BAB I PENDAHULUAN Pada Bab 1 Pendahulanakan membahas mengenai gambaran umum penulisan Seminar Tugas Akhir. Pembahasan dimulai dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan.
1.1.
Latar Belakang Seni merupakan perbuatan manusia yang timbul berdasarkan hidup, perasaan,
dan sifat seseorang yang direfleksikan dalam suatu bentuk, suara, dan gerakan yang memiliki unsur keindahan. Seni pertunjukan merupakan seni yang paling diminati oleh kebanyakan orang. Seni pertunjukan ini salah satunya adalah teater. Teater adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain. Seni dan budaya di Bali mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan jaman, terutama pada seni pertunjukannya. Perkembangan ini menimbulkan efek terhadap seni pertunjukan khususnya teater di Bali. Efek itu terlihat dengan munculnya istilah seni kontemporer. Seni kontemporer ini merupakan perkembangan seni yang terpengaruh dampak medernisasi. Seni kontemporer ini memiliki sifat kekinian dan meleburkan batas-batas antara seni rupa, tari dan musik. Seni kontemporer ini memicu minat masyarakat di Bali untuk berapresiasi dalam seni pertunjukan, mulai dari kalangan pelajar hingga dewasa.
1
Penduduk di Bali memiliki apresiasi yang tinggi terhadap seni pertunjukan terlihat dari kegiatan yang sering mereka lakukan. Seperti adanya pentas kesenian yaitu PKB (Pesta Kesenian Bali) dan Bali Mandara di Denpasar yang sering menampilkan kegiatan seni pertunjukan, khususnya teater kontemporer. Pada kalangan pelajar memiliki antusias yang tinggi juga, terlihat dari komunitas teater yang mereka bangun, seperti Teater Kini Berseri, Teater Antariksa, Teater Angin dan komunitas teater lainnya, sehingga cabang seni pertunjukan teater masuk kedalam Pekan Seni Remaja (PSR), komunitas-komunitas ini sering kali menampilkan pertunjukan teater kontemporer atau dengan kata lain adalah seni pertunjukan teater yang kekinian, seperti teater modern sedang populer saat ini. Selain itu juga terdapat kegiatan Malam Apresiasi Teater Angin yang dilakukan para pelajar merupakan salah satu bukti dari tingginya apresiasi pelajar terhadap seni pertunjukan teater. Selain itu, apresiasi para wisatawan lokal maupun wisatawan internasional terlihat juga dengan seringnya mereka melaksanakan acara-acara yang berskala nasional maupun internasional seperti, APEC, Bali International Choir Festival, Jazz Festival, Jazz Market dan Classical Opera, beberapa dari kegiatan ini merupakan kegiatan pertujukan musik yang memerlukan gedung teater sebagai wadahnya. Sebagian dari kegiatan tersebut sering sekali terselenggara pada satu tempat, yaitu di Gedung Ksirarnawa Art Centre, tetapi kondisi gedung ini memiliki kelemahan pada beberapa sistem dan keadaannya, seperti kondisi jalan utama untuk mencapai gedung ini yang cukup sempit sehingga ketika ada kegiatan pada gedung ini sering kali membuat macet, kemacetan biasa terjadi karena transportasi yang masuk gedung ini berupa bus-bus besar ketika acara berlangsung. Keadaan beberapa sistem utilitas pada gedung ini juga terdapat kelemahan, seperti sistem akustik yang kurang dapat meredam suara dari luar, dan sistem penghawaannya tidak merata pada auditoriumnya. Selain di Gedung Ksirarnawa Art Centre, sebagian kegiatan tersebut juga diselenggarakan di Bali Nusa Dua Theatre, dengan kapasitas 700 orang dan sistem yang sudah cukup baik pada akustik dan pencahayaan. Kondisi infrastrukturnya sudah memadai dengan akses jalan menuju lokasi ini sudah cukup mudah dengan adanya jalur tol dan by pass. Banyak seniman-seniman yang berkecimpung di dalam seni pertunjukan seperti artis-artis dan aktor yang berskala nasional maupun internasional sering mengunjungi Pulau Bali ini untuk berlibur maupun untuk mengadakan acara, dan tidak jarang untuk mengadakan acara seni pertunjukan. Seperti kegiatan seni pertunjukan yang dilakukan aktor internasional Mahabharata di Garuda Wisnu Kencana yang menarik banyak 2
perhatian para pengunjung untuk menyaksikan acara pertunjukan tersebut. Melihat kondisi tersebut dapat dimanfaatkan potensi ini untuk mendongkrak keberadaan komunitas seniman-seniman lokal dan komunitas-komunitas teater pelajar di Bali dengan cara mengkolaborasikan pertunjukan antara artis dan aktor professional dengan komunitas-komunitas ini, yang akan meningkatkan apresiasi wisatawan untuk berkunjung dan menonton pertujukan teater kolaborasi tersebut. Hal ini juga dapat mendongkrak dari segi finansial komunitas tersebut, yang diketahui bahwa komunitas pelajar sering terkendala dengan kebutuhan finansial. Melihat hal ini, kebutuhan gedung teater sebagai wadah untuk pagelaran seni pertunjukan teater akan semakin bertambah, sehingga diperlukan sebuah Gedung Teater Kontemporer yang nantinya mampu memenuhi kebutuhan untuk mewadahi pertunjukan kontemporer yang sedang berkembang saat ini, yang lebih optimal dalam semua sistem, serta mampu menampung lebih banyak lagi pengunjung dalam suatu acara. Gedung ini juga bertujuan untuk dapat membantu mewadahi pertunjukan teater kontemporer kolaborasi antara profesional dengan komunitas teater yang ada, sehingga dapat mendongkrak keberadaan komunitas-komunitas teater di Bali khususnya, serta diharapkan dapat menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Bali. Gedung ini juga nantinya akan ditempatkan di Badung, melihat Badung merupakan salah satu pusat pariwisata yang memiliki beberapa destinasi pilihan bagi para wisatawan nusantara maupun wisatawan internasional yang menjadi target pengunjung bagi Gedung Teater Kontemporer ini. 1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, ditemukan beberapa masalah. Adapun
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana spesifikasi perancangan Gedung Teater Kontemporer di Badung ini? 2. Apa tema yang akan digunakan dalam perancangan Gedung Teater Kontemporer di Badung ini? 3. Bagaimana konsep perancangan yang akan diwujudkan dalam pada Gedung Teater Kontemporer di Badung ini?
1.3.
Tujuan 1. Merancang wadah pertunjukan seni berupa gedung teater dengan kapasitas yang lebih memadai dan akustik serta pencahayaan gedung yang lebih baik dan artistik 3
2. Dengan adanya gedung ini diharapkan dapat membantu mewadahi kegiatan seni pertunjukan teater kontemporer dari pelajar, masyarakat dan seniman, serta artis-artis manca negara. 3. Merancang gedung teater sebagai daya tarik wisatawan-wisatawan sebagai penonton maupun pegisi pagelaran seni pertunjukan teater kontemporer. 4. Merancang fasilitas utama yaitu panggung dan auditorium dengan kondisi yang lebih baik untuk menjaga kenyamanan penonton dan pengisi acara. 5. Merancang fasilitas panggung terbuka dengan suatu konsep arsitektural yang serasi, mampu menyatukan antara penonton dan pengisi acara
1.4.
Metode Perancangan Pada metode perancangan dilakukan beberapa tahapan yaitu sebagai berikut : 1. Tahap Perumusan Ide Awal Kurangnya gedung pertunjukkan teater di Bali, khususnya di Badung melatarbelakangi pemilihan ide. 2. Tahap Pematangan Ide Dalam tahap pematangan ide, ada beberapa hal yang dilakukan yaitu sebagai berikut : a) Mencari keberadaan gedung pertunjukan teater di Bali b) Diskusi dengan seniman khususnya seni pertunjukan terhadap c) Konsultasi dengan mitra dialog (dosen pembimbing laporan) d) Penetapan gagasan desain yang akan dirancang di lokasi tersebut. 3. Tahap Pengumpulan Data Setelah ditemukannya judul yang tepat yang sudah disetujui dosen pembimbing maka dilakukan pengumpulan data selengkapnya yang dapat mendukung ide merancang Gedung Teater Kontemporer di Badung. Data yang diperlukan antara lain : (a) Data kebutuhan ruang Gedung Teater, (b) Data standar besaran ruang Gedung Teater, (c) Studi pola ruang, (d) Studi sirkulasi ruang, (e) Studi lokasi site.
4
Pengumpulan data meliputi antara lain : a. Teknik Studi Pustaka Suatu cara mencari data dan teori yang memiliki keterkaitan serta relevansi dengan fasilitas sebuah Gedung Teater dan sebuah Auditorium. Untuk mendukung data yang telah diperoleh, informasi dari sumbersumber yang memiliki otoritas, seperti : data statistik resmi dari badan pemerintah dan swasta, hasil penelitian, buku-buku, maupun internet. b. Teknik Observasi Lapangan Melakukan observasi pada site/tapak yang dipilih untuk rancangan Gedung Teater Kontemporer ini dan melakukan studi banding pada gedung sejenis. Studi banding dilakukan pada gedung sejenis seperti Balai Sarbini, Bali Nusa Dua Theatre dan Bali Agung Theatre dengan maksud untuk mendapatkan gambaran cara penataan stage, tribun penonton, akustik, pencahayaan, organisasi ruang, dan permasalahan yang menjadi kendala. c. Teknik Wawancara Adapun yang akan dilakukan adalah wawancara langsung dengan beberapa pihak dari, Departemen Kebudayaan, Bapak Ramli Nainggolan dari Ketua Pelaksana Bali International Choir Festival, Bapak Tommyanto dari Seniman Teater dan Musikal, Bapak Mulyanto dari Engineering Nusa Dua Theatre dan Bapak Yohanes dari House Personal ManajerNusa Dua Theatre. 4. Tahap Analisis Data a. Tahap Penguraian Data Data-data yang telah diperoleh dan kemudian diuraikan sebagai berikut.
Jumlah wisatawan ke Bali untuk melihat seni pertunjukan dan serta
regulasi
yang
membantu
dalam
penentuan
target
pengunjung pada Gedung Teater Kontemporer ini yang berdampak pada luasan bangunan dan site.
Studi proyek sejenis yang akan dianalisis yaitu menurut beberapa kebutuhan sebagai berikut :
5
Lokasi, Kapasitas proyek dan Auditorium, Bentuk Pola Auditorium/tempat duduk, Jenis Panggung/Stage, Kebutuhan Ruang dan Sirkulasi Ruang, Teknologi yang digunakan. Analisis ini akan membantu dalam memperkirakan dari kapasitas, bentuk dan pola auditorium pada Gedung Teater Kontemporer.
Hasil wawancara, dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam alternatif kapasitas yang diperlukan, alternatif lokasi yang mendukung dan
manajemen
pengelolaan
Gedung Teater
Kontemporer ini.
b. Tahap Klasifikasi Tahap klasifikasi hasil penguraian data atas kelompok-kelompok data yang saling berkaitan. Produk pada tahap ini: hasil analisis tapak dan analisis fungsi, civitas, aktivitas, serta kapasitas. 5. Tahap Pengolahan Data Data yang saling berkaitan akan diolah dan disesuaikan untuk menghasilkan: spesifikasi desain (lokasi, luas, fungsi, civitas, aktivitas, dan kapasitas), pemrograman bangunan, tema bangunan, konsep perancangan. Pengolahan data dapat dilakukan dengan cara analisia SWOT dan menentukan spesifikasi khusus pada Gedung Teater Kontemporer di Badung. Setelah melakukan analisis SWOT, selanjutnya menentukan tema, program fungsional, program performansi, program arsitektural dan program site pada Gedung Teater Kontemporer di Badung ini. Setelah tema didapat maka akan melakukan pententukan konsep perancangan site dan konsep perancangan bangunan seperti konsep entrance, konsep zoning, konsep sirkulasi, konsep tampilan bangunan, konsep struktur dan konsep utilitas pada Gedung Teater Kontemporer di Badung ini.
6