BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Di zaman modern ini manusia sudah tidak bisa lepas dengan masalah transportasi, dimana transportasi merupakan sesuatu yang vital dalam kehidupan manusia. Transportasi yang ada sekarang ini terdiri dari darat, laut, maupun udara. Semua sarana tersebut merupakan hasil dari pemikiran manusia. Diantara sarana transportasi yang ada, transportasi darat merupakan sarana yang terpenting, sebab manusia sangat membutuhkan transportasi di daratan. Awal mula munculnya sarana transportasi di bumi ini berasal dari pemikiran manusia yang berpikir bagaimana caranya untuk mempermudah cara berpergian selain berjalan kaki yang cukup melelahkan, sehingga dengan kepandaian yang dimiliki manusia mulai melahirkan sepeda, andong, sampai mobil. Di zaman sekarang ini, motor sudah menjadi bagian kehidupan manusia. Sebagai alat transportasi yang sangat populer motor bisa digunakan sebagai sarana angkutan umum,(ojek) maupun pribadi dan jumlah motor di dunia saat ini sudah tidak terhitung lagi jumlahnya, bahkan di Indonesia jumlah motor sudah puluhan juta unit. Motor disebagian orang bisa menunjukan sifat, karakter, dan gaya hidup seseorang. Karena itulah motor yang ada sekarang ini sangatlah banyak jenisnya, dan memiliki desain yang berbeda – beda, dengan harga yang beraneka ragam dari yang murah sampai yang mahal. Sejarah showroom bermula dari adanya tuntutan oleh masyarakat untuk didirikannya tempat permanen yang berfungsi untuk mengadakan acara yang bertujuan untuk memamerkan segala macam hasil karya manusia. Sebab sebelum adanya showroom, kegiatan–kegiatan ini biasa disebut dengan pameran, dan biasanya pameran
1
bisa berlangsung dimana saja dengan waktu yang tidak menentu, sehingga masyarakat terkadang sulit untuk melihat pameran-pameran tersebut. Khususnya di Indonesia kalangan penggemar sepeda motor bermesin besar atau lebih dikenal dengan sebutan “Moge” berasal dari kalangan exekutif. Mereka umumnya menggunakan ”Moge” mereka hanya pada akhir pekan, baik dipakai untuk melakukan touring ke luar kota atau hanya sekedar jalan jalan ke Mall baik bersama keluarga maupun teman sepergaulan dan membicarakan bisnis,politik, karena pemilik H-D ratarata pengusaha, pejabat pemerintahan dan professional. Dimana pemilik motor gede itu sendiri dari kalangan menengah keatas, karena motor tersebut memiliki harga yang sangat mahal. Motor gede di indonesia sangat banyak komunitasnya dari motor sport sampai harley-davidson. Di indonesia ada beberapa macam club harley-davidson yang kesemuanya terdiri dari individu-individu yang berangkat dari kesamaan hobi yang mengutamakan suasana kebersamaan. Dari kelompok harley-davidson yang mempromosikan harley-davidson melalui touring dan bakti sosial yang mereka adakan, sehingga harley-davidson banyak dikenal oleh masyarakat sebagai motor besar dengan gayanya sendiri. Harley-davidson sudah sangat banyak, ada yang mempunyai motor(biker’s) dan tidak memiliki motor (non biker’s) tersebar diseluruh indonesia. Adanya club-club Harley-davidson di indonesia seperti : HDCI ( Harley-davidson Club Indonesia ) HOG ( Harley Owner Grup ) ISHD ( Ikatan Sport Harley-davidson ) Yang sering berkumpul dan mengadakan kegiatan bersama seperti touring, games dan aksi sosial. Membuat suatu interior bangunan untuk memamerkan motor-motor tersebut kepada para pengunjung dan ditambah ruangan untuk memperbaiki maupun untuk memodifikasi motor-motor tersebut. Perancangan interior bangunan ini bertujuan agar suasana ruang didalam dapat membuat suatu produk (motor) akan terlihat lebih menarik
2
dan mengundang para pengunjung dengan penataan interior yang baik, dan ruang dibuat agar dapat terlihat lebih komunikatif untuk mendukung informasi-informasi dari produk (motor) yang dijual. Dimana saat pengujung ingin melihat motor-motor yang dijual, atau yang motornya akan diperbaiki para pengunjung tidak merasa bosan, tetapi menyenangkan
1.2.
MAKSUD DAN TUJUAN PERANCANGAN 1.2.1.
Maksud
Maksud dari perancangan showroom ini adalah untuk meningkatkan citra Harleydavidson sebagai kendaraan yang tergolong mewah yang menampilkan segala kemewahannya baik itu dalam interior showroomnya ataupun pada kendaraan itu sendiri, dan secara otomatis akan mengangkat citra Harley-davidson sebagai kendaraan bagi kalangan menengah keatas.
1.2.2.
Tujuan
Tujuan dari perancangan interior pada showroom Harley-davidson ini adalah agar perancangan yang dilakukan dapat membuat perusahaan tersebut lebih baik, dilihat dari segi penjualan, dari segi pemasaran, dan segi pelayanan terhadap konsumen produk Harley-davidson tersebut.
1.3. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Latar belakang permasalahan ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai apa saja yang berkaitan dengan desain interior sebuah showroom motor. Hal ini dilakukan agar dapat lebih mengetahui permasalahan dan fakta yang ada sehingga dapat merencanakan interior sebuah showroom motor dengan lebih baik. Berikut ini adalah permasalahan yang ingin diungkapkan, antara lain : a. Bagaimana cara merancang interior showroom yang menarik, inovatif , komunikatif tanpa meninggalkan kesan atau citra dari motor Harley-davidson ?
3
b. Bagaimana merancang interior yang dapat memenuhi fungsi showroom sebagai sarana informasi mengenai produk dan perawatan motor Harley-davidson ?
1.4. BATASAN MASALAH Pada showroom yang akan dirancang ini, penulis lebih menitikberatkan merancang showroomnya, yang memiliki beberapa ruang yang memiliki fungsinya sendiri-sendiri, ruang-ruang tersebut adalah ruang pamer, resepsionis, meeting room, ruang tunggu, dan lainnya. Harley-davidson memiliki beberapa showroom di Indonesia, MHD memiliki lima dealership di empat kota besar, yakni Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Denpasar, ditambah tiga showroom di Jakarta, yakni Pondok Indah Mall 2, Gading Auto Center, dan yang terbaru PX Pavilion. untuk perancangan ini saya akan merancang sebuah showroom yang berada di jl sultan iskandarsyah Jakarta.
1.5. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN Proyek Showroom dan Bengkel Motor Harley-davidson di Jakarta ini terdiri dari satu lantai dengan luasan + 800 m2, yang meliputi perancangan : - Ruang pamer - Ruang informasi - Ruang tunggu - Ruang meeting - Ruang kerja - Toilet - Mushola - Café dan mini bar
4
1.6. METODE PEMBAHASAN 1.6.1.
Identifikasi Masalah
a. Literatur ● Studi pustaka ● Konsultasi dengan dosen pembimbing b. Studi banding lapangan ● Wawancara ● Survey 1.6.2.
Pengumpulan Data
a. Melakukan survey lapangan terahadap showroom-showroom yang ada sebagai data untuk melakukan perancangan ini. b. Mengambil data-data fisik lapangan dan mengambil foto-foto di lapangan. c. Melakukan wawancara dengan yang bersangkutan. d. Mengumpulkan data-data dari sumber lain yang dapat melengkapi penulisan makalah ini. 1.6.3.
Analisa Terhadap Proyek Melakukan analisa pada lapangan yang telah di survey untuk
mendapatkan gagasan ide ataupun permasalahan-permasalahan yang ada yang kemudian dijadikan referensi untuk perancangan ini. 1.6.4.
Konsep Membuat sebuah konsep desain dari hasil survey dan pengumpulan data-
data lapangan yang sudah dihimpun dan dianalisa sehingga dapat menghasilkan sebuah gagasan atau ide atau konsep yang mendekati sempurna dan lengkap.
5
1.7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Bab I.
Pendahuluan
Membahas tentang latar belakang pemilihan proyek, latar belakang showroom. Dan juga berisi tentang maksud dan tujuan dari perancangan proyek ini, latar belakang permasalahan, batasan permasalahan, ruang lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika pembahasan, serta skema pemikiran. Bab II. Tinjauan Data Akan membahas pengertian dari motor dan showroom, sejarah berdirinya showroom dan bengkel, jenis-jenis showroom dan bengkel,produk-produk yang dijual, pelayanan-pelayanan yang diberikan dan membahas perancangan desain interior showroom Bab III. Analisis Data Survey Membahas tentang showroom yang di tinjau di lapangan, mengenai laporan tinjauan di lapangan, apakah baik buruknya sebuah desain yang telah ada, perlu apa tidaknya sebuah desain pada showroom, kesemuanya itu ditinjau dari aspek manusia, lingkungan, bangunan, dan aspek ruang. Bab IV. Analisis Data Proyek Membahas dan menganalisa sebuah proyek yang akan dirancang dari segala aspek yaitu aspek manusia, skema kegiatan pemakai ruang, jenis kegiatan yang dilakukan, kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh pemakai ruang, fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan, analisa ergonomi dan besaran ruang, analisa fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan, analisa kebutuhan ruang. Bab V. Konsep Perancangan Desain Daftar pustaka
6