BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Industri pariwisata saat ini sedang berkembang pesat. Kebutuhan akan hiburan yang terus meningkat akibat banyaknya tekanan dari lingkungan membuat masyarakat gemar mengunjungi tempat wisata. Peluang ini tentu saja tidak akan dibiarkan begitu saja oleh pemerintah, swasta dan masyarakat. Dapat dilihat dari usaha pemerintah yang banyak membangun ruang terbuka hijau. Di Kota Bandung sendiri sudah banyak bermunculan taman-taman yang dilengkapi dengan fasilitas umum yang memadai, seperti tempat duduk yang banyak, wi-fi, penerangan yang bagus sehingga taman-taman tersebut terlihat cantik dan lain sebagainya. Dengan berdirinya taman-taman ini, tentu menjadi sumber rezeki bagi masyarakat sekitar. Banyak masyarakat yang menjajakan dagangannya kepada pengunjung taman sehingga pengunjung semakin betah bersantai-santai di dalam taman. Selain itu keindahan taman-taman ini tentu saja bisa memperkuat citra Kota Bandung yang mempunyai julukan sebagai Kota Kembang dan membuat wisatawan baik yang nusantara dan mancanegara betah mengunjungi Kota Bandung. Dapat dirasakan oleh penduduk Kota Bandung, jika weekend telah tiba atau libur nasional, maka jalanan Kota Bandung akan macet dikarenakan penuhnya kendaraan-kendaraan yang dibawa oleh wisatawan. Tidak hanya taman-taman saja, di Kota Bandung dikenal banyak menjajakan wisata kuliner, wisata alam, dan wisata dibidang fashion. Oleh karena potensinya, Kota Bandung ditunjuk oleh Kementrian Pariwisata sebagai destinasi wisata nasional. Kota Bandung akan dijadikan fokus utama Kementrian Pariwisata untuk meningkatkan wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan setiap tahunnya wisatawan nusantara yang datang ke Kota Bandung bisa mencapai enam juta orang. Setelah Kota Bandung, Kementrian Pariwisata akan menggarap Surabaya, 1
Medan, dan Makasar (http://www.galamedianews.com, diakses pada tanggal 7 Juni 2015, pukul 22.09 WIB). Kota Bandung dapat berbangga diri karena pada tahun 2015, Kota Bandung terpilih sebagai salah satu destinasi wisata favorit di kawasan Asia. Kehebatan Kota Bandung dapat dilihat dengan diraihnya posisi ke empat setelah Bangkok, Seoul, dan Mumbai sebagai destinasi wisata favorit di Asia. Hasil tersebut didapatkan dari survei independen yang dilakukan terhadap wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara di situs jejaring sosial, Facebook. Walikota Bandung Ridwan Kamil pun mengatakan akan membenahi fasilitas pariwisata untuk memancing lebih banyak wisatawan. Revitalisasi fasilitas-fasilitas umum mulai dilakukan, yaitu revitalisasi bandara dan terminal (http://www.cnnindonesia.com, diakses pada tanggal 29 Februari, pukul 03.00 WIB). Kota Bandung boleh memiliki banyak prestasi. Namun yang paling membanggakan adalah kepedulian Kota Bandung terhadap peninggalan sejarah dan budayanya. Jika wisatawan datang ke Kota Bandung tepatnya di jalan Braga, maka wisatawan akan disuguhkan dengan bangunan-bangunan historical peninggalan jaman dahulu. Apalagi Braga sekarang sudah disulap menjadi lebih cantik karena pada 24 April 2015 lalu, digelarnya puncak peringatan Konfrensi Asia Afrika di Bandung. Banyak sarana umum yang dibangun serta diperbaiki di sekitaran jalan Braga dan Asia Afrika yang dipercantik untuk puncak acara KAA di Bandung. Namun setelah acara KAA selesai, wisatawan dan masyarakat tetap dapat merasakan manfaat dari pembangunan serta perbaikan fasilitas umum di jalan Asia Afrika dan Braga yang membuat wisatwan gemar berfoto ria bersama keluarga atau teman-temannya dan bersantai-santai di fasilitas umum yang berada di depan bangunan-bangunan historical Kota Bandung. Sehingga baik wisatawan dan masyarakat dapat turut mengapresiasi bangunan-bangunan historical tersebut sehingga dapat terus dijaga keberadaannya dan menjaga pula lingkungannya agar bisa terawat dan tetap cantik (http://www.antaranews.com, diakses pada tanggal 29 Februari 2016, pukul 11.45 WIB). 2
GAMBAR 1.1 GEDUNG MERDEKA, SALAH SATU BANGUNAN HISTORICAL KOTA BANDUNG
Sumber : http://www.indonesiakaya.com, diakses pada tanggal 29 Februari 2016, pukul 11.55 WIB. Selain bangunan historical yang menjadi magnet bagi wisatawan. Terdapat juga wisata edukasi yang menjadi daya tarik Kota Bandung. Terdapat beberapa museum di Kota Bandung yang menawarkan koleksi yang berbeda satu dengan lainnya. Museum merupakan wisata edukasi yang mempunyai fungsi sebagai pembelajaran mengenai seni dan budaya bagi seluruh lapisan masyarakat dan di dalamnya menyimpan peninggalan berbagai benda bersejarah yang sangat berharga dan tidak ternilai harganya. Seiring berjalannya waktu dan teknologi yang semakin berkembang, memungkinkan masyarakat mengakses berbagai konten di internet melalui gadget mereka, sehingga mereka tidak perlu datang secara langsung ke museum. Dikarenakan perkembangan teknologi yang pesat dan perubahan gaya hidup dari waktu ke waktu, mengharuskan museum untuk terus berinovasi agar fungsi dan perannya sebagai sarana edukasi seni dan budaya tetap berjalan yang bertujuan menarik minat masyarakat untuk berkunjung terus ke museum.
3
TABEL 1.1 DAFTAR MUSEUM DI KOTA BANDUNG NO.
NAMA MUSEUM
1.
Museum Geologi
FOTO
ALAMAT Jln. Diponegoro No. 57. Bandung
2.
Museum Konfrensi
Jln. Asia
Asia Afrika
Afrika No. 5. Bandung
3.
Museum Negeri Sri
Jln. BKR
Baduga
No.185. Bandung
4.
Museum Mandala
Jln. Lembong
Wangsit Siliwangi
No. 38. Bandung
4
5.
6.
Museum Pos
Jln. Cilaki No
Indonesia
73. Bandung
Museum Barli
Jln. Prof. Ir. Sutami No. 91. Bandung
Sumber : http://www.disparbud.jabarprov.go.id, diakses pada tanggal 7 Juni 2015, pukul 23.27 WIB. Dari banyaknya museum, dari yang berada di Kota Bandung ataupun yang tersebar di seluruh Indonesia. Tentu tidak semuanya dikelola oleh pemerintah. Ada beberapa Museum yang dikelola oleh swasta. Museum yang berperan sebagai sarana edukasi tentu saja butuh diapresiasi. Manfaatnya, agar orang-orang yang berperan aktif dan pengelola ada rasa untuk terus termotivasi agar museumnya dapat dikenal oleh khalayak luas dan informasi yang dimiliki oleh museum dapat tersebar luas serta dijadikan bahan pembelajaran. Oleh karenanya, terdapat suatu komunitas yang menyelenggarakan sebuah acara sebagai bentuk apresiasi kepada museum-museum di Indonesia. Acara tersebut dinamakan dengan Museum Award. Acara Museum Award yang diselenggarakan oleh Komunitas Jejak Langkah Sejarah atau disingkat Jelajah dari tahun 2012 hingga saat ini. Tujuan utama pelaksanaan Museum Award adalah untuk meningkatkan minat masyarakat agar terus berkunjung ke museum dan mengapresiasi dengan cara memberikan penghargaan terhadap tokoh, pengelola, museum, dan pekerja di bidang sejarah baik kepurbakalaan dan permuseuman sebagai bentuk apresiasi dan cermin 5
perhatian terhadap museum-museum di Indonesia, sehingga memunculkan motivasi untuk terus meningkatkan kinerjanya (http://m.galamedianews.com, diakses pada tanggal 10 November 2015, pukul 09.00 WIB). Menurut Ibu C. Musiana selaku Ketua Umum Komunitas Jelajah dan Ketua Penyelenggara Museum Award dalam hasil wawancara dengan penulis, setiap tahunnya Museum Award mempunyai empat kategori tetap dan beberapa kategori khusus untuk diperebutkan oleh museum-museum yang telah masuk nominasi, yaitu Museum Cantik, Museum Pintar, Museum Bersahabat, dan Museum Menyenangkan. Sedangkan kategori khusus diberikan kepada tokoh-tokoh dibidang sejarah dan kepurbakalaan. Pada penghelatan Museum Award yang ke-3 tepatnya tahun 2014, pelaksanaan Museum Award terdiri atas empat kategori, yaitu Museum Cantik, Museum Pintar, Museum Bersahabat, Museum Menyenangkan dan Museum Terbaik se-DKI Jakarta serta ketegoir khusus Lifetime Achievment . Nominasinya adalah sembilan museum Se-DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten yang memperebutkan penghargaan Museum Award ke-3 ini, yaitu Museum Bank Indonesia, Museum Benteng Heritage, Museum Konfrensi Asia Afrika, Museum Geologi Kota Bandung, Museum Di Tengah Kebun, Museum Tekstil, Museum Hary Darsono, Museum Fatahillah, dan Museum Nasional. Museum Geologi Kota Bandung hadir sebagai pemenang kategori Museum Cantik dan Museum Menyenangkan. Kemenangan Museum Geologi Kota Bandung didasari dari berbagai
aspek, yaitu inovasi dan pelayananan serta
tampilan nyaman dan baik. Penilaian oleh juri diMuslakukan secara diam-diam tanpa sepengetahuan dari pihak Museum Geologi (http://suakaonline.com, diakses pada tanggal 10 November 2015, pukul 10.00 WIB). Inovasi dan pelayanan serta tampilan nyaman dan baik merupakan hasil dari strategi public realtions yang dilakukan oleh public relations officer Museum Geologi Kota Bandung, berikut adalah strategi public realtions Museum Geologi Kota Bandung menurut bapak Danang dan mas Torry: 6
1. Sosialisasi dan Pameran. Sosialisasi dilaksanakan oleh Museum Geologi Kota Bandung, baik di Kota Bandung ataupun di luar Kota Bandung dengan peserta guru geologi dan pelajar. Sedangkan pameran terbagi tiga, yaitu pameran keliling, pameran tunggal, dan pameran dengan pihak terkait. 2. Sosial media dan Website. Museum Geologi Kota Bandung mempunyai account di social media Twitter dan juga baru meluncurkan website resminya. 3. Revitalisasi Bangunan dan Budgeting. Revitalisasi bangunan berupa tambahan fasilitas dan konservasi bangunan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dari pengunjung. Kegiatan budgeting dilaksanakan untuk mengukur dan mengatur biaya dalam setiap strategi yang akan dijalankan. 4. Pembuatan Poster, Banner, Spanduk, Buku Panduan, Buku Materi Sosialisasi guna membantu dalam menyebarluaskan informasi dan agar pengunjung lebih mengenal Museum Geologi Kota Bandung. 5. Display exhibition dan Display informasi wisata adalah pengaturan tata letak dan penampilan dari koleksi-koleksi yang dimiliki oleh Museum Geologi Kota Bandung yang tak lupa memikirkan bagaimana pesan/ilmu dari koleksi tersebut dapat tersalurkan kepada pengunjung Museum Geologi Kota Bandung. 6. Bekerja sama dengan Media Cetak, Elektronik, Media event, Special event, dan menjadi Sponsorship. 7. Membuat Mading, Newsletter, Guide map. 8. Menjalin kerjasama yang baik melalui, Government relations, Community relations, Cooperate relations, dan News conference. Apakah delapan strategi ini berperan dalam kemenangan Museum Geologi Kota Bandung pada penghargaan Museum Cantik dan Museum Menyenangkan di ajang Museum Award 2014.
7
Museum Geologi Kota Bandung merupakan museum yang menjadi tanggung jawab dari Kementrian Energi Sumber Daya Mineral dan berlokasi di jalan Diponegoro yang tidak jauh dari Gedung Sate ini adalah museum yang digemari untuk dijadikan study tour oleh sekolah-sekolah, baik yang berada di Kota Bandung ataupun di luar Kota Bandung. Daya tarik Museum Geologi adalah koleksinya yang sangat mengedukasi. Koleksi yang dimiliki oleh Museum Geologi Kota Bandung yaitu bebatuan, fosil, dan mineral. Di tempat ini pengunjung juga dapat mempelajari banyak hal yang berhubungan dengan bencana alam, bumi, pemanfaatan sumber daya dengan benar, dan cara mengolah energi (http://anekatempatwisata.com, diakses pada 27 April 2015, pukul 23.00 WIB). Gambar 1.2 Koleksi Fosil Museum Geologi Kota Bandung
Sumber : http://www.indonesiakaya.com, diakses pada tanggal 11 Mei 2015, pukul 03.59 WIB. Berdasarkan observasi pada tanggal 8 Juli 2015 yang diperoleh dari bapak Danang, selaku Koordinator Public Relations Museum Geologi Kota Bandung, diketahui informasi mengenai jumlah pengunjung Museum Geologi Kota Bandung. Data pengunjung terhitung mulai tahun 2010 dengan jumlah kunjungan 400.726 orang, tahun 2011 mengalami kenaikan dengan jumlah 441.344 orang, tahun 2012 naik dengan jumlah 518.727 orang, sedangkan tahun 2013 mengalami penurunan dengan jumlah 512.882 orang, tahun 2014 mengalamai kenaikan dengan jumlah 541.702 orang. Dapat ditarik kesimpulan jika pengunjung yang 8
diperoleh Museum Geologi Kota Bandung terus mengalami kenaikan walaupun sempat turun sekali di tahun 2013. Dari data ini dapat dilihat jika minat wisatawan terhadap Museum Geologi Kota Bandung sangatlah besar dan Museum Geologi Kota Bandung menjadi wisata edukasi yang digemari di Kota Bandung. Prestasi inilah yang menjadi salah satu faktor yang membuat Museum Geologi Kota Bandung masuk ke dalam nominasi Museum Award 2014. Minat wisatawan yang besar terhadap Museum Geologi Kota Bandung tentu saja menjadi tanggung jawab dari public relations Museum Geologi Kota Bandung untuk menbuat program-program yang tepat sasaran dan mengkomunikasikannya ke khalayak luas, sehingga minat wisatawan terhadap Museum Geologi Kota Bandung akan terus ada dan tidak bosan. Majelis Humas Dunia (World Assembly of Public Relations) dalam buku Morissan mendefinisikan humas sebagai berikut: Majelis Humas Dunia (Morissan, 2008:8) Public relations is the art and social science of analyzing tends, predicting their consequences, counseling organization leaders and implementing planned programs of action which serve both the organization’s and the public interest. (Humas adalah seni dan ilmu sosial dalam menganalisis kecenderungan, memperkirakan akibatakibat, memberikan saran kepada pimpinan perusahaan serta melaksanakan program tindakan terencana yang melayani baik kepentingan organisasi dan khalayaknya). Menurut Marthin-Anderson dalam buku Hafied Cangara mengartikan strategi adalah “Seni di mana melibatkan kemampuan intelegensi/pikiran untuk membawa semua sumber daya yang tersedia dalam mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal dan efisien” (Cangara, 2013:61). Sedangkan menurut Kasali dalam buku Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto menyatakan bahwa public relations dapat memberikan kontribusinya dalam proses strategic management melalui dua cara, yaitu: Kasali (Soemirat dan Ardianto 2010:92-93) pertama melakukan tugasnya sebagai bagian dari strategic management keseluruhan organisasi dengan melakukan survey atas lingkungan dan membantu mendefinisikan misi, sarana, dan objective organisasi/perusahaan. Keterlibatan PR dalam proses 9
menyeluruh ini akan memberi manfaat yang besar bagi perusahaan dan sekaligus bagi PR itu sendiri, khususnya pada tingkat korporat. Kedua: PR dapat berperan dalam strategic management dengan mengelola kegiatannya secara strategis. Artinya bersedia mengorbankan kegiatan jangka pendek demi arah perusahaan secara menyeluruh. Dari definisi para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi public relations memegang peranan penting di dalam sebuah organisasi atau perusahaan untuk mencapai goals nya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Public Relations Museum Geologi Kota Bandung (Studi Deskriptif Strategi Public Relations Museum Geologi Kota Bandung Sebagai Pemenang Penghargaan Museum Cantik dan Museum Menyenangkan Di Acara Museum Award 2014).” 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti menetapkan fokus penelitian, yaitu: 1. Bagaimana perencanaan strategi public relations yang dilakukan oleh Museum Geologi Kota Bandung? 2. Bagaimana pelaksanaan strategi public relations yang dilakukan oleh Museum Geologi Kota Bandung? 3. Apakah Strategi Public Relations Museum Geologi Kota Bandung turut andil terhadap
kemenangan Museum Geologi Kota Bandung dalam
kategori Museum Cantik dan Museum Menyenangkan dalam acara Museum Award 2014? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah diatas adalah: 10
1. Mengetahui perencanaan strategi public relations yang dilakukan oleh Museum Geologi Kota Bandung. 2. Mengetahui pelaksanaan strategi public relations yang dilakukan oleh Museum Geologi Kota Bandung. 3. Mengetahui bahwa strategi public relations yang dilakukan oleh Museum Geologi Kota Bandung mempunyai andil terhadap kemenangan Museum Geologi Kota Bandung dalam kategori Museum Cantik dan Museum Menyenangkan dalam acara Museum Award 2014. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Aspek Teoritis Manfaat secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan wawasan serta menjadi referensi dalam penelitian ilmu komunikasi khususnya di bidang public relations selanjutnya. Terutama mengenai strategi public relations pada museum. 1.4.2 Aspek Praktis Manfaat praktis bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk memperdalam ilmu komunikasi khususnya dibidang public relations, menambah pengetahuan baru mengenai strategi public relations yang digunakan pada museum. Sedangkan bagi Museum Geologi Kota Bandung, penelitian ini bermanfaat sebagai sumbang pikiran yang positif mengenai manfaat strategi public relations sehingga dapat menjadi acuan perbaikan di periode selanjutnya. 1.5 Tahapan Penelitian Untuk melakukan sebuah penelitian kualitatif, penelitian harus lebih sistematis agar diperoleh hasil penelitian yang sistematis pula. Berikut adalah alur tahapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. 11
Gambar 1.3 Tahapan Penelitian
Tahap Pra Penelitian
Penentuan Subyek atau Objek Penelitian
Tahap Pengumpulan Data
Data Primer, Observasi dan Wawancara Langsung Kepada pihak Museum Pos Indonesia dan Museum Geologi Kota Bandung
Data Sekunder, melalui Studi Pustaka; Buku, Skripsi & Jurnal Terdahulu dan Internet; Website, Berita Online
Proses Pendekatan
Pelaksanaan Wawancara
Tahap Analisis & Representasi Data Hasil Wawancara
Mengolah Data
Penulisan Laporan
Penarikan Kesimpulan
Hasil Penelitian
Sumber: Olahan Peneliti, 2015
12
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.6.1
Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Museum Geologi Kota Bandung. Namun,
tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penelitian pada institusi lainnya demi mendapatkan informasi yang dapat mendukung analisis penelitian ini. 1.6.2
Waktu Penelitian Tabel 1.2 Waktu Penelitian Bulan
Kegiatan
Septem ber 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Pra Penelitian Penelitian Lapangan Wawancara Informan Pengumpulan & Pengolahan Data Menyusun Proposal Seminar Proposal Menyusun Skripsi Sumber: Olahan Peneliti, 2015
13
1.7 Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Berisi mengenai latar belakang penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tahapan penelitian, lokasi dan waktu penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Berisi mengenai penelitian terdahulu dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dan kerangka pemikiran.
BAB III
METODE PENELITIAN Berisi
mengenai
paradigma
penelitian,
metode
penelitian,
pendekatan penelitian, subjek dan objek penelitian, definisi konsep, unit analisis, teknik pengumpulan data, teknik keabsahan data, dan teknik analisis data. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan secara kornologis dan sistematis sesuai dengan masalah serta tujuan penelitian.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN Berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
14