BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Keputusan nasabah untuk menabung merupakan efek akhir dari suatu pembelian yang diartikan sebagai suatu sikap dan niat untuk berperilaku di masa depan dan diekspresikan melalui hal-hal seperti : komitmen untuk membeli produk dari perusahaan jika membutuhkan produk lainnya, komitmen untuk memberikan rekomendasi pada orang lain, niat untuk menambah jumlah tabungan, niat atau keinginan memberikan hal-hal positif perusahaan. Menurut Hasibuan (2005:2), Bank adalah badan usaha dalam bidang lembaga keuangan yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja. Menurut Alma (2007:336), Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dalam persaingan di dunia bisnis perbankan yang semakin kompetitif dan dengan banyaknya jumlah bank yang berdiri saat ini, terdapat beberapa alasan yang menjadi bahan pertimbangan konsumen untuk menjadi nasabah pada suatu bank yang menjadi pilihan tersebut. Alasan tersebut salah satunya karena berbagai macam produk yang bervariatif yang ditawarkan oleh suatu bank. Terkadang konsumen menjadi nasabah dari dua atau lebih bank, dikarenakan adanya kebutuhan produk atau jasa yang tidak dapat terpenuhi dari salah satu bank tersebut mengakibatkan persaingan antar bank dalam menghimpun dana masyarakat sebanyak-banyaknya ditempuh melalui bermacam-macam cara, antara lain dengan mengeluarkan jenis-jenis tabungan baru yang dilengkapi dengan sejumlah atribut yang dapat merangsang minat masyarakat untuk menabung.
Pemilihan produk bank oleh nasabah seringkali lebih didasarkan pada aspek informasi mengenai manfaat yang akan diperoleh dari produk bank tersebut. Bank berusaha lebih dekat dengan konsumen melalui berbagai macam pendekatan misalnya berbagai macam produk, 1
layanan, promosi, suku bunga yang menarik, hadiah dan membuka cabang dan unit baru yang letaknya mudah dijangkau oleh masyarakat. Pada sisi lain, kurangnya informasi dan promosi yang memadai mengenai produk bank, dapat menimbulkan penyimpangan-penyimpangan kegiatan usaha perbankan yang dapat merugikan nasabah dan memungkinkan calon konsumen tidak tertarik untuk menabung di bank tersebut. Sehingga diperlukan adanya transparansi informasi mengenai produk bank untuk meningkatkan good governance di sektor perbankan. (http://www.bi.go.id)
Saat ini banyak faktor yang mempengaruhi nasabah dalam memilih sebuah produk tabungan, dengan beragamnya pilihan tabungan, dan semakin banyak pula pertimbangan yang dipakai oleh nasabah. Dengan banyaknya produk tabungan yang bermunculan seperti : Tabungan Rencana Mandiri, Tabungan Mega Rencana, Tabungan Britama, Taplus BNI dan masih banyak lagi produk tabungan lainya,
Tabel 1.1 Peringkat 5 Besar Bank di Indonesia Menurut Simpanan Nasabah Tabungan Berjangka Dalam Jutaan Rupiah Jenis Tabungan
2009
2010
Tabungan Rencana Mandiri
911,700
1,623,800
Tabungan Mega Rencana
1.801
1.875
Britama
575.900
714,600
Tabungan Berjangka Saudara
209,697
276,523
Taplus BNI
194,375
188,469
Sumber : Data yang telah diolah Ditengah persaingan antar bank, khususnya jenis Tabungan Berjangka. Salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan simpanan nasabah adalah dengan memberikan penawaran produk yang bervariatif sesuai dengan keinginan konsumen. Mungkin nasabah tertarik pada Merek, Hadiah, Fasilitas, ATM, Fitur, Desain, Kualitas, Jaminan, Harga dan atribut produk lainya. Apabila perusahaan dapat menyediakan produk yang memiliki atribut
2
sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen, maka akan mendorong konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Menurut Sutisna (2002:15), Keputusan pembelian adalah keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Agar pihak manajemen dapat mengenal nasabah dan mengerti akan keinginan nasabah pada saat ini dan masa yang akan datang. Pelayanan yang baik dan prima diharapkan dapat diberikan pihak bank agar tercipta loyalitas nasabah. Untuk itu setiap bank harus berusaha membuat produk yang dapat menarik minat konsumen untuk membelinya, karena produk yang ditawarkan antar bank pada dasarnya hampir sama dan mudah ditiru. Oleh karena itu keunggulan bersaing pada bisnis ini terutama berasal dari kemampuan suatu bank untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atau nasabahnya. Agar produk yang ditawarkan oleh bank dapat diterima oleh nasabah, maka bank harus memberikan nilai yang lebih kepada nasabah dengan memberikan produk yang berkualitas dan sesuai dengan harapan konsumen.
PT.Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk adalah perusahaan Indonesia yang berbentuk perseroan terbatas dan bergerak di bidang jasa keuangan perbankan. Bank ini berbasis di Jakarta. Didirikan pada tahun 1906. Sebagai salah satu Bank Devisa swasta nasional yang telah berusia lebih dari satu abad, Bank Saudara telah menjadi perusahaan publik yang dimiliki oleh masyarakat, merupakan anak perusahaan Medco group. Produk unggulan PT.Himpunan Saudara Bank antara lain, yaitu Tabungan Saudara, Tabunganku, Tabungan Berjangka, Kilau Bintang Saudara, dan lain-lain. Tabel 1.2 Jumlah Nasabah Menurut Produk Tabungan selama 2009-2010 adalah sebagai berikut : (dalam jutaan Rp.)
Jenis
2009
2010
Pertumbuhan(YoY)
Tabungan
209.697
276.523
31,87%
Tabungan Harian
126.680
155.554
22,79%
Tabungan Saudara
51.747
75.674
46,24%
Tabungan Berjangka
30.608
34.562
12,92%
3
SUKU BUNGA SIMPANAN Tabungan Harian 1.50 %, Tabungan Saudara 2.50 %, Tabungan Berjangka 5.50 %, Giro 0.25 % Sumber: www.banksaudara.com Berdasarkan table 1.2 maka pada setiap tahun, setiap jenis tabungan mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 Tabungan sebesar Rp. 209.697(juta) menjadi Rp. 276.523(juta) pada 2010. Pada tahun 2009 Tabungan Harian sebesar Rp. 126.680 (juta) menjadi Rp. 155.554 (juta) pada 2010. Pada tahun 2009 untuk Tabungan Saudara sebesar Rp. 51.747 (juta) menjadi Rp. 75.674 pada 2010. Pada tahun 2009 untuk Tabungan Berjangka sebesar Rp. 30.608(juta) menjadi Rp. 34.562 pada 2010. Tabel 1.3 Perkembangan Jumlah Simpanan Dalam Bentuk Tabungan Berjangka Pada Tahun 20062010 Dalam Rupiah(dalam jutaan Rp.)
Tahun
Tabungan
Dalam %
2006
101,258
11,56%
2007
132,447
15,11%
2008
156,056
17,81%
2009
209,697
31,87%
2010
276,523
31,56%
Sumber : www.banksaudara.com Berdasarkan table 1.3 tiap tahunya Tabungan Berjangka mengalami peningkatan. Tetapi jika dibandingkan dengan jenis tabungan yang lain, Tabungan Berjangka berada diperingkat 4 dari 8 jenis tabungan yang dimiliki Bank Saudara. Dan Tabungan Berjangka berada diperingkat terakhir dalam kelompok 4 besar jenis Tabungan unggulan yang dimiliki bank saudara. Tabungan Berjangka Saudara adalah tabungan yang bebas memilih jangka waktu penyimpanan dan jumlah setoran. Begitu menjadi nasabah Tabungan Berjangka, maka nasabah akan mendapatkan hadiah langsung yang menarik dalam bentuk voucher belanja atau hadiah 4
lainya. Semakin tinggi setoran bulanan semakin menarik pula hadiah yang nasabah peroleh. Bebas memilih jangka waktu penyimpanan dan jumlah Setoran. Selain itu bunga yang ditawarkan pun cukup besar diantara jenis tabungan yang lain, yaitu 5,5%. Dan tiap tahunya, perkembangan jumlah nasabah Tabungan Berjangka selalu meningkat, tetapi masih kalah dalam perkembangan jumlah nasabah berdasarkan produk tabungan Bank Saudara yang lainya. Menanggapi hal tersebut, PT. Bank Saudara perlu merumuskan strategi pemasaran yang terbaik bagi perusahaan dalam upaya terus meningkatkan ataupun mempertahankan pertumbuhan nasabahnya. Salah satu pemasaran yang bisa dioptimalkan dari empat strategi bauran pemasaran (Product, Price , Place, Promotion) adalah strategi produk. Strategi produk sebenarnya tidak berkaitan dengan produk yang dipasarkan, namun juga berhubungan dengan atribut-atribut yang ada di produk tersebut. Atribut produk seperti yang dikemukakan oleh Tjiptono (2008; 103), meliputi merek, kemasan, pemberian label, jaminan (garansi) dan pelayanan. Salah satunya adalah dengan mengetahui sejauh mana atribut produk Tabungan Berjangka dapat mempengaruhi keputusan menabung nasabah. Dengan mengetahui pentingnya atributatribut mana yang diharapkan oleh nasabah dari suatu produk, serta dengan mengetahui sejauh mana program yang ditetapkan oleh perusahaan sesuai dengan keinginan nasabah. Suatu produk yang diluncurkan sangat ditentukan oleh atribut-atribut produk yang memberikan kemudahan pada nasabah untuk memilih bank mana yang ia gunakan untuk menyimpan uang dan investasi. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul : “Pengaruh Atribut Produk Tabungan Berjangka Terhadap Keputusan Menabung Nasabah Pada PT. BANK SAUDARA 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung”. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan diatas, pengaruh atribut produk tabungan Berjangka Saudara terhadap keputusan menabung nasabah, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang akan diteliti dan dibahas yaitu sebagai berikut:
5
1.
Bagaimana kebijakan atribut produk tabungan Berjangka Saudara yang ditawarkan oleh PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?
2.
Bagaimana tanggapan nasabah mengenai atribut produk tabungan Berjangka Saudara pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?
3.
Bagaimana proses keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka Saudara pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?
4.
Seberapa besar pengaruh atribut produk tabungan Berjangka Saudara terhadap keputusan menabung nasabah pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung?
1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mengolah, menganalisa, dan menginterpretasikan untuk mengetahui lebih jauh tentang atribut produk terhadap keputusan menabung nasabah yang diterapkan PT. Bank Saudara 1906 Tbk guna menyusun skripsi sebagai syarat menempuh sidang sarjana jurusan manajemen pada fakultas bisnis dan manajemen Universitas Widyatama. Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui kebijakan atribut produk tabungan Berjangka yang ditawarkan oleh PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.
2.
Untuk mengetahui tanggapan nasabah mengenai atribut produk tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.
3.
Untuk mengetahui proses keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.
4.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atribut produk tabungan Berjangka terhadap keputusan menabung nasabah pada PT. Bank Saudara 1906 Tbk KC Wastukencana Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian Dari penelitian yang dilaksanakan penulis, maka diharapkan bahwa hasil dari penelitian ini dapat berguna :
6
a.
Bagi Pihak Bank Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam pengembangan bank itu sendiri, terutama dalam hal penerapan atribut produk yang dapat mempengaruhi keputusan menabung.
b.
Penulis Penelitian ini berguna untuk dapat memperoleh gambaran secara langsung seberapa jauh perkembangan bank yang ada di Indonesia, serta untuk melatih penulis dalam membahas secara ilmiah dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dan sebagai salah satu syarat akademik untuk memenuhi tugas akhir di program studi manajemen fakultas bisnis Universitas Widyatama.
c.
Pihak Lainnya Sebagai bahan acuan dan referensi bagi pihak lain yang ingin memperdalam dan meneliti pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung nasabah pada suatu bank.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Dalam upaya memasarkan produknya dan menjaring konsumen, perusahaan harus berhadapan dengan lingkungan pemasaran yang terdiri dari pelaku dan kekuatan-kekuatan yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan kelangsungan perusahaannya. Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus memutuskan apa dan bagaimana strategi yang dijalankan atau dipakai menghadapi lingkungan ekstemal dan intemalnya. Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran (marketing mix), misalnya variabel produk (produk), variabel harga (price), variabel lokasi (place), dan variabel promosi (promotion). Variabel-variabel ini dapat dikontrol oleh perusahaan dan dapat dipergunakan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen. Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:24) sebagai berikut : “Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasaranya dipasar sasaran. Di dalam bauran pemasaran, produk adalah unsur yang paling penting, karena produk mencakup, seluruh perencanaan yang mendahului produksi aktual, produk mencakup riset dan 7
pengembangan, dan produk mencakup semua layanan yang menyertai produk seperti instalisasi dan pemeliharaan. Menurut Kotler dan Keller (2009:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah : “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.” Kotler dalam hal ini memberikan batasan produk adalah suatu yang dianggap memuaskan kebutuhan dan keinginan. produk dapat berupa suatu benda ( object ), rasa ( service ), kegiatan ( acting ), orang ( person ), tempat ( place ), organisasi dan gagasan dimana suatu produk akan mempunyai nilai lebih dimata konsumen, jika memiliki keunggulan dibanding dengan produk lain yang sejenis. Definisi lain tentang produk menurut Alma (2007:139) : “Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.” Menurut Tjiptono dalam bukunya strategi pemasaran (2008:103) adalah sebagai berikut: “Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.” Atribut produk menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian atas produk dan mempunyai pengaruh terhadap minat beli konsumen, maka perusahaan harus menjadikan atribut produk menjadi faktor penting dan merupakan daya tahan bagi konsumen. Unsur-unsur atribut produk yang cukup penting menurut Tjiptono (2008:104), yaitu: a.
Merek Adalah nama, istilah, tanda, simbo/lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi atributatribut lainya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing.
8
b.
Kemasan Merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkusan (wrapper) untuk suatu produk.
c.
Pemberian Label (Labelling) Merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual.
d.
Layanan Pelengkap (Supplementary Services) Layanan pelengkap dewasa ini produk apapun tidak lepas dari unsur jasa atau layanan, baik itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap.
e.
Jaminan (Garansi) Adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.
f.
Harga Harga merupakan uang yang dibayarkan atas suatu barang atau layanan yang diterima. Atribut-atribut yang menyertai suatu produk dapat menjadikan suatu ciri yang dapat membedakan produk sejenis antara perusahaan satu dengan perusahaan lain. Dengan melihat uraian di atas dapat dilihat bahwa menyediakan berbagai atribut produk
yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam pemasaran. Ciri berhasil atau tidaknya usaha pemasaran adalah besarnya tingkat penjualan dari produk atau jasa yang disediakan oleh perusahaan. Salah satu cara mencapai keuntungan itu adalah dengan mempengaruhi konsumen agar melakukan keputusan pembelian produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu hal penting yang menjadi tombak perusahaan dalam mempengaruhi minat pembelian konsumen adalah produk itu sendiri. Pemahaman terhadap hal tersebut memungkinkan pemasar untuk mengembangkan sebuah program pemasaran yang efektif dan penting artinya bagi pasar sasaran. Perilaku pembelian itu sendiri menurut Kotler, Armstrong (2006; 129) : “Perilaku pembelian konsumen adalah perilaku pembelian akhir konsumen, baik individual dan rumah tangga yang membeli barang-barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.” 9
Sedangkan pengertian keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah sebagai berikut : “Keputusan pembelian pelanggan secara penuh merupakan suatu proses yang berasal dari semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan, dan bahkan menyingkirkan suatu produk.” Menurut Kotler dan Keller(2009:184 ), Proses keputusan beli konsumen akan dijelaskan dalam tahap-tahap seperti berikut : Proses Keputusan Beli Konsumen
Pengenalan Masalah
1.
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Membeli
Perilaku Sesudah Pembelian
Pengenalan Masalah Proses ini dimulai dengan pembeli mengenali suatu masalah atau kebutuhan pribadi konsumen.
2.
Pencarian Informasi Seorang konsumen yang telah dirangsang kebutuhan itu dapat atau tidak dapat mencari informasi.
3.
Evaluasi Alternatif Hal tersebut berkaitan dengan bobot yang diberikan terhadap produk dengan membandingkan antara satu produk dengan produk yang lain.
4.
Keputusan Membeli Konsumen membentuk suatu niat membeli atas dasar faktor seperti pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.
10
5.
Perilaku Sesudah Pembelian Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan terlibat dalam tindakan sesudah pembelian pada pemasar.
Apabila perusahaan dapat menyediakan produk yang memiliki atribut sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen, maka akan mendorong konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut : “Atribut Produk Tabungan Berjangka Berpengaruh Positif Terhadap Keputusan Menabung Nasabah PT. BANK SAUDARA KC Wastukencana Bandung”. 1.6 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode deskriptif, merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang menggambarkan keadaan objek penelitian kemudian menganalisanya sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Pengertian penelitian deskriptif menurut Zulganef (2008:11) adalah : “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau variabel tertentu”. 1.7 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di PT. BANK SAUDARA Kantor Cabang Wastukencana yang beralamat di Jalan. Wastukencana No. 79-Bandung.
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Aktivitas pemasaran sering diartikan sebagai aktivitas menawarkan produk dan menjual produk. Tapi bila ditinjau lebih lanjut ternyata makna pemasaran bukan hanya sekedar menawarkan atau menjual produk saja, melainkan aktivitas menganalisa dan mengevaluasi tentang kebutuhan dan keinginan konsumen. Pengertian pemasaran menurut Kotler dan Garry Amstrong (2009;25) bahwa: “Pemasaran (marketing) sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.” Sedangkan menurut Alma (2007:12) dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Edisi Revisi)” : “Pemasaran adalah kegiatan atau usaha para pengusaha yang menyalurkan barang dan jasa dari titik produsen ke titik konsumen.” Dari berbagai definisi mengenai pemasaran di atas, pada dasarnya mempunyai tujuan dan persepsi yang sama dan dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu rangkaian aktifitas atau kegiatan dimana individu atau suatu kelompok dapat membuat gagasan atau ide yang bernilai, proses komunikasi, dan menyampaikan nilai, melalui proses pertukaran barang dan jasa yang bernilai dan membangun hubungan dengan pihak lain yang kuat untuk kepentingan organisasi dan stakeholder dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi, mengantisipasi, dan memenuhi kebutuhan sosial dan keinginan manusia. 2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Dalam
menciptakan
kepuasan
konsumen
perusahaan
harus
bisa
menganalisa,
merencanakan, mengimplementasikan dan mengontrol aktivitas pemasarannya. Hal ini dilakukan dengan menjalankan manajemen pemasaran.
12
Pengertian Manajemen Pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2009:5), pengertian manajemen pemasaran sebagai berikut: “Manajemen Pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan,
serta
menumbuhkan
pelanggan
dengan
menciptakan,
menghantarkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.” Sedangkan menurut Alma (2007:130), mendefinisikan sebagai berikut : “Manajemen
pemasaran
adalah
kegiatan
menganalisa,
merencanakan,
mengimplementasikan, dan mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi.” Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa manajemen pemasaran tidak hanya berfungsi untuk menentukan dan meningkatkan permintaan di pasar, tetapi juga merubah dan mengatur permintaan tersebut. Jadi manajemen pemasaran berusaha mengatur tingkat, waktu dan susunan dari permintaan yang ada, agar dapat membantu organisasi mencapai sasarannya.
2.3 Pengertian Bauran Pemasaran Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus memutuskan apa dan bagaimana strategi yang dijalankan atau dipakai menghadapi lingkungan ekstemal dan internalnya. Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran (marketing mix). Elemen-elemen bauran pemasaran terdiri dari semua variabel yang dapat dikontrol perusahaan dalam komunikasinya dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen sasaran. Adapun pengertian bauran pemasaran yang dikemukan oleh Kotler dan Keller (2009:24) sebagai berikut : “Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasaranya dipasar sasaran.
13
Bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat elemen yang disebut “empat P”, yaitu produk, harga, tempat dan promosi. Keempat elemen tersebut saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dikombinasikan sesuai dengan lingkungan, baik di dalam maupun di luar perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai. Untuk lebih jelasnya, penulis akan membahas secara singkat mengenai keempat elemen bauran pemasaran tersebut, menurut Kotler dan Keller (2009:24) sebagai berikut : 1. Product (Produk) Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Produk yang ditawarkan dapat dalam beberapa model, fitur dan pilihan lainnya. 2. Price (Harga) Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. Harga yang diberikan dapat berupa harga eceran, harga diskon dan harga lainnya. Pemberian harga tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan harga dengan situasi persaingan yang ada dan membawa produk tersebut agar sejalan dengan persepsi pembeli tentang nilai suatu produk. 3. Place (Tempat) Tempat atau distribusi meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Tempat ini meliputi proses pendistribusian produk, untuk menyalurkan produk ke konsumen yang potensial untuk melakukan pembelian. 4. Promotion (Promosi) Promosi adalah aktivitas menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya. Promosi dilakukan dengan tujuan untuk memberitahukan pelanggan tentang perusahaan dan produk-produknya. Dengan sejumlah penyesuaian, empat elemen bauran pemasaran juga penting dalam pemasaran jasa, akan tetapi dalam pemasaran jasa ada elemen-elemen yang dapat dikontrol dan dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dan memuaskan jasa. Menurut Yazid (2003:18) elemen tersebut adalah :
14
1. People Participants (Orang) yaitu semua pelaku yang menginginkan sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli. 2. Physical Evidence (Bukti Fisik) yaitu lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi dan setiap komponen tangible memfasilitasi penampilan dan komunikasi jasa tersebut. 3. Process (Proses) yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktifitas dimana jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa. Dengan demikian 4P yang pada mulanya menjadi bauran pemasaran barang, perlu diperluas lagi menjadi 7P jika ingin digunakan dalam pemasaran jasa. 2.4
Produk
2.4.1 Pengertian Produk Dalam menghasilkan produk, perusahaan hendaknya akan menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Beberapa ahli pemasaran mengemukakan pendapatnya tentang pengertian produk. Menurut Kotler dan Keller (2009:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah : “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.” Menurut Kotler dan Armstrong (2008:266) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah : “Produk adalah semua hal yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian akuisisi, pengguna atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.”
15
Sedangkan menurut Alma (2007:139) : “Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.” Jadi produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat, properti, organisasi dan gagasan. 2.4.2
Tingkatan Produk Dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami tingkatan produk.
Tingkatan produk menurut Kotler dan Keller (2009:4), yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran diantaranya adalah : 1. Core benefit, yaitu keuntungan yang mendasar dari sesuatu yang dibeli oleh konsumen. Aspek mendasar ini harus bisa dipenuhi secara baik oleh produsen. 2. Basic product, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi). 3. Produk yang Diharapkan (Expected Product), yaitu konsumen mempunyai suatu harapan terhadap barang yang dibelinya. 4. Produk Tambahan (Augmented Product), yaitu ada sesuatu nilai tambah yang diluar apa yang dibayangkan oleh konsumen, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing. 5. Produk Potensial (Potensial Product), yaitu mencari nilai tambah produk yang lain untuk masa depan. Produsen harus mencari tambahan nilai lain, yang dapat memuaskan langgananya, dan dapat disajikan sebagai surprise bagi pelanggan.
16
Gambar 2.1 Lima Tingkatan Produk 6. 7.
Produk Potensial
8.
Produk Tambahan
9. 10.
Produk yang Diharapkan Produk Dasar
11.
Manfaat Inti
12. 13. 14. Sumber : Kotler dan Keller (2009:4)
2.4.3 Klasifikasi Produk Dalam pengembangan strategi pemasaran kalangan produsen perlu menyusun beberapa skema klasifikasi produk yang didasarkan pada karakter produk. Berikut klasifikasi produk yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:5) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, antara lain:
1. Berdasarkan Ketahanan (Durability) dan Keberwujudan (Tangibility) a. Barang yang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods) Merupakan barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Dengan kata lain, unsur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. b. Barang Tahan Lama (Durable Goods) Merupakan barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali. Produk tahan lama ini biasanya memerlukan personal selling dan pelayanan yang lebih baik daripada
17
barang tidak tahan lama, memberikan margin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi atau jaminan dari penjualnya. c. Jasa (Services) Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis, akibatnya jasa biasanya memerlukan lebih banyak pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian.
2. Klasifikasi Barang Konsumen a. Barang Sehari-Hari (Convenience Goods) Barang yang biasa dibeli konsumen, segera, dan dengan usaha yang minimum.
Staple Goods Barang-barang yang dibeli konsumen secara teratur.
Impluse Goods Barang-barang yang dibeli tanpa perencanaan atau usaha mencari untuk membelinya.
Emergency Goods Barang-barang yang dibeli ketika timbul kebutuhan yang mendesak.
b. Barang Belanja (Shopping Goods) Yaitu barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembelian. Barang shopping dapat dibagi dua yaitu :
Barang Homogen Barang-barang dengan kualitas serupa tapi harganya berbeda.
Barang Heterogen Barang-barang dengan aneka macam keistimewaan sehingga bagi konsumen sering lebih penting ciri-cirinya dari pada barangnya.
18
c. Barang Khusus (Speciality Goods) Barang-barang dengan karakteristik unik dan atau identifikasi merek dimana untuk memperoleh barang-barang itu sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya.
d. Barang yang Tidak Dicari (Unshought Goods) Barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau diketahui, namun secara normal konsumen tidak berfikir untuk membeli.
3. Klasifikasi Barang Industri Barang-barang yang dibeli perorangan atau industri untuk diproses lebih lanjut atau digunakan untuk kegiatan bisnis. a. Bahan dan Suku Cadang (Material And Parts) Barang-barang yang sepenuhnya memasuki proses produksi dan harga relatifnya. b. Barang Modal (Capital Items) Barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk akhir. c. Layanan Bisnis dan Pasokan (Supplies and Business Services) Barang dan jasa tidak tahan lama yang membantu pengembangan atau pengelolaan produk akhir.
2.5
Jasa
2.5.1
Pengertian Jasa Pembedaan antara produk dan jasa sukar dilakukan, karena pembelian suatu produk sering
kali disertai dengan jasa-jasa tertentu, dan pembelian suatu jasa sering kali pula meliputi barangbarang yang melengkapinya. Untuk lebih jelasnya Lovelock dan Wright (2007:5) yang dialih bahasakan oleh Agus Widyantoro mendefinisikan jasa sebagai berikut :
19
“Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi.” Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah “Jasa adalah produk yang tak berwujud, tak terpisahkan, bervariasi, dan dapat musnah.” Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan, jasa merupakan suatu produk yang tidak berwujud, prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata sehingga memerlukan kendali kualitas, kredibilitas pemasok, dan kemampuan adaptasi yang lebih besar. 2.5.2
Karakteristik Jasa Menurut Kotler dan Keller (2009:39) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran,
karakteristik jasa bertujuan untuk membedakan dari produk nyata. Jasa memiliki empat karakteristik yang sangat berpengaruh dalam perancangan suatu program pemasaran dan mengambil keputusan terutama dalam upaya meningkatkan kualitasnya. Keempat karakteristik tersebut adalah : 1. Tidak Berwujud (Intangibility) Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum kita membelinya. Dengan demikian tugas pemberi adalah “mengelola keterangan atau informasi” untuk mewujudkan barang yang tidak berwujud. 2. Tidak Terpisahkan (Inseperability) Jasa pada umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan. Hal ini tidak berlaku pada barang fisik yang diproduksi, ditempatkan pada persediaan, didistribusikan melalui berbagai pengecer dan akhirnya dikonsumsi.
20
3. Bervariasi (Variability) Di bidang jasa sesungguhnya mudah berubah-ubah, karena jasa sangat tergantung pada siapa yang menyajikan dan kapan di mana disajikan. Para pembeli jasa sangat menyadari sifat yang mudah berubah ini sehingga mereka sering bertanya-tanya dulu sebelum menentukan siapa pemilik jasa yang akan dipilih. Dalam hal ini pengendalian kualitas perusahaan dapat mengambil dua langkah pokok, langkah pertama ialah menyeleksi dan melatih karyawan yang cemerlang. Langkah kedua ialah selalu mengikuti perkembangan tingkat kepuasan konsumen melalui sistem saran dan keluhan. Survei pasar dan saling membandingkan jasa yang dihasilkan sehingga dengan demikian pelayanan buruk dapat dihindarkan dan diperbaiki. 4. Dapat Musnah (Perishability) Jasa yang tersedia pada saat ini tidak dapat digunakan atau dijual pada masa yang akan datang. Inilah yang dimaksud bahwa jasa tidak dapat disimpan atau tidak memiliki daya tahan, sebagai contoh kursi-kursi kosong di suatu restoran pada waktu sepi tidak dapat disimpan manfaatnya untuk kemudian dapat digunakan pada waktu yang ramai. Karena karakteristik-karakteristik jasa tersebut di atas maka penjual harus dapat memberikan gambaran atas apa yang akan didapat oleh konsumen setelah mengkonsumsi jasa tersebut. Oleh karena itu, dalam perusahaan jasa karakteristik-karakteristik tersebut harus diperhatikan untuk meningkatkan penjualan jasa tersebut sekaligus kepuasan konsumen. 2.5.3
Kategori Bauran Jasa Penawaran perusahaan terhadap pasar biasanya meliputi juga beberapa jasa. Komponen
jasa dapat merupakan bagian yang sedikit atau utama dari seluruh perusahaan mereka. Sebenarnya penawaran dapat berkisar dari murni barang pada satu sisi dan murni jasa pada sisi lainnya. Menurut Kotler dan Keller (2009:38) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, sebuah pengelompokan jasa dapat dikelompokan menjadi lima kategori :
21
1. Barang Berwujud Murni Penawaran hanya berupa barang berwujud. Tidak terdapat jasa yang mendampingi produk tersebut, misalnya sabun, pasta gigi, garam. 2. Barang Berwujud yang Disertai Layanan Jasa Penawaran berupa barang berwujud yang diikuti oleh satu atau beberapa jasa untuk meningkatkan daya tarik konsumen, misalnya : produsen mobil, tidak hanya menjual sebuah mobil tetapi juga menyediakan pelayanan seperti ruangan pameran, pengiriman, perbaikan, pemeliharaan, petunjuk, penggunaan, nasehat pemasangan, pemenuhan jaminan dan sebagainya. 3. Campuran Produk yang ditawarkan terdiri dari dua bagian yang sama antara barang berwujud dengan jasa, misalnya : restoran yang didukung baik makanan dan jasa pelayanan yang mereka suguhkan. 4. Jasa Utama dengan Disertai Oleh Barang dan Jasa Tambahan Di sini penawaran terdiri dari jasa utama dengan jasa tambahan atau barang pelengkap, misalnya : penumpang pesawat terbang, membeli jasa transportasi, mereka sampai ke tempat tujuan tanpa sesuatu hal yang berwujud dan memperlihatkan pengeluaran mereka. Namun perjalanan ini meliputi barang yang berwujud seperti makanan dan minuman, potongan tiket, majalah dan sebagainya. 5. Jasa Murni Di sini penawaran yang diberikan hanya terdiri dari sebuah jasa, misalnya : biro jasa, biro hukum, dokter dan sebagainya. Pengelompokan jasa konsumen ini sangat relatif, karena bagi seseorang jasa merupakan convinience, tetapi bagi orang lain dapat merupakan jasa spesial atau shopping.
22
2.6 Atribut Produk 2.6.1 Pengertian Atribut Produk Atribut produk mempunyai pengaruh besar pada persepsi pembeli terhadap produk. Hal itu disebabkan karena secara fisik atribut produk membawa berbagai macam manfaat yang dibutuhkan dan diinginkan pembeli. Oleh karena, itu setiap perusahaan harus berhati-hati dalam mengambil keputusan yang bersangkutan dengan hal itu. Pengembangan produk dan jasa memerlukan pendefinisian manfaat-manfaat yang akan ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut produk Pengertian atribut produk menurut Tjiptono (2008:103) adalah : “Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian”. Definisi lain atribut produk menurut Kotler and Keller ( 2009;72 ) menyatakan bahwa : “atribut produk adalah Mengembangkan produk melibatkan keuntungan yang akan ditawarkan. Keuntungan ini dikomunikasikan dan disampaikan oleh produk melalui atribut seperti kualitas, fitur, gaya dan rancangan.” Dengan adanya atribut yang melekat pada suatu produk yang digunakan konsumen untuk menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan. Bagi perusahaan dengan mengetahui atribut – atribut apa saja yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian maka dapat ditentukan strategi untuk mengembangkan dan menyempurnakan produk agar lebih memuaskan konsumen. 2.6.2 Unsur-Unsur Atribut Produk Setiap produk mempunyai atribut yang berbeda-beda, sehingga konsumen dihadapkan pada berbagai atribut yang ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan mempunyai tugas untuk memperhatikan dan mengevaluasi atribut produk yang ditawarkan, apakah atribut dari produk tersebut sudah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen atau belum.
23
Menurut Tjiptono (2008:104), unsur-unsur yang penting dalam atribut produk diantaranya meliputi merek, kemasan, pemberian label (labeling), jaminan (garansi), harga, dan pelayanan. Berikut ini adalah uraian tentang unsur-unsur atribut produk mengikuti pendapat di atas yaitu : a. Harga Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki dengan menggunakan produk atau jasa. b. Merek Merek adalah semua nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari semua yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk dari satu penjual untuk membedakannya dengan produk pesaing. c. Kemasan Kemasan adalah pembungkus luar produk yang berfungsi untuk melindungi produk, memudahkan konsumen dalam memakainya, menaikan citra produk atau bahkan sekaligus dapat dijadikan alat promosi ketika produk yang dilemparkan ke pasaran. d. Pemberian Label (Labeling) Label merupakan informasi tertulis tentang produk yang dicetak pada badan kemasan. Label menampilkan beberapa fungsi, menjelaskan beberapa hal mengenai produk, siapa yang membuatnya, dimana dibuat, kapan dibuat, isinya,
bagaimana
produk
tersebut
digunakan,
dan
bagaimana
menggunakannya dengan aman. Pemberian label harus dihubungkan dengan dua hal, yaitu kebutuhan konsumen dan ketentuan pemerintah. e. Jaminan (Garansi) Jaminan merupakan janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan. Jaminan bisa meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi, dan sebagainya.
24
f. Layanan pelengkap Masalah yang berkaitan dengan jaminan produk adalah pelayanan yang dijanjikan dalam jaminan. Pelayanan produk merupakan kegiatan yang memerlukan perhatian khusus pihak manajemen karena produk sendiri makin lama makin canggih dan rumit, ketidakpuasan konsumen makin meningkat dan semuanya makin sukar ditanggulangi oleh pelayanan produk itu sendiri. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008:206) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, unsur-unsur atribut produk meliputi : 1. Kualitas Produk (Product Quality) Kualitas produk menunjukan kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya. Kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan. Agar dapat bersaing di pasar secara berhasil produk harus memiliki mutu yang superior dibandingkan dengan produk-produk pesaing lainnya. Hanya perusahaan yang memiliki kualitas yang terbaik yang akan berhasil memenangkan persaingan. 2.
Fitur Produk (Product Features) Fitur produk merupakan alat persaingan untuk mendiferensiasikan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya. Sebuah produk dapat ditawarkan dengan berbagai fitur. Perusahaan dapat menciptakan model tingkatan yang lebih tinggi dengan menambahkan berbagai fitur. Beberapa produsen yang inovatif selalu berusaha menciptakan fitur-fitur produk yang lebih menarik dibandingkan dengan produk pesaing mereka, dan itu merupakan salah satu cara efektif untuk memenangkan persaingan.
3. Gaya dan Desain Produk (Product Style and Design) Cara lain untuk menambahkan nilai bagi pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk yang khas. Konsep desain lebih luas dibandingkan gaya. Gaya mengedepankan tampilan luar dan semata-mata menjelaskan penampilan produk tertentu. Sedangkan desain bukan sekedar tampilan setipis kulit ari semata, desain masuk ke jantung produk, desain yang baik dapat memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk dan juga penampilannya. Desain dapat menjadi alat persaingan yang sangat baik bagi armada pemasaran perusahaan. Produk dengan desain yang canggih dapat menarik minat pembelian. Oleh karena itu desain produk 25
yang menarik pandangan (eye catching) konsumen dapat berfungsi sebagai salah satu sarana untuk menunjang kemampuan bersaing. Selain eye catching, desain produk harus dapat membantu meningkatkan nilai penggunaan produk, misalnya kemudahan ketangguhan dan keamanan penggunaannya serta kemudahan pengepakan dan pengiriman barang. Gaya dan desain yang baik dapat menarik perhatian, dan memberikan keunggulan bersaing di pasar sasaran.
2.7
Perilaku Konsumen Perilaku konsumen terpusat pada ciri individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan
sumber daya yang sudah tersedia seperti waktu, uang, dan usaha guna memperoleh barangbarang yang berhubungan dengan konsumsi. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan seperti psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan juga ilmu ekonomi, sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan gabungan dari semua bidang ilmu. Pengertian perilaku konsumen menurut Sumarwan (2004:26) adalah : “Semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.” Pengertian perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2009:166) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran sebagai berikut : “Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.” Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu proses dimana seseorang atau sekelompok orang menentukan sikapnya terhadap produk, pemikiran, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Seseorang atau sekelompok orang tersebut juga melakukan pertukaran tentang aspek-aspek dalam kehidupan (bertukar pikiran).
26
2.7.1
Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2009:178) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, titik tolak
model rangsangan tanggapan keputusan pembelian diperlihatkan dalam gambar 2.2 berikut. Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu sistem kepercayaan yang melandasi sikap dan perilaku konsumen. Nilai inti jauh lebih dalam daripada perilaku atau sikap, dan pada dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang dalam jangka panjang. Gambar 2.2 Model Perilaku Konsumen Psikologi Konsumen
Rangsangan Pemasaran
Rangsangan Lain
Motivasi
Proses Keputusan Pembelian
Persepsi
Keputusan Pembelian
Pembelajaran Produk & Jasa
Ekonomi
Harga
Teknologi
Distribusi
Politik
Komunikator
Budaya
Pengenalan Masalah
Pilihan Produk
Pencarian Informasi
Pilihan Merek
Penilaian Alternatif
Pilihan dealer
Budaya
Keputusan Pembelian
Jumlah Pembelian
Sosial
Perilaku PascaPembelian
Saat yang tepat melakukan Pembelian
Memori Karakteristik Konsumen
Personal
Metode PEmbayaran
Sumber : Kotler dan Keller (2009:178)
Dari model 2.2, diketahui bahwa rangsangan dari luar baik berupa rangsangan pemasaran, yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi maupun rangsangan lingkungan ekonomi, teknologi, politik, dan budaya dapat mempengaruhi pilihan konsumen akan produk, merek, dan penjualan. Oleh karena itu, pemasar harus memahami apa yang terdapat pada karakteristik pembeli dan proses keputusan pembelian.
27
2.7.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Memahami konsumen sasaran dan tipe dari proses keputusan yang akan mereka lalui merupakan tugas penting bagi seorang pemasar. Di samping itu, pemasar juga perlu mengenal pelaku-pelaku lain yang mempengaruhi keputusan membeli, memahami tingkah laku pembeli pada setiap tahap pembelian dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku mereka. Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2009:166), perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini : 1. Faktor Budaya a. Budaya Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. b. Sub-Budaya Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. c. Kelas Sosial Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, dan tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang sama. 2. Faktor Sosial a. Kelompok Referensi Kelompok referensi seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. b. Keluarga Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah menjadi obyek penelitian yang luas. c. Peran dan Status Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status, orang-orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat.
28
3. Faktor Pribadi a. Usia dan Tahap Siklus Hidup Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap makanan, minuman, pakaian, perabot, dan rekreasi berhubungan dengan usia. b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi Pekerjaan
seseorang
juga
mempengaruhi
pola
konsumsinya.
Pemasar
berusaha
mengidentifikasi kelompok profesi yang memiliki minat di atas rata-rata atas produk dan jasa mereka. c. Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian merupakan karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. d. Gaya Hidup dan Nilai Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktifitas, minat, dan opininya. 2.8
Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen
2.8.1 Pengertian Keputusan Pembelian Dalam melakukan suatu tindakan, konsumen harus mengambil suatu keputusan. Keputusan yang dipilih oleh seorang konsumen akan dilanjutkan dengan aksi. Pengertian keputusan pembelian menurut Tjiptono (2008:19), yaitu sebagai berikut: “Keputusan pembelian konsumen merupakan tindakan individu yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan suatu produk atau jasa yang dibutuhkan.” Menurut Sumarwan (2004:289) menyatakan bahwa: “Pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses pengintegrasian yang mengkobinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya.”
29
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah sebagai berikut : “Keputusan pembelian pelanggan secara penuh merupakan suatu proses yang berasal dari semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan dan bahkan menyingkirkan suatu produk.” Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah yang dikumpulkan oleh seorang konsumen, dan mewujudkannya dengan tindakan lanjut yang nyata. Setelah tahap tersebut, barulah konsumen itu dapat mengevaluasi pilihannya, dan menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya. 2.8.2 Proses Keputusan Pembelian Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkaian tindakan fisik maupun mental yang dialami seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran tahap-tahap dalam keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen adalah : Gambar 2.3 Model Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian Pengenalan Masalah
1.
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca Pembelian
Pengenalan Masalah Proses dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut
dapat dicetuskan oleh rangsangan internal (lapar, haus, dan sebagainya) dan eksternal (menonton iklan televisi).Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Mereka kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen. Hal ini sangat penting pada pembelian dengan kebebasan memilih (discretionary), misalnya pada barang-barang mewah, 30
paket liburan dan opsi hiburan. Motivasi konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli potensial memberikan pertimbangan yang serius. 2.
Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang
lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif mencari informasi seperti mencari bahan bacaan, menelpon teman dan mengunjungi toko untuk mempelajari produki tertentu. Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok : a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, rekan. b. Sumber komersil : iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan. c. Sumber publik : media massa, organisasi pemeringkat konsumen. d. Sumber eksperimental : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk. 3.
Evaluasi Alternatif Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model-model terbaru yang memandang
proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atau produk dengan sangat sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberi manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.
31
4.
Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, para konsumen, membentuk preferensi atas merek-merek yang ada
di dalam kumpulan. Pilihan Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub keputusan yaitu merek, dealer, kualitas, waktu, dan metode pembayaran.
5.
Perilaku Pasca Pembelian Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan
fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu dia merasa nyaman dengan merek. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian. a. Kepuasan Pasca Pembelian Kepuasan pembelian adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pembeli akan kecewa, jika ternyata sesuai dengan harapan, pembeli pun akan puas, jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan halhal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain. b. Tindakan Pasca Pembelian Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Para pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau mengembalikan produk tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan publik seperti mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut. Komunikasi pasca pembelian dengan pembeli ternyata menghasilkan berkurangnya pengembalian produk dan pembatalan lainnya.
32
c. Pemakaian dan Pembuangan Pasca Pembelian Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk tertentu. Dalam kasus ini, konsumen harus diyakinkan tentang keuntungan pengunaan secara lebih teratur, dan rintangan potensial terhadap penggunaan yang ditingkatkan harus diatasi. Jika para konsumen membuang produk tertentu, pemasar harus mengetahui cara mereka membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan. 2.9
Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Setiap perusahaan berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui
produk yang ditawarkan, sedangkan konsumen mencari manfaat-manfaat tertentu yang ada pada suatu produk. Konsumen melihat suatu produk sebagai kumpulan dari sifat-sifat ciri tertentu yang tercermin dari atribut-atribut yang melekat pada suatu produk. Atribut dapat berupa merek, kemasan, jaminan, fisik, warna, label, harga, dan pelayanan. Kebanyakan konsumen melihat atribut produk sebagai keseluruhan isi dari produk yang mereka beli. Atribut adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk. Jadi atribut yang terdapat pada suatu produk mengidentifikasikan siapa penjual atau pembuat barang atau jasa tersebut. Di dalamnya merupakan janji penjual untuk memberikan tampilan manfaat dan jasa tertentu untuk pembeli. Konsumen memandang atribut produk sebagai bagian terpenting dari suatu produk karena itu penjual berusaha keras untuk merancang, menciptakan kemudian merealisasikan sebuah atribut untuk produk. Seorang konsumen sebelum memutuskan untuk membeli sebuah produk, mulai dengan pengenalan masalah untuk mengetahui kebutuhan apa yang mereka butuhkan tentang manfaat, kegunaan dari produk yang akan dipilih, informasi tersebut dapat diperoleh dari teman, tetangga, promosi, iklan, atau pameran, ataupun dengan bereksperimen. Dari beberapa informasi yang didapat, diperoleh beberapa alternatif pilihan mengenai produk dan berbagai macam atribut masing-masing, kemudian konsumen melakukan penilaian atas alternatif produk dengan atribut produk yang paling bermanfaat bagi konsumen. Tahap dengan atribut mana yang akan dipilih untuk memenuhi kebutuhannya, dilihat dari manfaat, kemasan yang tidak mudah rusak, warna, label, harga yang terjangkau dengan mutu tinggi dan pelayanan yang terbaik dari semua pilihan alternatif produk yang ada. Dengan kata 33
lain atribut produk mempunyai pengaruh yang besar bagi keputusan pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan. 2.10
Bank
2.10.1 Pengertian Bank Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah yang dipergunakan oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah. Istilah bangku secara resmi dan populer menjadi bank. Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) sebagai berikut : “Bank adalah badan usaha dalam bidang lembaga keuangan yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja.” Menurut Alma (2007:336) yaitu : “Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Sedangkat menurut Taswa (2006:4) adalah sebagai berikut : “Bank adalah lembaga yang menerima simpanan, giro, deposito, dan membayar atas dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu, mendiskonto surat berharga, memberikan pinjaman dan menanamkan dananya dalam surat berharga.” Dari pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan pengertian bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktifitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana kemudian menempatkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.
34
2.10.2 Jenis Bank Industri perbankan yang semakin berkembang menjadikan meluasnya jenis-jenis perbankan yang ada. Menurut Taswa (2006:4) jenis-jenis bank sebagai berikut : 1. Jenis bank berdasarkan UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 -
Bank umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
-
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
2. Jenis bank dilihat dari fungsinya -
Bank konvensional yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima deposito dalam bentuk deposito lancar (giro) dan deposito berjangka dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.
-
Bank pembangunan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima deposito dalam bentuk deposito berjangka dan atau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan jangka panjang dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.
-
Bank Tabungan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima deposito
dalam
bentuk
deposito
tabungan
dan
dalam
usahanya
terutama
memperbungakan dananya dalam kertas berharga.
3. Jenis bank berdasarkan kepemilikannya -
Bank pemerintah pusat, yaitu bank-bank komersial, bank tabungan atau bank pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah pusat.
-
Bank pemerintah daerah, yaitu bank-bank komersial, bank tabungan atau bank pembangunan yang mayoritas kepemilikannya berada di tangan pemerintah daerah.
-
Bank swasta nasional, yaitu bank yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia.
-
Bank asing, yaitu bank yang mayoritas kepemilikannya dimiliki oleh pihak asing. 35
-
Bank swasta campuran, yaitu bank yang dimiliki oleh swasta domestik dan swasta asing.
4. Jenis bank berdasarkan kegiatan devisa -
Bank devisa yaitu bank yang memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk menjual, membeli dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas pembayaran dengan luar negeri.
-
Bank non-devisa yaitu bank yang tidak memperoleh ijin dari Bank Indonesia untuk menjual, membeli dan menyimpan devisa serta menyelenggarakan lalu lintas pembayaran dengan luar negeri.
5. Jenis bank berdasarkan dominasi pangsa pasarnya -
Retail banking, bank yang dalam kegiatannya mayoritas melayani perorangan, uasah kecil dan koperasi.
-
Wholesale banking, yaitu bank yang mengandalkan nasabah besar atau nasabah korporasi.
36
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah PT. Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana.
Perusahaan ini terletak di Jalan Wastukencana No. 79 Bandung. Perusahaan ini bergerak dalam industri jasa perbankan. Untuk dapat lebih mengenal objek penelitian ini, maka penulis akan menguraikan secara singkat sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan beserta uraian jabatan, dan metode penelitian yang digunakan. 3.1.1
Sejarah Singkat Perusahaan PT. BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906 Tbk,(sekarang menjadi Bank Saudara)
pertama kali didirikan pada tahun 1906 dengan nama Vereeninging Himpoenan Soedara oleh para saudagar batik dan kulit di Bandung dan sekitarnya, dengan tujuan utama untuk menyalurkan usaha jasa keuangan secara simpan pinjam. Perkumpulan ini berdiri atas prakarsa 3 (tiga) orang kaum saudagar saat itu, H. Basoeni, H. Damiri dan H.Bajoeri yang berkeinginan mengadakan suatu perkumpulan kaum saudagar. Dengan adanya persamaan tujuan, H. Basoeni dan kawan-kawan mencari sebanyak 10 (sepuluh) orang Saudagar. Pada tahun 1908, perkumpulan ini juga aktif berperan dalam pergerakan nasional sebagai mitra perkumpulan Boedi Oetomo di daerah Jawa Barat yang bergerak di bidang perekonomian. Pada tahun 1912 Vereeniging Himpoenan Soedara mengajukan permohonan untuk mendapat pengesahan sebagai badan hukum yang dikabulkan dengan pengesahan Anggaran Dasar berdasarkan Government Besluit No. 33 tanggal 4 oktober 1913. Pada tanggal 11 november 1955 Menteri Keuangan member izin kepada Himpoenan Soedara untuk melakukan usaha bank tabungan yang berlaku surat mulai tanggal 4 febuari 1955, seiring dengan berlakunya Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1955 Lembaran Negara No. 2, tentang pengawasan terhadap urusan kredit, yang menetapkan bahwa semua perusahaan dan badan yang mengadakan usaha-usaha utnuk memberikan kredit atas tanggungan pribadi adalah bank tabungan. Pada tahun 1967, Himpunan Soedara diwajibkan mengubah bentuk hukumnya darim perkumpulan menjadi perseroan terbatas, seiring dengan berlakunya Undang-Undang No. 37
14/tahun 1967 tentang pokok-pokok Perbankan berserta peraturan pelaksanaanya. Dalam hal ini Keputusan Menteri Keuangan tertanggal 18 Desember 1968. Pada tanggal 15 Juni 1974, Perkumpulan Himpunan Saudara secara formal illegal dibubarkan pada saat bersamaan itu pula didirikan PT. Bank Tabungan Himpunan Saudara (HS) 1906. Pada bulan April 1992 PT Bank Tabungan Himpunan Saudara (HS) 1906 berubah menjadi PT
Bank
Himpunan
Saudara
1906
dengan
adanya
pernyetaan
modal
serta
manajemen/kepengurusan oleh MEDCO Group (Perusahaan Swasta nasional yang bergerak dalam bidang perminyakan dan gas bumi serta kontraktor) dan pada Juli 1993 dengan berlakunya Undang-Undang Perbankan No.7/1992 berdasarkan SK Menteri Keuangan No. Kep.067/ km.17/1993, PT Bnak HS 1906 beroperasi sebagai bank umum yang peresmianya dilakukan oleh Drs. Marie Muhammad yang saat itu menjabat Menteri Keuangan RI. Pada tahun 2006, PT Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk mengubah nama panggilan/call name menjadi BANK SAUDARA dengan bentuk hukum yang sama dan diikuti dengan perubahan logo perusahaan. Pada tanggal 15 Desember 2006, PT Bank HIMPUNAN SAUDARA 1906, Tbk melakukan penawaran umum saham perdana perseroan kepada masyarakat (Initial Public Offering) yang efeknya tercatat pada bursa efek Jakarta (BEJ) dengan kode SDRA, dalam upay peningkatan kinerja perusahaan serta menjadi perusahaan yang terbuka dan dimiliki oleh publik. PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk (BANK SAUDARA) senantiasa berusaha meningkatkan kinerja perseroan serta pelayanan kepada nasabah. Selain meningkatkan kemampuan dan profesionalisme sumber daya manusianya yang secara berkala dilaksanakan pelatihan baik intern maupun ekstern, di dalam maupun ke luar negeri, perseroan pun berusaha lebih mendekatkan diri dengan masyarakat yang direalisasikan dalam bentuk penamabahan kantor di beberapa wilayah di pualu Jawa dan melakukan peningkatan status kantor. Guna memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 TAHUN 2007 tentang Perseroan Terbatas, PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 11 Agustus 2008 yang memutuskan dan menyetujui perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian dalam Undang-Undang tersebut. Dalam Anggaran Perseroan tersebut diputuskan untuk meningkatkan modal dasar perseroan dari Rp. 400.000.000,00 menjadi Rp. 600.000.000,00. Hal ini menujukan komitmen pemegang saham 38
pengendali di dalam meningkatkan modal disetor dan di dalam meningkatkan kinerja perseroan yang semakin lebih baik di masa yang akan data. Pada tahun 2009, perseroan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) serta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam RUPSLB, para pemegang saham menyetujui beberapa keputusan antara lain penambahan modal melalui penawaran umum terbatas(PUT-I) dengan hak memesan Efek terlebih dahulu (HMETD) sejumlah 750.000.000 (Tujuh Ratus Lima Puluh Juta) saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 100 (Seratus Rupiah) per saham atau seluruhnya berjumlah Rp. 75.000.000.000,00 (Tujuh Puluh Lima Miliyar Rupiah) yang ditawarkan dengan harga Rp.140,00 (seratus empat puluh rupiah) per saham. Jumlah saham Bank Saudara setelah pelaksanaan penawaran umum terbatas (PUT-I) menjadi 2.250.000.000 (dua miliyar dua ratus lima puluh juta) saham dengan jumlah nominal Rp. 225.000.000.000,00 (dua artus dua puluh lima miliyar rupiah). Di tahun 2010 Perseroan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) serta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam RUPSLB, para pemegang saham menyetujui beberapa keputusan antara lain penambahan modal melalui program Employee Stock Option Plan (ESOP) dan management Stock Option Plan (MSOP) sebanyakbanyaknya 10% dari keseluruhan modal disetor atau sejumlah 225.000.000 (dua ratus dua puluh lima juta) saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 100,00 (seratus rupiah) atau seluruhnya berjumlah Rp. 22.500.000.000,00 (dua puluh dua miliyar lima juta rupiah). Program Employee Stock Option Plan (ESOP) dan management Stock Option Plan (MSOP) dilaksanakan dalam 4 tahap dalam jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak tahun 2010. Adapun komposisi kepemilikan saham Bank Saudara setelah pelaksanaan ESOP/MSOP tahap 1 dan 2 adalah sebagai berikut : 3.1 Tabel Kepemilikan Saham PT. Bank Saudara 1906 Tbk Kepemilikan
Presentase Kepemilikan Saham
Arifin Panigoro
52.92 %
Masyarakat Umum
36.05 %
PT. Medco Intidinamika
11.03 %
Sumber : www.banksaudara.com 39
3.1.2 Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan Bank Saudara PT. Bank Saudara 1906 Tbk adalah perusahaan Indonesia yang berbentuk perseroan terbatas dan bergerak di bidang jasa keuangan perbankan. Bank ini berbasis di Jakarta. Didirikan pada tahun 1906. Sebagai salah satu Bank Devisa swasta nasional yang telah berusia lebih dari satu abad, Bank Saudara telah menjadi perusahaan publik yang dimiliki oleh masyarakat, merupakan anak perusahaan Medco group. Bank Saudara mempunyai misi dan fungsi sebagai berikut : 1. Menjaga kepercayaan masyarakat 2. Memberikan pelayanan secara personal 3. Peningkatan kualitas manajemen dan operasional perbankan 4. Melestarikan usaha perbankan dengan nilai-nilai tata kelola perusahaan (good corporate governance) yang baik 5. Pelopor jasa keuangan yang berkembang inovatif Dan bank Saudara memiliki visi yaitu: Pelopor institusi keuangan yang menjadi bank berkinerja baik dan sehat
3.1.3 Produk dan Jasa Perbankan PT. Bank Saudara KC Wastukencana Dalam rangka mencapai visi, misi, dan fungsinya. Bank Saudara melakukan aktifitas usahanya. Sampai 31 Desember 2010, Bank Saudara dan anak perusahaan Bank Saudara memiliki 11 kantor cabang konvensional, 52 kantor cabang pembantu konvensional, 14 kantor kas, 78 ATM. Sedangkan pada bulan Januari 2011 jaringan kantor Bank Saudara bertambah 4 Kantor cabang pembantu dan 4 ATM. Dalam mencapai visi, misi dan fungsinya, Bank Saudara melakukan kegiatan usaha yang meliputi: 1.
Penghimpunan Dana Penghimpunan dana yang dilakukan diarahkan kepada dana-dana ritel/perorangan di samping mempertahankan nasabah korporasi maupun instansi dan departemen terkait. Penghimpunan dana dilakukan melalui produk-produk sebagai berikut: a. Giro (Giro dalam Rupiah maupun Valas) dan Rekening Koran 40
b. Tabungan yang terdiri dari
Tabungan
Tabungan Harian
Tabungan Saudara
Tabungan Pensiunan Saudara
Tabungan Pekerja
Tabungan Berjangka (TASKA)
Tabungan Karyawan
TabunganKu
c. Deposito yang terdiri dari
2.
Deposito berjangka
Sertifikat Deposito
Penggunaan Dana Dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat untuk berbagai jenis dan sektor usaha yang terdiri dari : a. Kredit Umum
Kredit Mikro Kecil dan Menengah
Kredit Pekerja
Kredit Pegawai
Kredit Pensiunan
Kredit Waralaba
b. Kupen HYBRID c. Kredit THT d. Kredit Pemilikan Hunian (KPH) e. Kredit UMKM PRO 3.
Jasa Perbankan Lainnya Selain penghimpunan dan penyaluran dana, Bank HS melayani jasa-jasa perbankan lainnya seperti: a. Reksadana b. Bancasurannce c. Pembayaran telepon dan Telkom 41
d. Produk treasury e. Kiriman uang dan Western Union f. Inkaso g. Internasional Banking h. Jasa Kustodian 3.1.4
Aktivitas Operasional PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung
PT. Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana melakukan aktifitas dengan melayani nasabah maupun calon nasabah serta melayani kegiatan perbankan lainnya. Berikut merupakan aktivitas yang dilakukan PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung: -
Menerima pengajuan permohonan aplikasi produk dana dan jasa bank.
-
Menerima pelayanan kredit bagi nasabah yang ingin mengajukan.
-
Mengunjungi dan melakukan penagihan ke debitur sesuai jadwal.
-
Membuat surat pemberitahuan dan tagihan pembayaran jatuh tempo kredit kepada para kreditur.
-
Melayani pembukaan, penutupan serta pemeliharaan rekening giro, deposito, tabungan, kredit dan rekening koran.
-
Membantu nasabah mengisi form pembukaan dan penutupan rekening.
-
Melayani informasi saldo dana dan kredit kepada yang berhak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
-
Melayani pembuatan Surat Keterangan/Dukungan Bank sesuai permintaan nasabah.
-
Melayani permohonan pembuatan dan penutupan kartu ATM, Kartu Debet dan Kartu Kredit.
-
Membantu nasabah mengisi form yang harus diisi dalam permohonan pembuatan kartu ATM serta menyerahkan kartu ATM yang sudah jadi kepada nasabah.
-
Melayani kartu ATM yang tertelan mesin kepada nasabah setelah melalui prosedur tertentu.
-
Melayani print out rekening nasabah.
-
Melayani permintaan cheque kepada nasabah.
-
Menyimpan dan mem-filing seluruh administrasi nasabah.
-
Melayani nasabah/calon nasabah yang datang untuk meminta informasi. 42
-
Melayani pengaduan nasabah dan mengklarifikasi laporan pengaduan dengan mengajukan pertanyaan untuk mendapat gambaran yang lebih jelas.
-
Menyampaikan kepada nasabah tentang solusi yang mungkin dilakukan untuk menyelesaikan masalah.
-
Melayani transaksi nasabah yang datang secara tunai/kas, dan warkat bank lain, serta transaksi online sesuai kewenangannya.
-
Melayani setoran Pajak/Penerimaan Negara, Western Union, BPIH & pelayanan dan jasa bank lainnya.
3.1.5
Struktur dan Uraian Jabatan Organisasi PT. Bank Saudara KC Wastukencana
Bandung 3.1.5.1 Struktur Organisasi Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi yang didalamnya memperlihatkan kedudukan, tugas, dan tanggug jawab masing-masing individu dalam perusahaan tersebut. Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang didalamnya terdapat bermacam-macam fungsi dari masing-masing bagian. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang Wastukencana Bandung KANTOR CABANG WASTUKENCANA PIMPINAN CABANG
Wakil Pimpinan Bidang Marketing
Supervisor &Staf Supervisi Kredit
Supervisor & Staf Pemasaran
Wakil pimpinan bagian Operasional
Teller
Supervisor &
Staf Marketing Funding
Sumber : Kantor Cabang Wastukencana 43
Costumer Service
Staf Back Office
Staf Analisis
3.1.5.2 Uraian Jabatan Di Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana Bandung, tugas dan tanggung jawab utama di Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana ini dipegang oleh seorang pimpinan cabang yang membawahi Wakil pimpinan bidang marketing dan wakil pimpinan bagian operasional. Wakil pimpinan bidang marketing membawahi supervisor & staf supervise kredit, supervisor & staf pemasaran dan supervisor & staff marketing funding. Wakil pimpinan bagian operasional cabang membawahi staf analisis, , staf back office, customer service, dan teller. Uraian jabatan masing-masing bagian di Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana adalah sebagai berikut :
1.
Pemimpin Cabang Bertanggung jawab atas terlaksananya visi, misi, dan tugas cabang yang meliputi : a.
Bertanggung jawab kepada Kantor Cabang Wastukencana.
b.
Mengkoordinasikan dan mengawasi aktifitas operasional perbankan di KC sesuai kewenangannya.
c.
Memimpin
operasional
pemasaran
produk-produk
Commercial
Banking
&
ConsumerBanking. d.
Memanfaatkan anggaran yang ada seefisien dan seefektif mungkin dan memastikan agar program dan sistem berjalan secara cost effective.
e.
Menyusun, melakukan sosialisasi, memonitor, mengevaluasi, dan mengembangkan rencana bisnis bank untuk KC yang dikelolanya.
f.
Menerima
prosedur
operasional
dan
lembar
kerja
manajemen
resiko
serta
mensosialisasikan dengan karyawan atau bawahannya. g.
Melakukan observasi langsung atas kinerja bawahan dan memberikan feedback, baik positif maupun negatif untuk meningkatkan kinerja bawahan.
h.
Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup kerjanya.
2. Wakil Pimpinan Cabang Bertanggung jawab atas tugas supervisor cabang yang meliputi : a. Mengelola kas besar dan alat likuid. b. Mengawasi perhitungan dan membagikan modal awal kabag dan teller di awal hari. 44
c. Menyelesaikan semua laporan harian setelah aktivitas transaksi tutup. d. Menyerahkan laporan harian kepada Sub Branch Manager. e. Mengawasi dan memastikan pelayanan terhadap nasabah yang datang untuk kepentingan administratif. f. Mengawasi dan memastikan pelayanan terhadap permintaan informasi layanan perbankan dari konsumen yang datang. g. Mengawasi dan memonitor proses aplikasi transaksi harian kredit dan funding di KC. h. Mengawasi dan memeriksa laporan operasional kredit dan funding bank di KC. i. Mengawasi pengelolaan kredit dan funding administration KC. j. Menangani dan mengawasi pengelolaan human resources KC.
3.
Staf marketing funding Bertanggung jawab atas tugas staf marketing funding cabang yang meliputi : a. Memproses pengajuan kredit dan penyimpanan berkas-berkasnya. b. Melakukan kontak dengan Marketing Staff untuk pembahasan dan mengumpulkan data/informasi tambahan terkait penyusunan analisa permohonan kredit. c. Melakukan survey ke lokasi/kontak dengan pihak-pihak eksternal untuk mengumpulkan data/informasi tambahan terkait penyusunan analisa permohonan kredit. d. Menyusun laporan rutin pencapaian dan aktifitas penyaluran kredit untuk kepentingan internal dan eksternal. e. Menyusun proposal analisa dan kesepakatan permohonan dana dan jasa bank. f. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup kerjanya.
4. Staf Pemasaran Bertanggung jawab atas tugas staf pemasaran cabang yang meliputi: a. Menyebarluaskan informasi mengenai produk commercial banking dan consumer banking kepada nasabah maupun calon nasabah. b. Mengumpulkan informasi dan data untuk menyusun daftar potensial nasabah sebagai target pemasaran. c.
Menyusun rencana aktifitas pemasaran KC secara reguler (mingguan dan bulanan). 45
d. Melayani dan melakukan kontak secara reguler dengan nasabah inti/dominan baik secara formal maupun informal. e. Melakukan kontak/mengunjungi dan menawarkan produk jasa bank dengan calon-calon nasabah potensial baik secara formal maupun informal. f. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup kerjanya.
5. Staf Supervisi Kredit Bertanggung jawab atas tugas staf supervisi kredit cabang yang meliputi : a. Memantau status pembayaran kredit dan melakukan penagihan ke debitur. b. Melakukan koordinasi dengan Sub Branch Manager mengenai status kredit dan tindak lanjutnya ke nasabah. c.
Membuat dan mengirim surat peringatan kepada debitur terkait dengan keterlambatan pembayaran angsuran kredit.
d.
Melakukan pembahasan dengan debitur dalam upaya merumuskan skema penyelesaian kredit.
e.
Melakukan pembahasan dengan Sub Branch Manager untuk koordinasi terkait dengan upaya penyelesaian kredit debitur.
f.
Menyimpan dan mengelola berkas-berkas supervisi kredit.
g. Melakukan penilaian agunan sesuai dengan kewenangannya. h. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup kerjanya.
6. Staf Back Office Bertanggung jawab atas tugas staf back office cabang yang meliputi : a. Mengaplikasi transaksi harian di KC. b. Mengelola credit administration KC. c. Mengelola pertanggungan asuransi pembiayaan/kredit. d.
Menangani pengajuan dan permohonan asuransi pembiayaan kepada lembaga yang ditunjuk.
46
e. Menangani
dan
mengelola
proses
pengajuan
klaim
kepada
pihak
asuransi
pembiayaan/kredit. f. Mengelola dan memelihara inventaris, berkas operasional perbankan di KC. g. Mengelola keuangan dan laporan KC. h. Membuat laporan lainnya yang dibutuhkan untuk internal maupun eksternal. i. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup kerjanya.
7. Staf Customer Service Bertanggung jawab atas tugas staf customer service cabang yang meliputi : a. Melayani nasabah yang datang untuk kepentingan administratif. b. Melayani pembukaan, penutupan serta pemeliharaan, rekening giro, deposito, tabungan, kredit dan rekening koran. c. Melayani permohonan pembuatan dan penutupan kartu ATM, Kartu Debet dan Kartu Kredit. d. Melayani permintaan cheque dan BG kepada nasabah. e.
Mengelola stock BG, cheque, buku tabungan dan kartu ATM yang belum didistribusikan.
f. Menyerahkan laporan aktifitas harian customer service ke Sub Branch Supervisor. g. Melayani permintaan informasi layanan perbankan dari konsumen yang datang. h. Melayani
pengaduan
nasabah
dan
menindak
lanjuti
pengaduan
dengan
menyelesaikannya langsung dengan bagian/user yang langsung berhubungan. i. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup kerjanya. 8. Teller Bertanggung jawab atas tugas teller cabang yang meliputi : a. Melayani transaksi perbankan nasabah di KC. b. Menerima modal awal untuk membuka transaksi dari Sub Branch Supervisor. c. Menghitung total transaksi cash yang dilakukan hari itu. d. Membandingan jumlah uang fisik dan jumlah uang yang tercatat, baik di form maupun di dalam sistem. 47
e. Menyerahkan laporan harian kepada Sub Branch Supervisor. f. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan dalam ruang lingkup kerjanya.
3.2
Metodologi Penelitian
3.2.1 Metode yang Digunakan Dalam melakukan suatu penelitian atau riset, seorang peneliti harus menentukan metode yang akan dipakai untuk mempermudah dalam langkah-langkah penelitian dan dalam menjawab suatu pertanyaan penelitian. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif. Menurut Zulganef (2008:11), penelitian deskriptif adalah : “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau variabel tertentu.” Sedangkan menurut Sugiyono (2008:11) menjelaskan pengertian penelitian deskriptif sebagai berikut : “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara satu dengan variabel yang lain.” Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan, sikapsikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruhpengaruh dari suatu fenomena. Metode deskriptif merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, sifat sesuatu yang berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu serta menggambarkan hubungan antara variabel. 3.2.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data diperoleh dengan cara : 1. Studi Kepustakaan (Library Research) Yaitu teknik pengumpulan data teoritis yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti dalam skripsi ini melalui sumber bacaan guna mendapatkan data-data sekunder untuk dijadikan sebagai landasan teori. 48
2. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu mengadakan pengamatan langsung pada perusahaan, yang dilakukan dengan teknik sebagai berikut : a. Wawancara (Interview) Sugiyono (2007;72) mengatakan bahwa wawancara atau interview adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehinnga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. b. Kuesioner (Questioner) Nazir (2005:203) mengatakan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui suatu daftar pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian yang diisi oleh responden. c. Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Jika wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga bisa dilakukan pada objek-objek alam yang lain.
3.2.3 Jenis Data Menurut Malhotra (2007:120-121) mengungkapkan definisi-definisi jenis data, antara lain: a. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat serta tidak mahal.
3.2.4 Populasi dan Sampel Dalam pengumpulan data primer dengan menggunakan metode deskriptif perlu diambil sampel dari populasi. Menurut Lili Adi Wibowo (2010:82)menyatakan populasi adalah sebagai berikut:
49
”Populasi adalah keseluruhan elemen, atau unit elementer, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki karakteristik tertentu yang diijadikan sebagai objek penelitian. Populasi tidak hanya berkenaan dengan siapa tetapi juga berkenaan dengan apa yang diteliti”. Di dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah seluruh nasabah yang melakukan keputusan menabung pada produk Berjangka PT. Bank HS KC Wastukencana Bandung Sedangkan pengertian sampel itu sendiri menurut Menurut Sugiyono (2009:81) adalah sebagai berikut: ”Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteiti, dapat dilihat dari jumlah rata-rata nasabah yang masih aktif menabung tabungan Berjangka yaitu sebanyak 1800an orang per bulannya. Untuk menggunakan sampel digunakan rumus Taro Yamane yang dikutip oleh Hamdi (2007:131) Yaitu sebagai berikut : = Keterangan : =
Besarnya sampel
=
Jumlah populasi
=
Standar error
( ×
Diketahui : =
1800
Perhitungan :
n=
(
× ,
)
= 94.7368421 ≈ 100 50
)+
Berdasarkan rumus di atas sampel yang dapat diambil dari populasi yang besar sebanyak 94.73, hal tersebut menandakan bahwa dalam penelitian ini batas sampel terkecil yang harus dicapai adalah sebesar 95 responden (Supranto, 2001). Bila dibulatkan, maka banyaknya sampel adalah sebesar 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis menggunakan nonprobability sampling, yang berjenis sampling aksidental/insidental menurut Sugiyono (2007:67) yaitu : “Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/aksidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.”
3.2.5 Operasionalisasi Variabel Menurut Sugiyono (2009:38) definisi variabel adalah : “Variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.” Sedangka menurut Sugiyono (2008:33) menyatakan bahwa, : “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat)”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas ( Variabel Independent) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah atribut produk.
2. Variabel Terikat (Variabel Dependent) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan menabung nasabah.
Adapun operasinalisasi variabel yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :
51
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Variabel
Konsep
Sub Variabel
Indikator
Skala
Atribut Produk
Unsur-unsur
1.Merek
Image/kesan
Ordinal
(X)
produk
yang
dianggap
perusahaan.
penting
oleh
konsumen
dan
dijadikan
Pengenalan merek tabungan Ordinal
dasar pengambilan keputusan pembelian.
Berjangka. 2.Desain
Desain
Produk/
warna
Kemasan
tabungan. Desain
Tjiptono
dan buku Ordinal
kartu
ATM
(2008:103) 3.Pemberian Label
Informasi
Ordinal
yang
lengkap di buku Ordinal tabungan.
4.Layanan Pelengkap
Ketersediaan kantor cabang. Ketersediaan ATM.
Ordinal
Ordinal
Kemampuan karyawan memberikan
Ordinal
informasi. 5.Jaminan
Keamanan transaksi
Ordinal
perbankan. Penanganan keluhan nasabah.
52
Ordinal
6.Harga
Setoran
awal
produk TASKA Ordinal PT. Bank HS Suku bunga.
Ordinal
Saldo minimum.
Ordinal
Keputusan
Keputusan
1. Pengenalan
Timbulnya
Menabung
pembelian
Masalah
kebutuhan
Nasabah (Y)
pelanggan
secara
Ordinal
menabung.
penuh merupakan 2. Pencarian
Pencarian
suatu proses yang
informasi produk Ordinal
Informasi
berasal dari semua pengalaman mereka
perbankan. 3. Evaluasi
dalam
Alternatif
Evaluasi
Ordinal
terhadap produk
pembelajaran,
perbankan.
memilih,
Membandingkan
menggunakan, dan
produk tabungan
bahkan
Berjangka
menyingkirkan
dengan
suatu produk.
tabungan lain. 4. Keputusan
Kottler & Keller
Pembeli
(2009:184)
Ordinal
produk
Mengambil keputusan untuk menggunakan
Ordinal
tabungan Berjangka. 5. Pasca Pembelian
Kepuasan
yang
dirasakan
oleh
nasabah terhadap produk tabungan Berjangka digunakan.
53
yang
Ordinal
3.2.6
Uji Validitas dan Reliabilitas Perlu dibedakan antara lain penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid
dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Kalau dalam objek berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul memberikan data warna putih maka hasil penelitian tidak valid. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabilitas, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam objek sebelumnya berwarna merah, maka sekarang dan besok harus tetap berwarna merah. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Terdapat beberapa cara pengujian validitas yang dapat digunakan dalam penelitian, seperti:
Pengujian Validitas Konstruksi (Construct Validity)
Pengujian Validitas Isi (Content Validity)
Pengujian Validitas Eksternal Instrumen yang reliabel adalah istrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan tes-tes (stability), equivalent dan gabungan keduanya. Sedangkan secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisa konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (internal cosistency). Pengertian validitas menurut Simamora (2004:172) adalah : “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau keahlian suatu instrumen, suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur, dengan kata lain mampu memperoleh data yang tepat, dari variabel yang diteliti.” Menurut Simamora (2004:117) pengertian reliabilitas yaitu : “Reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila diujicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama.”
54
Dalam penelitian ini pengujian validitas dari instrumen atau kuesioner dilakukan perhitungan korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total, menggunakan rumus teknik korelasi product moment Simamora (2004:180) yaitu : =
Dimana :
( ∑
r
= koefisien korela
∑
=jumlah skor item
N
= jumlah responden
∑
. (∑
) − (∑ )(∑ )
− (∑ ) )( ∑
− (∑ ) )
= jumlah skor total
Selanjutnya dihitung dengan Uji – t dengan rumus :
Dimana :
=
√ −
√ −
t = nilai t hitung r = koefisien korelasi hasil t hitung n = jumlah responden Distribusi (tabel t) maka α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2). Dengan menggunakan SPSS semua sistem kuesioner yang digunakan untuk mengukur atribut produk dan keputusan menabung, akan di uji validitasnya. Nilai validitas masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat pada nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan. Dengan r tabel untuk 100 responden sebesar 0,195, maka apabila data perhitungan SPSS koefisiensi korelasi (r) diketahui bahwa seluruh korelasi item variabel X lebih besar dari r tabel maka instrumen dinyatakan valid. Begitu pula untuk variabel Y, jika seluruh korelasi item variabel Y lebih besar dari r tabel maka instrumen dinyatakan valid, kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
Jika t hitung > t tabel maka pernyataan dinyatakan valid
Jika t hitung < t tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid
Dalam pengujian realibilitas menggunakan SPSS, langkah yang dapat ditempuh yaitu sama dengan langkah pengujian validitas. Karena output keduanya bersamaan muncul. 55
Untuk kuesioner yang mempunyai item banyak (multi item questionnaire) umumnya diukur melalui Cronbach Alpha. Pengukuran realibilitas yang digunakan oleh penulis adalah One shot atau pengukuran satu kali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan skor total. SPSS memberi fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,6. Kriteria uji realibilitas : Jika
(alpha) > o,6 (artinya variable dinyatakan reliabel).
3.2.7 Metode Analisis Setelah penulis memperoleh data, data tersebut kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. 1. Analisis Kualitatif Dimana data yang dapat dianalisis secara dekriptif, yaitu dengan menemukan fakta-fakta dari pengumpulan data yang cukup diperoleh selama penelitian, untuk selanjutnya dianalisis dan diproses lebih lanjut berdasarkan teori-teori yang ada. 2. Analisis Kualitatif Merupakan metode untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis dan data yang diperoleh melalui uji statistik. Lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung. Teori statistik yang akan digunakan dalam pengujian uji hipotesis adalah statistic nonparametic, yaitu teori yang sangat sesuai dengan rata-rata yang berhubungan dengan ilmu sosial dan dalam perhitungan yang sederhana, serta dapat digunakan untuk skor eksak, dalam arti bahwa simbol yang serupa angka hanya menunjukkan jenjang atau rank. Angket atau kuesioner yang diajukan kepada responden adalah pernyataan mengenai pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung nasabah. Setiap jawaban responden mempunyai skor tertentu berdasarkan skala likert. Dimana skor terendah diberi nilai 1 (satu) untuk jawaban negatif dan skor tertinggi diberi nilai 5 (lima) untuk jawaban positif, adapun urutan jawaban yang akan dicantumkan dalam penelitian ini adalah :
56
Tabel 3.3 Pembobotan Skala Likert Skor
No
Keterangan
1
Sangat Setuju
5
2
Setuju
4
3
Cukup Setuju
3
4
Tidak Setuju
2
5
Sangat Tidak Setuju
1
Nilai
Sumber : Sugiyono (2003:86)
3.2.8 Koefisien Korelasi Rank Spearman Koefisien korelasi adalah ukuran yang dipakai untuk menentukan kekuatan korelasi dan arah antara variabel-variabel. Rumus koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut : =
Dimana :
−
∑
−
rs
= Rank Spearman
∑ di
= jumlah hasil pengurangan antara ranking yang terdapat pada
n
= jumlah responden
variabel X dan variabel Y
Apabila terdapat banyak data variabel yang memiliki rank sama, rumus Spearman perlu mendapat perubahan. Rumus koefisien Rank Spearman yang telah dimodifikasi sebenarnya bertujuan untuk mengurangi dampak jumlah data variabel yang sama terdapat hasil hitung rs dimana rumusnya adalah sebagai berikut : rs =
∑
∑
∑
∑
∑
57
Dimana : ∑
−∑
=
∑
=
−∑
Besarnya T di dalam perumusan di atas merupakan faktor koreksi bagi tiap kelompok yang sama dan dirumuskan sebagai berikut : Tx = Ty = Dimana : t
= banyaknya observasi yang berangka sama pada suatu ranking tertentu
Nilai koefisien korelasi Rank Spearman menurut Kendall seharusnya terletak antara -1 dan +1 atau keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y dinyatakan dengan nilai -1 ≤ rs≥ + 1 Tanda (-) menunjukkan hubungan berlawanan arah, dan tanda (+) menunjukkan searah. Apabila :
Rs
= +1 atau mendekati + 1, ada hubungan yang erat antara variabel X dan
variabel Y dan hubungan searah.
Rs = 0 atau mendekati 0, hubungannya lemah atau tidak ada hubungan sama sekali.
Rs
=
- 1 atau mendekati - 1, hubungan kuat antara variabel X dan variabel Y,
tetapi hubungannya berlawanan.
Untuk menentukan apakah koefisien korelasi termasuk kuat atau lemah, penulis menggunakan pedoman yang diberikan oleh Riduwan (2003:228) dapat diketahui kekuatan variabel dengan ketentuan sebagai berikut : Tabel 3.4 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Korelasi
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Lemah
0,20 – 0,399
Lemah
0,40 – 0,599
Cukup Kuat
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber : Riduwan (2003:228) 58
3.2.9 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis digunakan untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis, maka digunakan model statistik uji untuk menguji signifikansi (tingkat keberartian) antara variabel X (atribut produk) dengan variabel Y (keputusan menabung), dengan rumus statistik uji t. Ho : rs ≤ 0 : menunjukan bahwa atribut produk tidak memiliki pengaruh positif terhadap keputusan menabung nasabah.
Ha : rs ≤ 0 : menunjukan bahwa atribut produk memiliki pengaruh positif terhadap keputusan menabung nasabah.
Pengujian hipotesa ini menggunakan model statistik uji t, dengan rumus sebagai berikut : − −
=
Dimana : t
= distribusi t
rs
= koefisien korelasi
n
= jumlah data
Untuk menentukan apakah Ho ditolak atau diterima yaitu dengan membandingkan antara t hitung
dengan t tabel. Kriteria pengujian : Jika t hitung ≥ t tabel, berarti Ho ditolak, Ha diterima. Jika t hitung < t tabel, berarti Ho diterima, Ha ditolak.
Dalam menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis, maka harus dicari nilai dari tabel
dengan menggunakan degree of freedom (df) atau derajat kebebasan. Rumus derajat kebebasan tersebut adalah : df = n – (k + 1) Tingkat kekeliruan (α) yang digunakan adalah 5% (0,05). Dimana ; n = Jumlah data responden k = Variabel independent 1 = Variabel dependent
59
3.2.10 Analisis Koefisien Determinasi Untuk mengetahui besarnya pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung nasabah digunakan analisis koefisien determinasi. Rumus : Kd = (rs)2 x 100% Dimana : Kd
= Koefisien determinasi
(rs)2 = Koefisiensi korelasi Rank Spearman Ukuran tersebut tidak lain adalah kuadrat koefisien korelasi. Koefisien determinasi ini dinyatakan dalam persentasi (%).
60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Kebijakan Atribut Produk Tabungan Berjangka Pada PT. Bank Saudara PT. Bank Saudara menyadari pentingnya atribut produk sebagai pertimbangan nasabah
untuk menentukan keputusan menabung, serta merupakan salah satu cara mencapai peringkat 3 besar(dari 8 besar produk unggulan produk tabungan bank Saudara), yang dilihat dari tingkat perolehan penyimpanan dana nasabah. PT. Bank Saudara selalu menetapkan kebijakan atribut produk tabungan Berjangka yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang. Peningkatan dan pengembangan atribut produk tabungan Berjangka, menunjukan bahwa PT. Bank Saudara ingin berusaha untuk meningkatkan jumlah nasabahnya. Atribut produk tabungan Berjangka yang dimiliki oleh PT. Bank Saudara, diantaranya adalah : a. Merek PT. Bank Himpunan Saudara merupakan perusahaan perbankan yang lebih dikenal dengan Bank Saudara, dan disertai dengan perubahan logo perusahaan. Hal tersebut dikarenakan, kini PT. Bank Saudara Sebagai salah satu Bank Devisa swasta nasional yang telah berusia lebih dari satu abad, Bank Saudara telah menjadi perusahaan publik yang dimiliki oleh masyarakat, merupakan anak perusahaan Medco group. Penetapan merek yang dilakukan oleh PT. Bank Saudara pada produk TASKA atau merupakan kepanjangan dari Tabungan Berjangka, pemberian nama tersebut memiliki makna yang jelas serta mudah diingat di mata masyarakat, sebagai tabungan untuk mempersiapkan kehidupan atau memenuhi kebutuhan nasabah dikemudian hari. b. Desain Produk/Kemasan - Desain dan warna buku tabungan Tandamata Tabungan Tandamata memiliki buku tabungan dengan cover berwarna abu disertai dengan logo PT. Bank Saudara. Tulisan yang ada pada buku tabungan Tandamata terlihat dengan jelas serta mudah dibaca dan dipahami oleh nasabah. Desain dan warna buku tabungan Berjangka didominasi oleh warna abu dan ungu sebagai warna dari logo perusahaan PT. Bank Saudara, supaya nasabah dapat mengenal desain dan warna buku tabungan Tandamata walaupun hanya sekilas. 61
- Desain kartu ATM Berjangka Desain kartu ATM Berjangka yang ditetapkan oleh PT. Bank Saudara, hampir sama dengan warna di buku tabungan. Yaitu didominasi dengan warna abu-abu dan dilengkapi dengan logo PT. Bank Saudara yang berwarna ungu. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperkuat perusahaan di mata masyarakat, bahwa kartu ATM tersebut merupakan salah satu produk dari PT. Bank Saudara. c. Pemberian Label Pada buku tabungan Berjangka, terdapat informasi dan keterangan yang cukup lengkap mengenai kode transaksi, identitas pemilik rekening tabungan, bunga tabungan, saldo nasabah, biaya administrasi, tanggal transaksi, aktifitas transaksi dan lainnya. Hal tersebut dimaksudkan agar nasabah mendapatkan informasi yang jelas mengenai aktifitas transaksi perbankan yang telah dilakukan oleh nasabah. d. Layanan Pelengkap - Ketersediaan kantor cabang - Hingga saat ini, bank saudara melakukan memiliki 11 kantor cabang konvensional, 52 kantor cabang pembantu konvensional, 14 kantor kas, 78 ATM. Sedangkan pada bulan Januari 2011 jaringan kantor Bank saudara bertambah 4 Kantor cabang pembantu dan 4 ATM. Jadi total sekarang bank saudara memiliki11 kantor cabang, 56 kantor cabang pembantu, 82 ATM yang tersebar di Kota Jakarta, Bogor, Tangerang, Serang, Cimahi, Bandung, Soreang, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, Sumedang, Subang, Indramayu, Cirebon, Majalengka, Kuningan, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar. Dengan banyaknya ketersediaan kantor cabang tersebut maka memudahkan nasabah dan calon nasabah untuk melakukan transaksi perbankan, memberikan pelayanan perbankan, atau membuka rekening tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara. - Ketersediaan ATM Nasabah dapat menggunakan kartu ATM dengan fasilitas ATM PT. Bank Saudara, yaitu dapat melakukan transaksi di 82 ATM PT. Bank Saudara, 23.609 ATM Bersama di seluruh Indonesia. Fasilitas ATM tersebut memberikan jasa layanan selama 24 jam, serta disediakan pula fasilitas lain bagi pemegang kartu ATM seperti informasi saldo, ubah PIN, tarik tunai, transfer antar rekening, serta mendapatkan fasilitas transfer antar rekening secara real time online. Ketersediaan ATM yang tersebar pada beberapa 62
wilayah tersebut dimaksudkan untuk mempermudah nasabah yang akan melakukan aktifitas perbankan tanpa keterbatasan waktu dan tempat. - Kemampuan karyawan dalam memberikan informasi Pembinaan, pendidikan dan pelatihan karyawan dalam rangka meningkatkan mutu/kualitas SDM, dimaksudkan agar karyawan PT. Bank Saudara selalu siap memberikan informasi mengenai produk atau pelayanan yang diberikan oleh PT. Bank Saudara, yang dibutuhkan oleh nasabah. Dengan adanya informasi tersebut, maka nasabah dapat mengetahui dan menggunakan pelayanan yang ditawarkan oleh pihak bank. e. Jaminan Pihak PT. Bank Saudara memberikan tempat khusus bagi nasabah yang akan menyampaikan keluhan terhadap transaksi yang dilakukannya, sehingga setiap keluhan yang disampaikan nasabah akan segera diketahui oleh pihak bank, yang selanjutnya akan ditindaklanjuti sebagai salah satu jaminan menjadi nasabah PT. Bank Saudara. Selain itu PT. Bank Saudara menjamin uang yang disimpan oleh nasabahnya, begitu pula data dan informasi nasabah terjamin akan kerahasiaannya. PT. Bank Saudara menjamin kecepatan dan keakuratan pada saat nasabah melakukan proses transaksi perbankan. Semakin berkembangnya perusahaan PT. Bank Saudara pada tahun 2011 dan 2012 ini, PT. Bank Saudara melakukan penyempurnaan dan investasi yng sangat besar dibidang peningkatan sumber daya manusia serta perangkat teknologi. Hal tersebut dimaksudkan agar lebih dapat menunjang peningkatan pelayanan pada nasabah, supaya tidak mengurangi kecepatan dan keakuratan pelayanan serta menjamin terjaganya kerahasiaan nasabah. f. Harga PT. Bank Saudara menetapkan setoran awal yang relatif ringan pada para calon nasabah tabungan Berjangka yaitu Rp 50.000,- ,dengan saldo minimum Rp 25.000,-, biaya administrasi tabungan(tergantung produk tabungan selain produk Taska yang ada di bank saudara). Dan nasabah bisa menetukan sendiri target mana yang ingin dicapai dengan tabungan berjangka saudara. Nominal akhir ditetukan berdasarkan nominal akhir yang yang diinginkan oleh penabung dengan batasan sebagai berikut :
Target Dana, kontrak penempatan didasarkan pada target dana yang ingin dicapai pada akhir masa kontrak. 63
Target Bulanan, kontrak penempatan didasarkan atas pilihan setoran bulanan dan jangka waktu oleh penabung.
Nominal akhir sebagaimana disebut di atas adalah minimal sebesar Rp.1.000.000,00(Satu Juta Rupiah). Dengan jangka waktu penyimpanan minimum 6 bulan. Dengan membuka Tabungan Berjangka Saudara, maka nasabah akan mendapatkan keuntungan lebih dari bunga tabungan yang bank saudara tawarkan, yaitu sebesar 5.5 %. Selain itu, nasabah memiliki kewajiban untuk menyetor dalam jumlah tertentu setiap bulannya. Sehingga akan membantu nasabah untuk menabung secara rutin.
4.1.1. Gambaran Umum Responden Di dalam penelitian ini dikumpulkan data primer melalui kuesioner untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap atribut produk di PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung dan pengaruhnya terhadap keputusan menabung nasabah. Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap 100 responden yang menjadi sampel penelitian. Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Keterangan
Frekuensi
%
Pria
65
65%
Wanita
35
35%
Total
100
100%
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari hasil kuesioner yang telah disebar, terlihat dalam tabel 4.1 di atas yaitu didapat bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 65 orang responden atau sebesar 65%, sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 35 orang responden atau sebesar 35%. Dapat disimpulkan bahwa responden pria lebih banyak dari pada responden wanita, karena pria biasanya lebih banyak membutuhkan aktifitas perbankan.
64
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Keterangan
Frekuensi
%
Kurang dari 20 tahun
8
8%
20 tahun - 30 tahun
42
42%
31 tahun - 40 tahun
32
32%
41 tahun - 50 tahun
12
12%
Lebih dari 50 tahun
6
6%
Total
100
100%
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari hasil kuesioner yang telah disebar, terlihat dalam tabel 4.2 di atas yaitu didapat responden yang menjadi objek penelitian, bahwa responden berusia kurang dari 20 tahun sebanyak 8 orang responden atau sebesar 8%, antara 20-30 tahun yaitu sebanyak 42 orang responden atau sebesar 42%, antara 31-40 tahun yaitu sebanyak 32 orang responden atau sebesar 32%, responden dengan usia 41-50 tahun yaitu sebanyak 12 orang responden atau sebesar 12%, responden dengan usia di atas 50 tahun sebanyak 6 orang responden atau sebesar 6%. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang sering melakukan kunjungan berusia antara 20-30 tahun, hal ini merupakan kelompok usia produktif dimana pada usia tersebut banyak memerlukan kegiatan transaksi perbankan khususnya melakukan kegiatan menabung untuk mempersiapkan kehidupan masa depannya agar menjadi lebih baik, misalnya untuk kebutuhan biaya pendidikan atau simpanan untuk keperluan yang lainya. Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Keterangan
Frekuensi
%
Pelajar/Mahasiswa
44
44%
Pegawai Negeri
8
8%
Pegawai Swasta
25
25%
Wiraswata
18
18%
Ibu Rumah Tangga
5
5%
65
Total
100
100%
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari hasil kuesioner yang telah disebar, terlihat dalam tabel 4.3 di atas yaitu didapat responden yang menjadi objek penelitian, bahwa responden yang memiliki pekerjaan sebagai pelajar atau mahasiswa yaitu sebanyak 44 orang responden atau sebesar 44%, responden yang bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 8 orang responden atau sebesar 8%, responden yang bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 25 orang responden atau sebesar 25%, responden yang bekerja sebagai wirausaha yaitu sebanyak 18 orang responden atau sebesar 18%, dan responden yang sebagai ibu rumah tangga sebanyak 5 orang responden atau sebesar 5%. Dapat disimpulkan bahwa lebih banyak nasabah PT. Bank
Saudara
yang
menggunakan
produk
Berjangka
yang
bekerja
sebagai
pelajar/mahasiswa, hal ini umumnya karena kebutuhan pribadi. Misalnya untuk biaya pendidikan, rencana liburan atau keperluan lainya.
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan Keterangan
Frekuensi
%
Kurang dari Rp. 1.500.000,-
16
16%
Rp. 1.500.000,- Rp. 3.000.000,-
38
38%
Rp. 3.000.000,- Rp. 5.000.000,-
31
31%
Lebih dari Rp. 5.000.000,-
15
12%
Total
100
100%
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari hasil kuesioner yang telah disebar, terlihat dalam tabel 4.4 di atas yaitu didapat responden yang menjadi objek penelitian, bahwa mayoritas responden mempunyai pendapatan antara Rp. 1.500.000,- sampai Rp. 3.000.000,- sebanyak 38 orang responden atau sebesar 38%, responden yang memiliki pendapatan antara Rp. 3.000.000,- sampai Rp. 5.000.000,- yaitu sebyanyak 31 orang atau sebesar 31%, responden yang memiliki pendapatan kurang dari Rp. 1.500.000,- yaitu sebanyak 16 orang responden atau sebesar 66
16% dan yang memiliki pendapatan lebih dari Rp. 5.000.000,- yaitu sebanyak 15 orang responden atau sebesar 15%. Maka dapat disimpulkan rata-rata responden memiliki pendapatan antara Rp. 1.500.000,- sampai Rp. 3.000.000,-, karena terkait pada pekerjaan responden yang mayoritasnya bekerja sebagai pegawai swasta dengan mayoritas pendidikan terakhirnya Sarjana (S1) dan wiraswasta. Hal ini dimungkinkan karena penghasilan mereka/para nasabah yang cukup besar yang dapat digolongkan ke dalam golongan masyarakat menengah ke atas, sehingga mereka/para nasabah menyisihkan sebagian dari pendapatannya untuk ditabungkan di Berjangka pada PT. Bank Saudara. Dengan kata lain ada dana yang sengaja dialokasikan dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan di masa yang akan datang. Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi tentang Tabungan Berjangka Bank Saudara Keterangan
Frekuensi
%
Teman/Relasi
49
49%
Keluarga
37
37%
7
7%
Lainnya
7
7%
Total
100
100%
Iklan
di
radio/Televisi/Surat
kabar/majalah
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari hasil kuesioner yang telah disebar, terlihat dalam tabel 4.5 di atas yaitu didapat responden yang menjadi objek penelitian, bahwa mayorias responden mengenal atau mengetahui produk tabungan Berjangka Bank Saudara dari teman/relasi yaitu sebanyak 49 orang responden atau sebanyak 49%, responden yang mengetahui lewat keluarga sebanyak 37 orang responden atau sebesar 37%, responden yang mengetahuinya dari iklan di radio/televisi/surat kabar/majalah sebanyak 7 orang responden atau sebesar 7%. Dan sisanya sebanyak 7 orang responden atau sebesar 7% lainya. Jadi pada umumnya, para responden mengenal produk tabungan Berjangka PT. Bank Saudara melalui teman/relasi, karena PT. Bank Saudara banyak melakukan kegiatan promosi ditempat atau secara direct 67
marketing(pemasaran langsung). Dan selain itu juga melalui periklanan yaitu dengan mengadakan program undian berhadiah“Kilau Bintang Saudara”, yang menawarkan berbagai hadiah yang menarik dan sekaligus sebagai daya tarik promosi untuk calon nasabah agar menabung di bank saudara.
4.2. Tanggapan Konsumen Mengenai Atribut Produk pada Tabungan Berjangka PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung Melalui pertanyaan yang diberikan penulis dalam kuesioner yang disebarkan untuk keperluan penelitian ini dapat diketahui tanggapan responden terhadap atribut produk Tabungan Berjangka PT. Bank Saudara, 13 pernyataan yang diajukan tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap atribut produk Tabungan Berjangka di PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung. Untuk memudahkan penilaian dari jawaban responden, maka kriteria penilaian dari jawaban responden dibuat sebagai berikut : Sangat Setuju (SS)
diberi bobot nilai 5
Setuju (S)
diberi bobot nilai 4
Cukup Setuju (CS)
diberi bobot nilai 3
Tidak Setuju (TS)
diberi bobot nilai 2
Sangat Tidak Setuju (STS)
diberi bobot nilai 1
Selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban responden, untuk memudahkan penilaian dari rata-rata tersebut, maka digunakan interval untuk menentukan panjang kelas interval, maka digunakan rumus sebagai berikut : Dimana :
P=
P
= Panjang kelas interval
Rentang
= Data terbesar – data terkecil
Banyak kelas = 5 Berdasarkan rumus di atas, maka panjang kelas interval adalah : P=
= 0,8
68
Maka interval dari kriteria penilaian rata-rata diasumsikan sebagai berikut :
1,00 – 1,79
= Sangat Buruk
1,80 – 2,59
= Buruk
2,60 – 3,39
= Cukup Baik
3,40 – 4,19
= Baik
4,20 – 5,00
= Sangat Baik
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Bank Saudara Memiliki Image/Kesan yang Baik Di Masyarakat Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
4
4
Setuju
77
80
Cukup Setuju
19
19
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden yang menyatakan bahwa PT. Bank Saudara memiliki image/kesan yang baik yaitu sebanyak 77 orang responden (77) menyatakan setuju. Karena para responden beralasan bahwa PT. Bank Saudara adalah perusahaan perbankan yang sudah Go Public(terbuka) dan mereka juga beralasan bahwa PT. Bank Saudara adalah salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang perbankan yang mempunyai reputasi baik di Indonesia. Dan sisanya sebanyak 4 orang responden (4%) menyatakan sangat setuju dan 19 orang responden (19%) menyatakan cukup setuju. Jadi kesimpulanya, sebagian besar nasabah setuju bahwa PT. Bank Saudara memiliki image/ kesan yang baik di masyarakat luas.
69
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Tabungan Berjangka (TASKA) adalah Nama Tabungan yang Telah Dikenal Secara Luas Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
8
8
Setuju
73
73
Cukup Setuju
19
19
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden yang menyatakan bahwa Tabungan Berjangka telah dikenal secara luas yaitu sebanyak 73 orang responden (73%) menyatakan setuju. Karena menurut para responden, mereka sudah tidak asing lagi dengan kalimat “TASKA” yaitu singkatan dari Tabungan Berjangka. Mereka mengetahui itu saat menjadi nasabah sebuah bank Saudara atau dari orang lain. Dan sisanya sebanyak 8 orang responden (8%) menyatakan setuju dan 19 orang responden (19%) menyatakan cukup setuju bahwa Tabungan Berjangka dikenal secara luas.
Tabel 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Desain dan Warna Buku Tabungan Berjangka Menarik Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
6
6
Setuju
63
63
Cukup Setuju
26
26
Tidak Setuju
5
5
70
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden menyatakan bahwa buku Tabungan Berjangka memiliki desain dan warna yang menarik yaitu sebanyak 63 orang responden (63%) setuju dan 26 orang responden (26%) cukup setuju. Karena mereka beralasan bahwa desain, pola dan warna yang ada di buku Tabungan Berjangka terlihat simpel dan standar, tetapi masih terlihat menarik. Masih menurut responden, pola gambar yang ada di buku Tabungan Berjangka tidak terlalu rame, tidak seperti buku tabungan lainya. Dan sisanya sebanyak 6 orang responden (6%) menyatakan sangat setuju, dan. Sedangkan sebanyak 5 orang responden (5%) tidak setuju. Para responden yang menyatakan tidak setuju, Karena mereka melihat desain, pola dan warna buku tabungan Berjangka terlihat biasa-biasa saja dan melihat warna abu kurang cocok dengan buku Tabungan Berjangka tersebut, hal ini dikarenakan perbedaan selera pada desain dan warna dari setiap nasabah. Namun secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan nasabah menyukai desain dan warna pada buku tabungan Berjangka.
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Desain Kartu ATM Berjangka Menarik Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
9
9
Setuju
67
67
Cukup Setuju
10
10
Tidak Setuju
14
14
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
71
Dari tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden menyatakan bahwa kartu ATM Berjangka memiliki desain yang menarik yaitu sebanyak 67 orang responden (67%) menyatakan setuju dan 10 orang responden (10%) menyatakan setuju. Alasan yang dikemukakan oleh para responden mengenai pertanyaan ini sama dengan alasan dari pertanyaan sebelumnya, karena kenyataanya memang baik dari desain, pola dan warna kartu ATM Berjangka sama persis dengan buku Tabunganya. Sisanya sebanyak 9 orang responden (9%) menyatakan sangat setuju. Sedangkan sebanyak 14 orang responden (14%) menyatakan tidak menyukai desain kartu ATM Berjangka. Hal ini dikarenakan desain yang dianggap standar dan warna dominan yang ada di kartu tersebut berwarna abu-abu, sehingga terkesan biasa-biasa saja dan kurang berwarna. Tidak seperti umumnya kartu ATM lainnya atau kartu ATM pada bank lain. Namun secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan nasabah menyukai desain kartu ATM Berjangka.
Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Informasi Pada Buku Tabungan Berjangka Sudah Lengkap Sesuai Dengan Kebutuhan Nasabah Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
6
6
Setuju
76
76
Cukup Setuju
15
15
Tidak Setuju
3
3
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden,
mayoritas responden
menyatakan informasi pada buku tabungan Berjangka sudah lengkap sesuai dengan kebutuhannya yaitu sebanyak 76 orang responden (76%) menyatakan setuju. Karena menurut para responden, informasi yang ada di buku Tabungan Berjangka hampir sama dengan informasi yang ada di buku tabungan lainya. Seperti adanya kode transaksi, identitas 72
pemilik rekening, saldo tabungan dan lain-lain. Tetapi sebanyak 3 orang responden ( 3%) menyatakan tidak setuju, karena mereka merasa ada yang kurang lengkap tentang informasi yang ada pada buku Tabungan Berjangka. Namun secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan, bahwa sebagian besar responden setuju bahwa informasi pada buku tabungan lengkap dan telah sesuai dengan yang diharapkan nasabah.
Tabel 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Kantor Cabang dan KCP Bank Saudara Sudah Tersedia Di Berbagai Lokasi Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
7
7
Setuju
70
70
Cukup Setuju
11
11
Tidak Setuju
12
12
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.11 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden menyatakan bahwa kantor cabang dan KCP PT. Bank Saudara sudah tersedia di berbagai lokasi yaitu sebanyak 77 orang responden (77%) menyatakan
setuju. Menurut para
responden yang ada di kota Bandung khususnya, kantor cabang dan kantor cabang pembantu PT. Bank Saudara sudah tersebar di berbagai lokasi di kota Bandung. Seperti di Bandung selatan ada di Buah Batu, di Bandung Utara ada di Wastukencana dan masih banyak lagi. Sedangkan sebanyak 12 orang responden (12%) menyatakan tidak setuju. Menurut mereka, kantor cabang dan kantor cabang pembantu PT. Bank Saudara belum tersebar secara merata, khususnya di daerah-daerah pinggiran kota Bandung. Sehingga mereka merasa agak kesulitan dan jauh untuk melakukan transaksi perbankan di kantor Bank Saudara. Namun secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan sebagian besar responden setuju bahwa kantor cabang dan KCP
PT. Bank Saudara telah tersebar di berbagai lokasi sehingga dapat 73
membantu nasabah untuk melakukan transaksi perbankan khususnya transaksi Tabungan Berjangka.
Tabel 4.12 Tanggapan Responden Mengenai ATM Bank Saudara yang Sudah Tersedia Di Berbagai Lokasi Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
4
4
Setuju
78
78
Cukup Setuju
11
11
Tidak Setuju
7
7
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.12 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden menyatakan bahwa ATM Bank Saudara yang Sudah Tersedia Di Berbagai Lokasi yaitu sebanyak 78 orang responden (78%) menyatakan setuju. Menurut para responden, ATM Bank Saudara sudah tersedia di berbagai lokasi yang cukup strategis di koat Bandung. Sedangkan sebanyak 7 orang responden (7%) menyatakan tidak setuju. Karena menurut mereka, ATM PT. Bank Saudara belum tersebar di berbagi lokasi, hal ini dikarenakan responden yang menjadi nasabah PT.Bank Saudara sangat tersebar luas dan masih banyak responden yang masih jauh dengan letak pelayanan perbankan, khususnya bagi nasabah Bank Saudara itu sendiri.
74
Tabel 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Kemampuan Karyawan Bank Saudara dalam Memberikan Informasi yang Dibutuhkan Nasabah Sudah Baik Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
4
4
Setuju
77
77
Cukup Setuju
18
18
Tidak Setuju
1
1
Sangat
0
0
100
100
Tidak
Setuju Jumlah
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.13 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden sebagian besar menyatakan kemampuan karyawan PT. Bank Saudara dalam memberikan informasi yang dibutuhkan nasabah sudah baik yaitu sebanyak 77 orang responden (77%) meyatakan setuju. Karena menurtu para responden, pelayanan yang diberikan oleh para karyawan PT. Bank Saudara sudah baik dan memuaskan, baik dalam penampilan, etika dan bentuk pelayanan lainya. Selain itu keramah tamahan para karyawan PT. Bank Saudara juga menjadi nilai tambah, serta membuat para responden merasa nyaman dalam melakukan transaksi perbankan di Bank Saudara tersebut. Sedangkan sisanya sebanyak 1 orang responden atau sebesar 1% menyatakan tidak setuju. Jadi kesimpulanya, bahwa nasabah menganggap pelayanan yang diberikan karyawan PT. Bank Saudara telah dianggap baik sesuai dengan harapan nasabah.
75
Tabel 4.14 Tanggapan Responden Mengenai Keamanan Transaksi Perbankan Di Bank Saudara Sudah Terjamin Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
0
0
Setuju
78
78
Cukup Setuju
22
22
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.14 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden menyatakan bahwa keamanan transaksi perbankan di PT. Bank Saudara sudah terjamin yaitu sebanyak 78 orang responden (78%) menyatakan setuju. Karena menurut para responden, keaman transaksi perbankan di PT. Bank Saudara sudah terjamin dan termasuk kedalam lembaga penjamin simpanan (LPS). Jadi para nasabah merasa aman untuk menyimpan dananya di PT. Bank Saudara. Sisanya sebanyak 22 orang responden (22%) menyatakan cukup setuju. Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa sebagian besar responden merasa nyaman melakukan transaksi di PT. Bank Saudara karena kemanannya yang sudah terjamin.
Tabel 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Penanganan Keluhan Atas Ketidakpuasan Nasabah Dilaksanakan dengan Baik Oleh PT. Bank Saudara Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
8
8
Setuju
69
69
Cukup Setuju
23
23
76
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.15 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden menyatakan bahwa penanganan keluhan atas ketidakpuasan nasabah dilaksanakan dengan baik oleh PT. Bank Saudara yaitu sebanyak, 69 orang responden (69%) menyatakan setuju. Karena menurut para responden, adanya pemberian respon yang cepat dari pihak PT. Bank Saudara apabila ada keluhan dari nasabah Bank Saudara, membuat para nasabah merasa diperhatikan dengan baik. Baik itu melalui bagian customer servicenya langsung atau melalui call customer service (by phone). Jadi kesimpulanya, para responden setuju dengan persepsi tersebut. Tabel 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Setoran Awal Tabungan Berjangka Cukup Rendah dan Terjangkau Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
13
13
Setuju
48
48
Cukup Setuju
39
39
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.16 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden menyatakan setoran awal tabungan Berjangka cukup rendah dan terjangkau yaitu sebanyak 48 orang responden (48%) menyatakan setuju dan 39 orang responden (39%) menyatakan cukup setuju. Hal ini dikarenakan setoran awal yang harus dilakukan sebesar Rp. 50.000,-
77
mengingat sebagian besar responden adalah kalangan menegah dan menegah atas, sehingga nilai setoran awal tersebut terhitung cukup rendah dan terjangkau.
Tabel 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Suku Bunga Tabungan Berjangka PT. Bank Saudara yang Kompetitif Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
7
7
Setuju
81
81
Cukup Setuju
12
12
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.17 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden menyatakan bahwa Suku Bunga Tabungan Berjangka PT. Bank Saudara yang Kompetitif yaitu sebanyak 81 orang responden (81%) menyatakan setuju. Karena menurut para responden, suku bunga yang ditawarkan oleh PT. Bank Saudara yaitu sebesar 5,5% (khusus produk Tabungan Berjangka) cukup kompetitif dengan produk tabungan lainya yang sejenis. Karena bank lain pun menawarkan suku bungan diantara 5,4%-5,6% (untuk produk sejenis). Jadi kesimpulan adalah bahwa sebagian besar responden setuju dengan suku bunga tabungan Berjangka yang ditawarkan oleh PT. Bank Saudara cukup kompetitif jika dibandingkan dengan para pesaingnya.
78
Tabel 4.18 Tanggapan Responden Mengenai Saldo Minimum yang Ditetapkan Tabungan Berjangka Relatif Ringan Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
10
10
Setuju
78
78
Cukup Setuju
12
12
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.18 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden menyatakan bahwa saldo minimum yang ditetapkan Tabungan Berjangka relatif ringan yaitu sebanyak 78 orang responden (78%) menyatakan setuju. Hal ini dikarenakan saldo minimum yang ditetapkan PT. Bank Saudara pada produk tabungan Berjangka lebih ringan dibandingkan dengan produk pesaing yang sejenis yaitu sebesar Rp. 25.000,- dibandingkan dengan produk pesaing yang sejenis menetapkan saldo minimum sebesar Rp. 50.000,- sd Rp. 100.000,-. Hal ini memudahkan para calon nasabah untuk membuka rekening Tabungan Berjangka dengan saldo minimum yang terjangkau.
79
Tabel 4.19 Analisis Atribut Produk Tabungan Berjangka Pada Bank Saudara
No
Pernyataan
1
Rata-
S
CS
TS
STS
Jml
77
19
0
0
385
3.85
Baik
73
19
0
0
389
3.89
Baik
6
63
26
5
0
370
3.70
Baik
9
67
10
14
0
371
3.71
Baik
6
76
15
3
0
385
3.85
Baik
di 7
70
11
12
0
372
3.72
Baik
78
11
7
0
379
3.79
Baik
4
77
18
1
0
384
3.84
Baik
Keamanan transaksi perbankan 0
78
22
0
0
378
3.78
Baik
Bank
SS
Saudara
image/kesan
Rata
Ket.
memiliki
yang
baik
di 4
masyarakat. Tabungan Berjangka(TASKA) 2
adalah nama tabungan yang 8 telah dikenal secara luas.
3
4
Desain
dan
warna
buku
Tabungan Berjangka menarik. Desain kartu ATM Berjangka Menarik. Informasi pada buku tabungan
5
Berjangka sesuai
sudah
dengan
lengkap kebutuhan
nasabah. Kantor cabang dan KCP Bank 6
Saudara
sudah
tersedia
berbagai lokasi. ATM 7
Bank
Saudara
yang
sudah tersedia di berbagai 4 lokasi. Kemampuan karyawan bank
8
Saudara dalam memberikan informasi
yang
dibutuhkan
nasabah sudah baik. 9
80
di
Bank
Saudara
sudah
terjamin. Penanganan 10
keluhan
ketidakpuasan
atas
nasabah
dilaksanakan dengan baik oleh
8
69
23
0
0
385
3.85
Baik
48
39
0
0
374
3.74
Baik
81
12
0
0
395
3.95
Baik
78
12
0
0
398
3.98
Baik
bank Saudara. Setoran 11
awal
tabungan
Berjangka cukup rendah dan 13 terjangkau. Suku
12
bunga
tabungan
Berjangka bank Saudara yang 7 kompetitif. Saldo
13
minimum
yang
ditetapkan tabungan Berjangka 10 relatif ringan. Jumlah
86
935
237
42
0
4965
49,65
Total
430
3740
711
84
0
4965
3,81
Persentase
8,66
75,32
14,32
1,70
0
100
Baik
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.19 di atas, diperoleh nilai rata-rata keseluruhan variabel X (atribut produk), yaitu sebesar 3,81 yang pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini menunjukan bahwa unsur-unsur atribut produk tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara dianggap baik. Walau demikian ada faktor yang perlu diperhatikan terutama
pada pernyataan yang
mendapatkan nilai di bawah nilai rata-rata seperti pada pernyataan Desain buku tabungan dan kartu ATM Berjangka Menarik sebesar 3,70 dan 3,71. Serta pernyataan mengenai Kantor cabang dan KCP Bank Saudara sudah tersedia di berbagai lokasi sebesar 3,72. Dengan demikian seharusnya perusahaan melakukan perbaikan mutu pada faktor-faktor 81
tersebut seperti medesain ulang atau memperbarui desain kartu ATM Berjangka, agar banyak nasabah yang makin tertarik untuk menggunakan kartu ATM Berjangka. Misalnya dengan merubah warna dan menambahkan sedikit gambar ,supaya terlihat lebih berwarna kartu ATM tersebut. Selain itu, masalah lain yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah tentang ketersediaan kantor cabang maupun kantor cabang pembantu PT. Bank Saudara yang masih belum banyak, termasuk ketersediaan mesin ATM di berbagai lokasi, khususnya daerah-daerah kecil atau kota-kota kecil agar para nasabah Bank Saudara tidak terlalu jauh untuk menjangkaunya, sehingga nasabah tidak perlu menempuh jarak yang jauh untuk mengunjungi kantor atau ATM, sehingga nasabah bisa terlayani dengan baik. Terakhir, mungkin perusahaan perlu melakukan sosialisasi yang lebih agresif mengenai produk tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara agar bisa dikenal lebih luas lagi oleh masyarakat. 4.3
Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Menabung Nasabah Tabungan
Berjangka PT. Bank Saudara Melalui pernyataan yang diberikan penulis dalam kuesioner yang disebarkan untuk keperluan penelitian ini, dapat diketahui tanggapan responden terhadap keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara. Enam pernyataan yang diajukan tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap keputusan menabung. Untuk memudahkan penilaian dari jawaban responden, maka kriteria penilaian dari jawaban responden dibuat sebagai berikut : Sangat Setuju (SS)
diberi bobot nilai 5
Setuju (S)
diberi bobot nilai 4
Cukup Setuju (CS)
diberi bobot nilai 3
Tidak Setuju (TS)
diberi bobot nilai 2
Sangat Tidak Setuju (STS)
diberi bobot nilai 1
Selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban responden, untuk memudahkan penilaian dari rata-rata tersebut, maka digunakan interval untuk menentukan panjang kelas interval, maka digunakan rumus sebagai berikut :
82
P=
Dimana : P
= Panjang kelas interval
Rentang
= Data terbesar – data terkecil
Banyak kelas = 5 Berdasarkan rumus di atas, maka panjang kelas interval adalah : P=
= 0,8
Maka interval dari kriteria penilaian rata-rata diasumsikan sebagai berikut : 1,00 – 1,79
= Sangat Rendah
1,80 – 2,59
= Rendah
2,60 – 3,39
= Cukup Tinggi
3,40 – 4,19
= Tinggi
4,20 – 5,00
= Sangat Tinggi
Tabel 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Kebutuhan Untuk Menabung Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
16
16
Setuju
74
74
Cukup Setuju
10
10
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.20 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden sebanyak 74 orang responden (74%) menyatakan setuju mengenai kebutuhan untuk menabung. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa responden yang menjadi nasabah PT. Bank Saudara, beralasan bahwa PT. Bank Saudara merupakan tempat pembayaran gaji di 83
kantor mereka. Namun secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden merasa menabung merupakan suatu kebutuhan mereka.
Tabel 4.21 Tanggapan Responden Dalam Mencari Informasi Mengenai Produk Tabungan Perbankan Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
6
6
Setuju
61
61
Cukup Setuju
33
33
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.21 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden sebanyak 61 orang responden (61%) menyatakan setuju dalam melakukan pencarian informasi mengenai produk tabungan perbankan untuk memenuhi kebutuhan menabungnya. Karena menurut para responden, ada yang sengaja untuk mencari informasi baik melalui iklan-iklan di media massa atau media elektronik seperti internet. Ataupun secara tidak sengaja mendapatkan informasinya, seperti mendapatkan rekomendasi dari teman atau sanak keluarga. Jadi, secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melakukan pencarian informasi mengenai produk tabungan perbankan untuk memenuhi kebutuhan menabungnya ada yang disengaja maupun tidak disengaja.
84
Tabel 4.22 Tanggapan Responden Dalam Melakukan Evaluasi Terhadap Berbagai Jenis Produk Tabungan yang Ditawarkan Berbagai Bank Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
4
4
Setuju
21
21
Cukup Setuju
69
69
Tidak Setuju
6
6
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.22 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden sebanyak 69 orang responden (69%)menyatakan cukup setuju dalam melakukan evaluasi terhadap berbagai jenis produk tabungan yang ditawarkan pada berbagai bank. Hal ini menurut para responden perlu dilakukan, karena mereka bisa membandingkan kelebihan dan kekurangan masing-masing produk tabungan yang ada, sehingga mereka akan merasa puas dalam hal memilih tabungan. Sedangkan sisanya sebanyak 6 orang responden (6%) menyatakan tidak melalui tahap ini secara langsung, dengan maksud tidak melalui evaluasi langsung terhadap berbagai produk tabungan.
85
Tabel 4.23 Tanggapan Responden Dari Hasil Evaluasi Menilai Bahwa Produk Tabungan Berjangka Lebih Baik Dari Pada Produk Sejenis Lainnya dan Sesuai dengan Kebutuhan Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
3
3
Setuju
60
60
Cukup Setuju
30
30
Tidak Setuju
7
7
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.23 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden sebanyak 60 orang responden (60%) menyatakan setuju mengenai dari hasil evaluasi menilai bahwa produk Tabungan Berjangka lebih baik daripada produk sejenis lainya dan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini menurut para responden, karena mereka sebelumnya sudah terlebih dahulu memikirkan secara matang terhadap pilihan jenis tabungan yang tersedia di bank tersebut. Dan akhirnya mereka menetapkan bahwa produk Tabungan Berjangka lebih baik dari pada produk sejenis lainnya dan itu pun sesuai dengan kebutuhan masing-masing nasabah. Sedangkan Sisanya sebanyak 7 orang responden (7%) menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dikarenakan produk Tabungan Berjangka tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
86
Tabel 4.24 Tanggapan Responden Dalam Memutuskan Menabung Di PT. Bank Saudara Menggunakan Tabungan Berjangka Hasil Dari Tahap Evaluasi Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
20
20
Setuju
57
57
Cukup Setuju
23
23
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.24 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden, mayoritas responden yaitu sebanyak 57 orang responden (57%) menyatakan setuju dalam memutuskan menabung di PT. Bank Saudara menggunakan Tabungan Berjangka setelah melakukan evaluasi terlebih dahulu. Menurut para responden, evaluasi yang dilakukan seperti membandingkan keunggulan dan manfaat yang bisa didapat dari berbagai jenis produk tabungan, melihat reputasi bank tersebut, dengan membandingkan saldo minimum, suku bunga yang ditawarkan dan lain-lain. Tabel 4.25 Tanggapan Responden Mengenai Perasaan Puas Setelah Menjadi Nasabah Tabungan Berjangka Bank Saudara Pernyataan
Jumlah
Persentase (%)
Sangat Setuju
0
0
Setuju
79
79
Cukup Setuju
21
21
87
Tidak Setuju
0
0
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
100
100
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.25 di atas, dapat dilihat bahwa dari 100 responden hampir seluruh responden merasa puas setelah menjadi nasabah tabungan Tandamata pada PT. Bank Saudara yaitu sebanyak 79 orang responden (79%) , menyatakan setuju. Sisanya hanya 21 orang responden (21%) menyatakan cukup setuju. Karena menurut para responden, mereka yang sudah menggunakan produk Tabungan Berjangka merasa mendapatkan manfaat dan tercapai keinginan sesuai dengan kebutuhan yang telah direncanakan sebelumnya. Jadi secara keseluruhan dapat dinyatakan pelayanan yang diberikan PT. Bank Saudara terutama pada produk tabungan Berjangka sangat baik, karena terlihat dari jawaban responden hampir seluruh responden yang merasa puas setelah menjadi nasabah tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara. Tabel 4.26 Analisis Keputusan Menabung Nasabah Tabungan Berjangka Pada PT. Bank Saudara No
Pernyataan
SS
S
CS
TS
STS
Jml
Rata-
Ket.
Rata
Anda 1
kebutuhan
memiliki 16
74
10
0
0
406
4.06
Tinggi
61
33
0
0
373
3.73
Cukup
untuk
menabung. Anda 2
mencari 6
informasi
mengenai
produk
tabungan
Tinggi
perbankan. Anda 3
evaluasi
Melakukan 4
21
69
terhadap
0
323
3.23
Cukup Tinggi
berbagai jenis produk tabungan
6
yang 88
ditawarkan
berbagai
bank. Dari
hasil
evaluasi 3
60
30
7
0
359
3.59
anda menilai bahwa produk
Cukup Tinggi
tabungan
Berjangka lebih baik dari
pada
sejenis
produk
lainnya
sesuai
dan
dengan
kebutuhan. Anda
memutuskan 20
57
23
0
0
397
3.97
untuk menabung di 4
Bank
Cukup Tinggi
Saudara
menggunakan tabungan Berjangka Anda
5
merasa
puas 0
setelah
menjadi
nasabah
tabungan
Berjangka
79
21
0
0
379
3.79
Tinggi
Bank
Saudara. Jumlah
49
352
186
13
0
2237
22,37
Total
245
1408
558
26
0
2237
3,72
Persentase
10,95
62,95
24,94 1,16
0
100
Tinggi
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dari tabel 4.26 di atas, diperoleh nilai rata-rata keseluruhan variabel Y (keputusan menabung), yaitu sebesar 3,72 yang artinya tinggi karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan menabung nasabah pada tabungan Berjangka PT. Bank Saudara tinggi, walau demikian ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh pihak PT. Bank Saudara agar dilakukan peningkatan baik dalam hal kualitas produk, pelayanan dan pengenalan produk atau promosi produk, sehingga diharapkan dapat menambah jumlah nasabah dan meningkatkan keputusan menabung konsumen pada produk PT. Bank Saudara, terutama produk tabungan Berjangka. 89
4.4
Uji Validitas dan Realibilitas
Nilai validitas masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat pada nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan. Dengan menggunakan jumlah 100 responden. Berdasarkan data perhitungan SPSS koefisiensi korelasi (r) diketahui bahwa seluruh korelasi item variabel X (atribut produk) lebih besar dari r tabel atau 0,195, maka instrumen dinyatakan valid. Begitu pula untuk variabel Y (keputusan pembelian), jika korelasi item variabel Y (keputusan pembelian) lebih besar dari r tabel atau 0,195, maka instrumen dinyatakan valid. Untuk menguji tingkat validitas kuesioner yang disebarkan kepada para responden penulis menggunakan program SPSS. Berikut ini merupakan hasil uji validitas dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 100 orang dan item kuesioner dengan jumlah 19 pertanyaan dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.27 Uji Validitas Atribut Produk Item-Total Statistics Pertanyaan
R
R tabel
Keterangan
hitung X1
.530
0,195
Valid
X2
.335
0,195
Valid
X3
.202
0,195
Valid
X4
.597
0,195
Valid
X5
.635
0,195
Valid
X6
.299
0,195
Valid
X7
.239
0,195
Valid
X8
.507
0,195
Valid
X9
.413
0,195
Valid
X10
.320
0,195
Valid
X11
.324
0,195
Valid
X12
.428
0,195
Valid
X13
.352
0,195
Valid
90
Tabel 4.28 Uji Validitas Keputusan Pembelian Item-Total Statistics Pertanyaan
R
R tabel
Keterangan
hitung Y1
.644
0,195
Valid
Y2
.297
0,195
Valid
Y3
.572
0,195
Valid
Y4
.253
0,195
Valid
Y5
.381
0,195
Valid
Y6
.420
0,195
Valid
Pada nilai r hitung atau Corrected Item Total Correlation masing-masing butir pernyataan bernilai lebih dari 0,195, dengan demikian dapat dikatakan semua item dalam kuesioner dapat dinyatakan valid. Dalam pengujian reliabilitas menggunakan SPSS, langkah yang ditempuh yaitu sama dengan langkah pengujian validitas karena output keduanya bersamaan muncul. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Berikut ini adalah hasil uji realibilitas dengan menggunakan SPSS :
91
Tabel 4.29 Kriteria Uji Realibilitas variabel X
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .758
N of Items .778
13
Tabel 4.30 Kriteria Uji Realibilitas variabel Y Reliability Statistics Cronbach's Cronb
Alpha Based on
ach's
Standardized
N
Alpha
Items
Items
.681
.699
6
of
Pada nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 yaitu 0,758 dan 0,681 dengan demikian dapat dikatakan semua item pernyataan dalam kuesioner adalah reliabel. 4.5
Analisa Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian PT. Bank
Saudara KC Wastukencana Bandung Untuk mengetahui bagaimana pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung, perlu dilakukan uji korelasi (hubungan). Analisis korelasi digunakan untuk mengukur derajat kerataan hubungan antara variabel variabel independent (X) dengan variabel dependent (Y). Berikut hasil analisis koefisien korelasi Rank Sperman digunakan dengan program SPSS.
92
4.5.1
Koefisien Korelasi Rank Spearman
Tabel 4.31 Perhitungan Korelasi Rank Spearman Variabel X dan Variabel Y Correlations
Average_X Spearman's rho
Average_X
Correlation Coefficient
1.000
Sig. (1-tailed)
.615
**
.
.000
100
100
**
1.000
Sig. (1-tailed)
.000
.
N
100
100
N Average_Y
Average_Y
Correlation Coefficient
.615
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Rank Spearman, maka diperoleh nilai rs sebesar 0,615. Karena nilai rs berada diantara 0,600-0,799, maka hubungan antara atribut produk dengan keputusan menabung dapat dikatakan kuat, seperti yang tertera pada tabel 4.39 sebagai berikut :
93
Tabel 4.32 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai rs Interval
Tingkat
Korelasi
Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Lemah
0,20 – 0,399
Lemah
0,40 – 0,599
Cukup Kuat
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber : Riduwan (2003:228)
4.5.2 Koefisien Determinasi Untuk menghitung besarnya pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara dalam bentuk persentase, maka digunakan perhitungan koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut: Kd = (rs)2 x 100% = 0,6152 x 100% = 37,82% Besarnya pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara adalah sebesar 37,82% dan sisanya 62,18% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti oleh penulis misalnya promosi, brand image dan kualitas pelayanan.
4.5.3 Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis, maka dilakukan uji satu pihak kanan dengan hipotesis sebagai berikut :
94
Ho : rs ≤ 0
menunjukan bahwa atribut produk tidak memiliki pengaruh positif
Ha : rs > 0
menunjukan bahwa atribut produk memiliki pengaruh positif terhadap keputusan
terhadap keputusan menabung.
menabung.
Membandingkan t hitung dengan t tabel dengan kriteria sebagai berikut : Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho akan ditolak dan Ha diterima. Jika t hitung < t tabel maka Ho akan diterima dan Ha ditolak.
Dimana derajat kebebasan (df) adalah : df = n - (k+1) = 100 – (1+1) = 100 – 2 = 98
hitung
Dimana tingkat kekeliruan ( ) yang digunakan sebesar 5%. Untuk menetapkan nilai t
dipergunakan rumus sebagai berikut : t hitung = rs
(
t hitung = 0,615
1
t hitung = 7,71825
2) ,
2
dan t tabel = t ( ;
)
= (0,05 ; 98)
Karena dalam tabel tidak ditemukan df = 98 maka dicari melalui perhitungan sebagai berikut : Diketahui t (0,05 ; 120) = 1,658 t (0,05 ; 60)
= 1,671
maka untuk df = 98
=
1,6
. 95
38 − 1,671 = 22 1,658 −
38 (x- 1,671) = 22 (1,658-x) 38x + 22x = 63,004+36,762 60x
= 99,766 = 1.663
Diketahui x = 1,663 maka untuk t (0,05 ; 98 ) adalah sebesar 1,663
Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa t
hitung
= 7,718 lebih besar dari t
tabel
=
1,663. Ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka atribut produk memiliki pengaruh positif terhadap keputusan menabung nasabah tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara. Untuk lebih jelasnya, pengujian hipotesisnya akan disajikan dalam gambar berikut ini :
Gambar 4.1 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi dengan Uji Satu Pihak
Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho
0
1,663
(t tabel)
96
7,718
(t hitung)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari pendahuluan sampai dengan pembahasan mengenai Pengaruh Atribut Produk Tabungan Berjangka Terhadap Keputusan Menabung Nasabah Pada PT. Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana Bandung, maka penulis mencoba untuk menarik beberapa kesimpulan. Selain itu penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan untuk perusahaan di masa yang akan datang. Adapun kesimpulan dan saran tersebut adalah sebagai berikut : 5.1
Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan melalui analisa data statistik dari kuesioner
yang disebarkan, observasi dan wawancara maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
PT. Bank Saudara berusaha menampilkan dirinya sebagai bank yang siap melayani nasabah serta selalu mengutamakan keinginan dan kepentingan nasabah, sehingga dapat meningkatkan keputusan menabung. Hal ini mendorong pihak PT. Bank Saudara untuk lebih meningkatkan atribut produk yang dimilikinya. Berikut merupakan atribut produk yang dimiliki oleh PT. Bank Saudara KC Wastukencana : -
Penetapan merek yang dilakukan oleh PT. Bank Saudara KC pada produk TASKA merupakan kepanjangan dari Tabungan Berjangka.
-
Tabungan Berjangka memiliki buku tabungan dan kartu ATM yang didominasi dengan warna Abu disertai dengan logo PT. Bank Saudara dengan warna ungu.
-
Pada buku tabungan Berjangka terdapat informasi dan keterangan yang cukup lengkap mengenai aktifitas transaksi.
-
PT. Bank Saudara telah memiliki jaringan kantor dan mesin ATM yang cukup banyak dan tersebar di Indonesia (khusunya P. Jawa dan Bali), memberikan jasa layanan selama 24 jam. Kemampuan karyawan dalam memberikan informasi mengenai produk atau pelayanan yang dibutuhkan oleh nasabah.
-
Pihak PT. Bank Saudara memberikan kemudahan bagi nasabah untuk menyampaikan keluhan, menjamin keamanan uang yang disimpan oleh nasabahnya dan menjamin kerahasiaan data dan informasi nasabah. 97
-
PT. Bank Saudara membebaskan nasabah Tabungan Berjangka menetapkan setoran awal dan saldo minimum (Minimal Rp.50.000) Tidak ada biaya administrasi per bulan. Biaya penutupan.rekening ditentukan sendiri oleh nasabah.
-
Tanggapan responden terhadap atribut produk Tabungan Berjangka yang dilakukan oleh PT. Bank Saudara dapat dikatakan baik yaitu sebesar 3,81 yang artinya baik karena berada pada interval 3,40-4,19. Hal ini menunjukan bahwa unsur-unsur atribut produk tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara dianggap baik. Walau demikian ada faktor yang perlu diperhatikan terutama pada pernyataan yang mendapatkan nilai (Tidak setuju) yang cukup banyak seperti pada pernyataan Desain kartu ATM Berjangka Menarik dan mengenai Kantor cabang dan KCP Bank Saudara sudah tersedia di berbagai lokasi. Faktor-faktor tersebut perlu mengalami perbaikan pada masalah desain kartu ATM dan penambahan baik kantor cabang maupun kantor cabang pembantu, sehingga semakin banyak orang melakukan transaksi di ATM dan menjangkau para nasabah PT. Bank Saudara.
2.
Tanggapan responden mengenai keputusan menabung pada tabungan Berjangka PT. Bank Saudara dikatakan tinggi yaitu sebesar 3,72 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan menabung nasabah pada tabungan Berjangka PT. Bank Saudara tinggi, walau demikian ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh pihak PT. Bank Saudara agar dilakukan peningkatan, baik dalam hal kualitas produk, pelayanan dan pengenalan produk sehingga diharapkan dapat menambah jumlah nasabah PT. Bank Saudara terutama pada produk tabungan Berjangka.
3.
Pengaruh atribut produk tabungan Berjangka terhadap keputusan menabung nasabah pada PT. PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung berdasarkan hasil perhitungan korelasi Rank Spearman diperoleh nilai rs sebesar 0,615 yang termasuk kategori cukup kuat. Besarnya pengaruh atribut produk terhadap keputusan menabung pada PT. Bank Saudara sebesar 37,82% . Hal ini berarti bahwa atribut produk mempengaruhi keputusan menabung sebesar 37,82 % dan sisanya sebesar 62,18%, dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diukur oleh penulis, misalnya promosi, brand image, kualitas 98
pelayanan dan lain-lain. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan distribusi t diperoleh hasil t
hitung
> t
tabel
= 7,718 > 1,663. Dengan demikian, maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Ini berarti atribut produk tabungan Berjangka memiliki pengaruh positif terhadap keputusan menabung nasabah PT. Bank Saudara. Dengan demikian hipotesis yang diajukan pada Bab I yaitu “Atribut Produk tabungan Berjangka berpengaruh positif terhadap keputusan menabung nasabah PT. Bank Saudara KC Wastukencana Bandung”, dapat diterima.
5.2
Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis mencoba
memberikan beberapa saran atau masukan yang mungkin dapat berguna dan menjadi pertimbangan bagi kemajuan perusahaan di masa yang akan datang, diantaranya: 1. PT. Bank Saudara perlu lebih memperhatikan atribut produknya yang memiliki nilai di bawah rata-rata atribut produk dan dianggap kurang baik oleh nasabah. Dari seluruh atribut produk tabungan Berjangka yang memiliki nilai di bawah rata-rata, seperti pada pernyataan Desain kartu ATM Berjangka Menarik. Sebaiknya perusahaan melakukan perubahan terhadap desain kartu ATM, khusunya kartu ATM Berjangka. Misalnya dengan merubah warna kartu (memakai warna yang lebih hidup dan cerah, seperti biru, kuning, hijau atau merah) lalu merubah pola gambar yang biasa, dengan mengisi dengan sebuah corak atau hiasan gambar yang lebih menarik, terakhir bisa dengan menambahkan foto pemilik kartu ATM. Sehingga lebih menarik dan berbeda dengan kartu ATM dari bank lain. 2. Ketersediaan kantor cabang dan kantor cabang pembantu yang masih minim, ini juga harus menjadi perhatian khusus bagi PT. Bank Saudara. PT.Bank Saudara harus segera mempercepat pembangunan kantor-kantor cabang maupun kantor cabang pembantu yang baru di daerah-daerah yang masih kekurangan kantor operasional. Hal ini agar para nasabah terjangkau dan tidak perlu menempuh jarak jauh untuk melakukan transaksi perbankan di PT. Bank Saudara. Selain penambahan kantor cabang baru, harus diimbangi juga dengan ketersediaan mesin ATM yang memadai. 3. PT. Bank Saudara dengan salah satu produknya yaitu Tabungan Berjangka, atau dikenal dengan TASKA.mungkin telah cukup dikenal secara luas oleh masyarakat 99
Indonesia. Tapi promosi yang dilakukan terhadap produk tersebut masing kurang cukup. Dan PT. Bank Saudara perlu melakukan sosialisasi yang lebih agresif lagi mengenai produk tabungan Berjangka pada PT. Bank Saudara. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat iklan tentang produk Tabungan Berjangka, baik itu di media cetak maupun elektronik. Adapun cara yang lain, seperti melakukan public relation yang menarik dengan cara melaksanakan pemasaran khusus yang melibatkan orang banyak, seperti “Jalan Sehat Bersama Berjangka PT. Bank Saudara”, sosialisasi mengenai pentingnya menabung dengan tema “Tabungan Berjangka, untuk masa depan anda” mulai dari sekolah hingga perguruan tinggi.
Ketiga item ini, perlu segera ditindaklanjuti oleh PT. Bank Saudara agar para nasabah merasa puas dan bisa menambah nasabah yang lebih banyak lagi. Dan Semoga kedepanya, PT. Bank Saudara bisa semakin maju dan berkembang lebih baik lagi dari sebelumnya.
100