BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Di Indonesia, naik turunya harga daging ayam sangat dipengaruhi oleh
meningkatnya kebutuhan kondisi konsumsi daging ayam. Tidak dapat dipungkiri, jumlah penduduk Indonesia yang sebagian besar menyukai daging ayam merupakan potensi yang sangat besar bagi industri hilir seperti makanan olahan, termasuk restoran waralaba cepat saji (fast food). Restoran-restoran cepat saji yang bertebaran di Indonesia tersebut bisa mendapatkan keuntungan mencapai ratusan milyar Rupiah pertahun.Belum lagi pengusahan-pengusaha tingkat menengah yang mengelola daging ayam sebagai bahan utamanya. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi inkubator sebagai media tetas telur yang menggantikan induk ayam sudah semakin maju. Berbagai cara dilakukan untuk dapat membuat mesin tetas yang mampu menghasilkan daya tetas yang maksimal serta aplikasi yang memudahkan untuk memantau kondisi inkubator melalui perangkat komputer. Tentu saja banyak faktor-faktor pendukung lain yang harus di perhatikan agar daya tetas mencapai hasil yang diinginkan.Pada dasarnya mesin penetas memiliki tiga parameter utama yang wajib diterapkan di inkubator telur ayam, yaitu suhu, kelembaban dan pemutaran rak telur.tiga parameter tersebut harus dapat dikontrol dalam inkubator secara benar dan tepat. Suhu dan kelembaban yang ideal untuk menetaskan telur sedikit bervariasi tergantung dari jenis telur unggas yang akan diteteskan. Sebagai contoh telur ayam broiler/ ayam pedaging, menurut Sumantri (2000) suhu ideal untuk menetaskan telur dimesin tetas yaitu antara 37-39°C sedangkan untuk kelembaban yang ideal 60-80%. Pemutaran telur sangatlah diperlukan untuk menyamakan suhu pada bagian-bagian telur dan mencegah embrio yang berkembang tidak merata, pemutaran telur yang terbaik satu jam satu kali dan minimal delapan jam satu kali. Maka untuk memenuhi
proses diatas mesin tetas/ inkubator telur dibuat sedemikian mungkin dengan perpaduan sensor suhu dan kelembaban, rangkaian pengontrol suhu serta komponenkomponen pendukung yg dirancang sedemikian rupa
1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan yang ada yaitu : 1. Bagaimana mempertahankan suhu 37-39°C dan kelembaban 60-80% didalam inkubator? 2. Bagaimana cara memutar rak telur secara otomatis dalam periode 1 jam satu kali? 3. Bagaimana cara membuat sistemyang memudahkan untuk memantau inkubator melalui perangkat komputer atau laptop?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Membuatsebuah mesin tetas (inkubator) untuk menggantikan posisi induk ayam sebagai media tetas telurnya. Perbedaannya hanya pada jumlah telur yang ditetaskan, semakin besar inkubator akan semakin besar pula telur yang dapat ditetaskan. 2. Untuk dapat menentukan atau mengukur suhu dan kelembaban dalam inkubator serta dapat mengontrol suhu didalam inkubator sesuai kebutuhan tetas telur menggunakan sensor suhu dan kelembaban 3. Membuat sebuah sistem pemutar rak telur yang bisa bekerja secara otomatis dalam periode satu jam satu kali. 4. Membuat sistem pemantauan menggunakan perangkatkomputer atau laptop dengan aplikasi yang dapat memantau keadaan suhu dan kelembabandidalam inkubator telur ayam.
1.4
Batasan Penelitian
Dari perumusan masalah yang ada dapat dibuat suatu batasan masalah.Hal ini dibutuhkan agar pembahasan masalah tidak menyimpang dari judulnya. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Alat ini hanya dapat menetaskan telur ayam yang mempunyai lebar tidak lebih dari 48.2 mm, jadi untuk membatasi penelitian inkubator hanya memakai telur ayam Jawa sebagai uji coba daya tetasnya. 2. Alat ini hanya mempuyai kapasitas maksimal 10-20 butir telur dan hanya menggunakan telur ayam jawa sebagai sampel. 3. Penelitian berupa proses pembuatan sebuah mesin tetas telur (inkubator) dan telur sebagai data yang akan dianalisa dari awal telur dimasukan ke dalam inkubator sampai menetas, kurang lebih 21 hari lamanya. 4. Telur yang dipakai sebagai sampel berasal lebih dari satu induk. 5. Systemmonitoring yang di pakai melalui perangkat komputer atau laptop menggunakan aplikasi LabVIEW 2010 dan hanya bersifat sebagai pemantau saja.
1.5 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran dan memudahkan pemahaman materi pembahasan, penulis menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab dengan susunan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi Pendahuluan yang mencakup uraian singkat mengenai latar belakang permasalahan, tujuan proyek akhir, batasan masalah dan sistematika penulisan BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang konsep dan dasar-dasar teori mikrokontroller yang berkaitan dengan alat yang dirancang serta penjelasan tentang komponen-komponen yang dipakai dalam pembuatan alat ini.
ii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi Metodologi Penelitian yang mencakup uraian mengenai metode penelitian, alat dan bahan yang digunakan dan perencanaan alat beserta pengambilan data. BAB IV HASIL DAN ANALISA Bab ini berisi tentang pengimplementasian rancangan pada tahap sebelumnya dan melakukan pengambilan data hasil serta analisis terhadap alat yang telah direalisasikan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil perancangan dan realisasi alat serta pengujian di lapangan dan saran untuk melakukan pengembangan dan perbaikan selanjutnya.
iii