1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Sebagai sumber daya yang tersebar secara luas di bumi ini walaupun dalam
jumlah yang berbeda, air terdapat dimana saja dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia dan tanpa air manusia tidak mungkin dapat hidup, karena untuk berbagai macam kegunaan, manusia selalu mengkonsumsi air dan menggunakan berbagai kumpulan air di permukaan bumi ini. Tidak ada yang dapat menggantikan fungsi air dan tidak ada barang yang dapat menjadi substitusi dari air. Dari berbagai aspek kehidupan manusia tersangkut pada penggunaan air bersih. Bagi kehidupan manusia dan penyelenggaraan kegiatan perkotaan lainnya, air bersih merupakan kebutuhan pokok. Penyediaan air bersih untuk keperluan kegiatan perkotaan meliputi keperluan rumah tangga (domestic use) dan keperluan kegiatan industri, perdagangan, perkantoran dan kegiatan perkotaan lainnya (non-domestic use). Sejalan dengan berkembangnya suatu kota, maka tuntutan pemenuhan kebutuhan air bersih menjadi semakin meningkat. Sekitar 40% dari total kebutuhan air bersih digunakan untuk keperluan rumah tangga (domestic use). Pemenuhan kebutuhan air bersih untuk sektor rumah tangga ini memegang peranan penting di dalam menjaga produktivitas nasional secara keseluruhan (Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1997;510). Peningkatan kebutuhan terhadap pelayanan air bersih perkotaan yang sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan kota menuntut pemerintah maupun masyarakat agar mampu melayani kebutuhan air bersih dengan sebaik-baiknya, karena kemampuan suatu kota dalam menyediakan air bersih merupakan suatu faktor yang dapat mendorong peningkatan mutu kehidupan masyarakat dan dengan adanya penyediaan air bersih yang baik di perkotaan, dalam hal ini mencukupi secara kualitas maupun kuantitas, maka akan memberikan kesempatan kepada kota untuk tumbuh dan berkembang. Selain itu dengan memadainya penyediaan prasarana air bersih perkotaan maka juga dapat mempengaruhi kehidupan manusia, produktifitas ekonomi dan kualitas kehidupan kota secara keseluruhan. Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan akan air bersih maka perlu adanya ketersediaan air yang mampu mencukupi apabila dibandingkan dengan kebutuhan air 1
2
bersih, karena pertumbuhan penduduk suatu kota yang tinggi menyebabkan kebutuhan air bersih semakin meningkat. Dengan demikian maka sumber daya air, baik air tanah maupun air permukaan harus dijaga kelestariannya dan penggunaannya seoptimal mungkin untuk kesejahteraan penduduk. Namun dalam menyediakan sumber daya air setiap wilayah memiliki batas kemampuan alam tertentu sementara jumlah penduduk selalu bertambah sehingga pemakaian air bersih semakin bertambah banyak. Hal ini berdampak dengan kurangnya pelayanan air bersih terhadap masyarakat. Adanya perkembangan Kabupaten Subang yang diikuti dengan pertambahan penduduk menyebabkan terjadi penambahan permintaan pelayanan, termasuk permintaan untuk pelayanan air bersih. Di lain pihak, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Subang selaku instansi pemerintah penyedia air bersih belum mampu menambah pelayanan air bersih baik secara jangkauan pelayanan maupun debit air sehingga belum semua rumah tangga di Kabupaten Subang tercakup oleh pelayanan PDAM, kebanyakan bagi mereka yang belum terlayani umumnya mengandalkan air tanah dangkal untuk kebutuhan hidupnya. Di samping permasalahan ketersediaan (kuantitas) air, masalah kualitas air sekarang ini juga cukup mendapat perhatian. Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang mahal karena air sudah tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya (Wardhana, 1994). Sebagian besar penduduk di kabupaten subang hingga saat ini belum sepenuhnya dilayani oleh suatu sistem penyediaan air bersih publik. Diawali dengan eksploitasi yang berlebihan pada pemakaian sumberdaya air tanah akhirnya menyebabkan penurunan permukaan air tanah yang cukup drastis. Pemanfaatan air tanah telah menunjukan dampak negatif berupa degradasi kuantitas dan kualitas sumberdaya tersebut serta lingkungan sekitar. Beberapa bagian wilayah telah mengalami eksploitasi air tanah berlebih sehingga timbul dampak negatif yaitu penurunan muka air tanah. Dalam suatu studi kelayakan, pada umumnya mempertimbangkan berbagai aspek, diantaranya keterkaitan kegiatan dengan instansi pengusul dan instansi lainnya, manfaat yang akan diterima dan para penerimanya, serta Iingkungan yang akan menjadi tempat dilaksanakannya kegiatan. Secara umum aspek-aspek tersebut dikelompokkan dalam tiga bagian yakni kelayakan yang didalamnya terdiri dari kelayakan teknis, ekonomis, dan finansial. Selain aspek tersebut, studi kelayakan juga mengemukakan analisis
3
kelayakan kegiatan. Kelayakan teknis merupakan garribaran kondisi teknis rencana Perencanaan Kegiatan -kegiatan dengan memperhitungkan unsur-unsur yang berkaitan dengan alat-alat teknis (engineering) dan unsur-unsur non-teknis seperti misalnya ketersediaan material dan kemudahan pelaksanaan agar suatu kegiatan dapat dilaksanakan. Dengan demikian diperlukan Kelayakan finansial pengembangan infrastruktur air bersih dalam rangka menunjang perkembangan Kabupaten Subang, yang merupakan gambaran aspek finansial atas penggunaan sumber daya (input) dengan hasil (output) yang
diperoleh
dari
pelaksanaan
rencana
kegiatan,
dimana
perhitungannya
menggunakan harga pasar. 1.2
Rumusan Persoalan Dalam pertumbuhan dan perkembangan jumlah penduduk, peran pelayanan air
bersih sangatlah penting bagi pemenuhan kebutuhan penduduk untuk kehidupan seharihari. Oleh karena itu, pelayanan air bersih harus dikembangkan sebaik-baiknya, Karena pelayanan air bersih merupakan suatu prasarana yang penting bagi kebutuhan masyarakat. Kabupaten Subang akan berkembang cukup pesat, namun belum adanya infrastruktur air sebagai salah satu infrastruktur penting serta sebagian kondisi air tanah yang kualitas dan kuantitas dalam keadaan kurang baik mengharuskan penyediaan air bersih dengan sistem publik. Dengan keadaan pelayanan dari PDAM yang terbatas saat ini, dalam hal pembangunan infrastruktur baru memerlukan pembiayaan, salah satunya adalah pembiayaan penyediaan air bersih. Usaha penyediaan pelayanan air bersih skala besar dengan menggunakan air permukaan sebagai sumber air baku sebaiknya dilakukan untuk dapat mengurangi penggunaan air tanah. Penyediaan infrastruktur air bersih suatu kota dapat bersifat ekonomis apabila pelayanannya dilakukan dalam skala besar. Hal ini mendorong terjadinya ekonomisasi skala agar proses penyediaan air bersih dapat lebih efisien. Hal ini merupakan salah satu bentuk intervensi yang dapat dilakukan dalam masalah penyediaan air bersih skala besar sekaligus mengurangi kerusakan lingkungan yang terjadi.
4
Bagaimana pengaruh tingkat kelayakan finansial dalam pengembangan air bersih terhadap investasi yang dilakukan dan juga atas kebutuhan masyarakat terhadap sistem pengolahan air minum yang diperlukan. 1.3
Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan Berdasarkan persoalan
di atas,
maka
tujuan
studi ini
adalah
untuk
mengidentifikasi pembiayaan penyediaan air bersih dalam rangka menunjang perkembangan Kabupaten Subang. 1.3.2 Sasaran Sedangkan sasaran-sasaran yang diharapkan agar dapat mencapai tujuan studi ini adalah: 1. Teridentifikasinya kebutuhan air bersih dan sediaan air baku di wilayah perencanaan 2. Teridentifikasinya keseimbangan supply-demand
1.4
3
Teridentifikasinya besaran biaya penyediaan air bersih
4
Teridentifikasinya besaran biaya pengembalian modal
Ruang Lingkup Studi Ruang lingkup studi ini meliputi dua hal, yaitu ruang lingkup wilayah yang
mendeskripsikan wilayah yang menjadi studi kasus dalam penelitian ini dan ruang lingkup materi yang menguraikan hal-hal yang menjadi pokok pembahasan penelitian. 1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah dari penelitian ini adalah Kabupaten Subang. Alasan pemilihan wilayah tersebut sebagai lokasi studi karena merupakan wilayah yang diperkirakan pada masa yang akan datang akan berkembang dengan pesat namun belum mendapatkan pelayanan prasarana air bersih yang merata.
5
Ruang lingkup wilayah dari penelitian ini adalah Kabupaten Subang. Adapun batas-batas daerah tersebut adalah sebagai berikut: • Sebelah Utara
: Laut Jawa
• Sebelah Timur
: Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu
• Sebelah Selatan
: Kabupaten Bandung
• Sebelah Barat
: Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang
Untuk lebih jelasnya mengenai wilayah studi pada identifikasi kelayakan finansial pengembangan sistem penyediaan air bersih sebagai penunjang perkembangan kabupaten subang ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 dibawah ini.
6
Gambar 1.1 Peta Administrasi Wilayah Studi
7
1.4.2 Ruang Lingkup Materi Penelitian mengenai perencanaan sistem penyediaan air bersih ini memiliki ruang lingkup kajian sebagai berikut: 1. Gambaran umum penyediaan pelayanan air bersih PDAM Kabupaten Subang. Dalam studi ini yang dimaksud pelayanan air bersih adalah penyediaan kebutuhan air bersih untuk kepentingan domestik. 2. Pembiayaan dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih dengan ruang lingkup pembahasan mengenai biaya investasi, perhitungan tarif berdasarkan konsumsi air dan pengembalian modal. 1.5
Metode Penelitian Dalam metode penelitian terbagi menjadi metode analisis dan teknik pengumpulan
data. Sedangkan untuk jelasnya dapat dilihat pada uraian di bawah ini: 1.5.1 Metode Analisis Untuk dapat melaksanakan studi ini diperlukan tahapan-tahapan yang didasarkan kepada tujuan dan sasaran studi yang ingin dicapai seperti yang telah dikemukakan diatas. Adapun metode analisis yang digunakan adalah Deskriptif Analisis dengan mengacu pada berbagai kebutuhan sebagai berikut: 1. Kebutuhan Air Bersih Hingga Tahun Perencanaan
Kebutuhan Domestik, didapat dengan menggunakan jumlah penduduk yang dihasilkan sebelumnya lalu dikaitkan dengan kriteria perencanaan domestik system air bersih Departemen Pekerjaan Umum.
Kebutuhan Non Domestik, menggunakan jumlah penduduk yang didapat dihitung kebutuhan sarana dengan menggunakan standar pelayanan minimum, lalu jumlah sarana tersebut dikaitkan dengan kriteria perencanaan non domestik system air bersih Departemen Pekerjaan Umum.
Sediaan air baku, dihasilkan besarnya air baku yang akan digunakan dalam perencanaan ini. Penentuan ini dilakukan dengan mempertimbangkan data mengenai sumber air baku.
2. Keseimbangan Supply-Demand Keseimbangan dilakukan untuk menyesuaikan tingkat permintaan dengan tingkat sediaan. Metode iterasi data dilakukan hingga mencapai keseimbangan supply-demand.
8
3. Identifikasi besaran biaya penyediaan air bersih Analisis dilakukan dengan menghitung berdasarkan rumus perhitungan atau dengan menggunakan model untuk suatu bagian pembiayaan. Model tersebut digunakan untuk menentukan besarnya biaya dari kapasitas desain yang dibutuhkan dan kondisi kualitas air yang dimiliki sumber air baku 4. Identifikasi besaran biaya pengembalian modal Hasil proses analisis sebelumnya digunakan sebagai perbandingan dengan tarif berlaku PDAM Kabupaten Subang. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu biaya pengembalian modal, apakah tingkat biaya yang dihasilkan dari perhitungan sebelumnya masih layak untuk dilaksanakan. 1.5.2 Teknik Pengumpulan Data Metoda pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik yang dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam studi ini dilakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
Survey Data Sekunder Survey data sekunder dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan, dimana
sumber informasi untuk studi ini terdiri dari tiga bagian pokok, yaitu: -
Literatur, untuk mengkaji teori mengenai kebutuhan air bersih, ketersediaan sumber daya air dan kaitan sumber daya air di dalam parencanaan ruang.
-
Lapangan, adalah pengumpulan data instansional yang diperlukan bagi sudi ini, berupa survei instansional ke berbagai instansi, yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Subang, Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan (DGTL), serta Biro Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Subang, dan sebagainya.
-
Wawancara dengan beberapa pihak yang dianggap dapat memberikan informasi untuk studi ini, yakni dari pihak PDAM Kabupaten Subang.
Survey Data Primer Teknik pengumpulan data yang diterapkan untuk data primer ini adalah teknik
komunikasi langsung, yaitu teknik dimana peneliti mengumpulkan data dengan jalan mengadakan komunikasi langsung dengan subyek penelitian. Komunikasi langsung ini dilakukan antara peneliti dengan sampel ang dianggap represektatif untuk mewakili suatu kelompok populasi. Oleh karena itu teknik komunikasi langsung yang diterapkan merupakan suatu wawancara survei.
9
1.6
Kerangka Pemikiran Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka pemikiran dalam studi ini dapat dilihat
pada Gambar 1.2. 1.7
Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah pemahaman studi, maka pembahasan disusun berdasarkan
sistematika pembahasan yang meliputi: BAB I
PENDAHULUAN Bagian ini berisi latar belakang, perumusan persoalan, tujuan dan sararan, ruang lingkup, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN TEORI Bagian ini membahas mengenai tinjauan teori-teori yang mendukung terhadap permasalahan dalam merumuskan cara penyediaan air bersih.. BAB III GAMBARAN UMUM Bagian ini membahas mengenai gambaran umum wilayah studi serta kondisi eksisting wilayah studi yang terangkum dalam kompilasi data. BAB IV ANALISIS Bagian ini membahas mengenai hasil studi berupa hasil analisis yang berhubungan dengan cara penyediaan air bersih. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bagian ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi dalam merumuskan studi pembiayaan penyediaan air bersih sebagai penunjang perkembangan kabupaten subang.
10
GAMBAR 1.2 KERANGKA PEMIKIRAN
Isu Permasalahan Perkembangan dan Arahan Perkembangan Kabupaten Subang
Perumusan Persoalan - Kabupaten Subang akan berkembang pesat, namun belum adanya infrastruktur air sebagai salah satu infrastruktur penting serta sebagian kondisi air tanah yang kualitas dan kuantitas dalam keadaan kurang baik. - Dengan keadaan pelayanan dari PDAM yang terbatas saat ini, dalam hal pembangunan infrastruktur baru memerlukan analisis kelayakan, salah satunya adalah analisis kelayakan finansial. - Bagaimana pengaruh tingkat kelayakan finansial dalam pengembangan air bersih terhadap investasi yang dilakukan dan juga atas kebutuhan masyarakat terhadap sistem pengolahan air minum yang diperlukan.
Input
Tujuan Mengidentifikasi kelayakan finansial pengembangan infrastruktur air bersih dalam rangka menunjang perkembangan Kabupaten Subang.
1. 2. 3. 4. 5.
Sasaran Teridentifikasinya kebutuhan air bersih di wilayah perencanaan Teridentifikasinya sediaan sumber air baku Teridentifikasinya keseimbangan supply-demand Teridentifikasinya besaran biaya penyediaan air bersih Teridentifikasinya besaran biaya pengembalian modal
Penyediaan Infrastruktur Air Bersih
Potensi Sediaan Sumber Air Baku
Tingkat Kebutuhan Air Bersih Masyarakst Bentuk Pelayanan Keseimbangan Supply-Demand Air Bersih
Kualitas dan Kuantitas Pengelolaan Air Bersih yang dilakukan
Jaringan dan Transmisi Air Bersih yang dibutuhkan
Biaya Operasional Penyediaan Air Bersih
Biaya kapital penyediaan air bersih
Proses
Tarif Berlaku PDAM Kab. Subang Analisis biaya pengembalian modal
Kelayakan Finansial Penyediaan Air Bersih masyarakat Kab. Subang
Output Kesimpulan dan Rekomendasi