BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perekonomian Indonesia yang semakin terbuka memaksa perusahaan-
perusahaan Indonesia untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis yang berasal dari negara lain. Oleh karena itu hanya perusahaan-perusahaan yang mampu menghasilkan barang dan jasa dengan kualitas produk terbaik dan mampu menentukan strategi terbaik yang akan memenangkan persaingan secara global. Ini berarti perusahaan-perusahaan maupun UKM di Indonesia harus siap dengan segala tantangan maupun resiko yang akan ditemui akibat dari semakin mengglobalnya dunia dalam aspek bisnis. Globalisasi menunjukkan semakin meluasnya keterkaitan pelaku-pelaku ekonomi nasional, termasuk konsumen, produsen, pemasok dan pemerintah dari berbagai negara. Batasan-batasan pasar domestik dan internasional menjadi tidak relevan dengan semakin banyaknya perusahaan yang mengembangkan profil usahanya ke luar negeri (Dunning, dalam Andriyani, 2005:2). Globalisasi dan bermunculannya usaha kecil dan menengah yang aktif secara internasional menjadi trend dunia saat ini (Knight, dalam Andriyani, 2005:2). Bangkitnya usaha kecil dan menengah ke dunia internasional menjadi trend yang penting karena UKM dapat menjadi pendorong pertumbuhan inovasi- inovasi produk pasar. Akan tetapi karena usahanya termasuk usaha kecil, maka banyak UKM yang tidak memiliki kapabilitas, kekuatan pasar, dan sumber daya seperti yang dimiliki oleh perusahaan multinasional. Faktor- faktor inilah yang menyulitkan mereka untuk bersaing secara global (Andriyani, 2005:2).
1
2
Perdagangan global menuntut para pelaku usaha termasuk UKM terlibat dalam kegiatan ekspor maupun impor untuk kepentingan memasok bahan baku maupun ekspansi pasar keluar negeri. Berikut data ekspor- impor Indonesia lima tahun terakhir. Tabel 1.1 Nilai Ekspor dan Impor Indonesia Lima Tahun Te rakhir (2010 -2014) NILAI EKSPOR NILAI IMPOR (US $) (US $) 2010 157.779.103.470 135.663.284.048 2011 203.496.620.060 177.435.555.736 2012 190.031.845.244 191.691.001.109 2013 182.551.794.701 186.628.669.880 2014 161.671.358.423 163.744.310.592 Sumber : Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id/all_newtemplate.php) TAHUN
Dari data di atas menjelaskan nilai ekspor- impor pelaku usaha di Indonesia lima tahun terakhir. Data nilai ekspor menunjukkan kenaikan pada tahun 2011 sebesar 45.717.516.590 US$, namun di tahun selanjutnya terus menurun hingga tahun 2014 menjadi 161.671.358.423 US$. Data nilai impor menunjukkan kenaikan dari tahun 2010 hingga 2012, namun terus mengalami penurunan pada tahun 2012 hingga 2014. Nilai ekspor dari data di atas bila dibandingkan dengan nilai impor pada tahun 2012 hingga 2014 menunjukkan bahwa nilai impor lebih tinggi daripada nilai ekspor. Hal ini menggambarkan kurang produktifnya pelaku usaha di Indonesia dalam melakukan kegiatan ekspor barang. Bila merujuk pada persaingan global, maka hal ini tentu saja menjadi tantangan dalam berbisnis dan tidak baik bagi atmosfer persaingan para pelaku usaha di Indonesia khususnya para pelaku UKM. Selain itu tantangan yang harus dihadapi oleh pelaku UKM di Indonesia adalah dengan disetujuinya ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan diselenggarakan pada akhir tahun 2015, hal ini memaksa seluruh pelaku ekonomi lebih agresif dalam menjalankan bisnis yang
3
mereka kelola agar dapat memenangkan persaingan bebas. MEA merupakan bentuk integrasi ekonomi regional yang direncanakan untuk dicapai pada tahun 2015. Dengan pencapaian tersebut maka ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan basis produksi dimana terjadi arus barang, jasa, investasi dan tenaga terampil yang bebas serta aliran modal yang lebih bebas. Adanya aliran komoditi dan faktor produksi tersebut diharapkan membawa ASEAN menjadi kawasan yang makmur dan kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang merata, serta menurunnya tingkat kemiskinan dan perbedaan sosial-ekonomi di kawasan ASEAN (Bustami, 2013:85). Dalam lingkup nasional, banyaknya UKM di Indonesia yang terus tumbuh setiap tahunnya akan menambah pula daya saing para pelaku UKM di Indonesia semakin ketat. Berikut data perkembangan UKM di Indonesia. Tabel 1.2 Perkembangan UKM Tahun 2010-2013 TAHUN
JUMLAH UKM (UNIT)
2010
53.823.732
2011
55.206.444
2012
56.534.592
2013
57.895.721
Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM (www.depkop.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=section &id=17:data-umkm&Itemid=93) dan Harian Ekonomi Neraca (www.neraca.co.id/article/39432/koperasi-dan- umkm-dalam-angka) Menurut data tersebut menggambarkan perkembangan yang luar biasa dalam pertumbuhan bisnis UKM di Indonesia yang terus tumbuh setiap tahunnya. Hal ini tentu saja harus menjadi perhatian utama para pelaku UKM karena akan munculnya pesaing baru yang dapat berpengaruh kuat pada kegiatan dan perkembangan bisnis mereka.
4
UKM produk tekstil di Kota Bandung pun merasakan imbas dari pertumbuhan UKM yang signifikan di Indonesia dan terutama perdagangan global saat ini. UKM produk tekstil merupakan salah satu komoditi ekspor di Indonesia yang berada dibeberapa daerah termasuk Kota Bandung. UKM produk tekstil yang dimaksud di sini adalah UKM yang melakukan kegiatan mengolah bahan kain hingga menjadi pakaian jadi siap pakai. Karakteristik tersebut sangat cocok sekali dengan karakteristik yang dimiliki oleh bisnis Distribution Outlet (Distro), dimana hampir setiap distro di Kota Bandung mengolah bahan baku kain hingga menjadi pakaian jadi seperti kaos oblong, kemeja, kaos kerah, dll. Jalan Dalem Kaum No. 54 atau yang biasa dikenal sebagai Plaza Parahyangan dimana terdapat 450 pedagang yang berada dalam satu gedung tersebut merupakan pusat distro di Kota Bandung (www.plazaparahyangan.com/profile.htm). Plaza Parahyangan sangat cocok disebut sebagai pusat distro di Kota Bandung dan sebagai ikon distro Kota Bandung karena mampu menampung sebanyak 450 distro dan berada pada letak strategis yaitu berada tepat pada alun-alun Kota Bandung. Masyarakat Kota Bandung dikenal sebagai masyarakat yang kreatif, oleh karena itu produk tekstil pakaian jadi hasil produksi UKM produk tekstil atau distro di Kota Bandung sangat diminati oleh konsumen lokal, domestik, dan mancanegara. Setiap UKM produk tekstil berusaha untuk memperluas pasar mereka hingga luar negeri, ini berarti produk tekstil sebagai komoditi ekspor dapat berpeluang bersaing di pasaran luar. Komoditi tekstil dan produk tekstil Indonesia berdasarkan ekspor dengan Harmonize System (HS) 6 digit adalah sebagai berikut: Sumber : (www.beacukai.go.id/?page=apps/browse-tarif-dan- lartas.html dan www.egismy.wordpress.com/2008/04/18/bagian- ii- industri-tekstil-danproduk-tekstil- tpt- indonesia/) a. Serat (fibres), yaitu serat alami (silk, wool, cotton) dan serat buatan (man-made fiber). b. Benang (yarn), yaitu silk, wool, cotton, filament, dan staple fiber.
5
c. Kain (fabric), yaitu woven (silk, wool, cotton, filament, staple), felt, non-woven, woven file fabric, terry towelling fabric, gauze, tulle and others net fabric, lace, narrow woven fabric, woven badges and similar, braids in the piece, woven fabric of metal thread, embroidery, quilted textile product, impregnated, coated covered or laminated textile fabric, knitted fabric. d. Pakaian jadi (garment) dari knitted and non-knitted. e. Lainnya (others), yaitu carpet (floor covering, tapestry), wedding, thread cord, label, badges, braid & similar, house/tube textile, conveyor belt, textile product of technical uses, others made up textile articles. Komoditi di atas merupakan produk tekstil yang diekspor sebagai produk yang bersaing di luar negeri. Faktor terpenting yang menentukan ekspor adalah kemampuan dari suatu negara untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri (Sukirno, 2008). Pada tabel 1.3 akan digambarkan bagaimana kurangnya keunggulan bersaing yang dimiliki UKM produk tekstil Kota Bandung untuk menguasai pasar. Berikut data ekspor produk tekstil di Bandung. Tabel 1.3 Jumlah Ekspor Produk Tekstil di Bandung Tahun 2010 -2013
2010
VOLUME (Kg) 70.345.059,32
NILAI (US $) 500.658.810,39
2011
89.552.999,86
468.557.483,44
2012
32.194.350,18
282.915.845,07
2013
25.477.324,20
164.524.236,01
TAHUN
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar dan BPS (www.bandungkota.bps.go.id) Data di atas menunjukkan ekspor produk tekstil yang terus menurun secara drastis dari tahun 2011 hingga tahun 2013. Berdasarkan informasi yang sudah penulis simpulkan melalui wawancara kepada beberapa pelaku usaha, penurunan tersebut
6
terjadi karena para pelaku UKM produk tekstil di Kota Bandung kurang memperhatikan pasar sasaran mereka atau kurang aktif dalam menganalisis pasar sasaran mereka baik dalam hal keinginan pasar maupun pergerakan pesaing. Permasalahan tersebut ditambah lagi dengan teknologi mesin yang tidak secanggih teknologi mesin pesaing di luar negeri sehingga berpengaruh pada kualitas dan kuantitas produksi, hal tersebut dikarenakan usaha yang dijalankan termasuk usaha dalam skala kecil sampai dengan menengah. Kurangnya perhatian dari pemerintah pun turut mempersulit para UKM produk tekstil di Kota Bandung untuk berspekulasi ke luar negeri karena kurangnya kebijakan yang mendukung usaha mereka dan kurang aktifnya pemerintah dalam memberikan informasi kepada pelaku usaha. Para pelaku UKM, khususnya UKM produk tekstil di Kota Bandung harus menentukan strategi terbaik yang harus digunakan oleh perusahaan mereka agar memiliki keunggulan bersaing. Menurut penelitian sebelumnya, terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi secara siginifikan keunggulan bersaing yaitu orientasi pasar dan inovasi produk (Dewi, 2006:68). Supranoto (2009:8) mengemukakan hal yang sama dalam penelitiannya bahwa orientasi pasar, inovasi produk, dan orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing. Berdasarkan pemaparan teori dan data yang ada maka penelitian ini mengkaji mengenai orientasi pasar dan inovasi produk terhadap keunggulan bersaing. Penelitian ini akan penulis beri judul “Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi Produk terhadap Keunggulan Bersaing UKM Produk Tekstil di Kota Bandung”.
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, pelaku UKM produk
tekstil di Bandung mengalami penurunan volume ekspor secara drastis setiap tahunnya dan mengalami kesulitan dalam mengembangkan bisnisnya baik pasar domestik maupun pasar mancanegara yang selanjutnya permasalahan tersebut
7
berdampak pada produksi dan nilai ekspor para pelaku UKM produk tekstil di Bandung. Melalui beberapa variabel yang diteliti yang mempengaruhi keunggulan bersaing, maka dapat dirumuskan pertanyaan peneliti sebagai berikut : 1. Bagaimana orientasi pasar UKM produk tekstil di Bandung. 2. Bagaimana Inovasi Produk UKM produk tekstil di Bandung. 3. Bagaimana Keunggulan Bersaing UKM produk tekstil di Bandung. 4. Berapa besar orientasi pasar berpengaruh terhadap keunggulan bersaing UKM produk tekstil di Bandung. 5. Berapa besar inovasi produk berpengaruh terhadap keunggulan bersa ing UKM produk tekstil di Bandung. 6. Berapa besar orientasi pasar dan inovasi produk berpengaruh terhadap keunggulan bersaing UKM produk tekstil di Bandung.
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan jawaban atas permasalahan yang telah teridentifikasi diatas, yaitu : 1. Untuk Mengetahui bagaimana orientasi pasar UKM produk tekstil di Bandung. 2. Untuk Mengetahui bagaimana Inovasi Produk UKM produk tekstil di Bandung. 3. Untuk Mengetahui bagaimana Keunggulan Bersaing UKM produk tekstil di Bandung. 4. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing UKM produk tekstil di Bandung. 5. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh inovasi produk terhadap keunggulan bersaing UKM produk tekstil di Bandung. 6. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh inovasi produk dan orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing UKM produk tekstil di Bandung.
8
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini menjelaskan tentang orientasi pasar dan inovasi produk apakah
dapat mempengaruhi keunggulan bersaing UKM produk tekstil di Bandung, hasil penelitian ini diharapkan untuk : 1. Bagi Penulis Menambah pengetahuan dalam kejelasan penerapan ilmu, khususnya mengenai orientasi pasar, inovasi produk, dan keunggulan bersaing. 2. Bagi UKM Sebagai gambaran bagi UKM untuk menyusun strategi bersaing, terutama orientasi pasar dan inovasi produk. 3. Sekiranya dapat menjadi pengetahuan dan informasi tambahan yang mungkin berguna juga sebagai referensi penelitian lebih lanjut.