis Kelamin Di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 – 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Pada tabel tersebut diatas terlihat bahwa pada pada Tahun 2009 dan Tahun 2010 di Kab. Polewali Mandar keterwakilan perempuan sebagai camat tidak mengalami peningkatan, camat perempuan menjadi 3 orang dan didominasi oleh kaum laki-laki sebanyak 13 orang dari 16 wilayah kecamatan hal ini terjadi karena camat yang diduduki oleh seorang perempuan termutasi ke jabatan yang lain. 2.5.4
Persentase Kepala Desa/Lurah Ketimpangan gender pada posisi Kepala Desa/Lurah tidak jauh berbeda pada posisi camat. Dimana Kepala Desa/Lurah di Kab. Polewali Mandar pada Tahun 2008 sampai Tahun 2010 masih didominasi oleh kaum laki-laki sedang kaum perempuan sangat kecil jumlahnya. Lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut: Tabel. 2.5.4 Persentase Kepala Desa/Lurah Menurut Jenis Kelamin di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 – 2010 Jenis Kelamin Perempuan
Tahun 2008 (%) 3.59
96.41 Laki-Laki Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
Tahun 2009 (%) 12.5
Tahun 2010 (%) 2.25
87.5
59.28
- 52 -
Grafik. 2.5.4 Persentase Kepala Desa/Lurah Menurut Jenis Kelamin Di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 – 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Pada tabel tersebut diatas menunjukkan pada, Tahun 2010 di Kab. Polewali Mandar seiring dengan adanya pemekaran beberapa wilayah desa, maka jumlah Pejabat Kepala Desa mengalami peningkatan. Jumlah wilayah Desa/Lurah sebanyak 167 menjadi 192 Desa/Lurah. Namun demikian yang menjadi penambahan kepala desa semuanya adalah kaum laki-laki sehingga persentase laki-laki sebagai kepala Desa/Lurah mengalamin peningkatan menjadi 59,28%, sedangkan perempuan mengalami penurunan sebesar 2,25%. 2.5.5
Persentase Perempuan dalam Keanggotaan BAPERJAKAT Rendahnya partisipasi perempuan dalam proses pengambilan keputusan di bidang publik dan keterwakilan perempuan dalam lembaga pengambilan keputusan terlihat dari persentase perempuan yang berada pada lembaga formal sangat kurang. Pejabat perempuan dalam pemerintahan Kab. Polewali Mandar masih relatif sedikit. Sehingga dalam keanggotaan BAPERJAKAT (Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan) sebagai salah satu lembaga atau wadah pengambilan keputusan keterwakilan perempuan nihil, dimana jumlah Baperjakat tersebut sebanyak 6 orang kesemuanya laki-laki. Institusi yang terlibat dalam keanggotaan Baperjakat adalah Sekretaris Daerah, Kepala BKDD, Inspektur Inspektorat, Asisten Administrasi, Kepala Bagian Hukum Setda, serta Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana. Dengan kata lain 100% laki-laki sebagai anggota BAPERJAKAT. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini ;
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 53 -
Tabel. 2.5.5 Persentase Keanggotaan BAPERJAKAT Menurut Jenis Kelamin di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010 Jenis Kelamin
Tahun 2008 (%) 0 Perempuan 100 Laki-laki Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Tahun 2009 (%) 0 100
Tahun 2010 (%) 0 100
Grafik. 2.5.5 Persentase Keanggotaan BAPERJAKAT Menurut Jenis Kelamin di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Pada tabel serta grafik tersebut di atas menunjukkan bahwa pada Tahun 2010 belum ada perubahan keanggotaan pada BAPERJAKAT, sehingga angka-angka pada tabel tersebut tidak mengalami perubahan pula. 2.5.6
Rasio Pejabat Perempuan di Lingkup Pemerintah Daerah Keadaan pejabat struktural perempuan pada Pemerintah Daerah Kab. Polewali Mandar bila dilihat menurut jenjang eselon maka menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat eselon maka jumlah pejabat perempuan semakin kurang jumlahnya. Pada Tahun 2010 jumlah jabatan eselon II sebanyak 33 orang. Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan lembanga atau SKPD baru. Sedangkan eselon III perempuan sebesar 18,87% sedangkan laki-laki sebesar 81,13%. Rasio ini dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah perempuan yang menduduki eselon dan adanya kelembangaan pada Pemerintah Daerah, sehingga ada penambahan lembaga atau SKPD di Pemerintah Daerah Kab. Polewali Mandar. Namun pada eselon IV tidak terjadi perubahan karena pada Tahun 2009 belum ada mutasi pegawai.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 54 -
Pada Tahun 2010 mengalami kenaikan jumlah jabatan eselon II 96,97 persen diduduki oleh laki-laki, yakni sebanyak 32 orang dan pada Tahun 2010 jumlah jabatan eselon II 3,0 persen di duduki oleh perempuan 1 orang Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan lembaga atau SKPD baru. Pada Tahun 2009 rasio perempuan pejabat esalon III 14,89% sedangkan lakilaki sebesar 85,11% selanjutnya rasio pejabat perempuan eselon IV.a adalah 24,81% sedangkan untuk rasio pejabat perempuan adalah bertambah karena adanya SKPD baru. Namun pada Tahun 2010 rasio pejabat perempuan untuk esalon III mengalami kenaikan. Yakni rasio jabatan perempuan eselon III sebesar 18,87% , sedangkan lakilaki sebesar 81,13%. Kenaikan rasio ini dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah perempuan yang menduduki eselon dan adanya pemberlakuan PP No.41 Tahun 2008 Tentang kelembagaan pada Pemerintahan Daerah, sehingga ada penambahan Lembaga atau SKPD di Pemerintah Daerah Kab. Polewali Mandar. Dengan demikian, maka jumlah jabatan atau eselon IV tidak mengalami tambahan pula. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.5.6 Rasio Pejabat Perempuan Dirinci Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Eselon pada Lingkup Pemerintah Daerah Kab. Polewali Mandar Tahun 2007-2009 Jenis Kelamin
Eselon II
Eselon III
Eselon IV
Perempuan
2008 0
2009 3.03
2010 3
2008 16.53
2009 2010 14.89 18.87
2008 56.13
Laki-laki
100
98.97
96.97
83.47
85.11 81.13 143.87
2009 32.38
2010 24.98
67.62 169.23
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Grafik. 2.5.6 Rasio Pejabat Perempuan Dirinci Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Eselon pada Lingkup Pemerintah Daerah Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 55 -
2.5.7
Persentase Pejabat Perempuan di Lingkup Pengadilan Negeri Jumlah perempuan yang bekerja di sektor publik seperti bidang Yudikatif masih sedikit, terlihat dari jumlah Hakim yang ada di Kab. Polewali Mandar pada Tahun 2010 keterwakilan perempuan yang mendapat kesempatan menduduki jabatan yang ada di Lingkup Pengadilan Negeri Polewali sebanyak 6 orang atau 28,57% dari total pejabat 21 yang ada di Pengadilan Neger Polewali. Dilihat dari jenis jabatan Hakim yang cukup memenuhi Kesetaraan Gender yaitu 3 orang atau 37,5% dari 8 hakim yang ada. Namun kalau dilihat dari segi persentase terlihat wakil ketua yang menunjukan terbesar yaitu 1 atau 50% dari total wakil yaitu 2 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.5.7 Persentase Pejabat Perempuan di Lingkup Pengadilan Negeri Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Jabatan
Perempuan
%
Laki - laki
%
Jumlah
Ketua PN Polewali
0
0
1
100
1
Wakil
1
50
5
50
6
Hakim
3
37.5
5
62.5
8
Panitra
0
0
5
100
5
Kaur
1
33.33
2
66.67
3
Jurusita
1
50
1
50
2
Jumlah
6
28.57
15
71.43
21
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Grafik. 2.5.7 Persentase Pejabat Perempuan di Lingkup Pengadilan Negeri Kab. Polewali Mandar Tahun 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 56 -
2.5.8
Persentase Pejabat Perempuan di Lingkup Pengadilan Agama Terlihat bahwa pada Tahun 2010 di Kab. Polewali Mandar keterwakilan perempuan yang menduduki jabatan diLingkup Pengadilan Agama sebanyak 8 orang atau 38,10% dari total pejabat yaitu 21 orang 38,10% Ini masih menunjukkan ada kebiasan Gender yang cukup signifikan. kalau dilihat dari per jenis jabatan Kaur yang menunjukan melebihi dari target tuntutan perempuan yaitu 3 orang atau 100% dari total 3 orang Kaur, disusul dengan jabatan Hakim yaitu 3 orang atau 50% dari total 6 Hakim yang ada diLingkup Pengadilan Agama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.5.8 Persentase Pejabat Perempuan di Lingkup Pengadilan Agama Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Jabatan
Perempuan
%
Laki-Laki
%
Jumlah
Ketua
0
0
1
100
1
Wakil
0
0
2
100
2
Hakim
3
50
3
50
6
Panitra
1
25
3
75
4
Kaur
3
100
0
0
3
Jurusita
1
20
4
80
5
Jumlah
8
38.10
13
61.90
21
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Grafik. 2.5.8 Persentase Pejabat Perempuan di Lingkup Pengadilan Agama Kab. Polewali Mandar Tahun 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 57 -
2.5.9
Persentase Pejabat Perempuan di Lingkup Departemen Agama Terlihat bahwa pada Tahun 2010 di Kab. Polewali Mandar keterwakilan perempuan yang mendapat kesempatan menduduki jabatan yang ada diLingkup Departemen Agama Kab. Polewali Mandar sebanyak 45 orang atau 28,85% dari total 256 orang pejabat yang ada. Ini masih menujukkan kebiasan Gender yang cukup signifikan. Namun kalau dilihat dari jenis jabatan yang ada terlihat bahwa dari sisi jumlah angka terbanyak adalah Kepala sekolah MI yaitu ada 30 orang perempuan atau 40 % dari total 67 kepala sekolah MI di Kab. Polewali Mandar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.5.9 Persentase Pejabat Perempuan di Lingkup Departemen Agama Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Jabatan
Perempuan
%
Laki – laki
%
Jumlah
Kepala Kantor
-
-
1
100
1
Kepala Seksi
-
-
6
100
6
Penyelenggara Zakat Wakaf
1
100
-
-
1
Kepala Urusan Agama
-
-
15
100
15
Perencanaan
-
-
1
100
1
Kepegawaian
1
100
-
-
1
Arsiparis
1
100
-
-
1
Pengawasan
6
50
6
50
12
Kepala MI
30
44.78
37
55.22
67
Kepala MTS
1
3.45
28
96.55
29
Kepala MAN
1
10
9
90
10
Islam
4
36.36
7
63.64
11
Penyuluh Agama Kristen
-
-
1
100
1
45
28.85
111
71.15
156
Penyuluh agama
Jumlah
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 58 -
Grafik. 2.5.9 Persentase Pejabat Perempuan di Lingkup Departemen Agama Kab. Polewali Mandar Tahun 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
2.5.10
Persentase Pejabat Perempuan di Lingkup Kejaksaan Negeri Terlihat bahwa pada Tahun 2009 dan Tahun 2010 di Kab. Polewali Mandar belum ada perubahan keterwakilan perempuan menduduki jabatan di lingkup Kejaksaan Negeri Polewali ada sebanyak 6 orang atau sebesar 24% dari total 25 pejabat yang ada. di Kejaksaan juga menunjukkan ada Bias Gender yang cukup signifikan. Kalau dilihat dari jenis jabatan yang cukup memenuhi adalah Wakil Kejari yaitu 1 orang atau sebesar 50% dari total 2 orang, dan Jaksa ada 3 orang atau sebesar 37,6% dari total 8 orang Jaksa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.5.10 Persentase Pejabat Perempuan di Lingkup Kejaksaan Negeri Polewali Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Jabatan
Perempuan
%
Laki - laki
%
Jumlah
Kajari
0
0
1
100
1
Wakil
1
50
1
50
2
Jaksa
3
37.5
5
62.5
8
Panitra
0
0
9
100
9
Kaur
1
33.33
2
66.37
3
Jurusita
1
50
1
50
2
Jumlah
6
24
19
76
25
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 59 -
Grafik. 2.5.10 Persentase Pejabat Perempuan di Lingkup Kejaksaan Negeri Polewali Kab. Polewali Mandar Tahun 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
2.5.11
Persentase Perempuan di Lingkup TNI/ POLRI
2.5.11.1
Lingkup TNI Pada Lingkup TNI menunjukkan kurangnya minat perempuan untuk menjadi KOWAD, ini memperlihatkan bahwa sangat berat bagi perempuan untuk masuk menjadi anggota TNI sehingga TNI yang ada di Kab. Polewali Mandar masih di dominasi oleh laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Grafik. 2.5.11.1 Persentase Perempuan di Lingkup TNI Kab. Polewali Mandar Tahun 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
2.5.11.2
Lingkup POLRI Walaupun terlihat rendah namun jumlah anggota POLWAN di Kab. Polewali Mandar masih menunjukkan adanya minat perempuan untuk menjadi anggota POLRI. Dan kalau dilihat dari pangkat di lingkup POLRI yang ada di Kab. Polewali Mandar
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 60 -
sebanyak 5 orang perempuan yang menjadi POLWAN atau 1.15% dari total 436 orang. Berarti Polres Kab. Polewali Mandar masih didominasi Laki-laki.. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Grafik. 2.5.11.2 Persentase Perempuan di Lingkup POLRI Kab. Polewali Mandar Tahun 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
2.5.12
Persentase Perempuan Sebagai Pengurus Partai Politik Bias gender sangat jelas diberbagai sektor. Hal ini tak lepas pula pada pengurus-pengurus organisasi baik pada organisasi politik maupun pada organisasi sosial. Di Kab. Polewali Mandar Bulan Agustus Tahun 2009 pada saat pengambilan data di kantor KPU terdapat 32 partai politik yang telah mengumpulkan struktur organisasinya beserta unsur-unsur pengurus organisasinya Perempuan maka terdapat sejumlah 162 orang sebagai pengurus yang terdiri dari perempuan sebanyak 161 orang atau 19,98 persen, sedangkan laki-laki sebanyak 649 orang atau 80,03 persen. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.5.12 Persentase Pengurus Partai Politik Menurut Jenis Kelamin di Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 - 2010 Jenis Kelamin
Tahun 2009 (%) Perempuan 19.98 Laki-laki 80.03 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
Tahun 2010 (%) 19.98 80.03
- 61 -
Grafik. 2.5.12 Persentase Pengurus Partai Politik Menurut Jenis Kelamin di Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 – 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Berdasarkan tabel tersebut di atas terlihat bahwa persentase keterwakilan perempuan pada Tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 12.68% sehingga pada Tahun 2009 keterwakilan perempuan sebagai pengurus partai politik sebanyak 21.35%, Namun apabila dilihat dari angka mutlak menunjukkan peningkatan yang signifikan sedangkan laki-laki sebanyak 649 orang dari 32 partai yang melaporkan struktur pengurusnya ke instansi terkait. 2.5.13
Persentase Perempuan Sebagai Pengurus Organisasi Sosial Pada pengurus organisasi sosial tidak jauh berbeda dengan pengurus organisasi politik serta
keterwakilan perempuan diberbagai sektor.
Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu penyebab kesenjangan kondisi dan posisi perempuan dan laki-laki dipengaruhi oleh peraturan perundang-undangan yang bias gender. Dalam bidang hukum masih banyak dijumpai subtansi, struktur, dan budaya hukum yang diskriminatif gender. Di Kabupaten Polewali Mandar Pengurus Organisasi Sosial yang dijumpai pada Tahun 2009 dan 2010 tidak ada perubahan instansi terkait, sebanyak 12 buah organisasi dan mempunyai pengurus sejumlah 220 orang. Dari 220 orang tersebut terdapat perempuan sebanyak 60 orang atau 27,27persen, sedangkan laki-laki sebanyak 160 rang atau 72,73%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 62 -
Tabel. 2.5.13 Persentase Pengurus Organisasi Sosial Menurut Jenis Kelamin di Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 - 2010 Jenis Kelamin
Tahun 2009 Tahun 2010 % % 72.73 72.73 Laki-Laki 27.27 27.27 Perempuan Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Grafik. 2.5.13 Persentase Pengurus Organisasi Sosial Menurut Jenis Kelamain di Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 – 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Pada grafik diatas terlihat bahwa dari Tahun 2009 sampai Tahun 2010 tidak mengalami perubahan jumlah. Hal ini disebabkan karena disamping ada pengurus organisasi belum tiba masa jabatan/kepengurusannya dan ada pula organisasi yang tidak memperbaharui laporan kepengurusan organisasinya, bahkan sejumlah organisasi sosial tidak menyampaikan pengurus-pengurusnya ke instansi tarkait. 2.5.14
Persentase Dokter Perempuan dan Laki-laki Berdasarkan data Dinas Kesehatan tentang Dokter yang ada di Dinas Kesehatan Polewali Mandar. Persentase Perempuan masih diatas dibanding Laki-laki, dalam rangka mendorong Kesetaraan Gendar antara Dokter perempuan dan Dokter Laki-laki pada Tahun 2010, maka sangat nampak adanya kesenjangan Gender, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 63 -
Tabel 2.5.14 Persentase Dokter Perempuan dan Laki-laki di Rinci Per Kecamatan di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Kecamatan
Perempuan
%
Laki-Laki
%
Jumlah
Tinambung Balanipa Limboro Tutar Alu Campalagian Luyo
3 2 2 0 1 6 2
1 0.67 0.67 0 1 1 1
0 1 1 1 0 0 0
0 0.33 0.33 1 0 0 0
3 3 3 1 1 6 2
Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Dinkes Kab. Polewali Mandar
6 3 1 4 0 6 8 2 1 2 50
0.86 1 1 1 0 0.86 0.8 1 1 0.5 16.22
1 0 0 0 1 1 2 0 0 2 10
0.14 0 0 0 1 0.14 0.2 0 0 0.5 3.64
7 3 1 4 1 7 10 2 1 4 59
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Grafik. 2.5.14 Persentase Dokter Perempuan dan Laki-laki di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
2.5.15
Persentase Guru Perempuan dan Laki-laki Persentase Guru di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 menandakan bahwa guru perempuan lebih banyak dari pada laki- laki. Berarti persentase guru perempuan sudah menunjukkan adanya bias gender. Bisa dilihat pada table d bawah ini :
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 64 -
Tabel 2.5.15 Persentase Guru Perempuan dan Laki-laki di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Guru Kab. Polewali Mandar
Perempuan (%) 0,57
Laki-Laki (%) 0,43
Jumlah (%) 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Grafik. 2.5.15 Persentase Guru Perempuan dan Laki-laki di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
2.5.16
Persentase Jumlah Anak Perempuan dan Laki-laki Usia 7 – 15 Tahun yang Sekolah Kita melihat dari Hasil Data Sektor anak usia 7-15 Tahun yang sekolah perempuan masih sama laki-laki perbandingannya, yang ada di Kab. Polewali Mandar, Jumlah anak yang bersekolah Usia 7-15 Tahun Perempuan 50% sedangkan laki –laki 50% berarti sudah menandakan bahwa adanya Bias Gender. Bisa dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.5.16 Persentase Anak Perempuan dan Laki-laki Usia 7-15 Tahun yang Sekolah di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Jumlah Anak yang Sekolah Usia 7-15 Thn Jumlah
Perempuan (%) 50 50
Laki-Laki (%) 50 50
Jumlah (%) 100 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 65 -
Grafik. 2.5.16 Persentase Anak Perempuan dan Laki-laki Usia 7 - 15 Tahun yang Sekolah di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
2.5.17
Persentase Jumlah Anak Perempuan dan Laki-laki Usia 7 – 15 Tahun Tidak Sekolah. Berdasarkan Hasil Analisis Mengenai Anak Usia 7-15 Tahun yang tidak sekolah perempuan dan laki-laki masih lebih diatas laki-laki dibanding perempuan bisa dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel. 2.5.17 Persentase Anak Perempuan dan Laki-laki Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Jumlah Anak yang Tidak Sekolah Usia 7-15 Thn
Perempuan (%)
Laki-Laki (%)
Jumlah (%)
47.58
52.42
100
47.58
52.42
100
Jumlah
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Grafik. 2.5.17 Persentase Anak Perempuan dan Laki-laki Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 66 -
2.5.18
Persentase Peserta KB Perempuan dan Laki-Laki Berdasarkan data dari sektoral, dalam rangka mendorong kesetaraan gender dalam hal ber KB maka sangat nampak adanya kesenjangan gender antara akseptor KB perempuan dan akseptor laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.5.15 Persentase Peserta KB Perempuan dan Laki-laki di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010 Kecamatan Tinambung Balanipa Limboro Tutar Alu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar
2008 95.55 98.88 86.86 91.83 96.99 88.59 94.15 98.94 97.29 98.58 99.87 98.76 99.33 98.46 92.43 98.67 97.88
Perempuan 2009 97.48 99.06 98.08 91.67 97.59 94.13 92.04 95.33 98.64 98.42 98.34 98.50 98.85 97.49 91.14 95.80 96.58
2010 92.35 99.54 93.99 90.40 95.35 91.64 87.21 93.08 94.74 98.33 98.03 100 95.69 97.47 86.94 99.01 94.28
2008 4.45 1.12 13.14 8.17 3.01 11.41 5.85 1.06 2.71 1.42 0.13 1.24 0.67 1.54 7.57 1.34 2.12
Laki-laki 2009 2010 2.52 7.65 0.94 0.46 1.92 7.01 8.34 9.60 2.41 4.65 5.87 8.36 7.96 12.79 4.67 6.92 1.36 0.98 1.58 1.66 1.26 1.97 1.50 0 1.15 4.31 2.51 0.53 6.86 13.06 4.20 0.98 3.42 5.45
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Di Kab. Polewali Mandar mayoritas pemakai alat kontrasepsi adalah perempuan, pada tabel tersebut diatas menunjukkan setiap kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar jumlah akseptor KB perempuan jauh lebih banyak dibandingkan akseptor KB laki-laki. Pada Tahun 2009 akseptor KB perempuan keseluruhan untuk Kab. Polewali Mandar maka terdapat 1.060 orang 3,42% dan akseptor KB laki-laki sebesar 29.964 orang 96,58%. Pada Tahun 2010 akseptor KB perempuan mengalami peningkatan menjadi 34.294 orang atau 94,28% akseptor KB perempuan sedangkan laki-laki sebanyak 1.982 orang atau 5,45% dari total jumlah akseptor Kab. Polewali Mandar sejumlah 36.376 akseptor.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 67 -
Grafik. 2.5.18 Persentase Peserta KB Perempuan dan Laki-laki di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 – 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Adanya kesenjangan yang sangat tinggi antara jumlah akseptor KB perempuan dan jumlah akseptor laki-laki, ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: adalah menurut cara penggunaannya. Dimana sejumlah alat kontrasepsi yang ada lebih banyak ditujukan kepada perempuan tentang cara penggunannya. Seperti; pil, Suntik, implant, IUD, dan Tubektomi. Sedangkan yang cara penggunaanya ditujukan kepada laki-laki hanya kondom dan Vasektomi. Disamping faktor tersebut ada anggapan dalam masyarakat bahwa
laki-laki risih menggunakan alat kontrasepsi
sehingga apabila suatu keluarga ingin ber-KB maka isterinyalah sasaran. Selain itu pula anggapan lain dalam masyarakat bahwa selanjutnya melahirkan
adalah perempuan
menjadi obyek yang
hamil
jadi yang ber-KB adalah perempuan
sehingga dianggapnya alat kontrasepsi KB merupakan kebutuhan perempuan tanpa memperhitungkan keadilan gender dalam ber-KB. 2.6
Kehutanan Analisa data sektoral ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menganalisa data sektor Tahun 2009 dan 2010 , dalam hal ini Data Sektor kehutanan pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Polewali Mandar yang telah dikumpulkan sebelumnya. Data yang telah dikumpulkan diharapkan dapat memberikan gambaran beberapa indikator hasil kegiatan pembangunan di sektor kehutanan sesuai dengan tujuan ketujuh MDGs (Millenium Development Goals) yaitu Memastikan Kelestarian Lingkup Hidup. Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 68 -
Indikator yang dianalisa adalah : 1. Proporsi luas lahan yang tertutup hutan, 2. Rasio luas kawasan lindung terhadap luas daratan, 3. Rasio hasil kegiatan reboisasi terhadap luas kawasan hutan yang perlu direhabilitasi/reboisasi. 2.6.1
Proporsi Luas Lahan yang Tertutup Hutan Proporsi luas lahan yang tertutup hutan pada Tahun 2010 di Kab.Polewali Mandar tidak mengalami perubahan, karena data yang tersedia bersumber dari data Citra Satelit yang diperoleh dalam waktu tiga Tahun sekali. Proporsi luas lahan yang tertutup hutan Tahun 2009 sampai 2010 dirinci per kecamatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel. 2.6.1 Rasio Luas Tutupan Hutan di Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 - 2010 Tutupan Hutan 2009 2010 Kecamatan Luas Rasio Luas Rasio (Ha) (%) (Ha) (%) Tinambung (10) 2.134 0 0.00 0 0.00 Limboro (12) 4.755 0 0.00 0 0.00 Balanipa (11) 3.742 0 0.00 0 0.00 Tutar (20) 35.745 11.906 33.31 11.906 33.31 Alu (21) 22.830 3.858 16.90 3.858 16.90 Wonomulyo (40) 7.282 23 0.32 23 0.32 Campalagian (30) 8.784 0 0.00 0 0.00 Luyo (31) 15.660 0 0.00 0 0.00 Mapilli (41) 32.040 10.566 32.98 10.566 32.98 Tapango (42) 12.581 244 1.94 244 1.94 Matakali (43) 5.762 804 13.95 804 13.95 Polewali (50) 2.627 0 0.00 0 0.00 Binuang (51) 12.334 696 5.64 696 5.64 Anreapi (52) 12.462 2.153 17.28 2.153 17.28 Matangnga (61) 23.492 7.791 33.16 7.791 33.16 Kab. Polewali Mandar 202.230 38.041 18.81 38.041 18.81 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Luas (Ha)
Terlihat pada Tahun 2010 proporsi luas lahan yang tertutup hutan di atas 30% berada di Kecamatan Tutar 33,31%, Matangnga 33,16% dan Mapilli 32,98%. Hal ini memperlihatkan bahwa ketiga kecamatan tersebut kondisi tutupan hutannya masih baik. Namun di beberapa kecamatan proporsi luas lahan yang tertutup hutan dibawah 30% bahkan ada yang 0%, keadaan ini cukup memprihatinkan terutama dari segi kelestarian lingkungan hidup. Pada kecamatan dengan proporsi luas lahan yang Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 69 -
tertutup hutan di bawah 30%, seperti Kec. Polewali, Luyo, Campalagian, Balanipa, Limboro dan Tinambung perlu dilakukan kegiatan penghijauan atau reboisasi. Proporsi luas lahan yang tertutup hutan di Kab.Polewali Mandar dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Grafik. 2.6.1 Luas Tutupan Hutan di Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 – 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
2.6.2
Rasio Luas Kawasan Lindung Terhadap Luas Daratan Rasio luas kawasan lindung terhadap luas daratan dirinci per Kecamatan di Kab. Polewali Mandar dapat dilihat pada tabel di bawah. Tabel. 2.6.2 Rasio Luas Kawasan Lindung Terhadap Luas Daratan Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 – 2010 Kecamatan
Tinambung (10) Limboro (12) Balanipa (11) Tutar (20) Alu (21) Wonomulyo (40) Campalagian (30) Luyo (31) Mapilli (41) Tapango (42) Matakali (43) Polewali (50) Binuang (51) Anreapi (52) Matangnga (61) Kab. Polewali Mandar
Luas
2.134 4.755 3.742 35.745 22.830 7.282 8.784 15.660 32.040 12.581 5.762 2.627 12.334 12.462 23.492 202.230
Kawasan Lindung 2009 2010 Luas Rasio Luas Rasio (Ha) (%) (Ha) (%) 0 0.00 0 0.00 2.747 57.77 2.747 57.77 0 0.00 0 0.00 26.882 75.20 26.882 75.20 16.827 73.71 16.827 73.71 600 8.24 600 8.24 313 3.56 313 3.56 213 1.36 213 1.36 4.414 13.78 4.414 13.78 3.653 29.04 3.653 29.04 2.080 36.10 2.080 36.10 0 0.00 0 0.00 5.680 46.05 5.680 46.05 5.734 46.01 5.734 46.01 9.307 39.62 9.307 39.62 78.450
38.79
78.450
38.79
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 70 -
Grafik. 2.6.2 Rasio Luas Kawasan Lindung Terhadap Luas Daratan di Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 - 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Terlihat bahwa Rasio luas kawasan lindung terhadap luas daratan diatas 30% berada di Kecamatan Tutar 75,20%, Alu 73,71%, Limboro 57,77%, Binuang 46,05%, Anreapi 46,01%, Matangnga 39,62%, dan Matakali 36,10%. Beberapa kecamatan tidak memiliki kawasan lindung seperti Kecamatan Tinambung, Balanipa, dan Polewali. Mengingat pentingnya fungsi kawasan lindung maka untuk beberapa kecamatan tersebut perlu ditunjuk areal kawasan lindung atau hutan kota. Penunjukan kawasan lindung dapat dilakukan pada areal resapan air, mata air atau wilayah tertentu yang berfungsi ekologis. 2.6.3
Rasio Hasil Kegiatan Reboisasi Terhadap Luas Kawasan Hutan yang Perlu Direhabilitasi / Reboisasi. Rasio Hasil Kegiatan Reboisasi terhadap luas kawasan hutan yang perlu direhabilitasi/reboisasi mengalami perubahan, karena pada Tahun 2010 ada kegiatan rehabilitasi/reboisasi baik di luar maupun di dalam kawasan hutan. Kegiatan yang dilaksanakan berupa Reboisasi di Desa Alu Kec. Alu seluas 75 Ha dan Penghijauan di Desa Padang Kec. Campalagian seluas 75 Ha. Rasio Hasil Kegiatan Reboisasi terhadap luas kawasan hutan yang perlu direhabilitasi/reboisasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 71 -
Tabel. 2.6.3 Rasio Kegiatan Reboisasi Terhadap Luas Kawasan Hutan yang Perlu Rehabilitasi/Reboisasi di Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 – 2010
Kecamatan
Tinambung (10) Limboro (12) Balanipa (11) Tutar (20) Alu (21) Wonomulyo (40) Campalagian (30) Luyo (31) Mapilli (41) Tapango (42) Matakali (43) Polewali (50) Binuang (51) Anreapi (52) Matangnga(61)
Areal yang Perlu Direhabilitasi (Ha) 534 2.209 1.610 7.960 7.885 500 1.395 1.010 2.820 1.351 0 50 1.035 250 5.400
Kab. Polewali Mandar 34.009 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Areal yang Telah Direboisasi/Direhabilitasi 2009 2010 Peningkatan Luas Rasio Luas Rasio (Ha) (%) (Ha) (%) 50 9.36 50 9.36 0 200 9.05 200 9.05 0 250 15.53 250 15.53 0 925 11.62 925 11.62 3.77 2.550 32.34 2.625 33.29 10.59 100 20 100 20 0 260 18.64 260 18.64 0 375 37.13 375 37.13 0 1.750 62.06 1.750 62.06 14.18 170 12.58 170 12.58 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 650 62.8 650 62.8 19.32 50 20 50 20 0 800 14.81 800 14.81 5.56 8.130
23.91
8.130
23.91
53.42
Grafik. 2.6.3 Kegiatan Reboisasi Terhadap Luas Kawasan Hutan yang Perlu Rehabilitasi/ Reboisasi di Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 – 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Berdasarkan rasio hasil kegiatan reboisasi di Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 dan 2010 diketahui bahwa terjadi peningkatan rasio hasil kegiatan reboisasi terhadap kawasan hutan yang perlu direhabilitasi/reboisasi sebesar 0,44 %, maka Pemerintah
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 72 -
Kab.
Polewali
Mandar
perlu
mengalokasikan
anggarannya
pada
kegiatan
rehabilitasi/reboisasi, agar tujuan pembangunan millenium dapat tercapai. Pengumpulan, pengolahan dan analisa Data Sektor di Kab. Polewali Mandar pada sektor Kehutanan dan Perkebunan dapat dijadikan landasan bagi penentu kebijakan dalam mengarahkan program-program pembangunan, khususnya sektor kehutanan dan perkebunan, sehingga program-program tersebut dapat berhasil guna dan berdaya guna.
2.7
Lingkungan Hidup
2.7.1
Emisi C02 Perkapita Emisi CO2 perkapita adalah jumlah CO2 yang dilepas di suatu daerah sebagai konsekuensi kegiatan produksi dan komsumsi dibagi dengan jumlah penduduk. Emisi CO2 antara laian berasal dari komsumsi bahan bakar (padat, cair, dan gas), proses dan produk industri tertentu, perubahan tata guna lahan, penggunaan pupuk anorganik (kimia) di lahan pertanian, dan Tempat Penampungan Akhir (TPA) sampah. CO2 merupakan gas rumah kaca mempunyai sifat menahan radiasi panas dari permukaan bumi sehingga meyebabkan perubahan iklim global akibat meningkatnya suhu bumi. Berdasarkan sumbernya, emisi CO2 yang dihitung untuk Kab. Polewali Mandar berasal dari pemakain energi, lahan dan pengolahan limbah (sampah). Untuk mengukur intensitas pemakain energi (sebagai kebalikan dari efisiensi energi). Perbedaan rasio pemakaian antara waktu mencerminkan perubahan struktur ekonomi dan perubahan efisiensi pemakaian pada sektor ekonomi tertentu. Semakin rendah rasionya semakin baik efisien pengunaannya.
2.7.1.1
Emisi CO2 dari Konsumsi Energi Sektor Transportasi Tabel 2.7.1.1.1 Transportasi Berbahan Bakar Premium (Bensin) Jenis Kendaraan Sedan
Jumlah Kendaraan 2008 2009 700 700
2010 98
Jumlah 798
Minibus / Van
2.000
2.000
2.648
4.648
Sepeda Motor
31.000
31.000
54.327
85.327
Total 33.700 33.700 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
57.073
90.773
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 73 -
Tabel 2.7.1.1.2 Transportasi Berbahan Bakar Solar Jenis Kendaraan Bus Truk Total
Jumlah Kendaraan 2008 2009 2010 60 60 53 200 200 199 260 260 252
Jumlah 133 399 512
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Rumus perhitungan konsumsi energi dari sektor transportasi adalah sebagai beri kut : Konsumsienergi-transport = (A x 1,2 x R bensin + B x 1,2 x R solar) SBM dimana : A = Jumlah Kendaraan Berbahan Bakar Bensin B = Jumlah Kendaraan Berbahan Bakar Solar R = Faktor konversi satuan SBM Tahun 2008 Konsumsienergi-transport = (33.700 x 1,2 x 5,8275 + 260 x 1,2 x 6,4871) SBM Konsumsienergi-transport = (235.664,100 + 2.023,975) SBM Konsumsienergi-transport = 237.688.075 SBM Tahun 2009 Konsumsienergi-transport = (33.700 x 1,2 x 5,8275 + 260 x 1,2 x 6,4871) SBM Konsumsienergi-transport = (235.664,100 + 2.023,975) SBM Konsumsienergi-transport = 237.688.075 SBM Tahun 2010 Konsumsienergi-transport = (57,073 x 1,2 x 5,8275 + 252 x 1,2 x 6,4871 ) SBM Konsumsienergi-transport = (399.111,489 + 1.961,699) SBM Konsumsienergi-transport = 401.078.188 SBM
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 74 -
2.7.1.2
Emisi CO2 dari Konsumsi Produk Industri Berbahan Baku BBM Tabel 2.7.1.2 Produk Berbahan Baku BBM yang Banyak Digunakan di Kab. Polewali Mandar. Bensin (Kiloliter) 2008 2009 2010 Sarampu 30 18 20 Pekkabata 35 30 35 Wonomulyo 35 35 35 Campalagian 30 30 32 Tinambung 30 30 30 160 143 152 Total Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Lokasi SPBU
Solar (Kiloliter) 2008 2009 2010 30 8 10 30 30 20 30 20 25 30 16 20 30 16 20 150 90 93
Rumus perhitungan emisi CO2 dari penggunaan BBM adalah : EmisiBensin = A x 12/1000 x 6112,7 x R Bensin x 18 x 44/12 EmisiSolar = B x 12/1000 x 6112,7 x R Solar x 18 x 44/12 EmisiBBM = EmisiBensin + EmisiSolar dimana : A = Jumlah SPBU Menjual Bensin B = Jumlah SPBU Menjual Solar R = Faktor konversi satuan SBM Emisi Bensin Tahun 2008 EmisiBensin = 160 x 12/1000 x 6112,7 x 5,8275 x 18 x 44/12 EmisiBensin = 4.513.989.332 Emisi Bensin Tahun 2009 EmisiBensin = 143 x 12/1000 x 6112,7 x 5,8275 x 18 x 44/12 EmisiBensin = 4.034.377.966 Emisi Bensin Tahun 2010 EmisiBensin = 152 x 12/1000 x 6112,7 x 5,8275 x 18 x 44/12 EmisiBensin = 4.288.289.865
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 75 -
Emisi Solar Tahun 2008 EmisiSolar = 150 x 12/1000 x 6112,7 x 6,4871 x 18 x 44/12 EmisiSolar = 4.710.859.104 Emisi Solar Tahun 2009 EmisiSolar = 90 x 12/1000 x 6112,7 x 6,4871 x 18 x 44/12 EmisiSolar = 2.826.515.462 Emisi Solar Tahun 2010 EmisiSolar = 93 x 12/1000 x 6112,7 x 6,4871 x 18 x 44/12 EmisiSolar = 2.920.732.645 Emisi BBM Tahun 2008 EmisiBBM = EmisiBensin + EmisiSolar EmisiBBM = 4.513.989.332 + 4.710.859.104 EmisiBBM = 9.224.848.436 Emisi BBM Tahun 2009 EmisiBBM = EmisiBensin + EmisiSolar EmisiBBM = 4.034.377.965 + 2.826.515.462 EmisiBBM = 6.860.893.427 Emisi BBM Tahun 2010 EmisiBBM = EmisiBensin + EmisiSolar EmisiBBM = 4.288.289.865 + 2.920.732.645 EmisiBBM = 7.209.022.510 2.7.1.3
Emisi CO2 dari Lahan Penghitungan emisi CO2 dari lahan untuk tingkat kabupaten/kota dan kecamatan hanya dapat dapat dihitung dari lahan sawah dan peternakan. Data lahan sawah sebagai berikut :
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 76 -
Tabel. 2.7.1.3.1 Emisi CO2 dari Lahan di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010 Luas Sawah ( Ha ) 2008 2009 2010 Tinambung 335 335 291 Balanipa 0 0 0 Limboro 63 63 160 Tutar 600 600 888 Allu 0 0 0 Campalagian 224 2.647 4.075 Luyo 2.124 1.797 3.184 Wonomulyo 2.980 2.987 8.046 Mapilli 2.324 2.980 6.332 Tapango 1.260 2.324 2.252 Matakali 1.786 1.786 2.915 Bulo 0 100 1.982 Polewali 921 921 2.268 Binuang 1.109 1.109 342 Anreapi 241 241 422 Matangnga 105 105 57 Kab. Polewali Mandar 15.807 16.088 33.215 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
Penggunaan Pupuk (Ton) 2008 2009 2010 0 215 387 0 35 45 0 56 186 0 385 460 0 37 131 0 1.542 2.387 0 1.513 1.826 0 2.515 3.057 0 1.84 2.170 0 989 1.436 0 1.145 1.557 0 32 654 0 600 1.694 0 740 460 0 185 232 0 74 25 0 11.903 16.707
Emisi CO2 dari lahan sawah dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Emisi Sawah : A x 1,3 kg/ha/hari x 180 hari Dimana A adalah luas sawah yang ditanami padi dalam satuan hektar. Tahun 2008 EmisiSawah = 15.807 Ha x 1,3 Kg/ha/hari x 180 hari EmisiSawah = 3.698.838 Tahun 2009 EmisiSawah = 16.088 Ha x 1,3 Kg/ha/hari x 180 hari EmisiSawah = 3.764.592 Tahun 2010 EmisiSawah = 33,215 Ha x 1,3 Kg/ha/hari x 180 hari EmisiSawah = 7.772.310
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 77 -
Tabel. 2.7.1.3.2 Emisi CO2 dari Peternakan Berdasarkan pada Jumlah Ternak Per Jenis Hewan Ternak di Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 - 2010 Kecamatan Tinambung Balanipa Limboro Tutar Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli
Itik
Ayam
Jumlah Hewan Kambing 2010 2009 2010
2009
2010
2009
109.959 71.228 108.628 71.829 68.820 90.965
109.959 71.228 108.628 71.829 68.820 90.965
243.047 150.899 125.747 106.659 404.324 323.848
109.749 128263 107448 90.660 88.075 158.991
28.184 44.981 26.504 5.165 8.592 2.976
27.190 42.620 25.112 5.165 8.141 2.976
0 0 0 0 0 0
70.631 240.552
70.631 241.552
115.309 717.348
98.012 336.845
5.107 1.317
5.414 1.898
0 0
490.383 380.217 510.600 14.599 676.681 622.529 213.413 50.368 4.852.981
424.305 329.135 317.713 12.408 378.217 412.877 181.401 42.813 3.217.813
1.376 2.561 3.656 140 23.184 9.697 2.929 553 167.614
102.117 102.117 Tapango 79.910 79.910 Matakali 87.126 87.126 Bulo 446 446 Polewali 42.714 41.714 Binuang 117.408 117.408 Anreapi 32.488 32.488 Matangga 1.648 1.648 Kab. Polewali Mandar 1.296.228 1.296.228
2009
Babi 2010
1.376 0 2.427 345 3.379 502 546 0 20.955 636 8.314 3.251 2.776 3.145 525 3.271 158.814 11.226
Sapi 2009
2010
0 0 0 0 0 0
1.678 1.280 1.662 1.414 268 2.902
1.506 1.149 1.492 1.269 240 2.605
0 0
3.140 1.278
2.818 3.648
0 345 872 0 1.337 3.476 3.146 3.286 12.461
4.077 5.670 2.576 76 1.173 2.846 952 97 31.089
3.887 2.589 2.312 68 1.053 2.555 855 87 28.125
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Rumus perhitungan emisi CO2 dari hewan ternak adalah : EmisiTernak = ( A + B + C + D + E) x 5 Kg CO2 A+B+C+D+E = Jumlah Itik, Ayam, Kambing, Babi dan Sapi Tahun 2008 EmisiTernak = ( A + B + C + D + E) x 5 Kg CO2 EmisiTernak = ( 1.729.019 + 3.305.319 + 164.618 + 11.226 + 3 0.917) x 5 Kg CO2 EmisiTernak = 26.215.725 Emisi Lahan = Emisi Sawah + Emisi Ternak Tahun 2009 EmisiTernak = ( A + B + C + D + E) x 5 Kg CO2 EmisiTernak = ( 1.296.228 + 4.852.981 + 167.614 + 11.226 + 31.089 ) x 5 Kg CO2 EmisiTernak = 31.795.690 Emisi Lahan = Emisi Sawah + Emisi Ternak Tahun 2010 EmisiTernak = ( A + B + C + D + E) x 5 Kg CO2 EmisiTernak = ( 1.296.228 + 3.217.813 + 158.814 + 12.461 +28.125 ) x 5 Kg CO2 EmisiTernak = 23.567.205 Emisi Lahan = Emisi Sawah + Emisi Ternak
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 78 -
Tahun 2008 Emisi Lahan = Emisi Sawah + Emisi Ternak Emisi Lahan = 3.698.838 + 26.215.725 Emisi Lahan = 29.914.563 Tahun 2009 Emisi Lahan = Emisi Sawah + Emisi Ternak Emisi Lahan = 3.764.592 + 31.795.690 Emisi Lahan = 35.560.282 Tahun 2010 Emisi Lahan = Emisi Sawah + Emisi Ternak Emisi Lahan = 7.772.310 + 23.567.205 Emisi Lahan = 31.339.515 Tabel. 2.7.1.3.3 Total Emisi CO2 di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010 Tahun
Jenis Emisi CO2 Sektor transportasi Konsumsi Produk Industri yang Berbahan Baku BBM Lahan
2008 237.688.075
2009 237.688.075
2010 401.078.188
Jumlah 476.456.338
9.224.848.436
6.860.893.427
7.209.022.510
23.294.764
29.914.563
35.560.289
31.339.519
95.682.807
6.896.691.404
7.641.440.217
595.433.909
Total 9.492.451.074 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Grafik. 2.7.1.1 Emisi CO2 Tahun 2008
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 79 -
Grafik. 2.7.1.2 Emisi CO2 Tahun 2009
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Grafik. 2.7.1.3 Emisi CO2 Tahun 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
2.7.2
Pemanfaatan Kualitas Air Salah satu sumber daya alam yang dimiliki oleh Kab. Polewali Mandar adalah banyaknya Daerah Aliran Sungai (DAS) yang melewati kabupaten ini. Kab. Polewali Mandar mempunyai beberapa sungai yang merupakan sumber air. Sungai-sungai ini selanjutnya dapat dimanfaatkan airnya untuk berbagai keperluan. Sungai mempunyai fungsi yang strategis dalam menjangkau pengembangan suatu daerah yaitu mempunyai multifungsi yang sangat vital diantaranya sebagai sumber air minum, industri dan pertanian atau juga pusat listrik tenaga air serta mungkin juga sebagai sarana rekreasi air. Berbagai permasalahan sumber daya air, disamping pencemaran air
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 80 -
yaitu sering pula terjadi banjir dengan luas rawan genangan banjir di daerah baik di daerah hulu maupun hilir. Berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 ada beberapa DAS yang terdapat di Kab. Polewali Mandar adalah sebagai berikut : Tabel. 2.7.2.1 Daerah Aliran Sungai (Das) Kecamatan
Nama Sungai
Tinambung Mandar Balanipa Salibo, Pandebulawang Limboro Mandar, Palece Tubbi Taramanu Mandar Allu Mandar Campalagian Maloso, Puppole Luyo Maloso, Mambu Wonomulyo Pelitakan Mapilli Maloso, Masuppa Tapango Pelitakan, Riso, Bussu Matakali Lemo, Matakali Bulo Binuang, Silobo, Tangnga Polewali Conggo, Taramanu, Buo Binuang Kunyi, Madatte Anreapi Matta, Mehalaan Matangnga Masunni, Maloso Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Dari sungai-sungai diatas merupakan sumber daya alam yang sangat potensial dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan daerah. Tabel. 2.7.2.2 Lokasi Administratif Titik Sampling Titik Sampling TS. Sungai Binuang TS. Sungai Mapilli TS. Sungai Mandar TS. Sungai Botto TS. Sungai Kunyi Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
Lokasi / Desa/Kecamatan Jembatan S. Binuang / Binuang / Binuang Jembatan Mapilli / Mapilli / Mapilli Jembatan Tinambung / Tinambung / Tinambung Jembatan Tapango / Tapango / Tapango Kanreapia /Anreapi
- 81 -
Secara detail hasil uji laboratorium beberapa parameter yang diperiksa ada beberapa parameter yang melebihi baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah No. : 82 Tahun 2001. Berikut adalah beberapa parameter yang perlu mendapat perhati an serius: 1. Kandungan parameter BOD 7,36 mg/l dan nitrit 0,657 mg/l yang ting gi pada titik sampling 4 yaitu Sungai Botto melebihi baku mutu air kelas I, II dan III menandakan banyaknya bahan organik yang terbuang ke badan sungai. 2. Konsentrasi Besi (Fe) pada Sungai Binuang 0,861 mg/l, Mapilli 0,723 mg/l, Tinambung 0,536 mg/l, melebihi batas baku mutu air kelas I yaitu 0,3 mg/l. 3. Kandungan mikrobiologi total Coli sangat tinggi pada semua titik sampling. Konsentrasi paling tinggi dihilir Sungai Tinambung yaitu 140.000 MPN/100ml. Hal ini menandakan tingkat sanitasi pemukiman di sepanjang sungai yang disampling masih rendah sehingga menyebabkan kandungan BOD, fecal coliform dan total coliform air sungai melebihi baku mutu. Tabel. 2.7.2.3 Hasil Perhitungan Indeks Pencemaran dengan Membandingkan Baku Mutu Air Kelas II di Kab. Polewali Mandar St
Lokasi
Ip Maks
Ip Rata
Ip
Kategori
1
S. Binuang
2,109
0,237
1,126
Cemar Ringan
2
S. Mapilli
0,571
0,101
0,084
Memenuhi
3
S. Tinambung
0,5
0,132
0,066
Memenuhi
4
S. Botto
2,948
0,436
2,221
Cemar Ringan
5
S. Kunyi
0,5
0,125
0,066
Memenuhi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Metode ini dapat langsung menghubungkan tingkat ketercemaran dengan dapat atau tidaknya sungai dipakai untuk penggunaan tertentu dan dengan nilai parameter – parameter tertentu. Evaluasi terhadap nilai IP adalah : 0
≤ Plj ≤ 1,0
= Memenuhi baku mutu ( Kondisi baik )
1,0 < Plj ≤ 5,0
= Cemaran ringan
5,0 < Plj ≤ 10
= Cemaran sedang
Plj > 10
= Cemaran berat.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 82 -
Nilai IP ini akan dibandingkan dengan baku mutu kelas air, dari nilai IP ini akan diketahui peringatan Kualitas air yang dinilai masih layak untuk dimamfaatkan bagi peruntukan tertentu. Pembandingan kelas air didasarkan pada mutu air kelas satu, dan kemungkinan kegunaannya. Tingkat mutu air kelas satu merupakan tingkat terbaik.
2.8
SOSIAL Analisa data sektoral ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menganalisa Data Sektor Tahun 2008 dan 2010 , dalam hal ini Data Sektor Sosial (Kemiskinan, Fasilitas Perumahan dan Pemukiman) pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Polewali Mandar yang telah dikumpulkan sebelumnya. Indikator yang di analisa adalah : 1. Proporsi Penduduk yang Cacat (Usia 7-15 Tahun). 2. Proporsi Rumah Tangga yang kualitas hidupnya Rendah (Fakir Miskin). 3. Proporsi Penduduk yang kualitas hidupnya Rendah (Fakir Miskin). 4. Proporsi Rumah Tangga/Penduduk yang kualitas hidupnya Rendah (Fakir Miskin). 5. Persentase Rumah Tangga yang menempati Rumah Tidak Layak Huni. 6. Persentase Rumah Tangga yang Tinggal di Daerah Rawan Bencana.
2.8.1
Proporsi Penduduk Usia 7 – 15 Tahun yang Cacat Penduduk yang Cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan untuk melakukan aktifitas atau kegiatan pada umumnya. Berdasarkan Hasil pengolahan Penguatan Data Sektoral maka digambarkan Proporsi Penduduk yang Cacat (Usia 7 – 15 Tahun) dirinci per kecamatan berdasar :
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 83 -
Tabel. 2.8.1 Proporsi Penduduk Cacat (Usia 7 – 15 Tahun) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 – 2010 Kecamatan Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga
Penduduk yang Cacat (Usia 7 – 15 Th) 2009 2010 Jumlah Jumlah (%) (%) (Jiwa) (Jiwa) 22 0.54 5 0.12 64 0.136 13 0.28 36 0.107 5 0.15 30 0.79 4 0.10 50 0.189 17 0.64 9 0.09 26 0.25 8 0.15 11 0.21 86 0.107 37 0.46 48 0.09 8 0.15 3 0.07 12 0.27 164 0.373 24 0.55 0 0 8 0.45 18 0.15 19 0.16 28 0.47 27 0.46 10 0.48 12 0.58 12 0.105 2 0.17
Kab. Polewali Mandar
588
0.75
230
0.29
Sumber Data : Hasil Pengolahan Data Sektor
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Proporsi Penduduk yang cacat pada Tahun 2010 tertinggi berada di Kec. Allu yaitu sebesar 0.64% dan terendah berada di Kec. Tubbi Taramanu yaitu sebesar 0.10%, ini menunjukkan bahwa Kecamatan tersebut merupakan kecamatan yang boleh dikatakan penduduk yang kurang penyandang cacatnya. 2.8.2
Proporsi Rumah Tangga yang Kualitas Hidupnya Rendah (Fakir Miskin). Rumah Tangga atau Penduduk Fakir Miskin adalah seseorang atau kepala keluarga yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan atau tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok atau orang yang mempunyai sumber mata pencaharian akan tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarga yang layak bagi kemanusiaan. Berdasarkan Hasil pengolahan Penguatan Data Sektor Maka digambarkan Proporsi Rumah Tangga yang Kualitas Hidupnya Rendah ( fakir miskin ) dirinci per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 84 -
Tabel. 2.8.2 Proporsi Rumah Tangga yang Kualitas Hidupnya Rendah (Fakir Miskin) di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Rumah Tangga Fakir Miskin 2010 Kecamatan Jumlah (Jiwa) (%) Tinambung 1220 26.14 Balanipa 2181 43.57 Limboro 1562 39.47 Tubbi Taramanu 1156 28.22 Allu 1239 46.39 Campalagian 3057 26.99 Luyo 1438 24.75 Wonomulyo 2447 22.71 Mapilli 1468 24.67 Tapango 1150 22.38 Matakali 715 15.1 Bulo 567 28.87 Polewali 1401 11.69 Binuang 1507 22.57 Anreapi 580 28.77 Matangnga 522 44.39 Kab. Polewali Mandar 22.210 25.25 Sumber Data : Hasil Pengolahan Data Sektor
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Proporsi Rumah Tangga Miskin yang kualitas hidupnya rendah atau Fakir Miskin pada Tahun 2010 tertinggi berada di Kec. Allu yaitu sebesar 46.39% dan terendah berada di Kecamatan Polewali yaitu sebesar 11.69%
ini menunjukkan bahwa Kec. Allu yang merupakan kecamatan yang boleh
dikatakan sebagian besar penduduknya hanya mengenal cara bertani dan bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, dan wilayah kecamatan ini cukup jauh dari perkotaan bahkan ada daerah yang susah diakses oleh kendaraan. Sedangkan Kec. Polewali Merupakan Ibukota dari Kabupaten Polewali Mandar sendiri. Sebagian besar Penduduk di Kec. Polewali bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil selebihnya bekerja di bidang jasa, Perdagangan, hotel, restaurant dan lain sebagainya untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Untuk Kab. Polewali Mandar Pada Tahun 2010 Proporsi Rumah Tangga Fakir Miskin
yaitu
sebesar
25.25%,
ini
menunjukkan
bahwa
Program-program
penanggulangan Kemiskinan yang dijalankan oleh Pemerintah daerah sudah boleh dikatakan berhasil.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 85 -
2.8.3
Proporsi Penduduk yang Kualitas Hidupnya Rendah ( Fakir Miskin ) . Penduduk Fakir Miskin adalah seseorang atau kepala keluarga yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan atau tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok atau orang yang mempunyai sumber mata pencaharian akan tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarga yang layak bagi kemanusiaan. Berdasarkan Hasil pengolahan Penguatan Data Sektor Maka digambarkan Proporsi Penduduk Yang Kualitas Hidupnya Rendah ( fakir miskin ) dirinci per kecamatan dapat di lihat pada tabel berikut : Tabel. 2.8.3 Proporsi Penduduk yang Kualitas Hidupnya Rendah Fakir Miskin di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Penduduk Fakir Miskin 2010 Kecamatan Jumlah (%) (Jiwa) Tinambung 4880 23.08 Balanipa 8724 35.79 Limboro 6248 35.06 Tubbi Taramanu 4624 28.5 Allu 4956 39.48 Campalagian 12228 23.9 Luyo 5752 23.34 Wonomulyo 9788 23.04 Mapilli 5872 23.53 Tapango 4600 22.22 Matakali 2860 14.26 Bulo 2268 30.73 Polewali 5604 11.57 Binuang 6028 22.16 Anreapi 2320 25.29 Matangnga 2080 42.17 Kab. Polewali Mandar 88.832 23.8 Sumber Data : Hasil Pengolahan Data Sektor
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Jumlah Penduduk Miskin yang kualitas hidupnya rendah atau Fakir Miskin pada Tahun 2010 tertinggi berada di Kec. Matangnga yaitu sebesar 42.17% dan terendah berada di Kec. Polewali yaitu sebesar 11.57%, ini menunjukkan bahwa Kec. Matangnga yang merupakan kecamatan yang boleh dikatakan terpencil jauh dari Ibukota kabupaten dan akses untuk menuju ke kecamatan inipun sangat susah dan sebagian besar penduduknya hanya mengenal cara bertani dan bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Sedangkan Kec. Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 86 -
Polewali merupakan Ibukota dari Kab. Polewali Mandar sendiri. Sebagian besar penduduk di Kec. Polewali bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil selebihnya bekerja di bidang jasa, Perdagangan, hotel, restaurant dan lain sebagainya untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Untuk Kab. Polewali Mandar Pada Tahun 2010 Proporsi Penduduk Fakir Miskin yaitu sebesar 23.80%, ini menunjukkan bahwa Program-program penanggulangan Kemiskinan yang dijalankan oleh Pemerintah daerah sudah boleh dikatakan berhasil. 2.8.4
Proporsi Rumah Tangga/Penduduk yang Kualitas Hidupnya Rendah (Fakir Miskin). Data sektor Proporsi Rumah Tangga/Penduduk Fakir Miskin Kab. Polewali Mandar adalah gabungan data sektor Rumah Tangga (RT) dan data sektor Penduduk Fakir Miskin Kab. Polewali Mandar di rinci per kecamatan dapat di lihat pada tabel berikut : Tabel. 2.8.4 Proporsi Rumah Tangga/Penduduk Fakir Miskin di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 dan 2010 Persentase Rumah Tangga/Penduduk Fakir Miskin Tahun 2008 Tahun 2010 Kecamatan Jumlah (%) Jumlah Jiwa (%) Jiwa Tinambung 4.924 23.40 4.880 23.08 Balanipa 8.809 36.32 8.724 35.79 Limboro 5.928 33.43 6.248 35.06 Tubbi Taramanu 5.511 34.14 4.624 28.50 Allu 4.562 36.52 4.956 39.48 Campalagian 8.944 17.57 12.228 23.90 Luyo 5.148 20.99 5.752 23.34 Wonomulyo 8.836 20.90 9.788 23.04 Mapilli 4.760 19.17 5.872 23.53 Tapango 3.984 19.34 4.600 22.22 Matakali 2.448 12.27 2.860 14.26 Bulo 2.246 30.58 2.268 30.73 Polewali 5.585 11.59 5.604 11.57 Binuang 4.924 18.19 6.028 22.16 Anreapi 2.345 25.69 2.320 25.29 Matangnga 1,856 37.80 2.080 42.17 Kab. Polewali Mandar 80.810 21.75 88.832 23.80 Sumber Data : Hasil Pengolahan Data Sektor
Dari tabel
di atas dapat dilihat bahwa Proporsi Penduduk yang kualitas
hidupnya rendah atau Fakir Miskin pada Tahun. Pada Tahun 2008 Proporsi Penduduk yang kualitas hidupnya rendah atau fakir miskin tertinggi juga berada di Kec.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 87 -
Matangnga yaitu sebesar 37.80% dan Terendah berada di Kec. Polewali yaitu sebesar 11.59%. Sedangkan Pada Pada Tahun 2010 Proporsi Penduduk yang Kualitas hidupnya rendah atau fakir miskin tertinggi juga berada di Kec. Matangnga yaitu sebesar 42.17% dan Terendah berada di Kec. Polewali yaitu sebesar 11.57% ini menunjukkan bahwa Kec. Matangnga yang merupakan kecamatan yang boleh dikatakan terpencil jauh dari Ibukota Kabupaten dan akses untuk menuju ke Kecamatan ini pun sangat susah dan sebagian besar penduduknya hanya mengenal cara bertani dan bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Sedangkan Kec. Polewali dan Wonomulyo merupakan Ibukota dari Kab. Polewali Mandar sendiri. Sebagian besar Penduduk di Kec. Polewali dan Wonomulyo bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil selebihnya bekerja di bidang jasa, Perdagangan, hotel, restaurant dan lain sebagainya untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Untuk Kab. Polewali Mandar Pada Pada Tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 2.25%, Pada Tahun 2010 Proporsi Penduduk Fakir Miskin yaitu sebesar 23.80%, ini menunjukkan bahwa Program-program penanggulangan kemiskinan yang dijalankan oleh Pemerintah Daerah sudah boleh dikatakan berhasil. Dapat dilihat dalam bentuk grafik di bawah ini: Grafik. 2.8.4 Proporsi Rumah Tangga/Penduduk Fakir Miskin di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 dan 2010
Persentase Penduduk Miskin di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 dan 2010
24 23,8 Tahun 2008
Tahun 2010
Sumber Data : Hasil Pengolahan Data Sektor
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 88 -
2.8.5
Persentase Rumah Tangga yang Menempati Rumah Tidak Layak Huni Rumah Tidak Layak Huni adalah rumah tangga yang kondisi perumahan dan Lingkupnya tidak memenuhi persyaratan yang layak untuk tempat tinggal baik secara fisik, kesehatan maupun sosial. Berdasarkan Hasil pengolahan Penguatan Data Sektor, maka digambarkan Persentase Rumah Tangga yang menempati Rumah Tidak layak Huni dirinci per kecamatan dapat di lihat pada tabel berikut : Tabel. 2.8.5 Persentase Rumah Tangga (RT) Menempati Rumah Tidak Layak Huni di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 – 2010 Persentase RT Tidak Layak Huni Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Kecamatan Jumlah Jumlah Jumlah % % % RT RT RT Tinambung 316 7.15 316 25.5 316 6.77 Balanipa 568 11.50 568 39 568 11.35 Limboro 489 11.92 489 44.9 489 12.36 Tubbi Taramanu 376 11.05 376 55.1 376 9.18 Allu 106 3.79 106 10.8 106 3.97 Campalagian 72 0.66 72 3.55 72 0.64 Luyo 155 2.98 155 13.7 155 2.67 Wonomulyo 1.100 11.16 1.100 79.9 1.100 10.21 Mapilli 170 3.12 274 22.6 274 4.61 Tapango 126 2.73 126 17.3 126 2.45 Matakali 54 1.26 274 53.4 274 5.79 Bulo 74 4.59 92 30.6 92 4.68 Polewali 128 1.33 130 12.5 130 1.09 Binuang 440 7.72 440 46.4 440 6.59 Anreapi 30 1.65 30 6.94 30 1.49 Matangnga 250 23.72 257 70.8 257 21.85 Kab. Polewali Mandar 4.454 5.58 4.805 30.9 4.805 5.46 Sumber Data : Hasil Pengolahan Data Sektor
Dari Tabel di atas terlihat bahwa kecamatan dengan Persentase Rumah Tangga yang Berumah Tidak Layak Huni Tahun 2008 yang tertinggi adalah Kec. Matangnga yaitu 23.72% disusul Kec. Limboro yaitu 11.92% sedangkan persentase Rumah Tidak layak Huni
yang terendah adalah Kec. Campalagian yaitu 0.66% sedangkan
Persentase Rumah Tidak Layak Huni Tahun 2009 yang tertinggi adalah Kec. Matangnga yaitu 0.71% disusul Kec. Tubbi Taramanu yaitu 0.55% sedangkan persentase Rumah Tidak layak Huni yang terendah adalah Kec. Campalagian yaitu 0.04% . dan Persentase Rumah Tidak Layak Huni tahun 2010 yang tertinggi adalah
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 89 -
Kec. Matangnga yaitu 21.85% sedangkan persentase Rumah Tidak layak Huni yang terendah adalah Kec. Campalagian yaitu 0.64% Untuk Kab. Polewali Mandar pada Tahun 2008 sebesar 5.58% , Tahun 2009 sebesar 0.31% dan Tahun 2010 sebesar 5.46%, ini mengalami penurunan dari Tahun 2008 sampai Tahun 2010, jikalau tiap tahunnya mengalami penurunan bukan tidak mungkin penduduk nantinya sudah tidak ada yang memiliki Rumah Tidak layak Huni. dapat dilihat dalam bentuk grafik dibawah ini: Grafik. 2.8.5 Persentase Rumah Tangga (RT) Menempati Rumah Tidak Layak Huni di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 – 2010
Sumber Data : Hasil Pengolahan Data Sektor
2.8.6
Persentase Rumah Tangga yang Tinggal di Kawasan Rawan Bencana Kawasan rawan bencana adalah kawasan atau wilayah yang rawan terhadap bencana banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan lain-lain. Indikator ini memberikan gambaran mengenai masyarakat miskin yang menempati/menghuni wilayah rawan bencana yang membahayakan existensi kehidupan masyarakat setempat jika sewaktu waktu terjadi bencana Berdasarkan hasil pengolahan penguatan data sektor maka di gambarkan persentase rumah tangga yang Tinggal di kawasan rawan bencana dirinci per kecamatan dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 90 -
Tabel. 2.8.6 Persentase Rumah Tangga yang Tinggal di Daerah Rawan Bencana di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 – 2010 Persentase RT yang Tinggal di Daerah Rawan Bencana Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Jml RT ( % ) Jml RT (%) Jml RT (%) Tinambung 715 16.18 715 57.6 715 15.32 Balanipa 540 10.93 543 37.3 543 10.85 Limboro 268 6.53 268 24.6 268 6.77 Tubbi Taramanu 149 4.38 149 21.8 149 3.64 Allu 63 2.25 63 6.39 63 2.36 Campalagian 95 0.87 95 4.68 95 0.84 Luyo 39 0.75 39 3.44 39 0.67 Wonomulyo 800 8.11 809 58.8 807 7.49 Mapilli 173 3.17 274 22.6 274 4.61 Tapango 73 1.58 73 10 73 1.42 Matakali 6 0.14 274 53.4 274 5.79 Bulo 74 4.59 70 23.3 70 3.56 Polewali 240 2.49 241 23.2 241 2.01 Binuang 515 9.03 518 54.6 518 7.76 Anreapi 47 2.58 47 10.9 47 2.33 Matangnga 100 9.49 105 28.9 105 8.93 Kab. Polewali Mandar 3.897 4.89 4.283 27.6 4.283 4.87 Sumber Data : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Persentase Rumah Tangga yang tinggal di Daerah Rawan Bencana Tahun 2008 tertinggi berada di Kec. Tinambung yaitu sebesar 16.18% dan terendah di Kec. Matakali yaitu sebesar 0.14% hal ini disebabkan karena di Kec. Tinambung sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh Sungai jadi sewaktu-waktu jika tiba musim hujan daerah ini rawan terhadap bencana banjir. Pada Tahun 2009 Persentase Rumah Tangga yang tinggal dikawasan rawan bencana Tertinggi berada di Kec. Wonomulyo yaitu sebesar 58.8%, Terendah Kec. Luyo yaitu sebesar 3.44%. Kec. Luyo merupakan daearah yang cukup aman dari ancaman bencana yaitu tidak berada pada daerah pegunungan dan pantai. Idealnya tidak boleh ada penduduk yang tinggal di kawasan rawan bencana. Pada Tahun 2010 Persentase Rumah Tangga yang tinggal dikawasan rawan bencana Tertinggi berada di Kec. Tinambung yaitu sebesar 15.32%, Terendah kecamatan Luyo yaitu sebesar 0.64%. Kec. Luyo merupakan daearah yang cukup aman dari ancaman bencana yaitu tidak berada pada daerah pegunungan dan pantai. Idealnya tidak boleh ada penduduk yang tinggal di kawasan rawan bencana. Untuk Kab. Polewali Mandar pada Tahun 2008 sebesar 4.89% ini mengalami Penurunan sebesar 1.04%, sedangkan Persentase pada tahun 2009 sebesar 27.6%, Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 91 -
pada tahun 2009 dapat dilihat bahwa daerah rawan bencana mengalami kenaikan.pada Tahun 2010 sebesar 4.87% pada Tahun 2010 dapat dilihat bahwa daerah rawan bencana mengalami penurunan yang sangat drastis. Disini dapat dilihat perubahan yang ditunjukkan cukup banyak namun Jika tiap tahunnya mengalami penurunan maka bukan tidak mungkin pada Tahun 2015 nanti penduduk sudah tidak ada yang bermukim di daerah Rawan Bencana. Persentase Rumah Tangga yang tinggal di Daerah Rawan Bencana di Kab. Polewali Mandar Pada Tahun 2008, 2009 dan 2010 dapat dilihat dalam bentuk grafik dibawah ini : Grafik. 2.8.6 Persentase Rumah Tangga yang Tinggal di Daerah Rawan Bencana di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 – 2010
Sumber Data : Hasil Pengolahan Data Sektor
2.9
KELUARGA BERENCANA (KB)
2.9.1.
Proporsi Penduduk Kategori Pra Sejahtera dan Pra Sejahtera I Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. Keluarga Sejahtera I adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya (Socio Psychological Needs), seperti kebutuhan ibadah, makanan protein hewani, pakaian, ruang untuk interaksi keluarga, kesehatan, penghasilan, baca tulis latin maupun ikut ber-KB.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 92 -
Tabel. 2.9.1. Proporsi Keluarga Pra Sejahtera dan Pra Sejahtera I di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Pra Sejahtera
Kecamatan Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar
Perempuan 597 543 409 113 266 205 156 304 28 210 31 26 575 153 39 127 3.782
Laki-laki 1598 2105 1091 802 111 3035 184 1765 182 187 673 103 954 438 713 843 19.084
Pra Sejahtera I Jumlah 2195 2648 1500 915 377 3240 340 2069 210 397 704 129 1529 591 752 970 22.866
% 37.36 25.80 37.49 14.09 41.73 6.75 84.78 17.22 15.38 112.30 4.61 25.24 60.27 34.93 5.47 15.07 19.82
Perempuan 332 254 409 140 185 392 255 375 51 356 47 13 527 108 127 30 3.601
Laki-laki 1269 1527 1091 118 1147 3629 1394 2954 1309 1526 990 1079 1227 864 741 216 22.091
Jumlah 1601 1781 1500 258 1332 4021 1649 3329 1360 1882 1037 1092 1754 972 868 246 25.692
% 26.16 16.63 37.49 84.29 16.13 10.80 18.29 12.69 3.90 23.33 4.75 1.20 42.95 12.50 17.14 13.89 16.30
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Grafik. 2.9.1 Proporsi Keluarga Pra Sejahtera dan Pra Sejahtera I di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
2.9.2
Proporsi Jumlah Keluarga Sejahtera II, Sejahtera III dan Sejahtera III Plus Jumlah Sejahtera II, Sejahtera III dan Sejahtera III Plus masih sangat rendah karna belum menentukan perbandngan laki-laki dan perempuan berarti ini belum bisa menentukan bahwa data ini belum dikatakan gender.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 93 -
Tabel. 2.9.2 Proporsi Jumlah Keluarga Pra Sejahtera II, III dan Sejahtera III Plus di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Sejahtera II
Sejahtera III
Sejahtera III Plus
26.48 14.40 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
5.54
Grafik. 2.9.2 Proporsi Jumlah Keluarga Pra Sejahtera II, III dan Sejahtera III Plus di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
2.9.3
Angka Pemakaian Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan ibu di suatu wilayah adalah dengan mengukur tingkat angka pemakaian kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS) Usia 15 – 49 Tahun. Yang berarti bahwa dengan pemakaian kontrasepsi secara tidak langsung dapat mencegah terjadinya faktor resiko kematian sehingga pada akhirnya kesehatan dan keselamatan ibu tetap terjaga dari sebab kematian akibat persalinan.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 94 -
Tabel. 2.9.3 Angka Pemakaian Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Per Kecamatan di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010 Angka Pemakaian Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Kecamatan
2008
%
2009
%
2010
%
Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu
1102 1347 580 1290 1574
39.91 41.83 29.07 51.6 70.14
1101 1929 577 1201 1108
39.9 58.1 28.92 48.04 54.66
1869 1533 1032 1769 951
0.94 1.00 0.87 91 0.89
Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali
3806 1922 3049 1747 2456 2463 847 3900
46.82 57.39 40.83 57.64 63.59 80.81 62.74 65.09
3969 2148 5536 2122 1998 1757 847 4209
48.83 59.28 77.85 66.02 55.52 62.57 57.62 69.28
4429 2747 4271 2479 2427 2176 1201 4168
0.94 0.75 0.98 0.99 0.99 0.98 1.00 0.91
Binuang Anreapi
2592 688
63.66 49.6
2433 1209
54.96 70.91
2510 865
0.94 0.73
Matangnga
708
73.98
750
78.45
788
0.72
30.071
54.32
32.894
59.03
35215
0.91
Kab. Polewali Mandar
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor *) Data masih gabung dengan Kec. Mapilli
Grafik. 2.9.3 Persentase Pemakaian Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2008 – 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Pada tabel dan grafik diatas dapat kita lihat penurunan angka PUS yang menggunakan alat kontrasepsi terjadi di Kecamatan Wonomulyo, Mapilli Balanipa,
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 95 -
dan Anreapi. Penurunan jumlah PUS ber-KB kemungkinan besar diakibatkan adanya efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi ini, dan terbatasnya jumlah klinik KB terutama di daerah yang jauh dari ibukota kabupaten serta kurangnya tenaga penyuluh lapangan KB. Di Kecamatan lain rata-rata mengalami peningkatan meskipun jumlahnya tidak begitu besar, tapi peningkatan ini mengindikasikan bahwa kesadaran PUS untuk menjadi akseptor KB meningkat. Peningkatan ini secara tidak langsung dapat mencegah resiko kematian ibu akibat persalinan dan pada akhirnya kesehatan dan keselamatan Ibu tetap terjaga. 2.9.4
Angka Penggunaan Kondom Angka penggunaan kondom digunakan untuk memonitor penyebaran HIV/AIDS sebab pemakaian kondom merupakan metode kontrasepsi yang efektif dalam mengurangi resiko penyebaran HIV/AIDS. Pemakaian kondom diasumsikan sebagai upaya dalam mengatur kelahiran dan mencegah penularan HIV/AIDS (Dual Protection). Penggunaan kondom yang konsisten dengan pasangan tidak tetap akan mengurangi resiko penularan HIV/AIDS saat berhubungan seks. Tabel. 2.9.4 Persentase Penggunaan Kondom Dirinci Per Kecamatan di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 - 2010 Persentase Penggunaan Kondom 2008 % 2009 % 2010 Tinambung 273 9.89 98 3.55 114 Balanipa 88 2.73 9 0.27 7 Limboro 18 0.9 5 0.25 161 Tubbi Taramanu 270 10.8 116 4.64 172 Allu 157 6.99 13 0.64 118 Campalagian 453 5.57 340 4.18 286 Luyo 16 0.48 157 4.33 922 Wonomulyo 185 2.48 57 0.8 62 Mapilli 164 5.41 18 0.56 31 Tapango 190 4.92 68 1.89 554 Matakali 28 0.92 28 0.92 53 Bulo 0 0 0 0 0 Polewali 171 2.85 96 1.58 393 Binuang 154 3.78 61 1.38 161 Anreapi 152 10.96 160 9.38 314 Matangnga 11 1.15 0 0 304 Kab. Polewali Mandar 2.330 4.21 1.226 2.20 3.652 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor Kecamatan
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
% 0.06 4.55 0.13 0.09 0.11 0.06 0.25 0.81 0.01 0.23 0.02 0 0.09 0.06 0.27 0.28 0.09
- 96 -
Grafik. 2.9.4 Persentase Penggunaan Kondom Di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2008 – 2010
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sektor
Angka penggunaan kondom di Kab. Polewali Mandar mengalami penurunan sebanyak 1.104 dari 2.330 akseptor pada tahun 2008 menjadi 1.226 akseptor pada tahun 2009. Masih rendahnya jumlah akseptor yang menggunakan kondom dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya disebabkan keengganan kaum pria untuk ber-KB. Selama ini kaum pria enggan ber-KB karena pria beranggapan bahwa KB merupakan urusan perempuan. Sebab lain yaitu ketidaknyamanan pada saat berhubungan seks dan adanya kekhawatiran bocor, namun di Kab. Polewali Mandar jumlah pria ber -KB pada tahun 2008 meningkat dan diharapkan tahun-tahun berikut terus meningkat.
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 2008 – 2010 Kerjasama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar – UNICEF
- 97 -