BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Manusia tidak hanya memerlukan kebutuhan fisik untuk memenuhi kehidupannya, tetapi juga kebutuhan bathin misalnya dengan menghibur diri atau menyegarkan pikiran. Salah satu cara untuk melakukan hal tersebut adalah dengan cara melakukan wisata, baik wisata alam, wisata buatan maupun wisata budaya. Menurut Pendit (1994), pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta mempengaruhi sektor-sektor produktivitas lainnya. Saat ini sektor wisata dapat dikatakan sebagai salah satu sektor yang semakin lama semakin meningkat dan berkembang. Kajian wisata tidak hanya menelaah aspek tunggal saja, tetapi harus secara keseluruhan dari mulai aspek biotik, abiotik dan kulturalnya. Sektor-sektor yang komplek meliputi berbagai macam industri seperti industri kerajinan dan cinderamata, penginapan, restaurant, dan transportasi secara ekonomis juga termasuk di dalamnya. Pariwisata merupakan seluruh kegiatan wisatawan dalam perjalanan dan persinggahan sementara dengan motivasi yang bermacam-macam sehingga menimbulkan permintaan barang dan jasa. Kepariwisataan mempunyai peranan penting untuk memperluas dan memeratakan
kesempatan
berusaha
dan
lapangan
kerja,
mendorong
pengembangan daerah, memperbesar pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat serta memperkaya kebudayaan. Penyelenggaraan kepariwisataan tersebut dilaksanakan dengan tetap memelihara kelestarian dan mendorong upaya peningkatan mutu lingkungan hidup serta obyek daya tarik wisata itu sendiri, nilai budaya yang menuju arah positif.
1
Salah satu sektor wisata yang menjadi prospek unggulan di Indonesia adalah banyaknya obyek wisata bahari yang tersebar di seluruh Indonesia, yang memiliki keindahan alam, keunikan budaya dan memiliki daya tarik tersendiri untuk mendatangkan wisatawan, baik wisatawan lokal maupun luar negeri untuk berkunjung. Dua pertiga wilayah Nusantara terdiri dari perairan serta memiliki kurang lebih 17.508 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km. Luas wilayah Indonseia termasuk Zone Ekonomi Ekslusif adalah 5,8 juta km2. Flora dan fauna yang khas juga mendukung adanya perkembangan Wisata Bahari (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Pusat Studi Pariwisata, 2002). Objek wisata bahari yang memiliki potensi besar salah satunya adalah wilayah pantai. Sektor pariwisata ini harus dikelola oleh orang-orang yang ahli, sehingga para ahli tersebut dapat menggali potensi objek wisata agar dapat meningkatkan kualitas objek wisata bahari yang mendatangkan keuntungan dan pendapatan yang besar bagi negara. Meningkatnya kegiatan wisata, termasuk wisata bahari, berpengaruh pada perubahan pola hidup masyarakat, meningkatnya taraf kehidupan, adanya pertambahan waktu luang ataupun waktu kerja dan semakin meningkatnya fasilitas, sarana dan prasarana sehingga dapat menjangkau tempat-tempat dimanapun lokasi wisata berada. Secara umum telah diketahui bahwa dalam menunjang pengembangan sektor pariwisata yang memiliki beraneka ragam obyek dan daya tarik dan faktor lainnya yang berpengaruh menyebabkan tingkat pengembangan yang tidak seragam sehingga diperlukan adanya keterpaduan dalam penanganan, pengembangan dan pembinaannya di semua sektor baik di tingkat daerah maupun di tingkat pusat. Kegiatan pariwisata (dikhususkan wisata bahari) dimungkinkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian. Selain itu, kegiatan pariwisata juga dapat menimbulkan berbagai pengaruh positif maupun negatif terhadap
sosial
budaya
masyarakat.
Keikutsertaan
masyarakat
dalam
pengembangan industri pariwisata adalah sangat penting, perlu adanya peran serta setiap orang sebagai anggota masyarakat dalam pengelolaan lingkungan serta pelestarian lingkungan yang serasi dan seimbang. Pariwisata bukan hanya
2
berhubungan dengan fenomena perubahan ekonomi, tetapi mencakup juga aspek sosial budaya dan lingkungan fisik. Pengaruh pariwisata terhadap sosial budaya dapat terjadi akbibat adanya kontak sosial budaya antara wisatawan dan masyarakat sekitar serta kontak sosial budaya masyarakat dengan wewenang pengelola. Salah satu daerah yang mempunyai potensi wisata bahari adalah Kabupaten Lamongan. Lamongan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di pantai utara Jawa Timur dan sebagian kawasan pesisir nya berupa perbukitan. Formasi ini merupakan kelanjutan dari rangkaian Pegunungan Kapur Utara. Di bagian tengah terdapat dataran rendah dan bergelombang, sebagian tanah berawa. Di bagian selatan terdapat pegunungan, yang merupakan ujung timur dari Pegunungan Kendeng serta terdapat Sungai Bengawan Solo mengalir di bagian utara. Batas wilayah administratif Kabupaten Lamongan adalah: Sebelah Utara perbatasan dengan laut jawa, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gresik, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban (Bappeda Kabupaten Lamongan, 2011). Daerah yang menarik dikaji di Kabupaten Lamongan untuk penelitian mengenai dampak pengembangan wisata bahari terhadap kondisi sosial ekonomi dan kebudayaan masyarakat adalah Wisata Bahari Lamongan (WBL) yang terletak di Desa Paciran, Kecamatan Paciran. 1.2. Perumusan Masalah Potensi Wisata Bahari di Kabupaten Lamongan tepatnya adalah di Kecamatan Paciran yaitu Wisata Bahari Lamongan. Wisata Bahari Lamongan atau biasa disingkat WBL adalah salah satu tujuan wisata di Kabupaten Lamongan yang sering dikunjungi oleh wisatawan. WBL dibuka pertama kali untuk umum pada 14 November 2004.
3
Gambar
1.1.
Tanjung Kodok ( Lat: -6.864055633544922, Long: 112.35897827148438, 2 November 2014) Foto oleh: Lighar Dwinda
Gambar
1.2.
Pintu Masuk WBL (Lat: -6.867713928222656, Long: 112.36128997802734, 2 November 2014) Foto oleh: Lighar Dwinda
Ketika pengembangan WBL ini meningkat tentu saja diikuti oleh aspek lain, misalnya kegiatan ekonomi masyarakat yang membuat tempat perbelanjaan makanan atau souvenir semakin ramai dapat memberikan dampak positif bagi pendapatan masyarakat Lamongan. Di sisi lain, pengembangan wisata biasanya diikuti oleh pengembangan wilayah dan hal tersebut dikhawatirkan akan mengganggu kegiatan budaya yang biasanya rutin dilakukan. Pengembangan wisata sering kali tidak memperhatikan kelestarian lingkungan dan faktor biotik yang menjadikan kerusakan lingkungan karena lebih mengedepankan faktor
4
ekonomi saja. Seringkali pemerintah kurang memperhatikan faktor sosial budaya yang ada, padahal faktor budaya dapat menjadi potensi yang besar untuk menarik wisatawan. Masyarakat yang terlibat langsung dalam kegiatan wisata biasanya hanya sebagian saja. Wisata akan tetap berlangsung jika sumberdaya yang dimanfaatkan hanya sebatas daya dukungnya. Untuk menjaga keberlanjutan wisata tersebut sebaiknya pengelola dan masyarakat pendukung tetap berada pada jalur yang selaras dengan lingkungan tanpa meninggalkan faktor-faktor sosial budaya asli yang ada pada wisata tersebut, karena untuk membangun wisata yang baik sangat berhubungan dengan lingkungan yang baik maka sektor wisata cenderung aman bagi lingkungan dan tidak banyak menghasilkan limbah. Jika wisata hanya memanfaatkan sumberdaya lingkungan sesuai dengan batasan daya dukung, maka akan banyak manfaat positif yang mengiringinya. Misalnya saja peningkatan sektor ekonomi bagi masyarakat sekitar. Pendapatan yang dihasilkan oleh pengembangan wisata akan dapat digunakan untuk mensejahterakan masyarakat sekitar lokasi wisata. Semakin ramai wisata dikunjungi oleh pengunjung maka lapangan pekerjaan dan peluang usaha untuk masyarakat sekitar akan semakin terbuka serta semakin besar kesempatan mereka untuk memperkenalkan budaya mereka ke khalayak ramai sehingga daerah mereka dapat terkenal sampai ke beberapa daerah. Berdasarkan latar belakang pada fakta dan konsep teoritis yang ada, maka perlu dilakukan penelitian lebih mendalam dan detail, untuk menganalisis bagaimana dampak dan pengaruh keberadaan pengembangan WBL terhadap kondisi sosial (termasuk ekonomi dan budaya) masyarakat Paciran yang langsung terlibat sebelum diadakan pengembangan dan sesudah diadakan pengembangan serta bagaimana pendapat masyarakat terhadap lingkungan yang berubah. Hal tersebut sangat penting dilakukan untuk mengetahui pengaruh positif dan negatif kegiatan pariwisata dari segi sosial budaya agar dapat dilakukan usaha memperkecil pengaruh negatif serta memperbesar pengaruh positif dari pariwisata. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian berikut ini.
5
(1) Bagaimanakah perubahan kondisi sosial (termasuk ekonomi dan budaya) masyarakat akibat adanya pengembangan Wisata Bahari Lamongan? (2) Bagaimanakah
tingkat
kerusakan
lingkungan
akibat
adanya
pengembangan Wisata Bahari Lamongan? (3) Bagaimanakah rumusan strategi pengelolaan lingkungan sosial Wisata Bahari Lamongan? Untuk mengungkap permasalahan seperti yang telah dirumuskan di atas, maka penting untuk dilakukan penelitian secara mendetil tentang: “Dampak Pengembangan Wisata Bahari Lamongan terhadap Perubahan Lingkungan Sosial Masyarakat Desa Paciran, Lamongan”. Lokasi penelitian mencakup Desa Paciran, Kecamatan Paciran di Kabupaten Lamongan bagian utara. 1.3. Keaslian dan Batasan Penelitian Penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan referensi sekaligus sebagai perbandingan untuk menunjukkan keaslian penelitian ini disajikan dalam Tabel 1.1. Tabel 1.1. Perbandingan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu No
1.
2.
3.
Peneliti, Tahun, Judul Efit diardi, 2005 Pengaruh pariwisata terhadap lingkungan sosial ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar obyek wisata pantai padang Sumatera Barat
Tujuan Utama Mengetahui pariwisata terhadap lingkungan sosial budaya dan masyarakat
Metode
Wawancara terstruktur
I putu Guantika Binastra, 2006 Kajian pariwisata dan perubahan lingkungan sosial ekonomi masyarakat (Kaus di Desa Ubud, Gianyar, Bali)
Mengkaji perubahan lingkungan ekonomi dan sosial masyarakat
Wawancara dan kuisioner
Subari 2007 Pengaruh pemanfaatan lingkungan obyek wisata candi Borobudur terhadap ekonomi masyarakat di sekitarnya
Mengkaji pemanfaatan lingkungan wisata terhadap ekonomi masayarakat
Wawancara dan wawancara
Hasil Timbulnya lapangan kerja baru, peningkatan pendapatan keluarga, pengaruh negatif terhadap aktifitas sosial dan budaya serta keagamaan Kunjungan wisatawan meningkat dari th 1993-2003, terdapat perubahan lingkungan biofisik akibat alih fungsi lahan. Perubahan masyarakat berupa perubahan pekerjaan pokok, penambahan pekerjaan sampingan, jam kerja dan pendapatan masyarakat, solidaritas tidak terlalu berarti, serta pola gaya hidup meningkat. Secara makro memberikan kontribusi yang besar terhadap peningkatan ekonomi tetapiu secara mikro belum. Dukungan pengelola kurang baik dan partisipasi masyartakat sangat kurang
6
Lanjutan Tabel 1.1. No
Tujuan Utama Mengetahui dampak ekonomi pariwisata terhadap masyarakat
Metode Model matematik komplek dan ranging pure guesswork
Mengkaji dampak sosial dan budaya dari pariwisata
Penyusunan survei wawancara pada masyarakat
Membahas keuntungan dan kerugian pariwisata dalam bidang sosial dan budaya masayarakat.
6.
The World Travel & Tourism Council, The Authority on World Travel & Torism, 2011, Travel & Tourism Economic Impact
Mengkaji dampak ekonomi dari tourism
Survei perbandingan kontribusi, visitor dan investasi
Faktor-faktor kontribusi, visitor dan investasi pengunjung berpengaruh pada dampak ekonomi wisata.
7.
[ISTO] International Sosial Tourism Organisation, 2013, Sosial Tourism Inquiry, The Sosial and economic benefits of sosial tourism, Submission of International Sosial Tourism Organisation
Mengkaji keuntungan sosial dan ekonomi dari pariwisata sosial
Survei pada masyarakat terkait
Keuntungan pariwisata terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sangat baik di mulai dari skala kecil sampai skala besar.
8.
Mirbabayev B & Shagazatova, 2013, The Economic and Sosial Impact of Tourism
Mengkaji dampak ekonomi dan sosial dari wisata
Membandingkan antara faktor sosial ekonomi dan biofisik lingkungan
Keuntungan dan kelemahan dari wisata dalam bidang sosial ekonomi serta pengaruh pada lingkungan.
9.
Queensland Government, 2013, The Economic and Sosial Impacts of Tourism in the Far North Queensland Planning Region
Mengkaji dampak ekonomi dan sosial dari pariwisata
Investigasi dari tingkah laku pengunjung yang mempengaruhi
Ukuran industri pariwisata, kontribusi ekonimi, pengaruh pada infrastruktur lokal, karakteristik pengunjung.
4.
5.
Peneliti, Tahun, Judul Stynes , 2012 Economic Impacts of Tourism Gawler Visitor Information Centre, 2012, Tourism Fact Sheets A service of the ’Town of Gawler’ The Sosial & Cultural Impacts of Tourism
Hasil Pariwisata berpengaruh pada keadaan ekonomi masyarakat baik pada level nasional, regional dan komunitas.
7
Lanjutan Tabel 1.1. No
10.
11.
Peneliti, Tahun, Judul
Tujuan Utama
Metode
Kreag G, 2013, The Impacts of Tourism
Mengkaji dampak pariwisata
Mengkombinasi kan beberapa metode yang disesuaikan dengan bidang yang dikaji
Prisbitari L D, Dampak Pengembangan Wisata Bahari Lamongan terhadap Perubahan Lingkungan Sosial Masyarakat Desa Paciran, Lamongan
Mengkaji perbedaan dampak wisata dari sisi sosial, dari sebelum adanya wisata sampai adanya wisata
Survei lapang, penyusunan wawancara dan kuisioner pada masyarakat, serta wawancara kepada pihak terkait
Hasil Membahas dampak pariwisata dalam bidang ekonomi, lingkungan, sosial budaya, ketergangguan, servis, pajak, perilaku masyarakat
Sumber: Telaah Pustaka dan Perumusan, 2014
Berdasarkan telaah pustaka dari hasil-hasil penelitian terdahulu, maka dapat disebutkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu, baik dilihat dari obyek material maupun formal, sekaligus sebagai batasan terhadap obyek kajian dan lingkup analisis dalam penelitian ini. (1)
Tinjauan dari sisi obyek material Obyek material sebagai sasaran dari penelitian ini, meliputi: lingkungan sosial (termasuk ekonomi dan budaya). Obyek material tersebut memang telah banyak dikaji oleh peneliti-peneliti terdahulu, namun pada penelitian kali ini jenis kelompok masyarakat yang dikaji dan daerah penelitian sangat berbeda. Pada akhirnya, temuan dari penelitian ini berupa strategi pengelolaan lingkungan sosial dengan terapan dan implementasinya dalam analisis permasalahan lingkungan sosial ekonomi dan budaya, khususnya pada daerah Wisata Bahari Lamongan. Perlu ditekankan pula, bahwa obyek material dalam penelitian ini menekankan pada hubungan secara alami antara keadaan sosial (termasuk ekonomi dan budaya) sebelum adanya pengembangan dengan sesudah adanya pengembangan.
8
(2)
Tinjauan dari sisi obyek formal Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya ditinjau dari sisi obyek formal, meliputi: pendekatan kajian, metode analisis, dan penyajian hasil penelitian. (a)
Pendekatan kajian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosio kultural dengan obyek utama masyarakat yang menekankan pada aspek sosial ekonomi dan budaya.
(b)
Metode analisis yang diterapkan adalah analisis deskriptif secara terintegrasi antara pengembangan wisata dan perubahan lingkungan sosial (termasuk ekonomi dan budaya) dan analisis strategi pengelolaan lingkungan sosial masyarakat Wisata Bahari Lamongan.
Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu ditinjau dari tema umum yang dikaji, yaitu aspek sosial (termasuk ekonomi dan budaya) dalam hal pariwisata. 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dan batasan obyek maupun lingkup kajian penelitian yang didukung oleh konsep teori yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah: (1)
mengkaji kondisi sosial (termasuk ekonomi dan budaya) masyarakat akibat adanya pengembangan Wisata Bahari Lamongan;
(2)
mengkaji tingkat kerusakan lingkungan akibat adanya pengembangan Wisata Bahari Lamongan;
(3)
merumuskan strategi pengelolaan lingkungan Sosial Wisata Bahari Lamongan
1.5. Manfaat Penelitian Sasaran utama penelitian ini adalah implementasi prinsip-prinsip dasar ilmu lingkungan secara luas untuk mengkaji lingkungan sosial (termasuk ekonomi dan budaya) masyarakat dan proses-proses perubahannya dari masa sebelum adanya pengembangan ke masa sesudah adanya pengembangan. Oleh karena itu, manfaat
9