BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Transjogja adalah sebuah sistem transportasi bus cepat, murah dan ber-AC di seputar Kota Yogyakarta. Transjogja merupakan salah satu bagian dari program penerapan Bus Rapid Transit (BRT) yang dicanangkan Departemen Perhubungan. Sistem ini mulai dioperasikan pada awal bulan Maret 2008 oleh Dinas Perhubungan, Pemerintah Provinsi DIY. Motto pelayanannya adalah “Aman, Nyaman, Andal, Terjangkau, dan Ramah Lingkungan”. Pengelola transjogja adalah PT.Jogja Tugu Trans. Sistem yang menggunakan bus (berukuran sedang) ini menerapkan sistem tertutup, dalam arti penumpang Transjoga yang tidak dapat memasuki bis tanpa melewati gerbang pemeriksaan (shelter), seperti juga Transjakarta. Selain itu, diterapkan sistem pembayaran yang berbeda-beda, sekali jalan, kartu pelajar, dan kartu umum reguler. Ada dua macam kartu yang dapat dibeli oleh penumpang, yaitu kartu sekali jalan (single trip), dan kartu umum reguler. Kartu ini berbeda dengan karcis bis biasa karena merupakan kartu pintar (smartcard). Smartcard (Kartu Pintar)adalah kartu plastik yang berukuran sama dengan kartu kredit yang didalamnya terdapat chip silikon yang disebut microcontroller. Kartu
akan diperiksa secara otomatis melalui suatu mesin yang akan membuka pintu secara otomatis saat ditempelkanke mesin pembaca (reader). Pemerintah Provinsi DIY bekerja sama dengan salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta yaitu UGM dalam merealisasikan penggunaan kartu smartcard pada mahasiswa UGM sebagai kartu bis transjogja. Realisasi tersebut digunakan padaKartu Tanda Mahasiswa (KTM) yang terintegrasi sebagai kartu ini, berdasarkan atas hasil survei terhadap 500 mahasiswa terkait dengan penggunaan kendaraan yang digunakan dan kemungkinan penggunaan transjogja sebagai moda angkutan menuju kampus. Selaku ketua tim kerja sama penggunaan kartu mahasiswa UGM sebagai kartu transjogja, Ahmad Munawar menjelaskan penggunaan KTM UGM sebagai kartu transjogja bertujuan untuk mendukung peningkatan penggunaan angkutan umum di Provinsi DIY. Adapun
sebutan lain untuk smartcard yang diperuntukkan UGM yaitu gamacard yang hanya dimiliki oleh civitas Akademia Universitas Gadjah Mada baik itu mahasiswa, dosen, atau karyawan UGM. Selain itu, dimaksudkan pula untuk mewujudkan kampus UGM sebagai kampus educopolis. UGM mengusulkan opsi tarif, yakni sistem bulanan sebesar Rp100.000,00 per bulan yang dapat digunakan semaunya dalam sebulan, sistem semester Rp400.000,00 per semester. Sistem ini tentu saja tidak hanya untuk mahasiswa baru, tetapi diharapkan juga untuk mahasiswa angkatan lama. Bahkan, para dosen dan karyawan pun diharapkan dapat memanfaatkan smartcard ini untuk angkutan umum di DIY. Dengan model semacam ini, perguruan tinggi lain diharapkan mengikuti jejak UGM untuk mengkampanyekan penggunaan angkutan umum guna mengatasi kemacetan dan menciptakan lingkungan yang bebas polusi. Untuk itu, UGM mengusulkan ada penambahan bus, halte, dan trayek jangka panjang. Penggunaan transjogja bagi masyarakat Yogyakarta merupakan kendaraan transportasi massa yang nyaman dan aman. Hal ini karena bis transjogja menggunakan sistem tertutup dan dengan penggunaan AC, sehingga masyarakat diharapkan nyaman dalam perjalanan, selain itu pula dengan penyediaan kursi penumpang yang nyaman dibanding dengan kursi pada transportasi umum lainnya seperti angkutan pedesaan atau angkutan perkotaan. Seiring perkembangan waktu masyarakat mulai meminati transportasi ini karena dari beberapa kondisi transjogja menjadi pilihan terbaik dan favorit bagi mereka yang ingin bepergian menggunakan bis di Kota Yogyakarta. Alasan masyarakat dalam memilih menggunakan transjogja, karena harga ekonomis, jam operasional yang panjang dalam melayani penumpang yaitu dari pagi hingga malam, banyak pilihan jalur maupun rute, kenyamanan dan keamanan lebih terjamin. Jam operasional yang panjang merupakan unggulan terhadap pengguna armada bis transjogja dengan jam operasionalnya dari pukul 05.3021.30. Namun jika terdapat acara seperti pelaksanaan pemilu dan Hari Raya Idul Adha maka jam operasionalnya mengalami penyesuaian. Tujuan dari penyesuaian ini semata-mata untuk memberikan kesempatan kepada pengguna di hari atau jam tersebut. Harga ekonomis dari kartu transjogja yang diminati masyarakat tergolong murah bagi masyarakat dengan fasilitas semacam itu, yaitu tersedia mulai dari
Rp 2.000 hingga Rp 3.000 untuk sekali jalan (single trip). Harga ekonomis ini dikarenakan untuk biaya transit dari suatu tempat ke tempat lain tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan karena sistem yang terdapat dari transjogja yang menerapkan sistem halte di beberapa tempat. Namun jika menggunakan bis kota dalam Kota Jogja diharuskan membayar Rp 3000 sekali jalan. Transjogja memiliki segi keamanan yang lebih terjamin jika dibandingkan dengan transportsi publik yang lain, karena setiap calon penumpang yang ingin menggunakan transjogja perlu melalui halte terlebih dahulu. Menurut Lyon (2001) angkutan umum dibutuhkan untuk memberikan derajat fleksibilitas yang tinggi untuk menyaingi secara efektif mobil pribadi atau di istilahkan dengan mobilitas personal (perorangan).
1.2. Perumusan Masalah Selama ini dalam penggunaan angkutan transportasi umum mahasiswa cenderung memiliki persepsi buruk. Persepsi buruk yang dilontarkan oleh penumpang seperti halnya kondisi kendaraan itu sendiri, yang memiliki kondisi buruk. Pelayanan kurang memuaskan seperti kondisi ruang kendaraan yang sempit atau berdesakan seperti angkutan umum Kobutri. Banyak keluhan dari penumpang yaitu saat pencarian penumpang yang memakan waktu cukup lama. Kondisi ini memberikan dampak terhadap penumpang jika ingin terburu-buru untuk ke tujuan. Namun hal ini tidak dialami oleh angkutan umum transjogja yang memiliki halte untuk menunggu bis datang, selain itu memiliki halte yang nyaman pula. Kondisi ruangan kendaraan transjogja lebih baik dengan fasilitas AC sehingga penumpang tidak mengalami gelisah karena kepanasan di dalam kendaraan seperti angkutan umum lainnya. Selain itu untuk kalangan mahasiswa UGM diberikan kemudahan akses dalam menggunakan transjogja, melalui kartu pintar (smartcard) pada KTM (kartu tanda mahasiswa) yang disebut pula Gama card. Smartcard pada KTM berfungsi pada angkatan baru UGM tahun 2011, maka
perlu
mengetahui
persepsi
mengenai
progam
baru
smartcard
yangdigunakan sebagai kartu transjogja pada mahasiswa. Perlu dilakukan pengkajian smartcard pada mahasiswa yang menggunakan, ini terbilang masih progam baru, sehingga dapat diketahui persepsi pro dan kontra dari pengadaan progam baru ini, atau didapati kesulitan pada penggunaannya. Selain itu ada
mahasiswa yang merasa diberatkan dalam penggunaan smartcard pada kartureguler smartcard baik dari masalah biaya atau penggunaanya yang masih jarang ditemui. Hal ini tidak hanya untuk mahasiswa UGM saja namun untuk mahasiswa lain dari Universitas manapun di Yogyakarta. Dalam hal ini dilakukan penelitian pada mahasiswa yang sesuai dengan tujuan peneliti yang lokasinya di halte dekat dengan kampus dan masih dalam ruang lingkup Kota Yogyakarta khususnya bagian utara wilayah Yogkarta. Berdasarkan dari kondisi diatas muncul beberapa pertanyaan dari peneliti, kemudian dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. bagaimana persepsi mahasiswa mengenai smartcard ? 2. bagaimana mahasiswa memanfaatkan layanan sistem smartcard pada transjogja ? 3. apa perbedaan jenis kartu yang digunakan mahasiswa ?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin diketahui dari penelitian ini adalah: 1. mengetahui persepsi mahasiswa terhadap penggunaan smartcard di transjogja. 2. mengetahui intensitas mahasiswa memanfaatkan layanan sistem smartcard pada transjogja. 3. mengetahui perbedaan penggunaan kartu tunai single trip dan regular smartcard pada mahasiswa.
1.4. Kegunaan Penelitian Kegunaan Umum 1. Memberikan informasi secara kualitatif apa yang banyak digunakan mahasiswa antara tunai dan dan regular (smartcard) 2. Memberikan informasi yang didapat dari mahasiswa, dengan adanya peran smartcard untuk menunjang peningkatan pelayanan transportasi khususnya transjogja.
Kegunaan Khusus 1. Penelitian ini sebagai upaya untuk evaluasi pada sistem transportasi dengan mahasiswa sebagai pengguna, yang diciptakannya smartcard untuk memudahkan pelayanan mahasiswa melakukan mobilitas, yang bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Penelitian ini nantinya dapat digunakan untuk pengembangan ilmu yang hasilnya ini bermanfaat pada penelitian selanjutnya mengenai transjogja maupun smartcard. 3. Penelitian ini nantinya juga dapat digunakan sebagai pertimbangan pengambilan kebijakan dalam bidang transportasi khususnya transjogja maupun smartcard oleh policy maker.