BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan sertifikasi pendidik bahwa ketentuan sertifikasi, syarat sertifikasi guru dalam jabatan, seorang guru pada lembaga pendidikan anak usia dini pada jalur formal harus memiliki kualifikasi akademik minimal Diploma IV atau Sarjana (S1) Pendidikan Anak Usia Dini. Sebagai bentuk intervensi pemerintah dalam memacu
pada
semua
jenjang
pendidikan
maka
Menteri Pendidikan Nasional menetapkan Permen Diknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Dalam melakukan pekerjaan mengajar dan mendidik secara profesional, program sertifikasi guru memberi jaminan terhadap perbaikan kinerja mengajar guru, dan kompetensi guru. Tanpa sertifikasi guru akan banyak orang merasa bisa menjadi guru dengan mudah tanpa melalui pendidikan khusus yang disyaratkan.
Guru
mengikuti
program
sertifikasi
diwajibkan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan yang dijadikan barometer mutu. Bagi guru yang telah lulus sertifikasi merupakan kumpulan guru dengan kualitas tinggi. Kinerja mengajar guru yang sudah 1
bersertifikasi menjadi cermin bagi guru yang belum bersertifikasi maupun calon-calon guru. Tujuan sertifikasi guru di samping meningkatkan
kesejahteraan
guru,
yang
terutama
adalah
meningkatkan kompetensi guru. Guru bersertifikasi harus mempunyai kapasitas pengetahuan, sikap dan kinerja mengajar yang lebih baik dari pada sebelum guru tersebut bersertifikasi. Guru bersertifikasi diharapkan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada peserta didik, lebih mencintai profesinya dan pada tujuan akhir prestasi belajar siswa meningkat. Tetapi ada pihak yang meragukan program sertifikasi yang dilakukan melalui jalur portofolio, diklat dan pendidikan profesi tidak mampu menjadi penjaring kualitas guru sehingga guru-guru yang telah lulus sertifikasi belum bisa memberi gambaran guru yang berkualitas. Dilain
pihak guru
yang telah
lulus
sertifikasi dan telah menerima tunjangan belum bisa menampakkan perbaikan kinerjanya. Guru sebagai pendidik memiliki peranan sentral dalam dunia pendidikan karena turut mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam studinya. Kinerja mengajar guru dalam melaksanakan pekerjaannya merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan. Hanif, (2004) menyatakan bahwa kualitas proses dan hasil pendidikan dipengaruhi oleh kinerja guru, karena keseluruhan bangunan akan goyah apabila kinerja dari guru rendah dan tidak efektif. 2
Guru Pendidikan Anak Usia Dini dituntut untuk memiliki kinerja mengajar yang baik dan profesional, artinya
pekerjaan
atau
kegiatan
yang
dilakukan
menjadi sumber penghasilan kehidupan, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Bekerja keras dan selalu berupaya untuk menunjukkan bahwa pekerjaan guru merupakan suatu profesi dengan menunjukkan bukti kompetensi dan kualitas kinerja dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan masyarakat. Guru dalam melaksanakan tugas selalu menunjukkan kualitas profesionalismenya dengan berkeinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar yang ideal, meningkatkan dan memelihara citra profesi. Ada keinginan untuk selalu mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilan, mengejar kualitas dan citacita profesi, dan memiliki kebanggaan terhadap profesinya (Zainal Aqib, 2007). Data sekunder di Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung tentang keadaan kualifikasi pendidikan dan jumlah guru Taman Kanak-Kanak yang sudah bersertifikasi dan yang belum bersertifikasi, sebagai berikut:
3
Tabel 1.1 Data kualifikasi dan sertifikasi Guru TK Kabupaten Temanggung Tahun 2013 No
Kecamatan
1
Temanggung
26
135
65
25
45
Guru Sudah Serti fikasi 19
2
Telogomulyo
9
27
13
7
7
2
25
3
Kranggan
18
43
25
8
10
7
36
4
Tembarak
8
22
9
3
10
3
19
5
Selopampang
9
16
10
1
5
3
13
6
Pringsurat
24
44
34
5
2
6
38
7
Kandangan
18
55
19
16
20
9
46
8
Kaloran
20
25
11
7
7
2
23
9
Kedu
21
30
13
7
10
4
26
10
Bulu
14
38
18
5
15
5
33
11
Parakan
17
63
23
17
23
10
53
12
Kledung
10
23
12
13
2
-
23
13
Bansari
13
26
10
7
9
1
25
14
Ngadirejo
24
63
37
11
15
6
57
15
Jumo
12
24
10
4
10
4
20
16
Gemawang
14
29
13
7
9
1
28
17
Candiroto
19
27
11
10
6
4
23
18
Wonoboyo
17
23
10
7
6
2
21
19
Bejen
12
21
10
5
6
3
18
20
Tretep
7
19
9
5
5
-
19
312
753
362
178
222
91
662
29,48
12,08
87,92
Jumlah Persen
Jml TK
Pendidikan Jml Gr
SLA
D2
S1
48,14 23,64
Sumber:
Guru Belum Serti fikasi 116
Data sekunder Dinas pendidikan Kab. Temanggung
Pada Tabel 1.1 menjelaskan bahwa keadaan guru TK pada satuan pendidikan Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung adalah: dari 20 Kecamatan dengan jumlah 312 TK, 753 orang guru, sebagian besar berpendidikan jenjang SLA 362 4
orang guru (48,41%). Sedangkan guru yang sudah bersertifikasi 91 orang guru (12,08), guru yang belum bersertifikasi 662 orang guru (87,92%). Hasil penelitian tim PGRI Jawa Tengah yang diungkapkan dalam seminar Hasil Penelitian Kinerja Guru yang Telah Lulus Sertifikasi Guru dalam Jabatan di Aula PGRI Jawa Tengah, menyatakan bahwa selain meningkatkan profesionalitas guru dalam mengajar sertifikasi pendidik secara signifikan juga meningkatkan kesejahteraan, martabat dan kompetensi pedagogik guru (Suara Merdeka, 2011). Penelitian
Yanti
(2012),
tentang
perbedaan
tingkat kinerja mengajar guru yang sudah bersertifikasi di SMA Negeri Sekecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis, menemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan kinerja mengajar guru yang sudah disertifikasi dengan guru yang belum disertifikasi, dengan hasil nilai rata-rata guru yang sudah diisertpfikasi (88,85), sedangkan guru yang belum disertifikasi dengan nilai rata-rata (79,15). Hasil uji beda ttest diperoleh nilai t sebesar (-2,497) dengan probabilitas (0,018). Oleh karena probabilitas lebih kecil dari (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata (mean) kinerja mengajar guru ada perbedaan yang signifikan. Perbedaan kinerja mengajar guru yang sudah bersertifikasi dengan guru yang belum bersertifikasi dapat dilihat melalui uji t dengan hasil thitung (-2,497) lebih besar dari ttabel (-2,040) dengan signifikansi (-2 tailed) = 0,018, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan 5
yang signifikan antara guru yang sudah bersertifikasi dengan guru yang belum disertifikasi. Sedangkan penelitian Asrori (2012) tentang analisis perbedaan kinerja mengajar guru dan faktorfaktor yang mempengaruhinya di Madrasah Aliyah Kota Bekasi, menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan kinerja mengajar antara guru yang sudah sertifikasi dengan guru yang belum sertifikasi di Madrasah Aliyah di Kota Bekasi. Melalui uji beda mean dengan Anova satu jalan menunjukkan bahwa skor sebesar 0,875 dengan signifikansi 0,05, atau 0,875 lebih besar dari 0,05, artinya kinerja mengajar guru yang sudah disertifikasi dengan guru yang belum bersertifikasi memiliki varians yang sama. Dengan demikian guru yang sudah bersertifikasi dengan guru yang belum bersertifikasi tidak ada perbedaan. Temuan penelitian yang bertolak belakang antara Yanti (2012) dengan Asrori (2012) membutuhkan kepastian ada atau tidak ada perbedaan yang signifikan kinerja mengajar guru yang telah bersertifikasi dengan yang belum bersertifikasi sehingga diperlukan adanya penelitian ulang. Peneliti melakukan penelitian awal pada TK UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung dikarenakan: (1) dua penelitian sebelumnya dilakukan di satu lembaga/sekolahan dengan jenjang pendidikan dan kualifikasi pendidikan guru yang sama (MA, dan SMA); (2) peneliti belum menemukan penelitian sejenis yang dilakukan di TK, (3) penelitian yang akan dilakukan 6
dengan responden guru TK. Oleh karena itu untuk prapenelitian dilakukan di enam lembaga/sekolahan TK dengan jenjang pendidikan yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, dengan maksud agar lebih bervariasi. Adapun penelitian yang akan dilakukan di TK sebagai guru kelas dengan kualifikasi pendidikan yang berbeda jenjangnya (SLA, D2, S1). Pra penelitian dilakukan kepada 24 orang guru TK pada bulan September 2013, yang terdiri dari 12 orang guru TK yang sudah bersertifikasi dan 12 orang guru TK yang belum bersertifikasi dengan menyebarkan skala kinerja mengajar guru bagian dari Teacher Job Performance Scale yang disusun oleh Hanif (2004). Dalam pra-penelitian dengan menggunakan lima skala liket yaitu: (1) Sangat tinggi, (2) Tinggi, (3) Sedang, (4) Rendah, (5) Sangat rendah. Adapun hasil pra-penelitian dilaporkan pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Kinerja Mengajar Guru TK yang Bersertifikasi dan Guru TK yang Belum Sertifikasi Guru Bersertifikasi
Guru Belum Bersertifikasi
Frekuensi
Prosentase
Frekuensi
Prosen tase
51-60
5
41,67 %
5
41,67%
Tinggi
42-50
4
33,33 %
4
33,33 %
Sedang
33-41
3
25,00 %
2
16,67 %
Rendah
24-32
0
0%
1
8,33 %
Sangat Rendah
15-23
0
0%
0
0%
12
100%
12
100%
Kategori
Skor
Sangat Tinggi
Total
Sumber: Data primer diolah tahun 2013
7
Data pada Tabel 1.2 pada umumnya guru TK yang sudah bersertifikasi mempunyai kinerja mengajar pada kategori “Sangat Tinggi” (41,66%), dan guru TK yang belum bersertifikasi pada umumnya juga mempunyai kinerja mengajar pada kategori “Sangat Tinggi” (41,66%). Hasil prapenelitian menunjukkan bahwa kinerja
mengajar
guru
yang
sudah
bersertifikasi
dengan guru TK yang belum bersertifikasi tidak ada perbedaan yang signifikan. Temuan ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Yanti (2012). Berdasarkan hasil pra-penelitian, hasil penelitian Yanti (2012), dan Asrori (2012) terdapat perbedaan hasil, dan kontradiksi, sehingga membuat penulis tertarik melakukan penelitian ulang dengan populasi yang lebih luas/lebih banyak untuk dapat membuktikan secara empiris adakah perbedaan yang signifikan kinerja mengajar antara guru TK yang sudah bersertifikasi dengan guru TK yang belum bersertififikasi di Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung.
1.2 Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut: Adakah perbedaan yang signifikan kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak yang
bersertifi-
kasi dengan Guru yang belum bersertifikasi di Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung?
8
1.3 Tujuan Penelitiaan Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut: untuk
mengetahui
mengajar
guru
signifikansi Taman
perbedaan
kinerja
Kanak-kanak
yang
bersertifikasi dengan guru yang belum bersertifikasi di Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritik Bila
hasil
penelitian
ini
menunjukkan
ada
perbedaan yang signifikan antara guru TK yang sudah bersertifikasi dengan guru yang belum bersertifikasi maka penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yanti (2012). Bila hasil penelitian ini menunjukkan hasil tidak ada perbedaan yang signifikan kinerja mengajar antara guru TK yang sudah bersertifikasi dengan guru TK yang belum bersertifikasi, maka penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Asrori (2012).
1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini memberi masukan bagi guru, sekolah pengurus yayasan tentang ada tidaknya perbedaan kinerja mengajar guru TK yang sudah bersertifikasi dengan guru TK yang belum bersertifikasi, serta untuk membuat kebijakan peningkatan profesionalitas guru berkelanjutan.
9
1.5 Sistematika Penulisan Tesis ini terdiri atas lima bab, yaitu: Bab I
Memuat pendahuluan yang meliputi latar belakang, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan;
Bab II Berisi landasan teoritik terdiri atas pengertian kinerja
mengajar
guru,
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kinerja mengajar guru, pengukuran kinerja mengajar guru, guru bersertifikasi terdiri dari prosedur guru bersertifikasi, hakikat guru bersertifikasi, kompetensi guru bersertifikasi, peran guru bersertifikasi, guru TK belum bersertifikasi terdiri dari kedudukan guru yang belum bersertifikasi, kompetensi guru yang belum bersertifikasi, peran guru yang belum bersertifikasi, kajian yang relevan dan hipotesis penelitian; Bab III Menjelaskan tentang metode penelitian, yaitu jenis dan lokasi penelitian, variabel dan model penelitian, Tehnik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, dan jenis data dan teknik analisis data; Bab IV Berisi paparan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri atas karakteristik responden, analisis data, analisis perbedaan variabel penelitian, uji hipotesis, pembahasan; Bab V Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran. 10