BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin bertambahnya penduduk di Indonesia, terutama di daerah padat penduduk yaitu di pulau Jawa, mengakibatkan ketersediaan lahan untuk pemukiman akan makin berkurang dari waktu ke waktu. Belum lagi kebiasaan masyarakat kita yang lebih menyukai untuk memiliki jenis hunian single housing di atas tanah yang luas, padahal kebutuhanya belum tentu menuntut untuk hal itu. Banyak tanah-tanah produksi yang lalu beralih fungsi sebagai rumah tinggal karena banyak petani yang beralih profesi menjadi penjual jasa ataupun berdagang dan lalu menjual tanahnya ke pengembang perumahan maupun orang yang membutuhkan hunian hingga akhirnya menjadi rumah tinggal. Meskipun sekarang juga sudah banyak dibangun apartemen-apartemen baru dan hunian-hunian kelas bawah seperti rusunawa, namun masih saja banyak masyarakat yang lebih memilih untuk hidup kumuh selama berada di single unit landed housing dibandingkan pindah ke dalam apartemen/rusunawa. Hal itu semua karena mereka melihat apartemen/rusunawa tersebut adalah hasil baru modernisme yang akan sangat terasa berbeda dibandingkan dengan ketika mereka menempati rumah tinggal mereka sekarang, yaitu sebuah single unit landed housing yang menapak tanah. Mereka banyak yang menganggap bahwa, tinggal di rusunawa/apartemen adalah tinggal di tempat yang benar-benar berbeda dengan budaya yang berbeda dan suasana yang berbeda dibandingkan ketika mereka tinggal di single unit landed housing. Keadaan itu semua lalu didukung dengan pengembang-pengembang dan pemerintah yang menelurkan desain-desain apartemen yang terlalu “kebarat-baratan” sehingga memang kebanyakan masyarakat kita tidak cocok tinggal di tempat semacam itu. Padahal, semestinya desain apartemen di Indonesia jika memang ditujukan untuk pasar lokal, lebih mengadopsi budaya-budaya dan kebiasaan-kebiasaan lokal serta membawa elemen lokal di dalamnya. Desain-desain apartemen modern yang ada pada akhirnya hanya akan ditempati oleh banyak ekspatriat-ekspatriat karena yang mampu dan menyukainya kebanyakan adalah mereka. Apartemen di Indonesia semestinya bisa mengharmonikan antara elemen barat, beserta dengan kecanggihan-kecanggihan
1
teknologinya, dengan elemen lokal, dimana hal yang paling utama akan terasa berbeda antara hidup di apartemen dengan landed housing adalah pada interaksi sosialnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, alasan penulis untuk merancang Simbiosis Apartment antara lain adalah :
Jumlah lahan kosong makin menipis, sedangkan populasi penduduk makin meningkat
Desain apartemen di Indonesia kebanyakan terlalu kebarat-baratan dan tidak sesuai dengan pola kebudayaan masyarakat Indonesia
Prinsip teori simbiosis dapat digunakan sebagai cara menggabungkan kemajuan teknologi dan pemikiran barat (microhousing dan vertical housing) dengan pola kehidupan sosial masyarakat (public space, tempat berkumpul, interaksi sosial antar tetangga yang mudah)
1.2 Rumusan Masalah Dalam proses perancangan Apartemen dengan prinsip filosofi simbiosis, terdapat beberapa masalah utama yang akan ditanggapi oleh penulis, yaitu :
Desain modul kamar sehingga efisien namun tetap nyaman untuk ditinggali
Ruang-ruang interaksi sosial antar penghuni yang mesti ada sehingga kebutuhan penghuni akan bersosialisasi dapat terpenuhi
Maksimalisasi luas lahan dengan jumlah unit yang dapat dijual
1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.2 Tujuan Merumuskan
suatu
konsep
perancangan
bangunan
apartemen
dengan
memperhatikan segala aspek yang ada dan dapat diapresiasi oleh masyarakat Indonesia kelas menengah ke atas sebagai suatu bangunan apartemen yang nyaman untuk ditinggali oleh masyarakat Indonesia layaknya bangunan landed housing. 1.3.1 Sasaran
Mendapatkan unit sebanyak-banyaknya dengan lahan seminimal mungkin
Menghasilkan unit hunian yang nyaman dengan luas seminimal mungkin
2
Menghasilkan ruang sosial yang nyaman bagi penghuni sehingga tetap terasa seperti tinggal di single unit landed housing
Menghasilkan desain apartemen yang merupakan penerapan prinip simbiosis antara kemajuan teknologi dengan kebudayaan setempat
1.4 Lingkup Pembahasan Gedung bangunan apartemen dengan cakupan prinsip simbiosis yang mengkaitkan antara teknologi dengan budaya setempat dan masyarakat Indonesia. 1.5 Metoda Pembahasan 1.5.1 Pengumpulan Data Metoda pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini antara lain : a. Studi Literatur : Lingkup studi literatur terkait dengan gedung apartemen dengan segala aspek yang mesti dipenuhi serta tipe-tipenya dan prinsip filosofis Simbiosis dengan penjelasan dan penerapanya dalam desain melalui buku-buku, literatur lainya, maupun internet. b. Studi Lapangan : Berupa studi mengenai site yang akan dipilih untuk digunakan sebagai contoh penerapan desain gedung apartemen dengan prinsip filosofi Simbiosis. c. Studi Kasus : Studi kasus bangunan apartemen yang sudah ada dan terbangun di Indonesia dan studi kasus bangunan, baik hunian maupun bukan, yang menerapkan prinsip filosofi Simbiosis dalam desain perancanganya sebagai acuan prinsip desain. 1.5.2 Analisis Melakukan analisa, baik kualitatif maupun kuantitatif terhadap data-data terkumpul dan membandingkanya dengan studi kasus dan studi literatur mengenai bangunan apartemen dan standar perancangan bangunan apartemen serta penerapan prinsip filosofi Simbiosis.
3
1.5.3 Sintesis Suatu proses perwujudan hasil analisis data menjadi sebuah rumusan konsep perancangan sebagai sebuah solusi dari permasalahan dan dengan pendekatan tertentu. 1.6 Sistematika Penulisan Hasil penulisan ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu : a. Bab 1 Pendahuluan Memuat latar belakang pemilihan kasus, permasalahan kasus, tujuan dan sasaran, ruang lingkup pembahasan, metode dan sistematika penulisan yang digunakan. b. Bab 2 Tinjauan Pustaka Memuat tinjauan umum tentang apartemen beserta kriteria serta tipe-tipenya dan kelebihan-kekurangan dari unit hunian apartemen. c. Bab 3 Metode Filosofi Simbiosis Memuat tinjauan tentang prinsip filosofi simbiosis dalam proses perancangan arsitektur dan penerapanya ke dalam desain arsitektur. d. Bab 4 Tinjauan Lokasi Memuat tinjauan tentang lokasi perancangan, peraturan-peraturan yang berlaku pada lokasi perancangan, serta deskripsi dan data fisik lokasi perancangan. e. Bab 5 Analisis dan Konsep Perancangan Membahas anaisa dan rumusan konsep perencanaan dan perancangan bangunan apartemen dengan prinsip filosofi simbiosis di Indonesia.
1.7 Keaslian Penulisan Pengambilan tema desain apartment pada suatu kota dengan penerapan konsep tertentu bukanlah merupakan suatu tema yang baru yang diangkat dalam tugas akhir
4
mahasiswa. Beberapa karya yang digunakan sebagai pembanding mengenai kesamaan dan perbedaan dengan penerapan konsep yang berbeda antara lain adalah : -
Apartemen dan Shopping Mall di Semarang dengan Pendekatan Integrasi Ruang dan Fungsi oleh Anastasia Afa Viananda 10/298070/TK/36556
-
Apartemen Terjangkau Untuk Masyarakat Kelas Menengah di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Ekologis oleh Sandhika Adlisia Puspa Harani 09/281267/TK/34896
-
Apartemen di Yogyakarta dengan Penekanan pada Privasi Penghuni Apartemen oleh Rio Bramantyo Setiawan 09/28120/TK/34855
Perbedaan mendasar tulisan ini dengan tulisan-tulisan tersebut adalah pada penekanan yang digunakan, dimana pada tulisan ini penekanan yang digunakan adalah filosofi simbiosis dalam desain arsitektur.
5
1.8 Kerangka Pemikiran
Diagram 1.1 Kerangka Pemikiran (Sumber : Analisa Pribadi)
6