BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Industri konstruksi dianggap sebagai industri yang memiliki tingkat “fragmentasi” tinggi. Terpecah-pecahnya suatu proyek konstruksi ke dalam beberapa paket pekerjaan yang dilaksanakan oleh berbagai pihak yang berbeda dan adanya kecenderungan bahwa masing-masing perusahaan yang terlibat memfokuskan diri pada aktifitas tertentu yang menjadi core competency-nya, serta menyerahkan aktifitas pendukung pada pihak-pihak lain di luar perusahaannya, merupakan beberapa penyebab terjadinya fragmentasi yang ada, hingga menjadikannya sebagai salah satu karakteristik dalam industri konstruksi. Meningkatnya biaya pelaksanaan, keterlambatan, konflik dan perselisihan, merupakan contoh permasalahan yang berawal dari fragmentasi, hingga industri konstruksi dikenal sebagai industri yang tidak efisien (Tucker et al., 2001). Untuk itu perlu adanya suatu solusi, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah penerapan konsep konstruksi ramping (lean construction), khususnya dalam pengelolaan rantai pasok (SCM) di suatu proyek konstruksi. Penerapan konsep ini dapat mendukung terhadap adanya perbaikan kinerja dari suatu jaringan supply chain (termasuk di suatu proyek konstruksi). SCM merupakan suatu filosofi terintegrasi yang mengatur dan mengelola aliran total di suatu jaringan supply chain mulai dari supplier hingga konsumen akhir (Paulson et al., 2000), dengan dasar pemikiran berusaha mengurangi kesia-siaan (ketidakefisienan) dan optimalisasi pencapaian value dalam jaringan supply chain, agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan memberikan kepuasan pada pelanggan. Studi mengenai supply chain konstruksi yang mendukung perkembangan ke arah konstruksi ramping (lean construction) di Indonesia baru memasuki tahap awal. Nurisra (2002) mengkaji secara terbatas permasalahan yang terdapat dalam hubungan antara kontraktor dan subkontraktor. Syachrani (2004) mengembangkan model pemilihan mitra pemasok pada proyek konstruksi. Sedangkan Susilawati (2005) telah melakukan pemetaan terhadap pola dan proses pembentukan supply chain pada proyek konstruksi khususnya pada proyek bangunan gedung. 1
2
Berbagai kajian awal tersebut perlu ditindaklanjuti dengan studi-studi yang mengarah pada metoda pengelolaan supply chain konstruksi yang efektif dan efisien. Untuk itu diperlukan suatu alat bantu sebagai media di dalam melakukan penilaian terhadap efektifitas dan efisiensi jaringan supply chain proyek konstruksi. Alat bantu yang dimaksud di sini berupa suatu indikator yang akan dijadikan sebagai acuan untuk menilai kinerja terkait efektifitas dan efisiensi dari jaringan supply chain itu sendiri. Melalui penelitian inilah alat bantu berupa indikator tersebut kemudian akan dikembangkan. Pada penelitian ini akan dilakukan pengembangan indikator-indikator penilaian yang akan digunakan sebagai alat bantu untuk mengevaluasi kinerja terkait efektifitas dan efisiensi supply chain pada proyek konstruksi di Indonesia dalam rangka pencapaian konstruksi ramping. Oleh karena itu indikator-indikator yang dikembangkan akan didasarkan terhadap penerapan tiga aspek utama dari konstruksi ramping, yaitu “conversion,” “flow,” dan “value.” Dimana ketersediaan jenis-jenis data, terutama yang terkait dengan aliran material/jasa, uang dan informasi yang dapat mendukung terhadap kelancaran produksi dan koordinasi yang baik antar pihak yang terlibat di suatu jaringan supply chain, yang tipikal dimiliki oleh kontraktor-kontraktor besar yang menangani pelaksanaan suatu proyek
konstruksi
(khususnya
bangunan
gedung),
juga
akan
menjadi
pertimbangan di dalam penyusunannya. Selain itu telaah terhadap studi literatur terkait konsep rantai pasok (supply chain) dan pengelolaan rantai pasok (supply chain management) juga akan dilakukan sebagai dasar dalam pengembangan indikator serta untuk memperoleh pendalaman pemahaman terhadap jenis data yang telah teridentifikasi. Setelah indikator kinerja supply chain yang mendukung terhadap pencapaian konstruksi ramping berhasil dikembangkan, maka akan dilakukan suatu kajian berdasarkan hasil penerapan indikator di lapangan. Dengan demikan diharapkan dapat diketahui apakah indikator-indikator yang telah dikembangkan tersebut memang telah tepat dan dapat digunakan untuk mengukur kinerja supply chain dalam rangka pencapaian konstruksi ramping pada proyekproyek konstruksi, khususnya bangunan gedung di Indonesia.
3
1.2.
Rumusan Masalah
Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengkaji kinerja jaringan supply chain adalah dengan melakukan penilaian terhadap kinerja (efektifitas dan efisiensi) dari jaringan supply chain itu sendiri. Untuk itu diperlukan suatu alat bantu berupa indikator yang akan dijadikan sebagai acuan untuk menilai kinerja dari jaringan supply chain terutama di suatu proyek konstruksi sehingga dapat mendukung terhadap pencapaian konstruksi ramping. Oleh karena itu pertanyaan-pertanyaan mendasar yang menjadi perhatian untuk dicari jawabannya melalui penelitian ini, adalah: Indikator-indikator apa saja yang dapat digunakan untuk menilai kinerja supply chain pada proyek konstruksi bangunan gedung yang mendukung terhadap pencapaian konstruksi ramping? 1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi indikator-indikator apa saja yang dapat digunakan untuk menilai kinerja dari supply chain pada proyek konstruksi bangunan gedung yang mendukung terhadap pencapaian konstruksi ramping. 1.4.
Manfaat Penelitian
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat diperoleh indikator kinerja yang tepat untuk menilai kinerja dari supply chain pada proyek konstruksi bangunan gedung. Sehingga indikator penilaian ini nantinya bisa digunakan sebagai input bagi penelitian selanjutnya mengenai kajian kinerja supply chain pada proyek konstruksi bangunan gedung, dan hasil akhirnya kemudian bisa dijadikan sebagai bahan masukan untuk penciptaan dan pengembangan suatu sistem atau konsep pengelolaan supply chain yang tepat untuk diterapkan dalam industri konstruksi dan menjadi strategi yang efektif untuk tujuan pencapaian penghematan biaya proyek.
4
1.5.
Batasan Penelitian
Batasan penelitian tentang ”Pengembangan indikator kinerja supply chain pada proyek konstruksi bangunan gedung” ini adalah sebagai berikut: 1.
Indikator-indikator penilaian yang dikembangkan akan didasarkan terhadap penerapan tiga aspek utama dari konstruksi ramping (lean construction), yaitu “conversion,” “flow,” dan “value”. Oleh karena itu di dalam penyusunan terhadap indikator, tidak akan terlepas dari berbagai studi literatur yang terkait dengan konsep tersebut, baik dari paper, maupun penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya (di dalam/ luar negeri).
2.
Jenis-jenis data yang dianggap mewakili yang tipikal dimiliki oleh kontraktor-kontraktor besar yang menangani pelaksanaan suatu proyek konstruksi (khususnya bangunan gedung), terutama yang terkait dengan aliran material/jasa, uang dan informasi yang dapat mendukung terhadap kelancaran produksi dan koordinasi yang baik antar pihak yang terlibat di suatu jaringan supply chain, juga akan menjadi pertimbangan di dalam penyusunan indikator penilaian. Selain itu telaah terhadap studi literatur terkait konsep rantai pasok (supply chain) dan pengelolaan rantai pasok (supply chain management) juga akan dilakukan sebagai dasar dalam pengembangan indikator serta untuk memperoleh pendalaman pemahaman terhadap jenis data yang telah teridentifikasi.
3.
Identifikasi terhadap jenis-jenis data seperti yang dimaksud pada point 2, dilakukan melalui suatu wawancara dan diskusi terpadu dengan pihak-pihak yang terlibat di proyek yang dijadikan studi kasus (site manager, project manager, maupun divisi logistik).
4.
Dilakukan pengujian validitas pada penelitian ini, terdiri dari validasi terhadap wawancara dan validasi data atau jawaban responden. Untuk validasi wawancara, yaitu dengan mendiskusikan aspek-aspek yang akan diukur dalam wawancara dengan ahlinya kemudian dari hasil konsultasi tersebut diperoleh masukan dan perbaikan terhadap wawancara baik terhadap format wawancara maupun isi wawancara. Sedangkan untuk validasi data
5
dilakukan dengan mengukur tingkat kesesuaian data hasil survei terhadap data literatur. Perbandingan yang dilakukan adalah dengan menggunakan analisis deskriptif dari hasil yang diperoleh berdasarkan pengolahan data survey dengan data literatur. 5.
Proyek yang dijadikan studi kasus di dalam mengidentifikasi ketersediaan jenis-jenis data yang dimaksud pada point 2 maupun yang dijadikan uji coba penerapan set indikator yang telah dikembangkan, dibatasi hanya pada proyek konstruksi bangunan gedung, yang dilaksanakan oleh kontraktor dengan kualifikasi B (besar) dan berlokasi di Jakarta, dengan asumsi: a. Kontraktor besar pada umumnya sudah menerapkan konsep manajemen yang baik (yang telah mencerminkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam konsep konstruksi ramping) pada proses produksi maupun sistem koordinasinya. b. Memudahkan urusan untuk perizinan penelitian.
1.6.
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian merupakan gambaran tahap-tahapan dan pendekatan yang hendak dilakukan untuk mencapai tujuan dari penelitian ini. Untuk mencapai tujuan penelitian seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka diusulkan suatu metodologi sebagai berikut: 1.
Sebagai langkah awal penelitian dilakukan telaah terhadap studi literatur meliputi teori-teori yang terkait konsep rantai pasok (supply chain), pengelolaan rantai pasok (supply chain management) dan konstruksi ramping (lean construction) serta konsep indikator kinerja dan konsep kinerja rantai pasok (supply chain). Dalam penelitian ini, berbagai studi literatur tersebut akan menunjang terhadap pengembangan indikator. Indikator yang telah terbentuk nantinya akan dikelompokkan terhadap 3 (tiga) prinsip utama dari konsep lean construction. Sedangkan konsep rantai pasok (supply chain) dan pengelolaan rantai pasok (supply chain management) selain digunakan sebagai dasar pertimbangan penyusunan indikator, juga diperlukan sebagai dasar didalam melakukan pendalaman pemahaman terhadap jenis-jenis data yang tipikal dimiliki oleh kontraktor-kontraktor besar yang menangani
6
pelaksanaan suatu proyek konstruksi yang akan diidentifikasi. Oleh karena itu di dalam penyusunan terhadap indikator, tidak akan terlepas dari berbagai studi literatur yang terkait dengan berbagai konsep tersebut, baik dari buku, paper, maupun penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya (di dalam/ luar negeri). 2.
Setelah kegiatan studi pustaka dilakukan, suatu survey yang bertujuan untuk mengidentifikasi ketersediaan jenis-jenis data yang tipikal dimiliki oleh kontraktor-kontraktor besar yang menangani pelaksanaan suatu proyek konstruksi (khususnya bangunan gedung), yang terkait dengan aliran material/jasa, uang dan informasi yang dapat mendukung terhadap kelancaran produksi dan koordinasi yang baik antar pihak yang terlibat di suatu jaringan supply chain, kemudian dilakukan. Dari hasil survey ini selain akan diperoleh apa saja jenis data yang ada di proyek yang menjadi studi kasus, juga akan diperoleh keterangan mengenai isi dari masing-masing jenis data yang ada. Termasuk melakukan validasi untuk mengetahui apakah jenis-jenis data yang telah teridentifikasi dari hasil studi literatur tersebut memang tersedia di proyek. Selain itu berbagai informasi seperti bagaimana manajemen proyek melakukan pencatatan dan bagaimana bentuk form dari data pendukung di proyek studi kasus juga diharapkan dapat diperoleh. Diakhiri dengan pengumpulan data berupa pengambilan sampling dari masing-masing jenis data yang dibutuhkan agar dapat dilakukan kajian lebih lanjut terkait dengan isi dari masing-masing jenis data sebagai bahan pertimbangan di dalam penentuan rumus untuk penilaian kuantitatif.
3.
Setelah survey identifikasi, validasi dan pengumpulan data dilakukan, kemudian dilakukan pengembangan indikator kinerja supply chain, yang terdiri dari analisis dan pembahasan terhadap data yang berhasil diperoleh berupa pengkajian yang lebih mendalam terhadap isi dari masing-masing jenis data, dilanjutkan dengan pengkajian terhadap indikator kinerja yang pernah dikembangkan di industri konstruksi maupun industri lain, dilakukan pemilihan terhadap sekian banyak indikator yang berhasil dikaji, kemudian dilakukan
penentuan
atau
penyesuaian
nama
indikator,
melakukan
7
pendefinisian terhadap masing-masing indikator, menentukan bagian mana dari masing-masing jenis data yang akan digunakan untuk dasar pengukuran serta penentuan bagaimana cara untuk mengukurnya serta akan dilihat bagaimana keterkaitannya dengan prinsip-prinsip yang ada di dalam konsep lean construction. 4.
Indikator yang telah dikembangkan kemudian akan diuji cobakan pada satu proyek studi kasus. Hal tersebut pada akhirnya akan memberikan suatu hasil analisa secara kuantitatif yang akan memberikan gambaran kualitas dari masing-masing data yang telah diperoleh sehingga dapat diketahui seberapa baik data tersebut dapat mendukung terhadap indikator yang dikembangkan (mendukung
terhadap
pencapaian
konstruksi
ramping).
Dari
hasil
pengaplikasian tersebut rekomendasi perbaikan akan coba diberikan terhadap set indikator yang telah dikembangkan, agar jika indikator ini kemudian digunakan dalam mengkaji kinerja supply chain di proyek-proyek konstruksi maupun dalam penelitian lain, maka akan lebih memudahkan dan memungkinkan di dalam penggunaannya. Hasil yang diperoleh pada bab ini selanjutnya akan dijadikan dasar didalam penarikan kesimpulan. 5. Menyimpulkan
hasil
penelitian
dan
memberikan
saran-saran
untuk
pengembangan selanjutnya. Metodologi penelitian yang dilakukan digambarkan dalam diagram alir pada gambar 1.1. berikut ini.
8
MULAI
STUDI LITERATUR : - Konsep SC, SCM, dan LC - Konsep indikator kinerja - Konsep kinerja SC
SURVEY KETERSEDIAAN DATA : - Wawancara → identifikasi jenis data terkait aliran material /jasa, uang dan informasi dan mendukung terhadap kelancaran produksi dan koordinasi yang baik antar pihak yang terlibat di suatu jaringan SC - Pengumpulan Data
PENGEMBANGAN INDIKATOR KINERJA SC :
- Kajian yang lebih mendalam terhadap isi dari masing-masing jenis data - Penentuan nama indikator - Pendefinisian terhadap masing-masing indikator - Melihat keterkaitan jenis data dengan prinsip-prinsip yang ada didalam konsep lean construction
PENERAPAN INDIKATOR KINERJA SC PADA PROYEK STUDI KASUS - Analisa hasil penerapan indikator kinerja SC - Perbaikan indikator kinerja SC
KESIMPULAN & SARAN
SELESAI
Gambar. 1.1. Diagram Alir Penelitian 1.7. Bab I
Sistematika Pembahasan Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan bab per bab dari penelitian ini.
9
Bab II Studi Literatur Berisi landasan teori yang digunakan dalam mengkaji berbagai aspek yang relevan dengan permasalahan dalam studi. Antara lain mengenai konsep dan definisi rantai pasok (supply chain), konsep dan definisi pengelolaan rantai pasok (supply chain management), konsep konstruksi ramping (lean construction), konsep dan definisi indikator kinerja supply chain serta konsep kinerja supply chain di berbagai industri terkait dengan pengukuran kinerja supply chain di perusahaan manufaktur yang pernah dikembangkan dan pengembangan indikator kinerja berbasiskan konsep konstruksi ramping (lean construction) yang pernah diteliti sebelumnya. Didalam proses penelitian, maka studi literatur ini akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan indikator kinerja supply chain, dan mendukung terhadap pengembangan instrumen pengumpulan data berupa butir-butir pertanyaan dalam wawancara. Bab III Survey Ketersediaan Data Berisi rancangan survey yang dilakukan, disini akan diuraikan mengenai apa yang menjadi tujuan survey ini dilakukan, siapa yang akan menjadi responden untuk survey, rancangan wawancara yang akan dilakukan serta bagaimana cara menilai keabsahan (validitas) dari survey yang akan dilakukan. Setelah itu barulah akan diuraikan mengenai pelaksanaan survey yang terdiri dari dua tahapan, yaitu pelaksanaan wawancara, pengumpulan data dan ditutup dengan laporan hasil survey yang telah dilakukan. Dalam tahapan penutup ini akan coba diuraikan mengenai deskripsi umum dari proyek studi kasus dan hasil identifikasi terhadap jenis-jenis data yang tipikal dimiliki oleh kontraktor-kontraktor besar yang menangani pelaksanaan suatu proyek konstruksi (khususnya bangunan gedung), yang terkait dengan aliran material/jasa, uang dan informasi yang dapat mendukung terhadap kelancaran produksi dan koordinasi yang baik antar pihak yang terlibat di suatu jaringan supply chain pada masing-masing proyek studi kasus.
10
Bab IV Pengembangan Indikator Kinerja Supply Chain Berisi kajian yang lebih mendalam terhadap isi dari masing-masing jenis data, penentuan indikator dan pendefinisian terhadap masing-masing indikator berdasarkan hasil kajian terhadap indikator terkait yang pernah dikembangkan di industri konstruksi maupun industri lain serta melihat bagaimana keterkaitan indikator yang dikembangkan untuk penelitian ini dengan prinsip-prinsip yang ada di dalam konsep lean construction. Bab V
Penerapan Indikator Kinerja Supply Chain pada Proyek Studi
Kasus Bab ini berisi kajian mengenai seberapa baik data yang telah diperoleh dapat mendukung terhadap indikator yang dikembangkan. Dengan melakukan penerapan indikator yang dikembangkan di suatu proyek, maka akan diperoleh suatu hasil analisa secara kuantitatif yang akan memberikan gambaran kualitas dari masing-masing data yang diperoleh di dalam mendukung terhadap set indikator yang dikembangkan. Dari hasil penerapan tersebut kemudian akan coba dikembangkan batasan-batasan dalam penggunaan indikator, sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan masing-masing indikator. Selain itu juga akan diberikan rekomendasi perbaikan terhadap set indikator yang telah dikembangkan agar jika indikator ini kemudian digunakan dalam pengkajian kinerja supply chain dalam penelitian lain maupun diaplikasikan untuk menilai kinerja di proyek konstruksi, maka akan lebih memudahkan dan memungkinkan di dalam penggunaannya. Hasil yang diperoleh pada bab ini selanjutnya akan dijadikan dasar di dalam penarikan kesimpulan. Bab VI Kesimpulan dan Saran Berisi kesimpulan dari temuan-temuan yang diperoleh pada bab sebelumnya sebagai bagian dari proses pencarian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menjadi dasar penelitian, yang dirasakan masih kurang untuk mendukung kesempurnaan dalam penelitian ini, sehingga hal ini nantinya bisa dijadikan sebagai saran perbaikan terhadap arah penelitian selanjutnya.