BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa tingkah laku dan cara berpikir manusia dipengaruhi dengan kuat oleh latar belakang dan kebudayaan yang dimilikinya. Termasuk dalam cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Amia Luthfia (2011: 861) menyebutkan bahwa kebudayaan merupakan suatu landasan dalam praktik komunikasi yang terjadi. Namun memiliki kebudayaan dan latar belakang yang mirip bahkan sama sekalipun tidak menjamin berhasilnya suatu komunikasi. Tentu saja presentasi keberhasilan lebih tinggi jika dibandingkan dengan berkomunikasi dengan individu atau kelompok yang memiliki budaya dan latar belakang yang berbeda. Setiap budaya memiliki simbol yang unik dan simbol tersebut memiliki suatu makna khusus. Keunikan setiap budaya membuat masyarakat harus memahami bahwa perbedaan persepsi yang menimbulkan kesalahpahaman sangat mungkin terjadi. Perbedaan ekspektasi dalam suatu budaya dapat menimbulkan resiko yang besar sehingga menimbulkan ketidaknyamanan, komunikasi yang tidak lancar dan kesalah pahaman tertentu. Keberagaman tersebut dapat menciptakan berbagai masalah mulai dari masalah yang sederhana seperti kerjasama dalam kelompok hingga masalah yang benar-benar kompleks seperti antipati, rasa tidak puas yang terpendam, serta kecurigaan yang mendalam. Bila tidak diatasi masalah seperti ini dapat menimbulkan konflik sosial terbuka (Sherman Zein, 2012: 341-342). Oleh sebab itu, penting untuk setidaknya memahami budaya dan latar belakang yang berbeda
untuk
lebih
memperkecil
kemungkinan
kesalahpahaman
tersebut.
Masyarakat perlu memahami prinsip-psinsip komunikasi antarbudaya sehingga dapat dipraktekkan dalam hubungannya dengan orang-orang lain. Komunikasi antarbudaya saat ini semakin mungkin terjadi dengan berbagai faktor diantaranya kemudahan mobilitas masyarakat untuk berpergian ke seluruh dunia, faktor ekonomi, perkembangan teknologi komunikasi dan kerja sama politik antar negara (Ahmad Sihabudin, 2013: 6-9). Ini pun berlaku di tempat bekerja. Jika dalam suatu lingkungan kerja ada prasangka atau ketidaknyamanan yang dikarenakan perbedaan persepsi karena pengaruh budaya, hal ini tentunya mempengaruhi kinerja seorang karyawan yang tidak dapat beradaptasi dengan cepat 1
2 di lingkungan kerjanya. Amia Luthfia (2011: 861) menyebutkan bahwa kemampuan berkomunikasi dalam budaya dan latar belakang yang berbeda sangat diperlukan untuk dapat bertahan dan unggul dalam persaingan secara global dan dapat menghindari terjadinya konflik antar budaya yang merugikan. Mengenai perbedaan budaya dan latar belakang di tempat kerja juga diteliti oleh Zhang Xiao Chi (2012: 62-66) yang meneliti mengenai suatu bentuk program magang yang melibatkan karyawan yang berasal dari negara yang berbeda yang juga disebut international internship. Bekerja dengan rekan yang berasal dari berbagai negara juga turut meningkatkan standar karyawan tersebut. Karyawan yang bekerja dalam situasi tersebut tidak hanya harus berkompetisi dengan masyarakat dari negaranya saja, namun juga dari berbagai negara lainnya. Standar yang ditetapkan oleh perusahaan pun tentunya standar yang lebih tinggi yakni secara internasional. Tantangan yang didapatkan pun jauh lebih sulit. Selain harus mampu berbaur dan berkomunikasi dengan karyawan yang berasal dari budaya berbeda, mereka juga harus berlomba meningkatkan standar kerjanya (Zhang Xiao Chi, 2012: 62-66). Pada karya tulis ini akan dibahas lebih lanjut mengenai bagaimana bentuk komunikasi yang diterapkan dalam suatu perusahaan. Perusahaan atau organisasi yang akan dibahas adalah Humanitarian Affairs. Humanitarian Affairs merupakan Social Enterprise berbasis di London yang terdaftar dalam Panitera Perusahaan di Inggris dan Wales. Kegiatannya berfokus pada kegiatan kemanusiaan, pelatihan dan seminar kepemimpinan serta penggalangan dana bagi komunitas yang membutuhkan. Humanitarian Affairs memiliki kantor pusat di London, Inggris dan sekretariat di Chonburi, Thailand. Selain
fokus
kepada
komunitas-komunitas
yang
tertinggal
atau
berkekurangan, Humanitarian Affairs dalam misinya juga memberikan perhatian khusus dalam membentuk mahasiswa atau orang muda dengan dasar kepemimpinan yang kuat dan memiliki keunggulan yang lebih. Mendukung misinya ini, setiap tahun Humanitarian Affairs merekrut mahasiswa-mahasiswi untuk menjalani program magang di sekretariatnya. Program magang ini terbuka bagi mahasiswa-mahasiswi dari seluruh dunia yang universitasnya diberi kesempatan untuk mengirim mahasiswanya sebagai peserta magang. Perekrutan peserta magang yang berasal dari berbagai negara menciptakan lingkungan kerja di Humanitarian Affairs dengan keragaman latar belakang dan budaya. Humanitarian Affairs memang setiap tahunnya berusaha merekrut karyawan-karyawan dari latar belakang yang bervariatif.
3 Tentunya ada alasan yang kuat mengenai mengapa Humanitarian Affairs secara sengaja memilih karyawan dengan latar belakang yang berbeda untuk bekerja di organisasinya dan seperti apa proses komunikasi yang terjadi di Humanitarian Affairs. Hal ini menjadikan komunikasi antarbudaya dan latar belakang yang berbeda di Humanitarian Affairs menarik untuk digali lebih dalam. 1.2. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka fokus penelitian dari karya ilmiah ini adalah: ‘Bagaimana komunikasi yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan komunikasi antarbudaya diantara karyawan magang Humanitarian Affairs Asia?’
1.3. Pertanyaan Penelitian Selama periode magang yakni 4 Januari 2014 hingga 7 Agustus 2014, penelitian yang dilakukan hanya akan berfokus kepada karyawan magang Humanitarian Affairs Asia. Penelitian ini akan membahas secara lebih mendalam mengenai penerapan komunikasi yang terjadi di Humanitarian Affairs diantara karyawan magang yang memiliki latar belakang dan budaya yang berbeda. Karyawan magang Humanitarian Affairs yang akan menjadi objek penelitian berasal dari Singapura, USA, Kuwait dan sebagainya. Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan bagaimana komunikasi yang terjadi diantara para karyawan magang dengan latar belakaang budaya yang berbeda tersebut. Pertanyaan-pertanyaan lainnya yang menjadi bahasan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana
Humanitarian
Affairs
dan
karyawan
magangnya
mengkoordinir perbedaan latar belakang dan budaya yang ada sehingga dapat diterapkan komunikasi yang efektif? 2) Apa saja faktor-faktor penghambat dalam komunikasi antarbudaya yang diterapkan diantara para karyawan magang Humanitarian Affairs Asia? 3) Mengapa Humanitarian Affairs menerapkan sistem perekrutan karyawan magang dengan budaya dan latar belakang yang berbeda?
4 1.4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui bagaimana komunikasi antar budaya yang diterapkan di Humanitarian Affairs Asia. 2) Untuk memahami hambatan dalam komunikasi antarbudaya yang diterapkan diantara karyawan magang Humanitarian Affairs Asia serta menemukan solusinya. 3) Untuk mengetahui alasan yang melatar belakangi Humanitarian Affairs Asia dalam merekrut karyawan yang berasal dari negara dan budaya yang berbeda-beda. Berikut manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini: a. Manfaat Akademis : 1. Memberikan pemahaman bagi mahasiswa mengenai praktik nyata dari teori komunikasi antar budaya. 2. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya. b. Manfaat Praktis: 1.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi informasi baru kepadaHumanitarian
Affairs
untuk
dapat
mengetahui
manfaat
komunikasi antarbudaya yang diterapkan. 2.
Memberikan informasi tambahan mengenai masalah yang terjadi akibat perbedaan budaya yang ada di antara karyawan magang Humanitarian Affairs.
c. Manfaat Umum: 1.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai komunikasi antarbudaya di suatu perusahaan.
2.
Memberikan pemahaman mengenai budaya dan menghargai perbedaan yang ada dalam komunikasi antarbudaya.
1.5.
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu : BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat yang akan didapat dari karya tulis ini, serta sistematika penulisan.
5 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori - teori apa saja yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, baik itu teori umum maupun teori khusus terkait dengan komunikasi antar budaya. BAB 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dijelaskan di dalam bab ini adalah mengenai langkahlangkah untuk mendapatkan dan menganalisis data untuk menguji hipotesis serta mendapatkan jawaban penelitian. BAB 4 HASIL PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan menguraikan deskripsi mengenai objek penelitian, juga membahas mengenai data dan fakta-fakta yang telah dikumpulkan peneliti sebelumnya serta merelevansikan dengan dasar teori-teori yang diuraikan pada bagian sebelumnya. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Peneliti akan memberikan kesimpulan dan saran mengenai penelitian yang dilakukan.
6