BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Provinsi Sulawesi Utara terletak di ujung utara Pulau Sulawesi dengan Ibukota terletak di kota Manado. Populasi penduduk tertinggi di Sulawesi Utara berada di kota Manado dengan jumlah penduduk 417.483 jiwa dan luasan wilayah 166,8 km2 . Kota Manado sebagai ibukota provinsi,
merupakan poros dan pusat
perekonomian serta pusat pemerintahan Sulawesi Utara. Hal ini dibuktikan dengan adanya kantor-kantor pemerintahan pusat Sulawesi Utara terletak di kota Manado. Selain itu, Manado juga mempunyai satu kawasan yang menjadi pusat perekonomian daerah, yaitu kawasan boulevard on bussines. Kawasan ini awalnya merupakan hasil reklamasi dari pantai boulevard dan kemudian dijadikan kawasan perekonomian, dimana sepanjang jalur ini dibangun tempat-tempat perbelanjaan, restoran, hotel, dan apartemen. Dengan dibangunnya tempat perbelanjaan, restoran dan residensial tersebut membuat perekonomian daerah Sulawesi Utara mengalami peningkatan. Pada triwulan II/2014 perekonomian Sulawesi Utara mengalami peningkatan pertumbuhan dibandingkan triwulan yang sama di tahun sebelumnya. Pada triwulan II/2014 perekonomian Sulut tumbuh sebesar 7,32 persen. Sektor perdagangan, hotel & restoran mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,96 persen diikuti oleh sektorsektor lainnya . Untuk lebih meningkatkan perekonomian daerah, serta menciptakan saranasarana publik yang bisa mengakomodasi kebutuhan masyarakat, maka diakukan pembangunan-pembangunan di sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sarana-sarana yang saat ini sedang dibangun dan yang baru selesai dibangun adalah, Ibis Hotel yang berada di kawasan boulevard on bussines (tahap pembangunan), Apartemen Lagoon di kawasan Bahu Mall (tahap pembangunan), dan Lippo Plaza (dibuka pada bulan Februari 2014) yang berada di Jl.A.A.Maramis yang juga merupakan akses utama ke Bandara Sam Ratulangi Manado. Seiring
dengan
gencarnya
pembangunan-pembangunan
tersebut,
pengembangan potensi kebudayaan yang ada di Sulawesi Utara seakan-akan
1
dikesampingkan oleh pemerintah. Pemerintah harusnya tetap mempertahankan kebudayaan tersebut melalui sarana edukasi yang ditujukan untuk masyarakat Sulawesi Utara. Masyarakat memiliki peran penting dalam perkembangan perekonomian suatu daerah. Dalam hal ini, masyarakat berperan sebagai konsumen (pembeli) atau juga bisa menjadi produsen (penyedia). Namun, masyarakat Sulawesi Utara memiliki perilaku yang konsumtif sehingga kebanyakan masyarakat lebih memilih menjadi konsumen dibandingkan menjadi produsen. Perilaku masyarakat yang konsumtif menjadikan pusat-pusat perbelanjaan sebagai tempat dimana masyarakat bisa berbelanja, bertemu dan berkumpul bersama kerabat. Fenomena masyarakat tersebut bisa dimanfaatkan sebagai suatu pendekatan untuk melestarikan kebudayaan Sulawesi Utara. Masyarakat sebagai pembentuk kebudayaan suatu daerah harus mempunyai kesadaran untuk menjaga kebudayaan sebagai identitas daerah. Sulawesi Utara mempunyai keanekaragaman budaya yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu kekayaan alam, kesenian, kerajinan tangan, makanan khas, kultur agama, kebiasaan masyarakat, ragam bahasa dan suku. Kekayaan alam Sulawesi Utara merupakan hal yang paling dikenal oleh masyarakat daerah maupun masyarakat luar daerah. Letak geografis Sulawesi Utara yang berada di pesisir pantai menjadikan kekayaan alam bawah laut sebagai potensi wisata yang paling diminati. Namun, dengan pemanfaatan potensi alam yang dilakukan terus menerus, dibutuhkan juga pemeliharaan agar potensi alam tersebut tidak rusak. Oleh karena itu untuk tetap menjaga eksistensi kebudayaan Sulawesi Utara, hal yang perlu diangkat adalah kesenian dan kerajinan tangan khas daerah. Pusat perbelanjaan/ souvenir khas Sulawesi Utara yang ada saat ini, terlihat kurang efektif dalam mengangkat kebudayaan Sulawesi Utara. Hal itu terjadi mungkin karena toko-toko yang menjual alat-alat kesenian dan kerajinan khas daerah hanya bertempat di ruko dengan lokasi yang kurang strategis untuk perekonomian. Untuk meningkatkan kebudayaan lewat penjualan alat-alat kesenian & kerajinan tangan, dibutuhkan fasilitas pusat perbelanjaan kebudayaan yang menarik dan menunjukan ciri khas bangunan lokal Sulawesi Utara. Selain itu dibutuhkan juga lokasi strategis yang dimana lokasi tersebut merupakan daerah pusat perekonomian daerah. Berikut merupakan tabel data toko souvenir/ alat-alat kesenian yang ada di kota Manado pada saat ini
2
Tabel 1.1 Data kondisi Toko Souvenir yang ada di Manado Sumber : Observasi No. 1
Nama Toko Manado Souvenir
Barang Jualan •
Souvenir :
•
Kerajinan Tangan &
•
•
Lokasi site yang bukan di pusat perekonomian
Kesenian khas Sulawesi
•
Layouting one building service
Utara
•
Penataan display yang kurang
Kue-kue khas daerah (kering & basah )
•
Permasalahan
baik •
Kain khas Sulawesi Utara
Penempatan barang-barang jualan yang tidak teratur
•
Interior ruang tidak memiliki ciri khas daerah Sulawesi Utara
•
Luas area toko yang kurang mengakomodasi barang jualan
2
Merciful Building
•
•
Souvenir
•
Kerajinan Tangan & Kesenian khas Sulawesi
Interior ruang tidak memiliki ciri khas daerah Sulawesi Utara
•
Layouting one builiding service
•
Lokasi site yang bukan di pusat
Utara •
Kue-kue khas daerah (kering & basah )
•
Kain khas Sulawesi Utara
•
Workshop pembuatan kuekue khas Sulawesi Utara
3
UD. Kawanua
•
Souvenir :
•
Kerajinan Tangan &
perekonomian
Kesenian khas Sulawesi
•
Utara
•
Layouting one building service
Kue-kue khas daerah
•
Penataan display yang kurang baik
(kering & basah ) •
Kain khas Sulawesi Utara
•
Penempatan barang-barang jualan yang tidak teratur
•
Interior ruang tidak memiliki ciri khas daerah Sulawesi Utara
3
•
Luas area toko yang kurang mengakomodasi barang jualan
4
Cella Bakery
Kue-kue basah khas
•
Sulawesi Utara
•
untuk perekonomian
Klappertart
•
Lokasi site yang kurang strategis
•
Pola Sirkulasi ruangan yang tidak baik
Sejauh ini, pembangunan pusat-pusat perbelanjaan yang sudah dibangun, belum ada yang mengangkat ciri khas bangunan lokal dari kota Manado sendiri. Pusat-pusat perbelanjaan yang sudah ada seperti, Manado Town Square, Megamall Manado, Manado Trade Center, dan IT Center, semuanya menganut konsep bangunan modern. Dengan tidak adanya bangunan-bangunan yang memiliki ciri khas kebudayaan kota Manado, lama-kelamaan bukan tidak mungkin budaya tersebut akan hilang. Berikut merupakan tabel data kondisi pusat perbelanjaan modern yang ada di kota Manado pada saat ini Tabel 1.2 Data kondisi Pusat Perbelanjaan yang ada di Manado Sumber : Observasi No
Nama Pusat Perbelanjaan
1
Manado Town Square
Jenis Plaza
Permasalahan •
Bentuk ruang tidak mengangkat ciri khas
Shopping
kebudayaan •
Penghawaan yang kurang baik
•
Tidak ada tenant yang menjual souvenir khas Sulawesi Utara
4
•
Pembagian ruang yang tidak teratur
2
Mega Mall Manado
•
Tenant yang tidak lengkap
•
Penghawaan yang kurang
Shopping Mall
baik •
Penataan booth yang tidak teratur
3
IT Center
Electronic Center
Untuk itu, Sulawesi Utara sebagai daerah pariwisata yang kaya akan kebudayaan harus mampu mengangkat dan melestarikan kebudayaan lokal lewat bangunan-bangunannya. Dibutuhkan fasilitas yang mampu mengangkat kebudayaan Manado lewat ciri khas kultur lokalnya. Sehingga bisa meningkatkan perekonomian daerah dan menjaga eksistensi dari budaya Sulawesi Utara agar tetap melekat pada masyarakatnya. Fasilitas yang mampu mewadahi hal-hal tersebut adalah dengan adanya Cultural Shopping Center. Cultural Shopping Center ini akan memberikan prospek yang baik bagi kota Manado, karena bisa menjadi aset kota dengan adanya ciri khas yang membedakan dengan pusat-pusat perbelanjaan lain yang ada di kota Manado. Sehingga wisatawan yang berkunjung bisa menikmati kebudayaan dari Manado secara tidak langsung dan masyarakat bisa teredukasi untuk tetap mempertahankan kelestarian budaya yang ada.
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH Dari latar belakang yang di bahas, maka dapat diidentifikasi masalah yang ada adalah :
•
Masyarakat kurang teredukasi akan kebudayaan Sulawesi Utara.
•
Kurangnya minat masyarakat terhadap pusat perbelanjaan souvenir daerah.
5
•
Belum adanya bangunan pusat perbelanjaan yang mengangkat ciri khas bangunan lokal dari kota Manado.
•
Dibutuhkan
sarana
untuk
menarik
minat
masyarakat
agar
bisa
mempertahankan kebudayaan dengan memanfaatkan fenomena gaya hidup yang konsumtif.
1.3. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada, maka dapat dirumuskan seperti berikut : 1. Bagaimana mengedukasi masyarakat untuk tetap memperhatikan kebudayaan daerahnya sendiri ? 2. Bagaimana cara menarik perhatian masyarakat untuk berbelanja souvenir kebudayaan daerah ? 3. Bagaimana merancang pusat perbelanjaan kebudayaaan Sulawesi Utara yang sesuai dengan karakter masyarakat dengan mempertimbangkan aspek lokasi, kenyamanan, keamanan dan estetika ? 4. Bagaimana merancang sebuah pusat perbelanjaan kebudayaan Sulawesi Utara yang bisa mewakili budaya Sulawesi Utara lewat unsur-unsur yang ada didalamnya ?
1.4. TUJUAN & SASARAN PERANCANGAN Dari masalah-masalah diatas, tujuan & sasaran perancangan Pusat Perbelanjaan di kota Manado ini adalah : 1. Menciptakan fasilitas yang bisa mengedukasi masyarakat agar dapat menjaga dan melestarikan budaya Manado. − Melalui galeri dengan sarana sistem informasi digital agar masyarakat bisa lebih mengenal budaya. 2.
Merancang sebuah Pusat Perbelanjaan yang memiliki besaran ruang, pola sirkulasi dan sistem display yang sesuai dengan standart kenyamanan, keamanan dan estetika yang dibutuhkan. − Mengatur penempatan produk/ barang jualan agar semua barang yang dijual bisa dilihat oleh pengunjung.
6
− Mempertimbangkan kebutuhan ruang bebas untuk kenyamanan pengunjung dalam berbelanja − Memanfaatkan ciri khas bentuk, warna dan material dari Sulawesi Utara dalam perancangan sebagai elemen estetis. 3. Menjadikan Pusat Perbelanjaan souvenir khas Manado sebagai tempat yang menarik untuk dikunjungi. − Membuat sarana-sarana pendukung seperti galeri, panggung untuk pertunjukan kesenian, restoran dan cafe. − Mengaplikasikan
unsur
kebudayaan
Sulawesi
Utara
kedalam
perancangan.
1.5. RUANG LINGKUP PERANCANGAN 1.5.1. Lingkup Definisi “ Kawanua Shopping Center “ Kawanua
: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kawanua berarti, 1 suku bangsa Minahasa; 2 orang senegeri
(setanah
air).
Dalam
bahasa
Minahasa
Kawanua sering di artikan sebagai penduduk negeri atau wanua-wanua yang bersatu atau "Mina-Esa" (Orang Minahasa). Kata Kawanua telah diyakini berasal dari kata Wanua. Karena kata Wanua dalam bahasa Melayu Tua (Proto Melayu), diartikan sebagai wilayah pemukiman. Shopping Center
: Shopping Center jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti Pusat Perbelanjaan. Definisi Pusat Perbelanjaan menurut Wikipedia adalah sekelompok penjual eceran dan usahawan komersil lainnya yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan, memiliki dan mengelola sebuah properti tunggal. Pada lokasi properti ini berdiri disediakan juga tempat parkir.
7
Tujuan dan ukuran besar dari pusat perbelanjaan ini umumnya ditentukan dari karakteristik pasar yang dilayani. Regional Shopping Center
:
Pusat perbelanjaan skala wilayah
dengan anchor tenant ( penyewa utama ) sebagai pusatnya dan toko-toko lain, dilengkapi dengan fasilitas parker yang cukup besar. Speciality Shopping Center
:
Jenis pusat perbelanjaan yang lebih
kecil dari pada pusat perbelanjaan yang berorientasi keluarga dan hanya menawarkan satu jenis perdagangan utama yang dilengkapi sejumlah toko yang mendukung bisnis utama, seperti makanan, minuman, dan pelayanan pendukung lainnya.
1.5.2. Lingkup Perancangan Lingkup Interior/ ruang dalam dengan pendekatan ciri khas Sulawesi Utara. −
Interior
: Merancang interior ruangan dengan memasukan
unsur- unsur yang menjadi ciri khas Sulawesi Utara sebagai aksen pada dinding, ceiling dan pembagian ruang. Misalnya motif-motif kain tenun bentenan sebagai aksen, kayu kelapa sebagai material furniture. −
Sirkulasi
: Mempertimbangkan pembagian zoning & blocking
agar pengunjung bisa tertarik untuk melihat semua barang-barang yang dijual. −
Sistem Display : Mengatur sistem display sesuai dengan fungsi & jenis produk sehingga memudahkan pengunjung untuk membeli.
1.5.3. Lingkup Fisik − Lokasi Proyek
: Lokasi perancangan berada di kawasan
Boulevard on business Manado Jl.Pierre Tendean kota Manado.
8
−
Luasan Bangunan
:
Luas bangunan yang dibutuhkan dalam
perancangan ± .
1.6. METODOLOGI PENGUMPULAN DATA Perancangan ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif, menjabarkan objek perancangan yaitu, Cultural Shopping Center serta konteks lokasinya yaitu di kota Manado, Sulawesi Utara Tahapan-tahapan dalam perancangan sebagai berikut : 1.6.1. Pengumpulan Data 1.6.1.1. Primer : •
Manusia Wawancara terhadap masyarakat Sulawesi Utara mengenai kondisi pusat perbelanjaan yang ada di kota Manado saat ini. .
•
Aktivitas Tinjauan terhadap perilaku masyarakat Sulawesi Utara ketika berada dipusat perbelanjaan,
•
Fisik Tinjauan terhadap kondisi pusat-pusat perbelanjaan yang ada di kota Manado baik pusat perbelanjaan modern maupun tradisional. Tinjauan terhadap barang yang akan dijual atau dipasarkan pada pusat perbelanjaan.
1.6.1.2. Sekunder
•
Buku Mempelajari buku-buku tentang pusat perbelanjaan dan kebudayaan Sulawesi Utara
•
Jurnal Mencari jurnal-jurnal mengenai pusat perbelanjaan dan tentang kebudayaan Sulawesi Utara
•
Website Mencari data-data valid yang berhubungan dengan perancangan Cultural Shopping Center melalui website.
•
Hasil Survey
9
Menganalisa permasalahan berdasarkan hasil survey terhadap bangunan-bangunan yang terkait dengan perancangan
1.6.2. Pemilahan data & Programming ( Analisis Data ) 1.6.2.1 Analisis Site Menganalisa data lokasi yang nanti akan dirancang dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang dibutuhkan. 1.6.2.2 Analisis Besaran Ruang Menganalisa besaran ruang yang akan dibangun, apakah sudah mencukupi standar perancangan. 1.6.2.3 Analisis Pembagian Ruang 1.6.2.4 Analisis Pola Sirkulasi 1.6.2.5 Analisis Konsep Perancangan 1.6.2.6 Analisis Pencahayaan 1.6.2.7 Analisis Penghawaan 1.6.2.8 Analisis Furniture 1.6.2.9 Analisis Material 1.6.3. Konsep Perancangan Ide/ Gagasan dari perancangan yang akan
mengarahkan proses
perancangan Culturan Shopping Center 1.6.4. Simulasi Perancangan Tahap penerapan konsep kedalam desain perancangan.melalui gambar kerja, perspektif serta maket. 1.6.5. Kesimpulan Tahap akhir dari perancangan, menyimpulkan secara keseluruhan.
1.7. KERANGKA BERPIKIR
LATAR BELAKANG
10
PERMASALAHAN
TUJUAN & SASARAN
PENGUMPULAN DATA
SEKUNDER -‐ BUKU -‐ JURNAL -‐ WEBSITE -‐ HASIL SURVEY
PRIMER -‐ MANUSIA -‐ AKTIVITAS -‐ FISIK -‐ BARANG/PRODUK
ANALISIS DATA
PRINSIP DESAIN
-‐ ANALISIS SITE PLAN -‐ ANALISIS BESARAN RUANG -‐ ANALISIS PEMBAGIAN RUANG -‐ ANALISIS POLA SIRKULASI -‐ ANALISIS MATERIAL -‐ ANALISIS KONSEP PERANCANGAN -‐ ANALISIS PENGHAWAAN -‐ ANALISIS PENCAHAYAAN -‐ ANALISIS FURNITURE
ARAH PERANCANGAN -‐ TEMA -‐ WEBSITE -‐ STANDAR DATA
KONSEP DESAIN
SIMULASI PERANCANGAN
KAWANUA SHOPPING CENTER 1.8. SISTEMATIKA PENULISAN Dalam sebuah penulisan laporan tugas akhir ini terdiri dari beberapa bab yaitu: BAB I : LATAR BELAKANG
11
Terdiri dari latar belakang perancangan, memberikan pembatasan perancangan perumusan masalah, sehingga didapat tujuan, serta sistematika pembahasan perencanaan dan perancangan BAB II : KAJIAN LITERATUR Kajian literatur terdiri dari tinjauan umum , teori meliputi : Sejarah, pengertian, dan pembahasan mengenai teori-teori yang dibutuhkan dalam perancangan. BAB III : ANALISIS DATA Analisis data terdiri dari prinsip desain dan arah perancangan yang akan dibuat BAB IV : KONSEP DESAIN Menganalisa konsep yang akan digunakan pada perancangan Cultural & Shopping Center untuk menemukan ide-ide dalam perancangan dan hal-hal yang ingin diaplikasikan kedalam ruangan meliputi bentuk, warna, pencahayaan, penghawaan, sirkulasi dan pembagian ruang.. BAB V : SIMULASI PERANCANGAN Pengaplikasian konsep & tema perancangan didalam bentut, gambar kerja yang terdiri dari layout, floor plan, ceiling plan, tampak potongan, detil dan gambar perspektif. BAB VI : KESIMPULAN Dalam sebuah hasil akhir sebuah perencanaan dan perancangan yang dapat ditarik sebuah kesimpulan dari masalah-masalah yang ditemui dalam proses perancangan Cultural & Shopping Center.
12