BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pembangunan yang berkelanjutan yang memiliki sikap ketidakperdulian
terhadap lingkungan ini sudah tidak relevan lagi. Reorientasi pembangunan yang telah memperhatikan lingkungan menimbulkan pandangan modern tentang perkembangan organisasi bisnis seiring dengan waktu kritisnya masyarakat. Pandangan modern ini mengatakan hubungan antara organisasi bisnis dan masyarakat haruslah timbale balik sehingga perusahaan sebagai pengelola sumber daya tidak hanya berorientasi pada maksimasi laba, tetapi hendaknya perlu dikembangkan pula pemikiran tentang bagaimana laba tersebut dapat digunakan untuk mempertahankan setiap sumber daya yang ada. Pada saat ini perusahaan hanya berfokus pada meningkatkan laba. Laporan keuangan selalu diterbitkan secara rutin paling tidak setahin sekali. Bahkan ada yang setiap tiga bulan sekali harus menerbitkan laporan keuangan. Demikian juga laporan tahunan yang disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Namun masih banyak perusahaan yang masih menganggap bahwa laporan non keuangan tidaklah penting. Pada kenyataannya sekarang ini banyak terjadi perusahaan – perusahaan yang ditutup karena dianggap bermasalah dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Pemerintah menegaskan dalam Undang-Undang No.23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, dinyatakan bahwa tanggung jawab pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah tanggung jawab semua kalangan, termasuk perusahaan. Dan juga munculnya paradigma baru yang menyebabkan pandangan pemegang saham dan pengguna laporan keuangan saat ini tidak hanya memfokuskan pada perolehan laba perusahaan, tetapi juga memfokuskan pada tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Yaitu dengan laporan tambahan yang dikenal dengan Sustainability Reporting (SR). Laporan ini diakomodasi dalam pernyataan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 tentang penyajian Laporan Keuangan bahwa perusahaan
dapat pula menyajikan laporan tambahan, khususnya bagi industri dimana faktorfaktor lingkungan hidup memegang peranan penting. Untuk itu, sudah selayaknya perusahaan melaporkan semua aspek yang mempengaruhi kelangsungan operasi perusahaan kepada masyarakat. Sustainability Reporting
merupakan alat yang efektif untuk menjaga
reputasi perusahaan, membangun kepercayaan stakeholders,
menunjukan
akuntabilitas dan meningkatkan nilai perusahaan. Pedoman Sustainability Reporting diatur oleh Global Reporting Initiative (GRI). Secara umum ada 4 bagian. Bagian pertama adalah pengantar. Bagian ke dua berisi tentang penjelasan mengenai penggunaan pedoman GRI. Bagian ke tiga tentang prinsip-prinsip pelaporan. Dan bagian keempat menjelaskan isi Sustainability Reporting. Menurut GRI, isi Sustainablitiy Reporting terdiri dari lima bagian. Pertama adalah visi dan strategi perusahaan berkaitan dengan sustainability. Bagian kedua adalah profil perusahaan. Bagian ke tiga adalah pengungkapan system manajemen dan struktur pengelolaan. Bagian keempat adalah GRI content index, yang berisikan tabel pengidentifikasian letak setiap elemen isi laporan GRI berdasarkan bagian dan indikatornya. Dan bagian kelima adalah indikator kinerja, dimana indikator ini mengukur dampak atau efek kegiatan perusahaan. Banyak
manfaat
yang
didapat
perusahaan
yang
melaksanakan
Sustainability Reporting, antara lain adalah diminati investor dan dipahami oleh stakeholders. Para Investor pun mengalamai perubahan pandangan investasi. Mereka tidak hanya mencari return yang besar tetapi juga mencari perusahaan yang ramah lingkungan dan menjalankan tanggung jawab sosial. Konsep ini dikenal dengan Socially Responsible Investment (SRI). Screening positif dilakukan untuk mendapat perusahaan dengan skor sustainability yang tinggi. Sedangkan screening negatif dilakukan untuk menghindari investasi di sektorsektor tertentu, misalnya rokok, minuman keras, senjata api, dan perjudian. Dan salah satu dampak dari Sustainability Reporting ini yaitu meningkatnya harga saham perusahaan tersebut akibat naiknya citra perusahaan di mata masyarakat. Di Indonesia, upaya pelaksanaan tata kelola suatu bisnis yang lebih memperhatikan kebutuhan dari pada stakeholder, dimana pertanggungjawaban
perusahaan difokuskan pada isu-isu sosial (social), etika (ethical), dan lingkungan (environment) atau SEE Issues, mulai ada. Hal ini terbukti dari diadakannya sebuah event akbar, dimana Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI-KAM) menyelenggarakan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA). Untuk ISRA 2008 yang berlangsung dari tanggal 2 Juni 2008. ISRA
ini akan
melakukan
penilaian terhadap
pelaporan
berkelanjutan
(sustainability reporting) termasuk pelaporan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan 2007. Penilaian tersebut dilakukan oleh dewan juri yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan utama, termasuk : Institut Akuntan Publik Indonesia, Kementrian Negara Lingkungan Hidup, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan – Departemen Keuangan RI, Bursa Efek Indonesia, Perguruan Tinggi, National Comitte on Governance, press media, dan lembaga swadaya masyarakat. Tahun 2008 ini merupakan tahun keempat penyelenggaraan ISRA. Sejak tahun 2005, telah terjadi beberapa perubahan dalam kriteria penilaian dan kategori pemenang. Kriteria penilaian untuk laporan berkelanjutan yang digunakan dalam ISRA 2008 mengacu kepada Global Reporting Initiative (GRI). Sementara itu, kategori pemenang ISRA 2008 adalah sebagai berikut : 1. Best Sustainability Report 2007
: PT Aneka Tambang (persero), Tbk
2. Best Enviromental and Social Reporting 2007 : PT Timah (persero), Tbk 3. Best Enviromental Reporting 2007
: PT Holcim Indonesia,Tbk
4. Best Social Reporting 2007
: PT Astra International, Tbk
5. Best CSR Reporting in Annual Report 2007
: PT Telekomunikasi Indonesia (persero), Tbk
6. Best Website 2008
: PT Tambang Batubara Bukit Asam (persero), Tbk
Khusus untuk tahun 2008 ini ISRA menambahkan satu kategori baru, yaitu “Best CSR Reporting in Annual Report 2007.” Penambahan kategori ini
merupakan tanggapan terhadap kewajiban pelaporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan Perseroan Terbatasa di Indonesia melalui Pasal 66 ayat (2) Undang – Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Melalui penambahan kategori ini diharapkan Perseroan Terbatas yang ada di Indonesia menjadi lebih terpacu untuk membuat laporan berkelanjutan yang akuntabel dan transparan disamping laporan tahunan. Adapun manfaat dari diadakannya ISRA ini, menurut Ketua Dewan Juri ISRA akan meningkatkan reputasi dari perusahaan dan perusahaan bisa mengkomunikasikan apa saja yang sudah dan sedang dilakukan untuk memberi nilai tambah untuk sosial dan lingkungannya. Dan dengan adanya ISRA ini, akan memudahkan investor untuk mengambil keputusan karena dapat melihat long term plan dari perusahaan. Selama ini Corporate Financial Performance, masih merupakan alat ukur yang dominan dipakai oleh para stakeholder untuk menilai kinerja perusahaan. Perusahaan yang memenangkan ISRA Award adalah korporasi terbuka, sehingga kepemilikan saham bisa diakses oleh publik. Saham selama ini masih merupakan alat ukur yang efektif dan efisien untuk menilai kinerja perusahaan. Oleh karena itu, penilaian tentang sejauh mana kinerja keuangan perusahaan, bisa dilihat dari nilai sahamnya, baik dari harga saham maupun tingkat volume perdagangan saham. Sejalan dengan manfaat yang diharapkan dari dilaksanakannya ISRA, yaitu meningkatkannya reputasi perusahaan dan juga memudahkan investor untuk mengambil keputusan, maka peneliti tertarik untuk mengkaji sejauh mana pengaruh pelaksanaan ISRA tersebut terhadap pasar. Pengaruh tersebut diukur dengan menggunakan corporate financial performance (CFP) dalam hal ini adalah instrumen saham. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk membahas bagaimana pengaruh ISRA terhadap perubahan harga saham perusahaan. Obyek penelititan yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang meraih ISRA Award 2008. Penelitian ini merupakan event study atas penyelenggaraan ISRA 2008. Sebagai rujukan penulis menggunakan skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat
Profitabilitas Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Sustainability Reporting pada PT Astra Internasional Tbk” oleh Anton Sanjaya (mahasiswa Universitas Widyatama Bandung kelulusan tahun 2007). Dengan hasil penelitian bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat profitabilitas perusahaan sebelum pelaksanaan Sustainability Reporting dengan tingkat profitabilitas
persusahaan
sesudah
pelaksanaan
Sustainability
Reporting.
Perbedaan penelitian ini dengan yang sebelumnya adalah pada objek yang akan diteliti dan penelitian ini lebih menitikberatkan pada harga saham perusahaan yang telah melakukan Sustainability Reporting. Berdasarkan uraian yang penulis ungkapkan diatas, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam judul “Analisis Perbedaan Harga Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) 2008 (Studi Kasus pada Perusahaan Pemenang Award)”
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan
uraian
diatas,
maka
beberapa
masalah
yang
akan
diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana harga saham perusahaan sebelum memenangkan ISRA 2008. 2. Bagaimana harga saham perusahaan sesudah memenangkan ISRA 2008 3. Adakah terdapat perbedaan signifikan terhadap harga saham perusahaan sebelum dan sesudah memenangkan ISRA 2008.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan harga saham perusahaan sebelum dan sesudah memenangkan ISRA 2008 selama 5 hari sebelum dan sesudah pengumuman ISRA 2008.
1.3.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui harga saham perusahaan sebelum memenangkan ISRA 2008. 2. Untuk mengetahui harga saham perusahaan setelah memenangkan ISRA 2008. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham perusahaan sebelum dan sesudah memenangkan ISRA 2008.
1.4.
Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
langsung maupun tidak langsung bagi pihak-pihak yang bersangkutan, kegunaan tersebut dapat bedampak teoritis dan praktis. 1.4.1. Kegunaan Teoritis Secara Teoritis, melalui hasil penelitian ini penulis mengharapkan agar dapat digunakan sebagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam pengembangan ilmu analisis laporan keuangan terutama untuk mengetahui dampak pelaksanaan Sustainability Reporting terhadap tingkat harga saham perusahaan.
1.4.2.
Kegunaan Praktis Adapun kegunaan praktis dari penelitian yang dilakukan penulis adalah
sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Dengan penelitian ini, penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang apakah ISRA ini dapat meningkatkan harga saham perusahaan, penulis juga dapat memperluas dan menambah wawasan mengenai Bursa Efek Indonesia. Selain itu penulis berharap penelitian ini dapat berguna bagi penulis di dalam prakteknya di dunia nyata.
2. Bagi Perusahaan Sebagai masukan dan informasi berharga bagi perusahaan bahwa pelaksanaan Sustainability Reporting dan ISRA dapat menambah nilai perusahaan, khususnya di mata konsumen.
3. Bagi Pembaca dan peneliti lain Penulis mengharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi ataupun rujukan dan perbandingan untuk penelitian dengan topic yang sama atau yang berkaitan dengan topik ini
1.5
Kerangka Pemikiran Adanya suatu paradigma baru pelaporan keuangan perusahaan khususnya
dalam hal corporate social responsibility telah merubah pandangan pemegang saham dan pengguna laporan keuangan saat ini. Mereka tidak hanya memfokuskan pada perolehan laba perusahaan tetapi juga memperhatikan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Selain itu, kelangsungan hidup perusahaan pun tidak hanya ditentukan oleh pemegang saham tetapi stakeholder secara keseluruhan. Pelaporan keuangan ini secara umum telah diakomodasi dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Dalam PSAK No.1 tentang penyajian Laporan Keuangan dinyatakan bahwa perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan, khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting. Untuk itu, sudah selayaknya perusahaan melaporkan aspek yang mempengaruhi kelangsungan operasi perusahaan kepada masyarakat. Pada saat ini telah berkembang pelaporan perusahaan yang dikenal dengan Sustainability Reporting (SR). Dalam paradigma Sustainability Reporting, selain melaporkan aspek finansial, perusahaan juga harus melaporkan aspek sosial dan aspek lingkungan. Bahkan lebih jauh daripada itu, perusahaan harus mampu menjaga sustainability-nya.
Menurut Koesbandijah Abdoel Kadir (2007;2) yang dimaksud dengan Sustainability Reporting adalah sebagai berikut. Sustainability Reporting adalah laporan yang memuat kinerja ekonomi, lingkungan, dan tanggung jawab sosial korporat. Laporan ini tidak hanya sekedar melaporkan bagaimana menjaga kelestarian lingkungan, pembungan limbah, dampak sosial atas operasi perusahaan, namun mencakup pula bagaimana program dan kinerja perusahaan atas pengembangan masyarakat (Community Development) terutama di daerah operasi perusahaan. Banyak manfaat yang dipetik perusahaan yang membuat sustainability report, antara lain minat investor terhadap perusahaan meningkat dan citra perusahaan di mata masyarakat pun meningkat. Dalam hal ini Sustainability reporting berfungsi sebagai alat untuk menarik calon investor bagi perusahaan. Pandangan para calon investor berubah, mereka tidak hanya mencari return yang besar, tetapi juga mencari perusahaan yang ramah lingkungan dan menjalankan tanggung jawab sosial. Konsep ini dikenal dengan socially responsible investment (SRI). Masyarakat dan konsumen pun semakin pintar dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Mereka lebih memilih produk yang ramah lingkungan. Dengan begitu penjualan akan semakin meningkat dan produk tersebut dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan, maka mengindikasikan semakin tinggi pula ketertarikan konsumen terhadap produk yang dihasilkan perusahaan. Dan harga saham cenderung naik apabila laba yang dilaporkan lebih besar dari laba harapan, dan sebaliknya harga saham cenderung turun apabila laba yang dilaporkan lebih kecil daripada laba harapan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis menetapkan hipotesis sebagai berikut : “Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat harga saham perusahaan sebelum dan sesudah memenangkan ISRA.”
Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Perusahaan
Sebelum memenangkan ISRA 2008
Sesudah memenangkan ISRA 2008
Tingkat Harga Saham Perusahaan
Terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham perusahaan sebelum dan sesudah memenangkan ISRA 2008 Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran 1.6.
Metodologi Penelitian Penelitian yang dilakukan berdasarkan metode deskriptif, yaitu suatu
metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penelitian yang kemudian dikaji dan dianalisis, serta diintrepertasikan secara deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai fakta-fakta yang penulis peroleh, sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai penelititan ini. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian dititikberatkan pada pengukuran tingkat harga saham perusahaan sebelum dan sesudah memenangkan ISRA 2008. Dengan demikian akan diperoleh dua kelompok data, selanjutnya kedua kelompok data yang diperoleh akan diperbandingkan dan diuji secara statistik untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan signifikan tingkat harga saham sebelum dan sesudah memenangkan ISRA 2008. Untuk keperluan penelitian diperlikan serangkaian langkah-langkah yang akan dimulai dari oreasionalisasi variabel, rancangan pengujian hipotesis, teknik pengambilan sampel, dan teknik pengumpulan data.
1.6.1. Rancangan Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara tingkat harga saham perusahaan sebelum memenangkan ISRA 2008 dengan tingkat harga saham perusahaan sesudah memenangkan ISRA 2008. Rancangan pengujian hipotesis akan meliputi langkah-langkah sebagai berikut : 1. Penetapan hipotesis 2. Pemilihan dan perhitungan uji statistik 3. Penetapan tingkat signifikansi 4. Pengujian hipotesis 5. Penarikan kesimpulan
1.6.2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Pengumpulan Dokumen (Collecting Document) Yaitu
pengumpulan
sejumlah
data
yang
dilakukan
dengan
cara
mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti pada beberapa perusahaan yang telah melakukan Sustainability Reporting. 2. Studi Kepustakaan (Library Research) Yaitu pengumpulan data-data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari buku-buku dan literatur yang memuat teori yang mendukung permasalahan yang dibahas dalam penelitian.
1.6.3. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Perpustakaan Widyatama dan Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) PT. Bursa Efek Indonesia.