BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Geometri ruang merupakan suatu bentuk geometri yang tidak terletak pada
bidang datar atau suatu benda ruang yang berbentuk tiga dimensi. Geometri ruang memiliki panjang, lebar, dan tinggi seperti kubus, balok, kerucut, tabung, prisma,limas dan bola (Firmanawaty,2003:70). Mempelajari dimensi 3, yang meliputi balok dan kubus volume dan sebagainya, pada pokok pembahasan ini seseorang guru biasanya mengalami kesulitan untuk menjelaskan kepada siswa. Karena materi ini membutuhkan kemampuan visualisasi siswa yang relatife tinggi. Matematika adalah suatu bidang ilmu yang melatih penalaran supaya berpikir logis dan sistematis dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan. Mempelajarinya memerlukan cara tersendiri karena matematika bersifat khas, yaitu abstrak, konsisten, hierarki, dan berpikir deduktif. Oleh karena itu, pengajaran matematika di Sekolah Dasar hendaknya diarahkan agar siswa mampu secara sendiri menyelesaikan masalah-masalah lain yang diselesaikan dengan bantuan teori belajar matematika. Begitu pentingnya pengetahuan teori belajar matematika dalam sistem penyampaian materi di kelas, sehingga setiap metode pengajaran harus selalu disesuaikan dengan materi belajar. Kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari matematika disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu diantaranya adalah rendahnya kemampuan siswa. Penyebab rendahnya kemampuan siswa pada umumnya siswa lebih suka menghafal dari pada latihan dan analisa. Sebagai contoh ketika siswa menjumpai soal dimensi 3 dimana siswa diminta untuk mencari panjang garis yang menghubungkan titik tengah 2 diagonal ruang suatu balok. Jika tidak ada alat peraga atau media pembelajaran,tentu tidak semua siswa mampu mevisualisasikannya. Saat itu siswa dituntut untuk membayangkan sebuah bangun agar bisa memecahkan soal.
1
2
Rendahnya nilai matematika seperti kemampuan siswa yang masih rendah atau mungkin karena strategi dan metode pembelajaran yangkurang cocok sehingga mengurangi minat anak belajar matematika, alat evaluasi yang kurang baik, ataupun materi yangdiberikan tidak sesuai dengan tingkat berfikir siswa. Penerapan metode pembelajaran matematika selama ini masih banyak berorientasi pada guru, padahal pembelajaran melibatkan guru dan siswa. Sesuai pendapat Siti Fatimah,dkk (2004:4) yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar dimana siswa dan guru dapat berinteraksi pada saat pelajaran berlangsun untuk mencapai tujuan pendidikan. Interaksi ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar dan guru lebih sebagai fasilitator untuk membimbing siswa sebagai upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan matematika. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau mengembangkan profesionalitas. Menurut Widdiharto (2008:1), ”dorongan untuk memecahkan kesulitan siswa merupakan salah satu unsur dalam mengembangkan profesi guru. Hal ini dilandaskan pada prinsip pemahaman konsep dalam konteks pemecahan masalah”. Guru perlu mengetahui jenis, penyebab, serta alternatif pemecahan yang dihadapi siswa sehingga pada akhirnya guru dapat membantu masalah kesulitan siswa. Cara belajar yang baik menurut Bruner dalam Dahar (1996) adalah Belajar penemuan yaitu belajar dengan cara penyajian enaktif, ikonik, dan simbolik. Penyajian secara enaktif adalah melalui tindakan guru, cara ikonik melalui sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep dan cara simbolik menggunakan kata-kata atau bahasa. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. Dahar (1996) menyatakan bahwa belajar penemuan membangkitkan keinginan siswa, memberi motivasi untuk bekerja terus sampai menemukan jawaban-jawaban. Dengan diterapkan teori belajar Penemuan dalam kegiatan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Mengingat hal itu, teori Bruner akan diterapkan pada penelitian ini pada pokok bahasan yang akan dipilih adalah
3
Bangun Ruang Sisi Lengkung, hal ini karena topik yang sangat penting dikuasai siswa mengingat aplikasi dan kegunaanya banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan latar belakang diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Desain Pmbelajaran Kubus dan Balok Menggunakan Teori Belajar Jerome S.Bruner untuk SMP Kelas VIII”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimana hasil validasi perangkat pembelajaran teori J.S Bruner untuk SMP kelas VIII? b. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran yang terkait dengan kubus dan balok menggunakan teorema belajar J. S Bruner untuk SMP kelas VIII? c. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VIII pada materi Kubus dan Balok dengan teori pembelajaran J.S Bruner? 1.3 Pembatasan Masalah Agar peneliti ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka masalah dalam penelitian inidibatasi yaitu : a. Penelitian hanya dilakukan pada materi kubus dan balok b. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode desain pembelajaran Bruner dalam kelas VIII di SMP Negeri 1 Tegaldlimo. c. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes setelah penggunaan metode desain pembelajaran Bruner. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah : a. Mendeskripsikan hasil validasi perangkat pembelajaran teori J.S Bruner untuk SMP kelas VIII. b. Mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran yang terkait dengan kubus dan balok menggunakan teorema belajar J. S Bruner untuk SMP kelas VIII.
4
c. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VIII pada materi Kubus dan Balok dengan teori pembelajaran J.S Bruner.
1.5 Manfaat Penelitian Dengan diadakan penelitian diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Bagi Guru Matematika yaitu: 1. Sebagai bahan masukan bagi guru di SMP kelas VIII tentang teori desain pembelajaran Bruner yang diterapkan pada pokok Bahasan Kubus dan Balok, Bangun Ruang Sisi Lengkung. 2. Memberikan informasi dalam mengembangkan desain pembelajaran kubus dan balok menggunakan teori belajar J. Bruner. b. Bagi Siswa Membantu siswa mengatasi kesulitan dalam mempelajari konsep matematika dan membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar. c. Bagi Peneliti 1. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bekal peneliti dalam melakukan proses belajar mengajar. 2. Informasi bagi peneliti lain tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan desain pembelajaran Bruner pada materi kubus dan balok.
5