BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anemia merupakan suatu kondisi saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin darah (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Hemoglobin dalam sel darah merah ini bertugas sebagai media yang membawa oksigen dari paru-paru dan menghantarkannya ke seluruh bagian jaringan tubuh manusia. Anemia menyebabkan darah tidak mampu membawa oksigen yang cukup sesuai kebutuhan tubuh. Kadar hemoglobin normal dalam darah yaitu 12gr/dliter, penderita anemia memiliki Hb dibawah angka tersebut. Penderita anemia akan mengalami beberapa dampak seperti penurunan kondisi fisik, cepat lelah, tidak bergairah, penurunan kemampuan berfikir, konsentrasi melemah, menurunnya selera makan, sering pusing, sesak nafas, dan lain-lain yang menyebabkan seseorang lebih sulit dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Anemia kebanyakan terjadi pada wanita daripada pria terutama bagi wanita yang berdiet, menstruasi, atau sedang hamil.
Dalam jangka panjang anemia dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Selain itu mengganggu kerja organ vital dan memicu berbagai penyakit berbahaya. Misalnya, anemia menyebabkan jantung meningkatkan kinerjanya untuk meningkatkan jumlah darah yang beredar. Jika terjadi dalam waktu lama, jantung akan mengalami perubahan bentuk, berupa pembesaran otot jantung yang dapat memicu terjadinya gagal jantung. Bahaya lain dari anemia yaitu bisa menjadi indikasi awal kanker (Ahli penyakit dalam dari Divisi Hematologi Onkologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Nadia Ayu Mulansari).
Saat ini anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Sebuah survey yang dilakukan Fakultas Kedokteran di beberapa Universitas di Indonesia pada 2012 menemukan 50-63% ibu hamil menderita anemia. Selain itu 40% wanita usia subur turut mengalami anemia. Asian Development Bank (ADB) mencatat pada 2012 sebanyak 22 juta anak Indonesia menderita anemia sehingga menyebabkan penurunan IQ. Penelitian Pusponegoro dan Anemia World Map pada waktu yang sama menyebutkan 51% wanita
hamil menderita anemia sehingga menyebabkan kematian hingga 300 jiwa perhari. Lalu Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu-Anak Kementrian Kesehatan pada 2012 mencatat 1 dari 2 wanita bekerja di Indonesia beresiko anemia.[1]
Banyak orang memiliki kemungkinan menderita anemia atau bahkan sudah mengalami anemia namun tidak menyadarinya. Hal ini mungkin karena dampak-dampak awal gejala anemia yang dianggap remeh atau mungkin karena tidak sempat memeriksakan diri ke dokter. Anemia harus segera dicegah atau diatasi agar tidak semakin parah dan memberi dampak yang fatal.
Saat ini pendeteksian anemia banyak dilakukan melalui uji lab yang bersifat invasive yaitu dengan pengambilan sample darah kemudian ditentukan jumlah hemoglobinnya. Hal ini tentunya menyakiti saat pengambilan sample darah. Adapun cara mudah untuk mendeteksi anemia yaitu dengan melihat kemerahan warna dari bagian dalam kelopak mata bawah. Apabila kemerahannya kurang dan terlihat berwarna pucat maka itu berarti anemia. Cara seperti ini sudah banyak dilakukan oleh praktisi kesehatan pada umumnya, namun dalam kenyataannya penilaian dengan cara melihat seperti itu tentu bersifat subjektif karena kemampuan pengelihatan dan penilaian setiap orang berbeda-beda.
Berdasarkan pada permasalahan tersebut, maka pada tugas akhir ini penulis akan melakukan analisis tentang hubungan antara kemerahan warna kelopak mata dalam bagian bawah dengan jumlah hemoglobin darah. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh semua orang khususnya dibidang kesehatan untuk dapat mendeteksi hemoglobin dalam darah yang bersifat non-invasive. Data hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan standar warna kemerahan citra kelopak mata dalam bagian bawah untuk menentukan jumlah hemoglobin darah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana melakukan analisis korelasi antara kemerahan warna kelopak mata dalam bagian bawah dengan jumlah hemoglobin darah? 2. Apakah ada hubungan yang kuat antara kemerahan warna kelopak mata dalam bagian bawah dengan jumlah hemoglobin darah? 3. Apakah cara mendeteksi anemia dengan melihat kemerahan warna kelopak mata dalam bagian bawah cukup baik dan akurat untuk diimplementasikan? 4. Bagaimana cara menentukan jumlah hemoglobin melalui citra kelopak mata dalam bagian bawah?
1.3 Tujuan
1. Menganalisis hubungan antara kemerahan warna dari citra kelopak mata dalam bagian bawah dengan jumlah hemoglobin darah. 2. Menentukan standar warna kemerahan citra kelopak mata dalam bagian bawah untuk mengukur jumlah hemoglobin dalam darah. 3. Merancang sistem pengukur jumlah hemoglobin seseorang melaui citra kelopak mata dalam bagian bawah.
1.4 Batasan Masalah
1. Data citra digital yang diolah adalah citra RGB dengan file bertipe JPG. 2. Pengambilan citra menggunakan digital microscope camera dengan perbesaran 20x. 3. Intensitas cahaya diatur sebesar 750 lux ketika pengambilan data. 4. Citra mata diambil dari depan sehingga didapatkan warna merah kelopak mata dalam bagian bawah yang ingin di teliti. 5. Kelopak mata dalam bagian bawah yang akan di foto dalam keadaan sehat dan normal. 6. Jumlah hemoglobin responden ditentukan dengan menggunakan alat Hemoglobin Testing System. 7. Model warna yang digunakan dalam pengolahan citra digital adalah HSV.
1.5 Metodologi Penelitian
1. Identifikasi Masalah Melakukan
kajian
terkait
permasalahan
dalam
penelitian
untuk
dapat
mengidentifikasi dan merumuskan masalah. 2. Studi Literatur Melakukan studi literatur dari beberapa sumber untuk memahami dasar-dasar teori yang berhubungan dengan penelitian. 3. Pengumpulan Data Mengumpulkan data dengan pengambilan sample darah yang dihitung jumlah hemoglobinnya serta foto kelopak mata dalam bagian bawah. 4. Pengolahan Data Data yang diolah adalah data citra kelopak mata dalam bagian bawah. Melakukan pengolahan data citra untuk menentukan tingkat kemerahan warna citra dan ditetapkan dalam suatu ukuran. 5. Analisis Data Melakukan analisis data dengan mencari nilai koefisien korelasi dan persamaan regresi serta menampilkannya ke dalam bentuk grafik regresi linear. 6. Perancangan dan Implementasi sistem Membuat rancangan sistem berupa flowchart dari tahap preprocessing sampai penghitungan jumlah Hb dan mengimplementasikannya dengan aplikasi Matlab 2014a. Rancangan sistem akan diimplementasikan dalam bentuk GUI. 7. Analisis, Evaluasi, penarikan kesimpulan serta pembuatan buku. Melakukan analisis dan evaluasi parameter pada sistem. Melakukan pembahasan serta menarik kesimpulan. Membuat sebuah buku laporan sebagai tahap akhir penelitian.
1.6 Sistematika Penulisan
Secara umum,Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab bahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini merupakan gambaran umum dari penelitian yang telah dilakukan. Membahas latar belakang, tujuan, manfaat, perumusan dan batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
DASAR TEORI Bab ini berisi tentang dasar teori yang mendukung dan mendasari penulisan Tugas Akhir ini.
BAB III
PERANCANGAN SISTEM Berisi diagram alir penelitian, perancangan sistem, implementasi sistem, serta cara kerja sistem menggunakan software Matlab.
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS KINERJA SISTEM Menjelaskan pengujian sistem. Berisi data hasil analisis serta data hasil pengolahan citra.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Menjelaskan tentang kesimpulan mengenai hasil analisis hubungan antara kemerahan warna kelopak mata dalam bagian bawah dengan jumlah hemoglobin darah, serta saran yang mendukung untuk perkembangan Tugas Akhir selanjutnya yang berkaitan dengan hasil penelitian ini.