BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu dari stakeholder
pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun tujuan umum yang telah mereka tentukan. Kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh perusahaan umumnya akan melibatkan berbagai macam pihak, baik dari dalam perusahaan itu sendiri, maupun dari pihak luar, seperti pemerintah, pihak asing, masyarakat, dan sebagainya. Kegiatan inilah yang dapat membantu mempercepat pembangunan di Indonesia. Selain itu, jalinan kerjasama dirajut untuk mencapai kepentingan perusahaan, agar perusahaan dapat menjaga eksistensinya dan menjadi Good Bussiness. Dalam rangka menjaga eksistensi suatu perusahaan, maka perusahaan itu harus dapat menjaga keseimbangan hubungan dengan pihak lain yang dapat mempengaruhi
eksistensi
perusahaan
dan
mencapai
Good
Bussiness.
Keseimbangan dapat dijaga dengan melakukan Corporate Sosial Responsibility (CSR). Penerapan CSR merupakan komitmen dunia usaha untuk terus bertindak etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas (The World Bussiness Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam Wibisono, 2007). Sejalan dengan itu, Wibisono (2007) menjelaskan bahwa etika bisnis merupakan tuntunan perilaku bagi dunia usaha untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Penerapan CSR di Indonesia semakin meningkat baik dalam kuantitas maupun kualitas. Selain keragaman kegiatan dan pengelolaannya semakin bervariasi, dilihat dari kontribusi finansial, jumlahnya semakin besar. Penelitian PIRAC pada tahun 2001 menunjukkan bahwa dana CSR di Indonesia mencapai
2
lebih dari 115 miliar rupiah atau sekitar 11.5 juta dollar AS dari 180 perusahaan yang dibelanjakan untuk 279 kegiatan sosial yang terekam oleh media massa. Meskipun dana ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan dana CSR di Amerika Serikat, dilihat dari angka kumulatif tersebut, perkembangan CSR di Indonesia
cukup
menggembirakan.
Angka
rata-rata
perusahaan
yang
menyumbangkan dana bagi kegiatan CSR adalah sekitar 640 juta rupiah atau sekitar 413 juta per kegiatan. Sebagai perbandingan, di AS porsi sumbangan dana CSR pada tahun 1998 mencapai 21.51 miliar dollar dan tahun 2000 mencapai 203 miliar dollar atau sekitar 2.030 triliun rupiah (Saidi, 2004:64)1. Perihal penerapan CSR di Indonesia telah diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan dan keputusan menteri. Pelaksanaan CSR bagi Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2007. Undang-Undang ini berlaku sejak tanggal 16 Agustus 2007. Dalam Pasal 74 ayat (1) disebutkan bahwa Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Penjelasan dari Pasal 74 ayat (1) dijelaskan bahwa kewajiban CSR ini bertujuan untuk menciptakan hubungan perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Namun sayangnya dari peraturan tersebut tidak dijelaskan mengenai bentuk pelanggaran terhadap CSR. Tanggung jawab sosial bagi BUMN diatur oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha kecil dan Program Bina Lingkungan (PKBL). Mewajibkan CSR merupakan salah satu upaya pemerintah dan menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi. Pemerintah berharap CSR tidak hanya sekedar kegiatan sukarela saja akan tetapi menjadi sebuah tanggung jawab legal dan bersifat wajib serta dapat berkesinambungan. Dalam menerapkan CSR, umumnya perusahaan akan melibatkan partisipasi masyarakat, baik sebagai objek maupun sebagai subjek program CSR.
1
Penelitian dilakukan oleh Bing Bedjo Tanudjaja pada tahun 2006. Hasil penelitian lebih lanjut dapat diakses pada http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=DKV.
3
Hal ini dikarenakan masyarakat adalah salah satu pihak yang cukup berpengaruh dalam menjaga eksistensi suatu perusahaan. Masyarakat adalah pihak yang paling merasakan dampak dari kegiatan produksi suatu perusahaan, baik itu dampak positif ataupun negatif. Dampak ini dapat terjadi dalam bidang sosial, ekonomi, politik maupun lingkungan. Berbagai macam dampak negatif dapat diminimalisir dengan
menerapkan
CSR,
misalnya
dengan
melakukan
pemberdayaan
masyarakat, bantuan pendidikan, bakti lingkungan, dan sebagainya. Apabila CSR tidak dilakukan dengan baik, maka dapat menyebabkan berbagai macam permasalahan. Kasus-kasus konflik sosial yang pernah terjadi pada perusahaan di Indonesia misalnya, konflik sosial diduga diakibatkan suatu perusahaan kurang peduli dengan masyarakatnya dan tidak mengimplementasikan CSR dengan baik. Beberapa konflik sosial yang pernah terjadi antara perusahaan dengan masyarakat sekitarnya diantaranya terjadi pada PT Lapindo Brantas di Sidoarjo, PT.Freeport di Jaya Pura, PT Exon Mobil di Lokseumawe Aceh, dan PT New Mont di Sulawesi Utara. Sedangkan CSR yang dilakukakan dengan baik oleh suatu perusahaan memungkinkan terciptanya upaya pengembangan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa melupakan kelestarian lingkungan. PT Rekayasa Industri merupakan salah satu perusahaan milik negara (BUMN). Didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 12 Agustus 1981, untuk mengembangkan kemampuan nasional ke tingkat dunia didalam bidang rancang bangun, pengadaan, konstruksi dan uji-coba operasi (EPCC) untuk pabrik-pabrik industri besar di Indonesia. PT Rekayasa Industri (REKIND) saat ini merupakan salah satu perusahaan terkemuka di bidangnya di Indonesia. PT Rekayasa Industri adalah sebuah perusahaan yang menjalankan bisnisnya dengan berbasis proyek, sehingga akan banyak berhubungan dengan berbagai pihak/stakeholder dalam menjalankan usahanya. Menjaga hubungan baik dengan stakeholder perlu dibina oleh PT Rekayasa Industri untuk menjaga eksistensi usahanya. Dalam menjaga hubungan baik dengan masyarakat sebagai salah satu stakeholder, PT
Rekayasa Industri telah menjalankan beberapa
program CSR, diantaranya adalah sunatan masal, bantuan mudik dan fogging di sekitar perusahaan serta program-program CSR lainnya disekitar proyek PT Rekayasa Industri, sebagai contoh lomba kesenian daerah di sekitar proyek
4
Lahendong-3 Geothermal, program perbaikan jalan dan sunatan masal di wayang windu-2 Geothermal, dan sebagainya. PT Rekayasa Industri memiliki visi dalam menjalankan CSR, yaitu untuk menjadi
Perusahaan
EPCC
(Engineering
Procurement
Construction
Commisioning) termaju yang bertanggung jawab secara sosial di Indonesia. Dan memiliki misi untuk mengembangkan kepekaan massa terhadap CSR, mengambil andil dalam melestarikan lingkungan alam, menciptakan mitra strategis dan keterikatan emosional dengan stakeholders penting, membangun komunitas yang mandiri (penduduk lokal) dan membantu menjaga kesinambungan PT. Rekayasa Industri. Atas dasar latar belakang diatas, penulis ingin mengetahui dan menganalisis sampai sejauh mana strategi pendekatan dan implementasi CSR PT Rekayasa Industri telah memberdayakan masyarakat?
1.2
Perumusan Masalah Hingga
saat
ini,
banyak
perusahaan
di
Indonesia
yang
telah
mengimplementasikan CSR dalam menjalankan usahanya. Terlebih setelah pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan yang mengatur mengenai pelakasanaan CSR. Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Undang-Undang ini menyebutkan bahwa Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Bahkan untuk pelaksanaan CSR bagi perusahaan milik negara (BUMN) pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri (Kepmen) BUMN Nomor: Kep-236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha kecil dan Program Bina Lingkungan (PKBL). Kepmen BUMN tersebut berisikan kewajiban BUMN menjalankan CSR untuk membantu usaha kecil dan membina kelestarian lingkungan. PT Rekayasa Industri adalah salah satu perusahaan milik negara (BUMN) yang telah mengimplementasikan CSR dalam menjalankan usahanya. Berbagai program CSR telah dilaksanakan PT Rekayasa Industri kepada masyarakat di
5
daerah sekitar proyek yang dijalankan. Sebagai contoh CSR yang pernah dilaksanakan PT Rekayasa Industri adalah lomba kesenian daerah di sekitar proyek Lahendong-3 Geothermal, program perbaikan jalan dan sunatan masal di wayang windu-2 Geothermal, dan sebagainya Program-program tersebut dilaksanakan sebagai wujud nyata dari pihak perusahaan terhadap tanggung jawab sosialnya dengan melibatkan masyarakat. Berdasarkan wujud nyata dari CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan, maka dapat diangkat suatu penelitian mengenai tanggung jawab sosial yang terjadi pada perusahaan dalam lingkup BUMN. Hal yang menarik perhatian untuk dikaji terkait hal tersebut dan dijadikan pertanyaan utama dalam penelitian ini adalah sampai sejauh mana strategi pendekatan
dan
implementasi
CSR
PT
Rekayasa
Industri
telah
memberdayakan masyarakat? Hal ini penting diangkat dan dikaji karena untuk mengetahui apakah CSR yang dilakukan oleh perusahaan telah berbasiskan pengembangan masyarakat salah satunya dapat dilihat dari strategi pendekatan dan implementasi program CSR apakah melibatkan partisipasi aktif masyarakat ataukah tidak. Partisipasi aktif masyarakat merupakan prasyarat utama dalam menyukseskan program pengembangan masyarakat, karena tanpa partisipasi aktif masyarakat program pengembangan masyarakat tidak akan berkelanjutan. Untuk mengetahui dan menganalisis pertanyaan utama yang telah dibahas diatas maka dapat ditarik beberapa pertanyaan spesifik dalam penelitian ini. Pertama, bagaimana implementasi CSR yang dilakukan oleh PT Rekayasa Industri? Implementasi CSR yang tepat dan terencana perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam melaksanakan program CSR. Namun saat mengkaji implementasi program CSR yang dilakukan oleh PT Rekayasa Industri akan dilihat juga strategi pendekatan yang dilakukan oleh PT Rekayasa Industri dalam menjalankan program CSR bersama masyarakat. Setelah mengkaji implementasi program CSR yang dilakukan leh PT Rekayasa Industri maka pertanyaan spesifik kedua adalah akan dilihat dan dikaji sejauh mana pelaksanaan CSR PT Rekayasa Industri telah berbasiskan pemberdayaan
masyarakat
ataukah
masih
sebatas
pemberian
dari
korporasi? Disini akan mulai dikaji apakah pelaksanaan CSR yang dijalankan PT
6
Rekayasa Industri telah berbasiskan pengembangan masyarakat atau tidak. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi dan kemandirian masyarakat. Pelaksanaan CSR yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan akan memiliki dampak kepada pihak-pihak yang terlibat. Dampak ini dapat terasa langsung atau pun tidak kepada pihak-pihak yang terlibat. Maka pertanyaan spesifik ketiga adalah bagaimana dampak yang diperoleh PT Rekayasa Industri dan masyarakat dari pelaksanaan program CSR tersebut? Pada penelitian ini pihak–pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program CSR dibatasi hanya perusahaan dan masyarakat saja. Karena dalam implementasi program CSR pengembangan masyarakat, perusahaan dan masyarakat adalah dua pihak yang terlibat penuh didalamnya. Dalam penelitian ini akan dilihat dan dikaji apakah CSR yang dijalankan memiliki dampak terhadap perusahaan dan masyarakat.
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan diatas. Maka
tujuan diadakan penelitian ini dapat dibagai menjadi dua, yaitu tujuan utama dan tujuan spesifik. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan utama dari penelitian ini. Tujuan utama penelitian ini yaitu untuk menggambarkan sampai sejauh mana strategi pendekatan dan implementasi CSR PT Rekayasa Industri telah memberdayakan masyarakat. Adapun tujuan utama tersebut dapat dijawab melalui tujuan-tujuan penelitian ini, yaitu memahami dan mengkaji: 1. Pengimplementasian CSR yang dilaksanakan oleh PT Rekayasa Industri 2. Pelaksanaan CSR yang dijalankan telah berbasis pemberdayaan masyarakat atau masih sebatas pemberian dari korporasi 3. Dampak program CSR yang dilaksanakan bagi PT Rekayasa Industri dan masyarakat.
7
1.4
Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang
bermanfaat bagi berbagai pihak yang berminat maupun yang terkait dengan masalah CSR, khususnya kepada: 1. Peneliti yang ingin mengkaji lebih jauh mengenai CSR dalam rangka pengembangan masyarakat 2. Kalangan akademisi, dapat menambah literatur dalam mengkaji CSR 3. Kalangan non-akademisi, pemerintah dan swasta dapat bermanfaat sebagai sebuah bahan pertimbangan dalam penerapan CSR yang berbasiskan pengembangan masyarakat.