Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Negara-negara di dunia secara umum memberlakukan sistem kadaster konvensional dua dimensi hingga akhirnya muncul sistem kadaster modern yang dirintis pertama kali oleh Negara Perancis pada awal tahun 1980-an. Pada masa itu sistem kadaster menjadi semakin meluas dengan memanfaatkan tidak hanya dua dimensi tapi mulai dikembangkan hingga tiga dimensi. Hal tersebut berkaitan dengan seiring perkembangan waktu yang semakin banyak menghadirkan bangunan bertingkat.
Sistem kadaster adalah sebuah sistem dimana kepemilikannnya terhadap tanah secara jelas dan pasti diarsipkan dengan bentuk geometri yang tergambar dua dimensi sebagai entitas dasar. Sehingga pengertian sistem kadaster yang lama sudah tidak relevan dengan kebutuhan informasi masa sekarang. Maka diperlukan sebuah sistem kadaster modern yang dapat menghasilkan informasi dalam bentuk geometri tiga dimensi.
Meningkatnya kegiatan pembangunan khususnya di wilayah perkotaan yang disertai dengan bertambahnya penduduk yang secara alami terus berkembang, ditambah dengan tidak meratanya sebaran penduduk, membuat semakin tersentralisasi di pusat kota sehingga menjadi sumber penarik urbanisasi. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan penyediaan tempat bermukim dan meningkatkan mobilitas peduduk
sehingga berdampak pada bertambahnya penyediaan sarana.
Untuk memenuhi semua kebutuhan yang akan muncul seiring masalah tersebut menyebabkan makin terbatasnya ruang tanah yang tersedia. Terbatasnya luas tanah yang tersedia dan harga tanah yang semakin tinggi menyebabkan orientasi pembangunan di perkotaan mengarah secara vertikal kepada pemanfaatan ruang baik di atas maupun di bawah permukaan tanah.
Maka dapat dilihat saat ini banyak bangunan tinggi seperti gedung perkantoran, mall atau apartemen. Di lain sisi, pengelolaan bangunan atau gedung tersebut pasti tidak 1
murah dan mudah, dibutuhkan pengetahuan yang cukup mendalam mengenai selukbeluk pengelolaan gedung bertingkat tersebut agar tidak menimbulkan permasalahan baru. Mulai dari sistem listrik, keamanan, parkir, hingga sistem kebersihan gedung.
Pengelola gedung memiliki tanggung jawab penuh akan pemeliharaan gedung. Karena apabila ada suatu kejadian atau peristiwa di gedung yang bersangkutan, pihak pertama yang dimintai pertanggungjawaban adalah pengelola gedung atau manajer gedung.
Pengelolaan gedung yang profesional akan memberikan nilai lebih bagi investasi gedung. Misalnya, akan meningkatkan harga jual atau harga sewa. Sebaliknya pengelolaan gedung yang tidak baik akan mengancam eksistensi gedung yang bersangkutan karena akan ditinggalkan para penghuni atau penyewanya.
Maka menjadi sebuah kewajiban untuk setiap bangunan atau gedung dilakukan pengelolaan yang baik demi kelangsungannya sehingga diharapkan seseorang mampu mengelola satu gedung secara profesional. Mengingat seorang pengelola gedung akan mengelola hampir semua aspek yang terkait, mulai dari parkir, listrik, toilet, lift hingga keamanan gedung dari bahaya kebakaran.
Sebuah sistem informasi untuk manajemen gedung merupakan sistem yang membantu para pengelola gedung dan stafnya misalnya dalam mengelola sistem penyewaan, pengelolaan ataupun pemeliharaan gedung. Sistem ini dirancang secara khusus untuk mengolah data-data para pemakai gedung, serta peralatan yang digunakan. Untuk gedung yang disewakan maka sistem ini telah mengatur data penyewa serta jadwal pembayaran, sehingga memudahkan manajemen dalam memantau arus persewaan dan pemeliharaan (pengelolaan) gedung dalam jangka waktu bulanan ataupun tahunan.
Sedangkan monitoring yang dilakukan dalam sistem ini, dapat direalisasikan dengan bantuan modelling sistem informasi tiga dimensi untuk manajemen gedung. Pelayanan yang dapat diberikan sebagai hasil dari kegiatan tersebut adalah antara lain pengecatan dinding hingga perbaikan peralatan listrik. 2
Dengan adanya sistem tersebut akan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang lebih akurat.
1.2. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahannya adalah “Bagaimana membentuk sebuah sistem informasi (3D) untuk manajemen gedung?.” Dari rumusan masalah tersebut maka dapat diuraikan dalam beberapa pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penulisan tugas akhir ini, sebagai berikut : 1. Bagaimana membentuk data spasial secara tiga dimensi untuk memudahkan dalam mengambil keputusan khususnya dalam manjemen gedung? 2. Bagaimana data grafis tiga dimensi yang terbentuk dapat dimanfaatkan oleh pengelola gedung sehingga dapat di akses dengan mudah dalam kegiatan manajemen gedung ?
1.3. Maksud, Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Maksud dari tugas akhir ini adalah untuk membuat hubungan antara data geafis dan data atribut sehingga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan manajemen gedung. 2.
Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah membentuk dan menampilkan gambaran bangunan secara tiga dimensi dalam tingkat ketelitian dan detail informasi utilitas tertentu untuk kegiatan pengelolaan gedung sebagai bentuk pemodelan menuju sistem informasi tiga dimensi.
3. Dengan adanya hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat tentang gambaran umum yang dapat diaplikasikan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan pengelolaan gedung dengan menggunakan sistem informasi tiga dimensi.
3
1.4. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian dalam bentuk alir dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1 Diagram metodologi penelitian
Maka, metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : a. Persiapan penelitian, yaitu melakukan kajian pustaka atau studi literatur. b. Pengumpulan data, yaitu melakukan pengumpulan semua data baik data fisik dan data yuridis yang berhubungan dengan obyek penelitian. c. Pengolahan data, yaitu melakukan pengolahan terhadap data-data yang diperoleh untuk pembentukan sistem informasi 3D untuk manajemen 4
gedung, terdiri dari kegiatan pembentukan data grafis 3D, pembentukan data atribut dan pembuatan relation/link antara data grafis 3D dan data atributnya. d. Analisis hasil penelitian, yaitu melakukan analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang terbentuk dengan tujuan untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. e. Kesimpulan, yaitu merumuskan hasil analisis dan pembahasan dalam suatu kesimpulan penelitian agar selanjutnya dapat diberikan saran-saran yang dianggap perlu.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup kajian dari penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Pembentukan sistem informasi tiga dimensi (3D) dalam penelitian ini dilakukan untuk kepentingan manajemen gedung. 2. Data yang digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir ini adalah data spasial gedung Labtek IX/C sebagai peta dasar yang diberikan oleh Biro Sarana dan Prasarana Institut Teknologi Bandung. 3. Data yang digunakan dalam menunjukkan aspek manajemen gedung, yang digunakan adalah salah satu dari beberapa utilitas yang ada, penulis hanya menggunakan utilitas listrik. 4. Koordinat yang digunakan untuk membentuk data spasial dalam penelitian ini untuk absis (x), ordinat (y) dan ketinggian (z) digunakan sistem koordinat lokal, dimana titik koordinat (0,0) berada di salah satu ujung lantai dasar, dan titik nol ketinggian (z = 0) berada pada lantai dasar (Ground Floor) yang relatif datar dengan bidang tanah, sehingga lantai yang berada di atas tanah akan bernilai positif dan lantai yang berada di bawah tanah bernilai negatif. 5. Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah Autodesk Map 2009 dan Autodesk 3D STUDIO MAX untuk membentuk data grafis 3D dan Microsoft Access 2003 untuk membentuk data atribut. Sedangkan untuk keperluan rendering menggunakan Autodesk 3D STUDIO MAX juga. 6. Model yang digunakan untuk membentuk data grafis tiga dimensi (3D) dalam penelitian ini adalah model solid, yang merupakan salah satu model tiga dimensi dalam Autodesk Map 2009. 5
1.6 Sistematika Pembahasan Rencana penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini berisi hal-hal pokok yang menjadi dasar penulisan tugas akhir terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, maksud dan tujuan serta manfaat penelitian, metodologi penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Dasar Teori Bab ini berisi kajian secara teoritis tentang manajemen gedung dan sistem informasi tiga dimensi. Bab III Pembentukan Sistem Informasi Tiga Dimensi (3D) untuk Manajemen Gedung Bab ini berisi uraian proses penelitian dimulai dari penjelasan umum tentang objek studi, pembentukan data grafis tiga dimensi, pembentukan data atribut dan pembuatan relation/link antara data grafis dan data atribut sehingga dapat diketahui gambaran umum tentang sistem informasi tiga dimensi untuk manajemen gedung. Bab IV Analisis Penelitian Bab ini berisi analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian.
6