BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembangunan gedung–gedung baru cenderung bertingkat, hal ini sebagai solusi semakin sempitnya lahan tanah yang ada. Namun disisi lain, dengan semakin banyak berdirinya bangunan bertingkat, beberapa permasalahan mengenai keamanan bangunan menjadi hal penting untuk diperhatikan, karena bangunan bertingkat lebih beresiko mengalami gangguan, baik gangguan secara mekanik maupun gangguan alam. Salah satu dari gangguan mekanik bisa dimungkinkan kerobohan gedung karena kurang kokohnya bangunan, sedangkan gangguan alam yang sering terjadi adalah terkenanya sambaran petir. Secara geografis letak Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa menyebabkan Indonesia beriklim tropis, akibatnya Indonesia memiliki hari guruh rata-rata per tahun yang sangat tinggi. Dengan demikian bangunan–bangunan di Indonesia memiliki resiko lebih besar mengalami kerusakan akibat terkena sambaran petir. Kerusakan yang ditimbulkan dapat membahayakan peralatan serta manusia yang berada di dalam gedung tersebut. Petir merusak struktur yang terbuat dari bahan, seperti batu, kayu, beton dan baja yang dapat mengalirkan arus listrik yang tinggi dari petir sehingga dapat memanaskan bahan dan akan menyebabkan potensi kebakaran atau kerusakan berbahaya lainnya. Untuk melindungi dan mengurangi dampak kerusakan dari sambaran petir maka perlu dipasang sistem pengaman pada gedung bertingkat. Sistem pengaman itu salah satunya berupa sistem penangkal petir beserta pentanahannya. Sambaran petir langsung dapat menyebabkan kerusakan bangunan, peralatan, kebakaran, bahkan korban jiwa. Hal ini menimbulkan kerugian besar sehingga dibutuhkan usaha untuk mengurangi resiko kerusakan akibat sambaran petir, yaitu 1
2 dengan sistem penangkal petir. Pada umumnya suatu bangunan yang tinggi selalu dilengkapi dengan sistem penangkal petir. Penangkal petir ditempatkan pada bagian atap bangunan, kemudian dihubungkan ke tanah melalui kawat pembumian penangkal petir yang dipasang pada bagian sisi bangunan. Di dalam bangunan tersebut terdapat instalasi listrik yang menyalurkan daya listrik untuk semua peralatan listrik yang dipergunakan dalam bangunan tersebut. Sistem penangkal petir pada bangunan meliputi sistem proteksi eksternal dan sistem proteksi internal. Sistem proteksi petir eksternal berfungsi untuk mengurangi resiko terhadap bahaya kerusakan akibat sambaran langsung pada bangunan yang dilindungi, sedangkan sistem proteksi petir internal bertujuan untuk melindungi instalasi peralatan di dalam bangunan terhadap tegangan lebih akibat sambaran petir. Perancangan sistem penangkal petir dipengaruhi oleh karakteristik bangunan yang diproteksi dan karakteristik tahanan tanah di daerah tersebut. Dengan banyaknya pembangunan gedung-gedung bertingkat di Indonesia saat ini, maka dibutuhkan sistem pengaman, salah satunya ialah sistem penangkal petir yang berguna untuk melindungi dan mengurangi dampak kerusakan bangunan-bangunan di Indonesia. Hal tersebut menjadi suatu potensi yang dimanfaatkan oleh para peminat bisnis di Indonesia yang bersaing ketat untuk mengembangkan sayapnya di bidang yang sama. Di dalam perusahaan yang bergerak di bidang penangkal petir, sumber daya manusia merupakan aset penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dengan memberikan kualitas dan kuantitas produk yang baik untuk memberikan kepuasan bagi masyarakat dan melengkapi kebutuhan bisnis di Indonesia. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dari sumber daya manusia ialah kinerja dan keterikatan yang dimiliki oleh tiap-tiap karyawan sebagai sikap antusias terhadap perusahaan dan berkelanjutan. Adanya kinerja yang baik dalam perusahaan menunjukkan bahwa karyawan memiliki kepuasan kerja serta komitmen kerja yang tinggi untuk meningkatkan kinerja di perusahaan dan mempengaruhi banyaknya kontribusi yang diberikan kepada perusahaan termasuk pelayanan yang berkualitas yang disajikan. Kinerja karyawan pada dasarnya ialah hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu yang merupakan faktor penentu keberhasilan perusahaan.
3 Di dalam kinerja perusahaan terdapat hal-hal yang membuat kinerja karyawan menjadi menurun, diantaranya adalah komitmen serta kepuasan kerja yang dimiliki oleh karyawan di perusahaan. Komitmen organisasi adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama atau meninggalkan perusahaan pada akhirnya tercermin dalam ketidakhadiran dan angka perputaran karyawan (Mahis & Jackson, 2000: dalam Sopiah 2008). Menurut Upadhyay, Kumar Singh & Shilp singh (2010) menemukan bahwa dukungan organisasi dirasakan sebagai faktor mediasi antara kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Ia menemukan bahwa karyawan akan memiliki komitmen kerja yang tinggi, jika karyawan merasakan dukungan organisasi, yang akan membuat karyawan lebih berkomitmen dan merasa puas dengan organisasi. Keamanan kerja adalah faktor penting lain dari komitmen organisasi itu yang karyawan merasa bahwa pekerjaan mereka aman akibatnya karyawan lebih berkomitmen dengan organisasi. Kepuasan kerja adalah evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja (Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala 2009:856). (Robbins and Judge 2009) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan positif tentang pekerjaan sebagai hasil evaluasi karakter-karakter pekerjaan tersebut. Menurut (Rivai, 2009), mendefinisikan kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Semakin tinggi penilaian terhadap kegiatan yang dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi pula kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. PT. KURN INDONESIA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi alat penangkal Petir, dengan target pasar utama adalah objek-objek yang bukan hanya objek vital, seperti lapangan terbuka, gedung bertingkat, maupun rumah tinggal. Produksi yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut adalah alat penangkal petir yang awalnya menggunakan prinsip kerja sistem konvensional telah berhasil menemukan metode baru pada sistem alat tersebut dengan menggunakan metode
4 sistem pengembangan ionisasi medan elektromagnetik dalam pengamanan sistem proteksi yang disebut dengan sistem elektrostatik. Bagi PT. KURN INDONESIA, karyawan merupakan aset yang harus dikelola dengan baik, sebab selain kontribusi yang diberikan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pencapaian yang akan dihasilkan oleh perusahaan, pengelolaan karyawan juga dapat memberikan keuntungan dan dapat meningkatkan citra baik perusahaan. Dengan jumlah karyawan yang cukup memadai saat ini, perusahaan selalu berusaha untuk mempertahankan komitmen dan tingkat kepuasan karyawan dalam bekerja. Hal ini disebutkan karena komitmen dan kepuasan kerja tiap-tiap karyawan yang berbeda-beda dapat menurunkan kinerja karyawan dalam suatu organisasi. Maka tidak dapat dipungkiri seringnya terjadi masalah disebabkan oleh pengaruh komitmen dan kepuasan karyawan terhadap kinerja mereka di tempat kerja. Komitmen dan kepuasan kerja karyawan di tempat kerja sangat berpengaruh penting terhadap kinerja karyawan, karena karyawan yang merasa puas dengan tugas dan lingkungannya akan memiliki komitmen kerja yang tinggi. Hal tersebut tentunya akan meningkatkan kinerja karyawan di perusahaan. Namun pada kenyataannya tidak semua karyawan memiliki komitmen kerja yang tinggi, disebabkan oleh tidak puas nya mereka dalam bekerja. Ketidakpuasan karyawan dalam bekerja disebabkan oleh berbagai hal, seperti kurangnya kesempatan karyawan untuk berpendapat, mendapat teguran yang terlalu keras dari atasan, mendapat tugas tambahan dari atasan sehingga jam pulang karyawan menjadi tidak tepat waktu, dan sebagainya. Ketidakpuasan karyawan dalam bekerja tentunya akan merugikan pihak perusahaan, karena akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Dalam pelaksanaan proses produksi, PT. KURN INDONESIA telah menetapkan norma-norma perusahaan sesuai dengan kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang ditentukan sebelumnya. Namun belakangan ini terjadi hambatan yang membuat kinerja karyawan menurun, diantaranya masih banyak karyawan yang kurang memiliki komitmen dalam bekerja sehingga mereka berpikir untuk berpindah kerja, lalu banyaknya karyawan yang merasa kurang puas dalam bekerja sesuai dengan norma-norma atau aturan yang ditetapkan perusahaan.
5 Hal ini akan mengakibatkan penurunan produktivitas dan dapat mengancam kesejahteraan kinerja karyawan dalam kepuasan bekerja, sehingga pada akhirnya hal ini akan mempersulit perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah disusun yang nantinya menjadi dampak yang kurang baik bagi citra perusahaan di masa depan.
Berikut ini adalah data kinerja karyawan yang diperoleh dari PT. KURN INDONESIA
Gambar 1.1 Data Kinerja Karyawan PT. KURN INDONESIA Sumber: PT. KURN INDONESIA, 2014
Tabel 1. 1 Kinerja Karyawan Kinerja
2009
2010
2011
2012
2013
% baik
50%
60%
55%
65%
75%
% buruk
50%
40%
45%
35%
25%
Sumber: PT. KURN INDONESIA, 2014
6 Adapun hasil dari presentase di atas, sebesar 75% bagi perusahaan belum mencapai target yang diharapkan (target maksimal perusahaan terhadap kinerja karyawan adalah 95%), dikarenakan masih ada separuh karyawan yang kurang memiliki tanggung jawab dan keseriusan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan akan bekerja keras di tahun ke depan untuk mencapai prestasi yang diharapkan dengan tetap mengkondisikan kinerja karyawan yang selama ini sudah berjalan dengan baik di dalam peningkatan volume kerja, serta dapat menciptakan hubungan kesejahteraan diantara perusahaan dengan karyawan begitupun sebaliknya. Sebagai penunjang presentase maksimal yang ditargetkan perusahaan diawal tahun 2014 ini perusahaan telah menyediakan sebagian peralatan kerja yang semulanya dengan sistem manual, telah diganti dengan sistem mesin otomatis (terkait di dalam produksi), yang mana bertujuan agar kinerja dan produktivitas karyawan akan lebih efisien di dalam hal penghematan tenaga dan waktu. Begitu pula terhadap hasil produksi yang telah dikerjakan, perusahaan akan menambah karyawan khususnya divisi marketing untuk lebih meningkatkan target penjualan agar dapat mencapai presentase maksimal perusahaan atas kinerja karyawan yang produktif. Adapun target perusahaan dalam mencapai presentase maksimal kinerja karyawan 95% tersebut, diupayakan dapat tercapai dalam kurun waktu satu tahun ke depan dengan meningkatkan program kerja, baik itu dari sisi produktivitas maupun kuantitasnya yang terkait di dalam kinerja karyawan.
Tabel 1. 2 Kuisioner Kepuasan Kerja Apakah anda puas selama bekerja disini ?
Ya
Tidak
58.3%
41.7%
Sumber: PT. KURN INDONESIA, 2014
Dari data kuesioner kepuasaan kerja diatas diperoleh persentase data karyawan yang puas selama bekerja sebesar 58.3% atau jika dinomilkan menjadi 35 orang karyawan dari total keseluruhan 60 karyawan, sedangkan jumlah persentase karyawan yang merasa tidak puas selama bekerja yakni berjumlah 41.7% atau jika dinominalkan
7 menjadi 25 orang karyawan dari total keseluruhan 60 karyawan. Dapat dilihat bahwa jumlah persentase karyawan yang tidak puas mencapai 41.7% (25 orang).
Tabel 1. 3 Kuisioner Komitmen Organisasi Apakah ingin
anda bertahan
masih atau
Ya
Tidak
63.3%
36.7%
bekerja disini ?
Sumber: PT. KURN INDONESIA, 2014
Dari data kuesioner komitmen organisasi diatas diperoleh persentase data karyawan yang masih ingin bertahan sebesar 63.3% atau jika dinominalkan menjadi 38 orang karyawan dari total keseluruhan 60 karyawan, sedangkan jumlah persentase data karyawan yang sudah tidak ingin bertahan berjumlah 36.7%, atau jika dinominalkan menjadi 22 orang dari total 60 orang karyawan. Dapat dilihat bahwa jumlah karyawan yang tidak ingin bertahan cukup besar yakni berjumlah 36.7% (22 orang) dari total 60 karyawan. Dan dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis di PT. KURN INDONESIA dalam melakukan wawancara secara acak pada sejumlah karyawan diperoleh bahwa rata-rata pekerja atau karyawan belum sepenuhnya melakukan Organizational Citizenship Behavior (OCB) atau yang dapat dikatakan sebagai perilaku atau tindakan yang berkontribusi positif terhadap efektivitas organisasi secara keseluruhan. Misalnya perilaku karyawan yang membantu pekerja lain walaupun itu diluar job description nya sendiri. Jika tingkat OCB pada suatu perusahaan atau organisasi rendah maka itu akan mempengaruhi tingkat produktifitas perusahaan itu sendiri yang secara tidak langsung akan menganggu stabilitas di dalam perusahaan. Dari latar belakang pemikiran di atas, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian pada PT. KURN INDONESIA dengan judul “ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MEDIASI ORGANIZATIONAL
CITIZENSHIP
BEHAVIOR
KARYAWAN PADA PT. KURN INDONESIA”
(OCB)
PADA
KINERJA
8 1.2
Rumusan Masalah 1. Adakah pengaruh kepuasan kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada PT. KURN INDONESIA ? 2. Adakah pengaruh komitmen organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada PT. KURN INDONESIA ? 3. Adakah pengaruh secara simultan kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada PT. KURN INDONESIA ? 4. Adakah pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. KURN INDONESIA ? 5. Adakah pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT. KURN INDONESIA ? 6. Adakah pengaruh Organizational Citizenship Behavior (OCB) terhadap kinerja karyawan pada PT. KURN INDONESIA ? 7. Adakah pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan melalui Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada PT. KURN INDONESIA ? 8. Adakah pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan melalui Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada PT. KURN INDONESIA ? 9. Adakah pengaruh secara simultan kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan Organizational Citizenship Behavior (OCB) terhadap kinerja karyawan pada PT. KURN INDONESIA ?
1.3
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada PT. KURN INDONESIA. 2. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada PT. KURN INDONESIA. 3. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada PT. KURN INDONESIA. 4. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. KURN INDONESIA.
9 5. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT. KURN INDONESIA. 6.
Untuk mengetahui pengaruh Organizational Citizenship Behavior (OCB) terhadap kinerja karyawan pada PT. KURN INDONESIA.
7. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan melalui Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada PT. KURN INDONESIA. 8. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan melalui Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada PT. KURN INDONESIA. 9. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan Organizational Citizenship Behavior (OCB) terhadap kinerja karyawan pada PT. KURN INDONESIA.
1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Dengan mengetahui adanya pengaruh antara kepuasan kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB), maka PT. KURN INDONESIA dapat meningkatkan dan memperbaiki hubungan antara sikap kerja yang dimiliki karyawan dengan kinerja yang dihasilkan, sehingga membuat kinerja perusahaan meningkat dan lebih efektif. 2. Dengan mengetahui bahwa komitmen organisasi memiliki pengaruh terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB), maka PT. KURN INDONESIA dapat memotivasi karyawan, sehingga memperoleh sikap kerja yang kuat dan meningkatkan komitmen karyawan dalam bekerja. 3. Dengan mengetahui bahwa kepuasan kerja dan komitmen organisasi memiliki pengaruh terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB), serta berdampak terhadap kinerja karyawan, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu PT. KURN INDONESIA dalam menilai kinerja karyawan, agar mempermudah perusahaan untuk mencapai kesejahteraan dan tujuan utama yang ingin dicapai, dengan meningkatkan dan memperbaiki kepuasan kerja karyawan, sehingga
10 karyawan memiliki komitmen kerja yang tinggi, dan memiliki kinerja yang lebih efektif di perusahaan, serta membantu perusahaan dalam mempertahankan hubungan antara karyawan dengan pihak perusahaan dan perusahaan dengan para pelanggan. 4. Dengan mengetahui bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan, maka PT. KURN INDONESIA dapat meningkatkan dan memperbaiki proses kerja karyawan melalui kepuasan kerja mereka yang akan memberikan peningkatan kinerja dalam perusahaan. 5. Dengan mengetahui bahwa komitmen organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja
karyawan,
maka
PT.
KURN
INDONESIA
dapat
menunjang
kesejahteraan kerja karyawan dan meningkatkan motivasi kerja mereka sehingga memiliki komitmen dalam bekerja, untuk menghasilkan kinerja yang baik dalam perusahaan. 6. Dengan mengetahui bahwa Organizational Citizenship Behavior (OCB) memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan, maka PT. KURN INDONESIA dapat meningkatkan produktivitas kinerja di dalam perusahaan melalui sikapsikap para karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya di dalam perusahaan. 7. Dengan mengetahui bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan melalui Organizational Citizenship Behavior (OCB), maka PT. KURN INDONESIA dapat meningkatkan dan memperbaiki kinerja yang berlangsung di dalam perusahaan, dengan cara meningkatkan kepuasan kerja yang dimiliki oleh seluruh karyawan melalui perilaku-perilaku ekstra yang diberikan oleh atasan kepada karyawan-karyawannya, dimana perilaku ekstra tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dari masing-masing karyawan, yang berkontribusi positif terhadap kinerja di perusahaan, sehingga mencapai apa yang diinginkan perusahaan. 8. Dengan mengetahui bahwa komitmen organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan melalui Organizational Citizenship Behavior (OCB), maka PT. KURN INDONESIA dapat memotivasi karyawan, sehingga memperoleh sikap kerja yang kuat dan meningkatkan kinerja karyawan dalam bekerja, melalui perilaku-perilaku yang diberikan oleh atasan kepada karyawannya, yang
11 merupakan suatu sikap untuk meningkatkan kemampuan dari masing-masing karyawan dalam perusahaan. 9. Dengan mengetahui bahwa secara simultan kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan Organizational Citizenship Behavior (OCB) memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan, maka PT. KURN INDONESIA dapat menjaga stabilitas kinerja yang dimiliki perusahaan dan dapat meningkatkan motivasi kerja dari para karyawan agar pekerjaan yang dilakukan lebih efektif, diiringi dengan sikap-sikap atau perilaku ekstra yang diberikan atasan kepada karyawan, sehingga meningkatkan kepuasan dan komitmen kerja dari masing-masing karyawannya yang berpengaruh penting terhadap pencapaian tujuan perusahaan. 10. Bagi pengembangan ilmu : Untuk menambah wawasan pengetahuan dan informasi serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai pemahaman tentang kepuasan kerja, komitmen organisasi, kinerja
karyawan,
dan
Perilaku
Kewarganegaraan
Organisasi
atau
Organizational Citizenship Behavior (OCB).
1.5
Ruang Lingkup Masalah Ruang lingkup penelitian ini akan berfokus pada bagaimana kinerja karyawan
yang terjadi pada PT. KURN INDONESIA. Populasi dari penelitian ini yaitu dari karyawan yang bekerja pada bagian kantor PT. KURN INDONESIA saja, karena di PT. KURN INDONESIA terdapat dua jenis karyawan yang bekerja. Jenis karyawan yang ada di PT. KURN INDONESIA di antaranya ada yang bekerja di dalam kantor atau back office dan ada bagian yang bekerja di luar lapangan atau bagian kerja lapangan. Kemudian dari populasi tersebut akan dilakukan pengambilan data yang akan diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner yang akan dilakukan penulis kepada karyawan PT. KURN INDONESIA.
12