BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendidikan tidak hanya penting tetapi menjadi keharusan bagi setiap orang yang hidup di era ini. Kemajuan teknologi menjadikan generasi penerus untuk tumbuh menjadi manusia modern. Namun jika tidak sejalan dengan pendidikan, kemajuan tersebut dapat merusak generasi bangsa. Maka dari itu peran pendidikan khususnya pendidikan pada usia dini menjadi sangat penting di masa kini. Pendidikan anak usia dini atau yang sering disebut PAUD, saat ini tengah menjadi fokus perhatian masyarakat khususnya para orang tua dan pemerintah. Selain penting dalam mempersiapkan anak menghadapi masa-masa ke depannya, PAUD juga dapat memberikan manfaat yang postif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Mengingat pada usia 0-6 tahun yang disebut sebagai masamasa emas (golden age) dimana potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang mulai terbentuk pada usia tersebut. Anak merupakan calon generasi penerus bangsa, sehingga sudah seharusnya pemerintah turut andil dalam menciptakan generasi yang berkualitas melalui perhatian di bidang pendidikan. Perhatian pemerintah terhadap pendidikan anak usia dini merupakan wujud komitmen pemerintah Indonesia di bidang pendidikan. Mengingat hasil pada pertemuan dunia Educationn For All yang diselenggarakan di Dakar tahun 2000 oleh para anggota PBB, yang menegaskan kembali komitmen terhadap pendidikan dan perawatan anak usia dini yang menentukan perkembangannya. Sejak saat itu hingga sekarang, PAUD menjadi isu sentral di dunia pendidikan (Latif dkk, 2013:2). Hal tersebut dipertegas dengan cara pemerintah mencanangkan program wajib PAUD bagi setiap anak sebelum mereka memasuki pendidikan sekolah dasar. Seperti yang dimuat pada surat kabar online, Direktur Pembinaan PAUD Ditjen PAUD dan Dikmas Kemdikbud Ella Yulaelawati memaparkan bahwa pada 2012 rata-rata APK (Angka Partisipasi Kasar) PAUD (Pendidikan Anak Usia
1
Dini) dunia meningkat menjadi sebesar 54 persen dari 35 persen pada tahun 2000. Pada tahun yang sama APK PAUD di Indonesia meroket dari 24 persen pada tahun 2009 menjadi 63 persen dan 68,1 persen pada tahun 2014. (dikutip dari www.republika.co.id/2 Oktober 2015, 16:16). Berdasarkan pemaparan tersebut menunjukkan bahwa para orang tua kini mulai memahami pentingnya pendidikan anak pada usia dini tentunya demi keberlangsungan masa-masa emas anak. Apabila pada masa pertumbuhan anak dimanfaatkan dengan berbagai kegiatan positif, dan mendapatkan arahan yang baik dari orang-orang terdekatnya serta anak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mudah berinteraksi dengan orang lain akan menjadi modal anak dalam menghadapi jenjang kehidupan berikutnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Havighurst (1959) dalam Latif dkk (2012:22) yang menyatakan bahwa perkembangan pada
satu
tahap
perkembangan akan menentukan
bagi
perkembangan selanjutnya. Keberhasilan dalam menjalankan tugas perkembangan pada suatu masa akan menentukan keberhasilannya pada masa perkembangan berikutnya. Menurut UU Sisdiknas No. 20/2003 pasal 1 angka 14, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Diatur lebih lanjut dalam Pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini yaitu: (1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. (2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. (3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak ( TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain sederajat. (4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
2
(5) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan
yang diselenggarakan oleh
lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, bahwa berbagai bentuk penyelenggaraan PAUD dengan konsep dan pembelajaran yang beragam tentunya harus disesuaikan dengan tahapan usia dan perkembangan anak. Sehingga pemberian rangsangan pendidikan melalui PAUD diharapkan dapat mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak di usia emasnya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran guru-guru di lingkungan sekolah. Guru merupakan salah satu komponen penting dalam kemajuan pendidikan suatu bangsa. Guru PAUD memiliki peranan yang cukup berbeda dengan pendidik lain seperti guru sekolah dasar, sekolah menengah, atau jenjang pendidikan lainnya. Guru PAUD bertugas mendidik anak yang masih usia dini dimana pada usia tersebut karakter seseorang mulai terbentuk. Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga karakter tersebut sekaligus menjadi cerminan karakter bangsa kedepannya. Sehingga sudah menjadi tanggung jawab guru PAUD dalam membentuk karakter anak agar kedepannya menghasilkan generasi yang berkualitas dan upaya dalam membentuk karakter bangsa yang lebih baik. Guru PAUD juga harus memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik agar kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana secara efektif. Dalam proses pembelajaran salah satu hal yang paling penting adalah komunikasi, karena dalam proses pembelajaran dibutuhkan cara bagi guru dalam menyampaikan pesan agar dapat dimengerti oleh para peserta didik. Pada usia yang masih dini kemampuan seorang anak dalam memahami rangsangan masih sangat rendah. Sehingga dalam kegiatan belajar mengajar antara guru dengan murid dibutuhkan komunikasi yang efektif agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran anak usia dini adalah komunikasi yang dimana guru dan murid dapat saling memahami mengenai pesan yang disampaikan. Sehingga seorang guru PAUD harus dapat memilih dan
3
menentukan
apa
yang
harus
dikomunikasikan
dan
bagaimana
cara
mengomunikasikannya. Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran dapat ditemui ketika kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan maksimal sehingga mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus dapat menyusun dan mengorganisir kegiatan dan tujuan pembelajaran. Hal ini tentunya berkaitan dengan salah satu kompetensi guru yaitu kompetensi pedgogik dimana seorang guru harus memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran. PAUD Lembah Madu adalah penyedia fasilitas pendidikan bagi anak usia dini yang terletak di Jl. Warung Contong Timur No. 1 Cimahi, Jawa Barat. Yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di lokasi ini yaitu pembelajaran yang berbasis pada nilai-nilai agama dan moral, metode pembelajaran montessori atau yang kini disebut permainan area yang belum banyak diadaptasi PAUD lainnya, fasilitas pembelajaran yang memadai, bangunan sekolah yang memberikan kesan bagi peserta didik seperti suasana di rumah, serta kegiatan field trip yang rutin diadakan setiap bulan yang bertujuan dalam mengembangkan potensi anak baik fisik maupun psikis. Selain itu, yang menarik adalah tidak hanya anak, namun orang tua juga ikut belajar cara berperan menjadi orang tua yang baik dan benar dan dibekali pengetahuan dalam mendidik anak melalui program-program pertemuan orang tua (parenting). Melalui kegiatan tersebut, semua orang tua murid akan terlibat dalam menentukan kegiatan anak mereka, khususnya pada kegiatan field trip dimana aktivitas pembelajaran dilakukan di luar sekolah. Adanya buku komunikasi (Bukom) sebagai sarana komunikasi guru dengan orang tua peserta didik. PAUD Lembah Madu mencoba tetap fokus terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak didiknya dengan tidak melibatkan peserta didik mengikuti perlombaan-perlombaan di luar sekolah. Aktivitas lebih diarahkan pada kegiatan luar ruang ditujukan untuk mengasah bakat dan keterampilan anak. Selain itu, para peserta didik juga diperkenalkan dengan lingkungan yang baru dan orangorang baru melalui serangkaian kegiatan kunjungan ke tempat-tempat dimana mereka bisa belajar sambil bermain dan dengan cara yang menyenangkan.
4
Penyelenggaraan PAUD Lembah Madu dinilai sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak. Melalui program pengembangan pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan dasar yang menjadi dasar pembelajaran di PAUD Lembah Madu Cimahi. Hal tersebut juga tercantum dalam company profile PAUD Lembah Madu bahwa program kegiatan Lembah Madu meliputi kegiatan pengembangan agama islam, pengindraan, kehidupan praktis, bahasa, logika matematika, fisik yang berupa motorik kasar dan halus, dan
seni. Karena
kenyataannya masih ada PAUD yang menerapkan pembelajaran membaca, menulis dan berhitung (calistung) pada anak usia dini seperti beberapa PAUD lain yang berlokasi tidak jauh dari PAUD Lembah Madu. Padahal diketahui bahwa setiap anak didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan tujuan pendidikan usia dini adalah memfasilitasi anak untuk dapat berkembang sesuai dengan usianya. Apabila adanya pemaksaan bagi anak dalam pemberian rangsangan pendidikan pada tahap awal pendidikan akan berakibat buruk bagi anak itu sendiri dan hal ini juga berakibat pada kesiapan anak dalam menghadapi jenjang pendidikan berikutnya. Dipertegas melalui informasi yang dimuat pada media online, dimana melalui surat edaran yang dikeluarkan Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUDDikmas) Kemendikbud Harris Iskandar terkait aturan larangan pembelajaran pra keaksaraan baca, tulis, dan hitung (calistung) di pendidikan anak usia dini (PAUD) yang sebenarnya sudah ada sejak era Mendikbud Mohammad Nuh. Namun dalam praktiknya aturan tersebut sering dilanggar (dikutip dari http://pustakaindonesia.org/11 Januari 2016, 22:47). Bertolak dari pemaparan tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Komunikasi Pembelajaran Guru PAUD dalam Pembentukan Karakter Anak” di PAUD Lembah Madu Cimahi. Dimana komunikasi pembelajaran yang efektif dalam kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh
pada
keberhasilan
pembelajaran
dan
tercapainya
tujuan
pembelajaran.
5
1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti menentukan fokus masalah penelitian sebagai berikut: “ Bagaimana komunikasi pembelajaran yang efektif yang dilakukan guru PAUD dalam pembentukan karakter anak ? ”
1.3 Rumusan Masalah Untuk mengetahui lebih rinci pembahasan pada penelitian ini, peneliti membuat beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana rencana pembelajaran
yang dilakukan guru PAUD dalam
dalam pembentukan karakter anak di PAUD Lembah Madu? 2. Bagaimana metode pembelajaran
yang digunakan guru PAUD dalam
pembentukan karakter anak di PAUD Lembah Madu? 3. Bagaimana proses komunikasi pembelajaran guru PAUD dengan peserta didik di PAUD Lembah Madu? 4. Bagaimana evaluasi pembelajaran
yang dilakukan guru PAUD dalam
dalam pembentukan karakter anak di PAUD Lembah Madu?
1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui rencana pembelajaran
yang dilakukan guru PAUD
dalam dalam pembentukan karakter anak di PAUD Lembah Madu 2. Untuk menjelaskan metode pembelajaran yang digunakan guru PAUD dalam pembentukan karakter anak di PAUD Lembah Madu. 3. Untuk mendeskripsikan proses komunikasi pembelajaran guru PAUD dengan peserta didik di PAUD Lembah Madu. 4. Untuk mengetahui evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru PAUD dalam dalam pembentukan karakter anak di PAUD Lembah Madu.
6
1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1
Aspek Teoritis
a. Bagi penulis, mendapatkan ilmu pengetahuan serta wawasan mengenai komunikasi pembelajaran khususnya mengenai komunikasi pembelajaran yang efektif untuk anak usia dini serta konsepsi pembelajaran yang mencakup perencanaan, pemilihan metode pembelajaran yang tepat bagi anak usia dini, proses komunikasi pembelajaran dan evaluasi pembelajaran PAUD. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan tentang komunikasi pembelajaran PAUD yang efektif yang digunakan guru PAUD dalam pembentukan karakter anak untuk menambah masukan demi perkembangan ilmu komunikasi terutama yang berkaitan dengan komunikasi pembelajaran.
1.5.2
Aspek Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat menjadi bahan masukan dan evaluasi bagi PAUD Lembah Madu Cimahi khususnya dalam kegiatan komunikasi pembelajaran bagi guru PAUD dalam pembentukan karakter anak. b. Menjadi karya
ilmiah
yang bisa
berkaitan
tentang
komunikasi
pembelajaran PAUD yang efektif. c. Menjadi bahan referensi untuk peneliti lain dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan studi kualitatif.
1.6 Tahapan Penelitian Penelitian merupakan suatu proses yang terdiri atas beberapa langkah. Proses penelitian adalah suatu kegiatan interaktif antara peneliti dengan logika, masalah, desain dan interpretasi. Berikut langkah penelitian menurut Sukmadinata (2012:9-11) dalam bukunya “Metode Penelitian Pendidikan” yang diterapkan peneliti dalam penelitian:
7
a. Mengidentifikasi masalah Kegiatan penelitian dimulai dengan mengidentifikasi isu-isu dan masalahmasalah penting, hangat dan mendesak yang dihadapi saat ini, dan yang paling banyak arti atau kegunaannya bisa isu atau masalah tersebut. Dalam penelitian ini, masalah yang diangkat merupakan isu sosial yang terkait dengan komunikasi pembelajaran pada anak usia dini.. b. Merumuskan dan membatasi masalah Perumusan masalah merupakan perumusan dan pemetaan faktor-faktor atau variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah. Karena faktor atau variabel yang terkait dengan fokus masalah cukup banyak, maka ada perlu pembatasan yaitu dibatasi pada faktor atau variabel yang dominan. Sehingga dalam penelitan ini dirumuskan sebuah masalah kedalam beberapa pertanyaan terkait dengan variabel dominan. c. Melakukan studi kepustakaan Studi kepustakaan merupakan kegiatan untuk mengkaji teori-teori yang mendasari penelitian, baik teori yang berkenaan dengan bidang ilmu yang diteliti maupun metodologi. Dalam studi kepustakaan juga dikaji hal-hal yang bersifat empiris bersumber dari temuan-temuan penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan studi kepustakaan yang berkaitan dengan topik penelitian seperti teori komunikasi pembelajaran pada anak usia dini. d. Menentukan desain dan metode penelitian Desain penelitian berisi rumusan tentang langkah-langkah penelitian, dengan menggunakan pendekatan, metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan sumber data tertentu serta alasan-alasan mengapa menggunakan metode tersebut. e. Menyusun instrumen dan mengumpulkan data Kegiatan pengumpulan data didahului oleh penentuan teknik, penyusunan dan pengujian instrumen pengumpulan data yang akan digunakan. Dalam pelaksanaan pengumpulan data, selain objektivitas dan keakuratan data
8
yang akan diperoleh, segi-segi legal dan etis dalam proses pelaksanaanya perlu mendapatkan perhatian. f. Menganalisis data dan menyajikan hasil Analisis data menjelaskan teknik dan langkah-langkah yang di tempuh dalam mengolah atau menganalisis data. Data kualitatif dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan model interaktif. g. Menginterpretasikan temuan, membuat kesimpulan dan rekomendasi Hasil analisis data masih berbentuk temuan yang belum diberi makna. Pemberian makna dilakukan melalui interpretasi. Interpretasi dibuat dengan melihat makna hubungan antara temuan yang satu dengan lainnya, antara temuan dengan konteks atau hal-hal yang melatarbelakanginya, dengan teori yang mendukungnya. Kesimpulan merupakan penarikan generalisasi
dari
hasil
interpretasi
temuan
penelitian.
Terhadap
kesimpulan-kesimpulan yang telah dirumuskan, disusunlah implikasi dan rekomendasi atau saran.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.7.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berlokasi di PAUD Lembah Madu yang berada di Jalan Warung Contong Timur No. 1 Cimahi, Jawa Barat. 1.7.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dibagi menjadi dua yaitu pra penelitian dan penelitian. Dimana pra penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu September dan Oktober, sedangkan penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu bulan Januari hingga bulan Maret 2016 yang mencakup tahap persiapan, penelitian lapangan, penyusunan dan menganalisis dan tahap penyusunan akhir sampai dengan pelaksanaan sidang.
9
Tabel 1.1 Waktu Penelitian No. 1.
Tahapan Penelitian
2015-2016 Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Penentuan topik penelitian
2.
Pra-penelitian
3.
Membuat format proposal penelitian
4.
Menyusun dan melengkapi BAB 1-3 proposal penelitian
5.
Seminar proposal
6.
Penelitian lapangan
7.
Pengolahan data
8.
Menyusun laporan
Sumber : Olahan peneliti
10