BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Bisnis jasa merupakan salah satu bidang usaha yang mulai berkembang di Indonesia saat ini, salah satunya adalah bisnis di bidang transportasi penerbangan. Bisnis penerbangan mulai banyak di geluti oleh para pebisnis swasta karena melihat optimistis perkembangan bisnis tersebut yang kian cerah dan prospektif. Terbukti, meskipun triwulan I tahun 2012 termasuk masa sepi penumpang (low season), namun kenyataannya terjadi lonjakan penumpang yang cukup besar. Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional (INACA), Tengku Burhanuddin mengungkapkan kondisi tersebut memperlihatkan prospek industri penerbangan masih positif. Sehingga, menurut dia, target pertumbuhan penumpang pesawat antara 15%-20%
pada
2013
pun
sangat
realistis
(http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/kuartal-i-bisnis-penerbangandiprediksi-tumbuh-20/19224). Kebijakan ASEAN Open Sky 2015 dan kebijakan pasar penerbangan tunggal di ASEAN 2020 menandakan bahwa pasar maskapai penerbangan akan semakin berpotensi untuk meningkat. Bisnis tersebut secara tidak langsung turut di dukung oleh perkembangan industri pariwisata dan pembangunan hotel, serta
terbukanya perdagangan internasional sehingga melibatkan kegiatan
ekspedisi udara. Sektor penerbangan dalam negeri termasuk salah satu sektor bisnis yang tumbuh cukup positif. Data Kementerian Perhubungan menyebutkan, izin penggunaan frekuensi penerbangan yang dikeluarkan sepanjang 2011 tercatat mencapai 1.233 perizinan. Tahun ini (2013), Kementerian Perhubungan menawarkan 30 rute penerbangan baru. Rute yang ditetapkan sebagian besar mengarah dan terpusat di wilayah timur Indonesia. Untuk rute jarak pendek seperti dari Ambon menuju beberapa kota besar di wilayah timur Indonesia seperti Balikpapan, Jayapura, Gorontalo, Manado. Ada pula yang dari Gorontalo menuju Ternate dan Jayapura,
1
2
Kendari ke Palu, Fak-Fak ke Manokwari. jayapura menuju Sorong, Manokwari menuju Timika, Nabire, dan rute pendek lain di wilayah timur Indonesia (http://m.merdeka.com/uang/penerbangan-ke-indonesia-timur-bakal-semakinramai.html). Di samping fakta-fakta mengenai pertumbuhan industri penerbangan domestik yang tumbuh sangat baik, penulis menemukan masalah baru yang akan timbul dalam industri tersebut, yaitu mengenai Kebijakan ASEAN Open Sky 2015. Ada kekhawatiran bahwa pasar penerbangan domestik akan dikuasai asing setelah ASEAN Open Sky diberlakukan kelak. Indonesia akan menjadi sasaran empuk masakapai-maskapai penerbangan negara lain di ASEAN, mengingat Indonesia merupakan pasar terbesar yang sangat potensial. Kementerian Perhubungan perlu menginformasikan tahapan-tahapan dan time table (jadwal waktu pelaksanaan) ASEAN Open Sky. Misalnya, sebelum ASEAN Open Sky diberlakukan mulai 2015, apa saja yang harus dilalui para pemangku kepentingan (stakeholders) penerbangan di ASEAN, khususnya regulator dan operator (http://m.dephub.go.id/read/kolomredaksi/mengelola-isu-asean-open-sky-14283). Dengan adanya Kebijakan ASEAN Open Sky akan menguntungkan maskapai-maskapai penerbangan nasional jika segera melakukan pembenahan dari sekarang. Dan ketika kebijakan tersebut mulai diberlakukan, maskapai penerbangan lokal mau tidak mau harus siap menghadapi ASEAN Open Sky Adapun alasan utama mengapa kebijakan tersebut berpotensi menjadi ancaman bagi maskapai penerbangan domestik apabila tidak segera melakukan pembenahan, yaitu karena adanya penilaian penerbangan nasional Republik Indonesia berada dalam kategori “tidak aman” atau “un-safe” berdasarkan penilaian dari ICAO (International Civil Aviation Organization) dan FAA (Federal Aviation Administration – Otoritas Penerbangan Sipil Amerika Serikat), saat ini tingkat kecelakaan pesawat terbang di Indonesia adalah termasuk yang paling tinggi di dunia, banyaknya komplain masyarakat terhadap kasus delay serta kondisi infrastruktur transportasi udara di Indonesia di nilai masih buruk yang akan membuat Indonesia tertinggal ketika kebijakan Open Sky diberlakukan dan pasar akan dikuasai oleh asing. Oleh karena itu, maskapai penerbangan domestik dituntut untuk
3
merancang strategi yang baik untuk dapat meraih keunggulan kompetitif serta mendapatkan baik competitive advantage maupun comparative advantage. Dalam perkembangannya, maskapai penerbangan yang telah berdiri sejak tahun 2003, PT. Travel Express Aviation Service atau dikenal dengan Xpress Air, pada awalnya mengkhususkan diri pada penerbangan di jalur perintis, yaitu rute daerah bagian Timur Indonesia dengan beberapa pertimbangan, yaitu persaingan yang belum banyak pada saat itu (banyak daerah Indonesia Timur yang terpencil dan sulit di jangkau) dengan melihat prospek, potensi serta peluangnya. Kantor penerbangan pertama didirikan di Makassar sebagai kantor pusat dengan base penerbangan awal berada di Pangkalan Udara Sultan Hassanudin. Dengan berlogokan Bird of Paradise atau dikenal juga dengan burung Cendrawasih, Xpress Air akan terus berupaya melakukan ekspansi dan melebarkan sayapnya ke seluruh pelosok Indonesia hingga ke Manacannegara. Saat ini, Express Air memiliki 2 jenis pesawat, Dornier (pesawat dengan muatan 32 seats) dan Boeing (pesawat dengan muatan 130-140 seats) dengan total 16 pesawat udara yang telah beroperasi. CEO perusahaan, Mr. Sigurdur Gislason menyatakan harapannya terhadap perusahaan adalah dapat memberikan jasa yang terbaik melalui kemudahan sistem reservasi, sehingga dapat meningkatkan penjualan serta menghasilkan profit. Di samping itu, Beliau juga menyatakan keinginannya untuk memperluas pemasaran sehingga meningkatkan jumlah penumpang. Xpress Air saat ini sedang dalam proses ekspansi armada besar untuk melayani jumlah tujuan yang lebih banyak di sepanjang sumbu Barat-Timur Papua, Sulawesi, Maluku, dan wilayah Nusa Tenggara, yang juga menawarkan rute ke wilayah barat telah dipenuhi,sebagai Xpress Air kami telah mulai menghubungkan orang-orang ke Yogyakarta, Surabaya, Kalimantan, Pontianak dan lebih banyak lagi (http://xpressair.co.id/corporate_profile.php). Sebagai salah satu perusahaan penerbangan yang sedang berkembang, Xpress Air menghadapi beberapa kendala. Berdasarkan hasil wawancara dan analisa, perusahaan mengalami kerugian pada 2 rute penerbangan yang berada di kawasan Indonesia Barat, yaitu rute Jogjakarta-Surabaya dan Surabaya-Jogjakarta. Load Factor kedua rute tersebut adalah sebesar 80%. Dengan kata lain, perusahaan harus meningkatkan jumlah tiket yang terjual sebanyak 5% untuk mencapai BEP karena setiap penerbangan mencapai BEP ketika load factor mencapai 85% (Hasil perhitungan terlampir). Menurut Bapak Ivan, selaku manager IT Development
4
menyatakan bahwa penyebab kerugian secara umum perusahaan disebabkan oleh persaingan atau kompetisi yang tidak sehat sehingga memunculkan perang tarif yang mengakibatkan tingginya tingkat BEP yang mencapai 90% berdasarkan load factor (penerbangan pada sebuah rute mencapai BEP pada tingkat 90%). Masalah perusahaan diduga timbul karena adanya persaingan antar perusahaan sejenis. Untuk menyelesaikan permasalah strategis tersebut, penulis tertarik untuk memberikan rekomendasi strategi bisnis yang paling tepat untuk diimplementasikan oleh perusahaan berdasarkan hasil analisis faktor-faktor internal maupun eksternal perusahaan yang kemudian akan diolah ke dalam beberapa matriks yang mendukung penciptaan strategi bagi perusahaan. Perumusan strategi atau formulasi strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik. Formulasi strategi yang dirancang penulis diharapkan mampu memberikan solusi terbaik untuk masalah persaingan yang ada pada saat ini dan membantu mengarahkan perusahaan untuk menghadapi Kebijakan ASEAN Open Sky 2015. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik mengangkat permasalahan tersebut untuk dilakukan penelitian dengan judul "Formulasi Strategi Bisnis PT. Travel Express Aviation Services”.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis, maka masalah yang akan di teliti adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana kondisi lingkungan internal dan eksternal Xpress Air? 2. Bagaimana proses formulasi strategi bisnis Xpress Air pada tahap masukan (input stage), tahap pencocokan (matching stage), dan tahap keputusan (decision stage)? 3. Apakah usulan strategi bisnis yang sebaiknya diterapkan oleh Xpress Air untuk menghadapi persaingan bisnis?
5
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang diharapkan oleh penulis dalam melakukan penelitian, yaitu sebagai berikut. 1. Mengetahui kondisi lingkungan internal dan eksternal Express Air. 2. Menganalisis proses formulasi strategi bisnis Xpress Air pada tahap masukan (input stage), tahap pencocokan (matching stage), dan tahap keputusan (decision stage). 3. Memberikan usulan strategi bisnis yang sebaiknya diterapkan oleh Xpress Air untuk menghadapi persaingan bisnis.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Bagi Umum Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan umum untuk dapat memahami bagaimana cara menerapkan teori-teori dan prinsipprinsip yang ada ke dalam sebuah implementasi yang sesungguhnya di dalam pelaksanaan dan pengembangan proyek serta untuk menambah pengetahuan atau membantu peneliti lainnya dalam melakukan observasi, khususnya dalam bidang manajemen strategi dan pemasaran entrepreneurial.
Manfaat Bagi Perusahaan Hasil penelitian diharapkan dapat membantu perusahaan untuk melakukan perbandingan, pertimbangan dan menentukan pengambilan keputusan serta langkah-langkah selanjutnya dalam aktifitas perusahaan sehingga perusahaan dapat mengembangkan analisis strategi yang dapat dimanfaatkan untuk meraih competitive advantage (keunggulan kompetitif) dengan penciptaan solusi terbaik untuk masalah persaingan yang ada pada saat ini dan membantu mengarahkan perusahaan untuk menghadapi Kebijakan ASEAN Open Sky 2015 sehingga dapat menjadi sebuah peluang yang besar bagi perusahaan.
1.5 Ruang Lingkup Penulis memberikan batasan masalah dalam penelitian yang mencakup masalah strategi korporasi perusahaan. Adapun ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian ini adalah visi-misi perusahaan, dan pandangan dari 5 (lima) manajer
6
Xpress Air, yaitu CEO, manajer IT, manajer operasional, manajer komersial dan manajer keuangan untuk menghasilkan analisa terhadap faktor-faktor internal maupun eksternal perusahaan. Karena keterbatasan data yang diberikan oleh perusahaaan, maka peneliti tidak dapat menggunakan data keuangan atau laporan keuangan karena keputusan manajemen yang menyatakan bahwa Xpress Air merupakan PT Tertutup dan belum go public.
1.6 State of Art Subjek International Jounal
Jurnal
Pengarang
Strategic Management Triant G. Flourist Berisi contoh kasus of as a Key to Educating dan
Professional
the
Aviation
Professional, Concordia
Training
Keterangan
New
Isabelle dalam cara mendesain
Aviation Dostaler
& University,
2007
dan
mengeksekusi
strategi dalam bisnis penerbangan
dalam
Testing
(http://e-
beberapa area, yaitu
Research
archive.library.okstate.e
strategi
korporasi,
du/pdf/16.pdf)
strategi
generik,
competitive
strategy,
penilaian
lingkungan
internal dan eksternal, merger, aliansi serta keamanan. Strategi
aviasi Kebijakan Persaingan Mardiharto Industri
Jasa Tjokrowasito
Berisi tentang hal-hal
terhadap
Pada
yang berkaitan dengan
kebijakan
Penerbangan
alasan
pemerintah
Dilihat Dari Perspektif
maskapai penerbangan
Perlindungan
di Indonesia dari sudut
Konsumen, 2003
pandang
pemilihan
konsumen
dan
evaluasi
pemberlakuan kebijakan pemerintah
7
mengenai
tarif
penerbangan. eAirlanes
Strategic and Tactical Dr.
Dimitrios Berisi
tentang
use of ICTs in the Buhalis
pentingnya penerapan
Airlane
ICT
Industry,University Surrey,
of
(Information
Communication
2003
Technologies)
(http://epubs.surrey.ac.u
dalam
industri penerbangan.
k/1120/1/fulltext.pdf) Strategic
A
Paradigm
Management
Entrepreneurship:
Stevenson dan J. hubungan
Journal
Entrepreneurial
Carlos Jarillo
Management Wiley
&
:
of Howard
H. Berisi
tentang antara
definisi
John
entrepreneurship
Sons
dengan
(http://www.jstor.org/di
corporate
entrepreneurship
scover/10.2307/248666 7?uid=3738224&uid=2 &uid=4&sid=21103380 398023), 2012 OSR Journal of The Impact of Strategic Muogbo U .S
Berisi
tentang
Business
investigasi
penulis
Organisational Growth
mengenai
dampak
and Development (A
penerapan manajemen
Study
strategi
and Management
Management
of
on
Selected
terhadap
Manufacturing Firms in
pertumbuhan
Anambra State) ISSN:
pengembangan
2278-487X. Volume7,
perusahaan.
Issue1 (Jan.-Feb. 2013)
dan