BAB. I PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Pada hakikatnya manusia diciptakan berpasang-pasangan antara laki-laki dan perempuan untuk dapat melanjutkan generasi manusia secara turun-temurun. Untuk itu, antara laki-laki dan perempuan perlu adanya hubungan kepercayaan yang terikat melalui komitmen yang disebut dengan Pernikahan. Dalam hubungan antara laki-laki dengan perempuan juga diperlukan keserasian agar rumah tangga yang dibina dalam pernikahan menjadi nyaman dan dapat berjalan dengan baik. Pada masa kini, masyarakat khususnya anak muda yang berusia matang dan siap untuk menikah menggunakan istilah pacaran sebagai cara mereka untuk mengenal pasangan satu sama lain agar menemukan pasangan yang baik bagi kehidupan mereka. Disisi lain ternyata pacaran memiliki potensi yang lebih besar untuk mengarah ke hal negatif seperti menyalurkan nafsu, kesenangan sesaat, eksistensi dalam pergaulan, bahkan sampai pergaulan bebas. Pacaran dianggap sebagai hasrat manusia baik laki-laki maupun perempuan untuk ingin memiliki satu sama lain tanpa ingin ikatan resmi seperti menikah. Komitmen yang mereka buat dalam pacaranpun sederhana dengan berlandaskan sama-sama suka dan ingin saling mengasihi. Semakin lama hasrat itupun semakin bertambah dan semakin mengarah ke layaknya suami istri. Hal ini lah yang akhirnya menimbulkan istilah pergaulan bebas. Dengan demikian tujuan utama dalam pacaran pun semakin tersingkir dan makna yang dibentuk juga semakin berubah ke arah negatif. Dalam Islam, ada cara tersendiri untuk menemukan pasangan yang baik pada lakilaki dan perempuan untuk membangun keluarga yang serasi dan harmonis. Sebutan untuk keluarga harmonis dalam Islam yaitu keluarga sakinah, mawadah, dan warahmah. Dan proses perkenalan untuk mencapai keluarga harmonis tersebut di kenal dengan istilah Taaruf.
1
Dalam pandangan Islam, secara bahasa Taaruf dapat diartikan dengan kenalan. Namun secara makna, Taaruf adalah sebuah kegiatan bersilaturahmi, berkenalan dengan tatap muka, atau bertamu ke rumah seseorang dengan tujuan berkenalan dengan penghuninya. Biasanya tujuan dari berkenalan tersebut adalah untuk mencari jodoh untuk pasangan hidup yang akan dinikahi. Dalam praktiknya, Taaruf sangat berbeda dengan pacaran. Taaruf secara syariat agama Islam diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW bagi pasangan yang ingin menikah. Perbedaan yang jelas antara Taaruf dengan pacaran yaitu dari segi tujuan dan manfaatnya. Menurut Islam, tujuan pacaran lebih mengarah kepada kenikmatan sesaat, zina, dan maksiat. Sedangkan Taaruf sendiri tujuannya murni untuk mengetahui calon pasangan. Menurut prosesnya pun, Taaruf tetap menjaga laki-laki dan perempuan dengan tidak membiarkan mereka untuk berduaan. Pihak laki-laki boleh menanyakan hal apapun untuk mengetahui calon istrinya dan begitu pula sebaliknya dengan saling membawa wali. Hal ini pun dilakukan, agar kedua pasangan bisa saling mengenal satu sama lain dengan berdialog. Oleh karena itu perlu adanya edukasi tentang pola hubungan masyarakat khususnya anak muda dengan lawan jenis mereka agar dapat menemukan pasangan yang serasi tanpa meninggalkan syariat agama Islam. Salah satu media yang dapat digunakan untuk mengedukasi hal tersebut yaitu film. Film merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk meraih segmentasi muda sebagaimana yang telah dilakukan oleh Hanung bramantyo dalam film Ayat - Ayat Cinta (2008) yang melalui cerita fiksi dapat mengangkat topik agama ke dalam cerita cinta. Film tersebut memiliki gaya penyutradaraan yang mengarahkan penonton menikmati perasaan cinta sang tokoh yang bergejolak namun harus bisa menahannya karena ada aturan dalam agama. Sehingga penonton secara tidak langsung dapat diedukasi tentang sudut pandang Keislaman. Film memiliki jenis yang beragam dalam menyampaikan pesan. Salah satu jenis film yang sering digunakan untuk menyampaikan pesan edukasi tentang agama Islam yaitu Essay Film.
2
Essay Film merupakan jenis film yang penyampaian pesannya secara lugas, disampaikan oleh narator dan dikemas dengan sinematik yang menarik. Dalam memproduksi sebuah Essay Film. Peran Sutradara dalam penyutradaraan suatu karya film sangat dominan dari awal pra produksi sampai paska produksi. Dengan gaya penyutradaraan yang tepat seperti memfokuskan pada penceritaan dalam film, dapat membuat penonton menjadi dibawa untuk memahami situasi serta emosi yang ada dalam film. Hal ini membuat pesan atau gagasan yang ingin dituangkan dalam film tersebut menjadi lebih tersampaikan kepada penonton. Oleh karena itu, gaya penyutradaraan yang digunakan dalam menyutradarai sebuah film menjadi hal yang penting dalam menjadikan film sebagai media informasi yang dapat memberikan pesan kepada penonton. 1.2. Permasalahan 1.2.1. Identidikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka masalah yang timbul adalah sebagi berikut : Pergaulan bebas pada umumnya muncul dari hubungan yang berlandaskan nafsu dan mempunyai rasa ingin memiliki namun tidak ingin terikat. Sikap setiap orang pada umumnya berpikir untuk mencari pasangan yang baik tanpa memikirkan untuk menjadi pasangan yang baik. Kurangnya wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang hubungan yang ditawarkan melalui pola Taaruf. Dalam Taaruf, Keharmonisan dalam rumah tangga tidak hanya ditentukan oleh keserasian pada pasangan namun niat awal pernikahan yang berlandaskan Allah SWT. Essay Film masih jarang di ketahui oleh masyarakat, sehingga jenis media ini akan menjadi pengalaman baru bagi penikmat film. Oleh karena itu, dengan mengangkat tema agama dalam Essay Film ini tentu juga akan menarik minat masyarakat untuk belajar agama. Pentingnya peran Sutradara dalam perancangan Essay Film.
3
1.2.2. Batasan Masalah Setelah mengidentifikasi masalah diatas, maka agar pembahasan tidak terlalu meluas perlu adanya pembatasan masalah yaitu penulis akan memfokuskan permasalahan pada sikap pelaku Taaruf dalam menemukan pasangan yang baik yang dikemas dalam bentuk Essay Film sehingga mampu memberikan pengalaman edukasi yang baru kepada masyarakat.
1.2.3. Rumusan Masalah 1. Bagaimana membuat unsur naratif tentang sikap pelaku Taaruf dalam menemukan pasangan yang baik ? 2. Bagaimana penyutradaraan dalam Essay Film “Sepasang Daun Rindu” mengenai Taaruf ?
1.3. Ruang Lingkup Dari identifikasi masalah yang telah ada serta agar pembahasan lebih terarah, maka penulis memberikan ruang lingkup masalah pada perancangan ini. Adapun ruang lingkup tersebut adalah :
1.3.1 Apa Media film yang dirancang meliputi media utama berupa Essay Film
1.3.2 Siapa
Jenis kelamin
: Laki-laki dan Perempuan
Usia
: 18 s/d Belum Menikah
Demografis
: Perkotaan
1.3.3 Bagian mana Dalam perancangan media film ini, penulis akan berperan dan berbicara melalui sudut pandang sutradara secara objektif sesuai dengan hasil analisis yang telah di lakukan.
4
1.3.4 Mengapa Penulis mengarahkan fokus penelitian hanya sampai proses menemukan pasangan yang baik agar permasalahan tidak meluas terlalu jauh dalam urusan keluarga dan dikhawatirkan membuka aib. Karena proses Taaruf menggiring pelakunya hanya sampai ke proses pernikahan.
1.3.5 Tempat Media film ini akan diinformasikan secara Online dan Offline. Online yaitu melalui media sosial sedangkan offline melalui festival film maupun penayangan-penayangan di kegiatan screening maupun kajian film.
1.3.5 Waktu Waktu dari penayangan film ini direncanakan pada tahun 2016.
1.4. Tujuan Perancangan 1. Untuk dapat memahami pembuatan unsur naratif tentang sikap pelaku Taaruf dalam menemukan pasangan yang baik. 2. Untuk dapat menggambarkan cara penyutradaraan Essay Film “Sepasang Daun Rindu” mengenai Taaruf.
1.5. Manfaat Perancangan Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : A. Secara Umum 1. Perancangan ini dapat digunakan sebagai media edukasi yang menghibur. 2. Perancangan ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan di bidang keilmuan terkait.
B. Secara Khusus 1. Sebagai tinjauan untuk penelitian selanjutnya. 2. Untuk menambah dan memperkaya kreasi lokal Indonesia di bidang perfilman.
5
1.6. Metodologi Perancangan 1.6.1. Metode Pengumpulan data Penulis
menggunakan
metode
kualitatif
sebagai
metode
untuk
mengumpulkan data dengan mengutamakan fenomena sebagai
subjek
yang dapat berkembang. Berikut merupakan cara yang dilakukan dalam pengumpulan data secara kualitatif :
1. Wawancara (Semi Terstruktur) Meminta sekelompok individu menceritakan kehidupan mereka. Dalam melakukan wawancara, penulis lebih mengarahkan pembicaraan ke posisi
sharing
agar
narasumber
dapat
lebih
nyaman
dalam
menceritakan pengalamannya. Adapun Narasumber yang dipakai oleh penulis untuk mengumpulkan data yaitu :
Gilang sanjivani sebagai perempuan pelaku Taaruf yang sudah taat.
Nanda Devitra sebagai perempuan pelaku Taaruf yang berhijrah.
Noor Al-Kautshar sebagai laki-laki pelaku Taaruf yang berhijrah.
Anita Hakim sebagai perempaun pelaku Taaruf yang sudah taat.
Yusmin Nuryadin sebagai seorang ustad pengajar Tar-Q.
2. Studi Pustaka dan literatur a)
Studi Pustaka
Mempelajari data-data yang dikumpulkan dari buku-buku, hadist, dan kitab
alquran
mengenai
Taaruf.
Serta
buku-buku
mengenai
penyutradaraan dan beberapa pustaka lainnya terkait perancangan yang dilakukan. b)
Literatur
Mempelajari film-film seperti Ayat – Ayat Cinta dan beberapa jenis film terkait Taaruf lainnya serta Essay Film.
6
1.6.2. Metode analisis Metode analisis dipakai oleh penulis untuk menguraikan dan mengkaji data yang telah dikumpulkan menggunakan pendekatan naratif. Adapun tahap-tahap yang dilakukan penulis dalam menganalisis yaitu : a.
Menulis data hasil wawancara ke dalam bentuk uraian paragraf.
b.
Membuat tabel komparasi dengan film karya sejenis.
c.
Mengelompokan narasumber kedalam tiga kategori, yaitu : Pelaku Taaruf yang taat. Pelaku Taaruf yang berhijrah. Pelaku khitbah.
d.
Membuat tabel analisis secara keseluruhan.
e.
Menulis secara rinci setiap subjek ke dalam fokus analisis yang
terdiri dari 3 aspek, yaitu : Plot. Sebab-akibat. Ruang waktu. f.
Menarik kesimpulan berdasarkan tabel.
g.
Menentukan tema besar dan keyword untuk Essay Film
1.6.3. Metode perancangan Dalam penelitian ini, penulis merancang sebuah Essay Film sebagai media utama untuk mengungkapkan gagasan hasil analisis kedalam bentuk visual. Adapun tahap-tahap yang dilakukan penulis untuk merancang Essay Film terdiri dari : a. Ide. b. Konsep kreatif. c. Penceritaan dengan menggunakan struktur tiga babak. d. Pra produksi, yang terdiri dari : - Interpretasi scenario. - Pemilihan pemain. - Konsep media. - Konsep visual.
7
e. Produksi. f. Paska produksi, yang terdiri dari : -
Editing Offline.
-
Color Grading.
-
Sound FX.
-
Musik.
8
1.7.
Kerangka Perancangan
(Sumber : Penulis)
9
1.8. Pembabakan : Penulisan karya Tugas Akhir ini terbagi menjadi lima bab, yaitu :
BAB I Pendahuluan Berisi latar belakang permasalahan dari topik yang diangkat, permasalahan, ruang lingkup, tujuan perancangan, model analisis, hingga pembabakan.
BAB II Kerangka Teori Menjelaskan dasar dari teori-teori yang relevan sebagai panduan dalam perancangan.
BAB III Data dan Analisis Berisi data yang berkaitan dengan perancangan dan analisa data.
BAB IV Konsep & Hasil perancangan Menjelaskan konsep perencanaan dan gaya penyutradaraan Essay Film sampai selesai.
BAB V Penutup Berisi kesimpulan dan saran.
10