BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan dalam dunia industri semakin
ketat dan mengharuskan suatu perusahaan baik di bidang manufaktur maupun jasa untuk terus meningkatkan kualitas produk maupun jasanya. Kualitas cukup berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan suatu perusahaan, karena kualitas merupakan salah satu faktor konsumen dalam memilih produk atau jasa dan selanjutnya berpengaruh terhadap kepuasan konsumen, sehingga berpengaruh juga kepada kesetiaan konsumen yang berdampak langsung kepada peningkatan pangsa pasar perusahaan. Salah satu yang harus diperhatikan dalam meningkatkan kualitas adalah dengan mengurangi dan mengeliminasi variasi yang muncul dalam sistem. Jenis variasi tersebut terbagi menjadi 2 yaitu common cause variation dan special cause variation. Variasi yang membutuhkan perhatian lebih adalah common cause variation, karena memiliki kontribusi sebesar 85% dari permasalahan dalam suatu sistem, serta memiliki sifat yang melekat pada sistem sehingga keberadaannya dalam sistem dianggap normal, akibatnya common cause variation menjadi sulit untuk diidentifikasi. Selain itu apabila common cause variation tidak dapat diidentifikasi, maka hanya gejala-gejala masalah saja yang mampu diidentifikasi dan menyebabkan masalah akan terus terjadi. Usaha dalam melakukan pengendalian kualitas khususnya dalam mengidentifikasi common cause variation menjadi sangat penting untuk dilakukan. Salah satu metodologi yang dapat digunakan untuk melakukan pengendalian kualitas yaitu root cause analysis (RCA), di mana metodologi ini mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab dari suatu permasalahan yang terjadi dalam sistem. Beberapa tools pada RCA yang sering digunakan dalam berbagai penelitian mengenai identifikasi akar penyebab masalah adalah cause
and effect diagram (CED), interrelationship diagram (ID) dan current reality tree (CRT), di mana 3 tools tersebut memiliki karakteristik, kelebihan dan kekurangan masing-masing. Selain 3 tools di atas terdapat pula beberapa tools lain yang juga cukup populer yaitu why why analysis dan multi vari analysis, di mana why why analysis merupakan RCA tools yang paling sederhana. Secara umum RCA tools yang ada masih belum mampu dalam mengidentifikasi hubungan atau inter-relasi antar faktor-faktor penyebab masalah, walaupun mampu mengidentifikasi namun identifikasi yang dilakukan masih bersifat subjektif. Duffy et al. (2011) juga menyatakan bahwa RCA masih sulit dalam mengidentifikasi akar penyebab masalah yang sebenarnya, dan hal tersebut sebenarnya berhubungan dengan kelemahan RCA dalam mengidentifikasi interaksi antar faktor-faktor penyebab masalah. Hal itu disebabkan karena salah satu cara yang cukup penting dalam mengidentifikasi suatu akar penyebab masalah yang sebenarnya atau common cause variation adalah dengan mengidentifikasi hubungan atau interaksi antar faktor dalam suatu sistem (Krisninsa, 2012), di mana hal tersebut juga diungkapkan oleh Taylor (2008), Collier dan Evans (2011), serta Florac dan Carleton (1999). Suatu improvement terhadap RCA harus dilakukan untuk menghasilkan inovasi metodologi yang memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi interaksi antar faktor-faktor penyebab masalah, sehingga common cause variation juga dapat teridentifikasi. Karakteristik tools yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu tools yang memiliki kemampuan dalam mengeksplorasi setiap faktor dan memiliki dasar dalam mengeksplorasi faktor-faktor tersebut, di mana karakteristik tersebut sebenarnya telah dimiliki oleh existing tools RCA. Karakteristik lain yang dibutuhkan yaitu kemampuan dalam mengidentifikasi hubungan atau interaksi antar faktor, serta kemampuan dalam menyajikan hasil analisis berupa statistical inference, namun existing tools RCA belum mampu mengakomodasi kedua karakteristik tersebut. Salah satu metodologi yang mampu mengakomodasi dua karakteristik terakhir yang disebutkan di atas adalah analysis of variance (ANOVA). Metodologi ini merupakan suatu metodologi statistik parametrik yang digunakan
untuk mengidentifikasi perbedaan mean dari dua populasi dan hasil pengujiannya bersifat kualitatif dan kuantitatif. Metodologi ini juga relatif mudah dimodifikasi dan dapat dikembangkan pada percobaan yang lebih rumit, serta metodologi ini juga mampu mengidentifikasi interaksi atau hubungan antar faktor-faktor penyebab, khususnya pada jenis two way ANOVA (Moore et al., 2009). ANOVA biasanya diaplikasikan ke dalam proses mencari faktor mana yang berpengaruh terhadap masalah yang terjadi, serta menentukan kombinasi faktor yang tepat dalam membuat hasil yang optimal, seperti penelitian yang dilakukan oleh Davim et al. (2003), serta Suseno dan Sawaludin (2013). Padahal berdasarkan pembahasan di atas, terdapat celah yang dapat diisi untuk melakukan perbaikan dalam RCA dengan menggunakan ANOVA. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengaplikasikan ANOVA pada proses RCA agar mampu mengidentifikasi interaksi faktor-faktor penyebab masalah, sehingga common cause variation juga dapat teridentifikasi.
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan kualitas pada suatu
produk atau jasa terjadi salah satunya akibat dari variasi yang muncul pada sistem, di mana variasi berupa common cause sulit untuk diidentifikasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan metodologi RCA, namun dalam penerapannya, RCA menjadi tidak akurat untuk mengidentifikasi common cause variation karena keterbatasan yang dimiliki, yaitu tidak mampu mengidentifikasi interaksi antar faktor-faktor penyebab masalah. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan terhadap metodologi RCA, yaitu dengan cara mengaplikasikan metodologi ANOVA ke dalam proses RCA tersebut.
1.3.
Asumsi dan Batasan Masalah Asumsi dan batasan masalah yang digunakan untuk lebih memfokuskan
penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Metodologi yang dikembangkan adalah metodologi parametrik two way ANOVA dan metodologi RCA. 2. Pengujian terhadap metodologi dan software yang dikembangkan, dilakukan di sebuah perusahaan manufaktur sarung tangan golf di Yogyakarta, yaitu PT. Adi Satria Abadi. 3. Data perusahaan yang digunakan untuk penelitian ini adalah data pada tahun 2013. 4. Penelitian ini hanya khusus untuk mengidentifikasi akar penyebab sebenarnya atau common cause variation, sehingga jenis akar penyebab lain tidak dibahas dalam penelitian ini.
1.4.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Penerapan ANOVA pada proses RCA untuk membangun suatu inovasi metodologi baru yaitu metodologi ANOVA-RCA, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi interaksi antar faktor-faktor penyebab masalah, sehingga common cause variation juga dapat teridentifikasi. 2. Pengembangan software VARCA (analysis of variance for root cause analysis), yang digunakan untuk membantu dan memudahkan proses penerapan metodologi ANOVA-RCA pada suatu studi kasus. 3. Menguji metodologi dan software yang dikembangkan pada sebuah studi kasus di perusahaan manufaktur sarung tangan golf di Yogyakarta, yaitu PT. Adi Satria Abadi.
1.5.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai berikut.
1. Manfaat untuk peneliti a. Mendalami pengetahuan tentang metodologi dalam statistik serta quality control, khususnya ANOVA dan RCA.
b. Mengaplikasikan ilmu tentang metodologi dalam statistik serta quality control yang didapat di perkuliahan ke dalam praktik lapangan. c. Menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat kelulusan Strata-1 Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada. 2. Manfaat untuk perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu inovasi dalam menganalisis suatu masalah menggunakan RCA di perusahaan. Inovasi tersebut yaitu penerapan ANOVA pada proses RCA sebagai tools improvement untuk mengidentifikasi common cause variation. 3. Manfaat untuk bidang ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bidang ilmu pengetahuan melalui publikasi dalam bentuk jurnal internasional bereputasi.