BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uang merupakan suatu faktor yang penting di dalam
kehidupan
seseorang
dapat
sehari-hari
karena
dengan
memenuhi
kebutuhan
uang
hidupnya.
Bahkan salah satu alasan orang bekerja keras adalah untuk mendapatkan uang. Banyak juga cara yang dilakukan untuk melipatgandakan uang yang dimiliki agar mampu menopang kehidupan ekonomi seseorang. Namun bagaimana cara mendapatkan uang bukanlah satu-satunya hal yang penting untuk diperhatikan. Belajar bagaimana mengelola uang (money management) sama pentingnya dengan mendapatkannya (Danes & Hira, 1987). Mengelola keuangan pribadi merupakan kenyataan yang
harus
kehidupannya
dihadapi
oleh
sehari-hari,
setiap
dimana
orang
seseorang
dalam harus
mampu mengelola keuangan pribadinya dengan baik agar dapat
menyeimbangkan
antara
pendapatan
dan
pengeluaran, dapat memenuhi semua kebutuhan hidup serta tidak terjebak dalam kesulitan keuangan. Dengan menerapkan cara pengelolaan keuangan yang benar, maka seseorang diharapkan bisa mendapatkan manfaat yang maksimal dari uang yang dimilikinya pada saat ini 1
sehingga
pada
akhirnya
dapat
bermanfaat
bagi
peningkatan kesejahteraan hidupnya. Namun mengelola keuangan pribadi bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan sebab ada saja kesulitankesulitan yang dihadapi oleh setiap orang, dimana salah satu kesulitan yang dihadapi adalah fenomena perilaku konsumtif
yang
berkembang
pesat
di
kalangan
masyarakat. Fromm (dalam Aryani, 2006) menyatakan bahwa keinginan masyarakat dalam era kehidupan yang modern untuk mengkonsumsi sesuatu tampaknya telah kehilangan
hubungan
sesungguhnya.
Perilaku
dengan
kebutuhan
konsumtif
ini
yang
mendorong
masyarakat untuk mengkonsumsi barang atau jasa secara
berlebihan
tanpa
memperhatikan
lagi
skala
prioritas. Penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII), membuktikan bahwa masyarakat Jogja memiliki budaya boros yang sangat tinggi tidak hanya dikalangan rumah tangga saja, tetapi juga mahasiswa. Nilai konsumsi masyarakat di daerah ini bisa mencapai 100 persen, bahkan lebih dari total pendapatan
yang
dimiliki.
Penelitian
ini
dilakukan
terhadap 400 sampel, 100 di antaranya mahasiswa yang tinggal di Jogja. Priyonggo Suseno (Direktur Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Fakultas Ekonomi UII) mengungkapkan bahwa sebagian besar masyarakat tidak mampu membedakan mana 2
kebutuhan primer dan sekunder. Dalam sebulan ratarata sampel tidak memiliki rancangan kebutuhan yang harus dibeli. Kebutuhan serba mendadak dan tidak ada skala prioritas. Selain itu budaya menabung mereka juga rendah.
Hal
tersebut
mengakibatkan
masyarakat
mengalami masalah keuangan dan harus menutupi kekurangan
tersebut
dengan
kredit
(http://www.jawapos.co.id). Angela (2009) melakukan penelitian tentang gaya hidup dan personality traits pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Penelitian mengetahui
dilakukan
terhadap
bagaimana
96
sampel
kecenderungan
gaya
untuk hidup
mahasiswa berkenaan dengan pengelolaan uang saku (masuk dalam kategori pemboros atau penghemat). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kecenderungan gaya hidup pemboros apabila dikaitkan dengan pengelolaan uang saku. Hal ini terbukti dari 3 indikator yang paling menonjol yaitu kebutuhan dari waktu
ke
waktu
terus
meningkat,
ada
keinginan
menabung tetapi tidak dapat menyisihkan uang saku, serta cepat membuat keputusan dalam membeli sesuatu. Hal ini memberi indikasi bahwa mahasiswa tidak dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan serta tidak adanya self-control dalam mengelola uang saku.
3
Fenomena
perilaku
konsumtif
yang
terjadi
di
kalangan masyarakat seperti yang diungkapkan dalam penelitian tersebut menyebabkan perlunya perilaku selfcontrol dalam mengelola keuangan pribadi. Perilaku selfcontrol dalam mengelola keuangan pribadi merupakan perilaku berhati-hati dalam menggunakan uang yang dimiliki, dimana tidak melakukan pembelian spontan atau dengan kata lain menunda pembelian dengan melakukan pertimbangan terlebih dahulu agar uang tersebut dapat digunakan dengan semestinya sehingga terhindar dari perilaku konsumtif. Dengan melakukan self-control diharapkan agar seseorang dapat terhindar dari masalah/kesulitan keuangan. Penelitian ini pada dasarnya akan mengaplikasikan theory
of
variabel
planned
behavior
conscientiousness
dengan
menambahkan
yang
diduga
kuat
memengaruhi niat untuk melakukan perilaku self-control dalam mengelola keuangan pribadi. Berdasarkan model theory of planned behavior yang dikemukakan oleh Ajzen (1991), dapat dijelaskan bahwa perilaku self-control dalam mengelola keuangan pribadi dapat dilakukan oleh seseorang
apabila
melakukannya
ada
niat
(behavior
atau
keinginan
intention).
untuk
Sedangkan
munculnya niat berperilaku dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : (1) sikap yang menunjukkan tingkatan dimana seseorang mempunyai evaluasi yang positif atau negatif terhadap objek atau perilaku tertentu, (2) norma subjektif 4
sebagai faktor sosial yang menunjukkan tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu, (3) kontrol perilaku yang menunjukkan kemudahan atau kesulitan untuk melakukan perilaku tertentu. Interaksi dari ketiga faktor ini akan membentuk niat berperilaku yang selanjutnya akan menentukan apakah perilaku tertentu akan dilakukan atau tidak. Selain dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku seperti yang dikemukakan dalam model theory of planned behavior oleh Ajzen (1991), penelitian ini juga menambahkan variabel conscientiousness. Hal tersebut didukung dari pendapat Mowen dalam Pirog dan Robert (2007) serta Soewanoto dan Supramono (2008) yang menyatakan bahwa conscientiousness berpengaruh secara negatif terhadap perilaku penyalahgunaan kartu kredit, dimana perilaku ini merupakan refleksi dari salah satu perilaku konsumtif (tidak memiliki self-control yang baik). Berdasarkan pendapat tersebut diketahui bahwa conscientiousness dapat menentukan perilaku seseorang dan apabila melihat pada theory of planned behavior, dapat dijelaskan bahwa sebuah perilaku dapat dilakukan apabila
ada
kemungkinan
niat
yang
bahwa
mendahuluinya
conscientiousness
maka
ada
memengaruhi
perilaku self-control dalam mengelola keuangan pribadi melalui
niat
mengelola
melakukan keuangan
perilaku pribadi.
self-control
dalam
Conscientiousness
merupakan salah satu variabel personality traits (sifat 5
dasar kepribadian) yang dikembangkan oleh Mowen (2000),
dimana
conscientiousness
ia
mengungkapkan
merupakan
bahwa
kepribadian
dasar
seseorang yang tertuang dalam tindakan terorganisir, teliti dan rapi, suka bekerja keras dan dapat dipercaya. Penelitian ini akan dilakukan pada PNS di lingkup Pemerintah Kabupaten Rote Ndao. Hal tersebut menarik untuk diteliti karena mereka cenderung berperilaku konsumtif sehingga ada kemungkinan gaji yang diterima tidak bisa menutupi kebutuhan hidup sehari-hari. Oleh karena itu dibutuhkan self-control dalam pengelolaan keuangan PNS di lingkup Pemerintah Kabupaten Rote Ndao.
1.2 Masalah Penelitian Perilaku self-control dalam mengelola keuangan pribadi
merupakan
suatu
hal
yang
penting
untuk
dilakukan dalam konteks masyarakat yang hidup dalam perilaku konsumtif yang semakin tinggi dewasa ini. Perilaku self-control dalam mengelola keuangan pribadi menunjukkan perilaku berhati-hati dalam menggunakan uang yang dimiliki, dimana tidak melakukan pembelian spontan atau dengan kata lain menunda pembelian dengan melakukan pertimbangan terlebih dahulu agar uang
tersebut
dapat
digunakan
dengan
semestinya
sehingga terhindar dari perilaku konsumtif. Dengan melakukan self-control diharapkan agar seseorang dapat 6
terhindar dari masalah/kesulitan keuangan. Untuk dapat melakukan
perilaku
keuangan
pribadi
(behavior
intention).
self-control
ditentukan
dalam
oleh
Berdasarkan
niat
theory
mengelola berperilaku of
planned
behavior, niat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : (1) sikap, (2) norma subjektif, dan (3) kontrol perilaku. Selain itu,
niat
berperilaku
conscientiousness. menggambarkan
juga
dipengaruhi
Konsep kepribadian
oleh
conscientiousness dasar
seseorang
yang
tertuang dalam tindakan terorganisir, teliti dan rapi, suka bekerja keras dan dapat dipercaya, yang pada akhirnya akan memengaruhi perilaku self-control dalam mengelola keuangan pribadi. Oleh karenanya masalah penelitian yang hendak dikaji adalah bagaimana perilaku selfcontrol dalam mengelola keuangan pribadi berdasarkan theory of planned behavior dan conscientiousness.
1.3 Persoalan Penelitian Berdasarkan masalah penelitian tersebut, maka dapat dijabarkan dalam persoalan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku berpengaruh signifikan terhadap niat melakukan perilaku self-control dalam mengelola keuangan pribadi?
7
2. Apakah
kontrol
berpengaruh
perilaku
signifikan
secara
terhadap
langsung
perilaku
self-
control dalam mengelola keuangan pribadi? 3. Apakah niat melakukan perilaku self-control dalam mengelola
keuangan
signifikan
terhadap
pribadi
perilaku
berpengaruh
self-control
dalam
mengelola keuangan pribadi? 4. Apakah conscientiousness berpengaruh signifikan terhadap
niat
melakukan
perilaku
self-control
dalam mengelola keuangan pribadi?
1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitiannya sebagai berikut : 1. Mengetahui subjektif,
pengaruh
dan
kontrol
signifikan perilaku
sikap,
norma
terhadap
niat
melakukan perilaku self-control dalam mengelola keuangan pribadi. 2. Mengetahui pengaruh signifikan kontrol perilaku secara
langsung
terhadap
perilaku
self-control
dalam mengelola keuangan pribadi. 3. Mengetahui pengaruh signifikan niat melakukan perilaku self-control dalam mengelola keuangan pribadi
terhadap
perilaku
self-control
dalam
mengelola keuangan pribadi. 4. Mengetahui pengaruh signifikan conscientiousness terhadap
niat
melakukan
perilaku
self-control
dalam mengelola keuangan pribadi. 8
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan
theory
of
planned
behavior
dalam
kaitannya dengan pengelolaan keuangan pribadi, dengan menambahkan variabel conscientiousness yang diduga kuat memengaruhi niat untuk melakukan perilaku selfcontrol dalam mengelola keuangan pribadi. Sedangkan manfaat
praktis
dari
penelitian
ini
sebagai
bahan
masukan bagi masyarakat dalam mengelola keuangan pribadi dalam praktek kehidupannya sehari-hari.
9