BAB I PENDAHULUAN Pada BAB ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian dalam kaitannya pada perancangan dan perencanaan Sirkuit Motocross di Tabanan. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia balap otomotif roda dua terutama Motorcross di Indonesia dari tahun ke tahun semakin mengalami perkembangan serta peningkatan dari segi peminatnya. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya pembalap-pembalap muda yang mengikuti kejuaraan-kejuaran balap baik di tingkat regional , nasional maupun internasional. Khususnya di Bali, peserta balap otomotif roda dua terutama Motorcross selalu mengalami peningkatan peserta dari berbagai kategori umur. Hal tersebut menandakan cukup besarnya minat masyarakat Bali terhadap dunia otomotif khususnya di ajang Balap Motorcroos. Akan tetapi peningkatan peminat Motorcross tersebut tidak diikuti oleh perkembangan arena ataupun sirkuit motorcross itu sendiri, baik dari segi jumlah sirkuit maupun fasilitas di dalamnya. Sirkuit sendiri merupakan tempat pertandingan/latihan, ruang/lapangan, lintasan serta tempat yang menjadi tempat bersaing bagi para pembalap untuk mengasah kemampuan mereka. Dengan adanya sebuah arena balap atau lebih
1
sering disebut dengan sirkuit yang merupakan tempat dilaksanakannya berbagai pertandingan balap motor maupun latihan dengan bermacam-macam kategori , umur serta dengan fasilitas didalamnya seperti race track sebagai bagian utama , paddock serta groundstand sebagai sarana penunjang. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Wawan Gustaf dari Ikatan Motor Indonesia Provinsi Bali, jumlah sirkuit di Bali sendiri masih sangat minim, dengan jumlah 6 sirkuit yang masih aktif beroprasi dan rutin menyelanggarakan event di setiap tahunnya. Jumlah tersebut dianggap sangat kurang dibandingkan dengan besarnya jumlah peminat akan Motorcross di Bali. Khusunya di Tabanan , terdapat 2 buah sirkuit yang masih aktif beroprasi hingga saat ini, yaitu di Desa Pangkung Tibah serta di Desa Gadungan. Setiap tahunnya sirkuit ini selalu menyelanggarkan event/ perlombaan dengan skala regional, disetiap eventnya selalu mengalami peningkatan baik dari segi peserta hingga penonton, dengan peningkatan berkisar antara 10-20%. Menurut beliu peningkatan peserta maupun penggemar motorcross lebih banyak pada daerah Denpasar serta Bali Pada bagian Barat yaitu Tabanan dan Negara. Oleh sebab itu beliu mengharapkan adanya Sirkuit Baru di daerah tersebut dengan standar yang lebih baik sehingga mampu menampung minat para penggemar otomotif khusnya motocross di Bali dan mampu menyelanggarakan event dengan skala yang lebih tinggi. Dengan adanya perkembangan teknologi khusnya di bidang otomotif memberi dampak positif maupun negatif khusunya bagi para generasi muda di Bali. Dari dampak tersebut lebih cendrung ke arah yang negatif. Seperti halnya seringnya timbul kecelakaan lalu lintas di kalangan muda karena Balapan liar di jalanan umum. Berbagai usaha telah dilakukan pihak kepolisian untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerena balapan liar dijalan seperti pemberian sanksi yang tegas, namun hal tersebut masih belum optimal memberikan efek jera bagi para kalangan muda yang sudah terjerumus ke dunia balap liar atau otomonif yang berdampak negatif ini. Untuk itu dengan adanya perencanaan sirkuit Motocross ini diharapkan mampu mengalihkan hobi balap liar para generasi muda tersebut kea rah yang positif seperti halnya Balapan di Sirkuit Motocross. Sehingga nantinya Bali mampu menghasilkan para pembalap-
2
pembalap muda khususnya di bidang olahraga motocross yang mampu bersaing ditingkat nasional bahkan internasional. Perencanaan sirkuit Motocross di Tabanan ini disamping sebagai tempat untuk menampung minat atau hobby dari para generasi muda khususnya di Bali, sirkuit motorcroos ini juga diharapkan mampu mengalihkan hal-hal negatif bagi para generasi muda di Bali seperti balapan liar di jalan , mabuk-mabukan hingga penggunaan narkoba serta dengan adanya sirkuit Motocross ini berpengaruh bagi pariwisata di Bali dengan menjadi daya tarik bagi wisatawan baik lokal maupun mancanagara untuk datang ke Bali, tidak hanya sebagai peserta namun juga sebagai penonton olah raga motocross ini.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas terdapat beberapa permasalahan yang dapat diangkat yaitu sebagai berikut : 1.2.1
Apa itu Sirkuit Motocross?
1.2.2
Bagaimana merancang sebuah Sirkuit yang mampu memenuhi kebutuhan fasilitas kegiatan balap Motorcross ?
1.2.3
Bagaimana spesifikasi umum serta spesifikasi khusus terkait perancangan sirkuit motocross di Tabanan?
1.2.4
Bagaimana standar besaran ruang pada perancangan sirkuit Motocross di Tabanan?
1.2.5
Bagaimana Tema dan
konsep perencanaan dan perancangan
Sirkuit MotoCross yang diterapkan pada wilayah tersebut? 1.2.6
Dimana lokasi Perancangan sirkuit motocross tersebut?
1.3 Tujuan 1.3.1
Menciptakan aktivitas arena balap motorcross yang mampu menampung minat atau hobby para generasi muda khusya di Bali.
1.3.2
Mempertimbangkan serta Mengetahui keadaan lokasi Sirkuit motocross di Tabanan
3
1.3.3
Menentukan spesifikasi umum dan khusus rancangan sirkuit Motocross di Tabanan.
1.3.4
Menentukan standar ruang pada sirkuit motocross di Tabanan.
1.3.5
Menentukan tema yang diterapkan pada sirkuit motocross di Tabanan .
1.3.6
Menentukan konsep perancangan tapak dan bangunan sirkuit Motocross di Tabanan
1.4 Metode Penelitian Metode penelitian di lakukan dengan dua tahap, yaitu teknik pengumpulan data dimana data-data yang memiliki implikasi ke dalam rancangangan nantinya dikumpulkan dan teknik pengolahan data yang mana data yang telah terkumpul dilakukan analisis dan sintesis data yang nantinya diharapkan dapat memenuhi persayaratan terhadap perencanaan dan perancangan Sirkuit Motocross ini. a. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikelompokkan terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan data sekunder
1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya serta semua keterangan yang untuk pertama kalinya diamati dan dicatat oleh peneliti (Burhan Bungin : 2005). Data primer diperoleh melalui : -
Interview atau Wawancara Teknik wawancara dilakukan dengan mengumpulkan data/informasi
mengenai keadaan lokasi dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan arena sirkuit Motocross. Adapun pihak-pihak yang diwawancarai diantaranya yaitu : a. Pengelola/manajemen sirkuit Untuk mengetahui tentang sejarah berdirinya sirkuit serta menganalisa tentang standar-standar yang akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan terhadap tinajuan Sirkuit sejenis.
4
b. Pembalap/Crosser Untuk mengetahui tentang cara bagaimana berkendara di arena lintasan dan apa saja yang dibutuhkan bagi seorang pembalap. c. Ikatan Motor Indonesia Untuk mengetahui bagaimana standar standar serta spesifikasi sirkuit motocross di Indonesia. Disamping itu juga mengenai bagaimana perkembangan Motocross di Indonesia dan di Bali Khususnya. d. Pengunjung/penonton Untuk mengetahui bagaimana tanggapan atau tingkat kenyamanan dari Sudut pandang penonton serta menganalisa sirkulasi dan zona area sirkuit.
-
Observasi atau Studi Banding Observasi/studi banding merupakan teknik pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan langsung ke lapangan atau objek sejenis untuk mendapatkan informasi mengenai aktifitas dan kebutuhan ruang yang dihasilkan oleh kegiatan yang diwadahi di dalamnya. Studi banding objek sejenis juga dilakukan untuk mengetahui upaya-upaya yang nantinya akan dilakukan dan diterapkan dalam kaitannya pada Perancangan Sirkuit Motocross ini. Serta dari Studi banding ini didapatkan fasilitas-fasilitas apa saja yang ada pada Sirkuit Motocross itu sendiri. 2. Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh dari pihak lain, artinya data tersebut tidak di usahakan sendiri pengumpulannya (Burhan Bungin : 2005). a. Data Literatur Studi literatur dilkukan untuk mengumpulkan data dan teori yang terkait dengan perancangan Sirkuit Motocross melalui studi kepustakaan. Studi literatur atau kepustakaan dilakukan dengan cara meninjau dan mendapatkan informasi dari sumber – sumber yang memiliki otoritas, seperti : hasil penelitian, buku – buku, yang memiliki pengetahuan mengenai masalah yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan Sirkuit Motocross ini.
5
b. Teknik Pengolahan Data
Pada teknik pengolahan data dilakukan dengan 3 cara yaitu: 1. Kompilasi Pada data yang telah dikumpulkan baik dari interview , wawancara, studi banding ataupun dari Buku literature dikelompokkan dengan kriteria data masing – masing yang kemudian di cari kaitannya antara satu dengan lainnya.
2. Analisis Data Berdasarkan kompilasi data, dilakukan analisis data dengan beberapa pertimbangan
untuk
mendapatkan
hasil
kualitatif
berdasarkan
pertimbangan terhadap kondisi yang ada dengan beberapa landasan teori. 3. Sintesis Data yang telah diuraikan menjadi penjelasn yang lebih kecil, kemudian disusun
kembali
untuk
mendapatkan
kesimpulan
dengan
cara
mengkaitkan satu aspek dengan aspek lainnya. Karakteristik dari teknik sintesis adalah konvergen (memusat).
6