BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1
Teknik kimia merupakan cabang ilmu yang berkaitan dengan proses dan perancangan pada pabrik industri, baik industri proses pembuatan barang setengah jadi maupun barang jadi.
Cabang ilmu ini memiliki cakupan yang sangat luas
meliputi bahan baku, proses, dan produk beserta alat-alat proses, maintenance, utilitasnya, tata letak pabrik, hingga pemasaran produk. Teknik Kimia sangat dekat dengan pabrik, dengan segala dinamisasi penerapan teknologinya. Seiring dengan berkembangnya dunia industri maka semakin kompleks permasalahan yang timbul dan semakin besar perubahan - perubahan yang terjadi didalamnya. Oleh karena itu, tidak cukup mempelajari ilmu tanpa terjun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi yang sebenarnya di industri. Dengan alasan inilah, Program Studi Teknik Kimia UNPAM memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk melaksanakannya dengan menyelesaikan Kerja Praktek (KP) di industri, dengan maksud untuk melatih keterampilan mahasiswa menyelesaikan masalah yang dihadapi di lapangan sesuai dengan ilmu pengetahuannya. Semuanya ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa untuk persiapan masuk ke dunia kerja yang sesungguhnya. Kerja praktek merupakan salah satu sarana latihan untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah. Selain itu dengan adanya kerja praktek dapat memberikan gambaran yang jelas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan berbagai masalah, khususnya masalah pengaturan sistem di tempat kerja praktek tersebut. Untuk mencapai hasil yang
optimal dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan kerjasama dan jalur komunikasi yang baik antara perguruan tinggi, industri, instansi pemerintah dan swasta. Kerjasama ini dapat dilaksanakan dengan saling bertukar informasi antara masing - masing pihak tentang korelasi antara ilmu di perguruan tinggi dan penggunaan di dunia industri. Kegiatan kerja praktek dapat dilaksanakan pada pabrik-pabrik yang berlatar belakang pada proses produksinya yang menggunakan bahan-bahan kimia tertentu untuk menunjang proses produksinya, salah satu pabrik yang dapat dijadikan tempat pelaksanaan kerja praktek (KP) adalah pabrik pembuatan batu baterai. Adapun yang melatar belakangi dalam penyusunan laporan akhir Kerja Praktek ini adalah: 1. Perkembangan ilmu teknologi yang sangat pesat dewasa ini membuat bertambah luas dan kompleks pula persaingan dalam dunia kerja yang
akan membutuhkan calon-calon tenaga kerja yang terampil, berpendidikan dan siap pakai. 2. Kegiatan pembangunan yang semakin kompleks dan meningkat, khususnya pembangunan dibidang SDM berkualitas yang di ikuti dengan majunya teknologi yang semakin canggih. 3. Pertumbuhan kesempatan kerja yang tidak sebanding dengan persediaan tenaga kerja saat ini. 1.2
Tujuan Kerja Praktek
2.2.1. Tujuan Umum 1. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan praktis
serta pengalaman di
bidang proses produksi dalam suatu industri kimia. 2. Memperluas wawasan tentang aplikasi keteknik-kimiaan dalam bidang industri, sehingga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan interpersonal skill. 3. Turut berperan serta dalam memberikan konstribusi pada sistem pendidikan nasional. 4. Mengenalkan budaya kerja pada masyarakat dan menumbuhkan pola pikir konstrukstif yang berwawasan bagi mahasiswa dan dunia kerja di industri. 1.2.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui sejarah dan perkembangan perusahaan serta uraian proses produksi pada PT. International Chemical Industry. 2. Mengetahui bahan baku, bahan penunjang yang digunakan dalam proses produksi pada PT. International Chemical Industry. 3. Mengetahui flow diagram proses produksi pada PT. International Chemical Industry. 4. Mengetahui spesifikasi peralatan dan unit utilitas yang digunakan di PT. International Chemical Industry. 5. Mengetahui struktur organisasi perusahaan dan tugas-tugasnya pada PT. International Chemichal Industry.
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1
Sejarah PT. International Chemichal Industry PT.International Chemical Industry (INTERCALLIN) merupakan perusahaan
penghasil batu baterai dengan merek dagang “ABC”.Bermula sebagai perusahaan keluarga, PT. International Chemical Industry menjelma menjadi perusahaan bertaraf internasional dengan 3 pabrik modern. Pabrik pertama berdiri di Medan dengan nama PT. EVERBRIGHT pada tahun 1959, kemudian pada 1968 didirikan pula pabrik di Jakarta dengan nama PT. International Chemical Industry dengan luas sebesar 4,30 hektar. Seiring meningkatnya permintaan produk, PT. International Chemical Industry mendirikan pabrik di Surabaya pada tahun 1982 dengan nama PT. Hari Terang Industry. Produk pertama yang dihasilkan adalah jenis Carbon Zinc dengan teknologi Paste Type dengan menggunakan Natural Manganese Dioxide (NMD) sebagai bahanbaku utama pada 1959. Seiring perkembangan teknologi, PT. International Chemical Industry menggunakan teknologi Paper Line Type dengan Electrolytic Manganese Dioxide (EMD) sebagai bahan baku utama yang lebih baik daripada NMD. Perusahaan ini pun tidak saja menghasilkan batu baterai, perusahaan ini juga sudah mampu mengembangkan teknologi dalam pembuatan sebagian besar mesin pemroduksi batu baterai sendiri. Dengan meningkatnya kebutuhan alat elektronik yang menggunakan baterai AA size yang mempunyai Ampere (power) yang tinggi, maka pada tahun 1980-an PT. International Chemical Industry mengantisipasi permintaan pasar tersebut dengan mengimpor baterai jenis Alkaline. Melihat peluang ini, pada tahun 1990 PT. International Chemical Industry bekerja sama dengan FDK-Japan mendirikan pabrik baterai Alkaline yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan memproduksi baterai jenis Alkaline ukuran AA (LR6) dan AAA (LR03). Kebutuhan baterai jenis Alkaline di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat sangat pesat, sehingga di tahun 1996 PT. International Chemical Industry memutuskan untuk membuat sendiri baterai jenis Alkaline yang mutunya lebih baik dari sebelumnya. PT. International Chemical Industry sangat memperhatikan pada mutu produk yang dihasilkannya, tak hanya itu PT. International Chemical Industry juga sangat memperhatikan lingkungan kerja perusahaan.Ini diwujudkan oleh manajemen PT. International Chemical Industry dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001.
Pesan dari para successor ABC Battery tetap di ingat oleh para Board of Director. Penjualan tidak hanya difokuskan pada penjualan domestic saja tetapi juga untuk permintaan Internasional. Perusahaan ini meyakini bahwa “Good fortune does not come all of a sudden”. Masa depan yang baik berasal dari kombinasi semangat untuk memulai sesuatu yang baru, kesempatan membuka bisnis yang tepat, keinginan untuk meningkatkan kualitas produk agar kebutuhan konsumen tercapai. Seiring dengan berjalannya waktu, ketiga perusahaan ini telah memiliki perlengkapan, laboraturium, ruang testing, dan workshop berteknologi tinggi. Sebagian produk yang sering digunakan oleh konsumen yang mengandung unsur dan bahan kimia yang melalui reaksi electrochemical, perusahaan sangat memperhatikan produk yang dihasilkan, berdasarkan kualitas, harga yang bersaing dan merek yang dikenal orang. Berdasarkan pada aspek - aspek di atas, perusahaan memiliki philosophy dan prinsip operasional bisnis yaitu: a. Memproduksi produk yan berkualitas tinggi. b. Menerapkan prinsip “legal business” dengan mengimplementasikan peraturan pemerintah dan hokum yang ada secara menyeluruh. c. Menjaga karyawan sebagai asset perusahaan. d. Menyediakan pelatihan kepada karyawan untuk meningkatkan kemampuan. e. Terus menerus melakukan peningkatan untuk memenuhi kepuasan konsumen. Berdasarkan philosophy ini, perusahaan dapat berkembang dari waktu ke waktu dan menghadapi persaingan-persaingan yang ada. Untuk menerapkan peraturan pemerintah akan kebersihan lingkungan, airmaupun udara di sekitar pabrik, PT. International Chemical Industry memiliki system pengolahan limbah yang sangat baik untuk mengolah air sisa hasil produksi agar tidak mencemari lingkungan. Visi, Misi, Nilai dan Strategi Perusahaan
2.2
Adapun visi dan misiperusahaan adalah sebagai berikut: Visi Menjadi produsen baterai kering berstandar mutu Internasional dengan proses yang aman, sehat dan ramah lingkungan agar kepercayaan semua pihak terkait terpelihara, sehingga mampu meningkatkan pangsa pasar ditingkat nasional dan daya saing dipasar global. Misi 1. Melaksanakan sistem pengaturan berkualitas agar sesuai dengan ISO 9001:2000, bidang kesehatan dan sistem pengaturan keamanan sesuai dengan ketetapan lembaga yang berwenang. 2. Mengikuti Undang-undang yang berlaku dan ketentuan lainnya.
3. Meningkatkan kinerja proses dengan menetapkan standar mutu dan sistem pengaturan kualitas, lingkungan dan keamanan. 4. Mencegah kerusakan, efek samping dan polusi lingkungan dari kegiatan, produk dan pelayanan. 5. Melampaui harapan pelanggan dan simpatisan lainnya, dalam hal kualitas, harga, distribusi, dan pelayanan untuk mempertahankan kesetiaan pelanggan. 6. Memanfaatkan sumber daya secara efisien dalam hal perekonomian, tenaga kerja, listrik, air dan bahan bakar. 7. Mendorong proses yang aman dan menciptakan keadaan yang aman. Nilai 1. Kejujuran : bekerja dengan jujur dan bertanggung jawab dengan menyampaikan data sebenar-benarnya dan tidak menerima keuntungan materi untuk tujuan pribadi. 2. Kerja keras : bekerja keras untuk sepenuh hati dan pikiran. 3. Keharmonisan : bekerja dengan harmonis, saling menghargai, tenggang rasa, saling meningkatkan dan tetap memegang prinsip profesionalisme. 4. Kerjasama : sumber daya yang handal untuk bekerja sama dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap hambatan serta tantangan secara efektif dan efisien. 5. Kebersihan dan kerapian : bekerja dengan menerapkan prinsip – prinsip 5P (Pemilihan, Penataan, Pembersihan, Pemantapan, Pembiasaan) dalam setiap aktivitas di lingkungan kerja. Strategi 1. Melakukan evaluasi efektivitas dan efisiensi penerapan sistem manajemen terintegrasi secara berkesinambungan. 2. Konsisten dalam menghasilkan produk yang berkualitas untuk memenuhi kepuasan pelanggan. 3. Menciptakan sasaran mutu dan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan untuk menunjang penghematan di segala bidang. 4. Memonitor dan menjaga stabilitas harga pasar sehingga pedagang dapat memperoleh keuntungan yang wajar. 5. Melakukan promosi dan menciptakan iklan yang dapat mendidik pihak terkait sehingga konsumen merasa bangga terhadap produk dalam negeri. 6. Mengadakan penelitian dan pengembangan produk untuk mencari formulasi yang lebih baik sehingga mutu dan harga bisa bersaing. Kebijakan Mutu, Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
PT. International Chemical Industry adalah perusahaan yang memproduksi baterai kering merek ABC dan merek-merek terkenal lainnya sesuai dengan standar kebutuhan pelanggan, berkomitmen : 1. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Standar ISO 9001:2001, Sistem Manajemen Lingkungan sesuai standar ISO 14001:2004, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05 tahun 1996 secara efektif dan efisien. 2. Mematuhi perundangan dan persyaratan lain yang relevan dengan kegiatan perusahaan. 3. Melakukan peningkatan secara terus menerus melalui sasaran mutu dan program lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja yang terukur di setiap departemen. 4. Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta pencemaran lingkungan dari aspek kegiatan, produk atau jasa yang berhubungan dengan perusahaan. 5. Memberikan kepuasan kepada pelanggan dan pihak terkait lainnya baik dari segi mutu, harga, pengiriman, dan pelayanan agar pelanggan semakin setia. 6. Mengupayakan penghematan sumber daya yang meliputi keuangan, tenaga kerja, listrik, air dan bahan bakar minyak. 7. Menciptakan kondisi dan tindakan kerja yang aman. 2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam suatu perusahaan, struktur organisasi sangat diperlukan untuk menjaga kelancaran dan mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi merupakan gabungna dari sekelompok orang dimana terdapat hubungan kerja sama yang harmonis antara sekelompok orang tersebut dan terdapat pembagian kerja untuk masing-masing orang demii tercapainya tujuan bersama yang ingin di capai oleh sekelompok orang tersebut. Di dalam organisasi ini, sekelompok orang-orang tersebut harus mempunyai tujuan yang sama demi membentuk suatu perusahaan yang baik. Struktur organisasi yang dimiliki oleh PT. International Chemical Industry ini merupakan struktur organisasi fungsional dimana orang-orang yang memiliki aktivitas yang sama dikelompokkan dalam satu divisi dan juga disusun menurut fungsi, antara lain menyatukan semua orang yang terlibat dalam satu aktivitas atau beberapa aktivitas fungsional berkaitan ke dalam satu kelompok, misalnya pemasaran, produksi, keuangan. Pengawasan utama akan divisi-divisi ini akan dilakukkan oleh Direktur Utama sedangkan pelangsanaannya akan dijalankan oleh masing-masing Direktur dari tiap divisi. Setiap divisi ini memiliki manager atau kepala bagian yang memiliki tanggung jawab untuk mengelola divisinya agar seproduktif mungkin demi mencapai visi perusahaan. Setiap kepala bagian atau
manager memiliki bawahan (staff) yang akan membantu mereka dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran. 2.3.1. Tanggung Jawab : Untuk menjalankan kegiatan oprasional perusahaan PT. International Chemical Industry melakukan pembagian tanggung jawab dan wewenang dalam beberapa jabatan atau divisi. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam pengontrolan jalannya perusahaan sehingga pada masing-masing bidang pekerjaan akan lebih jelas lagi tanggung jawabnya. Berikut ini adalah tanggung jawab dan wewenang dari setiap jabatan yang terdapat pada PT.International Chemical Industry. 1.
Ka. Departemen Human Resource General Affair (HRGA) Bagian Ka. Departemen Human Resource General Affair (HRGA)
mempunyai tugas – tugas sebagai berikut :
2.
Saling berhubungan dengan departemen-departemen yang lain.
Melakukan pengawasan terhadap bawahan.
Bagian Waka. Departemen Human Resource General Affair (HRGA) Bagian Waka. Departemen Human Resource General Affair (HRGA)
mempunyai tugas - tugas sebagai berikut :
3.
Menunggu perintah langsung dari Ka. depart. HRGA.
Mengawasi bagian bawahannya.
Staff Departemen Human Resource General Affair (HRGA) Staff Departemen Human Resource General Affair (HRGA) mempunyai
tugas- tugas sebagai berikut :
Bertanggung jawab terhadap Ka dan Waka depart HRGA
Melakukan pengawasan terhadap para bawahannya.
4. Supervis Operatic Supervis Operatic bertugas menterjemahkan terhadap visi dan misi yang ada dalam perusahaan untuk menjelaskan pekerjaan karyawan.
5.
General Affair (GA)
General Affair (GA) bertugas dalam hal melakukan pengecekan dan perawatan terhadap harta bergerak perusahaan, seperti contoh mobil,mesin mesin, alat – alat kantor, dan lain sebagainya 6. Payroll Payroll bertugas dalam hal melakukan pengecekan apakah ada karyawan yang melakukan pinjaman pada perusahaan, dan juga sebagai tempat para karyawan mengambil upah mereka setiap bulannya. 7.
Personalia dan Recrutmen Personalia dan Recrutmen bertugas dalam hal melakukan perekrutan
karyawan
baru, yang nantinya akan diseleksi dan hasil seleksi tersebut akan
dimasukkan ke bagian divisi yang memang membutuhkan karyawan dengan ciri ciri yang memenuhi syarat dari divisi tersebut. 8.
Industrial Relationship Industrial Relationship bertugas dalam hal menjaga relationship (hubungan)
antara perusahaan dengan pihak pemerintah yang terkait didalamnya (seperti contoh dengan pemerintah, departemen SDM, departemen tenaga kerja), juga memberikan laporan secara berkala tentang kondisi karyawan yang ada di PT. Intercalin, untuk dicek data - data personality-nya. 9.
Receptionist Receptionist bertugas dalam hal melakukan penerimaan tamu baik tamu dari
luar perusahaan maupun dari dalam perusahaan yang nantinya akan membantu tamu tersebut untuk bertemu dengan orang perusahaan yang dimaksud. 10. Supervis Training & Develop Supervis Training & Develop bertugas dalam hal melakukan pengembangan terhadap kinerja karyawannya supaya lebih terarah dan sesuai dengan apa yang sudah ditargetkan oleh perusahaan. 11. Organization Development Organization Development bertugas dalam hal membantu tugas Supervis Training & Develop dalam hal pengembangan, seperti contoh menyusun job
deskription, kompetensi perusahaan, dan peformance manajemen yang bedasarkan konsep 5P. 12. Training Section Training Section bertugas dalam hal meningkatkan kompentensi karyawan dengan mengadakan pelatihan / training bagi karyawan supaya terbebtuk karyawan yang dapat dihandalkan. 13. Managing Director a. Membuat rencana sasaran mutu dan mengkoordinis kegiatan atau proses untuk mencapai sasaran mutu secara efektif dan efisien b. Merencanakan, Mengkoordinir dan Mengontrol pelaksanaan peningkatan terus menerus agar proses yang menjadi tanggung jawabnya berjalan secara lebig efektif dan efisien. c. Mengkoordinir dan mengontrol kegiatan bagian. d. Ikut merencanakan dan mendisain pelistrikan, diesel pada proyek-proyek baru. e. Menciptakan kerjasama yang produktif dan harmonis dengan bawahan, atasan, sesama dan bagian-bagian lainnya. f. Memberikan pembinaan dan pengarahan pada bawahan, menilai kondisi dan g. h. i. j.
mengusulkan promosi. Memelihara arsip-arsip dokumen dan gambar instalasi pelistrikan. Memikirkan pengembangan bagian. Menguasai pelaksanaan K3. Menerapkan system manajemen lingkungan.
14. Direktur Manufaktur a. Menjalankan dan mengembangkan tugas-tugas yang digariskan oleh Board of Director. b. Bersama-sama dengan kepala Human Resources dan kepala departemen lainnya berupaya mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di dalam pabrik. c. Bertindak sebagai coordinator dalam hubungan kerja departemen produksi, Mechanical Engineering, Quality Assurance, Electrical Engineering dan Human Resources. d. Berusaha mengembangkan teknologi, system manajemen mutu dan system manajemen lingkungan untuk mengantisipasi tuntutan dan kebutuhan konsumen yang semakin peka terhadap mutu produk. e. Bertanggung jawab terhadap kelancaran produksi, mutu produk, efektif dan efisien kerja, biaya produksi dan kerusakan hasil produksi. f. Menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan pekerja lainnya. 15. Kepala Pabrik
a. Menjalankan dan mengembangkan tugas-tugas yang digariskan oleh direktur manufaktur dan Board of Director. b. Melaksanaka tugas-tugas lain yang diberikan bagian manufaktur. c. Berusaha mengembangkan teknologi, system manajemen mutu dari system manajemen lingkungan untuk mengantisipasi tuntutan kebutuhan konsumen yang semakin peka terhadap mutu produk. d. Bertanggung jawabterhadap kelancaran produksi, mutu produk, efektif dan efisien kerja, biaya produksi dan kerusakan hasil produksi. e. Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan pekerja lainnya. 16. Wakil Kepala Pabrik a. Membuat rencana sasaran mutu dan mengkoordinir pelaksanaan produksi untuk mencapai sasaran mutu secara efektif dan efisien. b. Bekerja sama dengan kepala produksi dalam melaksanakan jadwal produksi dan pengontrolan pelaksanaan produksi dalam hal kesesuaian jumlah, jenis mutu dan waktu pengiriman. c. Melakukan pemeriksaan stock
dan kebutuhan baterai, komponen serta
pembungkus. d. Bekerja sama dengan depatemen QA dalam menangani complain maupun klaim baterai export dan import. e. Menghubungi bagian ekspor
mengenai
masalah
perubahan
rencana
pengiriman. f. Memikirkan tindakan koreksi, preventif dan pengembangan proses produksi. g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan bagian manufaktur atau kepala pabrik. 17. Staff Produksi a. Merencanakan, Mengkoordinir, mengontrol terhadap kegiatan atau proses produksi sesuai jumlah, mutu, waktu dan tenaga kerja yang tepat. b. Menciptakan dan memelihara kerja sama yang produktif dan harmonis. c. Memberikan pembinaan dan pengarahan kepada bawahan serta menilai kondisi dan mengusulkan promosi. d. Memikirkan pengembangan proses produksi yang lebih produktif e. Bekerjasama dengan bagian persediaan lokal dan import untuk menjamin tersedianya barang yang dibutuhkan untuk proses produksi. f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala produksi. g. Memberikan laporan kepada kepala produksi bila ada masalah yang belum selesai untuk dibahas bersama. h. Mengawasi pelaksanaan K3. 18. Sekretaris Produksi a. Mengatur pencatatan surat-surat masuk dan keluar dari produksi dengan mengarsipkan manual maupun computer.
b. Membuat laporan-laporan, mendata laporan-laporan yang masuk dari bagianbagian produksi, pengetikan surat-surat. c. Memberi informasi dan tugas pada bagian yang sesuai instruksi dari produksi. d. Mencatat hasil produksi seluruh bagian dan membuat laporan per bulan dan per tahun. e. Memelihara kebersihan, kerapian lingkungan dan peralatan kerja. f. Menjalankan program lingkungan yang berkaitan dengan sumber daya lingkungan serta melaksanakan pengendalian aspek dan dampak lingkungan departemen. 19. Pembantu Administrasi Produksi a. Membantu pencatatan surat-surat masuk dan keluar dari bagian produksi dengan pengarsipannya. b. Membantu pembuatan laporan-laporan, pendataan laporan-laporan yang masuk dari bagian-bagian ke produksi, pengetikan surat-surat. c. Membantu menyampaikan informasi dan tugas ke bagian lain sesuai instruksi dari bagian produksi. d. Membantu menyampaikan informasi dan administrasi ke bagian pembukuan / accounting. e. Memelihara kebersihan, kerapian lingkungan dan peralatan kerja. 20. Supervisor a. Bertanggung jawab penuh pada seluruh kegiatan bagian gudang baterai. b. Mengkoordinir dan mengontrol kegiatan personil di bagian gudang baterai. c. Mengontrol proses penerimaan, penempatan, pengemasan dan pengiriman baterai local maupun ekspor. d. Meniali dan memantau semua kegiatan di lapangan pda waktu pengiriman barang-barang ekspor maupun local. e. Menerima laporan dari staff tentang sisa stock card setiap selesai pengiriman. 21. Staff Supervisor a. Mengatur dan mengawasi karyawan saat menyusun baterai eksport di pallet sesuai dengan jenis dan kemasan. b. Mengawasi dan mengatur karyawan saat bongkar maupun muat baterai local dan eksport, sekaligus menandatangani urat jalan sesuaidengan jenisnya. c. Mengontrol dan mengecek laporan stock card yang dibuat oleh pembantu administrasi mengenai keluar masuk baterai maupun jenis lainnya. d. Menangani penerimaan baterai dari distributor sampai proses pengiriman ke bagian QA untuk diperiksa. e. Menghitung/mengecek baterai setiap sore untuk dicocokan dengan stock card yang dibuat oleh pembantu administrasi agar sesuai dengan fisiknya yang ada didalam gudang. 22. Koordinator Gudang
a. Bertanggung jawab kepada seluruh kegiatan bagian Gudang Bahan Baku dan Gudang Baterai. b. Mengkoodinir dan mengontrol kegiatan personil dibagian Gudang Bahan Baku dan Gudang Baterai. c. Mengontrol proses penerimaan, penempatan, pengiriman Baterai Zinc Carbon dan Baterai Alkaline. d. Bertanggung jawab terhadap proses penangan, penyimpanan, pengiriman Baterai Zinc Carbon dan Baterai Alkaline agar mutunya tetap baik. e. Menjalankan peraturan atasan dengan penuh rasa tanggung jawab. f. Menciptakan dan memelihara kerja sama yang produktif dan harmonis dengan atasan dan bawahan. 23. Kepala Bagian Iklan a. Merencanakan kegiatan promosi dan iklan produk Baterai ABC Zinc Carbon dan ABC Alkaline. b. Mengkoordinasi, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan promosi dan iklan produk Baterai ABC Zinc Carbon dan ABC Alkaline. c. Memantau pelaksanaan promosi dan iklan produk Baterai ABC Zinc Carbon dan ABC Alkaline. 24. Teknik listrik permesinan a. Bertangung jawab atas kelancaran tugas dari atasan. b. Melaksanakan perawatan mesin. c. Bekerjasama dengan bagian – bagian yang berhubungan langsung dengan tugas – tugasnya. d. Perakkitan panel – panel mesin baru dan modifikasi. e. Menjaga kesehatan, kerapihan, dan keamanan. f. Melaksanakan K3. g. Melaksanakan pengendalian aspek dan dampak lingkungan. 25. Operator Listrik. a. Bertangung jawab atas kelancaran tugas dari atasan. b. Melaksanakan perawatan mesin. c. Bekerjasama dengan bagian – bagian yang berhubungan langsung dengan d. e. f. g.
tugas – tugasnya. Perakitan panel – panel mesin baru dan modifikasi. Menjaga kesehatan, kerapihan, dan keamanan. Melaksanakan K3. Melaksanakan pengendalian aspek dan dampak lingkungan.
26. Sekertaris Departemen Listrik a. Bertangung jawab atas tugas dari atasan. b. Melaksanakan tugas rutin pada administrasi listrik. c. Bekerjasama dengan bagian – bagian yang berhubungan langsung dengan tugas – tugasnya. d. Menjaga kesehatan, kerapihan, dan keamanan. e. Melaksanakan K3.
f. Melaksanakan pengendalian aspek dan dampak lingkungan. 27. Supervisor power house dan pengembangan a. Mengontrol terhadap kegiatan/penanganan mesin generator (diesel) dan tenaga kerjanya. b. Mengawasi kelancaran dan mencanangkan perawatan surat pengadaan dan pemakaian suku cadang. c. Membuat laporan kepada Kepala Departemen Listrik mengenai kegiatan dan masalah yang timbul dibagiannya. d. Menciptakan dan memelihara kerjasama yang produktif dengan atasan, bawahan, sesama dan unit – unit produksi lainnya. e. Memberi pembinaan dan pengarahan kepada bawahan serta menilai kondisi dan mengusulkan promosi. f. Membantu memikirkan pengembangan di bagiannya di bidang teknik dan personil serta system kerjanya. g. Mengawasi pelaksanaan K3. 28. Assistant supervisor power house dan pengembangan a. Bertanggung jawab atas kelancaraan tugas dari atasan. b. Pengembangan dan modifikasi rangkaian elektronik. c. Menciptakan dan memelihara kerjasama yang produktif dengan atasan, d. e. f. g.
bawahan, sesame dan unit – unit produksi lainnya. Wewenang untuk akses ke bagian – bagian yang behubungan dengan listrik. Mengawasi pengendalian aspek dan dampak lingkungan. Mengawasi pelaksanaan K3. Memikirkan pengembangan di bagiannya di bidang teknik, personil, dan
system kerjanya. h. Mengontrol terhadap kegiatan/penanganan mesin generator (diesel) dan tenaga kerjanya. i. Membantu mengawasi kelancaran dan perencanaan perawatan serta pengadaan dan pemakaian suku cadang. j. Memberi pembinaan dan pengarahan kepada bawahan serta menilai kondisi dan mengusulkan promosi. k. Menerapkan system manajemen mutu dan lingkungan. 29. Teknisi power house dan pengembangan a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Mempersiapkan mesin untuk beroperasi. Pengontrolan mesin. Perawatan mesin dan lingkungan. Membuat laporan. Meningkatkan pengetahuan teknik. Menyusun dokumen bagian diesel. Membantu administrasi bagian diesel. Pelaksanaan K3. Pelaksanaan pengendalian aspek dan dampak lingkungan. Membatu pengembangan listrik permesinan.
30. Operator power house dan pengembangan
a. b. c. d. e. f.
Mempersiapkan mesin untuk beroperasi. Pengontrolan mesin. Perawatan mesin dan lingkungan. Membatu memperbaiki kerusakan. Meningkatkan pengetahuan teknik. Pelaksanaan K3.
31. Teknik listrik AC/kompresor a. b. c. d.
Bertanggung jawab atas kelancaraan tugas dari atasan. Melaksanakan maintenance, modifikasi, dan pengembangan teknik. Membuat laporan kepada atasan. Merencanakan dan membuat jadwal service bersama atasan
serta
pengontrolan pelaksanaannya. e. Bekerjasama dengan bagian – bagian yang berhubungan langsung dengan tugas – tugasnya. f. Menjaga kesehatan, kerapihan, dan keamanan. g. Melaksanakan K3. h. Melaksanakan pengendalian aspek dan dampak lingkungan. 32. Supervisor listrik AC/kompresor a. Bertanggung jawab atas kelancaran kerja dibagiannya. b. Pengaturan dan perencanaan pekerjaan. c. Membuat laporan kepada kepala departemen listrik mengenai kegiatan dan masalah yang timbul dibagiannya baik yang bersifat rutin maupun insidential. d. Menciptakan dan memelihara kerjasama yang produktif dengan atasan, bawahan, sesama dan unit – unit produksi lainnya. e. Memberi pembinaan dan pengarahan kepada bawahan serta menilai kondisi dan mengusulkan promosi yang berprestasi. f. Membantu memikirkan pengembangan di bagiannya di bidang teknik dan personil serta system kerjanya. g. Mengawasi pelaksanaan K3. 33. Operator listrik AC/Kompresor a. Bertangung jawab atas kelancaran tugas dari atasan. b. Melaksanakan perawatan rutin. c. Bekerjasama dengan bagian – bagian yang berhubungan langsung dengan tugas – tugasnya. d. Menjaga kesehatan, kerapihan, dan keamanan. e. Melaksanakan K3. f. Melaksanakan pengendalian aspek dan dampak lingkungan. 34. Kepala Departemen Mechanical Engineering a. Membuat sasaran mutu (target mutu) dan mengkoordinir kegiatan/proses untuk mencapai sasaran mutu secara efektif dan efisien. b. Merencanakan, mengkoordinir, dan mengontrol pelaksanaan peningkatan terus menerus agar proses yang menjadi tanggung jawabnya berjalan secara efektif dan efisien.
c. Membawahi
bagian
maintenance,
mekanik,
perbengkelan,
dan
perencanaan/gambar. d. Memonitor pelaksanaan jadwal untuk pembuatan mesin baru, perawatan, modifikasi, pengadaan, dan pemakaian suku cadang mesin – mesin. e. Mempelajari usulan modifikasi, modernisasi untuk penghematan biaya pengoperasian mesin. f. Berwenang untuk mengindentifikasi dan melaporkan ketidaksesuaian produk, proses, dan system mutu. g. Pelaksanaan K3. h. Menerapkan system manajemen lingkungan. 35. Wakil Kepala Departemen Mechanical Engineering a. Merencanakan, mengkoordinir, dan mengontrol pelaksanaan peningkatan terus menerus agar proses yang menjadi tanggung jawabnya berjalan secara efektif dan efisien. b. Memikirkan pengembangan perpabrikan dalam bidang mesin – mesin produksi, perbengkelan, personil, dan system kerja untuk menghasilkan mutu produksi yang maksimal serta mengusulkan perubahan – perubahan pada pemimpin. c. Berwenang untuk mengindentifikasi dan melaporkan ketidaksesuaian produk, proses, dan system mutu. d. Berwenang untuk meningkatkan dan mencegah terjadinya ketidaksesuaian system mutu. e. Membina bawahan dalam meningkatkan keterampilan dan kedisiplinan. f. Mempelajari kemampuan bawahan dan mengusulkan penempatannya sesuai kemampuan. g. Pelaksanaan K3. h. Menerapkan system manajemen lingkungan.
36. Sekretaris Mechanical Engineering a. Mengatur pencatatan surat – surat masuk dan keluar dari Mechanical Engineering dengan mengarsipkan manual maupun komputer. b. Membuat laporan – laporan, mendata laporan yang masuk dari bagian – c. d. e. f.
bagian ke Mechanical Engineering, penggantian surat – surat. Memberi pembinaan dan pengarahan kepada bawahan. Mengatur tugas insidentil dan bawahan. Memelihara kebersihan, kerapihan, dan peralatan perusahaan. Melaksanakan pengendalian aspek dan dampak lingkungan.
37. Administrasi Mechanical Engineering a. Mencatat surat – surat masuk atau keluar serta mengarsipkannya dengan komputer/manual. b. Pengetikan surat – surat departemen Mechanical Engineering.
c. Mengerjakan tugas insidentil maupun rutin. d. Memperhatikan K3. e. Pelaksanaan pengendalian aspek dan dampak lingkungan. 38. Staff Mechanical Engineering a. Mangkoordinir dan mengontrol terhadap kegiatan perawatan mesin – mesin produksi dibagiannya. b. Mengawasi kelancaran dalam perawatan/perbaikan mesin produksi serta pengadaan dan pemakaian suku cadang. c. Memberi laporan kepada Departemen Mechanical Engineering mengenai masalah dari bagian – bagian yang menjadi tanggung jawabnya. d. Menciptakan dan memelihara kerjasama yang produktif dan harmonis dengan atasan, bawahan, dan atar bagian. e. Memberikan pembinaan dan pengarahan kepada bawahan serta menilai kondisi dan mengusulkan promosi. f. Membantu memikirkan pengembangan di bagiannya di bidang teknik dan personil serta system kerjanya. g. Mengawasi pelaksanaan K3. h. Berwenang untuk mengindentifikasi dan melaporkan ketidaksesuaian produk, proses, dan system mutu. i. Berwenang untuk memulai,
merekomendasikan,
dan
memutuskan
penyelesaian masalah yang menyangkut mesin bersama dengan Kepala Departemen Mechanical Engineering. j. Melaksanakan sistem manajemen lingkungan. 39. Koordinator Bidang K3 Bidang I : Pengawasan penanggulangan bencana banjir dan pengendalian konstruksi. a. Mengadakan pembinaan dan pengarahan kepada bagian – bagian mengenai masalah K3 dalam usaha menanamkan kesadaran dan penerapan cara kerja yang aman dan produktif. b. Melakukan pembinaan dan
pengkajian
standar
K3
sesuai
dengan
perkembangan internasional serta melakukan koordinasi fungsional kepada instansi. c. Melakukan usaha – usaha pencegahan dan penanggulangan bahaya kebanjiran d. Melakukan usaha – usaha pencegahan dan penanggulangan bahaya kerja di ketinggian. Bidang II : Pegawasan permesinan, pengendalian dan utilitas
2.3.2. Jam Kerja
Dalam hal waktu kerja, PT. International Chemical Industry memiliki jam kerja yang berbeda Antara kantor dengan bagian pabrik (bagian produksi). Berikut adalah pembagian jam kerja untuk bagian produksi maupun bagian kantor yaitu : 1. Pada tenaga kerja bagian produksi dibagi menjadi 3 shift, yaitu sebagai berikut : a. Shift 1 Senin – Jum’at
: 07:00 – 15:00 ; jam istirahat 12:00 – 13:00
Sabtu
: 07:00 – 12:00
b. Shift 2 Senin – Jum’at
: 15:00 – 22:00 ; jam istirahat 18:00 – 18:30
Sabtu
: jam kerja disesuaikan
c. Shift 3 Senin – Jum’at
: 22:00 – 07:00 ; jam istirahat 00:00 – 01:00
Sabtu
: jam kerja disesuaikan
2. Jam Kerja untuk karyawan kantor jam operasi kerja adalah sebagai berikut : Senin – Jum’at
: 07:00 – 17:00
Jam Istirahat
: 12:00 – 13:00
Sabtu
: 07:00 – 15:00
2.3.3. Sistem Pengupahan PT. International Chemical Industry melakukan pembayaran gaji bergantung pada hasil dan waktu kerja dari karyawan dan buruhnya. Pada dasarnya gaji yang diterima Antara satu dan yang lainnya berbeda – beda, selain dipengaruhi oleh jam kerja pekerja, jabatan dari para karyawan juga mempengaruhi gaji yang diterima. Semakin tinggi jabatan karyawan, gaji yang diterima umumnya semakin bersar. Sistem pengupahan yang dilakukan oleh PT. International Chermical Industry didasarkan pada : 1. Waktu Pembayaran Gaji a. Pertengahan bulan : umumnya diberikan kepada buruh produksi setiap pertengahan bulan (tanggal 15), yang terdiri dari uang makan dan uang transportasi per hari, berserta gaji pokok. b. Bulanan : diberikan kepada karyawan kantor sesuai jumlah yang diperhitungkan. 2. Sistem Penggajian a. Sistem gaji tetap : diberikan kepada pegawai tetap.
b. Sistem bonus dan lembur : diberikan kepada karyawan lembur atau bonus atas prestasi yang telah dicapai, yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan atau manager. 3. Penilaian Gaji Karyawan Penentuan gaji karyawan berdasarkan prestasi, kehadiran, kedisiplinan dan jenjang karier yang dicapai. 4. Pembayaran upah pada akhir bulan untuk pekerja diterima setelah diperhitungkan dengan potongan atas: a. Pajak Penghasilan (PPh pasal 21). b. Iuran BPJS. c. Iuran anggota serikat pekerja. d. Potongan lainnya yang telah disetujui oleh pekerja atau atas permintaan dari perusahaan. 5. Pelaksanaan pembayaran upah atau lembur dilakukan melalui bank yang ditunjuk oleh pihak perusahaan. Tunjangan yang terdapat pada PT. International Chemical Industry didasarkan pada: 1. Tunjangan variable didasarkan atas kebijakan dan kemampuan perusahaan dan tunjangan variable ini diberikan setelah dilakukan penilaian terhadap prestasi dan kinerja seorang pekerja. Tunjangan variable bersifat tidak tetap, artinya dapat ditingkatkan atau diturunkan atau dapat pula dihapuskan dan perhitungannya ditentukan oleh kehadiran pekerja serta tidak termasuk di dalam komponen perhitungan lembur. Kenaikan atau penurunan tunjangan variable diajukan oleh atasan langsung serta disetujui atau diketahui department terkait dan ditunjukan kepada departemen Human Resources untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahannya. Penghapusan tunjangan variable dilakukan bila perusahaan mengalami gangguan dalam operasi bisnis maupun menurunnya pangsa pasar yang menyebabkan kerugian ekonomi perusahaan secara serius. Tunjangan variable yang ada antara lain: a. Tunjangan transportasi
PT.International Chemical Industry memberikan tunjangan transportasi kepada karyawan – karyawannya baik untuk karyawan produksi maupun untuk karyawan kantor. b. Tunjangan variable khusus yang tergantumg pada kebijakan dan kemampuan perusahaan dan perhitungannya ditentukan oleh kehadiran pekerja serta tidak termasuk dalam komponen perhitungan lembur. c. Tunjangan Hari Raya
PT. International Chemical Industry memberikan tunjangan hari raya kepada karyawan – karyawannya sesuai dengan aturan pemerintah. Umumnya tunjangan hari raya ini diberikan satu kali dalam 1 tahun, memiliki nominal sebesar satu bulan gaji pokok dan diberikan satu minggu sebelum hari raya yang bersangkutan, kecuali ada ketentuan lebih lanjut. 2. Tunjangan jabatan diberikan untuk operator atau non operator. 3. BPJS yang terdiri dari : a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) b. Jaminan Kematian (JK). c. Jaminan Hari Tua (JHT). d. Khusus untuk Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) tidak ada karena sudah ada pelayanan kesehatan pada poliklinik perusahaan. Keluarga dapat memanfaatkan pemeriksaan kesehatan kalau sudah menjadi pekerja tetap. Pekerja tetap ditetapkan setelah melakukan uji coba kerja selama 3 bulan. 4. Tunjangan yang diberikan untuk pekerja yang sakit : a. 4 bulan pertama
100% dari upah 1 bulan.
b. 4 bulan kedua
75% dari upah 1 bulan.
c. 4 bulan ketiga
50% dari upah 1 bulan.
d. Bulan selanjutnya sampai pemutusan hubungan kerja 25% dari upah 1 bulan. Ketentuan masa pensiun untuk para pekerja adalah sebagai berikut: Tabel 2.1. Masa Pensiun Untuk Para Pekerja Pensiun Pensiun Dini
Jenis Kelamin Pria Wanita Pria
Umur 55 tahun 52 tahun 50 tahun
Wanita 48 tahun (Sumber: PT. International Chemical Industry)
Kebijakan yang diberikan oleh perusahaan mengenai waktu cuti dan izin kerja adalah sebagi berikut : Tabel 2.2. Kebijakan Cuti Masa Kerja (tahun) 1 - 14 15 - 19 20 – 24 25 – 29
Lama Cuti (hari) 12 14 15 16
>30 17 (Sumber: PT. International Chemical Industry) Penghargaan yang diberikan kepada karyawan lama adalah sebagai berikut : a. Bekerja 15 tahun liontin 3 gram emas. b. Bekerja 25 tahun liontin 15 gram emas. Penyerahan penghargaan tersebut dilakukan pada tanggal 17 Agustus. 2.3.4
Sistem Informasi dan Manajemen Sistem informasi dan manajemen sangat dibutuhkan di perusahaan, hal ini
dilakukan agar data – data yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat tersimpan dengan baik, begitu pula dengan input data yang ada pada bagian – bagian tertentu pada setiap harinya. PT. Internationlah Chemical Industry ini telah menggunakan system informasi yang terkomputerisasi dan menggunakan teknologi berbasis Informstion Technology, dimana program – program yang digunakan dalam melakukan proses informasi, maupun input dan output data dirancang oleh bagian technology perusahaan (bagian IT), sehingga system informasi berjalan dengan baik, serta dilakukan backup data secara rutin yang bertujuan untuk menghindari kehilangan data. Sistem informasi dapat digunakan, misalnya untuk melakukan order pembelian, menentukan jadwal produksi, menentukan jam kerja dan accounting. PT. International Chemical Industry benar – benar mengelola pemesanan yang ada dengan baik, karena mereka sangan menghargai kepuasan konsumen, dimana semaksimal mungkin mereka tidak menginginkan keterlambatan dalam pengantaran barang yang dipesan dengan alasan apapun juga. Sistem informasi dan manajemen ini sangantlah membantu perusahaan untuk menentukan jadwal pemesanan dan pengantaran yang baik. 2.4
KESELAMATAN KERJA KARYAWAN (K3)
2.4.1. Manajemen Keselamatan Kerja Karyawan Pengelolaan keselamatan kerja karyawan (K3) di PT. International Chemical Industry telah dilaksanakan dengan cukup baik. Perancangan dari setiap proses produksi, tata letak pabrik dan berbagai hal lainnya telah mengacu pada pedoman keselamatan kerja yang berlaku di Indonesia. Penerapannya dapat dilihat dari perancangan lantai produksi yang mengatur lebar gang yang memungkinkan setiap orang dapat melalui gang tersebut dengan aman, ditandai dengan adanya penanda berupa garis maya pada lantai produksi maupun pada jalan yang dilalui oleh kendaraan didalam lingkungan pabrik dan perusahaan untuk menjaga keamanan dari
seluruh orang yang ada di lingkungan perusahaan mengingat bahwa gedung produksi perusahaan terletak pada lahan yang sama. PT. International Chemical Industry juga memiliki divisi K3 yang dipimpin langsung oleh kepala divisi produksi untuk menyusun pedoman keselamatan kerja karyawan (K3) di PT. International Chemical Industry. Pedoman ini tidak hanya meliputi cara kerja yang mendukung keselamatan kerja karyawan namun juga cara menangani kejadian – kejadian yang bersifat kecelakaan ataupun bencana seperti kecelakaan yang berhubungan dengan mesin produksi ataupun penanganan bencana seperti banjir dan kebakaran. Pada lantai produksi terdapat beberapa alat yang diinstruksikan oleh pimpinan produksi untuk digunakan guna menjaga keselamatan para pekerja seperti sarung tangan, masker, dan topi. Sarung tangan ini berguna untuk mengurangan kontaminasi dari bahan kimia baterai yang terkontaminasi pada bagian luar baterai. Hal ini untuk mengurangi resiko masuknya cairan kimia tersebut ke dalam tubuh pekerja melalui mulut (karena misalnya memegang mulut dengan tangan yang terkontaminasi cairan kimia), hidung, dan bagian tubuh lainnya. Penggunaan masker ditujukan untuk menghindari masuknya debu dari pengisian black mix yang mungkin terkandung di udara di sekitar mesin black mix injection. Penggunaan topi ditujukan untuk seluruh karyawan guna menghindari masuknya rambut yang mungkin masuk ke dalam produk dalam proses assembly, dan juga untuk menghindari para pekerja dengan rambut panjang dari kecelakaan yang disebabkan tersangkutnya rambut pada mesin yang sedang berjalan. 2.4.2. Alat Pelindung Diri Petunjuk penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) dan jalur aman (K3 dalam bekerja) terdiri dari beberapa jenis,yaitu :
Ear Plug melindungi pendengaran dari bahaya kebisingan.
Masker respirator mencegah masuknya debu black mix ke dalam saluran pernafasan.
Kacamata las bengkel melindungi mata dari bahaya sinar pengelasan.
Jas Laboratorium melindung badan ddari kontak langsung dengan bahan kimia di bagian lab.
Sarung tangan drill melindungi tangan dari panas saat bersentuhan dengan benda panas.
Sarung tangan katun melindungi tangan dari luka tergores.
Sarung tangan plastic melindungi tangan dari kontak langsung dengan bahan kimia di laboratorium.
Masker kain mencegah masuknya debu/partikel halus ke dalam saluran pernafasan.
Baju tahan api melindungi badan dari kontaminasi panas.
Baju hardness mencegah bahaya jatuh saat kerja diketinggian.
Helm pelindung melindungi kepala dari benturan dengan benda lain.
Sepatu Kerja melindungi kaki dari benturan dengan benda kerja maupun benda keraas lainnya.
Kaca mata khusus melindungi mata dari percikkan bahan kimia.
Sarung tangan karet melindungi tangan dari kontak langsung dengan bahan kimia.
Jalur aman pejalan kaki mencegah pejalan kaki tertabrak forklift maupun kendaraan lain di dalam area pabrik.
Jalur pemisah antara pejalan kaki dengan kendaraan bermotor mencegah kecelakaan lalu lintas ketika masuk dan keluar gerbang perusahaan.
2.5
Ruang Lingkup Bidang Usaha PT. International Chemical Industry bergerak dalam bidang produk battery
yang banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan masyarakat. Selain itu produk lain yang dihasilkan adalah minyak angina. Jenis – jenis battery yang dihasilkan yaitu : 2.5.1. Jenis Battery yang Dihasilkan : Battery alkaline adalah jenis battery yang hamper sama dipasaran, namun memiliki kandungan energy yang paling besar dibandingkan dengan battery biasa, dengan umur yang lebih lama.
Gambar 2.1. Battery Alkaline
Battery super extra heavy duty adalah battery yang memiliki kandungan energy yang paling besar dan memiliki masa pakai yang paling lama. Kandungan dalam battery super extra heavy duty memungkinkan untuk menghasilkan energy yang lebih besar dan lebih lama.
Gambar 2.2 Battery super extra heavy duty Battery heavy duty adalah battery yang memiliki kandungan energy lebih sedikit dibandingkan dengan kandungan dari battery super extra heavy duty.
Gambar 2.3 Battery heavy duty Battery economy adalah baterai yang memiliki kandungan energy terkecil dengan masa pakai yang paling sigkat.
Gambar 2.4 Battery economy 2.5.2. Lokasi Perusahaan PT. International Chemical Industry ini mempunyai alamat lengkap: PT. INTERNATIONAL CHEMICAL INDUSTRY Jln. Daan Mogot Km 11,Cengkareng Jakarta 11710 – Indonesia Total area yang dimiliki oleh PT. International Chemical Industry berkisar 4.30 hektar. Peta lokasi PT. International Chemical Industry dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.5 Lokasi PT. International Chemical Industry 2.6 TATA LETAK PABRIK 2.6.1. SUSUNAN MESIN DAN PERALATAN Susunan mesin yang terdapat di PT. International Chemical Industry termasuk ke dalam tata letak proses, karena letak mesinnya yang berkelompok dan memproduksi lebih dari satu buah jenis produk, selain itu tata letak pabrik untuk lini produksi memiliki alur dimana mesinnya disusun berdasarkan proses pengerjaan dari produk itu. Susunan mesin dan peralatan serta aliran bahan dari produksi battery dapat dilihat pada lampiran D. 2.6.2. PENENTUAN DAERAH KERJA Penentuan daerah kerja di lantai produksi baterai terletak pada 2 gedung yang berbeda. Gedung pertama adalah tempat untuk mesin punch yang jumlahnya banyak sekali. Mesin punching ini diletakkan dalam sebuah gedung khusus karena mesin punching ini mengerjakan proses punching untuk bebagai jenis ukuran battery yang diproduksi di pabrik tersebut. Gedung berikutnya adalah gedung yang berisi mesinmesin untuk proses berikutnya yaitu dari mesin bobbin inserting hingga proses akhir. Gedung lainnya yang berhubungan dengan produksi battery adalah gudang bahan baku, gudang bahan jadi dimana battery disimpan selama 2 hari sebelum ditransportasikan pada distributor, dan juga gedung divisi produksi dimana kepala produksi beserta jajarannya bekerja sehari-hari. 2.6.3. JUMLAH MESIN DAN PERALATAN
Jumlah mesin dan peralatan yang digunakan PT. International Chemical Industry dalam memproduksi battery dapat dilihat pada table 2.3 dan 2.4 berikut ini. Table 2.3. Jumlah Mesin pada PT. International Chemical Industry No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jenis Mesin Jumlah Mesin Pelebur Zinc Slug 2 Mesin Casting 2 MesinRolling 2 Mesin Drawing 2 Mesin Cutting 2 Mesin Punch 6 Mesin Upper Punch 24 Mesin Can Cutting 13 Mesin Pengaduk 2 Mesin Separator 4 Mesin Paper ring 2 Mesin Top Washer 3 Mesin pemotong PVC dan 13 2 PET 14 Mesin Carbon 2 15 Mesin Crimping 2 16 Mesin Separator 2 17 Mesin Curling 2 18 Mesin Tamping 2 19 Mesin Caping 2 ( Sumber : PT. International Chemical Industry Tabel 2.4 Jumlah Peralatan pada PT. International Chemical Industry No
Jenis Peralatan
Jumlah
1
Hoist
3
2
Handpallet
3
3
Forklift
2
4
Lorry
3
5
Trolly
3
6
Conveyor
2
2.6.4. Penentuan Luas Lantai PT. International Chemical Industry yang berlokasi di Daan Mogot memiliki luas tanah dan bangunan yang digunakan untuk produksi sekitar 4,3 hektar.
2.6.5. Penggambaran Tata Letak Pabrik Tata letak pabrik yang dilampirkan pada lampiran D adalah penggambaran dari keseluruhan tata letak pabrik, mulai dari yang berhubungan langsung dengan produksi seperti lantai produksi hingga yang berhubungan tidak langsung dengan produksi seperti kantin dan ruang olahraga. Lantai produksi yan dapat dilihat pada lampiran D ini juga memiliki layout dari battery R6 dan R20. Letak dari gedung bahan baku dan gedung penyimpanan bahan jadi juga dapat dilihat pada lampiran tersebut. Selain itu juga dapat dilihat tata letak dari system parkir di pabrik ini, letak dari Musholla, dan juga letak dari divisidivisi PT . International Chemical Industry seperti divisi produksi, divisi HRD, dan divisi-divisi lainnya yang menunjang kegiatan produksi secara keseluruhan. 2.7 Pemasaran 2.7.1. Daerah Pemasaran Target pemasaran yang dilakukan oleh PT. International Chemical Industry dipioritaskan untuk konsumen yang memesan dalam jumlah yang besar, dimana mengalami jumlah kenaikan pencapaian target setiap bulannya. Hal sangat menguntungakan perusahaan. Target lain yang dituju oleh PT. International Chemical Industry selain konsumen yang memesan dalam jumlah besar, perusahaan ini menfokuskan beberapa tempat untuk mencapai target mereka. Target – target pemasaran PT.International Chemical Industry dibagi menjadi 2 bagaian, yaitu : a. Independent (group) Contoh : Carrefour, Giant, Hypermart, Toko Buku, Toko Elektronik, Toko Olahraga, Toko Musik, dan lain – lain. b. Non Independent (non – group) Contoh : Toko Kelontong (tradisional) tanpa merk yang memiliki badan hukum yang sah. Berdasarkan target pemasaran yang telah dijelaskan sebelumnya, pangsa pasar PT. International Chemical Industry adalah perusahaan – perusahaan manufaktur yang bergerak dan berhubungan dengan bidang elektronik. Selain itu pangsa pasar dari perusahaan ini juga meliputi TNI, MPR, dan DPR. Untuk perusahaan manufaktur yang menjadi pelanggan PT. International Chemical Industry berada di dalam dan luar negeri. Dalam suatu bidang uasaha apapun pesaing pasti ada untuk menandingi produk yang dihasilkan. Pesaing battery PT. International Chemical Industry adalah Panasonic dan Energizer. Namun dipasaran, battery ABC memiliki pasar sebesar 90% atau dapat dikatakan merupakan market leader, sehingga pihak perusahaan tidak perlu takut dengan pesaing – pesaing yang ada di pasaran.
Daerah pemasaran PT. International Chemical Industry mencakup daerah Nasional dan Internasional. Adapun daerah pemasaran yang ada adalah : a. Domestic Market
Gambar 2.6 Peta Domestic Market dari PT. International Chemical Industry b. International Market
Gambar 2.7 Peta International Market dari PT. International Chemical Industry Daerah pemasaran tersebut dapat dilihat selengkapnya pada tabel dibawah ini : Tabel 2.5 Domestic Market dari PT. International Chemical Industry Sumatera Banda Aceh Medan Padang Jambi Pangkal Pinang Tanjung Pandan Palembang Pekanbaru
Jawa dan Bali
Kalimantan
Sulawesi dan Maluku
Papua dan NTB/NTT
Serang Bogor Cikampek Sukabumi
Solo Kudus Surabaya Madiun
Tarakan Balikpapan Banjarmasin Samarinda
Makasar Pare - Pare Manado Palu
Jayapura Sorong Manokwari Merauke
Cianjur
Kediri
Kotabaru
Gorontalo
Biak
Berau
Bau - Bau
Lombok
Pemangkat Pangkalan Bun Pontianak
Kendari Toli - Toli Ambon Luwuk
Bima Ruteng Maumere Waingapu Kupang
Bandung Garut Tasikmalaya Cirebon Tegal Pekalongan
Tulung Agung Tuban Bojonegoro Malang Probolinggo Jember
Purwokerto Semarang Magelang
Yogyakart a Blora
Bondowoso Genteng Bangkalan
Denpasar Singaraja
Tabel 2.5 International market dari PT. International Chemical Industry AMERICA USA Chile Colombia Panama Dominican Rep. Haiti Jamaica
ASIA & MIDDLE EAST
AUSTRALIA / PACIFIC ISLAND
EUROPE Canary Island Finland France
Japan Taiwan Hong Kong
Australia Cook Islands Fiji
Georgia
Singapore
New Caledonia
Germany Greece Lithuania
Philippines Malaysia Brunei Darussalam
Netherlands Norway Poland Romania Spain Sweden Turkey U.K. Cyprus
Thailand Vietnam North Korea Eqypt Jordan Dubai Yemen Sri Lanka Pakistan
New Zealand Samoa PNG Solomon Islands Tahiti Tonga Vanuatu Timor Leste
AFRICA Cameroon Eritrea Guinea Conakry Equatorial Guinea Kenya Tanzania Mauritania Mauritius Sudan Zimbabwe Seychelles Ethiopia Djibouti Uganda Nigeria Comoros Island
Israel
2.7.2. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran yang terdapat di PT. Intenational Chemical Industry dapat terlihat pada penjelasan 4P (Product, Price, Promotion, dan Place) dibawah ini : a. Product Seperti yang kita ketauhi bahwa PT. International Chemical Industry ini memproduksi battery yang merupakan produk yang cukup sering digunakan untuk kebutuhan sehari – hari, sehingga perusahaan harus benar – benar memperhitungkan jumlah produk yang akan dihasilkan per harinya karena apabila produk yang dihasilkan tidak mencukupi sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka konsumen akan kecewa dan merk “ABC” battery bisa kalah dipasar oleh merk battery lain, begitu juga sebaliknya apabila produk yang dihasilkan terlalu berlebihan tiap harinya maka akan merugikan perusahaan. Berdasarkan produk ABC battery yang telah dikenal oleh masyarakat luas, perusahaan harus benar – benar menjaga kualitas produk yang dihasilkan. b. Price
Harga ABC battery yang didistribusikan kepada konsumen, ditentukan oleh pihak perusahaan. Pihak perusahaan harus memperhitungkan beberapa persentase keuntungan yang akan diperoleh untuk 1 buah produknya. Harga produk battery akan mempengaruhi pembelian konsumen terhadap produk tersebut, karena apabila terlalu mahal, konsumen dapat menggunakan produk battery merk lain. c. Promotion Dalam mempromosikan suatu produk perusahaan, banyak cara – cara yang dapat dilakukan. PT. International Chemical Industry sendiri mempunyai cara khusus untuk mempromosikan produknya, antara lain: 1. Melalui media cetak,seperti majalah dan surat kabar (Koran). 2. Melalui media elektronik, seperti iklan dan pemasangan billboard. 3. Melakukan promosi dengan hal – hal unik, seperti : Mengadakan sunatan masal. Memberikan beasiswa kepada anak – anak yang tidak mampu. Pertunjukan wayang kulit. Bowling marathon. Pesta Laut Lomba “Tamiya” (pada lomba ini dibuktikan bahwa mobil tamiya yang menggunakan battery ABC lebih unggul dibandingkan battery merk lainnya). Seminar Indonesia Luar Biasa. d. Place Lokasi yang tidak terletak dikawasan industri, tidak menyulitkan perusahaan untuk terus mengembangkan usahanya. Sistem pengolahan limbah yang sudah sangat canggih tidak membahayakan masyarakat, ditunjang pula dengan jalan yang cukup lebar sebagai jalur keluar masuknya kendaraan truk dan container. Berikut ini adalah analisa Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) untuk PT. International Chemical Industry untuk produk battery. 1. Strength: merupakan perusahaan yang pertama kali menguasai pangsa pasar. 2. Weakness: distribusi belum berjalan dengan baik. 3. Opportunity: Adanya kemungkinan untuk mengembangkan usaha ini (melakukan pembaharuan) yang dapat meningkatkan jumlah produksi. Market share sudah cukup besar (bargain power cukup kuat). 4. Threat: pergerakan competitor yang menguasai produk.
BAB III PROSES PRODUKSI 3.1 BAHAN BAKU DAN BAHAN PENOLONG 3.1.1. BAHAN BAKU Batu baterai adalah obyek kimia penyimpan arus listrik. Kombinasi dalam batu baterai memungkinkan benda tersebut untuk menghasilkan energy yang akan mengalir melalui kutub-kutubnya. (solarcellspanel.com) Baterai tidak seratus persen efisien, beberapa energi hilang seperti panas dari reaksi kimia, selama charging dan discharging. Charging adalah saat energy listrik diberikan kepada baterai, discharging adalah pada saat energy listrik diambil dari baterai. Satu cycle adalah charging dan discharging. Dalam system solar cell, satu hari dapat merupakan contoh satu cycle baterai (sepanjang hari charging, malam digunakan / discharging). Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam satu proses produksi, di mana bahan baku ini akan ditunjang dengan bahan-bahan lainnya. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi battery ABC di PT.International Chemical Industry adalah : 1. 2. 3. 4. 5.
Zing slug Separator paper Bottom paper Black mix Electrolyte solution powder
9. 10. 11. 12. 13.
P.E. seal Roll Paper PVC Tube Tin Plate One piece top
6. Paper washer 7. Carbon rod 8. Sealing compound
14. Metal jacket 15. PVC Insulating
Bahan baku yang diproduksi sendiri oleh PT.International Chemical Industry adalah sebagai berikut. Tabel 3.1. Komponen yang Diproduksi oleh PT International Chemical Industry
No.
Komponen
Jenis
1.
Zinc Slug
R6, R14, R20
2.
Can
R6, R14, R20
3.
Top Washer
R6, R14, R20
4.
Paper ring
R6, R14, R20
5.
Top plate
6.
Bottom plate
7.
Jacket
R20 TPT, R20 OPT, R14, R6
8.
Cincin
R20, TP4, R14
9.
Mangkok hanger/blister
R20, TP1, R20 OPT, R14 R20, R14, R6, R6-S
R20, R14, R6, LR6, LR 03
(Sumber : PT International Chemical Industry) Komponen yang digunakan dalam proses pembuatan battery ABC dan diproses kembali adalah sebagai berikut: 1. Roll untuk bottom washer 2. Pemotong PVC Tube (R14, R20H) 3. Pemotongan PVC/PET Shirink (R6, R14, R20, LR6) Bahan baku yang digunakan untuk membuat Electrolyte Solution dan Black Mix adalah sebagai berikut: 1. Electrolyte Solution a. Air bebas ion (demineralisasi) b. Larutan seng klorida 39,5% - 40,5% (ZnCl2) c. Amonium Klorida (NH4Cl) d. Potongan Can 2. Black Mix: a. Electrolyte manganese dioxide b. Natural manganese dioxide c. Acetylene black d. Zinc oxide e. Electrolyte solution Bahan-bahan lain yang tidak diproduksi oleh PT International Chemical Industry dipesan kepada supplier baik dalam maupun luar negeri.
Jenis-jenis baterai yang diproduksi di PT International Chemical Industry adalah alkaline, super extra heavy duty, heavy duty/standard, dan economy. Berikut adalah penjelasan mengenai kelima jenis batu baterai tersebut. Baterai alkaline adalah jenis batu baterai yang hampir sama di pasaran, namun memiliki kandungan energy yang lebih besar dibandingkan dengan baterai biasa, dengan umur baterai yang lebih lama. Baterai super extra heavy duty adalah baterai yang memiliki kandungan energy yang paling besar dan memiliki masa pakai yang paling lama. Kandungan dalam baterai super extra heavy duty memungkinkan untuk menghasilkan energy yang lebih besar dan lebih lama. Baterai heavy duty adalah baterai yang memiliki kandungan energy lebih sedikit dibandingkan dengan kandungan dari super extra heavy duty dan dengan standar energy yang berlaku secara pasaran, sednagkan baterai economy adalah baterai yang memiliki kandungan energy terkecil dengan masa pakai yang paling singkat. Gambar dari jenis-jenis baterai tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 hingga gambar 3.5 berikut ini.
Gambar 3.1 Batu Baterai Alkaline (Sumber : abc-battery.com)
Gambar 3.2 Batu Battery Super Extra Heavy Duty (Sumber : abc-battery.com)
Gambar 3.3 Batu Battery Extra Heavy Duty (Sumber : abc-battery.com)
Gambar 3.4 Batu Battery Heavy Duty (Sumber : abc-battery.com)
Gambar 3.5 Batu Battery Economy (Sumber : abc-battery.com) 3.1.2. BAHAN PENOLONG Bahan penolong adalah bahan yang digunakan sebagai penunjang bahan baki, bahan penolong bisa berupa bahan maupun komponen. Bahan penolong yang digunakan PT. International Chemical Industry antara lain : a. b. c. d.
Karton box Label merk/sticker Plastik PVC Barcode Bahan penolong yang digunakan pada dasarnya adalah bahan-bahan yang
digunakan untuk membungkus battery untuk siap dipasarkan, seperti plastik yang
digunakan untuk membungkus battery sesuai dengan spesifikasi dan jumlah yang telah ditentukan, yang kemudian dimasukkan ke dalam karton box, lalu diberi label merk dan barcode yang dicetak sesuai kebijakan perusahaan. Suatu perusahaan manufaktur yang memproduksi suatu produk, tentu saja memiliki struktur produk dan Bill of Material (BOM) mengenai produk dihasilkannya, begitu pula dengan PT. International Chemical Industry yang memproduksi battery dengan uraian yang dapat dilihat di bawah ini. 1. Struktur Produk Struktur produk adalah alat untuk memberikan informasi mengenai bahan baku, bahan pembantu dan komponen atas produk yang akan diproduksi. Stuktur produk dan Bill of Material (BOM) sering kali merupakan suatu kesatuan. Pembuatan struktur produk dan Bill of Material (BOM) lebih sering bersamaan karena informasi yang diberikan dari kedua sumber ini memang saling melengkapi. Adapun gambar struktur produk untuk pembuatan battery dapat di lihat pada lampiran D. 2. Bill of Material (BOM) Bill of Material (BOM) akan memperlengkapi informasi yang diberikan oleh struktur produk sehingga kita akan dapat mengetahui berapa banyak bahanbahan yang digunakan untuk membuat produk tersebut. Pada Bill of Material (BOM) juga terdapat kode-kode penomoran yang mewakili masing-masing bahan yang digunakan. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan pencarian bahan-bahan tersebut jika kita mencarinya dengan menggunakan kode-kode alphabet. Bill of Material untuk pembuatan battery dapat dilihat pada Lampiran C. Fungsi dari komponen-komponen tersebut dapat dilihat pada table 3.2 berikut ini. Tabel 3.2. Fungsi Komponen Penyusun Baterai No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Komponen Zinc Slug Can Top Washer Paper ring Top plate Bottom plate Jacket Carbon Rod Black Mix Electrolyte Solution Cincin Mangkok hanger/blister Karton box Label merk/sticker Plastik PVC
Fungsi Wadah dalam baterai Wadah luar baterai Penutup black mix bagian atas Penutup aliran udara Plate penutup bagian atas Plate penutup bagian bawah Cover luar baterai Penghantar listrik Bubuk sumber listrik Cairan sumber listrik Insulator Wadah bagian bawah black mix Pembungkus massal baterai Penanda merk baterai Pembungkus satuan battery
16
Barcode Penanda produksi battery (Sumber : abc-battery.com)
3.2 KAPASITAS PRODUKSI Pimpinan departemen atau bagian produksi merencanakan produksi komponen dan baterai semi komponen berdasarkan order-order fixed/non fixed yang masuk yang telah dimasukkan dalam rencana produksi dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Jika jumlah fixed order ≤ 70% dari kapasitas terpasang, maka perencanaan produksi baterai semi komponen dibuat untuk memenuhi target stock, yaitu : LR6 = 1.200.000 – 1.800.000 pcs/hari LR03 = 700.000 – 1.600.000 pcs/hari 2. Bila jumlah fixed order ≥ 70% dari kapasitas terpasang, maka perencanan produksi baterai semi komponen dibuat untuk memenuhi target stock, yaitu : LR6 = 1.800.000 – 2.400.000 pcs/hari LR03 = 1.200.000 – 1.800.000 pcs/hari 3. Kapasitas Terpasang LR6 = 13.500.000 LR03 = 8.000.000 Pimpinan departemen atau bagian produksi menhitung target produksi dan jam produksi untuk baterai semi komponen per minggunya. 3.3 URAIAN PROSES PRODUKSI Uraian proses produksi di PT. International Chemical Industry dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Dapur Peleburan Zinc Slug a. Proses peleburan Zinc slug Proses peleburan zinc slug merupakan proses pertama kali yang dilakukan untuk memproduksi battery, dimana bahan baku berupa zinc slug di lebur bersama timbal (Tb) dengan komposisi 75 gr. Zinc slug diimport dari Amerika dan terkadang dari kanada. 1 ikat zinc slug memiliki berat 1 tondan berisi 40 batang. Zinc slug dimasukkan per ton tiap jamnya. Zinc slug dan timbal dimasukkan ke dalam mesin pelebur dengan menggunakan conveyor per jamnya dengan berat 1 ton. Di dalam mesin pelebur terdapat zinc slug cair, sehingga ketika zinc slug batangan dimasukkan, zinc slug batangan langsung mencair. Mesin pelebur bisa memuat zinc slug seberat 12 ton. Temperatur panas mesin bekisar ±
1000°C - 1200°C, sedangkan temperature dari zinc slug yang telah melebur itu sendiri adalah ± 470°C - 520°C. b. Proses casting dan rolling Setelah zinc slug dilebur dalam mesin pelebur, hasil peleburan tersebut akan dicetak menjadi lempengan. Panas lempengan adalah ± 250°C. Setelah melalui proses casting, selanjutnya lempengan akan masuk ke mesin rolling, di mana lempengan akan pertipis sesuai dengan kebutuhan, biasanya 4-5 mm. c. Proses drawing dan cutting Proses drawing dikerjakan dengan mesin drawing yang berfungsi sebagai penarik lempengan ke mesin cutting, di mesin cutting inilah lempengan akan dipotong sekitar 130 cm. Panas dari lempengan di mesin cutting adalah ± 150°C. setelah lempengan dipotong, akan digulung dan akan dibawa dengan hoist. Proses peleburan zinc slug ini dilakukan selama 24 jam tanpa berhenti, karena apabila dimatikan, memerlukan waktu yang cukup lama untuk memanaskan kembali. Pada lempengan diberikan berupa kode, tanggal, dan bulan. d. Proses poil aging Proses ini merupakan prosesn penyimpanan (aging) sebelum dilanjukan ke proses selanjutnya. Proses aging ini dilakukan bekisar 4+-5 jam. e. Proses punch Proses punch dilakukan terhadap lempengan untuk membuat dies set. Jenis dies set yang dibuat sesuai dengan ukuran battery, missal untuk R6, tebal dies set adalah 4.75 mm dengan bentuk bulat, yang bias dilihat pada gambar 3.6 dibawah ini.
Gambar 3.6.Dies Set Untuk R6 Hasil dari punch lempengan ini akan menimbulkan waste karena bentuknya yang bulat, waste ini akan dilebur pada proses peleburan zinc slug. Setelah terbentuk dies set untuk masing-masing ukuran battery, dies dimasukkan dalam tong, dimana 1 tong memuat 700 kg. f. Proses lubricrating Proses ini adalah proses pelumasan dies dengan campuran grafit dan borix acid. Satu kali proses lubricrating memuat dies sebanyak 1 ton. Setelah dilubrikasi, dies akan dikirim ke stasiun berikutnya dengan menggunakan handpallet atau forklift. 2. Proses pembuatan Can
Setelah dies dilubrikasi, akan dibuat can untuk masing-masing ukuran battery yaitu R6, R14, R20. Dies tersebut dimasukkan ke dalam hopper melalui jalur yang dipanasi ± 100°C - 150°C untuk R20 ± 90°C - 120°C untuk R6 dan R14. Pada proses pembuatan can ini, dies yang telah dikerjakan sebelumnya akan dipunch sehingga menjadi kaleng. Kekuatan tiap punch untuk masing masing dies berbeda, sesuai dengan spesifikasi. Hasil punch yang telah berbentuk kaleng dipisahkan dengan menggunakan 2 conveyor, di mana kaleng yang baik dikumpulkan di tempat yang telah disediakan dan satu tempat lagi digunakan sebagai wadah untuk menampung potongan kaleng yang tidak sesuai dengan spesifikasi, dan hasil potongan akan dilebur kembali dalam dapur peleburan zinc slug. Waktu yang dibutuhkan untuk membentuk kaleng adalah ± ½ detik. 3. Proses pembuatan Black Mix Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan black mix adalah electrolyte managanese dioxide, natural manganese dioxide, acetylene black, zinc oxide. Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam kapsul (hopper), dinaikkan dan dituang ke dalam mixer. Proses penaikkan hopper dilakukkan dengan menggunakan hoist. Kapsul bisa memuat bahan baku seberat 2 ton. Prroses pengadukan dibagi menjadi 2 macam, yaitu pengadukan kering dan pengadukan basah. Pada pengadukan basah, black mix dicampur dengan electrolyte solution. Setelah bahan baku selesai dikerjakan, black mix dimasukkan ke dalam container dan di-aging minimal 20 jam, dan maksimal 96 jam. Standard aging untuk black mix adalah 22 jam. 4. Proses pembuatan Electrolyte solution Pada proses pembuatan electrolyte solution, bahan baku yang dibutuhkan adalah air bebas ion (demineralisasi), larutan seng klorida 39,5% - 40,5% (ZnCl2), ammonium Klorida (NH4Cl), potongan can. Electrolyte solution dibagi menjadi 2 yaitu electrolyte solution 27% dan electrolyte solution 34%. Bahan baku berupa air bebas ion, zinc chloride dan air bebas ion dicampur dan diaging selama 24 jam di dalam tong electrolyte solution. Pada saat proses aging ini, dimasukkan potongan kaleng untuk menghindari adanya logamlogam lain. Logam yang tidak terpakai ini akan menempel pada potongan kaleng zinc slug tersebut. Hasil electrolyte solution yang telah di-aging ini akan diuji oleh laboratorium terlebih dahulu untuk mengetahui apakah boleh
digunakan atau tidak. Air bebas ion dihasilkan dengan cara demineralisasi, dengan cara dicuci dengan karbon untuk menyerap bau, warna dan kotoran, setelah itu air di beri resin kation dan dilakukkan pencucian dengan keramik dan diberi resin anion. Air yang telah didemineralisasi ini ditampung di dalam tabung. Electrolyte Solution ini kemudian disalurkan ke black mix melalui pompa. 5. Proses pembuatan komponen Pada proses pembuatan komponen ini, komponen yang dihasilkan adalah : a. Blank jacket untuk R6, R14, dan R20 b. Paper ring untuk R6, R14, dan R20 c. Top Washer untuk R6, R14 dan R20 d. Toplead untuk R6, R14 dan R20 e. PVC R14 f. PET yang dipotong g. Bottom washer untuk R6, R14 dan R20 h. Mangkok untuk R6, R14 dan R20 6. Proses pemotongan PET dan PVC Bahan baku PET dan PVC dipesan dari supplier, dimana perusahaan hanya memotong plastic menjadi potongan-potongan dengan ukuran yang telah ada komponen ini. 7. Proses pembentukan top washer dan bottom washer Top washer dan bottom washer dibuat dengan menggunakan craft liner yang berwarna coklat. Satu potongan dapat digunakan untuk membuat kedua komponen ini. 8. Proses pembentukan paper ring Paper ring dibuat sebagai penutup pada bawah dan atas battery yang dipotong sesuai ukuran yang di tentukan. 9. Proses pembentukan jacket Jacket dibuat untuk semua ukuran jenis battery, di mana proses ini adalah memotong lempengan jacket menjadi lembaran-lembaran jacket yang siap di kirim ke bagian printing jacket. Pada proses pembentukan jacket ini, blank (lembaran) jacket yang telah dibuat, diinspeksi dari visual printing, warna dan tulisan dengan menggunakan sampel. Setelah diperiksa, blank siap untuk
dilengkungkan dengan menggunakan mesin banding dengan standar kerenggangan 1,6 mm. Setelah dilengkungkan (crimping), kemudian diperiksa tingginya, diameternya, kedalamanya dan visualnya yang meliputi warna, tulisan, dll. Pada proses banding ini dilakukan 2 kali proses banding, di mana proses pertama, banding dilakukan pada sebelah kiri, dan banding kedua dilakukan pada sebelah kanan. Apabila terdapat jacket yang terbalik, mesin akan mati oleh karena sensor. 10. Proses Assembling Pada proses assembling semua komponen yang telah dikerjakan masuk ke stasiun ini. Pada proses ini, can yang telah di produksi dimasukkan ke dalam mesin separator, lalu akan dimasukkan paper line dan bottom washer. Setelah itu can masuk ke mesin tamping yang berfungsi untuk memasukkan bobbin (batangan black mix) dan electrolyte solution, ujung kaleng diblanding kembali. Can yang telah dicrimping tersebut diberi sealing aspal dan diberi PVC tube dan paper ring. Setelah battery telah ter-assembly, battery diberi virgin cap dengan menggunakan mesin caping. 11. Proses Packaging Proses ini merupakan proses terakhir dalam pembuatan battery. Battery yang telah disassembly diaging terlebih dahulu minimal 22 jam. Battery yang telah selesai diaging diletakkan di turn table, dan dilakukan testing secara manual dengan menggunakan sampel untuk mengetahui kualitas battery. Battery yang telah lulus uji akan dikemas dengan menggunakan plastik dengan system dibakar dengan menggunakan PVC. Banyaknya battery yang dikemas dengan menggunakan PVC, ditentukan oleh perusahaan. Pada saat baterai selesai dikemas, dilakukan visual manual terhadap battery yang sudah dikemas, baik dari paper ringnya, jacket dan printing dari jacket tersebut. Apabila terjadi kerusakan dari battery, battery akan dibuang dan dicatat kerusakannya untuk diserahkan kepada bagian produksi. Battery yang telah dikemas diberi sticker yang menunjukkan apakah battery tersebut untuk diekspor/import dan sticker ini juga untuk memudahkan pencarian apabila terjadi kerusakan karena terdapat kode perusahaan yang hanya diketahui oleh karyawan. Battery yang telah dikemas da diberi sticker, dimasukkan ke dalam kardus dengan berbagai jenis ukuran yaitu 12 lusin, 24 lusin dan sebagainya. Battery tersebut akan
dibawa dengan menggunakan pallet untuk didistribusikan kepada konsumen maupun agent-agent battery.
3.4 OPERATION PROCESS CHART PRODUKSI DAN FLOW PROCESS CHART Berikut ini merupakan peta proses operasi (Operation Process Chart) yang dibuat berdasarkan proses produksi yang telah dilakukan ditunjang dengan bahan baku, bahan penolong dan waktu serta jarak yang digunakan dalam proses pembuatan battery di PT. Internasional Chemical Industry, Peta Proses Operasi atau yang dikenal dengan sebutan OPC (Operation Process Chart) merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk memberikan informasi. Tetapi informasi yang diberikan OPC lebih mendetail dibandingkan dengan BOM ataupun struktur produk. Dari OPC kita akan dapat mengetahui berapa banyak suatu proses dilakukan serta berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu proses. OPC (Operation Process Chart) dari produk battery ABC dapat dilihat pada lampiran E. Peta Aliran Proses (Flow Process Chart) dapat dilihat pada Lampiran G.
BAB IV TEKNOLOGI 4.1 MESIN DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN PT. Internasional Chemical Industry memiliki fasilitas untuk membantu berjalannya suatu produksi. Fasilitas yang ada antara lain mesin – mesin dan material handling. Fasilitas ini memiliki jumlah dan fungsi tersendiri yang akan dijelaskan selanjutnya. Mesin – mesin ini dalam suatu pabrik merupakan hal yang signifikan karena mempengaruhi jalannya lini produksi yang merupakan asset penting dalam suatu pabrik. Mesin-mesin ini digunakan untuk menghasilkan battery secara bertahap, adapun mesin-mesin yang digunakan di PT. Internasional Chemical Industry beserta fungsinya dapat dilihat pada uraian di bawah ini: 1. Mesin Pelebur Zinc Slug Mesin ini berjumlah 2 buah di mana berfungsi untuk mencairkan Zinc Slug yang dicampurkan dengan timbal. Sekali proses pengerjaan yang dilakukan bisa memuat 12 ton zinc slug dan timbal. Temperatur panas yang terdapat pada mesin ini adalah ± 1000°C-1200°C, sebelum masuk ke dalam mesin pelebur ini, zinc slug dan timbal dibawa dengan menggunakan conveyor, Setelah proses peleburan, hasil peleburan akan keluar dan langsung masuk ke dalam mesin casting. 2. Mesin Casting Mesin ini berjumlah 2 buah dimana berhubungan dengan mesin pelebur zinc slug. Mesin casting berguna untuk mencetak hasil peleburan zinc slug dan timbal menjadi lempengan panjang. Pada saat berada dalam mesin casting, temperature panas lempengan besi adalah ± 250°C. Selanjutnya lempengan panajang akan masuk ke mesin rolling. 3. Mesin rolling
Mesin rolling berjumlah 2 buah, dimana berhubungan dengan mesin casting yang berfungsi untuk mempertipis lempengan sesuai keinginan, biasanya bekisar antara 4-5 mm. Dari mesin rolling dilanjutkan ke mesin cutting melalui mesin drawing.
4. Mesin Drawing Mesin drawing berhubungan dengan mesin rolling, yang berfungsi untuk menarik lempengan dari mesin rolling ke mesin cutting. 5. Mesin Cutting Mesin ini berjumlah 2 buah dimana berhubungan dengan mesin cutting berfungsi untuk memotong lempengan menjadi 130 cm, panas lempengan pada saat berada di mesin cutting adalah ± 150°C. 6. Mesin Punch Mesin punch digunakan untuk mencetak lempengan yang telah dibuat sebelumnya menjadi dies set (bagian dalam baterai). Kebisingan mesin ini adalah 95-99 dB, sehingga operator yang menggunakan harus memakai ear plug. 7. Mesin Upper Punch Mesin ini berjumlah 13 mesin untuk battery ukuran R20 dengan 7 operator, 2 mesin untuk produksi battery ukuran R14 dengan 1 operator, 11 mesin untuk produksi battery ukuran R6 dengan 5 operator. Mesin ini berfungsi untuk membuat can (kaleng) dari battery tersebut. Setelah terbentuk can dari lempengan yang telah dibentuk di mesin punch tadi akan dimasukkan ke dalam mesin can cutting. 8. Mesin can cutting Mesin can cutting sama jumlahnya dengan mesin upper punch, di mana peletakkannya dekat dengan mesin upper punch. Mesin ini berfungsi untuk memotong pinggiran can yang tidak sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan agar menjadi rata. Mesin untuk jenis battery R14 dan R20 berasal
dari Taiwan. Adapun ketentuan dari spesifikasi can dapat dilihat pada table di bawah ini. Tabel 4.1.Standar untuk Can Battery jenis R20 Minimum Maximum Tinggi 53,5 mm 53,7 mm Tebal dinding 0,33 mm 0,37 mm Tebal dasar 0,3 mm 0,4 mm Berat 14,9 gr 15,5 gr Diameter 31,15 mm 31,25 mm (Sumber: PT. International Chemical Industry) Tabel 4.2.Standar untuk Can Battery Jenis R14 Minimum Maximum Tinggi 42,7 mm 42,9 mm Tebal dinding 0,35 mm 0,39 mm Tebal dasar 0,37 mm 0,412 mm Berat 9,4 gr 9,18 gr Diameter 23,65 mm 23,75 mm (Sumber: PT. International Chemical Industry) Tabel 4.3. Standar untuk Can Battery jenis R6 Minimum Maximum Tinggi 43,9 mm 44,1 mm Tebal dinding 0,27 mm 0,3 mm Tebal dasar 0,37 mm 0,42 mm 0,42 mm Berat 3,67 gr 0,42 gr Diameter 13,28 mm 13,25 mm (Sumber: PT. International Chemical Industry) 9. Mesin pengaduk Mesin pengaduk ini berbentuk seperti kapsul yang berjumlah 2 buah, di mana berguna untuk mengaduk bahan baku untuk membuat black mix. Maksimal bahan baku yang diaduk untuk sekali pengadukan adalah 1 ton. Setelah black mix selesai diaduk diletakkan pada tempat yang telah disediakan. Untuk menentukan ukuran black mix yang tepat digunakan mesin tamping. 10. Mesin separator Mesin ini berfungsi untuk memberikan bottom washer pada bagian bawah can (kaleng) yang telah diproduksi sebelumnya. Mesin ini berjumlah 2 buah untuk masing-masing ukuran battery R6 dan R20. Untuk R14 jumlah mesin hanya 1 buah dan masih menggunakan system manual. 11. Mesin paper ring
Mesin ini berfungsi untuk mencetak paper ring yang digunakan pada bagian bawah can (kaleng) yang telah diproduksi sebelumnya. Mesin ini berjumlah 2 buah.
12. Mesin Top Washer Mesin ini berjumlah 1 buah untuk R20 dan berjumlah 2 buah masih-masing untuk R6 dan R14. Mesin ini berfungsi untuk memberikan top washer pada bagian atas can (kaleng) yang telah diproduksi sebelumnya. 13. Mesin potong PVC dan PET Mesin ini berfungsi untuk memotong lembaran PVC dan PET yang telah dibeli dari supplier menjadi potongan-potongan yang telah ditentukan ukurannya sebelumnya. 14. Mesin Carbon Mesin ini berfungsi untuk memasukkan black mix yang telah di-aging minimum 22 jam. Black mix yang dimasukkan ke dalam kaleng dipadatkan menjadi bobbin (batangan karbon) 15. Mesin Crimping Fungsi mesin ini adalah untuk membentuk lengkunaga pada sisi kiri dan kanan kaleng baterai dengan lengkungan yang telah diatur sebelumnya. Proses pelengkungan ini disebut proses banding. Ukuran kelengkungan bekisar 5 mm. 16. Mesin Curling Mesin ini berfungsi untuk memberikan lengkungan pada bibir atas battery, dan diberikan aspal pada bibir battery. 17. Mesin Tamping Mesin ini berfungsi untuk menekan ini baterai agar menjadi padat dan memberikan cairan electrolyte solution pada kaleng yang telah diisi dengan batangan karbor.
18. Mesin Caping Mesin ini berfungsi untuk memberikan virgin cap (warna merah) pada bagian atas battery. Material handling yang terdapat di PT. International Chemical Industry adalah: 1. Hoist Hoist biasa digunakan di dalam dapur peleburan zinc slug yang digunakan untuk mengangkut lempengan besi ke stasiun kerja yang lain. Hoist biasa memiliki alur jalan dari arah kanan dan kiri dan biasanya tertempel di langitlangit dan memiliki penjepit. 2. Handpallet Handpallet digunakan untuk bahan baku, pembantu maupun komponan yang akan dipindahkan dari satu departemen ke departemen lainnya. Handpallet biasa digunakan untuk mengangkut barang dengan jumlah yang tidak terlalu banyak dan lebih ringan. 3. Forklift Forklift hampir sama kegunaannya dengan handpallet, perbedaannya adalah forklift lebih sering digunakan untuk mengangkut bahan baku, penolong dan komponen yang lebih berat dan dalam jumlah yang banyak. 4. Lorry Lorry biasanya digunakan untuk mengangkut dari mesin ke mesin lain dengan kuantitas pengangkutan yang tidak terlalu banyak. 5. Trolly Trolly digunakan untuk mengangkut barang sub-assembly dari satu departemen ke departemen lain dengan kuantitas pengankutan yang tidak terlalu banyak. 6. Conveyor Alat material handling ini merupakan alat yang biasanya melekat dari sati mesin ke mesin lainnya, dapat dikatakan sebagai area berjalan produk. Kegiatan dalam perawatan mesin dan peralatan meliputi: a. b. c. d. e. f. g.
Pembersihan Pelumasan Penggantian part Pengukuran Penyetelan Penggantian Pelumasan Pengecekan fungsi sensor
Petawatan mesin dan peralatan dibagi menjadi 3 bagian yaitu: 1. Perawatan harian a. Perawatan harian di semua bagian dilakukan setiap hari produksi saat awal start /selama produksi/menjelang selesai produksi/selesai produksi
b. Perawatan harian dilakukkan sesuai table perawatan harian masing-masing di sub bagian yang terlampir dalam instruksi kerja. c. Perawatan harian dilakukkan secara kontinu setiap harinya oleh operator/karyawan/karyawati sesuai pembagian tugas di masing-masing bagian yang dikoordinir oleh mekanik. d. Pembersihan harian tidak menggunakan formulir hanya menggunakan table poin-poin yang dibersihkan di bagian masing-masing bagian sebagai acuan. e. Pelumasan harian dilakukkan berdasarkan table pelumasan masing-masing bagian sebagai acuan. f. Pengecekan fungsi sensor dilakukkan sesuai dengan formulir pengecekan sensor. 2. Perawatan diperkiran (Predictive Maintenance) a. Perawatan predictive dilakukan karena: Adanya penggantian consumable part atau dari penurunan kualitas
dari bahaya penunjangan mesin tertentu. Mengikuti perawatan bagian yang
melakukan
perawatan
berdasarkan comsumable part tertentu tersebut. b. Bagian dilakukanya perawatan predictive adalah: Consolidated can dan assembling berdasarkan umur pakai dies. Cathode mix berdasarkan umur pakai compactor roll. Washing berdasarkan umur pakai actrell dan mesin washing. Electrolyte solution berdasarkan nilai conductivity air pada unit delozined water machine. c. Sebelum menjelang pelaksanaan
perawatan,
mekanik
harus
mengkoordinasikan waktu perawatan mesin dengan supervisor/assistant supervisor mekanik. d. Pelaksanaan predictive dilakukan oleh operator, karyawan/karyawati sesuai pembagian tugas yang dikoordinir oleh mekanik. e. Pelaksanaan perwawatan predictive dilakukan sesuai dengan rencana yang tertuang dalam formulir target CPM, rencana yang realisasi perawatan. Pelaksanaan perawatan yang sesungguhnya ditulis dalam kolom realisasi dalam formulir tersebut. f. Laporan ini diserahkan paling lambat satu hari setelah pelaksanaan perawatan kepada supervisor/assistant supervisor mekanik. g. Untuk service berikutnya, mulai disiapkan/direncanakan 1 hari sesudah perawatan sampai tanggal perkiraan perawatan berikutnya. 3. Perawatan periodic (Periodic Maintenance) a. Perawatan periodic dilakukan karena umur spare part tidak bisa dipastikan atau tidak terbatas, sehingga ditetapkan peraturan perawatan dipastikan atau tidak terbatas, sehingga ditetapkan peraturan perawatan dalam selang watu tertentu dalam hari produksi yang sudah ditetapkan.
b. Mekanik dengan persetujuan supervisor/assistant supervisor mekanik mengatur pembagian tugas pelaksanaan dan lama waktu perawatan kepada operator, karyawan/karyawati yang ditulis dalam formulir target CPM rencana dan realisasi service. c. Pelaksanaan perawatan periodic dilakukan sesuai dengan rencana yang tertuang dalam formulir target CPM, rencana dan realisasi perawatan. Pelaksanaan perawatan yang sesungguhnya ditulis dalam kolom realisasi dalam formulir tersebut. d. Laporan ini diserahkan paling lambat 1 hari setelah pelaksanaan perawatan kepada supervisor/assistant supervisor mekanik. Untuk perawatan berikutnya, mulai disiapkan atau direncanakan 1 hari sesudah perawatan sampai dengan tanggal perkiraan produksi.