BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG Perkembangan
kota
yang
pesat
menyebabkan
makin
bertambahnya jumlah penduduk yang tinggal di kota tersebut. Demikian juga dengan volume sampah yang diproduksi oleh kota tersebut, yang berbanding lurus dengan perkembangan dan pertambahan jumlah penduduk. Hal ini sesuai dengan pendapat Merkel yang mengatakan bahwa perkembangan hasil-hasil pembangunan selalu diiringi dengan pertumbuhan volume limbah baik padat maupun cair. (Gov. Fed. German, 1997).
Hasil-hasil pembangunan yang dimaksud di sini tidak hanya sebagai akibat perkembangan industri saja tetapi juga perkembangan lahan terbangun suatu wilayah (Sidabutar ed. Rukmana, 1993). Pola yang demikian akan terus berlanjut karena sampah akan terus diproduksi selama manusia masih hidup dan melakukan kegiatan yang menyangkut kehidupan sehari-hari di wilayah yang mereka tempati .(Tchobanoglous, 1997; 4). Sebagai konsekuensinya, dituntut adanya pengelolaan sampah yang baik dan penyediaan lahan yang cukup untuk menampung sampah. Apabila hal tersebut diabaikan, maka akan menjadi masalah serius bagi suatu kota. Sampah kota merupakan kewajiban pemerintah kota untuk menanganinya, untuk itu sistem pengelolaannya telah dikembangkan secara nasional. Sistem persampahan yang lazim digunakan di Indonesia adalah sistem yang didasarkan atas premis kesehatan, ialah bahwa sampah merupakan bahaya kesehatan, sehingga harus secepatnya dikumpulkan, diangkut, dan dibuang serta di jaga agar dampak lingkungan yang di akibatkan nya dapat di minimalkan. Yang menjadi masalah adalah
1
2
kota-kota besar pada umumnya tidak dapat mengangkut seluruh timbulan sampahnya, yakni sekitar 70-80% saja. ( google : pengelolaan sampah) Sampah yang tak terangkut umumnya dibakar, dipendam, atau dibuang di selokan dan sungai sehingga menyebabkan aliran air tidak lancar yang pada akhirnya akan menyebabkan banjir (Cipta Karya, 1999). Kota Cirebon terdiri dari 5 kecamatan seluas 37,36 km2 dengan jumlah penduduk sejumlah 272.263 jiwa. Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu kecamatan Harjamukti (17,62 km2) sedangkan kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Pekalipan (1,57 km2). TPA Kopi Luhur merupakan satu-satunya TPA yang saat ini masih difungsikan diKota Cirebon sejak tahun 1998 setelah adanya penutupan TPA di Grenjeng, berada dalam wilayah administratif Kota Cirebon, terletak diKelurahan Argasunya Kecamatan Harjamukti dengan ketinggian antara 85-107 meter dari permukaan laut pada posisi 108°34’57”BTddan 6°43’56”LS pada pantai utara pulau jawa bagian timur laut jawa barat. Luas peruntukan lahan TPA Kopi Luhur yang telah dibebaskan oleh Pemerintah Kota adalah +/- 14,2Ha (sebelumnya 9,6Ha dan pada Tahun 2010 ada pembebasan seluas 4,6Ha) Curah hujan sedang yaitu 154,61mm/Bulan atau 1855,32mm/tahun dengan musim kemarau sekitar empat bulan yang mengakibatkan keringnya lahan, hulu sungai lunyu tepat melintas di tengah wilayah TPA, lokasi TPA sebelumnya merupakan lokasi kosong yang digunakan untuk galian C, kondisi tanah di lokasi tersebut terdiri dari endapan lumpur liat dan pasir pada lapisan atas tanah hingga terdapat batu pasir pada kedalaman sekitar 2-3 meter dan ratarata permeabilitas berjarak 1,36x10-4 sampai 768x10-5. Kelurahan Argasunya merupakan kelurahan terluas diKota Cirebon dengan penduduk yang masih jarang. Jarak perumahan terdekat dengan TPA sebelah utara sekitar 1000m dan selatan 200m dari tempat pembuangan akhir, produktifitas akuifernya termasuk akuifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir yang menyebabkan air tanah sulit dengan kedalaman lebih dari 10m di bawah lapisan tuf muda di atas,
3
lokasi TPA kopi luhur strategis pada celah antara 2 bukit yang dapat berfungsi sebagai penyangga suara bising dan bau, jarak dengan sentra produksi sampah kota sekitar 7 km sampai dengan 9 km dan kapasitas sampah per hari yang masuk ke TPA kopi luhur adalah 609 m3 /hari. (sumber: Dokumen Rencana Induk Sistem Persampahan Kota Cirebon, 2012).
Selain itu banyak menimbulkan penyakit dalam waktu yang panjang sampah dapat menimbulkan banjir karena sampah susah untuk diurai oleh mikro organisme yang ada (sampah pelastik, beling, limbah dll). Di kota Cirebon, tugas pengelolaan sampah dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Cirebon, yang meliputi tugas pembersihan jalan protokol dan saluran terbuka, pelayanan penyediaan TPS, pengangkutan sampah dan pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah dari jalan protokol dan tempat Pertamanan
dikumpulkan
dan
dibuang/diangkut
ke
TPS
dengan
menggunakan gerobak sampah. Sampah yang telah terkumpul di TPSTPS atau transfer depo maupun tempat-tempat lainnya (TPS liar) baik dari lingkungan pemukiman/rumah tangga, jalan protokol dan sebagainya kemudian diangkat ke TPA dengan menggunakan kendaraan Dump Truck, Arm Roll, Pick-up dan sebagainya. Sampah di TPA selanjutnya dikelola dan sampah yang bernilai ekonimis di ambil atau di kumpulkan oleh pemulung. Juga dampak TPA pada lingkungan sekitar akibat sampah yang dikumpulkan serta bau yang dihasilkan mengingat sampah yang dibawa oleh mobil-mobil truk sampah rata-rata sebanyak 8 m³, dan mobil tersebut beroperasi membawa sampah dari TPS ke TPA 77 sampai 80 rit/hari. Oleh karena persoalan yang timbul diatas penulis memutuskan dan tertarik untuk mengambil judul skripsi tentang Evaluasi Kinerja Tempat Pembuangan Akhir Di TPA Kopi Luhur Kota Cirebon dan TPA tersebut masih beroperasi secara optimal sampai sekarang.
4
1.2
MAKSUD DAN TUJUAN 1.2.1 Maksud Maksud penulis yaitu: 1. Untuk mengevaluasi kinerja pengelolaan TPA di Kota Cirebon, berupa mengetahui tentang manajemen pengelolan sampah di TPA Kopi Luhur Kota Cirebon. 2. Evaluasi kinerja alat berat yang berada dan beroperasi setiap harinya terhadap beban sampah di TPA Kopi Luhur kota Cirebon. 3. Mengetahui volume timbunan sampah di TPA Kopi Luhur. 4. Memberikan gambaran mengenai pengelolaan sampah di TPA Kopi Luhur. 1.2.2 Tujuan Tujuan Penulis yaitu: 1. Menghitung Kinerja pengelolaaan TPA. Alat Berat dan biaya oprasional nya. Sarana Dan Prasarana yang ada di TPA. 2. Mengetahui kapasitas TPA dan umur rencana TPA.
1.3
RUMUSAN MASALAH Agar dapat memenuhi tujuan dari penyusunan Skripsi ini, maka
penulis membatasi permasalahan yang akan di bahas, yaitu : 1. Hanya mengulas tentang evaluasi kinerja pengelolaan volume sampah di TPA Kopi Luhur kota Cirebon. 2. Membahas tentang biaya oprasional dan pemeliharaan alat berat dan sarana prasarana TPA kopi luhur kota Cirebon.
5
1.4
MANFAAT Manfaat penelitian ini adalah : 1. Sebagai informasi dan gambaran tentang keadaan TPA kopi luhur di Kota Cirebon. 2. Memberikan informasi cara kerja TPA Kopi Luhur dan bagaimana cara pengelolaannya sampah agar tidak menimbulkan efek serius bagi masyarakat dan habitat disekitar TPA. 3. Sebagai informasi dan pembelajaran yaitu pengetahuan tentang penghitungan alat berat dan jenis alat berat yang beroperasi di TPA kopi luhur Kota Cirebon. 4. Memberikan informasi tentang masalah yang terjadi untuk pemerintah agar menjadi kajian dan juga sebagai dasar penelitian selanjutnya apabila ada teman-teman ataupun adik-adik kelas Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil yang berkaitan tentang sampah dan sejenisnya.