BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Self Compacting Concrete atau yang biasa disingkat dengan SCC
merupakan beton inovatif yang dapat memadatkan sendiri dan mampu mengalir dengan beratnya sendiri untuk mengisi cetakan atau bekisting, bahkan pada sudutsudut yang terkecil dan tanpa mengalami pemisahan bahan-bahan pembentuk beton atau yang dikenal dengan segregasi. Beton tersebut dapat digunakan untuk pengecoran di bagian cetakan atau bekisting yang sangat sempit, dimana tidak ada akses dari vibrator untuk pemadatan, dan bentuk kompleks bekisting yang mungkin tidak dapat untuk dilakukannya pengecoran. Serta memberikan permukaan jauh lebih unggul dari pada beton konvensional. SCC sendiri dapat diproduksi
jika
menggunakan
superplasticizer
yang
diperlukan
untuk
mendispersikan (menyebarkan) partikel semen menjadi merata dan memisahkan menjadi partikel-partikel yang halus sehingga reaksi pembentukan C-S-H (tobermorite) akan lebih merata dan lebih aktif. SCC atau Self Compacting Concrete ini dikonsep pada tahun 1986 oleh Prof. Okamura di Ouchi University, Jepang.
Self Compacting Concrete ini merupakan salah satu upaya untuk
mengatasi persoalan pengecoran komponen gedung artistik dengan bentuk geometri yang tergolong rumit bila dilakukan pengecoran dengan beton normal. Self Compacting Concrete yang baik harus tetap homogen, kohesif, tidak segregasi, tidak terjadi blocking dan tidak bleeding. Lingkungan yang agresif sangat berpengaruh terhadap keawetan beton dimana beton di lingkungan agresif sangat beresiko, apalagi bila terjadi pada awal-awal pengerasan beton. Proses awal yang diartikan dalam hal ini adalah waktu pengikatan awal, dimana waktu pengikatan awal (initial setting time) adalah waktu mulai adonan pasta semen terjadi sampai mulai terjadi kekakuan tertentu dimana adonan sudah mulai tidak dapat dikerjakan lagi (workable). Tahapan berikutnya pasta melanjukan kekuatannya sehingga didapat padatan yang
1
utuh. Kondisi ini disebut final set, sedangkan waktu yang di perlukan untuk mencapai kondisi ini disebut Final Setting Time (waktu pengikatan akhir). Waktu pengikatan awal dan akhir pada semen dalam prakteknya sangat penting dan pada saat pasta beton di tuangkan ke dalam cetakan haruslah beton yang murni, sebab waktu pengikatan awal akan menentukan panjangnya waktu dimana campuran semen masih bersifat plastik (mudah dibentuk). Pada kondisi SCC ini diperlukannya bahan tambah berupa Accelerator Concrete Admixture (ASTM C494, Tipe C) yang berfungsi untuk mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini di gunakan untuk mengurangi lamanya waktu pengeringan (hidrasi) dan mempercepat pencapaian kekuatan pada beton dan bila ada agresif yang mengganggu beton, maka kekuatan beton akan berkurang apalagi terjadi pada awal pengerasan beton. Apabila ini berlangsung selama proses pengerasan beton, tentunya akan berpengaruh
pada kuat tekan beton yang
direncanakan. Umumnya bangunan yang sering berhubungan langsung dengan lingkungan yang agresif ialah bangunan yang terdapat basement dibawahnya, dimana pada dinding basement maupun pondasi sangat rentan terkena lingkungan yang agresif. Didalam melakukan pengecoran yang dikerjakan di bagian tulangan yang sempit, tidak menutup kemungkinan ada bagian dinding beton yang tidak tertutup sepenuhnya dan itu sangat berbahaya jika adanya cairan sulfat yang masuk ke dalam beton tersebut. Pengaruh kualitas beton yang terjadi pada lingkungan seperti ini sering terjadi karena adanya senyawa kimia yang sangat beresiko pada lingkungan yang agresif terutama Magnesium Sulfat (MgSO4) yang menyebabkan berkurangnya kekuatan pada beton. Dari uraian diatas maka perlu dilakukannya sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perubahan kuat tekan beton yang disebabkan oleh lingkungan yang agresif, jika menggunakan beton SCC yang dicampur dengan menggunakan bahan tambah Accelerator Concrete Admixture dan apakah dengan adanya serangan Magnesium Sulfat (MgSO4) berpengaruh terhadap kuat tekan beton tersebut.
2
1.2
Rumusan Masalah Dari Latar Belakang yang terdapat di atas, maka didapat suatu rumusan
masalah yaitu : 1. Apa pengaruh dari Magnesium Sulfat (MgSO4) terhadap kuat tekan beton SCC yang menggunakan bahan tambah Accelerator Concrete Admixture di awal-awal pengerasan beton? 2. Apakah dengan menggunakan bahan tambah Accelerator Concrete Admixture pada beton umur 7 dan 14 hari dapat tercapai kuat tekan beton umur 28 hari? 3. Bagaimana kondisi fisik dari beton SCC yang direndam dengan menggunakan Magnesium Sulfat (MgSO4)?
1.3
Tujuan Penelitian Bedasarkan penelitian yang dilakukan pada beton SCC di lingkungan
agresif, adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh dari MgSO4 terhadap kuat tekan beton SCC yang dengan menggunakan bahan Accelerator. 2. Pada umur 7 dan 14 hari apakah tercapai kuat tekan beton yang diharapkan pada beton SCC di umur 28 hari yang menggunakan bahan accelerator. 3. Juga untuk mengetahui tampilan fisik yang tejadi pada beton SCC yang direndam dengan menggunakan Magnesium Sulfat (MgSO4).
1.4
Manfaat Penelitiaan Manfaat dari penelitian ini adalah dengan adanya beton memadat sendiri
atau Self Compacting Concrete (SCC) yang dengan menggunakan bahan accelerator , bisa mencapai kekuatan di umur muda tercapai kuat tekan beton umur 28 hari. Dimana nantinya bisa diterapkan atau digunakan di lapangan sebagai solusi didalam pembukaan begesting atau pekerjaan pengecoran pada tulangan yang rapa tanpa menggunakan alat penggetar (vibrator) pada lingkungan yang agresif atau tanah yang banyak mengandung sulfat.
3
1.5
Batasan Masalah Agar pembahasan yang akan di lakaukan lebih terarah, tidak terlalu luas,
tidak menyimpang dari permasalahan yang ada dan mencapai kesimpulan yang tepat, maka pembahasan hanya dilakukan pada: 1. Tipe semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen PCC, merek Tiga Roda 2. Mix Design Self Compacting Concrete yang digunakan mengikuti penelitian sebelumnya. 3. Larutan pengganggu beton yang digunakan adalah larutan Magnesium Sulfat (MgSO4) dengan konsentrasi 5% dari berat air rendaman. 4. Superplasticizer merek Sika Viscocrete 3115 ID yang sangat efektif untuk produksi beton yang mengalir SCC. 5. Bahan tambah yang digunakan adalah bahan tambah Accelerator Concrete Admixture (ASTM C494, Tipe C) dengan merek Sika Cim yang berguna untuk mempercepat pengerasan beton 6. Bahan tambah Accelerator Concrete Admixture (ASTM C494, Tipe C) ini bersifat kimiawi (Chemical Admixture), sehingga bahan ini ditambah tanpa adanya pengurangan dari berat salah satu bahan penyusun beton. 7. Penelitian hanya dilakukan terhadap sifat mekanik beton (kuat tekan), sedangkan reaksi kimia tidak di lakukan penelitian lebih lanjut.
4