1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Remaja berasal dari bahasa latin adolescence, artinya “tumbuh untuk mencapai kematangan”. Lebih lanjut adolescence memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Remaja berada pada batas peralihan kehidupan dari anak menuju ke masa dewasa. Hurlock mengemukakan bahwa remaja usia 14 tahun sering kali mudah marah, mudah tersinggung, dan emosinya cenderung meledak-ledak, tidak berusaha mengendalikan perasaannya. Sebaliknya remaja 16 tahun mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai keprihatinan. Jadi, adanya badai dan tekanan periode ini berkurang menjelang berakhirnya awal masa remaja. Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi
yang
tinggi.
Masa
remaja
awal
perkembangan
emosinya
menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi soaial, emosinya bersifat negatif dan tempramental. Saat melakukan sesuatu mereka hanya menuruti ego dalam diri tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi. Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahanperubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Kepribadian adalah ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten, yang memberikan suatu identitas sebagai individu yang khusus. Selain itu ada juga yang mempunyai pendapat bahwa munculnya istilah kepribadian itu dari ilmu jiwa agama, dimana istilah itu pengambilannya disesuaikan dengan ruang metafisik yaitu jiwa. Kepribadian memiliki
2 karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten. Kepribadian ganda sendiri merupakan suatu keadaan di mana kepribadian individu terpecah sehingga muncul kepribadian yang lain. Kepribadian itu biasanya merupakan ekspresi dari kepribadian utama yang muncul karena pribadi utama tidak dapat mewujudkan hal yang ingin dilakukannya. Dalam bahasa yang lebih sederhana dapat dikatakan bahwa ada satu orang yang memiliki kepribadian lebih dari satu atau memiliki dua kepribadian sekaligus. Contoh kasus kepribadian ganda di luar negeri yaitu Shirley Ardell Mason lahir di Dodge Center, Minnesota. Dia adalah seorang wanita yang kehidupannya didokumentasikan di buku dan film dengan nama Sybil Isabel Dorsett untuk melindungi identitas aslinya. Buku itu ditulis oleh Flora Rheta Schreiber dan diterbitkan pada tahun 1973 (diterbitkan di Indonesia tahun 1982 oleh PT. Sinar Harapan). Filmnya pun sudah dibuat dan diudarakan tahun 1976 di CBS. Sybil menceritakan tentang seorang gadis dengan kepribadian yang terpecah sampai terdapat 16 kepribadian dalam satu tubuh. Enam belas pribadi itu diketahui adalah: Clara, Helen, Marcia, Marjorie, Mary, Mike (laki-laki), Nancy Lou Ann Baldwin, Peggy Ann Baldwin, Peggy Lou Baldwin, Ruthie, Sid (laki-laki), Sybil Ann, Sybil Isabel Dorsett, Vanessa Gaile, Victoria Antoniette Shcarleu (Vicky) dan kepribadian terakhir yang tak diketahui namanya. Menurut versi buku, Sybil merupakan seorang anak yang sering disiksa oleh ibunya dengan tangan, juga terlalu mengawasi anak secara berlebih-lebihan sehingga si anak merasa tertekan. Di jaman modern seperti sekarang ini, untuk memperjelas bagaimana karakteristik remaja, para seniman dan pemilik production house berlombalomba untuk membuat sebuah film yang bertemakan remaja seperti yang sudah banyak beredar di bioskop maupun layar kaca televisi. Kinan merupakan salah satu contoh karya film yang bercerita mengenai dampak kelabilan emosi pada remaja, dimana salah satu tokoh
3 mengalami gangguan kejiwaan sehingga mengalami halusinasi berlebihan yang dikemas dengan judul “Alter Ego”. Namun disini Kinan memiliki seorang sahabat yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi dan ada juga Mika yang terduduh menjadi peneror yang selama ini mengganggu Kinan.
1.2. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana merancang dan memproduksi film mengenai emosi remaja yang berupa khayalan yang dikemas dalam lingkup remaja? 2. Bagaimana memproduksi sebuah film yang mengedepankan naskah serta alur cerita yang menarik namun tidak meninggalkan sisi tujuan dari pembuatan film itu sendiri?
1.3. TUJUAN
1. Untuk merancang dan memproduksi film mengenai emosi remaja yang berupa khayalan yang dikemas dalam lingkup remaja. 2. Untuk memproduksi sebuah film yang mengedepankan naskah serta alur cerita yang menarik namun tidak meninggalkan sisi tujuan dari pembuatan film itu sendiri.
1.4. BATASAN MASALAH
Untuk mempermudah didalam memahami Laporan Tugas Akhir ini, penulis akan menitikberatkan padaproses
pembuatan naskah yang
memberikan kesan ringan dan menarik tetapi bisa mengajak emosi penonton untuk terbawa atau larut di dalam film ini tanpa harus menghilangkan alur cerita serta pesan moral.
4 1.5. MANFAAT
1.5.1. Manfaat Akademis dari karya ini : a. Sebagai dokumen dan arsip dalam bentuk karya audio visual. b. Sebagai referensi untuk pembelajaran mahasiswa di Universitas Dian Nuswantoro Semarang. c. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu dan kualitas belajar di Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
1.5.2. Manfaat Praktis dari karya ini : a. Menambah wawasan tentang membuat naskah dan alur cerita yang menarik, baik dan benar. b. Memberi ide baru dalam pembuatan naskah cerita dan pengambilan gambar yang lebih bervariasi. c. Memberi semangat bagi penulis untuk terus berkarya.
1.5.3. Manfaat Sosial dari karya ini : a. Memberi pesan moral dalam kehidupan remaja untuk dapat mengontrol emosi dan belajar dari masa lalu. b. Memberi tontonan bermutu dan mendidik bagi masyarakat.
1.6 METODE PENGUMPULAN DATA
1.6.1. Metode yang digunakan a. Observasi Mengumpulkan data dengan cara membaca, melihat dan mengamati langsung perilaku gangguan kejiwaan, serta mencari tau kegiatan-kegiatan yang bisa membuat para penderita gangguan kejiwaan menjadi berbeda.
5 b. Studi pustaka Mengumpulkan data dengan membaca dan mencari referensi terkait dengan program acara yang baik dan berkualitas dan mempelajari literatur program televisi. Dan mengetahui apa saja yang terdapat disana dan keunggulannya.
1.6.2. Pemillihan Narasumber Sesuai dengan tema laporan riset ini, penulis menjadikan narasumbernya adalah remaja yang masih duduk di bangku sekolah dasar sampai mahasiswa. Karena film tersebut membahas tema yang berkaitan dengan ketidakstabilan emosi pada seorang remaja.
1.6.3. Pemilihan lokasi Penulis memilih lokasi di area kampus dengan alasan banyak mahasiswa yang berlalu lalang dan bisa dijadikan ekstras, selain itu agar produser tidak mengeluarkan dana yang banyak dan bisa lebih mudah mendapatkan ijin karena menggunakan universitas dimana produser tersebut menempuh pendidikan.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Remaja
Dilihat dari bahasa inggris "teenager", remaja artinya yakni manusia berusia belasan tahun. Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh sebab itu orang tua dan pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan penting dalam membantu perkembangan remaja menuju kedewasaan. Hurlock mendefinisikan masa remaja sebagai masa penuh goncangan, taraf mencari identitas diri dan merupakan periode yang paling berat (Hurlock, 1993). Sedangkan menurut Zakiah Darajad remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari anak-anak menuju dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa (Darajad, 1990). Zakiah Darajad dalam bukunya yng lain mendifinisikan remaja sebagai tahap umur yang datang setelah masa anakanak berakhir dengan ditandai oleh pertumbuhan fisik maupun perubahan psikis. Hisan Bisri mengartikan remaja sebagai mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab (Bisri, 1995). Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, karena pada masa ini remaja telah mengalami perkembangan fisik maupun psikis yang pesat, dimana secara fisik remaja telah menyamai orang dewasa, tetapi secara psikologis mereka belum matang sebagaimana yang dikemukakan oleh Calon (1953) masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat –sifat masa transisi atau peralihan karena remaja belum memiliki status dewasa tetapi tidak lagi memiliki status anak-anak (Monsk, 2002).
7 Perkembangan
fisik
dan
psikis
menimbulkan
kebingungan
dikalangan remaja. Mengenahi umur masa remaja, ahli-ahli ilmu jiwa tidak mempunyai kata sepakat tentang batasan umur yang jelas dan dapat disetujui bersama sebab dalam kenyataanya konsep remaja ini baru mulai muncul pada abad ke-20. Menurut Powel, masa remaja digolongkan: “Pre adolescence from ten to twelve years; early adolescence from trirteen to sixteen, and late adolescence from seventeen to twenty one years (mulyono, 1995). Sedangakan WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja (Sarwono, 1995)
2.1.1
Ciri-Ciri Masa Remaja 1. Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke peralihan masa dewasa. 2. Masa remaja sebagai periode perubahan. 3. Masa remaja sebagai usia bermasalah. 4. Masa remaja sebagai masa mencari identitas. 5. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena masalah penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan membutuhkan penyesuaian diri. 6. Masa remajasebagai ambang masa dewasa. 7. Ciri-ciri kejiwaan remaja, tidak stabil, keadaan emosinya goncang, mudah condong kepada ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung, dan perhatiannya terpusat pada dirinya.
8 2.2
Emosi
Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsurangsur. Dalam kamus Oxford English Dictionary, emosi diartikan sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setia, kegiatan mental yang hebat atau meluap-luap. Emosi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang artinya menggerakkan, bergerak. Hal ini berarti kecenderungan bertindak merupakan hal yang mutlak dalam emosi. Emosi yang memancing tindakan dapat kita amati dari anak-anak atau binatang, tidak begitu terlihat pada orang dewasa. Emosi menurut Hattersal (1985) dalam Mudjiran.dkk (2007) menyatakan bahwa emosi adalah psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh. Menurut James & Large, bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan suatu keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) atau pada tingkat yang lebih mendalam. Jadi emosi merupakan keadaaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu (khusus), cenderung terjadi dalam kaitanya dengan perilaku yang mengarah (approach) atau meghindari (avoidance) terhadap sesuatu. Perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi.
2.2.1
Perkembangan Emosi Remaja menurut Ahli 1.) Menurut Ali, M dan Asrori, M Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anakanak ke masa dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik, mental, social, dan
9 emosional. Umumnya, masa ini berlangsung sekitar umur tiga belas tahun sampai umur delapan belas tahun, yaitu masa anak duduk dibangku sekolah menengah. Masa ini biasanya dirasakan sebagai masa sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga atau lingkungannya. Remaja memiliki energi yang besar, emosi berkobar-kobar, sedangkan pengendalian diri belum sempurna. Remaja juga sering mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang, dan khawatir kesepian. Secara garis besar masa remaja dapat dibagi ke dalam empat periode yaitu: a) Periode pra remaja Selama periode ini terjadi gejala-gejala yang hampir sama antara remaja pria ataupun wanita. Perubahan fisik belum tampak jelas, tetapi pada remaja putri biasanya memperlihatkan penambahan berat badan yang cepat sehingga mereka merasa gemuk. Gerakan-gerakan mereka mulai menjadi kaku. Perubahan ini disertai sifat terhadap rangsangan dari luar dan respon mereka biasanya berlebihan sehingga mereka mudah tersinggung dan cengeng, tetapi juga cepat merasa senang atau nahkan meledak-ledak. b) Periode remaja awal Selama periode ini perkembangan fisik yang semakin tampak adalah perubahan fungsi alat kelamin. Karena perubahan alat kelamin semakin nyata, remaja seringkali mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan itu. Akibatnya, tidak jarang mereka cenderung menyendiri sehingga merasa terasing, kurang perhatian dari orang lain, atau bahkan merasa tidak ada orang yang mau mempedulikannya. Control terhadap dirinya bertambah sulit dan mereka cepat marah dengan cara-cara yang kurang wajar untuk meyakinkan dunia sekitarnya.
10 Perilaku seperti ini sesungguhnya terjadi karena adanya kecemasan terhadap dirinya sendiri sehingga muncul dalam reaksi yang kadang-kadang tidak wajar. c) Periode remaja tengah Tanggung
jawab
hidup
yang
harus
semakin
ditingkatkan oleh remaja, yaitu mampu memikul sendiri juga masalah tersendiri bagi mereka.Karena tuntutan peningkatan tanggung jawab tidak hanya datang dari orang tua atau anggota keluarganya tapi juga dari masyarakat sekitarnya. Tidak jarang masyarakat juga menjadi masalah bagi remaja. Melihat fenomena yang sering terjadi dalam masyarakat yang seringkali juga menunjukkan adanya kontradiksi dengan nilai-nilai moral yang mereka ketahui, tidak jarang remaja mulai meragukan tentang apa yang disebut baik atau buruk. Akibatnya, remaja seringkali ingin membentuk nilai-nilai yang mereka anggap benar, baik, dan pantas untuk dikembangkan dikalangan mereka sendiri. Lebih-lebih jika orangtua atau orang dewasa disekitarnya ingin memaksakan nilai-nilainya agar dipatuhi oleh remaja tanpa disertai dengan alasan yang masuk akal menurut mereka. d) Periode remaja akhir Selama periode ini remaja mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa dan mulai mampu menunjukkan, pemikiran, sikap, perilaku yang semakin dewasa. Oleh sebab itu orangtua dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan yang selayaknya kepada mereka.
11 2.) Menurut Biehler Ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun. a. Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun 1. Cenderung banyak berdiam diri dan tidak dapat diterka 2. Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri 3. Kemarahan biasa terjadi 4. Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri 5. Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif b. Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun 1. Pemberontakan
remaja
merupakan
ekspresi
dari
perubahan yang universal dari masa kanak-kanak menuju dewasa 2. Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka 3. Sering kali berimajinasi, memikirkan masa depan mereka
2.3
Kepribadian Kepribadian dalam bahasa inggris disebut “personality”, yang berasal dari bahasa latin “persona”, yang berarti topeng. Koswara (1991) dalam pengertian sehari-hari kepribadian adalah “Bagaimana individu menampilkan dan menimbulkan kesan bagi individu lain”. Allport (91937) sebagaimana dikutip oleh Gunarsa S.D dan Ny. Gunarsa S.D (1989) Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis di dalam individu yang menentukan penyesuaian yang khas terhadap lingkungannya.
12 Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk berinteraksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku Para ahli tampaknya masih sangat beragam dadan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Kepribadian itu relatif stabil. Pengertian stabil disini bukan berarti bahwa kepribadian itu tetap dan tidak berubah. Didalam kehidupan manusia dari kecil samapai tua atau dewasa, kepribadian itu selalu berkembang dan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi di dalam perubahan-perubahan itu terlihat adanya pola-pola tertentu yang tetap. Dan makin dewasa orang itu, makin jelas polanya, makin jelas pula adanya stabilitas. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi
terhadap
rangsangan-rangsangan
yang
datang
dari
lingkungan.
Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
13
Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
2.3.1 Kepribadian Lebih dari satu Sebelum abad ke-20, gejala psikologi kepribadian lebih dari satu ini selalu dikaitkan dengan kerasukan setan. Walaupun penyebabnya tidak bisa dipastikan, namun rata-rata para psikolog sepakat kalau penyebab kelainan ini pada umumnya adalah karena trauma masa kecil. Pada akhirnya, para psikolog abad ke-20 menyebut fenomena ini dengan sebutan Multiple Personality Disorder (MPD). Tapi, ketika nama itu dirasa tidak lagi sesuai dengan gejalanya, gejala ini diberi nama baru yaitu Dissociative Identity Disorder (DID). Disosiasi secara sederhana dapat diartikan sebagai terputusnya hubungan antara pikiran, perasaan, tindakan dan rasa seseorang dengan kesadaran atau situasi yang sedang berlangsung. Ada 2 teori utama tentang Dissociative Identity DisorderDID. Teori yang pertama mengatakan DID bermula sejak kecil, akibat kekerasan fisik atau seksual yang parah (abuse). Ada yang mengatakan
mudahnya
orang
terhipnotis
mempermudah
terbentuknya kepribadian melalui self-hypnosis, ada pula yang mengatakan orang yang menderita DID karena mudah atau cenderung terlibat dalam fantasi. Teori yang kedua menganggap DID sebagai perwujudan social role yang dipelajari (role-enactment). Kepribadian yang muncul saat dewasa, biasanya disebabkan oleh suggestion dari therapist. Seorang psikolog bahkan berpendapat bahwa DID itu hanyalah role-play atau hanya sekedar memainkan peran.
14 2.3.2 Alter Ego Alter Ego didalam bahasa latin berarti diri kita yang lain. Alter ego merupakan suatu keadaan seseorang manusia yang kepribadian individunya terpecah sehingga muncul kepribadian yang lain. Bisa dikatakan bahwa satu manusia yang memiliki kepribadian lebih dari satu, dan dua kepribadian yang terdapat dalam satu tubuh manusia ini tidak saling mengenal satu sama lainnya. Alter ego disebabkan oleh trauma ataupun ketakutan yang sangat besar pada masa lali. Sifat alter ego selalu bertolak belakang dengan sifat asli seseorang.
2.4
Film
Film dapat diartikan sebagai menghasilkan hasil karya berdasarkan kemampuan imajinasi, daya cipta, rasa maupun karsa, baik dalam bentuk makna maupun cara. (Karamoy, 2002 : III.3). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan Balai Pustaka (1990 : 242), film adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang dimainkan di bioskop). Film dapat diartikan juga sebagai gambar hidup atau lukisan gerak dengan cahaya yang melukiskan kisah lakon kehidupan yang dikemas dalam sebuah pertunjukan berbentuk audio visual. Selain itu film juga bisa dikatagorikan sebagai sebuah genre dalam kesenian karena di dalam sebuah film atau rekaman gambar bergerak dapat ditemukan berbagai jenis seni yang direkam. Contohnya di dalam sebuah film terdapat seni artistik, dimana penggambilan gambarnya harus indah, bagus dan enak dipandang. Seni musik yang erat kaitannya dengan film, karena sebuah film tanpa seni musik hanya akan menjadi film yang hambar. Ada pula seni peran atau akting yang sangat dituntut dalam sebuah film.
15 2.4.1 Film Pendek ( Short Movie ) Di awal perkembangan film pendek sempat dipopulerkan oleh komedian Charlie Chaplin. Secara teknis, film pendek merupakan film-film yang memiliki durasi dibawah 50 menit (Derek Hill dalam Gatot Prakosa 1997). Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi. Film pendek merupakan primadona bagi para pembuat film independen. Selain dapat diraih dengan biaya yang relatif lebih murah dari film cerita panjang, film pendek juga memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih leluasa. Meski tidak sedikit juga pembuat film yang hanya menganggapnya sebagai sebuah batu loncatan menuju film cerita panjang.
2.5
Skenario
Skenario film adalah sebuah naskah yang berisi cerita atau gagasan yang telah didisain cara penyajiannya, agar komuniktif dan menarik disampaikan dengan media film. Penuturan skenario film adalah penuturan filmik, artinya skenario yang nantinya akan dibaca harus membuat semua kru dan pemain paham tentang film yang akan dibuat. Karena skenario lebih merupakan naskah kerja dilapangan, jadi kalimat-kalimat deskripsi harus dibuat
pendek
agar
cepat
memberikan
pengertian
dan
segera
memproyeksikan adegan film pada khayalan si pembaca.. Penulis skenario adalah orang yang bertanggung jawab menuangkan gagasan ke dalam bentuk tulisan sesuai dengan pakem-pakem penulisan naskah
film.
Seorang
penulis
skenario
dituntut
untuk
mampu
menerjemahkan setiap kalimat dalam naskahnya menjadi sebuah gambaran imajinasi visual yang dibatasi oleh format pandang layar bioskop atau
16 televisi. Adapun fungsi dari skenario adalah untuk digunakan sebagai petunjuk kerja dalam pembuatan film.
2.5.1
Tahapan Menyusun Skenario :
2.5.1.1 Memiliki Ide Pokok Ide pokok adalah pesan utama yang ingin disampaikan dalam cerita. Ide yang yang menjadi dasar pembuatan sebuah film atau tayangan televisi, bisa berasal dari beragam sumber, misalnya saja perenungan, pengalaman pribadi atau orang lain, peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, hasil membaca literatur (buku, surat kabar, majalah), hasil olah panca indera ataupun imajinasi. Umpamanya ide dasar sebuah film atau tayangan televisi adalah Penyalahgunaan Narkoba, yang bisa saja berasal dari pengalaman seseorang, hasil membaca berita di surat kabar atau menonton di televisi. Satu ide dapat dibagi dalam beberapa tema. Ide Pokok ini menjadi penting, karena bobot film ditentukan oleh bobot ide Pokok dan bobot penyajian. Ide pokok dapat menjawab pertanyaan film ini mau bicara mengenai apa.
2.5.1.2 Memiliki Tema Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang dalam sesebuah karya kesusteraan seperti cerpen atau novel. Biasanya tema diolah berdasarkan sesuatu motif tertentu yang terdiri dari pada objek, peristiwa kejadian dan sebagainya. Dari tema bisa dinilai bagaiman daya tarik tokoh-tokoh utamanya, bisa dikembangkan menjadi cerita yang unik, bisa digunakan
membahas
sebuah
permasalahan,
mempunyai
17 kemungkinan menjadi film atau tayangan televisi yang serius, mampu memancing reaksi atau respon (positif) dari masyarakat.
2.5.1.3 Membuat Cerita Dasar / Basic Story Basic Story atau dasar cerita merupakan akar dan struktur cerita. Basic Story membentuk tulang punggung cerita yang menyatu
dan
terintegrasi.
dikembangkan,
penulis
Jika
secara
mempunyai
bertahap pegangan
cerita untuk
mempertahankan keseimbangan dan berbagai pengembangan tersebut.
Basic Story
mengandung beginning-middle-end,
menunjukkan konflik dan motivasi tokoh-tokohnya. Basic Story dituliskan dalam bentuknya yang sangat ringkas dan pendek: satu halaman atau kurang. Meskipun ringkas, Basic Story harus jernih dan padat. Hal-hal pokok Basic Story(Set, 2008:37) : 1. Alur Cerita utama dan Problema Utama Uraian lebih jelas dari plot utama, yang sudah bisa membayangkan apa yang terjadi untuk problema utama, bagaimana kekuatan dramatik ceritanya, serta keindahannya sebagai cerita. 2. Sub-sub Plot penting Sub plot penting yang dapat menunjang plot utama dapat ditampilkan, namun tidak semua sub plot dapat dicantumkan dalam uraian cerita dasar untuk menghindari uraian yang terlalu panjang.
18 3. Tokoh Utama dan tokoh-tokoh penting Objek yang diceritakan sehingga sejak awal sudah harus bisa dinilai apakah objek tersebut memang menarik atau tidak. 4. Motif-motif penting Motif yang melahirkan action penting dalam cerita. Penjelasan motif akan menerangkan apa problemnya, berapa kekuatan action tersebut. 5. Key-Selling point cerita, Dimana letak “nilai lebih” dari cerita yang digarap, dimana letak daya jualnya sehingga bisa menarik produser untuk membuat atau menarik animo yang besar dari masyarakat. 6. Klimaks dan Penyelesaian Dengan klimaks dan penyelesaian tercantum dalam cerita dasar akan bisa dinilai apakah langkah action yang tercantum memang cukup kuat untuk sampai pada klimaks dan apakah cukup informasi untuk memberi penyelesaian. 7. Isi Cerita Isi cerita sudah harus ditetapkan sejak mulai cerita dikonsep, karena pada dasarnya yang akan disampaikan penulis cerita adalah isi cerita, sedangkan cerita hanyalah sebagai kemasan.
19 3.5.1.4 Membuat Penokohan Kedudukan pelaku dalam cerita
adalah terpenting
sehingga semua pelaku cerita haruslah membuat penonton terpikat dan ingin mengetahui jalan cerita sampai akhir. Penokohan mengandung unsur-unsur :tokoh baru, menarik dan manusiawi, menonjol, jelas karakteristiknya, latar belakang budaya, protagonis-antagonis, berkembang dan meyakinkan. Dalam pembuatan skenario karakter menentukan nilai cerita. Ceritayang baik dihasilkan dari konsep karakter yang kuat. (Set, 2008:38) Jika cerita memang memunculkan tokoh cerita riil bukan karangan maka pasti tokoh itu berbeda dari yang pernah difilmkan, karena pada dasarnya tidak ada manusia yang sama persis. Tokoh baru dapat dimunculkan dengan memberikan tekanan pada ciri khas si tokoh. Kesulitan biasanya muncul bila si tokoh adalah tokoh fiktif. Dengan mencampur dua-tiga tokoh unik yang pernah ada, bukan dengan mengubah-ubah tokoh yang sudah ada, dapat juga untuk memunculkan tokoh baru. Tokoh cerita harus pula Menarik dan manusiawi. Pada dasarnya setiap orang harus punya keunikan hanya saja tidak selalu menonjol. Hal inilah yang harus diberi penekanan secara tepat oleh penulis skenario. Harus ditemukan dulu apa keunikan yang paling menarik dan efektif ditonjolkan lewat bahasa film. (Biran, 2006:120)
3.5.1.5 Membuat Sinopsis Sinopsis dan sebuah cerita film, bukanlah sekedar ringkasan cerita. Melainkan sebuah ikhtisar dan cerita yang memuat semua data dan informasi yang diperlukan ileh cenita tersebut untuk dijadikan film menurut panjang (running time) yang diperlukan.
20 Sinopsis merupakan rangkuman atau ringkasan jalan cerita yang ditulis lengkap dengan memuat semua unsur penting cerita yaitu garis besar jalan cerita, tokoh protagonis, tokoh antagonis, tokoh-tokoh penting yng menunjang langsung plot utama maupun sub-plot penting, problema utama dan problema penting yang sangat berpengaruh pada jalan cerita, motif utama dan motif pembantu action yang penting, klimaks dan penyelesaian, serta kesimpulan.
3.5.1.6 Membuat Treatment Treatment ibaratnya kerangka skenario dengan penuturan yang sudah tersusun sebagai skenario jadi, hanya berisi pokokpokok action dan belum berisi dialog. Fungsi utama treatment adalah menjadi sketsa penataan Konstruksi Dramatik. Dalam bentuk sketsa ini akan lebih mudah memindah-mindahkan letak urutan kejadian agar betul-betul tepat. Treatment ini harus diteliti betul kebaikannya sebelum dipindahkan dalam bentuk Skenario. Treatment memungkinkan kita dengan mudah mengubah-ubah urutan kejadian sehingga tangga dramatik menjadi baik. Dalam penulisan Treatment harus menggunakan nomor, yakni nomor kelompok adegan atau adegan di suatu tempat yang dalam penulisannya menggunakan huruf kapital ditulis pada baris pertama, namun ada pula yang disatukan dalam kalimat pertama. Untuk film televisi yang sederhana dan pendek, dianjurkan menggunakan ikhtisar cerita sekitar tiga halaman yang lebih terurai dari basic story, kemudian membuat catatan per-scene.
21 Hal penting dalam uraian Treatment adalah (Biran, 2006:127): 1. Dapat menggambarkan "kerangka skenario" lengkap tetapi padat, 2. Penuturan sudah mengacu pada Uraian Tiga Babak dan Penataan Dramatik, 3. Uraiannya ringkas agar naskah tidak terlalu tebal. Maksimal 40 halaman untuk film cerita layar lebar. naskah ini akan menjadi bahasan dengan produser dan sutradara, bahkan dengan kru utama film sehingga meski ditulis ringkas namun komunikatif, 4. Nama orang dan tempat sudah pasti sebagaimana yang akan ditampilkan dalam skenario.
3.5.1.7 Menulis Naskah / Skenario Skenario dibuat bukan untuk menjadi sebuah karya sastra, melainkan menjadi blue print dan pembuatan sebuah film. Naskah ini harus mempunyai kesanggupan untuk memberikan gambaran yang jelas dan efektif tentang bagaimana cerita yang ingin disampaikan itu menjadi film. 1.
Penuturan Filmis. Deskripsi dalam Skenario adalah untuk memancing imaji sinematografis pada pembaca Skenario.Begitu dibaca harus
mampu
memberikan
bayangan
bagaimana
penampilannya di layar.Urutan kalimat dalam penuturan kejadian, sudah merupakan urutan kejadian yang bakal muncul sebagai film. Penggunaan kata harus efisien agar penuturannya jernih dan tepat memberikan pengertian yang jelas. Pemilihan kata harus bisa memberikan gambaran
22 yang konkrit Meskipun kata yang dipilih tidak termasuk dalam daftar kata baku Bahasa Indonesia. Karena yang penting di sini adalah harus segera bisa memberi petunjuk bagaimana kata atau istilah tersebut terjelma menjadi informasi sinematografis. 2.
Scene. Deskripsi yang disampaikan dikumpul-kumpulkan dalam kelompok scene. Dalam satu scene hanya dimuat peristiwa yang berlangsung pada suatu tempat dan waktu tertentu. Pengelompokan ini dilakukan karena sangat pentingnya informasi tempat dan waktu dalam film.
3.
Deskripsi Visual dan Suaraterpisah. Deskripsi Visual dan informasi Suara diletakkan terpisah, agar secara selintas dapat segera dibedakan kedua macam informasi yang memiliki fungsi yang berbeda.
4.
Pemasukan Petunjuk Teknis. Kebanyakan sutradara sekarang ini tidak suka diberikan skenario yang sudah dibagi-bagikan ke dalam shot. Mereka ingin mendapatkan kebebasan menentukan pembagian shot dan angle kamera. Tetapi terkadang pemasukan pentunjuk teknis tidak bisa dihindarkan, agar bisa memberikan petunjuk
yang
konkrit.
Umpamanya
penulis
ingin
menekankan pistol yang terselip di pinggang, maka di situ harus diberikan Close Up. Karena kalau informasi ini tidak tepat pengungkapannya, akan sangat berbeda efek yang diberikan. Dalam pembuatan skenario film ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu (Lutters, 2006:31) : (1)Menentukan sasaran cerita,
(7)Observasi,
(2)Menentukan jenis cerita,
(8)Riset,
(3) Menentukan tema dan intisari,
(9)Sinopsis,
23 (4) Ide cerita,
(10) Profil tokoh,
(5) Alur cerita/plot,
(11) Treatment,
(6) Grafik cerita, setting,
(12) Skenario.
3.5.1.8 Membuat Storyboard Storyboard ialah rangkaian gambar ilustrasi yang berusaha menjelaskan bahasa tulisan skenario ke dalam bahasa visual. Adegan demi adegan cerita yang sebelumnya telah dirumuskan dalam skenario diterjemahkan menjadi gambar oleh sutradara dengan bantuan kameramen dan storyboard artist, sedemikian rupa sehingga dalam potongan-potongan gambar ilustrasi yang dihasilkan terhimpun informasi tentang para pelaku adegan, adegan yang dilakukan, lokasi dan properti, sudut pengambilan gambar, dan sebagainya. Dilengkapi juga keterangan pergerakan lensa atau pergerakan kamera (lens or camera moving) seperti Zoom In atau Zoom Out, Tilt Up atau Tilt Down, Pan Left atau Pan Right, Track In atau Track Out, Swing Left atau Swing Right. Ada juga nomor yang berfungsi untuk menandai atau sebagai panduan tim produksi mencari teks atau narasi yang ada di kertas terpisah. Fungsi Storyboard antara lain sebagai standar dari apa yang ingin diproduksi, juga sebagai rujukan bagi seluruh unit produksi sekaligus standar pengawasan hasil produksi.
2.6
Sinematografi
Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Latin Kinema yang berarti gambar. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabunggabungkan gambar tersebut, sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat
24 menyampaikan ide. Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media penyimpan maupun sebagai genre seni. Aspek sinematografi menjadi kunci utama untuk melakukan pengambilan gambar melalui kamera (Tahapary, 2002:19). Karena telah merangkumsegala macam teori yang mendasar untuk acuan dalam pembuatan film. Pada film ini, yang lebih dititik beratkan adalah unsur pengambilan gambarnya.
25
BAB III METODE PENCIPTAAN KARYA 3.1. Deskripsi Karya
1. Judul
: ALTER EGO
2. Tema
: Emosional Remaja
3. Format Program
: Film Pendek
4. Durasi
: ± 15 Menit
5. Penyajian
: Taping
6. Target Audience
: Remaja - Dewasa
3.2. Obyek Karya dan Analisa Obyek
Dalam film "Alter Ego" ini, penulis menciptakan tiga orang karakter utama : KINAN : MAHASISWI, 19 TAHUN, MANIS, PERIANG, SUPEL, RAMAH, NAMUN TERNYATA DIA MEMILIKI KELAINAN JIWA. RIZKA
: MAHASISWI, 19 TAHUN, SAHABAT KINAN, SELALU INGIN TAHU.
MIKA
:MAHASISWA, 20 TAHUN, PENDIAM, MISTERIUS, DIAM-DIAM MENYUKAI KINAN.
3.3. Komparasi Program
1. The Uninvited (2009)
Film ini dibuka dengan cerita kepulangan Anna (Emily Browning) dari rumah sakit jiwa setelah 10 bulan menjalani masa-masa
26 penyembuhan akibat trauma karena melihat dengan mata kepala sendiri kematian ibunya. Ia disarankan oleh dokter untuk menyelesaikan sesuatu yang telah dimulainya. Sepulangnya dari RSJ, Anna kembali ke rumahnya di pantai New England. Ayahnya (David Straitharn) memperkenalkan kekasih barunya Rachel (Elizabeth Banks), yang merupakan mantan perawat ibunya. Kemudian Anna bertemu dengan kakaknya, Alex (Arielle Kebbel), dan juga Matt kekasihnya. Semenjak ibunya meninggal, ayahnya berpacaran dengan suster pengurus ibunya waktu sakit.Bahkan mereka berencana menikah. Namun Anna dan Alex dan kurang suka dengan wanita yang mengaku bernama Rachel Summers itu. Bahkan setelah menemukan beberapa bukti, mereka menjadi yakin bahwa wanita itu adalah pembunuh ibu mereka yang kematiannya dianggap kecelakaan waktu itu. Anna yang kemudian bermimpi buruk tentang kejadian kebakaran ibunya pun mulai dapat melihat hal-hal aneh disekitarnya, yang akhirnya berujung pada kejanggalan – kejanggalan tentang Rachel. Semua hal aneh tersebut pun membawa Anna meyakini bahwa Rachel sengaja membakar rumah dan Ibunya untuk mendapatkan kekayaan Sang Ayah. Anna pun berusaha untuk menyingkap semua misteri mengenai Rachel dan berusaha membuktikan kebenaran. Kakak beradik itu kemudian berusaha memberi tahu ayah mereka agar tidak berhubungan lagi dengan Rachel, tapi tentu saja ayah mereka tidak mempercayai mereka. Rachel yang merasa dicurigai pun tidak tinggal diam. Sementara itu Anna terus-menerus mendapatkan penampakan-penampakan dari hantu ibunya.
2. Black Swan (2010)
Seorang balerina bernama Nina Sayers (Natalie Portman) yang mendedikasikan hidupnya menjadi seorang balerina. Ketika seorang
27 sutradara balet Thomay Leroy (Vincent Cassel) sedang mencari bakat baru untuk cerita terbarunya yang berjudul “Swan Lake”. Leroy memilih Nina untuk menjadi pemeran utamanya menggantikan Beth Macintyre (Winona Ryder) yang terpaksa pensiun. Konflik terjadi ketika Nina harus memerankan kedua sisi yang berbeda dari Swan Lake, dia harus menjadi seorang White Swan dan Black Swan. Untuk menjadi White Swan tidaklah terlalu sulit untuk Nina di karenakan ia memang seorang wanita baik yang cenderung lemah, tetapi kesulitan muncul ketika ia harus berperan menjadi Black Swan. Nina pun menjadi terobsesi menjadi Black Swan apalagi ketika muncul pesaing yang mengancam perannya. Lily (Mila Kunis) seorang penari yang juga berbakat dan merupakan salah satu pesain Nina. Niana merasa terancam dengan keberadaan Lily sehingga Nina benar-benar terobsesi menjadi Black Swan sehingga sisi gelap seorang Nina muncul dan ia merasa menjadi Black Swan. Akhirnya Nina mampu mempertahankan posisinya sebagai Swan Queen tetapi dengan mempertaruhkan dirinya sendiri. Bahkan selama pertunjukkan, dia benar-benar menjadi Swab Queen itu.
3. Alter Ego Film "Alter Ego" sendiri tidak jauh berbeda dengan contoh di atas, dengan mengangkat dampak ketidakstabialan emosiremajaserta daya khayal atau imajinasi yang berlebihan pada diri remaja yang menceritakan tentang kehidupan seorang Kinan yang selalu ceria, supel dan ramah.Namun dibalik sifatnya yang periang ternyata Kinan memiliki kelainan jiwa yang membuatnya menjadi orang yang sangat berbeda. Bersama dengan tokoh Mika yang dingin dan misterius dan Rizka yang selalu ingin tahu dan bawel, serta ditunjang dengan pengambilan gambar yang beragam, dapat membawa penonton ke sebuah karya yang dapat memainkan emosi penonton dalam menilai tokoh yang ada dalam film "Alter Ego".
28 Kelebihan dari ide cerita dalam film yang akan diproduksi ini selain dikemas dalam kehidupan remaja yang khas dengan dunia persahabatan dan percintaan, tetapi juga dapat memberikan pandangan kepada penonton bahwa sifat ketidakstabilan emosi remaja serta daya khayal remaja yang berlebihan dapat memberikan dampak yang sangat luar biasa yang dapat mengubah masa depan remaja untuk menjadi dewasa yang baik atau menjadi dewasa yang kurang baik.
3.4.
Perencanaan Konsep Kreatif dan Konsep Teknis
3.4.1. Konsep Kreatif Penulis membuat karya film yang berjudul “Alter Ego” yang dikemas dalam kehidupan remaja. Tema yang diangkat dalam Film ini akan membahas
mengenai
dampak
ketidakstabialan emosi remaja serta daya khayal atau imajinasi yang berlebihan pada diri remaja. Remaja yang memiliki ketidakstabilan serta daya imajinasi yang berlebihan dapat memberikan dapak yang sangat laur biasa dalam kehidupannya sehari-hari. Penulis berusaha membandingkan segala hal yang sudah ada dari karya-karya film yang telah tayang di televisi maupun layar lebar sebagai acuannya. Dalam hal ini penulis sangat memperhatikan teknik cara penyajian film baik dari segi pengambilan gambar serta pembuatan naskah yang ringan dan menarik . Dalam proyek akhir ini, penulis akan memberikan sebuah hiburan sekaligus pengingat kepada orang tua dan remaja mengenai dampak kestidaklabilan emosi dan daya imajinasi yang berlebihan.
29 3.4.1.1 Sinopsis
Cerita ini mengisahkan mengenai Kinan, seorang mahasiswi yang periang, pintar dan pandai bergaul. Dia suka dengan seorang cowok bernama Vino, seorang yang cuek dan keren. Namun, hal ini ternyata tidak diketahui oleh Rizka, sahabat Kinan yang bawel dan selalu ingin tahu. Kinan memang berusaha merahasiakannya dari Rizka, karena Kinan tak ingin semua orang jadi tahu akibat ulah sahabatnya yang bawel. Namun alasan kuat Kinan sebenarnya yaitu Kinan nggak mau diberondong dengan pertanyaan-pertanyaan konyol dari Rizka yang memaksanya untuk menjawabnya. Namun siapa sangka, seseorang yang belum dikenal sebelumnya oleh Kinan, sedang berusaha untuk berkenalan lebih jauh dengannya dengan cara yang unik. Dimulai dari telepon iseng yang akhir-akhir ini selalu ditujukan kepada Kinan. Hingga keterkejutan Kinan dan Rizka saat tiba-tiba terdapat coretan-coretan di cermin toilet, saat mereka sedang berada di kamar mandi. Kecurigaan timbul saat Rizka memergoki Mika (laki-laki 20
tahun)
yang
sedang
mengotak-atik
binder
Kinan.
Kecurigaan itu semakin kuat saat Rizka menemukan sesuatu di dalam binder tersebut. Apakah Mika adalah pelakunya? Atau ada orang lain yang ingin mengenal Kinan lebih dalam?
30 3.4.1.2 Treatment
SCENE 1 SIANG HARI – PARKIRAN KAMPUS KINAN BERJALAN SENDIRI DI PARKIRAN KAMPUS SAMBIL MEMBERIKAN SENYUM DAN SAPAAN KEPADA ORANG YANG DIKENAL. DI PERTENGAHAN JALAN. RIZKA TEMAN KINAN DATANG. MEREKA BERJALAN BERDUA MENUJU KELAS. NAMUN, KINAN TIBA-TIBA TERPANA DENGAN VINO YANG MELINTAS DIDEPANNYA. LELAKI YANG DIAM-DIAM KINAN SUKA.
CUT TO....
SCENE 2 SIANG HARI – KELAS KINAN DAN RIZKA DUDUK DI BANGKU DERETAN KEDUA DI SEBELAH KANAN.. SAAT KINAN DAN RIZKA SEDANG MENGOBROL PANDANGAN KINAN KEMBALI TERPANA MELIHAT SOSOK COWOK YANG TAK ASING BAGINYA YAITU VINO.. SAAT KINAN SEDANG ASYIK MELIHAT VINO, KINAN DISADARKAN OLEH RIZKA.
DISSOLVE TO...
SCENE 3 SIANG HARI – KANTIN KINAN SEDANG DUDUK-DUDUK SAMBIL MENGGAMBAR DISEBUAH MEJA TEMPAT BIASA DIA NONGKRONG. KEMUDIAN, RIZKA DATANG DENGAN WAJAH KESAL SAAT MENEMUKAN SAHABATNYA SEDANG DUDUK SANTAI TANPA DOSA. KINAN MENJOBA MENGGODA TEMANNYA YANG SEDANG KESAL. NAMUN TIBA-TIBA TELEPON SELULER KINAN BERDERING, KINAN SONTAK MENGANGKATNYA NAMUN TAK ADA JAWABAN DARI
31 ARAH SEBALIKNYA KINAN MERASA ADA YANG JANGGAL, TETAPI KINAN SEGERA MELUPAKANNYA.
DIP TO BLACK...
SCENE 4 SIANG HARI – KAMAR MANDI RIZKA MEMINTA KINAN UNTUK MENEMANINYA KE KAMAR MANDI SETELAH JAM KULIAH BERAKHIR. KARENA SUDAH TAK TAHAN RIZKA AKHIRNYA MASUK KAMAR MANDI TERLEBIH DAHULU. KINAN MENYUSUL MASUK KAMAR MANDI SETELAH MERAPIKAN RAMBUT. SELANG BERAPA WAKTU KINAN KELUAR DARI KAMAR MANDI, SAAT KELUAR KINAN MENEMUKAN SEBUAH LIPSTIK DAN SAAT MENGHADAP CERMIN, KINAN MELIHAT TULISAN “HAI KINAN” YANG HAMPIR MEMENUHI CERMIN. KINAN YANG KAGET SONTAK MEMANGGIL-MANGGIL RIZKA YANG ADA DI KAMAR MANDI SAMPING. RIZKA KELUAR SECARA TERBURUBURU, SAAT DIBERITAHU KINAN UNTUK MELIHAT KE ARAH CERMIN RIZKA JUGA TERSENTAK KEMUDIAN MEMINTA KELUAR KAMAR MANDI TANPA BASA-BASI.
CUT TO.... SCENE 5 SIANG HARI – KORIDOR KAMPUS KINAN SEDIKIT BERLARI DI LORONG KAMPUS MENUJU KELAS, NAMUN LANGKAHNYA MULAI TERHENTI SAAT RIZKA MEMANGGIL SEMBARI MENGEJARNYA. RIZKA MENCOBA MEMBERITAHU BAHWA KINAN DIPANGGIL OLEH SALAH SATU DOSEN, NAMUN KINAN MASIH BERSIKUKUH UNTUK MENGGAMBIL BINDER YANG TERTINGGAL DI KELAS. RIZKA MENCOBA UNTUK MEMBUJUKNYA KEMBALI DENGAN BERBAGAI ALASAN. AKHIRNYA KINAN MAU UNTUK MENEMUI DOSEN TERSEBUT DAN PERGI BURU-BURU. TAPI KINAN TERHENTI SAAT TERINGAT BINDER DAN LANGSUNG MEMINTA TOLONG RIZKA UNTUK MENGGAMBILNYA.
DISSOLVE TO...
32 SCENE 6 SIANG HARI – DEPAN KELAS SAAT SUDAH DI DEPAN PINTU D4.3, LANGKAH RIZKA TERHENTI KETIKA MEMERGOKI MIKA SEDANG MENUTUP BINDERNYA KINAN. MIKA KAGET KARENA TERTANGKAP BASAH, LALU PERGI... RIZKA BURU-BURU MENGAMBIL BINDER DAN MELIHAT APA YANG HABIS MIKA LAKUKAN DENGAN BINDER KINAN. RIZKA TERKEJUT MENGETAHUI APA YANG ADA DI DALAM BINDER DAN LANGSUNG PERGI MENEMUI KINAN.
DISSOLVE TO...
SCENE 7 SIANG HARI – PARKIRAN KAMPUS RIZKA YANG BERJALAN TERGESA-GESA, AKHIRNYA MELIHAT KINAN DAN LANGSUNG MENGEJARNYA. TANPA PIKIR PANJANG DAN TANPA PENJELASAN APAPUN RIZKA LANGSUNG MENARIK TANGAN KINAN DAN MEMAKSANYA UNTUK MENGIKUTINYA..
CUT TO....
SCENE 8 SIANG HARI – KANTIN KINAN DAN RIZKA DUDUK DIMEJA BIASA. SEMBARI MENUNGGU PESANAN MEREKA, KINAN MEMBUKA PERCAKAPAN TERLEBIH DAHULU KARENA SUDAH TAK SABAR MENDENGARKAN CERITA TENTANG APA YANG DIALAMI SAHABATNYA INI.. RIZKA BERCERITA PANJANG LEBAR MENGENAI TEROR YANG DITERIMA KINAN, RIZKA MULAI MENDUGA-DUGA JIKA PELAKU PENEROR ITU ADALAH MIKA DENGAN ALASAN DIA TELAH MEMERGOKI MIKA MENUNTUP BINDER DAN PERGI TERBURU-BURU. RIZKA MENUNJUKKAN BINDER KINAN YANG BERISI BANYAK CORETAN-CORETAN YANG SAMA DENGAN YANG ADA DI CERMIN KAMAR MANDI. KINAN
33 SEMAKIN BINGUNG. DAN TANPA MEREKA SADARI VINO TERNYATA JUGA BERADA DI KANTIN , DUDUK DI SEBRANG DAN TELAH MENDENGAR SEMUA YANG MEREKA KATAKAN DENGAN TATAPAN TAJAM.
DIP TO BLACK...
SCENE 9 SORE HARI – KAMAR KINAN KINAN SEDANG TIDUR DI KAMARNYA, TIBA-TIBA KINAN MULAI TERGANGGU DENGAN ADANYA TELEPON YANG BERDERING, SAAT KINAN MENCOBA UNTUK MENGANGKAT TELEPONNYA TERNYATA TELEPONNYA MATI. KINAN MENCOBA TIDUR KEMBALI, NAMUN TELEPON ITU BERDERING LAGI, KINAN MENGANGKATNYA KEMBALI, TAPI MATI KEMBALI. DAN TELEPON TERSEBUT BERDERING KEMBALI DAN BERULANG KALI KINAN MENCOBA UNTUK MENGANGKATNYA, NAMUN TELPON TERSEBUT MATI LAGI. KINAN BENAR-BENAR TERGANGGU DAN MEMBUAT KINAN AKHIRNYA TIDAK BISA TIDUR LAGI DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN UNTUK MANDI KEMUDIAN BERANGKAT KE KAMPUS.
DIP TO BLACK...
SCENE 10 SORE HARI – LORONG KAMPUS KINAN SEDANG MENUNGGU RIZKA KELUAR DARI KELAS SAMBIL DUDUK DI BANGKU LORONG KAMPUS SAMBIL MEMAINKAN KAKINYA. SAAT MATA KINAN SEDANG MENGITARI LORONG KAMPUS, TIBA-TIBA KINAN MERASA MELIHAT MIKA. TETAPI SAAT RIZKA DATANG DENGAN MENGAGETINYA, KINAN BARU TERSADAR BAHWA MIKA TIDAK ADA. NAMUN WAKTU KINAN MENCERITAKANNYA KE RIZKA , KINAN MELIHAT SOSOK MIKA LAGI. DAN LAGI-LAGI SAAT RIZKA MELIHAT TIDAK ADA SIAPA-SIAPA DAN MNCOBA MEMBERI TAHU KINAN, TAPI KINAN TETAP TIDAK PERCAYA. MERASA KASIAN
34 DENGAN SAHABATNYA RIZKA MENGAJAK KINAN UNTUK PULANG SAJA.
CUT TO...
SCENE 11 SIANG HARI – DIBAWAH POHON MELIHAT TEMAN-TEMANNYA SEDANG ASYIK NONGKRONG, KINAN PUN MENGHAMPIRINYA TANPA PIKIR PANJANG, SEMBARI MENUNGGU RIZKA YANG TAK KUNJUNG DATANG. KINAN MENYAPA, KEMUDIAN MENGOBROL DENGAN TEMAN-TEMANNYA. SAAT MATA KINAN MENGITAR KESEKELILING, KINAN BARU SADAR KALAU VINO JUGA BERADA DI TEMPAT YANG SAMA. TAPI TIBA-TIBA SATPAM KAMPUS MENGHAMPIRI DAN MEMBERIKAN SEBUAH KOTAK KEPADA KINAN. SAAT ITU JUGA RIZKA DATANG DENGAN CARA MENGEJUTI KINAN YANG SEDANG MENDAPATKAN KADO. RIZKA MENGGODA KINAN DENGAN MENGAMBIL KADO YANG DIBAWA DAN AKHIRNYA MENGEMBALIKKAN SETELAH KINAN MEMINTA KEMBALI. RIZKA MENYURUH KINAN UNTUK SEGERA MEMBUKA KADO ITU KARENA PENASARAN. KINAN AKHIRNYA MEMBUKA KADO ITU DAN LANGSUNG TERKEJUT DENGAN ISINYA.
DIP TO BLACK...
SCENE 12 SIANG HARI – KAMAR KINAN SETELAH KINAN MENERIMA BANYAK TEROR, AKHIRNYA KONDISI PSIKIS KINAN MENURUN. KINAN MULAI TAK BERANI UNTUK KELUAR KAMAR, KINAN BENAR-BENAR MERASA KETAKUTAN. BERUNTUNG KINAN MASIH MEMPUNYAI SAHABAT YANG BEGITU SETIA MENEMANINYA DISAAT DOWN SEPERTI INI.. TETAPI SAAT RIZKA PERGI KINAN MULAI TERBANGUN DARI TIDURNYA, KINAN KEMBALI MELIHAT MIKA DAN KINAN MULAI TERANCAM DENGAN ADANYA MIKA. MIKA MENCOBA UNTUK MEMBUNUH KINAN, NAMUN KINAN
35 BERHASIL MEMBRONTAK DAN MENJAUHKAN MIKA DARI DIRINYA. KINAN YANG MASIH TERDESAK LANGSUNG MENGAMBIL SEBUAH CUTTER, BERDIRI DAN LANGSUNG MENUSUK MIKA.
CAMERA TRACK OUT...
-CREDIT TITLE-
3.4.1.3 Naskah SCENE 1 SIANG HARI – PARKIRAN KAMPUS KINAN SEDANG BERJALAN SENDIRI SAMBIL MEMBERIKAN SENYUM DAN SAPAAN KEPADA ORANG YANG DI KENAL DARI ARAH PARKIRAN MENUJU KE KELAS. NARASI : NAMAKU KINANTI, TAPI LEBIH SERING DIPANGGIL KINAN.. AKU DIKENAL SEBAGAI CEWEK YANG SUPEL.. SAKING SUPELNYA, TEMENKU BERANEKA MACAM.. MULAI DARI MASMAS PENJUAL SIOMAY DEPAN KAMPUS SAMPAI HAMPIR SEMUA SATPAM KAMPUS.. HEHE JALAN KINAN MULAI TERSEOK KARENA MENDAPATI TALI SEPATUNYA YANG LEPAS.. KINAN BERHENTI SEJENAK DAN SEGERA MEMBENARKAN TALI SEPATUNYA. NARASI : AKU KULIAH JURUSAN DKV.. ALESANNYA SIH SIMPLE.. KARENA AKU.. SUKA GAMBAR APA AJA DAN DIMANA AJA.. HMM, SEKARANG SIH AKU UDAH SEMESTER 6.. DAN SUMPAH CEPET BANGET KULIAHNYA.. PADAHAL AKU MASIH PINGIN SENENGSENENG.. KINAN BERDIRI DAN MELANJUTKAN JALAN MENUJU KELAS.. TIBA-TIBA DARI BELAKANG TERDENGAR SUARA CEWEK MEMANGGIL DAN MENCOBA MENGEJAR LANGKAHNYA. NARASI : INI RIZKA.. TEMENKU YANG PALIIING RESEK, NYUSAHIN, BAWEL DAN PASTINYA MALU-MALUIN.. HMM..
36 NGGAK TAU JUGA DEH APA YANG BIKIN AKU KESAMBET SAMPE MAU TEMENAN SAMA DIA.. HEHE.. EIITS, TUNGGU DULU.. JANGAN SALAH PAHAM .. GITU-GITU DIA TETEP SAHABAT YANG PALING ASYIK DAN PALING GOKIL YANG PERNAH AKU KENAL.. SAAT KINAN DAN RIZKA SEDANG ASYIK NGOBROL, VINO.. COWOK YANG KINAN SUKA MELINTAS DI DEPANNYA.. SEKETIKA PANDANGAN KINAN TERALIHKAN.. NAMUN TAK LAMA KEMUDIAN RIZKA MEMBUYARKAN PANDANGAN KINAN, DAN MEREKA BERDUA MELANJUTKAN BERJALAN SAMBIL BERCANDA..
SCENE 2 SIANG HARI – KELAS KINAN DAN RIZKA DUDUK DI BANGKU DERETAN KEDUA DI SEBELAH KANAN.. PANDANGAN KINAN KEMBALI TERPANA MELIHAT SOSOK COWOK YANG TAK ASING BAGINYA.. NARASI : HMM.. DIA.. DIA ITU VINO.. KEREN YA.. HEHE.. MUNGKIN ITU JUGA YANG BIKIN AKU SUKA SAMA DIA. SELAIN ITU.. VINO ITU.. ORANGNYA CUEK, CUEK BANGET MALAH.. TAPI DIA MASIH NGGAK TAU KALAU AKU SUKA SAMA DIA.. BOROBORO VINO, SAHABATKU SENDIRI AJA NGGAK TAU.. HEHEHE.. TANPA DISADARI MIKA YANG DARI TADI DUDUK DI SEBRANG BAGIAN BELAKANG TEMPAT KINAN DUDUK, SEDANG MEMPERHATIKAN DAN MEMBUAT SKETSA WAJAH KINAN YANG ASYIK MELAMUN SAMBIL SENYUM-SENYUM SENDIRI. NAMUN KEASIKAN MIKA MENGGAMBAR TERKACAUKAN SAAT KINAN MULAI DIGANGGU OLEH RIZKA YANG TEPAT BERADA DISAMPINGNYA.
SCENE 3 SIANG HARI – KANTIN KINAN SEDANG DUDUK-DUDUK SAMBIL MENGGAMBAR DISEBUAH MEJA TEMPAT BIASA DIA NONGKRONG. KEMUDIAN, RIZKA DATANG DENGAN WAJAH KESAL SAAT MENEMUKAN SAHABATNYA SEDANG DUDUK SANTAI TANPA DOSA.
37
RIZKA KINAN..KAMU PERGI KOK NGGAK BILANG-BILANG? BINGUNG TAU NYARINYA.. KINAN HABIS MALES NUNGGUIN KAMU, MENDINGAN JUGA NONGKRONG DISINI (WAJAH DATAR). UDAH SANA PESEN MAKANAN AJA BIAR NGGAK BAWEL LAGI.. RIZKA SIALAN KAMU.. AKU UDAH PESEN TADI SEBELUM MASUK.. KINAN UDAH, JANGAN CEMBERUT TERUS.. NTAR YANG NAKSIR PADA KABUR LO.. (MELEDEK) RIZKA BIARIN (SEWOT) MAKANAN PESANAN RIZKA DATANG. TANPA BASA-BASI RIZKA MEMAKANNYA, NAMUN RIZKA TERHENTI SAAT KINAN TIBATIBA MENYAMBAR MAKANAN YANG ADA DI TANGANNYA. KINAN MINTA YA.. HEHE RIZKA BARU MAU MAKAN UDAH DISAMBER DULUAN.. MANA BILANGNYA BELAKANGAN PULA.. KINAN YANG PENTING KAN BILANG.. (NYENGIR) RIZKA KENAPA KAMU NGGAK PESEN SENDIRI AJA SIH? KINAN MALES AH, ENAKKAN JUGA..
38 BELUM SELESAI BICARA, TELPON KINAN BERBUNYI.. NOMER PRIBADI.. KINAN SEDIKIT RAGU MENGANGKATNYA, NAMUN KINAN AKHIRNYA MENERIMA PANGGILAN TERSEBEUT. KINAN BENTAR YA.. HA.. (TELPON TERPUTUS) RIZKA SIAPA NAN? (FOKUS DIMAKANAN) KINAN NGGAK TAU, UDAH PUTUS.. EHH, BENTAR.. TELPON LAGINIH., RIZKA BURUAN ANGKAT, SAPA TAU PENTING..
KINAN MENGANGKAT TELPON KEMBALI KINAN HALO.. HALO.. HALO.. TIDAK ADA JAWABAN DARI UJUNG TELPON.. YANG ADA HANYA SUARA SALURAN TELEVISI YANG RUSAK.. KEMUDIAN TELPONNYA PUTUS.. KINAN ANEH.. SIAPA SIH YANG TELPON? RIZKA KENAPA? PUTUS LAGI? KINAN ENGGAK SIH.. TAPI.. (BINGUNG) YA BEGITULAH.. FANS.. HEHE AKHIRNYA MEREKA MELANJUTKAN AKTIVITAS MEREKA MASING-MASING TANPA MENGGUBRIS TELPON YANG MISTERIUS TADI. SCENE 4 SIANG HARI – KAMAR MANDI
39 RIZKA MEMINTA KINAN UNTUK MENEMANINYA KE KAMAR MANDI SETELAH JAM KULIAH BERAKHIR RIZKA NAN, KE KAMAR MANDI DULU YUK.. UDAH NGGAK TAHAN LAGI NE.. KINAN IYA.. (MENGIKUKTI RIZKA) RIZKA TITIP TAS YA NAN.. (TERBURUK-BURU) KINAN IYA, BAWEL (SEBAL) KINAN BERDIRI DIDEPAN KACA, MENATA RAMBUT SAMBIL SENYUM-SENYUM SENDIRI KEMUDIAN MEMBENARKAN BAJUNYA.. DAN AKHIRNYA KINAN IKUT MASUK KE KAMAR MANDI.. KINAN KELUAR TERLEBIH DAHULU DARI KAMAR MANDI.. SAAT MELIHAT KACA, KINAN LANGSUNG TERIAK HISTERIS DAN MENGGEDOR-GEDOR PINTU RIZKA DAN MENYURUHNYA SEGERA KELUAR. KINAN (BERTERIAK).. RIZ.. RIZKA.. BURUAN KELUAR RIZ.. RIZKA APAAN SIH NAN? KENAPA KAMU TERIAK –TERIAK GITU ? (MERAPIKAN BAJU SAMBIL KELUAR DARI KAMAR MANDI) KINAN LIHAT ITU (MENUNJUK KE ARAH CERMIN) RIZKA (SHOCK) SIAPA YANG NGELAKUIN ITU NAN? KAMU YAKIN NGGAK ADAORANG LAIN YANG MASUK? KINAN
40 AKU NGGAK TAU.. AKU KAN JUGA ADA DI DALAM KAMAR MANDI.. RIZKA YAUDAH, BURUAN KELUAR YUK.. KINAN BENTAR-BENTAR AMBIL TAS DULU (BURU-BURU) AYOOK.. TANPA BERLAMA – LAMA RIZKA DAN KINAN AKHIRNYA MENINGGALKAN TEMPAT TERSEBUT. DIP TO BLACK FLASHBACK KINAN SEDANG MELAMUN SAMBIL MEMANDANG WAJAHNYA DI CERMIN, TIBA-TIBA KINAN MENGAMBIL SEBUAH LIPSTIK DARI DALAM TASNYA KEMUDIAN MENULISKAN KALIMATKALIMAT KASAR. DENGAN EKPRESI YANG MASIH SAMA DAN BELUM TERBANGUN DARI LAMUNANNYA, KINAN LANGSUNG MASUK KEDALAM KAMAR MANDI.
SCENE 5 SIANG HARI – KORIDOR KAMPUS KINAN SEDIKIT BERLARI DI LORONG KAMPUS MENUJU KELAS, NAMUN LANGKAHNYA MULAI TERHENTI SAAT RIZKA MEMANGGIL SEMBARI MENGEJARNYA. RIZKA NAN.. TUNGGU.. KINAN ADA APA RIZ..? AKU LAGI MAU AMBIL BINDERKU NI, TADI KETINGGALAN DIKELAS.
RIZKA
41 INI LEBIH PENTING TAU.. KAMU DIPANGGIL PAK ANDRE, KATANYA KAMU ADA PERLU?! KINAN TAPI KAN KETEMUNYA MASIH NANTI.. RIZKA TAPI KAMU UDAH DICARIIN..BURUAN SANA, SEBELUM PAK ANDRE PULANG. KINAN YAUDAH AKU KE PAK ANDRE DULU YA.. (MELENGGANG PERGI) LANGKAH KAKI KINAN TERHENTI SAAT TERINGAT SESUATU, KINAN PUN LANGSUNG BERBALIK BADAN KINAN EH RIZ, TOLONG AMBILIN BINDERKU DONG DIRUANG D4.3. THANKS YA.. RIZKA OKE.. BERES DEH NAN.. KINAN KEMBALI PERGI MENUJU RUANG PAK ANDRE
SCENE 6 SIANG HARI – DEPAN KELAS SAAT SUDAH DI DEPAN PINTU KELAS, LANGKAH RIZKA TERHENTI KETIKA MEMERGOKI MIKA SEDANG MENUTUP BINDERNYA KINAN. MIKA KAGET KARENA TERTANGKAP BASAH, LALU PERGI... RIZKA YANG CURIGA MELIHAT TINDAK TANDUK MIKA TADI, LANGSUNG MENGAMBIL BINDER KINAN, MEMBOLAK BALIK HALAMAN DAN MENEMUKAN HALAMAN BINDER KINAN YANG PENUH DENGAN TULISAN “I LOVE YOU” DAN CORETAN KASAR. RIZKA YANG TERLANJUR SHOCK, TIDAK MEMPERHATIKAN HALAMAN BINDER SELANJUTNYA YANG TERSELIP GAMBAR KINAN..SKETSA WAJAH KINAN JATUH KE LANTAI BERSAMAAN DENGAN PERGINYA RIZKA.
42 FLASHBACK MIKA YANG TAK SENGAJA MELIHAT BINDER KINAN TERTINGGAL DI ATAS MEJA, AKHIRNYA MEMUTUSKAN UNTUK MEMBERIKAN SEBUAH GAMBAR SKETSA WAJAH KINAN YANG DIA BUAT SELAMA DIKELAS TADI. MIKA SENGAJA MEMBERIKANNYA DIAM-DIAM KARENA MIKA TAK INGIN ADA YANG MENGETAHUINYA.
SCENE 7 SIANG HARI – PARKIRAN KAMPUS RIZKA YANG AKHIRNYA BERJALAN TERGESA-GESA, AKHIRNYA BERPAPASAN DENGAN KINAN. TANPA PIKIR PANJANG DAN TANPA PENJELASAN APAPUN RIZKA LANGSUNG MENARIK TANGAN KINAN DAN MEMAKSANYA UNTIK MENGIKUTINYA.. KINAN KENAPA SIH RIZ, KOK BURU-BURU GINI? RIZKA DIEM DULU.. YANG PENTING SEKARANG KAMU IKUT AKU KINAN IYA.. TAPI KEMANA? RIZKA NTAR KAMU JUGA TAU.. KINAN SEMAKIN BINGUNG DENGAN SIFAT ANEH SAHBATNYA INI.. KINAN MEMUTUSKAN UNTUK TAK BANYAK BERTANYA DAN MENGIKUTI LANGKAH KAKI RIZKA.
SCENE 8 SIANG HARI – KANTIN
43 KINAN DAN RIZKA DUDUK DIMEJA BIASA. SEMBARI MENUNGGU PESANAN MEREKA, KINAN MEMBUKA PERCAKAPAN TERLEBIH DAHULU KARENA SUDAH TAK SABAR MENDENGARKAN CERITA TENTANG APA YANG DIALAMI SAHABATNYA INI.. KINAN (MENGHELA NAFAS) SEBENERNYA ADA APA SIH RIZ? KOK KAMU JADI ANEH GINI?? RIZKA (BINGUNG) TADI KAMU NYURUH AKU BUAT AMBIL BINDER KAMU KAN? KINAN IYA.. (PANIK) TERUS KENAPA? BINDERKU HILANG? ADUUUH.. RIZKA (SEBEL DAN AGAK BERTERIAK) BUKAN ITU.. (BERBISIK) SEKARANG AKU TAU SIAPA PENERORNYA NAN.. KINAN PENEROR?? (BINGUNG) SIAPA..? TERUS APA HUBUNGANNYA SAMA BINDERKU..? (TAMBAH BINGUNG) RIZKA MENGGAMBIL BINDER KINAN DARI DALAM TAS DAN BURU-BURU MEMBUKA TEPAT PADA HALAMAN YANG DITUJU. KEMUDIAN LANGSUNG MEMBERIKANNYA KEPADA KINAN, KINAN SONTAK SHOCK MELIHAT BINDERNYA PENUH DENGAN TULISAN “I LOVE YOU” DAN CORETA KASAR. RIZKA (MENGGEBU-GEBU SAMBIL BERBISIK) AKU TADI MERGOKIN MIKA LAGI NUTUP BINDER KAMU, NAN.. TERUS DIA PERGI CEPET-CEPET.. AKU YAKIN BANGET KALAU YANG BIKIN CORETAN INI PASTI DIA.. PENERORNYA MIKA, NAN.. MIKA YANG SELAMA INI NEROR KAMU.. KINAN KENAPA KAMU BISA NGOMONG GITU? (SEWOT) EMANG UDAH ADA BUKTINYA?
44 RIZKA (BERBISIK) AKU DENGER DARI ANAK-ANAK, MIKA ITU EMANG SUDAH LAMA SUKA SAMA KAMU.. TAPI AKU NGGAK YAKIN JUGA KALAU DIA PELAKUNYA KINAN (SEBEL) KAMU AJA MASIH NGGAK YAKIN KALAU PELAKUNYA MIKA..TAPI.. APA INI NGGAK TERLALU CEPET YA RIZ BUAT AMBIL KESIMPULAN? RIZKA NAN, JANGAN TERLALU BAIK DEH JADI ORANG.. KURANG BUKTI APA LAGI? AKU UDAH NGELIAT SENDIRI NAN.. KINAN ... (DIAM-BERFIKIR) KINAN MASIH SAJA TERDIAM.. MEREKA BERDUA SAMA-SAMA TERDIAM, DAN TEMPAT ITU MENJADI SANGAT SUNYI.. BUKAN KARENA MEREKA BERDUA, NAMUN TEMPAT INI HANYA ADA MEREKA BERDUA, TETAPI MEREKA SAMA SEKALI TAK MENYADARI KALAU DI UJUNG SANA ADA VINO YANG DARI TADI MENDENGAR SEMUA PERCAKAPAN MEREKA BERDUA. DIP TO BLACK SCENE 9 PAGI HARI – KAMAR KINAN KINAN SEDANG TIDUR DI KAMARNYA, TIBA-TIBA KINAN MULAI TERGANGGU DENGAN ADANYA TELEPON YANG BERDERING, SAAT KINAN MENCOBA UNTUK MENGANGKAT TELEPONNYA TERNYATA TELEPONNYA MATI. KINAN MENCOBA TIDUR KEMBALI, NAMUN TELEPON ITU BERDERING LAGI, KINAN MENGANGKATNYA KEMBALI, TAPI MATI KEMBALI. DAN TELEPON TERSEBUT BERDERING KEMBALI DAN BERULANG KALI KINAN MENCOBA UNTUK MENGANGKATNYA, NAMUN TELPON TERSEBUT MATI LAGI. KINAN BENAR-BENAR TERGANGGU DAN MEMBUAT KINAN AKHIRNYA TIDAK BISA TIDUR LAGI DAN AKHIRNYA
45 MEMUTUSKAN UNTUK MANDI KEMUDIAN BERANGKAT KE KAMPUS. SCENE 10 SIANG HARI – LORONG KAMPUS KINAN SEDANG MENUNGGU RIZKA KELUAR DARI KELAS SAMBIL DUDUK DI BANGKU LORONG KAMPUS SAMBIL MEMAINKAN KAKINYA. SAAT MATA KINAN SEDANG MENGITARI LORONG KAMPUS, TIBA-TIBA KINAN MERASA MELIHAT MIKA, SONTAK KINAN BERDIRI DAN INGIN MENCARI TAU APAKAH ITU MIKA ATAU TIDAK. NAMUN DARI ARAH BERLAWANAN ADA SEORANG COWOK YANG MENABRAK KINAN KARENA SEDANG TERBURU-BURU, DENGAN REFLEK KINAN MENOLEH DAN MEMINTA MAAF. DAN SAAT KINAN KEMBALI KE POSISI SEMULA BAYANGAN MIKA SUDAH MENGHILANG, KINAN TERLIHAT KEBINGUNGAN. BEBERAPA DETIK KEMUDIAN RIZKA DATANG MENGHAMPIRI KINAN. RIZKA KAMU KENAPA NAN, KOK KAYA BINGUNG GITU SIH? KINAN TADI AKU LIAT MIKA RIZ, TAPI KOK TIBA-TIBA NGILANG YA? (HERAN) TIBA-TIBA KINAN MERASA MELIHAT BAYANGAN MIKA KEMBALI DAN KALI INI KINAN MERASA MIKA SEDANG MEMPERHATIKAN KINAN. NAMUN BAYANGAN MIKA KEMBALI MENGHILANG SAAT KINAN MULAI MENCERITAKANNYA KE RIZKA. KINAN RIZ, ITU ADA MIKA.. ITU MIKA.. DISITU.. DISITU.. RIZKA (MENOLEH KEARAH YANG DITUJU) MANA MIKA? NGGAK ADA KOK..
46 KINAN TADI ADA RIZ, SERIUSAN.. RIZKA MUNGKIN HANYA HALUSINASIMU AJA.. KINAN ENGGAK, AKU NGGAK HALUSINASI.. PERCAYA DEH MA AKU.. RIZKA UDAH, MUNGKIN KAMU LAGI CAPEK, PULANG AJA YUK.. KINAN AKHIRNYA TERPAKSA MENURUTI PERKATAAN RIZKA UNTUK PULANG DAN MENGAKHIRI PERDEBATAN MEREKA. DIP TO BLACK SCENE 11 PAGI HARI – DIBAWAH POHON MELIHAT TEMAN-TEMANNYA SEDANG ASYIK NONGKRONG, KINAN PUN MENGHAMPIRINYA TANPA PIKIR PANJANG, SEMBARI MENUNGGU RIZKA YANG TAK KUNJUNG DATANG. SETELAH MENDEKAT KINAN BARU SADAR KALAU VINO JUGA BERADA DI TEMPAT YANG SAMA. KINAN HAI SEMUA.. TEMAN 1 HAI NAN.. TUMBEN SENDIRIAN, RIZKA MANA NI? TEMAN 3 (DATAR) IYA, MANA SI RIZKA? BIASANYA KAN KALIAN SELALU BERDUA KAYA ANAK KEMBAR SIAL.. HAHAHA KINAN YA BEGINILAH KALAU JADI ARTIS, PASTI BANYAK BANGET FANSNYA (NYEGIR)
47 TEMAN 1 SIAL.. PD BENER NI CEWEK.. KINAN HAHAHA.. NGGAK TAU NI.. KETIDURAN KALE.. TEMAN 2 TENANG.. PALING 5 MENIT LAGI RIZKA JUGA DATENG KOK.. TEMAN 3 CIYE.. CIYE..SUKA MA RIZKA NI? KINAN HAHA.. CIYE.. CIYE.. MELIHAT VINO SEDANG ASIK BERMAIN GITAR TANPA MENGINDAHKAN KEDATANGANNYA, MEMBUAT KINAN SEMAKIN SUKA, NAMUN TETAP ADA RASA KESAL DI DALAM HATINYA. SATPAM KAMPUS TIBA-TIBA DATANG MENGHAPIRI KINAN DENGAN MEMBAWA KOTAK KADO. SATPAM MBAK.. TADI BAPAK LIAT KOTAK INI ADA DI ATAS MOTORNYA MBAK.. KINAN DARI SIAPA PAK? SATPAM WADUH MBAK, BAPAK JUGA KURANG TAU.. RIZKA MUNCUL SECARA TIBA-TIBA DI BELAKANG KINAN DAN MEMBUAT KINAN KAGET DAN LANGSUNG MENYAMBAR KOTAK KADO UNTUK KINAN.
RIZKA CIYE.. DAPET KADO NE.. DARI SIAPA NAN?
48 SATPAM BAPAK PERMISI DULU YA NENG KINAN EHH, IYA.. MAKASIH PAK.. RIZKA DARI SIAPA NAN? KINAN NGGAK TAU RIZ.. KINAN MEREBUT KOTAKNYA KEMBALI KEMUDIAN MENIMBANG-NIMBANG KOTAK TERSEBUT. ADA RASA SENANG, PENASARAN DAN KERAGUAN YANG TERPANCAR DI WAJAH KINAN UNTUK MEMBUKA KOTAK TERSEBUT. NAMUN RIZKA MEMBUJUKNYA UNTUK MEMBUKA KOTAK ITU. KINAN BUKA NGGAK? RIZKA BUKA AJA KADONYA NAN, AKU PENASARAN BANGET NI.. KINAN YAKIN NI BUKA? (PENASARAN) RIZKA IYA.. BURUAN.. SETELAH MENDAPAT BUJUKAN, AKHIRNYA KINAN MEMBERANIKAN DIRI UNTUK MEMBUKANYA. DENGAN PERLAHAN TAPI PASTI KINAN MEMBUKA KOTAK TERSEBUT. KINAN SHOCK DAN LANGSUNG MENJATUHKAN KOTAK TERSEBUT KE TANAH. SEMUA IKUT TERSENTAK SETELAH MELIHAT ISI KOTAK YANG BERISI KEPALA KUCING PENUH DENGAN DARAH. DIP TO BLACK
49 FLASHBACK SAAT KINAN MENUTUP PAGAR, KINAN MELIHAT SEEKOR KUCING LUCU SEDANG BERMAIN-MAIN DIPINGGIR JALAN. PERLAHAN KINAN MENDEKATI KUCING TERSEBUT, NAMUN TIBA-TIBA WAJAH KINAN BERUBAH SETELAH MENGELUS KUCING ITU. TANPA BASA-BASI KINAN LANGSUNG MENCEKIK LEHER KUCING ITU SAMPAI LEMAS DAN LANGSUNG MEMOTONG KEPALANYA DAN MEMASUKKANNYA KE DALAM KOTAK. KINAN LANGSUNG PERGI MENUJU KAMPUS DENGAN MOTORNYA. SCENE 12 SIANG HARI – KAMAR SETELAH KINAN MENERIMA BANYAK TEROR, AKHIRNYA KONDISI PSIKIS KINAN MENURUN. KINAN MULAI TAK BERANI UNTUK KELUAR KAMAR, KINAN BENAR-BENAR MERASA KETAKUTAN. BERUNTUNG KINAN MASIH MEMPUNYAI SAHABAT YANG BEGITU SETIA MENEMANINYA DISAAT DOWN SEPERTI INI.. SETELAH KINAN SEDIKIT TENANG DAN SUDAH TERTIDUR, RIZKA MULAI BISA MENINGGALKANNYA, RIZKA HANYA INGIN PERGI KE SUPERMARKET UNTUK MEMBELI KEPERLUAN KINAN.. SAAT RIZKA PERGI, TIBA-TIBA KINAN TERBANGUN DARI TIDURNYA, SAAT DIA MENGHADAP KE ARAH PINTU, KINAN MELIHAT ADA SOSOK BAYANGAN SESEORANG SEDANG MENGGENGGAM CUTTER SAMBIL MELIHAT KEARAH KINAN, NAMUN KINAN TAK MENGINDAHKANNYA DAN MALAH MEMBALIK BADAN. TAPI SEKETIKA KINAN DIBUAT SADAR DAN LANGSUNG BERBALIK KEMBALI, NAMUN SAAT MEMBALIKKAN BADAN BAYANGAN TERSEBUT SUDAH MENGHILANG. KINAN BERUSAHA TIDUR KEMBALI UNTUK MENGHILANGKAN RASA TAKUTNYA, NAMUN KINAN SEMAKIN TIDAK BISA TIDUR. DAN SAAT KINAN MELIHAT KEARAH SEKITAR, TIBA-TIBA KINAN MELIHAT MIKA SUDAH ADA DI DEPANNYA SAMBIL MENGGENGGAM SEBUAH CUTTER, KINAN TERKEJUT DAN LANGSUNG KETAKUTAN. MIKA PERLAHAN-LAHAN MULAI MENDEKAT KEARAH KINAN. KINAN MENCOBA UNTUK MERAIH APA SAJA YANG ADA DI DEKATNYA UNTUK MENGHALANGI MIKA, NAMUN MIKA TERUS MENDEKAT. SAAT MIKA MENCOBA MENGANGKAT CUTTER, TERNYATA KINAN BERHASIL MEREBUT CUTTER TERSEBUT
50 DAN LANGSUNG MENUSUK MIKA TEPAT DI BAGIAN PERUT SEBELAH KANAN. MELIHAT MIKA TERJATUH, KINAN LANGSUNG BERTERIAK. TERIAKAN KINAN MEMBUAT RIZKA YANG BARU DATANG LANGSUNG MENGHAMPIRI KINAN. MELIHAT TAK ADA SEORANG PUN, RIZKA KEMBALI MELIHAT KINAN. RIZKA SHOCK MELIHAT PERUT SAHABATNYA SUDAH BERLUMURAN DARAH SAMBIL MEMEGANG SEBUAH CUTTER DITANGANNYA. RIZKA PUN LANGSUNG MENYADARKAN KINAN. RIZKA NAN, SADAR..APA YANG TERJADI? KENAPA PERUTMU BERDARAH? MENDENGAR PERTANYAAN SAHABATNYA KINAN LANGSUNG TERSADAR KEMUDIAN MELIHAT PERUTNYA YANG SUDAH BERCUCURAN DARAH DAN MENGGENGGAM SEBUAH CUTTER. DIP TO BLACK FLESHBACK KINAN BERHALUSINASI MELIHAT MIKA ADA DIKAMARNYA DAN MENCOBA MEMBUNUHNYA. SAAT KINAN MEMEGANG SEBUAH CUTTER, KINAN SEDANG MEMBERONTAK DENGAN DIRINYA SENDIRI SEOLAH-OLAH KINAN SEDANG MENYELAMATKAN DIRI DAN BERHASIL MENUSUK MIKA. NAMUN, TERNYATA KINAN SEDANG MENUSUK DIRINYA SENDIRI.
CAMERA TRACK OUT...
-CREDIT TITLE-
51 3.4.1.4 Storyboard No.
Board
Scene
Keterangan
1.
1
High angle suasana kampus
2.
2
Group shot kamera still. Kinan sedang melihat Vino
3.
3
Two shot kamera still Riska dan Kinan sedang duduk di kantin
4.
4
Long Shot kamera still Kinan dan Riska berjalan menuju toilet
5.
5
Two
shot
menggunakan
moving kamera
stabillizer Riska dan Kinan berada di koridor kampus. 6.
6
Point of view /over shoulder Riska sedang melihat Mika berjalan keluar kelas.
52 7.
7
Moving menggunakan kamera stabilizer Riska Menarik tangan Kinan menuju kantin.
8.
8
Big Close Up kamera still mata Vino melihat Kinan dan Riska.
9.
9
Close
Up
tangan
Kinan
mengambil HP.
10.
10
Two Shot kamera still Kinan melihat sosok Mika sedang menatapnya dengan pandangan misterius.
11.
11
Point Of View kinan menerima kado dari Pak Ndut.
12.
12
Close
Up
ketakutan.
Tabel 3.1 Storyboard
Kinan
sedang
53 3.4.2 Konsep Teknis 3.4.2.1 Pemilihan Alat dan Bahan Komponen
penunjang
proses
produksi
adalah
peralatan, ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit perlatan pencahayaan. Kualitas standar dari ketiga unit perlatan ini menjadi pertimbangan utama dalam pembuatan karya film pada saat dalam perencanaan produksinya, dan selebihnya berfungsi sebagai peralatan penunjang produksi.
54 Peralatan yang diperlukan pada saat produksi nanti antara lain: NAMA DSLR DSLR Lensa Kamera Lensa Kamera Lensa Kamera Lensa Kamera Glidecam
JENIS PERALATAN TIPE 7D BO + 16 GB Extreme 60D + SD Card 16 GB KIT 18 – 55mm f/3.5 17-50 f/2.8 Nikkor Nikon Manual 50mm /f1.8 70 - 300mm /f4 - 5.6 HD 4000
Kamera Slider
JMLH MEREK Canon Canon Canon Tamron Nikon
1 1 1 1
Tamron -
1 1
Sony
1 3 1 1 1
-
Sound Recorder Fluid Head Monopod
H4N
Tripod
TH 650 DV
-
Manfroto
-
Libec -
Lighting 500 watt LED Light
CN160
Komputer Editing
Intel(R) Core(TM)2 Quad CPU Q9400 @ 2.66 GHz
-
1 1
-
-
Memory RAM Crossair @4GB ATI Radeon HD 4800 Series 512 MB
Software Video
HDD Internal WD 1TB Adobe Premier Pro CS 5 Adobe After Effects CS5
Audio
Adobe Audiotion 1.5
Operation System (OS)
Windows 7 (64bit) Tabel 3.2 Alat dan Bahan
55 3.5
Proses Berkarya Suatu produksi film indie yang melibatkan peralatan, orang dan juga biaya yang tidak sedikit, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga diperlukan suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya proses produksi meliputi tiga bagian yaitu : a. Pra Poduksi b. Produksi c. Pasca Produksi
3.5.1 Pra Produksi 3.5.1.1. Analisis Ide Cerita Sebelum membuat cerita film, langkah yang harus dilakukan yaitu menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran atau pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu kepada penonton atau masyarakat. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai. Jika tujuan telah ditentukan maka semua detail cerita dan pembuatan film akan terlihat dan lebih mudah. Jika perlu diadakan observasi dan pengumpulan data dan faktanya. Bisa dengan membaca buku, artikel atau bertanya langsung kepada sumbernya. Ide film dapat diperoleh dari berbagai macam sumber
antara
lain:
Pengalaman
pribadi
penulis
yang
menghebohkan. Percakapan atau aktifitas sehari-hari yang menarik untuk difilmkan. Cerita rakyat atau dongeng, biografi seorang terkenal atau berjasa, daptasi dari cerita di komik, cerpen, atau novel, dari kajian musik, dll.
56 3.5.1.2. Menyiapkan Naskah Skenario Jika penulis naskah sulit mengarang suatu cerita, maka dapat mengambil cerita dari cerpen, novel ataupun film yang sudah ada dengan diberi adaptasi yang lain. Setelah naskah disusun maka perlu diadakan Breakdown naskah. Breakdown naskah dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yang akan dibuat film agar semua kru yang bekerjasama dalam produksi film dapat memahami semua jalan cerita dari film tersebut.
3.5.1.3. Pertemuan Tim Produksi Sebelum melakukan produksi harus dilakukan rapat kru atau yang disebut Meeting produksi, hal itu dilakukan agar tidak terjadi satu kekurangan saat take gambar. Alat serta kelengkapan apa saja perlu dipersiapkan saat rapat kru tersebut. Pertemuan dilakukan di salah satu rumah kru selama tiga kali. Dari pertemuan tersebut, menghasilkan tim produksi sebagai berikut :
Kerabat Kerja Produser
: 1. Muhammad Adzam 2. Metta Hapsari Putri 3. FX. Arvin Pramuditya
Sutradara
: Metta Hapsari Putri
Penulis naskah
: Metta Hapsari Putri
Unit manager
: 1. Metta Hapsari Putri 2. FX. Arvin Pramuditya
DOP
: Muhammad Adzam
Kamera 1
: Muhammad Adzam
57 Kamera 2
: FX. Arvin Pramuditya
Pencatat adegan
: Kinanti Puji P
Dokumentasi
: Inten Mautia L
Audioman
: 1. Yudha Wibowo 2. Dio Syahbana
Editing
: FX. Arvin Pramuditya
Grafis
: FX. Arvin Pramuditya
Pemeran Utama
: 1. Metta Hapsari Putri 2. Rizka Arty Hidayati 3. Dedy Purwanto
Pemeran Pendukung
: 1. Muhammad Adzam 2. Kinanti Puji P 3. Inten Mautia L 4. Boni Mores 5. Dio Syahbana 6. FX. Arvin Pramuditya
3.5.1.4. Hunting Lokasi Setelah ide ditemukan, langkah selanjutnya yang penulis lakukan yaitu melakukan riset (penelitian) untuk memilih dan mencari lokasi/setting pengambilan gambar sesuai naskah. Atau istilah kerennya Hunting Location. Riset yang dilakukan yaitu dengan mewawancarai talent serta orang-orang terdekat talent. Setelah itu mengurus perizinan untuk pengambilan gambar di tempat-tempat umum yang sesuai dengan naskah. Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan berbagai resiko seperti
58 akomodasi, transportasi, keamanan saat shooting, tersedianya sumber listrik, dll.Setting yang telah ditentukan skenario harus betul-betul layak dan tidak menyulitkan pada saat produksi.Jika biaya produksi kecil, maka tidak perlu tempat yang jauh dan memakan banyak biaya.
3.5.1.5. Casting Pemain Memilih dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film. Dapat dipilih langsung ataupun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara luas atau cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja. Pemilihan pemain selain diperhatikan dari segi kemampuannya juga dari segi budget/pembiayaan yang dimiliki.
59 3.5.1.6. Perencanaan Budget No
Jenis Barang
1.
DSLR Canon 1 x 3 hari 7D BO + 16 GB Extreme Lensa Tamron 1 x 3 hari 17-50mm / f2.8 Lensa Nikkor 1 x 3 hari Nikon Manual 50mm / f1.8 Glidecam HD 1 x 3 hari 4000 Properti 1 (Lakban, pewarna merah, boneka, kotak) Konsumsi 4 orang x Reading Crew 6 hari dan talent Konsumsi 10 orang Crew dan x 3 hari talent Total Pengeluaran
2.
3.
4. 5.
6.
7.
Jumlah
Harga /12 jam Rp.185.000
Harga Rp. 555.000
Rp. 50.000
Rp. 150.000
Rp. 50.000
Rp. 150.000
Rp 100.000
Rp. 300.000
-
Rp. 45.000
Rp. 200.000
Rp. 300.000
Rp. 1.700.000
Tabel 3.3 Perencanaan Budget
3.5.1.7. Jadwal Reading dan Shooting Rencana jadwal reading dan shooting film "Alter Ego" dengan rincian :
60 1.
Reading HARI
TANGGAL
JAM
TEMPAT
SENIN
17 Maret 2014
15.00 – 17.00
Kos Arvin
SELASA
18 Maret 2014
15.00 – 17.00
Kos Arvin
RABU
19 Maret 2014
15.00 – 17.00
Kos Arvin
KAMIS
20 Maret 2014
15.00 – 17.00
Kos Arvin
JUMAT
21 Maret 2014
15.00 – 17.00
Kos Arvin
SABTU
22 Maret 2014
15.00 – 17.00
Kos Arvin
Tabel 3.4 Jadwal Reading
2. Produksi NO
TANGGAL
1.
25 Maret 2014
2.
26 Maret 2014
3.
27 Maret 2014
JAM
SCENE 5 dan 10 09.00-18.00 6 dan 2 4 1, 7 dan 11 09.00-17.00 3 dan 8 12 dan 9 09.00-17.00
11 flashback
LOKASI KORIDOR KELAS KM PARKIRAN KANTIN KAMAR KINAN TERAS RUMAH
Tabel 3.5 Jadwal Shooting
3.5.2 Produksi Produksi adalah proses yang paling menentukan keberhasilan penciptaan sebuah karya film. proses yang dalam kata lain bisa disebut dengan shooting (pengambilan gambar) ini dipimpin oleh seorang sutradara, orang yang paling bertanggung jawab dalam proses ini. Orang yang ikut dalam proses ini antara lain kameraman
61 atau DOP (Director Of Photography) yang mengatur cahaya, warna, dan merekam gambar. Artistik yang mengatur set, make up, wardrobe dan lain sebagainya. dan Soundman yang merekam suara. Produksi karya film "Alter Ego" berlangsung tiga hari mulai dari pagi sampai sore hari, pemanfaatan waktu dan scene harus dilakukan sehingga dana produksi tidak membengkak, dibawah ini time shcedule atau rundown produksi.
62 Berikut tabel dalam pelaksanaan produksi : Target Per Minggu No
Tahap
Aktifitas
Maret 1
2
3
Penemuan Ide Pra Produksi
1
V
Penulisan Naskah (Dan Seterusnya…)
V
5
Dailly Production report
Produksi
Shooting
3
4
V
V
1
2
3
V
Pengembangan Gagasan
4
6
2
April
EvaluasiProduksi
V
V
7 8 9
Pasca Poduksi
(Dan Seterusnya…) Capturing
V
Logging
V
On line Editing (Dan Seterusnya…)
V
Tabel 3.6 Pelaksanaan Produksi
V
63 3.5.3 Pasca Produksi Proses paska produksi atau editing meliputi : 3.5.3.1. Logging Sebelum
pelaksanaan
editing,
terlebih
dahulu
melakukan pendataan dengan logging untuk membuat editing list.Logging ini merupakan pendataan timecode yaitu dengan melihat hasil gambar yang telah diambil dan mencatat gambar mana saja yang telah diambil dan mencatat gambar mana saja yang dipakai maupun tidak terpakai.
3.5.3.2. Offline Editing Proses menyatukan beberapa gambar yang sudah dipastikan akan dipakai. Offline Editing ini hanya sekedar mengurutkan gambar, namun sudah mulai terlihat runtutan cerita dari awal hingga akhir.
3.5.3.3. Transisi Pemberian transisi antar gambar, baik itu cut, dissolve agar lebih sistematis dan dinamis saat di tonton.
3.5.3.4. Online Editing Yang meliputi pemberian efek warna, efek suara dan efek
gambar
serta
memberikan
title
seperti
judul,
keterangan kegiatan atau acara, serta tanggal. Selain itu diberikan penambahan grafis pada gambar agar terlihat menarik.
64 3.5.3.5. Preview Melihat hasil editing dan melakukan koreksi-koreksi yang diperlukan untuk menambah kesempurnaan hasil gambar dan suara. Jika ternyata terdapat kekurangan atau penyimpangan dari skenario maka dapat segera diperbaiki. Maka kegiatan review ini sangat membantu tercapainya kesempurnaan hasil akhir suatu film.
3.5.3.6. Mixing dan Mastering Penyelarasan semua elemen yang ada di editing seperti musik, sound effect,balancing audio serta burning to VDC/DVD.
3.5.4 Job Description Penulis Naskah 3.5.4.1 Pra Produksi Dalam proses pra produksi, penulis naskah melakukan beberapa tugasnya, diantaranya : a. Menentukan ide cerita dan temanya. b. Mengumpulkan referensi dengan cara melihat film-film yang bertema sama dengan ide cerita yang dimiliki. c. Merumuskan ide cerita ke dalam sebuah konsep film. d. Menulis sinopsis, treatmen dan outline naskah untuk panduan produksi. e. Berkoordinasi dengan sutradara dan kru produksi untuk membahas naskah sehingga dapat menentukan gambaran produksi nantinya. f. Menentukan talent yang sesuia dengan karakter dalam cerita.
65 3.5.4.2 Produksi Pada proses produksi, penulis naskah sudah menyerahkan segala konsep untuk dikembangkan oleh sutradara. Disini sutradara memiliki hak penuh dalam penggarapan naskah, namun tidak dilarang untuk berdiskusi meminta pendapat dari penulis naskah jika ada yang kurang sesuai dengan adegan.
3.5.4.3 Pasca Produksi Dalam tahap ini keseluruhan hasil gambar telah sampai ke proses editing, dimana penulis naskah tidak jauh terlibat dalam proses editing yang sudah dilakukan oleh editor bekerjasama dengan sutradara, untuk menentukan hasil akhir yang dapat dinikmati oleh penonton atau masyarakat.
66
BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA KARYA 4.1
Implementasi Karya
Dalam produksi film indie ini penulis menitik beratkan pada penulisan naskah. Seorang penulis naskah berperan sangat penting karena bertanggung jawab terhadap sebuah karya yang akan dihasilkan nantinya. Secara keseluruhan aspek-aspek yang diinginkan sudah tercapai dengan baik. Berikut print out karya serta penjabarannya :
Gambar 4.1 Long Shot Established Scene
: 1 (established kampus)
Setting
: outdoor
Gambar pertama ini menunjukkan lokasi kampus Kinan, salah satu pemeran utama
67
Gambar 4.2 Close up (menyandar di bangku kelas) Scene
:2
Setting
: Indoor - Kelas
Adegan Kinan menyandar di bangku kemudian sedang berbincang dengan teman dan pengambilan gambar ini termasuk kedalam pengenalan tokoh
Gambar 4.3 Medium Close Up/Two Shot (Perbincangan Kinan dan Riska) Scene
:3
Setting
: Semi Indoor - Kantin
68 Adegan Riska sebal dengan Kinan karena tiba-tiba menghilang dan ternyata berada di kantin
Gambar 4.4 Big Close Up wajah Kinan (Kinan merapikan rambut) Scene
:4
Setting
: Indoor - Kamar Mandi Kampus
Adegan Kinan sedang mengaca di depan cermin sambil merapikan rambutnya
69
Gambar 4.5 Medium Long Shot (Kinan dan Riska di Kampus) Scene
:5
Setting
: Indoor - Lorong Kampus
Adegan Kinan meminta tolong Riska untuk mengambilkan bindernya yang tertinggal di kelas
Gambar 4.6 Close Up (tangan mika) Scene
:6
Setting
: Indoor – Ruang Kelas
Adegan Riska melihat Mika sedang menutup binder Kinan yang ada di atas meja
70
Gambar 4.7 Medium Shot (Riska mencari Kinan) Scene
:7
Setting
: Outdoor – Parkiran Kampus
Adegan Riska mencari Kinan karena ada yang ingin dibicarakan
Gambar 4.8 Big Close Up (Riska berbisik) Scene
:8
Setting
: Semi Indoor - Kantin
Adegan Riska membisikkan sesuatu kepada Kinan
71
Gambar 4.9 Long Shot (Kinan tidur) Scene
:9
Setting
: Indoor - Kamar Kinan
Adegan
Kinan
tertidur
namun
handphonenya
Gambar 4.10 Tracking (Sepatu Kinan) Scene
: 10
Setting
: Indoor - Lorong Kampus
tiba-tiba
terganggu
dengan
72 Kinan sedang duduk di bangku lorong sambil menunggu kelasnya Riska usai
Gambar 4.11 Group Shot (Kinan mengobrol dengan teman-temannya) Scene
: 11
Setting
: Outdoor – Halaman Kampus
Adegan Kinan sedang mengobrol dengan teman-temannya
Gambar 4.12 Track in (Riska menidurkan Kinan) Scene
: 12
Setting
: Indoor – Kamar Kinan
73 Adegan Riska menjaga Kinan yang sedang tertidur dan agak depresi
4.2
Analisa Karya
Dalam membuat sebuah karya terutama film, memerlukan persiapan yang matang dalam tahap perencanaan dan pra-produksi agar nantinya tidak menggangu kelancaran shooting di lapangan. Sebagai seorang yang berperan penting dalam proses pembuatan karya film "Alter Ego" ini, tentunya penulis bisa memberikan penilaian secara jujur terhadap karya yang telah dibuatnya.
4.2.1 Kelebihan Karya - Tema dan Genre masih langka, apalagi yang mengangkat tema tentang ketidakstabilan emosi remaja dan ber-genre thriller. - Angle pengambilan gambar menarik, dengan nilai estetika yang tinggi. - Menggunakan ilustrasi musik dan lagu tema yang cocok. - Naskah menarik, dengan cerita yang dapat mengecohkan penonton tentang siapa pelaku peneror dalam film. - Penggunaaan peralatan tambahan dalam pengambilan gambar, seperti glidecam dan camera slider.
4.2.2 Kekurangan Karya - Audio yang kurang jelas dan bersih. - Minimnya crew sehingga membuat kreatifitas penulis terhambat saat di lapangan.
74 4.2.3 Kendala - Pengaturan jadwal shooting yang sulit dikarenakan aktris dan aktor mempunyai kesibukan sendiri dibidang akademis. - Anggaran biaya yang kurang memadai.
4.2.4 Prospek Untuk langkah selanjutnya akan diproduksi dua lagi film berjudul ALTER EGO. Film kedua akan menceritakan kondisi alterego yang dialami oleh seorang lakilaki bernama Chris yang berusia sekitar 20 tahun. Ia merupakan mahasiwsa dengan latar belakang keluarga yang sederhana. Chris memiliki teman dekat, Bayu, Ratna, Roy dan Sakti. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama baik itu di kampus maupun jaln-jalan. Persahabatan mereka hampir terpecah saat Chris mulai sering berdiam diri dan marah tanpa alasan. Hal itu membuat
teman-temannya khawatir dan
bingung untuk mengatasi kecenderungan Chris. ALTER EGO tiga akan menceritakan kehidupan seorang anak perempuan bernama Tasya yang masih berusia 8 tahun. Dalam kesehariannya Tasya di gambarkan sebagai sosok anak yang cerdas dan selalu ceria. Hingga suatu ketika ibu Tasya memergokinya sedang bermain boneka sambil bicara sendiri, terkadang Tasya juga menangis tanpa sebab. Keganjilan-keganjilan yang dialami Tasya membuat ibunya sedih dan khawatir terhadap perkembangan kejiwaan putrianya. Sampai pada akhirnya Tasya dibawa kepada seorang Psikolog, dan barulah ibunya menyadari bahwa Tasya mempunyai “Teman Main” yang special. Ketiga film ini diharapkan selain bisa menghibur, juga dapat memberikan pencerahan dan informasi, tentang bagaimana langkah yang harus diambil jika diantara kita ada seorang yang kita kenal
75 memiliki tingkah laku yang ganjil di luar kebiasaan manusia normal lain.
4.3
Laporan Penciptaan
Dalam pelaksanaan proses produksi karya film "Alter Ego", penulis mengalami beberapa perubahan yang terjadi khususnya mengenai jadwal produksi dan budget yang telah direncanakan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
4.3.1 Perubahan Jadwal Produksi Berikut konsep awal jadwal reading dan produksi beserta perubahan jadwal :
a. Reading No.
Hari / Tanggal 17 Maret 2014
Waktu (Rencana Awal) 15.00 - 17.00 WIB
Waktu (Realisasi) 15.20 - 17.20 WIB
1. 2.
18 Maret 2014
15.00 - 17.00 WIB
15.00 - 17.00 WIB
3.
19 Maret 2014
15.00 - 17.00 WIB
15.00 - 17.00 WIB
4
20 Maret 2014
15.00 - 17.00 WIB
13.00 - 15.00 WIB
5
21 Maret 2014
15.00 - 17.00 WIB
15.05 - 17.10 WIB
6
22 Maret 2014
15.00 - 17.00 WIB
15.30 - 18.00 WIB
Tabel 4.1 Perubahan Jadwal Reading
76 b. Produksi No.
Hari / Tanggal 25 Maret 2014
Waktu (Rencana Awal) 09.00 - 17.00 WIB
Waktu (Realisasi) 09.20 - 18.10 WIB
1. 2.
26 Maret 2014
09.00 - 17.00 WIB
09.00 - 18.00 WIB
3.
27 Maret 2014
09.00 - 16.00 WIB
09.00 - 16.00 WIB
4
28 Maret 2014
-
13.00 - 16.00 WIB
Tabel 4.2 Perubahan Jadwal Shooting
Perpanjangan waktu produksi disebabkan karena cuaca yang kurang mendukung dan re-take yang harus dilakukan karena ada beberapa adegan yang kurang sesuai dengan naskah dan pendapat para kru produksi.
77 4.3.2 Perubahan Budget
Konsep awal Budget Produksi : No
Jenis Barang
1.
DSLR Canon 1 x 3 hari 7D BO + 16 GB Extreme Lensa Tamron 1 x 3 hari 17-50mm / f2.8 Lensa Nikkor 1 x 3 hari Nikon Manual 50mm / f1.8 Glidecam HD 1 x 3 hari 4000 Properti 1 (Lakban, pewarna merah, boneka, kotak) Konsumsi 4 orang x Reading Crew 6 hari dan talent Konsumsi 10 orang Crew dan x 3 hari talent Total Pengeluaran
2.
3.
4. 5.
6.
7.
Jumlah
Harga /12 jam Rp.185.000
Harga Rp. 555.000
Rp. 50.000
Rp. 150.000
Rp. 50.000
Rp. 150.000
Rp 100.000
Rp. 300.000
-
Rp. 45.000
Rp. 200.000
Rp. 300.000
Rp. 1.700.000
78 Perubahan Budget Produksi : No
Jenis Barang
1.
DSLR Canon 1 x 3 hari 7D BO + 16 GB Extreme Lensa Tamron 1 x 3 hari 17-50mm / f2.8 Lensa Nikkor 1 x 3 hari Nikon Manual 50mm / f1.8 Glidecam HD 1 x 3 hari 4000 Properti 1 (Lakban, pewarna merah, boneka, kotak) Konsumsi 4 orang x Reading Crew 6 hari dan talent Konsumsi 10 orang Crew dan x 4 hari talent Total Pengeluaran
2.
3.
4. 5.
6.
7.
Jumlah
Harga /12 jam Rp.185.000
Harga Rp. 555.000
Rp. 50.000
Rp. 150.000
Rp. 50.000
Rp. 150.000
Rp 100.000
Rp. 300.000
-
Rp. 45.000
Tabel 4.3 Perubahan Budget
Rp. 300.000
Rp. 500.000
Rp. 2.000.000
79 4.4
Karya Pendukung dan Strategi Promo
Penulis menampilkan atau menambahkan media pendukung agar khalayak dapat mengerti apa yang akan penulis sampaikan di dalam film indie “ALTER EGO”. Media pendukung tersebut berupa poster, seperti:
Gambar 4.13 Poster
80 Selain penulis menyediakan media pendukung berupa poster, penulis juga mempromosikan film indienya ke media sosial yang sering mendapatkan respon yang cukup bagi bagi para penggunanya seperti facebook: Karya Anak Indie, twitter: @KAI (Karya Anak Indie) dan path: KAI.
81
BAB V PENUTUP 5.1
Rekomendasi
Film triler ALTER EGO, diharapkan mampu memberikan hiburan sekaligus informasi mengenai kondisi psikologi seseorang yang tidak biasa, selain itu juga untuk mengedukasi penonton bahwa disekitar kita mungkin saja ada teman atau kerabat yang memiliki keadaan psikologi yang tidak biasa. Dengan adanya film triler psikologi ALTER EGO ini, penulis memiliki beberapa masukan yang dapat dijadikan referensi di kemudian hari pada konsep pembuatan karya dengan format film triler, khususnya film triler psikologi ALTER EGO ini. Adapun rekomendasi yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1) Riset yang kuat dan mendalam. Selain itu riset memudahkan kita untuk menentukan konsep penyajian yang seperti apa jalan cerita yang akan kita ambil. 2) Survey setting, dalam film triler psikologi alter ego penulis bersama kru yang lain mensurvey tampat yang akan dijadikan setting dalam cerita. Penulis harus mengetahui betul tempat yang digunakan, supaya naskah dan eksekusi sesuai, sebagai contoh penulis menentukan kemana dan dimana pemain akan memasuki pintu. 3) Merancang konsep, alur cerita agar informasi yang ingin disampaikan menarik untuk ditonton. Setiap konsep maupun alur pasti berhubungan dengan sebuah naskah, dan karena kompetensi yang penulis pilih dalam karya ini adalah penulis naskah, maka perlu bagi penulis untuk memberikan beberapa masukan bagaimana menjadi penulis naskah, khususnya penulis naskah
82 film triler psikologi ALTER EGO. Adapun rekomendasi yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1) Mengembangkan konsep program tentunya dengan keaktulan dari sumber informasi yang tepat mengingat bahwa ini adalah program news investigasi. 2) Harus mampu menyampaikan maksud / pesan tayangan audio visual tersebut 3) Membangun emosi melalui bahasa dan kalimat pada sebuah adegan tanpa harus memvisualisasikan kekerasan yang tidak mendidik 4) Menyajikan cerita yang tidak habis saat selesai ditonton, namun harus berkesan di mata penonton atau membekaskan sesuatu yang berarti di dalam hati penontonnya 5) Dan yang tak kalah penting adalah seorang penulis naskah harus memperhatikan point-point penting seperti, bahasa, gambar, sound dan durasi..
5.2
Evaluasi
Film triler psikologi ALTER EGO ini memiliki begitu banyak kekurangan dan kelebihan yang layak untuk dieksploitasi kembali di kemudian
hari.
Disamping
itu
saat
penulisan
naskah,
penulis
membutuhkan banyak masukan bagaimana membangun emosi penonton agar tertarik menyaksikan film ini. Dalam hal ini penulis ingin menyajikan sebuah karya yang bisa mengedukasi sekaligus menghibur bagi penonton.
Evaluasi yang di dapat setelah film ini ini diproduksi, khususnya dalam sudut pandang penulisan naskah adalah dalam membuat sebuah naskah kita harus pandai-pandai mengatur naskah dengan melihat durasi gambar dan durasi audio karena hal tersebut akan berkaitan dengan total durasi film yang telah direncanakan sebelumnya.
83
DAFTAR PUSTAKA Darajad, Zakiah. 1995. Remaja Harapan dan Tantangan. Jakarta : Ruhana. E. B. Hurlock. 1993. Psikologi Perkembangan Edisi ke-5. Jakarta : Erlangga. F. J. Monks, dkk. 2002. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga. Lutters, Elizabeth. 2006. Kunci Sukses Menulis Skenario. Jakarta :Grasindo. Moh. Ali dan Moh. Asrori. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Mudjiran, dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik “Bahan Pembelajaran Untuk Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah. Padang : UNP press. Prawirosudirjo. 2003. Menginjak Masa Remaja. Jakarta : Bhratara Karya Aksara. Set, Sony. 2008. Rahasia Menulis Skenario Profesional. Yogyakarta :Liliput. Sarwono, Sarlito Wirawan. 2001. Psikologi Remaja. Jakarta : Radja Grafindo Persada.
84
FOTO DOKUMENTASI
85
86