BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bencana alam pada awalnya merupakan gejala alam biasa. Fenomena tersebut dikatakan sebagai bencana apabila mengakibatkan korban jiwa dan kerugian material yang besar. Fenomena alam yang terjadi pada daerah pemukiman penduduk yang padat dapat menjadi sebuah bencana alam. Kapan suatu fenomena alam terjadi sulit diterka, sehingga bencana alam sulit dihindari dan dapat berlangsung setiap saat tanpa kita sadari. Namun lokasi-lokasi yang berpotensi menjadi bencana alam dapat diprediksi.
Menurut kajian Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), 83 persen wilayah Negara Indonesia merupakan wilayah rawan bencana (http://www.walhi.or.id).
Kepulauan Indonesia terletak di kawasan yang
merupakan pertemuan dari lempeng-lempeng Eurasia, Australia, Pasifik dan Filipina. Pertemuan ini menyebabkan aktivitas kegempaan serta kegunungapian yang cukup tinggi. Akibatnya wilayah Indonesia rawan terhadap berbagai bencana alam seperti gempabumi, tsunami, letusan gunungapi, longsor dan penurunan tanah (Abidin, http://geodesy.gd.itb.ac.id/hzabidin). Laju degradasi hutan Indonesia antara 1,6 sampai dengan 3,5 juta hektar pertahun menyebabkan terjadinya bencana di pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi. Relief hutan Indonesia yang bervariasi lembah dan bukit dengan kerusakan vegetasi didaerah hulu menyebabkan bencana banjir dan longsor (http://www.walhi-jogja.or.id).
Untuk menghadapi bencana alam di masa depan dapat dimulai dengan pemberian informasi bencana alam yang tepat dan akurat dari seluruh instansi dan disiplin ilmu yang terkait. Informasi bencana alam tersebut dapat disajikan dalam bentuk peta antisipasi bencana (pre-disaster map) berupa peta potensi bencana dan peta sejarah bencana. Peta potensi bencana dan peta sejarah bencana mempunyai banyak manfaat. Peta tersebut dapat digunakan untuk mewaspadai ancaman bencana alam.
Dalam Program Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana yang disusun oleh Palang Merah Indonesia, pengadaan peta potensi bencana merupakan salah satu komponen 1
dalam mengantisipasi datangnya bencana (http://www.palangmerah.org). Peta potensi bencana alam dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam membuat kebijakan pembangunan (penyusunan rencana tata ruang), sehingga kerugian akibat bencana alam dapat diperkecil atau dihindarkan (Kompas, 25 Maret 2006). Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan daya dukung lingkungannya menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana alam di Indonesia. Penataan ruang yang tepat merupakan salah satu upaya mencegah atau mengurangi kerugian akibat bencana Peta ini juga bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang berpotensi terjadi bencana alam. Dengan mengetahui bahaya apa saja yang mengancam tempat mereka tinggal, masyarakat akan selalu waspada serta siap dalam menghadapi dan mengantisipasi datangnya bencana alam.
Pemberian informasi berupa peta antisipasi bencana alam dapat dilakukan dengan beragam cara. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan web (World Wide Web). Suatu peta yang disajikan dengan menggunakan web mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan peta konvensional. Salah satunya adalah pengguna sistem ini dapat mengatur informasi apa saja yang akan ditampilkan sesuai dengan kebutuhannya masingmasing.
Dengan memanfaatkan web maka peta dapat diakses oleh semua pihak yang terhubung dengan internet sehingga pihak yang bersangkutan tidak perlu mendatangi tempat dimana informasi tersebut dibuat dan disimpan. Hal ini tentunya akan menghemat waktu, biaya dan energi. Informasi yang ditampilkan dapat disimpan dan dicetak untuk kemudian disebarkan kepada pihak yang tidak mempunyai akses internet. Media web diharapkan dapat mendukung, mempermudah dan mempercepat penyampaian informasi mengenai potensi bencana alam kepada semua pihak yang memerlukannya.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan visualisasi pre-disaster map berbasis web.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mendukung dan memudahkan penyampaian informasi potensi bencana alam pada daerah penelitian. 2
1.3 Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup pekerjaan dalam tugas akhir ini adalah : a. studi kasus melingkupi wilayah cekungan Bandung, yang meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi, sebagian Kabupaten Bandung, sebagian Kabupaten Sumedang, dan sebagian Kabupaten Garut b. data bencana yang digunakan adalah data bencana alam c. data potensi bencana yang digunakan adalah data potensi bencana banjir, gunungapi dan erosi d. data sejarah bencana yang digunakan adalah data kejadian banjir, gempa, dan longsor e. visualisasi dari hasil penelitian menggunakan web
1.4 Metodologi penelitian
Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah : a.
studi literatur; baik dari buku-buku yang berkaitan, penelitian yang pernah dilakukan, maupun situs internet
b.
pengumpulan data berupa : -
Peta Batas Administrasi Propinsi Jawa Barat skala 1:25.000
-
Peta Potensi Bencana Banjir Propinsi Jawa Barat skala 1:25000
-
Peta Potensi Bencana Gunungapi Propinsi Jawa Barat skala 1:25000
-
Peta Potensi Bencana Erosi Propinsi Jawa Barat skala 1:25000
-
Peta Kejadian Bencana Banjir Propinsi Jawa Barat skala 1:25000
-
Peta Kejadian Bencana Gempa Propinsi Jawa Barat skala 1:25000
-
Peta Kejadian Bencana Longsor Propinsi Jawa Barat skala 1:25000
c.
Pengolahan data meliputi pemotongan shapefile dan konfigurasi mapfile
d.
Pembuatan tampilan antarmuka pada halaman web dengan menggunakan perangkat lunak opensource MapServer
e.
Ujicoba aplikasi yang telah dibangun
f.
Analisis
g.
Kesimpulan dan saran
3
Diagram metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1 :
Peta Batas Administrasi Skala 1:25000
Peta Kejadian Bencana Skala 1:25000
Peta Potensi Bencana Skala 1:25000
Pemotongan Shapefile berdasarkan wilayah cekungan Bandung
Konfigurasi shapepath, symbolset, fontset, imagepath
Konfigurasi halaman muka peta dan peta indeks
Konfigurasi sistem referensi koordinat dan sistem proyeksi
Konfigurasi layer dan kelasnya
Implementasi antarmuka berbasis web
Uji coba
Tidak
Ya Analisis
Kesimpulan dan Saran
Gambar 1.1 Diagram alir metode penelitian 4
1.5 Sistematika penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, maksud dan tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Disaster Map Bab ini menjelaskan konsep umum bencana, jenis bencana, jenis peta bencana, dan visualisasi peta bencana.
Bab III Pembangunan Visualisasi Pre-Disaster Map Berbasis Web Bab ini menjelaskan tahapan-tahapan pengolahan data hingga diperoleh visualisasi predisaster map berbasis web.
Bab IV Analisis Bab ini akan membahas mengenai analisis terhadap visualisasi pre-disaster map berbasis web yang dilakukan pada penelitian.
Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini akan berisi kesimpulan dan saran dari keseluruhan pelaksanaan penelitian.
5