BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang KIR dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KKBI) memiliki arti melakukan pengecekan kendaraan, KIR sendiri bukanlah sebuah singkatan melainkan sebuah kata yang memiliki arti, dan pada Dinas Perhubungan KIR merupakan serangkaian kegiatan menguji dan memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor seperti truk, pikup, angkot, bus, dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan layak jalan. Oleh karena itu, pada Dinas Perhubungan melakukan pengujian terhadap kendaraan bermotor dan mengeluarkan izin layak operasi, sehingga dapat meminimalkan terjadinya kecelakaan akibat kendaraan bermotor yang tidak layak beroperasi tapi masih beroperasi. Memperoleh sertifikat izin KIR bukan perkara mudah, pemilik kendaraan bermotor harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Dinas Perhubungan seperti KTP, BPKB, STNK, NPWP, dan memiliki izin trayek untuk angkutan tertentu. Karena sebelum melakukan pengujian kendaraan bermotor harus melalui tahapan demi tahapan demi mendapat surat izin layak operasi. Izin KIR memiliki masa berlaku selama 6 bulan dan harus melakukan perpanjangan izin sebelum masa berlaku berkala habis. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, manipulasi terhadap gambar, teks, atau berkas-berkas termasuk dokumen atau sertifikat hasil tes, sangat mudah dilakukan. Seperti halnya untuk memperoleh izin KIR harus melalui beberapa tahapan dan harus dilakukan perpanjangan izin secara berkala, maka sangat rentan terjadinya tindak pemalsuan izin KIR. Untuk mengantisipasi terjadinya pemalsuan, maka dilakukan pengamanan dengan cara menyisipkan suatu objek pengenal seperti
tanggal
berakhirnya izin KIR, plat kendaraan serta nama pemilik kendaraan yang digunakan untuk mencocokkan konten yang tertulis pada buku KIR, yang kemudian akan disisipkan dan diproses sedemikian rupa menjadi sebuah kode yang dapat diidentifikasi dan dicocokkan. QR-Code (Quick Response Code) merupakan teknik yang mengubah data tertulis menjadi kode-kode 2-dimensi yang tercetak ke dalam suatu media yang lebih ringkas ( Rahmawati dan Rahman, 2011). QR-Code juga dapat menyimpan semua jenis data, seperti data numerik/angka, alphanumerik, biner, dan 1
2
kanji/kana. Dengan QR-Code informasi keaslian sebuah izin KIR tersebut dibuat menjadi lebih sederhana atau simple tanpa mengetikkan informasi kode validasi pada dokumen tersebut. QR-Code reader dan generator merupakan perangkat lunak yang beredar bebas, sehingga semua orang dapat membuat dan memindai sebuah QR-Code, sehingga praktik pemalsuan masih dapat dilakukan terhadap konten QR-Code. Untuk itu perlu dilakukan proses enkripsi konten, sebelum diubah ke QR-Code. Tujuan enkripsi adalah agar konten yang diubah ke dalam QR-Code tidak dapat diidentifikasi secara langsung format dan isinya oleh orang lain. Petugas atau pegawai Dinas Perhubungan saat melakukan razia kendaraan bermotor biasanya hanya meminta buku KIR yang dibawa oleh sopir kemudian mencocokannya dengan label yang ada di badan kendaraan bermotor. Sopir pada hal ini bisa saja membawa buku KIR yang palsu dan mungkin petugas juga tidak tahu sebuah buku KIR palsu atau tidak karena tidak adanya tanda yang bersifat unik yang dapat membedakan asli atau palsu, karena tidak adanya tanda yang bersifat unik membuat sebuah izin KIR dipalsukan, maka dengan adanya barcode 2 dimensi seperti QR Code ini bisa dijadikan salah satu tanda yang dapat digunakan untuk mendeteksi sebuah izin KIR itu palsu atau tidak ada. Dengan menanamkan sebuah ID yang terenkripsi yang ditanam dalam QR Code membuat sebuah data KIR kendaraan bermotor tidak mudah dilihat oleh sembarang orang namun hanya bisa dilihat oleh petugas Dinas Perhubungan. Saat melakukan razia di lapangan petugas cukup membawa sebuah smartphone yang di dalamnya sudah terdapat aplikasi khusus QR Code yang dimana aplikasi tersebut dapat membaca konten yang terenkripsi dalam sebuah QR Code, jadi dengan begitu
tidak
sembarang orang bisa membaca data yang tersimpan dalam QR Code meskipun mereka mempunyai aplikasi Reader QR Code. Dalam pembuatan sistem KIR menggunakan QR Code ini akan dibuat sistem yang berbasis web service dan Android dimana nantinya aplikasi KIR pada Android akan terkoneksi pada server dishub untuk dapat mengakses detail data KIR kendaraan. Fungsi web service disini untuk melakukan input data KIR baru atau pembuatan izin baru maupun perpanjangan izin KIR dan generate QR Code.
3
Oleh karena itu dari pemaparan di atas maka dalam skripsi ini akan dibuat sebuah sistem untuk mengidentifikasi keaslian perizinan KIR pada Dinas Perhubungan yaitu rancang bangun sistem identifikasi keaslian perizinan KIR menggunakan QR-Code berbasis aplikasi mobile Android dan web service pada Dinas Perhubungan kota Denpasar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan pada latar belakang, maka didapatkan permasalahan sebagai berikut: 1.
Bagaimana merancang sistem identifikasi keaslian izin KIR menggunakan QR Code berbasis aplikasi mobile Android dan web service?
2.
Bagaimana
melakukan
pengujian
identifikasi
keaslian
izin
KIR
menggunakan QR Code berbasis aplikasi mobile Android dan web service untuk proses pengecekan data izin KIR? 1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
1.
Membangun sebuah sistem identifikasi keaslian izin KIR menggunakan QR Code berbasis aplikasi mobile Android dan web service untuk pengecekan data izin KIR di Dinas Perhubungan.
2.
Menguji sistem perizinan KIR menggunakan QR Code (enkripsi dan deskripsi) untuk pengecekan data izin KIR di Dinas Perhubungan.
1.4
Batasan Masalah Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Studi kasus penelitian dilakukan pada Dinas Perhubungan Kodya Denpasar
2.
Melakukan enkripsi terhadap no plat kendaraan dan Id izin KIR pada perizinan KIR.
3.
Pemindaian QR-Code dilakukan pada media kertas / tercetak.
4
4.
Algoritma enkripsi yang digunakan pada penelitian ini adalah Algoritma 3 DES.
5.
Aplikasi yang dibuat aplikasi berbasis web dan aplikasi mobile Android
6.
Aplikasi dijalankan pada perangkat OS Android versi 4.4
1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Mempermudah petugas untuk melakukan pengecekan keaslian sebuah perizinan KIR.
2.
Dapat mengurangi atau meminimalisir terjadinya pemalsuan izin KIR.
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini adalah berdasarkan atas batasan
kegiatan
dan
metode
pembahasan
yang
disajikan
sistematik.
Sistematikanya adalah sebagai berikut : BAB I
Pendahuluan Bab ini bersikan tentang gambaan awal tentang tugas akhir ini yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penulisan, batasan masalah, metodologi penulisan serta sistematika penulisan.
BAB II
Kajian Pustaka Bab ini mengenai tinjauan mutakhir dan teori- teori dasar yang mendasari pembahasan permasalahan dari topik yang dibahas.
BAB III
Metode Penelitian Bab ini berisikan tentang tempat dan waktu penelitian, sumber data dan pengumpulan data, bahasa pemograman, metode analisis, alur analisisi dan jadwal penelitian dalam pembuatan penyusunan proposal
5
BAB IV Hasil dan Pembahasan Bab ini menjelaskan hasil dan pembahasan yang diperoleh setelah melakukan penelitian. Hasil dan pembahasan ditampilkan dalam bentuk gambar, sintak dan penjelasan dari masing-masing bagian. BAB V Simpulan dan Saran Bab ini memuat simpulan dari hasil penelitian serta saran atau masukkan yang berguna bagi pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan.
6