BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Bumi merupakan planet yang dinamis dan dipenuhi berbagai sumber
energi yang berbeda. Bencana alam muncul ketika manusia dan gedung-gedung bersilangan dengan proses energi bumi. Bencana alam merupakan peristiwa yang dapat terjadi kapan saja, bahkan terkadang rutin terjadi. Hal seperti itu merupakan sesuatu yang sewajarnya terjadi di planet yang hidup dan aktif bergerak. Selain itu, bencana alam merupakan
hal yang sudah menjadi
bagian dari sejarah manusia sejak ribuan tahun lalu. Akan tetapi, tetapi dampak yang dirasakan beserta intensitas terjadinya bencana menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga menjadi perhatian yang serius bagi dunia internasional (Abbott, 2009). Berdasarkan kondisi geografis Indonesia, tak pelak apabila Indonesia memiliki potensi bencana gempa bumi yang sangat besar. Berbagai gempa bumi yang terjadi di Indonesia bahkan tercatat sebagai bencana besar dalam lingkup dunia internasional. Dengan adanya potensi pengulangan gempa bumi yang besar, sudah selayaknya Indonesia mempunyai pengelolaan bencana gempa bumi yang konsisten, efektif dan terpadu. Kemajuan riset dan teknologi yang mendukung aktivitas pengelolaan bencana alam dapat diterapkan dalam upaya mengoptimalkan proses peringatan dini dan penanggulangan gempa bumi dan tsunami. Pada kenyataannya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan perkiraan terjadinya tsunami dengan cara
memonitor
aktivitas gempa menggunakan seismograf yang terpasang dalam stasiun pemantau seismik. Seismograf berfungsi memantau gelombang seismik yang dipancarkan sumber gempa bumi. Ketika terjadi gempa, stasiun pemantau seismik terdekat akan menangkap gelombang seismik. BMKG 1
segera
2
menentukan parameter gempa tersebut, meliputi lokasi (lintang, bujur, dan kedalaman) dan waktu, serta menghitung kekuatannya pada skala Richter. Setelah itu, BMKG dapat melihat apakah gempa ini memenuhi kriteria berpotensi menimbulkan tsunami atau tidak (Harjadi, 2012). Selanjutnya, perkiraan bahaya tsunami dapat dibagi menjadi 3 yaitu rendah, sedang, dan tinggi (Dheeban et al., 2008). Potensi gempa bumi dan tsunami tentunya merupakan ancaman yang harus selalu diwaspadai. Namun hal yang harus diingat adalah, melakukan pengontrolan tsunami secara visual merupakan hal yang tidak masuk akal. Akan tetapi, terdapat suatu alternatif berupa pembuatan model yang dapat digunakan untuk perkiraan bahaya tsunami. Model yang akan diterapkan berupa sistem berbasis logika fuzzy. Alasannya adalah, sistem yang dibangun berdasarkan logika fuzzy memiliki kemampuan untuk mengubah basis pengetahuan manusia ke formula matematika (Wang, 1997). Selain itu, model yang akan dikembangkan memiliki kemampuan untuk mengakuisisi data dari BMKG, lalu mengolah data tersebut ke sistem. Penggunaan data dari BMKG bertujuan disebabkan oleh adanya kendala dalam mengimplementasikan seismograf ataupun sensor. Penyebabnya adalah, pembuatan seismograf maupun sensor yang dapat diandalkan membutuhkan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu, serta membutuhkan biaya. Penggunaan logika fuzzy pada penelitian ini disebabkan oleh keberadaan data dari BMKG yang bersifat fuzzy. Sebagai contoh adalah, ketika terjadi gempa, sering dikatakan bahwa gempa yang terjadi cukup kuat. Dengan kata lain, logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami. Dengan adanya sistem ini, dapat diperkiraan tingkat bahaya tsunami, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk memberikan peringatan dini akan bahaya tsunami di kemudian hari.
3
1.2
Rumusan Masalah Penelitian yang dilakukan akan membahas hal-hal berikut : 1. Apakah sistem berbasis logika fuzzy dapat digunakan untuk perkiraan bahaya tsunami. 2. Bagaimana mengakuisisi data yang diambil dari server publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta memasukkan data kedalam database sistem.
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan sistem fuzzy yang dapat
melakukan perkiraan bahaya tsunami. 1.4
Batasan Masalah Batasan penelitian ini meliputi: 1. Sistem tidak melakukan deteksi gempa secara langsung. Dikatakan bahwa perhitungan potensi tsunami yang dilakukan di dalam sistem ini merupakan pegujian dari formula yang telah ada, dan data gempa yang digunakan untuk perhitungan adalah data yang dimuat di pusat data BMKG. 2. Pengembangan sistem difokuskan pada penggunaan inferensi fuzzy untuk perkiraan bahaya tsunami di Indonesia. 3. Sistem tidak berkaitan dengan sensor milik BMKG dalam melakukan akuisisi data. 4. Data yang digunakan adalah data yang diambil dari server BMKG . Server tersebut menghasilkan file berekstensi XML yang berisi nilai parameterparameter yang akan digunakan oleh sistem. 5. Pada sistem, terdapat method yang berfungsi untuk mengambil informasi dari file yang dihasilkan oleh server BMKG secara otomatis, lalu memasukkannya ke database sistem.
4
6. Analisis terhadap parameter input terbatas parameter yang dinilai paling berpengaruh. Dengan kata lain, tidak seluruh faktor geologi yang turut dibahas dalam penelitian ini. 7. Input yang digunakan berupa kekuatan gempa, lokasi gempa, pusat kedalaman gempa, indeks ancaman bencana tsunami, dan titik gempa ke garis pantai. 8. Output dari sistem ini berupa status perkiraan bahaya tsunami berdasarkan perkiraan tinggi gelombang. 1.5
Manfaat Penelitian Manfaat yang
ingin dicapai dari penelitian ini yaitu, memberikan
informasi yang relevan mengenai penyebab potensi bencana tsunami, sehingga bisa dijadikan sebagai sarana pembelajaran terhadap fenomena alam, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat pada bidang Ilmu Komputer berupa tambahan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya sehingga menghasilkan kontribusi yang bermanfaat terhadap perkembangan ilmu komputer dalam bidang kebencanaan. 1.6
Keaslian Penelitian Penelitian ini yang membahas tentang perhitungan bahaya tsunami
dengan menggunakan inferensi fuzzy. 1.7
Metodologi Penelitian
1.7.1 Studi pustaka Aktivitas ini dilakukan untuk membahas faktor-faktor pemicu terjadinya tsunami. Seluruh faktor inilah yang berguna dalam penentuan parameter input dan fungsi keanggotaan. 1.7.2 Wawancara Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab langsung kepada pihak yang memiliki kapasitas dan informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian, yaitu ahli geologi dari Balai Pengkajian Dinamika Pantai (BPDP).
5
1.7.3 Analisis dan rancangan sistem Analisis mencakup pembentukan basis aturan, pemilihan inferensi fuzzy, pemilihan sistem manajemen basis data. Perancangan sistem meliputi perancangan proses, dan perancangan interface pengguna. 1.7.4 Implementasi Tahap ini berisi uraian hasil implementasi rancangan sistem, dan hasil dari rancangan user interface yang dibangun. Sistem dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman Java. 1.7.5 Pengujian Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian dan menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan. 1.8 BAB I
Sistematika Penulisan PENDAHULUAN Bab 1 berisi uraian mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab 2 berisi
tentang informasi hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya, dimana penelitian tersebut memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. BAB III
LANDASAN TEORI Bab 3 berisi Landasan Teori, yang merupakan pembahasan tentang teori dasar yang berkaitan dengan konsep dasar sistem, tsunami, sistem fuzzy, variabel linguistik, basis aturan dan inferensi, yang menjadi dasar pemecahan masalah yang mendukung perancangan sistem ini.
BAB IV
ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM Bab
4
berisi
uraian
mengenai
analisis kebutuhan
dan
6
perancangan sistem fuzzy yang dibuat. Bab ini juga menguraikan tentang perancangan basis data, Unified Modeling Language (UML), flowchart, dan antar muka (interface). BAB V
IMPLEMENTASI Bab 5 berisi potongan kode program (sourcecode) dan interface program dari implementasi sistem yang telah dihasilkan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB VI
Bab 6 berisi hasil akhir sistem yang dibangun berdasarkan hasil pengujian sistem dan disertai dengan penjelasan pada keluaran proses.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 berisi Kesimpulan dan saran, dalam hal ini ada beberapa kesimpulan dari proses pengembangan sistem, baik pada tahap analisis kebutuhan sistem, perancangan sistem, implementasi sistem, dan terutama pada analisis kinerja sistem serta saransaran berdasarkan keterbatasan dan kekurangan yang ditemukan pada penelitian ini.