BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sektor pariwisata di berbagai penjuru dunia semakin berkembang dan menjadi salah satu pemasukan bagi negara. Menurut Bappenas (2010) pada awalnya pariwisata hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif berfinancial, namun saat ini pariwisata sudah menjadi hal yang biasa bagi semua kalangan masyarakat. Hal ini juga didukung oleh pengakuan dari berbagai
organisasi internasional seperti PBB, Bank Dunia, World Tourism Organization (WTO) yang menyatakan bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial ekonomi. Menurut Bappenas (2010) globalisasi yang terjadi telah merubah berbagai persepsi manusia dalam memandang kegiatan pariwisata. Semakin memudarnya hambatan jarak dan waktu akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadikan pariwisata sebagai suatu penghubung antar satu benua dengan benua lainnya, antar satu negara dengan negara lainnya, bahkan antar satu wilayah dan wilayah lainnya. Dalam Bappenas (2010), berdasarkan data kedatangan wisatawan internasional (ITA) dan perolehan market share (MS) perolehan pasar dari masing-masing kawasan, Eropa merupakan kawasan yang paling mendominasi dengan kedatangan wisatawan 403,2 Juta dan market share 56,6%. Akan tetapi, apabila dilihat dari rata-rata pertumbuhan dapat dikenali bahwa Asia Pasifik menjadi kawasan yang paling progres dalam pertumbuhan di tahun -tahun mendatang, dengan rata-rata pertumbuhan per tahun 7,6%. Pariwisata dalam perekonomian nasional merupakan salah satu industri yang diharapkan mampu memberikan peningkatan pendapatan melalui penerimaan devisa. Pariwisata Indonesia berpeluang menarik minat wisatawan mancanegara sekaligus menjadikan Indonesia sebagai destinasi unggulan dunia. Tapi di sisi lain
1
pariwisata Indonesia akan menghadapi persaingan yang semakin ketat untuk
merebut pangsa pasar pariwisata dunia. Organisasi Pariwisata Dunia (2001) memprediksi angka kedatangan internasional diseluruh dunia akan meningkat dari 565 juta di tahun 1995 mencapai hampir 1.6 milyar di tahun 2020 dan
penerimaan (receipts) dari pariwisata internasional (diluar transpor) diperkirakan
mencapai US $2 triliun.
Gambar 1.1 Perkiraan Visi Pariwisata 2020 (sumber: WTO, 2001) Volume
tersebut
mewakili
angka
pertumbuhan
rata-rata
secara
keseluruhan masa periode 1995-2020 sebesar 4.1 persen, dan lambannya angka pertumbuhan antara tahun 1995-2000 sebagai konsekuensi krisis keuangan Asia (WTO 2001). Pertumbuhan pariwisata dunia ini dapat ditangkap sebagai sebuah peluang untuk mengembangkan pariwisata nasional. Manusia pada hakikatnya memerlukan hiburan dan liburan dalam hidupnya, maka dari itu orang banyak melakukan perjalanan atau berwisata ke tempat-tempat yang mereka inginkan. Tentu saja dengan motivasi yang beragam, misalnya untuk pendidikan, untuk kesehatan, ataupun sekedar refreshing dari kejenuhan akan pekerjaan rutin yang dilakukan oleh seseorang. Kegiatan kepariwisataan sudah menjadi salah satu kebutuhan, keinginan yang harus dipenuhi dan tidak lagi bersifat umum namun lebih spesifik. Sehingga melahirkan kelompok wisatawan dengan keinginan yang berbeda-beda, keadaan itu terus berkembang dan berubah di masa-masa yang akan datang. Perkembangan tersebut pada akhirnya mengarah kepada terciptanya pusat-pusat pertokoan, pusat 2
perbelanjaan dengan masing-masing spesifikasinya yang menjadi daya tarik bagi
wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisata mancanegara.
Provinsi Jawa Barat sangat kaya akan potensi wisata, baik itu berupa
obyek dan daya tarik wisata alam, budaya, sejarah, bangunan, dan buatan. Tetapi
perkembangan pariwisata di Jawa Barat tidak tersebar merata dan hanya terdapat
pada obyek-obyek wisata yang dikenal wisatawan seperti pantai Pangandaran,
Pantai Pelabuhan Ratu, Ujung Kulon dan lain sebagainya. Sebenarnya masih banyak kawasan-kawasan di Jawa Barat yang memilki potensi wisata untuk dikembangkan menjadi obyek wisata dan belum diteliti salah satunya terdapat di
Kota Tasikmalaya.
Kota Tasikmalaya tengah gencar-gencarnya mengadakan berbagai macam festival berskala nasional maupun internasional seperti Tasik Festival (TAFFEST), Tasik Open 2010 dalam bidang olahraga tingkat nasional, Festival Kuliner Tasikmalaya, Tasikmalaya Craft and Culture Festival, dan festivalfestival lainnya yang rutin diadakan tiap tahun di kota ini. Hal ini membuat perekonomian di Kota Tasikmalaya maju, karena banyaknya antusiasme para pengunjung dari seluruh Indonesia yang menyaksikan langsung kemeriahan festival-festival tersebut. Tentunya festival-festival tersebut memperkenalkan Tasikmalaya
di
mata
Indonesia
dan
mancanegara
serta
mengangkat
perekonomian warga Tasikmalaya itu sendiri tentunya. Oleh karena itu, kini nama Tasikmalaya dikenal sebagai kota modern yang menjunjung tinggi kearifan budaya lokal, budaya Sunda khas Tasikmalaya. Salah satu kawasan wisata yang baru dikembangkan adalah kawasan pusat perbelanjaan Plaza Asia. Kawasan ini terletak di jalan HZ. Mustofa Kota Tasikmalaya yang saat ini dilengkapi dengan atraksi wisata Teejay Water Park. Teejay Water Park memiliki luas 2.8 hektar yang dilengkapi dengan wahana bermain yang paling lengkap di Tasikmalaya, seperti kolam anak, kolam ombak, kolam arus, slider atau perosotan setinggi sepanjang 200 meter, gazebo (saung) sebanyak 22 buah sebagai tempat duduk yang diasapi dengan semburan embun, food court serta pagoda. Kolam ombak didesain seperti area pantai, dengan warna khas pasir pantai dan deru ombak yang membuat kita seakan-akan ada di pantai 3
yang sebenarnya. Kawasan ini selalu dipenuhi wisatawan yang berbelanja
maupun rekreasi di Teejay water park. Menurut Firman Suryana selaku CO Teejay Water Park, diperlukan suatu paket wisata yang dapat mencakup dua kegiatan wisata dalam satu kawasan. Oleh karena itu berpotensial sekali jika
dirancang dan dikemas sebuah paket wisata dengan tema “Shopping and Water
Park Tour” yang memadukan antara wisata belanja, wisata kuliner, sightseeing,
dan wisata air bertema. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka diajukan tugas
akhir dengan judul: “Perancangan Paket Wisata Shopping and Water Park
Tour di Plaza Asia Tasikmalaya”.
1.2
Identifikasi Proyek Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka identifikasi proyek
yang dapat membatasi ruang lingkup permasalahan yaitu: 1.
Merinci atraksi wisata yang sudah ada dan yang potensial di kawasan pusat perbelanjaan Plaza Asia Tasikmalaya.
2.
Merancang paket wisata Shopping Water and Park Tour di kawasan pusat perbelanjaan Plaza Asia Tasikmalaya.
3.
Menganalisa minat wisatawan untuk berkunjung ke Kawasan Plaza Asia dan membeli paket wisata Shopping and Water Park Tour.
1.3
Tujuan Proyek Tujuan yang ingin dicapai dari perancangan paket wisata Shopping and
Water Park Tour dan studi minat wisatawan terhadap paket wisata tersebut yaitu: 1.
Mendapatkan gambaran rincian tentang atraksi wisata yang sudah ada dan potensial di kawasan pusat perbelanjaan Plaza Asia Tasikmalaya.
2.
Menghasilkan rancangan paket wisata Shopping and Water Park Tour di kawasan pusat perbelanjaan Plaza Asia Tasikmalaya.
3.
Mengungkap minat wisatawan untuk berkunjung ke Kawasan Plaza Asia dan membeli paket wisata Shopping and Water Park Tour. 4
1.4
Manfaat Proyek
Perancangan paket wisata Shopping and Water Park Tour dan studi minat
wisatawan terhadap paket wisata tersebut dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu:
1.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Tasikmalaya, diharapkan
proyek ini dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik
lokal maupun asing sehingga meningkatkan jumlah pendapatan daerah.
2.
Bagi Plaza Asia dan Teejay Water Park Tasikmalaya diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, baik wisatawan
domestik maupun mancanegara. 3.
Bagi penulis, diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat agar dapat diterapkan dalam proyek dan penelitian ini.
5