BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pasar Klithikan Notoharjo merupakan pasar bentukan dari hasil relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang awalnya berada di kompleks Monumen Banjarsari. Pemindahan para pedagang ini dilakukan akibat beberapa faktor, diantaranya desakan dari masyarakat sekitar yang mulai terganggu dengan adanya para PKL dan juga secara tata ruang kota, kompleks Monumen Banjarsari menjadi ruang terbuka yang bebas dari aktivitas perdagangan. Perpindahan sekelompok masyarakat atau komunitas disebabkan karena adanya motivasi atau tuntutan tertentu. Perpindahan yang terjadi di Pasar Klithikan Notoharjo ini merupakan perpindahan kelompok masyarakat karena adanya kebijakan dari pemerintah. Sehingga bisa dikatakan perpindahan penduduk ini akibat dari kebijakan yang diterapkan. Perpindahan yang ada tidak terlepas dari dampak yang akan ditimbulkan, yaitu terjadi perubahan sosial. Perubahan sosial pada umumnya bisa berasal dari berbagai sumber. Seperti yang disampaikan Soekanto (1982) bahwa kelompokkelompok sosial berifat dinamis selalu mengalami perkembagan serta perubahan. Perubahan itulah yang akan menjadikan aktivitas masyarakat seperti sosialekonomi ikut terdampak.Setiap perubahan pasti akan menimbulkan dampak, baik dampak baik maupun dampak buruk. Adanya dampak ini akibat terjadinya interaksi sosial. Seperti yang disampaikan menurut Gillin and Gillin dalam Soekanto (1982), interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompokkelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Hubungan yang terbentuk bisa jadi hubungan yang baik dan yang tidak baik. Apalagi jika hubungan yang ada terpengaruh oleh perubahan yang berbeda antara orang
perorangan
maupun
kelompok.
Bahkan
Soemardjan
(1981)
1
mengungkapkan bahwa perubahan-perubahan yang tak merata pada berbagai sektor kebudayaan masyarakat, betapapun menguntungkannya suatu perubahan bagi aspek kebudayaan tertentu cenderung menimbulkan ketegangan-ketegangan dan karenanya mengganggu keseimbangan sosial. Kecemburuan sosial, benturan tradisi dan budaya, dan berbagai bentuk ketegangan hubungan antar etnis lainnya sering menjadi keniscayaan tak terhindarkan (Soetrisno, 1986). Begitu pula yang terjadi pada pemindahan area perdagangan PKL di Banjarsari pasti terjadi konflik-konflik sosial. Dengan pendekatan yang baik kepada para PKL, Pemerintah Kota Surakarta akhirnya dapat meminimalisir gejolak sosial pada proses pemindahan para pedagang ketempat yang baru, yaitu di Semanggi. Menurut Soemardjan (1981) rakyat menolak perubahan karena beberapa alasan, antara lain : mereka tidak memahaminya, perubahan itu bertentangan dengan nilai-nilai serta norma-norma yang ada, para anggota masyarakat yang berkepentingan dengan keadaan yang ada (vested interests) cukup kuat menolak perubahan, resiko yang terkandung dalam perubahan itu lebih besar daripada jaminan sosial dan ekonomi yang bisa diusahakan, pelopor perubahan ditolak. Perubahan yang dimulai dengan pertukaran pikiran secara bebas di antara para warga masyarakat yang terlibat, cenderung mencapai sukses yang lebih lestari daripada perubahan yang dipaksakan dengan dekrit pada mereka. (Soemardjan, 1981). Pemindahan lokasi berarti memulai dari awal lagi membangun kegiatan perdagangan yang ada. Pemerintah Kota Solo tidak berani memberikan jaminan bahwa para pedagang yang akan dipindahkan tidak akan kehilangan pembeli, Pemerintah hanya berjanji akan mengiklankan Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi selama 6 bulan di televisi dan media cetak lokal. Pemerintah juga memperlebar jalan menuju Pasar Notoharjo dan membuat satu trayek angkutan kota. Awal pemindahan para Pedagang Kaki Lima ke Pasar Klithikan pengunjung masih sepi karena belum terlalu terdengar namanya di kalangan masyarakat. Masyarakat masih perlu menyesuaikan berpindahnya lokasi perdagangan yang baru.
2
Selain dari sisi sosial, perubahan juga dapat terjadi dari sisi ekonomi. Perpindahan yang dilakukan oleh para Pedagang Kaki Lima ini mempunyai risiko yang besar. Setelah bertahun-tahun mempunyai tempat berjualan dan mempunyai pelanggan sendiri pedagang ini harus berpindah tempat dan mencoba dari awal kembali. Apalagi sejarah lokasi yang ditempati saat ini mempunyai citra buruk serta bukan berada di
pusat kota. Menjadi tantangan tersendiri untuk bisa
bertahan dan berusaha menghasilkan pendapatan yang lebih baik dibandingkan dengan lokasi yang terdahulu. Usaha para pedagang ini tidak mungkin dapat berhasil tanpa adanya peran dari pemerintah daerah
Kota
Surakarta yang
mengeluarkan kebijakan relokasi tempat berjualan. Sejauh mana peran pemerintah daerah dalam menghidupkan pasar baru ini perlu diketahui agar terbentuk kepercayaan masyarakat kepada pemerintah daerah apabila kedepannya mengelurkan kebijakan baru mendapat tanggapan yang baik dari masyarakat. Data dari Dinas Pengelola Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi Surakarta dalam Puspita Sari (2010) rata-rata pengunjung waktu itu mencapai 1.000-1.500 perhari, sedangkan pada saat ramai bisa mencapai 1.800-2.000 pengunjung. Pasar akan mengalami sepi pengunjung di waktu akhir bulan dan awal tahun. Pasar Klithikan diperkirakan semakin lama akan semakin menarik pengunjung sehingga kegiatan sosial ekonomi yang ada disana berpeluang semakin meningkat. Pasar Klithikan Notoharjo mengalami banyak perubahan selama delapan tahun berdiri. Perubahan-perubahan tersebut antara lain adaptasi pedagang yang terbilang cukup cepat sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tingkah laku, jumlah pengunjung yang semakin banyak untuk berburu barangbarang klithik di pasar ini, pendapatan pedagang yang semakin meningkat serta Pasar Notoharjo semakin lama menjelma menjadi pasar yang serba ada karena barang-barang yang sudah langka dan unik dapat ditemukan disana serta.Secara sosial budaya, wilayah Semanggi yang dahulu terkenal dengan citra negatif lambat laun mengalami perubahan. Masyarakat dahulu mengenal Semanggi sebagai tempat yang kumuh dan lokasi prostitusi kini menjadi wilayah perdagangan yang menarik sekitarnya menjadi berkembang.Status Pasar Klithikan
3
yang merupakan pasar hasil relokasi baru namun sudah mengalami perkembangan yang baik, perlu diteliti lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh keberadaan Pasar Klithikan Notoharjo terhadap sosial ekonomi pedagangnya. 1.2 Rumusan Masalah Pasar Klithikan Notoharjo mengalami banyak perubahan selama delapan tahun berdiri. Hal ini menarik untuk diteliti lebih lanjut dengan mendasarkan pada beberapa pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1.
Bagaimana karakteristik demografis pedagang Pasar Klithikan Notoharjo?
2.
Bagaimana karakteristik sosial Pasar Klithikan Notoharjo?
3.
Bagaimana karakteristik ekonomi Pedagang Pasar Klithikan Notoharjo?
4.
Bagaimana kondisi sosial, ekonomi pedagang diawal terbentuknya Pasar Klithikan Notoharjo?
5.
Bagaimana kondisi sosial, ekonomi pedagang Pasar Klithikan Notoharjo saat ini?
6.
Apa saja perubahan yang dirasakan oleh pedagang pada saat awal dibangun dengan saat sekarang?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun dilakukannya penelitian ini adalah bertujuan sebagai berikut : 1.
Mengetahui karakteristik demografis pedagang, karakteristik sosial pasar, dan karakteristik ekonomi pedagang Pasar Klithikan Notoharjo.
2.
Mengetahui perubahan kondisi sosial, ekonomi pedagang Pasar Klithikan Notoharjo pada saat awal dibangun (tahun 2006) dan saat sekarang (2014).
1.4 Kegunaan Penelitian Manfaat penelitian yang didapat dari penelitian tentang pengaruh keberadaan pasar terhadap sosial ekonomi pedagang di Pasar Klithikan Notoharjo Kota Surakarta adalah menjadi masukan untuk pemerintah daerah dalam mengembangkan sentra ekonomi masyarakat dan dapat dijadikan rujukan untuk
4
penelitian lebih lanjut terhadap dampak Pasar Klithikan Notoharjo sebagai sektor strategis dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Secara khusus bagi penulis penelitian ini sebagai syarat untuk menyandang gelar sarjana dan dapat dijadikan dasar untuk penelitian lebih lanjut mengkaji pasar bagi kondisi sosial ekonomi di pasar-pasar yang lain. 1.5 Tinjauan Pustaka 1.5.1 Studi Geografi Menurut Morrill (1970) pendekatan di dalam geografi terdiri 3 poin utama, yaitu untuk memahami keunikan suatu tempat, menggambarkan hubungan manusia dengan lingkungan serta menjelaskan secara sistematis tentang lokasi dan interaksi spasial. Yang akan banyak digunakan dalam penelitian adalah poin ketiga yaitu tentang lokasi dan interaksi spasial yang ada didalamnya. Antara ruang, hubungan spasial, dan perubahan dalam ruang menjelaskan tentang bagaimana ruang fisik terstruktur, bagaimana hubungan manusia dengan ruang, bagaimana manusia mengorganisasikan masyarakatnya di dalam ruang, dan bagaimana konsepsi dan perubahan penggunaan ruang. Semua itu adalah elemen inti dari ilmu geografi. Terdapat tiga metode pendekatan yang ada di Geografi antara lain pendekatan keruangan, pendekatan ekologikal dan pendekatan kompleks wilayah. Pendekatan keruangan, Geografi sebagai sebuah ilmu didalam menggunakan pendekatan ini mengalami pasang surut dari waktu ke waktu. Era tahun akhir 70sekarang pendekatan keruangan. Pendekatan yang penting dalam geografi. Secara umum dikenal bahwa geografi sebagai ilmu keruangan.Menurut perspektif spasial. Mengenali pola keruangan, untuk melihat disribusi keruangan. Pendekatan Ekologikal, mengkaji fenomena yang terjadi di permukaan bumi khususnya terhadap interaksi manusia dengan lingkungannya. Secara umum manusia sangat tergantung pada lingkungan alam yang ada disekitarnya sehingga antara manusia dan alam saling mempengaruhi satu sama lainnya. Saat ini yang terjadi manusia berusaha untuk menguasai alam, namun pada kenyatannya
5
dibutuhkan hubungan timbal balik yang baik agar harmonisme antara manusia dan alam dapat terbentuk. Pendekatan Kompleks Wilayah, setiap wilayah memiliki keunikannnya masing-masing, mempunyai potensi dan kekurangan. Oleh karena itu agar suatu wilayah dapat bertahan maka perlu terjalin interaksi dengan wilayah lain agar bisa saling melengkapi. Interaksi merupakan hubungan antara dua belah pihak. Syarat terjadinya interaksi adalah komplemenaritas (saling melengkapi), tranferabilitas, tidak ada Intervening Opportunity. 1.5.2 Pasar Klithikan Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia
No.
23/MPP/Kep/1/1998
tentang
lembaga-lembaga
usaha
mendefinisikan pasar sebagai tempat bertemunya pihak penjual dan pihak pembeli untuk melaksanakan transaksi dimana proses jual beli terbentuk, yang menurut kelas mutu pelayanan dapat digolongkan menjadi pasar tradisional dan pasar modern, dan menurut sifat pendistribusiannya dapat digolongkan menjadi Pasar Eceran dan Pasar Perkulakan/Grosir. Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, swasta, koperasi atau swadaya masyarakat dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda, yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil dan menengah, dan koperasi, dengan usaha skala kecil dan modal kecil, dan dengan proses jual beli melalui tawar-menawar. Pasar Klithikan dibangun dengan tujuan untuk mengakomodasi kegiatan perdagangan sektor informal (sulistyo, 2011). Klithikan dari kata klithik yaitu mencari sesuatu hingga kemana mana (Partaatmadja dalam Taniardi (1999) dalam Sulistyo, 2011). Pasar Klithikan berasal dari bunyi “klithik” yang terdengar apabila dagangan para pedagang ini dilempar (Utomo 2006 dalam Sulistyo (2011). Jenis dagangan yang diperdagangkan di Pasar Klithikan menurut Surbakti dibagi menjadi dua yaitu 1.
barang yang meliputi : batu mulia, pakaian/sandang, souvenir, kelontong, barang pecah-belah, obat-obatan, berbagai jenis makanan, minuman, jajanan, elektronik, onderdil, alat pertukangan, ala pertanian, kerajinan, sepeda, rombengan, kertas bekas dan yang dipersamakan
6
2.
jasa yang meliputi : penukaran uang (money charger), perbankan wartel, titipan kilat, agen tiket/travel, kopersai, penitipan barang, penjahit, tukang cukur, sablon, sol sepatu dan yang dipersamakan.
1.5.3 Perkembangan Wilayah Dalam bukunya (Ernan Dkk, 2011) menyebutkan bahwa kajian-kajian mengenai
perencanaan pengembangan wilayah secara umum ditunjang oleh
empat pilar pokok yaitu : 1. Inventarisasi, klasifikasi, dan evaluasi sumberdaya 2. aspek ekonomi 3. aspek kelembagaan (institusional) 4. aspek lokasi/spasial Perkembangan suatu wilayah juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam dan dari luar. Pengaruh dari dalam berupa rencana pengembangan dan perencanaan
kota,
regulasi/kebijakan
yang
ditetapkan
daerah
tersebut,
pertumbuhan ekonomi, adanya kemudahan sarana dan prasarana yang ada. pengaruh dari luar dapat berupa daya tarik daerah tersebut dan sekitarnya, seperti adanya pusat kegiatan perdagangan dan jasa serta kemudahan fasilitas. Suatu proses pembangunan dapat diartikan sebagai “upaya sistematik dan berkesinambungan untuk menciptakan keadaan yang dapat menyediakan berbagai alternative yang sah bagi pencapaian aspirasi setiap warga yang paling humanistik”, dengan kata lain proses pembangunan merupakan proses memanusiakan manusia. (Ernan DKK, 2011). Menurut Rostow (1960) dalam Ernan DKK (2011), proses pertumbuhan dapat dapat dibedakan menjadi lima tahap dan setiap Negara atau wilayah dapat digolongkan ke dalam salah satu dari kelima tahapan tersebut, lima tahap pertumbuhan tersebut adalah : 1.
Masyarakat tradisional (the traditional society)
2.
Prasyarat lepas landas (the precondition for take-off)
3.
Lepas landas (the take-off)
4.
Gerakan ke arah kedewasaan (the drive to maturity)
5.
Masa konsumsi tinggi (the age of high mass consumption)
7
Menurut Ernan DKK (2011) partisipasi masyarakat terdiri dari tiga tujuan yaitu : merupakan sumber informasi dan kebijakan dalam meningkatkan efektivitas keputusan perencanaan, merupakan suatu alat untuk mengorganisir persetujuan dan pendukungan untuk tujuan program serta perencanaan, dan suatu cara pembenaran, perlindungan individu dan kelompok. 1.5.4 Sosial Ekonomi Perkembangan suatu aktivitas tentu membutuhkan suatu ruang. demikian pula aktivitas ekonomi membutuhkan ruang sebagai eksistensi akan aktivitasnya. selain ruang dibutuhkan pula sarana dan prasarana fisik untuk melakukan suatu pergerakan (Yunus, 2005). Aktivitas ekonomi merupakan kegiatan seseorang atau suatu perusahaan ataupun suatu masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi (menggunakan) barang dan jasa tersebut. Faktor penggerak bagi adanya aktivitas ekonomi adalah kebutuhan. Kebutuhan adalah tujuan dan motivasi dari kegiatan produksi, konsumsi dan pertukaran. Kebutuhan manusia terbagi menjadi : kebutuhan biologis untuk hidup: (makan, minuman, pakaian & tempat tinggal), kebutuhan yang timbul dari peradapan dan kebudayaan manusia itu sendiri (rumah yang baik, makan yang lezat, pendidikan), lain-lain kebutuhan yang khas masing-masing orang Mobilitas sosial merupakan perubahan status sosial seseorang dari jenjang sosial yang satu ke yang lain. Sedangkan mobilitas spasial merupakan pergerakan penduduk dari satu tempat ke tempat lain. Baik permanen maupun tidak permanen.Organisasi spasial adalah hasil dari cara manusia memanfaatkan ruang secara efisien. Mobilitas penduduk nonpermanen dibagi dua, yaitu mobilitas ulang alik atau harian dan mobilitas penduduk yang mondok/menginap atau mobilitas penduduk sirkuler di daerah tujuan (Kasto, 2002). Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Pada departemen sosial menunjukkan pada kegiatan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan dalam ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat.
8
Sedangkan dalam konsep sosiologi, manusia sering disebut makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Sehingga kata sosial sering berkenaan dengan masyarakat. Dalam kehidupan sosial muncul aktivitas sosial. Aktivitas sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Asal kata ekonomi dari Yunani yaitu “oikos” yang berarti keluarga atau rumah tangga dan “nomos” yaitu peraturan, aturan, hukum. Maka secara garis besar ekonomi berarti aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekonomi berarti ilmu yang mengenai asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti keuangan, perindustrian dan perdagangan). Dari penjelasan sosial dan ekonomi diatas dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Pemenuhan tersebut berkaitan dengan penghasilan. Hal ini disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan. 1.6 Penelitian Sebelumnya Dalam menyusun penelitian tentang pengaruh keberadaan pasar terhadap sosial ekonomi pedagang di Pasar Klithikan Notoharjo Kota Surakarta ini terdapat sumber acuan dari penelitian sebelumnya. Ada
lima buah penelitian yang
mempunyai kesamaan dengan penelitian yang dilakukan. Dwi Sulistyo pernah melakukan penelitian pada tahun 2013 tentang dampak keberadaan Pasar Klithikan terhadap perubahan pemanfaatan ruang dan kondisi sosial ekonomi di Kelurahan Pakuncen, Kecamatan Wirobrajan, Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dampak keberadaan Pasar Klithikan terhadap perubahan pemanfaatan ruang yang ada di Kelurahan Pakuncen dan mengetahui dampak keberadaan pasar Klithikan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Kelurahan Pakuncen. Metode penelitiannya kualitatif dengan analisis data 9
kualitatif yang menjelaskan dan menggambarkan fenomena yang ada dengan deskriptif serta menggunakan analisis peta untuk menjelaskan perubahan pemanfaatan ruang. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa Pasar klithikan berdampak pada perubahan pemanfaatan ruang dimana perubahan yang terbesar terjadi pada lahan kosong menjadi ruang terbangun seperti perdagangan dan jasa dan Pasar Klithikan berdampak pada kondisi ekonomi dengan membuka lapangan kerja baru, menyerap tenaga kerja, dan meningkatnya pendapatan masyarakat. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Sulistyo dengan penelitian yang dilakukan terletak pada lokasi penelitian serta rincian dampak Pasar Klithikan yang akan diteliti dan metode penelitian yang dilakukan. Penelitian oleh Adabi Sholik pada tahun 2013 berjudul Pengaruh Keberadaan Obyek Wisata Makam dan Perpustakaan Bung Karno terhadap Kodisi Ekonomi Masyarakat Pelaku Usaha Perdagangan di Sekitarnya mempunyai tujuan untuk mengetahui faktor dominan yang mendorong masyarakat sekitar untuk bekerja atau melakukan usaha di Kawasan Makam Bung Karno, menjelaskan pengaruh keberadaan obyek wisata makam dan perpustakaan Bung Karno terhadap kondisi ekonomi pelaku usaha, memberikan rekomendasi arahan kebijakan pengembangan dan penataan wisata makam dan perpustakaan Bung Karno. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan analisis deksriptif dari data primer dan analisis komparasi dengan uji sampel T-test dan uji wilcoxon. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Faktor dominan yang pendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan usaha perdagangan di kawasan wisata makam dan perpustakaan Bung Karno adalah faktor kedekatan dengan tempat tinggal (jarak), pembangunan perpustakaan Bung Karno di kawasan wisata makam Bung Karno mampu membawa pengaruh positif bagi para pelaku usaha perdagangan dikawasan wisata tersebut dan rekomendasi arahan kebijakan untuk obyek wisata makam dan perpustakaan bung karno meliputi :a. Perhatian pemerintah daerah terhadap pelaku usaha perdagangan, b. Peningkatan aksesibiltas dan transportasi, c. Penambahan atraksi wisata, d. Peningkatan promosi wisata, e. Penataan lapak dan kios pedagang, f. pengelolaan objek wisata.
10
Pembeda penelitian yang dilakukan oleh Adabi Sholik dengan penelitian yang dilakukan adalah lokasi penelitian dari penelitian. Penelitian yang dilakukan Rica Julia Surbakti pada tahun 2010 berjudul dampak relokasi Pasar Niten Terhadap Tingkat Pendapatan Pedagang di Pasar Niten, Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Tujuan penelitiannya adalah mengetahui karakteristik sosial pedagang Pasar Niten Lama, mengetahui perbedaan pendapatan pedagang Pasar Niten sebelum dan sesudah relokasi pasar dan mengetahui jalur distribusi masukan barang dagangan Pasar Niten. Metode penelitiannya menggunakan metode kualitatif, menggunakan uji beda (ada tidaknya perbedaan pendapatan sebelum ) dan paired sampel T test (ada tidaknya perbedaan pendapatan sesudah) serta analisis frekuensi dan analisis peta. Hasil dari penelitian ini adalah karakteristik pedagang di Pasar Niten secara umum adalah pedagang dengan didominsai perempuan, pendidikan rendah, usia produktif, asal dari desa sekitar pasar Niten, relokasi pasar
tidak terlalu
berdampak terhadap perubahan pendapatan serta jalur distribusi barang pasar Niten sebagian besar berasal dari daerah sekitarnya. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah lokasi penelitian serta hasil yang ingin diperoleh. Penelitian yang dilakukan oleh Bintang Justitie Atmoko pada tahun 2009 berjudul relokasi Pedagang Kaki Lima Kawasan Banjarsari ke Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi Kota Surakarta mempunyai tujuan untuk mengetahui dampak relokasi PKL Banjarsari ke Pasar Klithikan Semanggi bagi para PKL yang direlokasi, yang meliputi dampak ekonomi, sosial dan fisik, untuk mengetahui proses relokasi PKL Banjarsari ke Pasar Klithikan Semanggi dan motivasi Pemerintah Kota Surakarta melakukan relokasi tersebut serta untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan program relokasi tersebut. Metode penelitian yang digunakan kombinasi antara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Menggunakan paradigma rasionalistik dengan proses berpikir deduktif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan rasionalistik kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah proses relokasi PKL Banjarsari dapat berhasil dengan baik tanpa diwarnai adanya konflik antara PKL dengan pemerintah, relokasi ini berdampak pada perubahan status PKL dari pedagang informal
11
menjadi formal (formalisasi), upaya formalisasi ini belum dapat membawa perubahan pada peningkatan usaha PKL secara keseluruhan dan adanya permasalahan internal dan eksternal menjadikan peningkatan usaha hanya terjadi pada beberapa pedagang dengan komoditas tertentu. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah, penelitian oleh Bintang Justitie Atmoko ini adalah pada saat relokasi pasar sedangkan yang akan diteliti adalah ketika pada saat pasar baru dibangun dan saat sekarang. Penelitian yang dilakukan oleh Hendra Widi Utomo yang berjudul analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar Klithikan Notoharjo Surakarta mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan Banjarsari terhadap omset, keuntungan, jumlah tenaga kerja dan kuantitas barang yang dijual Pedagang Kaki Lima tersebut dan untuk mengetahui pengaruh Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan Banjarsari terhadap pungutan retribusi dan pungutan pasar. Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data primer (Wawancara, Observasi) dan data sekunder (Studi pustaka, instansional). Hasil yang diperoleh adalah dari kelima variabel, yang mengalami perubahan signifikan adalah omset, keuntungan, kuantitas penjualan, dan retribusi dan pungutan pasar. Sedangkan variabel yang menunjukkan tidak ada perubahan adalah jumlah tenaga kerja. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian oleh Hendra Widi Utomo adalah pada saat revitalisasi dan relokasi pasar sedangkan yang ditelitiadalah ketika pasar sudah berjalan beberapa waktu.
12
Tabel I.1Penelitian sebelumnya No 1
Nama Dwi Sulistyo (2013)
Judul Dampak Keberadaan Pasar Klithikan Terhadap Perubahan Pemanfaatan Ruang dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Pakuncen, Kecamatan Wirobrajan, Yogyakarta
Tujuan 1. Mengidentifikasi dampak keberadaan Pasar Klithikan terhadap perubahan pemanfaatan ruang yang ada di Kelurahan Pakuncen 2. Mengetahui dampak keberadaan Pasar Klithikan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat kelurahan Pakuncen
2
Adabi Sholik (2013)
Pengaruh Keberadaan Obyek Wisata Makam dan Perpustakaan
1. Mengetahui faktor dominan yang mendorong masyarakat
Metode Kualitatatif Analisis data kualitatif yang menjelaskan dan menggambarkan fenomena yang ada dengan deskriptif serta menggunakan analisis peta untuk menjelaskan perubahan pemanfaatan ruang
Hasil Pasar Klithikan berdampak pada perubahan pemanfaatan ruang dimana perubahan yang terbesar terjadi pada lahan kosong menjadi ruang terbangun seperti perdagangan dan jasa. Pasar Klithikan berdampak pada kondisi ekonomi dengan membuka lapangan kerja baru, menyerap tenaga kerja, dan meningkatnya pendapatan masyarakat Metode survei. 1. Faktor dominan Analisis deksriptif dari yang pendorong data primer dan masyarakat untuk
13
No
3
Nama
Judul Bung Karno terhadap Kodisi Ekonomi Masyarakat Pelaku Usaha Perdagangan di Sekitranya
Rica Julia Surbakti
Dampak Relokasi Pasar Niten Terhadap Tingkat Pendapatan Pedagang di Pasar Niten, Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul
Tujuan sekitar untuk bekerja atau melakukan usaha di Kawasan Makam Bung Karno 2. Menjelaskan pengaruh keberadaan obyek wisata makam dan perpustakaan Bung Karno terhadap kondisi ekonomi pelaku usaha 3. Memberikan rekomendasi arahan kebijakan pengembangan dan penataan wisata makam dan perpustakaan Bung Karno
1. Mengetahui karakteristik sosial pedagang Pasar Niten Lama 2. Mengetahui perbedaan pendapatan pedagang Pasar Niten sebelum dan sesudah relokasi
Metode analisis komparasi dengan uji sampel Ttest dan uji wilcoxon
Metode kualitatif, menggunakan uji beda (ada tidaknya perbedaan pendapatan sebelum ) dan paired sampel T test (ada tidaknya perbedaan pendapatan sesudah)
Hasil melakukan kegiatan usaha perdagangan di kawasan wisata makam dan perpustakaan Bung Karno adalah faktor kedekatan dengan tempat tinggal (jarak). 2. Pembangunan perpustakaan Bung Karno di kawasan wisata makam Bung Karno mampu membawa pengaruh positif bagi para pelaku usaha perdaganagan dikawasan wisata tersebut. Karakteristik pedagang di Pasar Niten secara umum adalah pedagang dengan didominsai perempuan, pendidikan rendah, usia produktif, asal
14
No
4.
Nama
Bintang Justitie Atmoko
Judul
Relokasi Pedagang Kaki Lima Kawasan Banjarsari ke Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi Kota Surakarta
Tujuan pasar 3. Mengetahui jalur distribusi masukan barang dagangan Pasar Niten
1. Untuk mengetahui dampak relokasi PKL Banjarsari ke Pasar Klithikan Semanggi bagi para PKL yang direlokasi, yang meliputi dampak ekonomi, sosial dan fisik. 2. Untuk mengetahui proses relokasi PKL Banjarsari ke Pasar Klithikan Semanggi dan motivasi Pemerintah Kota Surakarta melakukan relokasi tersebut serta
Metode Analisis frekuensi dan analisis peta
Kombinasi antara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Menggunakan paradigma rasionalistik dengan proses berpikir deduktif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan rasionalistik kualitatif.
Hasil dari desa sekitar pasar Niten. Relokasi pasar tidak terlalu berdampak terhadap perubahan pendapatan Jalur distribusi barang pasar Niten sebagian besar berasal dari daerah sekitarnya. Proses relokasi PKL Banjarsari dapat berhasil dengan baik tanpa diwarnai adanya konflik antara PKL dengan pemerintah. Relokasi ini berdampak pada perubahan status PKL dari pedagang informal menjadi formal (formalisasi). Upaya formalisasi ini belum dapat membawa perubahan pada peningkatan usaha PKL secara
15
No
5
Nama
Judul
Hendra Widi Utomo
Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar Klithikan Notoharjo Surakarta
Tujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan program relokasi tersebut,
1. Untuk mengetahui pengaruh Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan Banjarsari terhadap omset, keuntungan, jumlah tenaga kerja dan kuantitas barang yang dijual Pedagang Kaki Lima tersebut 2. Untuk mengetahui pengaruh Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan Banjarsari terhadap pungutan retribusi dan pungutan pasar
Metode
Pengumpulan data primer (Wawancara, Observasi) Dan data sekunder (Studi pustaka, instansional)
Hasil keseluruhan. Adanya permasalahan internal dan eksternal menjadikan peningkatan usaha hanya terjadi pada beberapa pedagang dengan komoditas tertentu. Dari kelima variabel, yang mengalami perubahan signifikan adalah omset, keuntungan, kuantitas penjualan, dan retribusi dan pungutan pasar. Sedangkan variabel yang menunjukkan tidak ada perubahan adalah jumlah tenaga kerja
Sumber : Studi Pustaka, 2014
16
1.7 Kerangka Pemikiran
Gambar I-1 Kerangka berpikir penelitian Sumber : Analisis Nanik Wijayanti, 2014
Kerangka berpikir merupakan gambaran dari bagaimana proses penelitian ini dilakukan agar berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga mampu menghasilkan sebuah kesimpulan. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dimulai dari sejarah terbentuknya Pasar Klithikan Notoharjo. Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi merupakan pasar bentukan dari hasil relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang awalnya berada di kompleks Monumen Banjarsari. Pemindahan para pedagang ini dilakukan akibat beberapa faktor, diantaranya desakan dari masyarakat sekitar yang mulai terganggu dengan adanya para PKL dan juga secara tata ruang kota, kompleks Monumen 17
Banjarsari menjadi ruang terbuka yang bebas dari aktivitas perdagangan. Pemindahan lokasi berarti memulai dari awal lagi membangun kegiatan perdagangan yang ada. Pemerintah Kota Solo tidak berani memberikan jaminan bahwa para pedagang yang akan dipindahkan tidak akan kehilangan pembeli, Pemerintah hanya berjanji akan mengiklankan Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi selama 6 bulan di televisi dan media cetak lokal. Pemerintah juga memperlebar jalan menuju Pasar Notoharjo dan membuat satu trayek angkutan kota. Awal pemindahan para Pedagang Kaki Lima ke Pasar Klithikan pengunjung masih sepi karena belum terlalu terdengar namanya di kalangan masyarakat. Setelah diketahui sejarah terbentuknya Pasar Klithikan Notoharjo langkah selanjutnya adalah mulai memetakan masalah yang ingin diteliti. Pada penelitian ini terdapat dua tujuan penelitian yaitu mengetahui mengetahui karakteristik demografis, karakteristik sosial, dan karakteristik ekonomi pedagang Pasar Klithikan Notoharjo. Tujuan yang kedua adalah mengetahui perubahan kondisi sosial, ekonomi pedagang Pasar Klithikan Notoharjo pada saat awal dibangun (tahun 2006) dan saat sekarang (2014) ketika pasar sudah beroperasi selama delapan tahun. Mengetahui apakah terjadi perubahan yang mencolok dari kehidupan sosial ekonomi pedagang selama delapan tahun ini. Karakteristik pedagang yang menempati perlu diketahui agar mengetahui pedagang seperti apa yang menempati pasar baru ini. Karakteristik pedagang dapat menemukenali bagaimana kehidupan para pedagang serta tujuan dan rencana seperti apa yang sedang pedagang siapkan untuk keberlanjutan mereka berdagang di pasar Klithikan Notoharjo. Selain itu setiap pedagang mempunyai alasan yang berbeda beda mengapa mereka memilih menjadi pedagang klithik dan pilihan jenis dagangannya. Sehingga mengetahui karateristik ini dapat menjelaskan kondisi pedagang dan mengapa mereka memilih menjalani profesi sebagai pedagang klithikan. Selama kurang lebih delapan tahun ini pasti terdapat perubahan yang terjadi di Pasar Klithikan Notoharjo ini baik dari aspek sosial maupun ekonomi dan perubahannya bisa saja kecil ataupun besar. Jika terjadi perubahan, perubahan pada bagian apa saja dan apa alasannya. Kemudian dari aspek sosial ekonomi tersebut dibandingkan manakah yang
mengalami
perubahan
paling
besar
diantara
kedua
aspek
tersebut.
18
1.8 Pertanyaan Penelitian Pasar Klithikan Notoharjo mengalami banyak perubahan selama delapan tahun berdiri. Perubahan yang terjadi rata-rata perubahan yang semakin baik. Status Pasar Klithikan yang merupakan pasar hasil relokasi dan pasar baru namun sudah mengalami perkembangan yang baik perlu diteliti lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh keberadaan Pasar Klithikan Notoharjo terhadap sosial ekonomi pedagangnya. Perubahan dari faktor mana yang sebenarnya paling mempengaruhi pedagang dalam menjalankan usahanya di Pasar Klithikan Notoharjo, untuk memperoleh jawaban tersebut dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Karakteristik pedagang Pasar Klithikan Notoharjo.
Seperti apa karakteristik demografis pedagang Pasar Klithikan Notoharjo?
Seperti apa karakteristik sosial Pasar Klithikan Notoharjo?
Seperti apa karakteristik ekonomi pedagang Pasar Klithikan Notoharjo?
Apa saja yang melatarbelakangi menjadi pedagang di Pasar Klithikan Notoharjo?
Apa saja harapan pedagang kedepan untuk
Pasar Klithikan
Notoharjo? b. Perubahan kondisi sosial, ekonomi pedagang Pasar Klithikan Notoharjo.
Bagaimana kondisi sosial, ekonomi pedagang diawal terbentuknya Pasar Klithikan Notoharjo?
Bagaimana kondisi sosial, ekonomi pedagang Pasar Klithikan Notoharjo saat ini?
Apa saja perubahan yang dirasakan oleh pedagang pada saat awal dibangun dengan saat sekarang?
19