BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Bahasa merupakan komunikasi antara manusia yang satu dengan manusia
yang lain. Dalam kegiatan berbahasa seseorang dituntut untuk menguasai keterampilan berbahasa. Keterampilan tersebut meliputi empat macam, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN 2 Jlamprang kelas II mengalami masalah dalam penyampaian materi di dalam kelas. Guru cenderung bersifat konvensional dan pembelajaran berpusat pada guru (teacher oriented), sehingga kurang memotivasi siswa untuk belajar karena pembelajaran didominasi oleh aktivitas guru, yaitu ceramah, yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Dari observasi yang dilakukan, ketika proses belajar mengajar berlangsung siswa hanya duduk diam, mendengarkan dongeng yang diceritakan oleh guru, siswa tidak terlihat antusias atau tertarik dengan dongeng yang dibacakan guru, bahkan siswa cenderung bosan. Ketika guru meminta pendapat dari siswa pun hanya siswa-siswa tertentu yang berani berbicara mengemukakan pendapatnya di depan umum, sedang siswa yang lain hanya diam melihat teman mereka yang sedang berbicara, bahkan banyak siswa yang sibuk berbicara sendiri dengan temannya. Siswa yang aktif mengungkapkan pendapat merupakan siswa yang aktif dan berprestasi di kelas. Sedangkan siswa pemalu dan sedikit lamban biasanya hanya duduk diam ketika diminta guru untuk berbicara mengungkapkan pendapat atau menceritakan kembali dongeng yang ia dengar, itu dikarenakan mereka takut untuk berbicara di depan umum akibat dari mereka tidak menyimak apa yang guru sampaikan dengan baik. Hal ini sangat krusial, karena hakikat seorang guru adalah sebagai mediator siswa untuk belajar, sehingga untuk menarik minat belajar siswa perlu adanya metode belajar yang sesuai dan menarik. Masalah yang dihadapi oleh siswa kelas II SDN 2 Jlamprang menurut observasi yang telah peneliti lakukan adalah berbicara dan mengungkapkan 1
2
informasi secara lisan dan tertulis. Berbicara erat hubungannya dengan perkembangan kosakata yang diperoleh oleh anak melalui kegiatan menyimak dan membaca. Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka seharusnya pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Apabila seorang pembicara tidak memikirkan yang akan dikomunikasikannya dengan pendengar, maka kegiatan berbahasa tidak berjalan dengan lancar. Dengan memiliki keterampilan berbicara yang baik, tentunya akan berdampak pesat dengan kemampuan siswa untuk menuliskan atau menceritakan kembali dalam bahasa tulis apa yang ia dengarkan. Tabel berikut merupakan tabel nilai tes formatif siswa kelas II SDN 2 Jlamprang Wonosobo sebelum tindakan: Tabel 4.1 Distribusi Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas II Semester 2 SDN Jlamprang 2 Sebelum Tindakan
No
Rentang Nilai
Ketuntasan
Jumlah Siswa
1.
60 – 69
Belum Tuntas
19
2.
70 – 79
Tuntas
7
3.
80 – 89
Tuntas
9
4.
90 - 100
Tuntas
0
Jumlah
35
Rata-rata
71
Kesenjangan nilai yang terjadi menurut hasil observasi peneliti, disebabkan oleh kurang bersemangatnya siswa dalam mengikuti pelajaran. Kelas didominasi oleh siswa aktif, sedang sebagian besar siswa lain cenderung pasif dan lebih suka bermain dan berbicara sendiri ketika PBM berlangsung. Dalam hal ini siswa kelas II SDN 2 Jlamprang Wonosobo sangat memerlukan media atau metode belajar baru yang dapat menstimulus siswa berbicara dengan baik dan menuliskan pendapatnya dalam bentuk bahasa tulis.
3
Menurut observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, peran guru sangat menunjang dalam kelancaran berbicara pada siswa kelas II SDN 2 Jlamprang Wonosobo, yaitu berusaha mencari sarana yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Agar para siswa lebih tertarik dalam pelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan berbicara, guru menggunakan media power point sebagai media pembelajaran. Pemilihan media Power Point sebagai media pembelajaran di sini yaitu karena media Power Point dapat menampilkan berbagai macam aspek yang diperlukan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Aspek-aspek tersebut kesemuanya dapat ditampilkan menggunakan media Power Point, sehingga sangat menunjang hasil belajar siswa, karena siswa menjadi lebih tertarik mengikuti Proses Belajar Mengajar karena aplikasi Power Point dapat menampilkan teks, gambar, suara dan video sehingga menarik minat siswa untuk belajar dengan tampilannya yang menarik. Pada pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diharapkan mampu berbicara menyampaikan pendapatnya, dengan menggunakan media Power Point yang menampilkan gambar dan video, siswa terbantu untuk mengungkapkan pendapatnya dan akan lebih bersemangat dalam mengikuti PBM. Dilihat dari hasil observasi yang telah dilakukan dan dukungan referensi dari ahli dan hasil penelitian, peneliti berkolaborasi dengan guru memilih media pembelajaran menggunakan power point sebagai media yang diteliti dampaknya dalam membantu meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. Dari uraian latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Penggunaan Media Power Point Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Materi Mendeskripsikan Gambar dan Bercerita Kelas II SDN 2 Jlamprang Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.” 1.2
Identifikasi Masalah Pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung, siswa seringkali
menjadi pasif karena hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Siswa juga mengalami kesulitan berbicara mengungkapkan pendapatnya dan
4
mengalami kesulitan dalam menyampaikannya baik secara lisan maupun tulisan. Ketika guru mengajukan pertanyaan kepada siswa pada saat PBM berlangsung, hanya sebagian kecil siswa yang menjawab sedang siswa yang lain hanya diam tidak memperhatikan dan terlihat enggan menjawab. Setelah melihat keadaan PBM yang tidak kondusif tersebut, penulis melakukan sebuah penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan serta penyebab munculnya masalah, antara lain: 1. Ada beberapa siswa yang berbicara sendiri saat guru sedang membacakan dongeng
yang
menjadi
materi
pelajaran,
bahkan
guru
perlu
memperingatkan mereka berulang kali agar mereka memperhatikan. 2. Sebagian besar siswa tidak berani berbicara mengungkapkan pendapatnya dikarenakan tidak menguasai pelajaran. 3. 19 siswa memperoleh nilai di bawah KKM. (KKM ≥ 70) 4. Sebagian besar siswa tidak semangat dalam menjawab pertanyaan dari guru. Hal-hal tersebut yang menyebabkan rendahnya nilai siswa kelas 2 SDN 2 Jlamprang Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Diperoleh data siswa kelas II berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan, diperoleh data yaitu 16 siswa memperoleh nilai memenuhi Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM ≥ 70) dan terdapat 19 siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM. 1.3
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: “Apakah penggunaan media Power Point dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas II SDN 2 Jlamprang Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012” 1.4
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan media Power Point pada mata pelajaran
5
Bahasa Indonesia siswa kelas II SDN 2 Jlamprang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012” 1.5
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini:
1.
Bagi Siswa
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa,dengan melakukan penelitian ini akan mengurangi kesalahan dalam pembelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien dengan menggunakan metode baru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2.
Bagi Guru
Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan media Power Point. 3.
Bagi Sekolah
Memberi
masukan
kepada
siswa
untuk
mengembangkan
model-model
pembelajaran yang lain guna meningkatkan hasil belajar siswa. 4.
Bagi Pendidikan a. Motivasi Peneliti b. Mengembangkan model-model pembelajaran baru yang efektif dan efisien