BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kejahatan yang terjadi di Indonesia masih sering terjadi tanpa melihat siapa korbannya baik itu perorangan maupun di suatu instansi/perusahaan. Para pelaku juga tidak segan-segan untuk melukai korbannya bahkan membunuh. Seperti yang dinyatakan oleh Kapolri Jenderal Timur Pradopo bahwa Jumlah kejahatan di Indonesia sepanjang 2012, sampai Nopember 2012 mencapai 316.500 kasus dengan resiko penduduk yang mengalami kejahatan 136 orang. Jadi, setiap 1 menit dan 31 detik terjadi 1 kejahatan. Kejahatan tersebut menjadi tren yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat di tahun 2012. Kendati begitu, angka kejahatan pada tahun 2012 menurun dibandingkan tahun 2011 ada 347.605 kasus dan tahun 2010 terjadi 332.490 kasus kejahatan, angka ini setara dengan 53 persen. Dalam memerangi kejahatan tidak hanya dilakukan oleh aparat keamanan, tetapi diri sendiri juga harus bisa mencegah kejahatan yang terjadi. Salah satu aparat keamanan yang bertugas di salah satu instansi/perusahaan adalah satpam (Satuan Pengamanan). Sesuai dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007, bahwa Satuan Pengamanan merupakan bentuk pengamanan swakarsa yang bertugas membantu Polri di bidang penyelenggaraan keamanan dan ketertiban masyarakat, terbatas pada lingkungan kerjanya. Tugas pokok Satpam adalah menyelenggarakan keamanan dan ketertiban di lingkungan/tempat kerjanya yang meliputi aspek pengamanan fisik, personel, informasi dan pengamanan teknis lainnya. Fungsi satpam adalah melindungi dan mengayomi lingkungan/tempat kerjanya dari setiap gangguan keamanan, serta menegakkan peraturan dan tata tertib yang berlaku di lingkungan kerjanya. Dalam pelaksanaan tugasnya sebagai fungsi kepolisian terbatas berperan sebagai
unsur
pembantu
pimpinan
organisasi,
perusahaan
dan/atau
instansi/lembaga pemerintah, pengguna satpam di bidang pembinaan keamanan dan ketertiban lingkungan/tempat kerjanya. Peran lain dari satpam adalah
pembantu polri dalam pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan peraturan perundang-undangan serta menumbuhkan kesadaran dan kewaspadaan keamanan (security mindedness dan security awareness) di lingkungan/tempat kerjanya. Berdasarkan penyelenggaraan dan manfaatnya organisasi satpam berasal dari dua sumber, yaitu satpam organik perusahan (in house security) dan satpam yang berasal dari badan usaha di bidang jasa pengamanan (out source), maka hal ini akan membawa implikasi yang berbeda pula dalam sifat hubungan kerja dengan manajemen perusahan. Satpam organik perusahaan sifat hubungannya adalah hubungan tenaga kerja industrial yang terikat oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan (UU No. 13 Tahun 2003), sedangkan hubungan satpam out source dengan perusahaan user bersifat kontraktual atau perjanjian, yaitu perjanjian kerjasama antara perusahaan user dengan BUJP (Badan Usaha Jasa Pengamanan) sumber satpam out source. Meskipun berbeda sumber asalnya, namun setiap satpam harus memiliki kompetensi sebagaimana dikehendaki oleh Peraturan Kapolri Nomor 18 Tahun 2006 tentang Pelatihan dan Kurikulum Satuan Pengamanan. Dalam pelaksanaan tugasnya, seorang satpam juga harus senantiasa mematuhi Kode Etik Satpam dan Prinsip Penuntun Satpam. Hal-hal tersebut harus menjadi “sikap dan perilaku yang menjiwa” (security mindedness) bagi seorang satpam. Kewenangan yang dimiliki Satpam antara lain, melaporkan setiap kejadian tindak pidana yang terjadi di tempat kerjanya sehingga bisa diatasi dengan cepat dan tepat. Petugas satpam juga melaksanakan segala usaha dan upaya demi kelangsungan usaha atau bisnis perusahaan agar tetap berlangsung dengan baik dan menjalankan kegiatan menyelenggarakan dan melindungi lingkungan dan aset-aset perusahaan maupun pekerja atau buruh perusahaan sehingga keamanan tetap berjalan sebagaimana mestinya tanpa ada gangguan yang akan merugikan perusahaan. Sebagai penegak hukum terbatas, Satpam berhak melakukan tindakan secara representif Non Yustisiil (menindak, menangkap, memborgol, melakukan interogasi awal) sebelum diserahkan kepada kepolisian untuk proses lebih lanjut (Sudahnan, 2011).
Penelitian ini dilakukan di PT. Garuda Merah Indonesia. Perusahaan BUJP (Badan Usaha Jasa Pengamanan) yang bergerak di bidang outsource, pendidikan dan pelatihan satpam. Perusahaan tersebut dalam menilai kinerja seorang satpam dengan menggunakan sistem penilaian “teman menilai teman” sehingga masih banyak terjadi penilaian yang tidak akurat karena dalam penilaian tersebut bisa terjadi “kerjasama” saling menguntungkan. Dalam pelaporan kinerja ke direktur juga masih ada kekurangan karena harus merekap dari form tertulis ke format Microsoft Excel. Dengan demikian kualitas satpam saat ini sangat dibutuhkan karena sebagai pendukung produktivitas sebuah instansi/perusahaan dan juga sebagai penunjang daya saing dunia usaha. Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis memandang perlunya dibuat sebuah sistem yang mampu memprediksi kinerja satpam. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode naïve bayes classifier untuk mengklasifikasi kinerja baik atau buruk. Klasifikasi kinerja diperoleh dari pemrosesan kepribadian, kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh masingmasing satpam.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, dapat dibuat suatu rumusan masalah yaitu : 1) Bagaimana mengatasi permasalahan dalam mengetahui kinerja baik, cukup, dan buruk seorang satpam berdasarkan karakteristik kepribadian yang dimiliki. 2) Bagaimana
keakuratan
metode
naïve
bayes
classifier
untuk
mengklasifikasi kinerja seorang satpam.
1.3. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah : 1) Mengklasifikasi kinerja baik, cukup, dan buruk seorang satpam dengan menggunakan metode Naïve Bayes Classifier.
2) Klasifikasi
Kinerja
yang
dihasilkan
berdasarkan
kemampuan,
kepribadian, dan ketrampilan yang dimiliki oleh masing-masing satpam. 3) Perangkat lunak yang akan digunakan untuk membangun aplikasi ini adalah Delphi 2010 dan MySQL.
1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu : 1) Menghasilkan sebuah sistem yang mampu melakukan klasifikasi kinerja baik, cukup, dan buruk berdasarkan karakteristik kepribadian dari seorang satpam. 2) Menghasilkan keakuratan metode Naïve Bayes Classifier dalam mengklasifikasi kinerja satpam.
1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang didapatkan dari penenlitian ini adalah : 1) Mengetahui sejak dini potensi yang dimiliki seorang satpam yang sudah selesai mengikuti proses pendidikan dan pelatihan satpam yang selanjutnya akan dilakukan penempatan kerja, sehingga bisa dijadikan acuan dalam penyelenggaraan pendidikan oleh pengelola pusdiklat satpam. 2) Bagi direktur BUJP (Badan Usaha Jasa Pengamanan) bisa mengetahui
sejak dini potensi kinerja satpam yang akan disebar untuk penempatan kerja dan bisa dijadikan untuk penanganan selanjutnya.
1.6. Keaslian Penelitian Sejauh ini penelitian yang membahas tentang klasifikasi menggunakan metode naïve bayes classifier telah banyak dilakukan, begitu juga penelitian tentang pengaruh kepribadian terhadap kinerja juga telah banyak dilakukan.Akan tetapi berdasarkan referensi dan studi literatur yang telah dilakukan, penulis tidak menemukan penelitian yang membahas tentang penerapan naïve bayes classifier untuk mengklasifikasi kinerja seorang satpam.
1.7. Metodologi Penelitian Metode yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat, dilakukan teknik pengumpulan data dan perhitungan dengan cara seperti pada Gambar 1.1.
Mulai
Pengumpulan Data
Analisis & Perancangan Sistem
Implementasi
Penyusunan Laporan
Evaluasi dan Perbaikan
Pengujian
Selesai
Gambar 1.1 Metodologi Penelitian
1.7.1. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan empat cara yaitu studi pustaka, observasi, wawancara, kuesioner. a. Studi Pustaka Mempelajari literatur yang berkaitan dengan pengaruh kepribadian terhadap kinerja seorang pekerja dan penerapan metode naïve bayes classifier. Literatur diperoleh dari berbagai sumber antara lain laporan hasil penelitian ilmiah (tesis, disertasi atau jurnal), buku, majalah ilmiah, surat kabar, dokumen paten atau dari publikasi menggunakan media internet. b. Observasi Metode observasi adalah cara pengumpulan data atau fakta dengan terjun langsung ke sumber data. Data yang harus diperoleh dengan metode ini adalah data pengaruh kepribadian terhadap kinerja satpam. Data ini
diperoleh dari satpam yang sudah selesai mengikuti proses pendidikan dan pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Satpam. Selanjutnya fitur-fitur kepribadian tersebut akan diproses dan diklasifikasikan baik, cukup, dan buruk. c. Wawancara Mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pihak yang memiliki kapasitas dan informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian, dalam hal ini direktur BUJP. Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh informasi yang konkrit. Dalam penelitian ini wawancara juga dilakukan dengan pakar yang berkompeten dalam bidang psikologi, yaitu seorang psikiater yang sudah mempunyai sertifikat profesi ijin untuk membuka layanan konsultan psikolog. Selain wawancara dengan konsultan psikolog, juga dilakukan wawancara dengan pengelola Pusdiklat Satpam untuk mengetahui penilai satpam yang baik sehingga didapatkan data yang lebih akurat. d. Kuesioner Setelah mendapatkan beberapa informasi yang dilakukan sebelumnya, selanjutnya adalah pembuatan kuesioner yang ditujukan untuk satpam. Kuesioner berisikan pertanyaan tentang kepribadian, ketrampilan dan kemampuan yang akan digunakan sebagai data untuk mengklasifikasikan potensi kinerja baik, cukup, dan buruk dari seorang satpam.
1.7.2. Analisis dan perancangan sistem Pada tahap ini, dilakukan proses analisa data yang sudah didapat dari tahap sebelumnya. Program aplikasi ini ditujukan untuk mengetahui potensi kinerja satpam saat penempatan kerja. Sebelumnya petugas akan membuatkan akun yang terdiri dari username dan password bagi satpam untuk login ke dalam sistem dan mengerjakan soal tes kinerja satpam. Setelah login, satpam tersebut mulai menjawab semua soal psikotest. Setelah semua soal terjawab, sistem akan menghitung skor dari masing-masing variabel input. Setelah didapatkan nilai dari masing-masing variabel input, sistem akan membandingkan dengan nilai
kasifikasi yang sudah ada (case base) dari data sampel sebelumnya. Setelah dibandingkan, selanjutnya akan diperlihatkan hasil kinerja yang dimiliki oleh satpam tersebut kepada direktur BUJP.
1.7.3. Implementasi sistem Merupakan tahap untuk mengimplementasikan hasil rancangan sistem menjadi aplikasi perangkat lunak. Dalam implementasi ini, perancangan tadi diterapkan dalam bentuk source code pemrograman. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengimplementasikan penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu perangkat lunak sistem manajemen basis data (Database Management System/DBMS) dan perangkat lunak pemrograman (Programming). DBMS digunakan sebagai media penyimpanan (storage) soal uji kinerja dan basis kasus. Dalam penelitian ini DBMS yang digunakan adalah MySQL versi 8.5. Sedangkan perangkat lunak pemrograman menggunakan perangkat lunak berbasis visual.
Alasan
pemilihan
bahasa
pemrograman
berbasis
visual,
selain
memudahkan dari sisi pemrogram (programmer), juga memberikan tampilan (interface) yang user friendly. Penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman Embarcadero Delphi 2010.
1.7.4. Pengujian Tahap ini merupakan uji coba terhadap aplikasi yang dibuat dengan menggunakan kasus yang baru dan memastikan bahwa aplikasi telah berjalan dengan baik.
Dalam penelitian ini, proses pengujian dilakukan dengan
menggunakan data testing yang didapatkan dari penyebaran kuesioner sebelumnya.
1.7.5. Evaluasi dan perbaikan Pada tahap ini, dilakukan evaluasi dan perbaikan berdasarkan tahapan pengujian yang telah dilakukan. Jika hasil pengujian (analisa kuesioner) menunjukan bahwa aplikasi yang dikembangan sudah baik maka proses perbaikan tidak perlu dilakukan. Akan tetapi jika belum/tidak baik maka proses perbaikan
dapat dilakukan dengan beberapa hal antara lain memperbaiki nilai klasifikasi pada data sampel.
1.7.6. Penyusunan laporan Merupakan tahap akhir yang dilakukan dalam penelitian ini. Pada tahap ini dilakukan analisa kasus, analisa pengujian dan menyimpulkan hasil yang akan dipaparkan dalam laporan penelitian.
1.8. Sistematika Penulisan Penulisan Tesis ini akan dibagi dalam 7 bab, dengan rincian masing-masing sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Dalam pendahuluan ini membahas mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan secara sistematis tentang penelitian yang terdahulu dan menghubungkan dengan penelitian yang sedang dilakukan. BAB III. LANDASAN TEORI Pembahasan dalam landasan teori meliputi teori-teori yang digunakan dalam penelitian yaitu pengaruh kepribadian terhadap kinerja seorang satpam. Serta teori tentang klasifikasi menggunakan naïve bayes classifier. BAB IV. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai rancangan sistem klasifikasi kinerja satpam berdasarkan kepribadian yang dimiliki. Pengambilan data dilakukan dengan mengajukan soal kuesioner.
BAB V. IMPLEMENTASI SISTEM Di dalam bab ini berisi implementasi dari rancangan sistem yang sudah dibuat sebelumnya. BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini membahas hasil dari implementasi yang sudah dilakukan dan di dalam bab ini juga ditampilkan hasil dari implementasi. BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dari penelitian dan juga diberikan saransaran yang mungkin bisa dipertimbangkan untuk dapat menghasilkan suatu sistem klasifikasi yang baik lagi