BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali memiliki bermacam-macam obyek wisata yang sangat potensial untuk dijadikan ladang penghasil devisa bagi negara, tidak hanya itu saja para penduduk di sekitar obyek wisata juga dapat menambah penghasilan dengan menyediakan akomodasi yang dibutuhkan para wisatawan. Wisatawan yang berkunjung ke Bali tidak seluruhnya sudah mengetahui tentang Bali, baik dari apa saja obyek wisata yang ada, rute mana yang dipakai untuk mencapai ke obyek wisata tersebut, maupun bagaimana akomodasi untuk ke tempat wisata tersebut. Wisatawan dapat saja menyewa seorang travel guide untuk mengatasai permasalahan tersebut, tapi beberapa di antara wisatawan tersebut ada yang berorientasi pada liburan hemat atau yang biasa dikenal dengan wisatwan backpacking. Wisatawan ini biasanya hanya membawa perlengkapan seperlunya saja seperti pakaian, kamera, smartphone, dan alat pembayaran tunai atau kredit. Untuk mengatasi keterbatasan informasi mengenai daerah tujuan wisata, para backpacker ini biasanya melakukan searching pada website yang menyediakan informasi mengenai daerah wisata, namun website-website yang ada saat ini hanya menyediakan infomasi yang sebatas di daerah wisata itu saja, sedangkan untuk mencari informasi mengenai rute apa yang harus ditempuh jika menuju daerah tersebut, wisatawan harus membuka website lain seperti Google Map. Ketidakefisiensian ini ditambah pula dengan tidak adanya website yang memberikan informasi mengenai akomodasi yang dapat digunakan wisatawan untuk menuju lokasi wisata, justru lebih banyak mengenai informasi apa saja yang menjadi daya tarik utama dari tempat wisata tersebut. Permasalahan lain adalah penentuan jalur terpendek yang dapat dilalui wisatawan untuk mencapai daerah tujuan wisata. Secara umum, pencarian jalur terpendek dapat dibagi menjadi dua metode, yaitu metode konvensional dan metode heuristik. Metode heuristik terdiri dari beberapa macam algortima yang biasa digunakan. Salah satunya adalah algoritma koloni semut (Ant Colony, 1
2
Antco). Antco diambil dari perilaku koloni semut dalam pencarian jalur terpendek antara sarang dan sumber makanan. Antco diadopsi dari perilaku koloni semut yang dikenal sebagai sistem semut (Dorigo, 1996). Secara alamiah koloni semut mampu menemukan rute terpendek dalam perjalanan dari sarang ke tempattempat sumber makanan. Koloni semut dapat menemukan rute terpendek antara sarang dan sumber makanan berdasarkan jejak kaki pada lintasan yang telah dilalui. Semakin banyak semut yang melewati suatu lintasan maka akan semakin jelas bekas jejak kakinya, hal ini akan menyebabkan lintasan yang dilalui semut dalam jumlah sedikit semakin lama akan semakin berkurang kepadatan semut yang melewatinya, atau bahkan akan tidak dilewati sama sekali dan sebaliknya (Yuwono, 2009). Algoritma Ant Colony lebih menguntungkan daripada algoritma lain seperti simulated annealing dan algoritma genetik saat grafik berubah secara dinamis, algoritma koloni semut dapat berjalan secara kontinu dan menyesuaikan dengan perubahan secara waktu nyata (real time). Jadi semakin lama sistem berjalan maka semakin optimal hasil yang diperoleh. Dengan algoritma ini juga proses pencarian rute memberikan hasil yang relatif optimal dengan waktu proses yang singkat. Algortima semut juga dapat dipadankan dengan obyektivitas pengembang aplikasi, dengan mengubah nilai visibilitas antar kota maka pengembang dapat menambahkan obyektivitas terhadap jalur tersebut, sehingga solusi yang dihasilkan lebih optimal. Selain itu pula sistem informasi yang ada hanya sebatas website jadi wisatawan harus membuka halaman web tersebut, jika wisatawan menggunakan telepon genggam akan sangat merepotkan, disamping keterbatasan ponsel untuk memproses halaman web yang berukuran besar, diperlukan juga biaya paket data yang banyak. Sedangkan jika menggunakan komputer desktop, notebook atau tablet pc akan sangat merepotkan, terutama bagi para backpacker. Untuk itulah perlunya sistem informasi berbasis mobile yang dapat menyajikan informasi lengkap mengenai daerah tujuan wisata yang berguna bagi para wisatawan. Pengguna telepon seluler sudah semakin banyak belakangan ini, terutama ponsel yang tergolong smartphone, disamping kecepatan akses internet sangat
3
ditonjolkan oleh device ini beberapa smartphone sudah dilengkapi dengan fitur Global Positioning System (GPS) yang sangat berguna sebagai alat pencari koordinat lokasi. Jenis sistem operasi ponsel juga bermacam-macam mulai dari Symbian, iOS, Blackberry, hingga Android. Pengembangan sistem informasi berbasis Android sangat pesat akhir-akhir ini, kemudahan yang ditawarkan Android kepada para pengembangnya adalah Android tidak membedakan antara aplikasi inti dengan aplikasi pihak ketiga. API yang disediakan menawarkan akses ke hardware, maupun data-data ponsel sekalipun, atau data system sendiri (Hermawan, 2011). Selain itu, pengembang aplikasi berbasis Android juga dapat menjual hasil karyanya di Android Market tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun. Untuk itu penulis ingin mengembangkan sebuah sistem informasi yang dapat membantu permasalahan wisatawan dalam mencari obyek wisata di Bali dengan tidak hanya menyajikan informasi mengenai obyek wisata tersebut tetapi juga menyajikan informasi yang lengkap seperti sarana transportasi untuk menuju tempat wisata, travel agent yang menyediakan paket wisata, jalur teroptimal ke tempat wisata dengan memperhitungkan jarak maupun banyaknya obyek yang ada di jalur tersebut. Informasi juga disajikan secara utuh dengan memperlihatkan keterkaitan antara informasi obyek wisata dengan agen wisata maupun dengan transportasi yang mendukungnya. Penulis juga ingin mengembangkan sistem tersebut berbasis mobile yang beroperasi pada sistem operasi Android 2.2 yang merupakan versi Android paling banyak digunakan saat ini.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Apakah algoritma Ant Colony dan dapat memecahkan permasalahan pencarian jalur terpendek yang akan diterapkan pada sistem informasi panduan wisata. 2. Kombinasi parameter algoritma Ant Colony manakah yang dapat memberikan kestabilan hasil jalur pada aplikasi panduan wisata. 3. Apakah Multi Objective Ant Colony dapat menghasilkan pilihan jalur optimal yang tidak saling mendominasi.
4
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk membangun sistem berbasis mobile yang dapat memberikan informasi berupa deskripsi tempat wisata, agen wisata, kendaraan yang digunakan untuk mencapai tempat wisata, dan jalur untuk mencapai tempat wisata. 2. Untuk mengetahui bagaimana algoritma Ant Colony dan Multi Objective Ant Colony dapat memberikan solusi jalur teroptimal pada fitur pencarian jalur wisata.
1.4 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah 1. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi untuk obyek wisata di Pulau Bali saja. 2. Kondisi jalan yang menjadi rute perjalanan wisata dianggap lancar, dengan mengabaikan kontur jalan dan kejadian seperti kecelakaan atau hal lain yang membuat kemacetan. 3. Rute yang disajikan merupakan rute hingga ke tempat tujuan saja. 4. Sistem informasi ini dikembangkan pada versi Android 2.1. 5. Informasi wisata yang disajikan berupa deskripsi tempat wisata, agen wisata, kendaraan yang digunakan untuk mencapai tempat wisata, dan jalur untuk mencapai tempat wisata. 6. Informasi pemilihan jalur teroptimal tidak mencakup lama perjalanan menggunakan jalur teroptimal, maupun besar biaya transportasi. 7. Informasi pemilihan jalur teroptimal bedasarkan pertimbangan banyaknya obyek wisata pada jalur tersebut dan panjang jalur. 8. Parameter yang mempengaruhi pemilihan rute terbaik adalah jarak dan jumlah obyek wisata yang dilalui.
5
1.5 Manfaat Dengan adanya penelitian ini, diharapkan nantinya akan memberi manfaat: 1. Untuk memudahkan wisatawan mendapatkan informasi obyek wisata tanpa harus mencari informasi secara terpisah. 2. Agar wisatawan tidak hanya mengunjungi obyek wisata populer, tetapi juga dapat mengunjungi wisata potensial lainnya yang jarang dikunjungi.