BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, ekstrakuler sekolah bukanlah hal yang baru lagi. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak lama, bahkan di Sekolah Dasar (SD) sudah mulai dikenalkan dengan kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Kegiatan pramuka hampir menyentuh seluruh sekolah yang ada di Indonesia baik di desa maupun di kota . Pada tingkat SMP/SMA, ekstrakurikuler berkembang dan bertambah jenisnya. Tidak hanya pramuka tetapi meliputi kegiatan-kegiatan seperti usaha kesehatan sekolah, kegiatan seni dan kegiatan olah raga. Para siswa umumnya ikut dalam satu kegiatan ekstrakurikuler bahkan ada yang mengikuti dua ekstrakurikuler sekaligus. Kegiatan ekstrakurikuler dikoordinasikan oleh sekolah dan dibimbing oleh guru maupun tenaga yang dikelola sekolah.Kegiatan ekstrakurikuler telah berlangsung lama dan diikuti para siswa. Ekstrakurikuler dapat disebut sebagai bagian dari pendidikan dalam arti luas. Dengan demikian kegiatan ini juga merupakan proses sistematis dan sadar didalam membudayakan warga negara muda agar memiliki kedewasaan sebagai bekal kehidupannya. Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler lebih mengandalkan inisiatif sekolah. Secara Yuridis, pengembangan kegiatan ekstrakurikuler memiliki landasan hukum yang kuat, karena diatur dalam surat Keputusan Menteri yang harus dilaksanakan oleh sekolah, salah satu keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 125/U/2002 tentang kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif di sekolah pengaturan kegiatan ekstrakurikuler dalam keputusan ini terdapat pada Bab 5 pasal 9 ayat 2 “pada tengah semester 1 dan 2 sekolah melakukan kegiatan olahraga dan seni ( porseni ), karya wisata, lomba kreatifitas atau praktek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan pendidikan seutuhnya.” Dalam bagian lampiran keputusan mendiknas ini juga dinyatakan liburan sekolah atau madrasah selama bulan ramadhan diisi dan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan, yang diarahkan pada peningkatan akhlak mulia, pemahaman atau amaliah agama termasuk kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang bermuatan moral.Dalam makalah ini penulis menjelaskan tentang kajian Ekstrakurikuler, agar para pembaca mengetahui wawasan tentang Ekstrakurikuler .
1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan judul makalah ini “Kegiatan Ekstrakurikuler”, terkait dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah serta fungsi dari kegiatan ekstrakurikuler tersebut. 1. Mengapa kegiatan ekstrakurikuler wajib diadakan pada setiap sekolah di semua jenjang pendidikan ? 2. Bagaimana peran ekstrakurikuler terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah ? 3. Apa saja jenis-jenis ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 5 Balikpapan ? Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Deskripsi mengapa kegiatan ekstrakurikuler wajib diadakan pada setiap sekolah di semua jenjang pendidikan ? 2. Bagaimana deskripsi peran ekstrakurikuler terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah ? 3. Deskripsi apa saja jenis-jenis ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 5 Balikpapan ? 1.3 Tujuan Makalah ini dibuat , dengan tujuan sebagai berikut : 1. Untuk menambah pengetahuan tentang Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Negeri 5 Balikpapan. 2. Untuk menunjang minat siswa untuk ikut dalam kegiatan Ekstrakurikuler. 1.4 Manfaat Manfaat dari makalah ini sebagai berikut : 1. Siswa lebih aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler . 2. Siswa lebih mengembangkan bakat,minat dan keterampilannya . 3. Siswa lebih mandiri , percaya diri dan kreatif .
“KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA NEGERI 5 BALIKPAPAN”
Disusun Oleh : Nama
: Rizky Afrianti
Kelas
: XI IPS 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler Program kegiatan ekstrakurikuler merupakan sederetan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Yusuf (1982) mendeskripsikan sebagai kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan diluar jam pelajaran biasa. Berdasarkan hal tersebut , kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud dilaksanakan pada sore hari bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi dan dilaksanakan pagi hari bagi yang masuk sore hari. Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, dan berbagai macam keterampilan, serta kepramukaan. Kegiatan ekstrakurikuler sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan dan penunjang kegiatan belajar, tentunya tidak lepas dari berbagai pemahaman semua pihak, baik siswa, pendidik maupun orang tua. Ada beberapa sumber yang dapat dijadikanr rumusan tentang kegiatan ekstrakurikuler seperti tercantum dalam SK Mendikbud No 060/UI/1993, No 061/UI/1993, dan dalam 082/Ui/1993 mengemukakan bahwa : “Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan dengan program kurikuler” Sejalan dengan pengertian diatas Dirjen Dikdasmen dlam SK No226/CP/Kep/o/1992 merumuskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler sebagai kegiatan diluar jam pelajaran biasa pada waktu libur sekolah yang dilaksanakan baik disekolah maupun diluar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan
antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. 2.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler kegiatan ektrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun tujuan pelaksanaan ektrakurikuler disekolah menurut direktorat pendidikan menengah kejuruan adalah : a. kegiatan ektrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan psikomotor. b. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. c. Dapat mengetahui mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainya. Lebih lanjut direktorat pendidikan menengah kejuruan menegaskan bahwa ruang lingkup kegiatan ektrakurikuler harus berpangkal pada kegiatan yang dapat menunjang serta mendukung program intrakurikuler dan program kukurikuler. Jadi ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatankegiatan yang menunjang dan dapat mendukung program intrakurikuler yaitu mengmbangkan pengetahuan dan kemempuan penalaran siswa, ketrampilan melalui hobi dan minatnya serta mengembangkan sikap yang ada pada program intrakurikuler dan program kukurikuler. 2.3 Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler Sebagai kegiatan pembelajaran dan pengajaran di luar kelas, ekskul mempunyai fungsi untuk : a. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbale balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam semesta. b. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.
c. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas. d. Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan,rasul,manusia,alam semesta bahkan diri sendiri. e. Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalanpersoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insane yang proaktif dalam persoalan sosial-keagamaan. f. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan, dan terampil. g. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, secara verbal dan nonverbal. 2.4 Prinsip-Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler Dengan pedoman kepada tujuan dan maksud kegiatan ekstrakurikuler disekolah dapat diterapkan prinsip-prinsip program kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Oteng Sutisna prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler adalah (1985) : 1. Semua murid, guru , dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program kegiatan. 2. Kerja sama dalam tim adalah fundamental. 3. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan. 4. Prosesnya adalah lebih penting daripada hasil. 5. Program hendaknya cukup kompherensif dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan dan minat siswa. 6. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah. 7. Program harus dinilai berdasarkan sumbangannya kepada nilai-nilai pendidikan di sekolah dan efisiensi pelaksanaannya. 8. Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi pengajaran kelas. 9. Kegitan ekstrakurikuler hendaknya dipandang sebagai integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekedar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, maka usaha membina dan mengembangkan program ekstrakurikuler hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Depdikbud:1987) : 1. Materi kegiatan yang dapat memberikan pengayaan bagi siswa. 2. Sejauh mungkin tidak terlalu membebani siswa. 3. Memanfaatkan potensi alam lingkungan. 4. Memanfaatkan kegiatan industry dan dunia usaha. 2.5 Kedudukan Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Kurikulum Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan mempunyai tugas yang sangat penting dalam menyiapkan peserta didik menjadi warga egara yang baik. Pendidikan sekolah adalah jenis pendidikan yang berjenjang, berstruktur, dan berkesinambungan, sampai dengan perguruan tinggi. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional maka disusunlah kurikulum yang memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenjang dan jenis masing-masing pendidikan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No. 20 Tahun 2003) Dari pengertian ini kita dapat, member pengertian bahwa suatu tujuan pendidikan, isi , bahan metode dan evaluasi hasil belajar dirancang menjadi suatu program kegiatan yang berupa kurikulum. Berdasarkan program pendidikan tersebut,siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan danpertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Kegiatan ekstrakurikuler tidak terbatas dalam ruangan kelas, melainkan juga mencakup kegiatan-kegiatan diluar kelas. Pandangan modern menjelaskan, bahwa antara intrakurikuler dan ekstrakurikuler tidak ada pemisahan yang tegas. Semua kegiatan yang bertujuan memberikan pengalaman pendidikan kepada semua siswa tercakup dalam kurikulum. Kendatipun pandangan tersebut dapat diterima namun umumnya guru-guru tetap berpandangan bahwa kegiatan-kegiatan dalam kelas saja yang termasuk dalam kurikulum, sedangkan kegiatan-kegiatan diluar kelas
adalah kegiatan ekstra.Pandangan ini berdasarkan pertimbangan dari segi nilai edukatif yang diberikan kurikulum tersebut. Penganut pandangan ini berdasarkan pertimbangan dari segi edukatif yang diberikan oleh kurikulum tersebut. Penganut pandangan ini tetap menyadari bahwa kegiatan-kegiatan ekstra merupakan bagian khusu dalam program pendidikan sekolah. 2.6 Partisipasi Siswa dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Enchos (1988) menyatakan bahwa pastisipasi adalah pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Menurut ensiklopedi pendidikan (poerbawa 1982) partisipasi adalah : “Suatu gejala demokratis dimana orang diikutsertakan dalam perencanaan serta pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi lebih baik dalam bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan”. Moelyarto Tjokrowinoto (1974) pastisipasi didefinisikan sebagai berikut : “Partisipasi adalah pernyataan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-tujuan, bersama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut”. Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental emosi serta fisik dari seseorang dalam memberikan inisiatif terhadap keterlibatannya dalam suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Banyak faktor yang mempengaruhi tumbuhnya partisipasi anggota suatu kelompok organisasi. Dikemukakan Noeng Moejahir, bahwa tumbuhnya partisipasi dapat dilihat dari partisipasi yaitu : 1. Partisipasi tanpa mengenal objek partisipasi yang berpartisipasi karena diperintahkan untuk ikut. 2. Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah mengenal ide baru tersebut, ada daya tarik dari objek dan ada minat dari subjek. 3. Berpartisipasi karena ynag bersangkutan telah meyakini bahwa ide tersebut memang baik. 4. Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah melihat lebih detail tentang alternative pelaksanaan dan penerapan ide tersebut.
5. Berpartisipasi karena yang bersangkutan langsung memanfaatkan ide dan usaha pembangunan tersebut untuk dirinya, keluarga dan masyarakat. Aminat Atzzioni yang diikuti oleh Sri Edi mengemukakan sebagai berikut : “Peran serta, dengan kata lain orientasi nilai kolektif dari pada anggota sebagai suatu unsur mutlak organisasi dalam mencapai tujuannya. Seorang anggota organisasi akan berperan serta dalam suatu organisasi tergantung pada penilaian kolektifnya pada situasi dan segala apa pertimbangannya dari kegiatan organisasi itu. Demikian pula peran serta anggota akan menilai pertimbangan yang menarik partisipasi anggota”. Dari dua pendapat tersebut, maka kesimpulan bahwa partisipasi dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh : a. Adanya daya tarik dari objek yang bersangkutan b. Karena diperintahkan untuk berpartisipasi. c. Adanya manfaat bagi dirinya. Dengan demikian kegiatan ekstrakurikuler sebagai organisasi siswa disekolah agar dapat melibatkan semua siswa di sekolah, harus menyelenggarakan jenis kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan memiliki kemanfaatan bagi dirinya sebagai sarana pendewasaan diri dan penyaluran bakat-bakat potensial mereka, disamping kepala sekolah harus memerintahkan siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah yang bertujuan mengembangkan program kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Untuk mengukur partisispasi siswa dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler dapat dilihat dari seberapa jauh keterlibatan dalam kegiatan ekskul yang dilaksanakan di sekolah. Yahya (1985) mengemukakan bahwa untuk mengukur pastisipasi siswa/anggota antara lain : 1. Kerajina dan ketetapan membayar simpanan. 2. Seringnya menghadiri latihan. 3. Seringnya menghadiri rapat. 4. Motivasi anggota. Berdasarkan pendapat di atas, maka menurut pendapat penulis bentuk partisipasi dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler meliputi : 1. Partisipasi dalam memberikan buah pikir. 2. Partisipasi tenaga. 3. Partisipasi harta benda. 4. Partisipasi keterampilan yang diberikan, dan
5. Partisipasi sosial yang diberikan sebagai kedekatan hati. 2.7 Pentingnya Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Mengapa ekstrakurikuler itu penting , Menurut Henry (1952) : “The individual is educated by the way he spends his time and the situasions into which he is put, or into which he accidentially falls”. Kalimat ini mengandung pengertian bahwa setiap individu mendapat pendidikan melalui cara saat ia meluangkan waktunya dan situasi ketika ia dilibatkan, atau dalam peristiwa yang seketika dialaminya. Begitu banyak fungsi dan makna kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler dapat berbeda-beda antara satu sekolah dengan sekolah yang lain. Sehubungan dengan itu, hal-hal yang harus diketahui oleh Pembina ekstrakurikuler adalah : 1. Kegiatan harus dapat meningkatkan pengayaan siswa yang beraspek kognitif, afektif , dan psikomotor. 2. Memberikan tempat serta penyaluran bakat dan minat sehingga siswa akan terbiasa dengan kesibukan-kesibukan yang bermakna. 3. Adanya perencanaan dan persiapan serta pembinaan yang telah diperhitungkan masak-masak sehingga program ekstrakurikuler mencapai tujuan. 4. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler oleh semua atau sebagian siswa. Setelah program selesai, Pembina perlu mengadakn evakuasi. Evakuasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kemanfaatan program bagi siswa maupun bagi sekolah, hemat biaya atau tidak, dan sebagainya. Hasil evakuasi ini bermanfaat bagi pengambil keputusan untuk menentukan perlu tidaknya suatu program ekstrakurikuler dilanjutkan. Selanjutnya tugas-tugas utama tersebut , Pembina mempunyai tugas tambahan, yaitu : 1. Mengadakan pra-survey 2. Mengadakan presensi untuk tiap kali latihan. 3. Menerima uang khusus, misalnya tabungan, iuran , dan sebagainya. 4. Memberikan penilaian terhadap prestasi tiap semester yang kemudian dimasukkan dalam nilai rapor. 5. Tugas umum yaitu mengantar ke tujuan apabila aktivitas di luar sekolah, seperti pertandingan.
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah atas tersusunnya program pengembangan diri ini untuk kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 5 Balikpapan. Kegiatan Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sekolah sebagai intregral dari isi kurikulum sekolah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian para siswa dan siswi yang dilakukan melaui kegiatan layanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri juga merupakan wadah yang disediakan untuk menyalurkan minat, bakat, hobi, kepribadian dan kreativitas siswa/siwi yang dapat dijadikan alat untuk mendeteksi potensi mereka. Tujuan dan manfaat disusunnya program pengembangan diri untuk kegiatan ekstrakurikuler tersebut adalah agar terkoodinirnya semua kegiatan ekstrakurikuler yang tersedia di SMA Negeri 5 Balikpapan , sehingga menjadi suatu kegiatan yang terarah, teratur, dan mendapatkan hasil yangmemuaskan. Ucapan terimakasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan program ini. Harapan saya akan masukan dan saran terhadap program pengembangan diri untuk kegiatan ekstrakurikuler.
Balikpapan, 20 Februari 2012 Penulis
Rizky Afrianti
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………. DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………….. BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………. 1.1 Latar Belakang…..…………………………………………………………………………. 1.2 Identifikasi Masalah…………………………………………………………………….. Rumusan Masalah…..…………………………………………………………………… 1.3 Tujuan..……………………………………………………………………………………….. 1.4 Manfaat………………………………………………………………………………………. BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………………………………………… 2.1 Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler…………………………………………….. 2.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler…………………….. 2.3 Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler……………………………………………………. 2.4 Prinsip-Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler……………………………………….. 2.5 Kedudukan Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Kurikulum…………………. 2.6 Partisipasi Siswa dalam Kegiatan Ekstrakurikuler………………………….. 2.7 Pentingnya Pembinaan Kegiatan Ekstrakrikuler…………………………….. BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………………………….