BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Perkembangan
teknologi
informasi
telah
memungkinkan
pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan cermat. Penggunaan komputer telah berkembang, dari sekedar pengolahan data ataupun penyajian informasi, menjadi mampu untuk menyediakan pilihan sebagai pendukung pengambilan keputusan yang dapat dilakukan oleh manajemen. Hal tersebut dimungkinkan berkat adanya perkembangan teknologi perangkat keras, yang diiringi oleh perkembangan perangkat lunak, dan proses keputusan kedalamnya. Integrasi dari perangkat keras, perangkat lunak, dan proses keputusan tersebut menghasilkan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang memungkinkan pengguna untuk melakukan pengambilan keputusan dengan lebih cepat dan cermat. Sumber kerumitan masalah pengambilan keputusan bukan hanya ketidakpastian atau ketidaksempurnaan informasi. Penyebab lainnya adalah faktor yang berpengaruh terhadap pilihan-pilihan yang ada, beragamnya kriteria pemilihan, dan jika pengambilan keputusan lebih dari satu pilihan. Sistem pendukung keputusan pemilihan program studi adalah suatu sistem yang dirancang untuk menghasilkan informasi yang dapat membantu pengambilan keputusan dalam proses pemilihan program studi yang menggunakan data dan model untuk memecahkan masalah yang bersifat tidak terstruktur. Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. Hal ini tidak jauh berbeda dengan kerumitan yang dihadapi para siswa SMA saat hendak memilih program studi apa yang akan diambil pada saat melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Para siswa dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan dan pilihan yang cukup rumit.
1
2
Pertimbangan dari pihak siswa sendiri misalnya bidang studi yang paling ia kuasai, minat siswa, cita-cita, nilai akademik, dan lingkungan pergaulan. Sedangkan pertimbangan yang datang dari sisi orang tua misalnya biaya pendidikan dan harapan orang tua terhadap anaknya. Beragam pertimbangan tersebut membuat siswa kesulitan dalam mengambil keputusan, hingga akhirnya tidak sedikit siswa yang mengambil keputusan, hingga akhirnya tidak sedikit siswa yang mengambil keputusan dalam memilih perguruan tinggi berdasarkan perasaan, ajakan teman, dan ambisi orang tua saja, padahal semuanya itu tidak bisa dipakai sebagai tolak ukur yang tepat. Jika sumber kerumitan itu adalah kesulitan menentukan persamaan antara kriteria dengan nilai siswa, maka profile matching merupakan teknik untuk membantu penyelesaian masalah ini. Profile matching tidak saja digunakan untuk menentukan prioritas pilihan-pilihan dengan banyak kriteria, tetapi penerapannya telah meluas sebagai model alternatif untuk menyelesaikan bermacam-macam masalah. Keunggulan profile matching adalah terbentuknya gap atau kompetensi dari selisih nilai siswa dan kriteria sehingga proses perhitungan didasarkan pada kompetensi siswa yang sebenarnya. Di SMA Negeri 9 Semarang, para siswa biasanya berkonsultasi dengan guru Bimbingan Konseling terlebih dahulu, untuk mendapatkan informasi mengenai program studi mana yang sesuai dengan kemampuan mereka. Guru yang bersangkutan memberikan pengarahan dan gambaran bagi siswa tersebut berdasarkan kemampuannya, baik secara akademik maupun non akademik. Dan untuk mengambil keputusannya diserahkan kembali ke siswa yang bersangkutan. Untuk mendapatkan keputusan yang bertanggung jawab maka akan dibuat suatu program bantu sistem dalam mendukung pengambilan keputusan, dimana sistem yang akan dibuat lebih bersifat untuk membantu para siswa dalam pengambilan keputusan dan bukan mendikte atau bahkan memaksa untuk mengikuti keputusan yang dibuat oleh sistem tersebut, maka penulis mencoba membuat suatu sistem dan memberi judul pada tugas
3
akhir
ini
dengan
judul
“SISTEM
PENDUKUNG
KEPUTUSAN
PEMILIHAN PROGRAM STUDI PERGURUAN TINGGI PADA SMA NEGERI 9 SEMARANG.”
1.2
Perumusan Masalah Melihat latar belakang di atas maka di perlukan suatu sistem yang dapat digunakan untuk membantu mendukung keputusan yaitu Bagaimana merancang aplikasi sistem pendukung keputuasan dalam permasalahan pemilihan program studi pada perguruan tinggi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan utama, yaitu memilih program studi yang paling sesuai berdasarkan kemampuan eksakta, kemampuan non eksakta dan hasil akademik bagi siswa yang bersangkutan.
1.3
Batasan Masalah Agar tidak menyimpang dari tujuan penyusunan tugas akhir ini, maka terlebih dahulu penulis menyajikan lingkup permasalahan yang akan dibahas, yaitu: 1. Kriteria terdiri dari rata-rata nilai Eksakta, rata-rata nilai non eksakta serta Kompetensi Siswa. 2. Pilihan terdiri dari semua program studi.
1.4
Tujuan Penelitian Mengingat dari permasalahan yang dihadapi, dapat ditentukan tujuan yang hendak di capai yaitu untuk mendapatkan keputusan yang bertanggung jawab dengan sistem pendukung keputusan, dimana sistem yang akan dibuat lebih bersifat untuk membantu para siswa dalam pengambilan keputusan dan bukan mendikte atau bahkan memaksa untuk mengikuti keputusan yang dibuat oleh sistem tersebut.
4
1.5
Manfaat Penelitian Manfaat yang didapat dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah: 1.5.1
Bagi Penulis 1. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam hal pembuatan sistem pendukung keputusan khususnya dalam hal pemilihan program studi di perguruan tinggi dengan metode profile matching 2. Dengan
menyusun
tugas
akhir
ini,
penulis
dapat
mengembangkan bahasa pemograman yang telah diperoleh dalam perkuliahan 1.5.2
Bagi Akademik 1. Dapat menjadi salah satu dokumen untuk melihat sejauh mana mahasiswa dapat menyerap ilmu yang telah didapat selama mengikuti kuliah. 2. Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai masalah dan metode yang sama.
1.5.3
Bagi Sekolah Sebagai bahan referensi untuk penggunaan software sistem pendukung keputusan pemilihan program studi.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Sistem Pendukung Keputusan (Decission Support System) 2.1.1
Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem informasi yang membantu untuk mengidentifikasi kesempatan pengambilan keputusan
atau
menyediakan
pengambilan keputusan.
Pada
informasi dasarnya
untuk
membantu
sistem pendukung
keputusan hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber data. Sistem pendukung keputusan bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan.[1] Sistem pendukung keputusan lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang
kurang
dimaksudkan menyuguhkan
jelas. untuk
Sistem
pendukung
mengotomatisasikan
perangkat
interaktif
keputusan
tidak
keputusan,
tetapi
yang
memungkinkan
pengambilan keputusan untuk melakukan berbagai analisa, untuk melakukan analisa menggunakan model-model yang tersedia.
2.1.2
Kedudukan SPK dalam Sistem Informasi Decision Support System (DSS) adalah kelas dari sistem informasi terkomputerisasi yang mendukung aktivitas pengambilan keputusan. DSS adalah interaktif berbasis komputer sistem dan subsitem dimaksudkan untuk membantu pengambil keputusan menggunakan teknologi komunikasi, data, dokumen,pengetahuan dan / atau model proses keputusan untuk menyelesaikan tugas. Decision Suport System telah berevolusi selama 25 tahun terakhir 5
6
dari sistem mainframe tidak fleksibel, untuk PC terisolasi alat, untuk client /server data dippers, dan sekarang untuk kinerja tinggi dan perusahaan ekstensible dukungan keputusan-aplikasi, sering melibatkan organisasi intranet. Pada saat yang sama, hubungan antara departement TI dan pengguna telah berkembang dari badan ke koperasi. Payung besar sistem pendukung keputusan (DSS) telah lama menyediakan tempat pengumpulan selamat datang bagi anada yang ingin membangun perangkat aplikasi perangkat lunak yang didasarkan pada model campuran, analisis data, dan antarmuka. DSS menarik praktisi, akdemisi dan mahasiswa dari berbagai bidang termasuk sistem informasi, riset operasi / ilmu manajemen, ilmu komputer, psikologi dan displin bisnis lainnya.
2.1.3 Jenis Keputusan Keputusan – keputusan yang dibuat pada dasarnya dikelompokkan antara lain : 1. Keputusan Terprogram Keputusan ini bersifat berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi. 2. Keputusan Tak Terprogram Keputusan ini bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum ada sebelumnya atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat atau rumit atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus.
7
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan
bukan
merupakan
alat
pengambil
keputusan,
melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi informasi dari data yang telah diolah dengan releven dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan.
2.1.4 Tahapan Pengambilan Keputusan Pada dasarnya
pengambilan keputusan terdiri dari 4
tahapan yaitu : 1.
Intelligence Tahapan ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.
2.
Design Tahapan ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahapan ini meliputi proses untuk mengerti masalah, meurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi
3.
Choice Pada tahapan ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut
kemudian
pengambilan keputusan.
diimplemetasikan
dalam
proses
8
Gambar 2.1 : Tahapan Pengambilan Keputusan. [2]
Berdasarkan pada keempat tahap di atas, jelas bahwa Pengolahan Data Elektronik (PDE) dan SIM mempunyai kontribusi dalam fase Intelligence, sedangkan IM/OR berperan penting dalam fase Choice. Tidak tampak pendukung yang berarti pada tahap Design, walaupun pada kenyataannya fase ini merupakan salah satu kontribusi dasar dari suatu Sistem Pendukung Keputusan.
2.1.5 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan Karakteristik sistem Pendukung Keputusan adalah : [3] 1. Mendukung untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi semi terstruktur dan terstruktur., dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi. Masalah – masalah tersebut tidak dapat dipecahkan (atau tidak dapat dipecahkan dengan praktis/mudah) oleh sistem komputer lain atau metode alat kuantitatif standart. 2. Mendukung untuk semua manajerial dan eksekutif puncak sampai manjer lini.
9
3. Mendukung individu dan kelompok. Masalah kurang terstruktur sering memerlukan keterlibatan individu dari departement dan tingkat organisasional yang berbeda atau bahkan dari organisasi lain. SPK mendukung tim virtual melalui alat – alat web kolaboratif. 4. Mendukung untuk keputusan yang independen dan atau sequential. Keputusan dapat dibuat satu kali, beberapa kali, atau berulang ( dalam interval sama). 5. Mendukung di semua fase proses pengambil keputusan : Intelliegence, design,choice, dan impelementasi. 6. Mendukung diberbagai proses dan gaya pengambil keputusan. 7. Adaktif sepanjang waktu. Pengambilan keputusan seharusnya relatif, dapat menghadapi berbagai perubahan kondisi secara tepat, dan mengadaptasikan SPK untuk memenuhi perubahan tersebut. SPK bersifat fleksibel dan karena itu pengguna dapat menambahkan, menghapus, menggabungkan, mengubah atau menyusun kembali elemen – elemen dasar. SPK juga fleksibel dalam hal dapat dimodifikasi untuk memecahkan masalah lain yang sejenis. 8. Pengguna merasa seperti di rumah. Ramah pengguna, kapabilitas grafis yang sangat kuat, dan antar muka mesin – mesin interaktif dengan
satu
bahasa
keefektivan SPK.
alami
dapat
sangat
meningkatkan
Kebanyakan aplikasi SPK yang baru
menggunakan antarmuka berbasis web. 9. Peningkatan terhadap keefektivan pengambil keputusan (akurasi, timelines,
kualitas)
ketimbang
pada
efisiensinya
(biaya
pengambilan keputusan). Ketika SPK disebarkan, pengambilan keputusan sering membutuhkan waktu lebih lama, namun keputusan lebih baik. 10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses pengambil keputusan dalam memcahkan suatu
10
masalah. SPK secara khusus menekankan untuk mendukung pengambilan keputusan, bukan menggantikan. 11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dengan bantuan ahli sistem informasi. Piranti lunak Online Analytical Processing (OLAP) dalam kaitannya dengan data ware house membolehkan pengguna untuk membangun SPK yang cukup besar dan kompleks. 12. Biasanya model – model digunakan untuk menganalisis situasi pengambil keputusan. Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan berbagai strategi berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda. Sebenarnya, model – model membuat suatu SPK berbeda dari kebanyakan SPK. 13. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari Geeographic Information System (GIS). Sampai sistem berorientasi objek. 14. Dapat dilakukan sebagai alat stand alone yang digunakan oleh seorang
pengambil
keputusan
pada
satu
lokasi
atau
disistribusikan di satu organisasi keseluruhan dan dbeberapa organisasi sepanjang rantai persediaan. Dapat diintegrasikan dengan SPK lain dan atau aplikasi lain, dan didistribusikan secara internal dan eksternal menggunakan networking dan teknologi web. Karakteristik
dan
kapabilitas
kunci
dari
SPK
tersebut
membolehkan pengambil keputusan untuk membuat keputusan lebih baik dan lebih konsisten pada satu cara yang dibatasi waktu. Kemampuan tersebut disediakan oleh berbagai komponen utama SPK.
11
2.1.6 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan antara lain:[3] 1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur. 2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya di maksudkan untuk menggantikan fungsi manajer 3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang di ambil manajer lebih daripada perbaikan efisiensinya 4. Kecepatan
komputasi.
Komputer
memungkinkan
para
pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah 5. Peningkatan produktivitas. Membangun suatu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung
terkomputerisasi
bisa
mengurangi
ukuran
kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai
lokasi
yang
berbeda-beda
(menghemat
biaya
perjalanan). Selain itu, produktivitas staf pendukung (misalnya analisis keuangan dan hukum) bisa di tingkatkan. Produktivitas juga bisa di tingkatkan menggunakan peralatan optimasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis 6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang di buat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang di akses, makin banyak juga alernatif yang bisa di evaluasi. Analisis resiko bisa di lakukan dengan cepat dan pandangan dari para pakar (beberapa dari mereka berada di lokasi yang jauh) bisa dikumpulkan dengan cepat dan dengan biaya yang lebih rendah. Keahlian bahkan bisa di ambil langsung dari sebuah sistem computer melalui metode kecerdasan
tiruan.
Dengan
computer,
para
pengambil
keputusan bisa melakukan simulasi yang kompleks, memeriksa
12
banyak scenario yang memungkinkan, dan menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang lebih baik. 7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan.
Tekanan
persaingan
menyebabkan
tugas
pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan di dasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan cara memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang 8. Mengatasi
keterbatasan
kognitif
dalam
pemrosesan
dan
penyimpanan. 2.1.7 Manfaat Sistem Pendukung Keputusan Manfaat Sistem Pendukung Keputusan : [4] 1. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan memproses data / informasi bagi pemakai. 2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur. 3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan. 4. Walaupun suatu SPK, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam
13
memahami persoalan, karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.
2.1.8 Keterbatasan Sistem Pendukung Keputusan Setiap sistem teknologi pasti memiliki kelebihan dan keterbatasannya, sedangkan keterbatasan sistem pendukung keputusan yaitu : 1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya. Misalnya : kemampuan manusia untuk mengambil keputusan tidak hanya dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki, tapi juga dari saran orang-orang disekitarnya. 2. Kemampuan
suatu
SPK
terbatas
pada
perbendaharaan
pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar). Masudnya bahwa sistem pendukung keputusan hanya bisa menyelesaikan masalah sesuai data masukan yang diprogram dalam sistem itu. 3. Proses-proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang digunakan. 4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya sehingga ada permasalahan yang tidak bisa dikerjakan oleh sistem pendukung keputusan dan harus dikerjaka manusia.
14
2.1.9 Metode Profile Matching 2.1.9.1 Pengertian Profile Matching Profile matching merupakan suatu proses yang sangat penting dalam manajemen rencana SDM (sumber daya manusia) dimana terlebih dahulu ditentukan kompetensi yang diperlukan
setiap
program
studi.
Kompetensi
atau
kemampuan tersebut haruslah dapat dipenuhi oleh setiap siswa. [5] Dalam proses profile matching secara garis besar merupakan proses membandingkan antara kompetensi setiap program studi ke dalam kompetensi siswa sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap), semakin kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar yang berarti memiliki peluang lebih besar untuk prioritas program studi tertentu diberikan kepada seorang siswa. Adapun sistem program yang dibuat adalah software profile matching yang berfungsi sebagai alat bantu untuk mempercepat proses matching antara profil program studi dengan profil setiap siswa sehingga dapat memperoleh informasi lebih cepat, baik untuk mengetahui gap kompetensi antara program studi dengan siswa maupun dalam pemilihan program studi yang paling sesuai.
2.1.9.2Penentuan Ranking Setiap Program Studi Dalam penentuan peringkat (ranking) nilai yang diperlukan untuk setiap siswa, seperti telah dijelaskan secara mendetail pada sebelumnya, bahwa terdapat aspek yang menentukan, adalah sebagai berikut :
15
a. Rata-Rata Nilai Eksakta Rata – rata nilai eksakta adalahnilai dari pelajaran eksakta (hitunghitungan) seperti matematika, kimia, fisika, biologi. b. Rata-Rata Nilai Non Eksakta Rata – rata Nilai Non Eksakta adalah nilai dari pelajaran non eksakta (umum) seperti agama, ips (ilmu pengetahuan sosial), bahasa indonesia, bahasa inggris. c. Kompetensi Siswa kompetensi siswa merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai – nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak seorang siswa.
2.1.9.3Proses Perhitungan Pemetaan Gap Kompetensi Yang dimaksud dengan gap disini adalah beda antara profil program studi dengan profil siswa atau dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini. GAP = Profile Siswa – Pofile Program Studi Keterangan : GAP merupakan perbedaan kompetensi antara profile siswa dengan profile program studi
2.1.9.4Pembobotan Selisih GAP Setelah didapatkan tiap gap dari masing-masing siswa maka tiap-tiap profil diberi bobot nilai dengan patokan tabel bobot nilai gap. Seperti bisa dilihat pada tabel berikut
16
Tabel 2.1 : Tabel Pembobotan
Sumber : [5]
2.1.9.5Perhitungan Core dan Secondary Factor Core factor merupakan aspek yang paling menonjol atau yang paling dibutuhkan oleh suatu posisi yang diperkirakan dapat menghasilkan kinerja yang optimal. Rumus perhitungan Core Factor di bawah ini :
Keterangan : NCT
: Nilai rata – rata core factor teknikal
NC
: Jumlah total nilai Core Factor
IC
: Jumlah item Core Factor
Bobot
: Bobot dari Gap setelah dikonversikan pada table GAP Secondary Factor merupakan item – item selain yang ada pada
faktor utama (core factor). Sedangkan untuk perhitungan secondary factor dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini :
17
Keterangan : NST
: Nilai rata – rata secondary factor teknikal
NS
: Jumlah total nilai secondary factor
IS
: Jumlah item secondary factor
2.1.9.6Perhitungan Nilai Total Aspek Dari hasil perhitungan tiap aspek diatas kemudian dihitung nilai total berdasar nilai dari core dan secondary factor yang diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja tiap-tiap profil. Contoh perhitungan dapat dilihat pada rumus di bawah ini : 60%NCT + 40%NST = NT Keterangan : NCT : Nilai rata-rata core factor teknikal NST : Nilai rata-rata secondary factor teknikal NT
2.2
: Nilai Teknikal (aspek teknikal)
Pengembangan Sistem (Developing System) Pengembangan sistem atau sistem development dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang ada. Sebuah sistem lama yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan beberapa hal yaitu sebagai berikut: [5] 1. Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul dari sistem lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa:
18
a. Ketidakberesan Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan sehingga dapat menimbulkan masalah yaitu : Kecurangan disengaja yang akan menyebabkan tidak amannya harta kekayaan dan kebenaran dari data kurang terjamin. Kesalahan yang tidak disengaja juga dapat menyebabkan kebenaran dari data tidak terjamin. Luas tidak efisiennya operasi. b. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan yang menyebabkan harus disusun sistem baru.Pertumbuhan tersebut diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas dan volume pengolahan data yang semakin menningkat. 2.
Untuk meraih kesempatan-kesempatan Teknologi informasi telah berkembang dengan pesatnya baik hardware maupun software dan teknologi komunikasi telah begitu cepat berkembang.Semua organisasi mulai merasa bahwa teknologi ini perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi sehingga dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen.
3.
Adanya Instruksi Penyusunan sistem baru dapat juga terjadi karena adanya intruksi dari atasan ( pimpinan) atau pihak luar,contohnya peraturan pemerintah.
19
2.2.1 Metode Pengembangan Sistem Pengembangan sistem yang dipakai adalah Waterfall. Model pendekatan ini dilakukan secara rinci dan direncanakan dengan baik. Tahapan yang dilakukan dalam pendekatan adalah : 1. Requirement Spesification, dimana pada tahap ini dilakukan pemahaman tingkat awal terhadap database. Database dirancang pada tahap Enterprise (tahap awal, seperti cakupan konten secara umum, gambaran umum data, diagram hubungan antar entitas (secara major/umum dan tidak
detil),
deskripsi
masing-masing
entitas,
dan
aturan/rule) 2. Architectural Design, dimana pada tahap ini dilakukan pendefinisian kebutuhan spesifik sebuah proyek (mengacu pada pemahaman awal). Database dirancang dalam bentuk pemodelan secara konseptual seperti penentuan jenis EER diagram, dan ER diagram. 3. Coding, merupakan proses penganalisaan model data secara mendetil. Analisis ini mengindentifikasi semua data-data proyek yang akan diolah . Rancangan database dapat berupa pendefinisian semua atribut, pendataan kategori data, gambaran hubungan antar entitas, dan penentuan hubungan antar entitas, serta penentuan masing-masing ketetapan/aturan kelompok data. 4. Integrasi and Testing. Desain pemodelan data konseptual yang harus diubah menjadi pemodelan data logika. Dimana data ini akan diimplementasikan ke dalam database (model data logika). Pada proses transformasi ini dapat terjadi kombinasi dan pengintegrasian model data konseptual menjadi model data logika. Keadaan ini memungkinkan terjadinya proses penambahan informasi yang dibutuhkan selama dilakukannya perubahan desain
20
model data logika. Dalam aplikasinya, pada tahap inilah proses normalisasi database dilakukan. 5. Training and Implementation Desain ini melibatkan semua aspek fisik teknologi database, seperti program, perangkat keras, sistem operasi dan jaringan komunikasi data. 6. Operation and Maintenance. Pada tahap ini, desainer/perancang melakukan uji coba terhadap database. Ujicoba meliputi instalasi software database, pelatihan untuk users, uji coba users, pencetakan dan tampilan hasil dan lain sebagainya. Requirement Spesification Architectural Design Coding
Integritasi & Testing Training & Implementasi Operasi & Maintenance
Gambar 2.2 : Bagan Sistem Pengembangan Sistem dengan Waterfall Sumber : [10]
21
2.3 Desain Sistem 2.3.1 Pengertian Desain Sistem Desain sistem menggambarkan bagaimana sistem dibentuk yang dapat berupa penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa dari beberapa elemen yang terpisah kedalam kesatuan yang utuh dan berfungsi, termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponenkomponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem.[6] Desain sistem akan memberikan gambaran yang jelas mengenai rancangan bangun sistem yang akan dikembangkan, serta untuk mengetahui kebutuhan data dan informasi yang diperlukan beserta aliran data tersebut. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan mudah digunakan serta harus efektif dan efisien untuk dapat mendukung pengolahan
transaksi,
pelaporan
manajemen
dan
mendukung
keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugastugas yang laiannya yang tidak dilakukan oleh komputer.
2.3.2 Tujuan Desain Sistem Desain sistem dibuat adalah dengan maksud atau tujuan untuk:[6] 1. Untuk lebih memahami alur sebuah sistem. 2. Memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem. 3. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada programmer dan ahli teknik lainnya yang terlibat didalamnya.
2.3.3 Alat Bantu Desain Model Sistem Desain model sistem merupakan suatu tahap dimana diperlukan suatu keahlian perencanaan untuk elemen-elemen komputer yang akan menggunakan sistem baru dan bertujuan untuk mendesain sistem yang baru yang dapat menyelesaikan segala permasalahan.[6]
22
2.3.3.1 Bagan Alir Data /Data Flow Diagram (DFD) Bagan
alir
data
adalah
suatu
model
yang
menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data dalam suatu sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam Data Flow Diagram (DFD) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 : Simbol-simbol DFD Nama Simbol
Simbol
Proses Digunakan untuk menunjukkan transformasi dan masukan menjadi keluaran, dalam hal ini sejumlah masukan dapat menjadi hanya satu keluaran ataupun sebaliknya. Aliran Data Digunakan untuk menggambarkan gerakan paket data atau informasi dari satu bagian kebagian lain dari sistem dimana penyimpangan mewakili bakal penyimpanan data. Tempat Penyimpanan atau Arsip Entitas External (Terminator) Melambangkan orang atau kelompok orang (misalnya organisasi diluar sistem, grup, departemen, perusahaan, perusahaan pemerintah) yang merupakan asal data atau tujuan informasi. Sumber :[6]
Diagram arus data itu sendiri dibagi menjadi 2 bagian yaitu: 1.
Data Flow Diagram (DFD)Context Merupakan alat untuk menjelaskan struktur analisa. Pendekatan ini mencoba untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar. (Top Level) memecah-
23
mecahnya menjadi bagian yang lebih terinci, yang disebut dengan lower level. Dan yang pertama kali digambar adalah level yang teratas (Top Level) sehingga disebut Diagram Context.[6] 2.
Data Flow Diagram (DFD) Level Setelah
context
diagram
dirancang
kemudian
akan
digambar dengan lebih terinci lagi yang disebut Over View Diagram (level 0). Tiap-tiap proses di over view diagram akan digambar secara lebih terinci lagi dan disebut dengan level 1, dan kemudian diteruskan ke level berikutnya sampai tiap-tiap proses tidsak dapat digambar lagi lebih terinci.[6]
2.4
Desain Basis Data Alat Bantu Desain Basis Data yang digunakan dalam perancangan basis data antara lain : 2.4.1 Diagram Hubungan Entitas (Entity Relationship Diagram) ERD (Entity Relationship Diagram) berisi komponenkomponen himpunan Entitas dan himpunan relasi yang masing-masing
dilengkapi
dengan atribut-atribut
yang
mempresentasikan seluruh fakta dari “dunia nyata” yang kita tinjau. ERD (Entity Relationship Diagram) menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data. [7]. Simbol-simbol yang digunakan adalah:
24
Tabel 2.3: Simbol- simbol ERD Nama Simbol
Simbol
Entity Suatu obyek yang dapat diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai, suatu yang penting bagi user dalam konteks sistem yang dibuat, disimbolkan dengan segi empat. Atribut Entity mempunyai elemen yang disebut atribut dan berfungsi mendeskripsikan karakter entity, disimbolkan dengan lingkaran lonjong. Garis/Link Sebagai penghubung antara himpunan entitas dan himpunan entitas dengan atributnya. Hubungan Menggambarkan relasi antar entitas
Sumber : [7]
2.4.2 Derajat Relasi atau Kardinalitas Derajat relasi merupakan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas lain dari sejumlah kemungkinan banyaknya hubungan antar entitas tersebut. Kardinalitas relasi merujuk kepada hubungan maksimum yang terjadi dari himpunan entitas yang satu ke himpunan entitas yang lain dan begitu sebaliknya.[7] Kardinalitas relasi yang terjadi diantara himpunan entitas dapat berupa:
25
1. Satu ke Satu (One to One ) Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya. A
B
entitas 1
entitas 1
entitas 2
entitas 2
entitas 3
entitas 3
entitas 4
entitas 4
Gambar 2.3: Kardinalitas Satu-ke-Satu Sumber : [7] 2. Satu ke Banyak (One to Many) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya. A
B entitas 1
entitas 1
entitas 2
entitas 2
entitas 3
entitas 3
entitas 4 entitas 5
Gambar 2.4: Kardinalitas Satu-ke-Banyak. Sumber : [7]
3. Banyak ke Banyak (Many to many) Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya dimana setiap entitas pada
26
himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak pada himpunan entitas A. A
B
entitas 1
entitas 1
entitas 2
entitas 2
entitas 3
entitas 3
entitas 4
entitas 4
Gambar 2.5: Kardinalitas banyak-ke-banyak. Sumber : [7]
2.4.3 Normalisasi Proses Normalisasi merupakan suatu proses dimana elemen-elemen data dikelompokkan menjadi tabel-tabel, dimana dalam tabel tersebut terdapat entity-entity dan relasi antar entity. [7] Komponen-komponen dalam normalisasi yaitu: 1. Entity, merupakan konsep informasi yang terekam meliputi orang, kejadian dan tempat. 2. Field / Atribut, merupakansesuatu yang mewakili entity. 3. Data Value, merupakan isi data yang merupakan informasi yang tersimpan dalam setiap atribut. 4. Record,
merupakan kumpulan atribut
yang
saling
berkaitan satu dengan yang lain dan menginformasikan suatu entity secara lengkap. 5. Field Kunci, merupakan satu field yang terdapat dalam satu file yang menjadi kunci dan mewakili record, field kunci mempunyai peranan yang sangat penting karena merupakan penentu dalam pencarian suatu record data. 6. Candidate Key (Kunci Kandidat/Kunci Calon)
27
Suatu atribut atau satu set minimal atribut yang mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik dari entity. Jika satu kunci kandidat berisi lebih dari satu atribut, maka biasanya disebut composite key (kunci campuran/gabungan). Contoh : File siswa berisi atribut : 1) NIS 2) Nama 3) Alamat Maka kunci kandidatnya : 1) NIS, karena tidak mungkin ganda. 2) Nama, sering dipakai dalam pencarian namun tidak dapat dikatakan kunci karena sering terjadi kesamaan nama (kembar). 3) Sedangkan Alamat bukan kunci (tidak mungkin dijadikan sebagai kunci). 1. Primary Key (Kunci Primer) Suatu atribut atau satu set minimal atribut yang tidak hanya mengidentifikasi secara unik suatu kejadian spesifik, tetapi juga dapat mewakili setiap kejadian dari suatu entity. Setiap kunci kandidat mempunyai peluang menjadi setiap kejadian dari suatu entity. Setiap kunci kandidat mempunyai peluang menjadi primary key, tetapi sebaiknya dipilih satu angka saja yang dapat mewakili secara menyeluruh terhadap entity yang ada. Contoh : NIM, karena tidak mungkin ganda dan mewakili secara menyeluruh terhadap entity siswa. Dan setiap mahasiswa selalu mempunyai NIS. 2. Alternate Key (Kunci Alternatif)
28
Kunci kandidat yang tidak dipakai sebagai primary key. Seringkali dijadikan sebagai kunci alternatif pengurutan dalam laporan. 3. Foreign Key (Kunci Tamu) Satu atribut atau satu set atribut yang melengkapi satu relationship (hubungan) yang menunjukkan ke induknya. Kunci tamu ditempatkan pada entity anak dan sama
dengan primary key induk
yang
direalisasikan. Ada tahap-tahap dalam Normalisasi yaitu:[7] 1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized form) Merupakan bentuk diman semua data dikumpulkan apa adanya tanpa mengikuti aturan-aturan tertentu, bisa jadi data yang dikumpulkan akan tidak lengkap dan terjadi duplikat data. 2. Bentuk Normal Pertama (1 NF / First Normal Form) Merupakan suatu bentuk dimana data yang dikumpulkan menjadi satu field yang sifatnya tidak berulang dan tiap field hanya mempunyai satu pengertian. 3. Bentuk Normal Kedua (2 NF / Second Normal Form) Merupakan suatu bentuk dimana harus memenuhi syarat yaitu sudah memenuhi kriteria sebagai bentuk normal pertama serta field bukan kunci tergantung secara fungsi. 4. Bentuk normal ketiga (3 NF / Third Normal Form) Merupakan suatu bentuk dimana harus memenuhi syarat yaitu sudah memenuhi kriteria sebagai bentuk normal kedua serta field bukan kunci tergantung secara fungsi pada kunci primer.
29
2.4.4 Kamus Data (Data Dictionary) Kamus data adalah fakta tentang data dan kebutuhankebutuhan informasi dari suatu sistem informasi.Dengan demikian kamus data dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada dan DFD (Data Flow Document). Untuk mendefinisikan struktur data yang ada di kamus
data
biasanya
digunakan
notasi-notasi
yang
menunjukkan informasi-informasi tambahan. Notasi-notasi yang dimaksud berbentuk:[7]
Tabel 2.4: Notasi Kamus Data Notasi
Arti Terdiri dari, mendefinisikan, diuraikan
= menjadi, artinya. +
Dan (And) Salah satu dari (memilih salah satu dari
[]
elemen-elemen data di dalam kurung bracket ini)
Pemisah
sejumlah
alternatif
pilihan
antara simbol [ ] Iterasi elemen data di dalam kurung N{}m
brace beriterasi mulai minimum n kali dan maksimum m kali. Optional elemen data di dalam kurung
30
()
parenthesis sifatnya optional, dapat ada dan dapat tidak ada. Keterangan setelah tanda ini adalah
* komentar. Sumber : [7]
2.5 Perguruan Tinggi 2.5.1 Pengertian Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi yang disebut dalam Peraturan PemerintahNo.30 th 1990, yaitu organisasi satuan pendidikan, yang menyelenggarakan pendidikan di jenjang pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.[8]
2.5.2 Fungsi Perguruan Tinggi Fungsi-fungsi utama Perguruan Tinggi adalah :[8] 1. Membina kualitas hasil dan kinerja Perguruan Tinggi, agar dapat memberikan sumbangan yang nyata kepada perkembangan IPOLEKSOSBUD dimasyarakat. Untuk dapat melaksanakan pembinaan kualitas yang baik, secara periodik Perguruan Tinggi menyelenggarakan evaluasi-diri yang melibatkan semua Unit Akademik Dasar. Evaluasi-diri sewajarnya dianggap sebagai perangkat manajemen Perguruan Tinggi yang utama, karena setiap pengambilan keputusan harus dapat mengacu pada hasil evaluasi-diri. 2. Merencanakan pengembangan Perguruan Tinggi menghadapi perkembangan di masyarakat. Rencana Strategis menjangkau waktu pengembangan 10 tahun, seyogyanya dapat dibuat oleh Perguruan Tinggi. Dari Rencana Strategis tersebut, dapat dijabarkan Rencana Operasional Lima Tahunan dan Rencana Operasional Tahunan, dan yang terakhir ini mengkaitkan pada
31
Memorandum
Program
Koordinatif
Direktorat
Jenderal
Pendidikan Tinggi, dalam arti bahwa bagian-bagian Rencana Operasional Tahunan yang memerlukan anggaran pembangunan, dapat diajukan sebagai Daftar Isian Proyek. 3. Mengupayakan tersedianya sumberdaya untuk menyelenggarakan tugas-tugas fungsional dan rencana perkembangan Perguruan Tinggi. 4. Menyelenggarakan pola manajemen Perguruan Tinggi, yang dilandasi Paradigma Penataan Sistem Pendidikan Tinggi, dengan sasaran utama adanya suasana akademik yang kondusif untuk pelaksanaan kegiatan fungsional pendidikan tinggi.
2.6 Program Studi 2.6.1 Pengertian Program Studi Program Studi sebagai kesatuan rencana belajar yang digunakan untuk pedoman penyelenggaraan pendidikan yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum serta ditujukan agar siswa dapat menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum [9] 2.6.2 Hakekat Dibukanya Program Studi Program studi baru perlu dibuka dengan tujuan: [9] 1. Jawaban terhadap tuntutan jaman ke depan yang berlandaskan pada permintaan pasar kerja (market driven) dan atau hasil perenungan terhadap visi keilmuan (scientific vision). 2. Ditujukan untuk menghasilkan lulusan agar memiliki kompetensi dalam bidang ilmu tertentu (spesifik) agar sesuai dengan ketetapan dan sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah ditentukan oleh Jurusan atau Fakultas. 2.6.3 Kriteria Penilaian Program Studi [9] 1. Diarahkan kepada visi, misi, tujuan dan sasaran Program Studi 2. Kinerja Program Studi dalam segala komponennya
32
3. Sasaran
dan
tujuan
menjadi
dasar
kinerja
menyelenggarakan suatu Program Studi tertentu.
untuk
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Obyek Penelitian Obyek Penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini adalah SMA NEGERI 9 SEMARANG.
3.2
Jenis dan Sumber Data Dalam usaha untuk mendapatkan data-data yang benar sehingga tercapai maksud dan tujuan penyusun Tugas Akhir ini, Penulis menggunakan metode pengumpulan data dari jenis data dengan cara sebagai berikut : A.
Data Primer Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dapat dilakukan melalui wawancara secara langsung dengan guru bimbingan konseling. Data primer dapat berupa : 1. Data Program Studi 2. Data Siswa 3. Data Peminatan Program Studi
B.
Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yang dapat berupa catatan-catatan, laporan-laporan tertulis, dokumen-dokumen dan makalah-makalah serta daftar pustaka. Data Sekunder dapat diperoleh berupa : 1. Alamat Web 2. Buku Literatur
33
34
3.3
Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan tugas akhir ini perlu adanya suatu metode tertentu yang akan digunakan
dalam pengumpulan basis data
yang
diperoleh dengan cara sebagai berikut : a. Survey Yaitu dengan meminta data peminatan program studi secara langsung kepada pihak sekolah melalui guru bimbingan konseling. b. Wawancara Dengan melakukan wawancara seputar masalah yang berhubungan dengan pemilihan program studi. Diantaranya berupa pertanyaan : 1. Kriteria-kriteria apa yang harus dipenuhi dalam penentuan program studi 2. Jenis-jenis program studi apa saja yang terdaftar. c. Studi Pustaka Yaitu suatu penelahan kepustakaan guna menegakkan landasan teoritis penelitian yang akan dilakukan. Secara garis besar, sumber bacaan dapat dibagi menjadi dua yaitu acuan umum terutama terdapat pada buku – buku penunjang yang ada hubunganya dan acuan khusus yang berupa laopran hasil penelitian.
35
3.4
Metode Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem yang dipakai adalah Waterfall. Model pendekatan ini dilakukan secara rinci dan direncanakan dengan baik. Tahapan yang dilakukan dalam pendekatan adalah : Requirement Spesification Architectural Design Coding
Integritasi & Testing Training & Implementasi Operasi & Maintenance
Gambar 3.1 : Bagan Sistem Pengembangan Sistem dengan Waterfall Sumber : [10]
1. Requirment Spesification Merupakan tahap awal dilakukan dengan cara mengidentifikasi analisa permasalahan. 2. Architectural Design Merupakan tahap perancangan sistem, untuk meningkatkan sistem lama.
36
3. Coding Merupakan pengaplikasian rancangan sistem ke dalam bahasa pemrograman. 4. Integrasi and Testing Merupakan tahap penggabungan materi sistem lama dengan aplikasi baru yang dihasilkan. 5. Training and Implementation Merupakan tahap pemasangan aplikasi ke obyek yang memerlukan 6. Operation and Maintenance Merupakan tahap perawatan sistem guna pengembangan sistem yang berkelanjutan.
3.5
Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah Metode Kualitatif Merupakan serangkaian observasi dimana tiap observasi yang terdapat dalam sample tergolong pada salah satu dari kelas-kelas yang ekslusif secara bersama-sama dan yang kemungkinan tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka. Data-data yang telah diperoleh diolah dengan cara merancang basis data secara terperinci agar diperoleh alternative pemecahan masalah alat-alat yang digunakan, misalnya : a. Kamus Data (Data Dictionary) Merupakan gambaran dari seluruh atribut yang ada dan diambil secara langsung dari formulir atau slip yang ada pada obyek penelitian, misalnya data jenis program studi, data siswa, data pemilihan program studi dan lainya.
37
b. ERD (Entity Relationaship Diagram) Merupakan diagram yang menunjukkan hubungan antara entitasentitas yang ada dalam suatu hubungan entitas tentang apa data itu berbicara 3.6
Rencana Implementasi Sistem Rencana implementasi sistem dilakukan untuk menyelesaikan desain basis data yang ada dalam dokumen yang disetujui, maka perusahaan akan mulai menggunakan basis data baru. 3.6.1 Instalasi Software Instalasi software dilakukan setelah instalasi hardware selesai dilakukan. Software yang diperlukan antara lain sebagai berikut : 1. Sistem Operasi Windows XP atau Windows 7 2. MySql 3. Visual Basic 6.0
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1
Tinjauan Umum Sekolah 4.1.1 Sejarah Singkat SMA NEGERI 9 SEMARANG SMA 9 Semarang didirikan tahun pelajaran 1981/1982 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor : 0219/O/1981, tanggal 14 Juli 1981 yang ditanda tangani oleh Sekretaris Jenderal Soetanto Wirjoprasonto tentang pembukaan sekolah baru, maka secara resmi berdirilah SMA Negeri 9 Semarang. Diawal berdirinya, SMA Negeri 9 Semarang diampu oleh 15 orang guru dengan Kepala Sekolah yang pertama adalah bapak R. Soemarman. Terdiri dari kelas satu sebanyak 3 kelas bergabung dengan SMA Negeri 4 yang beralamat di Jl. Karang Rejo Raya Banyumanik. Karena terbatasnya ruang kelas, maka 3 kelas SMA Negeri 9 tersebut harus masuk siang. Pada tanggal 1 Februari 1982 selesailah pembangunan tahap awal 6 ruang kelas baru di Jl. Cemara Raya Pedalangan Banyumanik. Tanggal 30 Januari 1982 keluarlah Surat Keputusan Kepala SMA Negeri 9 Semarang nomor : 045 /I03.4 SMA 9. 016 H 1982 tentang pemindahan kegiatan belajar mengajar SMA Negeri 9 Semarang dari SMA Negeri 4 ke gedung SMA N 9 yang baru. Sampai sekarang pembangunan sarana kegiatan belajar mengajar terus bertambah. Dari tahun 1982 yang hanya terdiri dari 6 ruang kelas, SMA Negeri 9 sekarang sudah memiliki sarana cukup memadai, terdiri dari : 1. Ruang kelas : 24 kelas 2. Ruang Laboratorium : a. 1 lab. Fisika b. 1 lab. Kimia c. 1 lab. Biologi d. 1 lab. Bahasa 38
39
e. 2 lab. Komputer
3. Ruang lain : ruang guru, ruang multimedia, ruan kepala dan wakil kepala, kantor TU, perpustakaan, ruang BP/BK, OSIS, Mushola, Aula, kantin, UKS dan koperasi.
Sejak berdiri SMA Negeri 9 dipimpin oleh beberapa kepala sekolah, yaitu : 1. Drs. Soebandi, menjabat dari tahun 1981 – 1982 2. R. Soemarman, menjabat dari tahun 1982 – 1989 3. Drs. Mudjiman, menjabat dari tahun 1989 – 1992 4. Eryono, BA, menjabat dari tahun 1992 – 1998 5. Dra. Sutji Aryani, MPd, menjabat dari tahun 1998 – 2003 6. Dra. Hj. Sri Nurwati, MPd, menjabat dari tahun 2003 – 2005 7. Slamet Panca Mulyadi, MPd, menjabat dari tahun 2005 – 2009 8. Drs. Nasikhun,M.Pd dari 2009-2012. 9. Drs. Wiharto dari 2012-sekarang.
40
4.1.2 Struktur Organisasi Struktur Organisasi menunjukan adanya hubungan antara komponen-komponen yang ada, sehingga jelas adanya kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing sesuai fungsi dan tugas pokoknya. Struktur anggota dapat dilihat pada gambar dibawah ini. STRUKTUR ORGANISASI SMA NEGERI 9 SEMARANG KOMITE SEKOLAH
KEPALA SEKOLAH
KAUR TATA USAHA
WAKASEK KURIKULUM
Koordinator Guru Mapel (MGMP)
WAKASEK KESISWAAN
WALI KELAS
WAKASEK SARPRA
Guru Mapel
Guru BK
WAKASEK HUMAS
Tenaga Kependidikan Lainnya
SISWA Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekolah SMA Negeri 9 Semarang
41
4.1.3 Job Description 1.
Kepala Sekolah Kepala sekolah sebagai orang yang dipercaya memimpin institusi terdepan berkewajiban melakukan semua kebijakan Departemen Pendidikan dan mampu menjabarkannya
dalam
rangka
mencapai
tujuan
pendidikan. Kepala sekolah bertanggung jawab keluar dan ke dalam atas keseluruhan pengelolaan sekolah.Semua kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan kepada ketentuan yang berlaku. a. Kepala Sekolah sebagai Edukator Kepala Sekolah harus mampu membina, mendidik, dan melatih semua guru dan personil sesuai dengan bidang dan tugasnya masing-masing dalam usaha memberikan tambahan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman maupun perubahan sikap yang lebih positif terhadap pelaksanaan tugas. b. Kepala Sekolah sebagai Manager Kepala Sekolah mampu membagi habis semua tugas kepada guru dan personil sesuai tingkat pengetahuan dan
kemampuan
masing-masing.Kepala
Sekolah
mampu memimbing semua personil agar mampu melaksanakan tugas seoptimal mungkin secara efektif dan efisien.Kepala
Sekolah sanggup
mengontrol
jalannya pelaksanaan tugas sesuai fungsi dan program yang sudah direncanakan. c. Kepala Sekolah sebagai Administrator Kepala Sekolah harus mampu mendayagunakan sumber daya yang ada, baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya sarana dan prasarana.
42
d. Kepala Sekolah sebagai Supervisor Kepala
Sekolah
harus
memiliki
pengetahuan,
kemampuan berpendidikan dan berpengalaman dan mampu bertindak selaku mitra kerja dalam usaha membantu guru dan personil untuk mengembangkan profesinya melalui kegiatan efektif. 2.
Komite Sekolah Bertugas mengawasi sekaligus mengupayakan hal-hal yang
berkaitan
dengan
pendidikan.Komite
sekolah
bekerjasama dengan kepala sekolah dalam hal kordinasi kemajuan financial dari sekolah.Komite sekolah terbentuk dari
elemen-elemen
yang
berkaitan
erat
dengan
lingkungan sekolah. 3.
Tata Usaha Kepala Tata Usaha Sekolah bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Menyusun program tata usaha sekolah b. Mengelola keungan sekolah c. Mengurus administrasi keuangan dan siswa d. Membina dan mengembangkan karir pegawai tata usaha e. Menyusun administrasi perlengkapan sekolah f. Menyusun dan menyajikan data / statistic sekolah g. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 6K h. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan secara berkala.
4.
Wakil Kepala Bidang Kurikulum a. Penyusunan program tahunan b. Perencanaan kelas
43
c. Penyusunan jadwal kelas d. Penyusunan satuan pelajaran e. KBM dan pembinaannya f. Semesteran g. Kulikuler h. Ekstrakuliler i.
Pengelolaan nilai semester
j.
Rapat-rapat Guru dan Wali Kelas
k. Pembagian Raport akhir semester l.
Pengelolaan Nilai Semester
m. Kegiatan MGMP n. Pembagian Kelas II o. Pengelolaan Nilai UN p. Pengabsahaan STTB dan lainnya. q. Perencanaan Praktikum di labolatorium r. Perencanaan Penyusunan karya tulis s. Mengusulkan Guru Teladan 5.
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan a. Penerimaan Siswa Baru b. Perencanaan Masa Orientasi Sekolah bagi siswa kelas 1 baru c. Penyususnan kelas d. Ekstrakulikuler e. Pembinaan OSIS f. Perencanaan dan Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah g. Mutasi Siswa h. Pengisian Buku Induk i.
Pembinaaan Pramuka
j.
Pembinaan dan pengembangan UKS
k. Pemantapan wawasan wiyata mandala dan 7 K l.
Presensi siswa
44
m. Pelaksanaan upacara bendera setiap minggu pertama,tanggal 17 agustus dan Hari Besar Nasional 6.
Wakil Kepala bidang Sarana dan Prasarana a. Pengadaan Ruangan / local b. Pengadaan perlengkapan administrasi sekolah c. Pemeliharaan dan pengembangan perpustakaan sekolah d. Laboratorium e. Rehabilitas sekolah f. Rehabilitas dan pengadaan alat-alat kantor dan kelas g. Inventaris Tropy dan piagam
7.
Wakil Kepala Bidang Humas a. Kerjasama dengan komite sekolah b. Penyelenggaraan rapat komite sekolah c. Kerjasama antar sekolah d. Peringatan Hari Besar Nasional dan Agama e. Penelusuran Lulusan f. Karya Wisata g. Kerjasama dengan instansi lain diluar Depdikbud h. Pesantren Kilat
8.
i.
Notulen Rapat
j.
Monitoring Guru dan karyawan
Guru Guru bertanggung jawab kepada sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Tugas dan tanggung jawab seorang guru meliputi : a. Membuat perangkat program pengajaran 1. AMP 2. Program Tahunan / Semester 3. Program Satuan Pengajaran
45
4. Program Rencana Pengajaran 5. Program Mingguan Guru 6. LKS b. Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran c. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar,ulangan harian,ulangan umum,ujian akhir d. Melaksanakan analisis hasil ualangan harian e. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan f. Mengisi daftar nilai siswa g. Mengisi daftar nilai siswa h. Melaksanakan kegiatan membimbing ( pengimbasan pengetahuan ) kepada guru lain dalam kegiatan proses belajar mengajar i.
Membuat alat pelajaran / alat peraga
j.
Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni
k. Melaksanakan tugas tertentu disekolah l.
Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya
m. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa n. Mengisi dan menelitii daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran o. Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum p. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkat 9.
Siswa a. Merupakan anak didik yang melakulkan kegiatan belajar disekolah b. Mentaati peraturan yang ada dalam sekolah c. Belajar dengan baik dan benar
46
d. Patuh dan taat kepada kepala sekolah, guru, dan karyawan e. Mandapat fasilitas belajar dan beasiswa
4.1.4 Narasi Prosedur 1. Guru BK menyerahkan data Program studi ke siswa, selanjutnya siswa mengisi data kuesioner. 2. Data profil nilai yang diisi beserta data siswa diserahkan ke administrator,
untuk
selanjutnya
administrator
melakukan
analisa, sedangkan data program studi diarsip oleh siswa. 3. Setelah dianalisa selanjutnya dihasilkan data hasil analisa dan daftar program studi yang sesuai. Data siswa, Data profil nilai dan data hasil analisa diarsip oleh administrator, sedangkan daftar program studi yang sesuai diserahkan ke siswa. 4. Lalu Adsministrator membuat laporan siswa dan laporan hasil program studi diserahkan Guru BK untuk diarsip.
47
4.1.5 Flow Of Document Pemilihan Program Studi GURU BK
SISWA
ADMINISTRATOR a
Data Program studi
Data Siswa
Data Program studi
Data Isian profil nilsi
Data Siswa
b Isi Data profil nilai
Lakukan analisa
Laporan Siswa
Data Siswa
Data Program studi
c
Data Isian profil nilai
Data Siswa Data Isian profil nilai
Daftar Hasil analisastudi Program yg sesuai
d c c a
Laporan Progdi yang sesuai
Buat laporan Siswa
c c
Data Siswa
Daft rogram studi yg sesuai
Laporan Siswa c
c
b Buat laporan Progdi yang sesuai
Daftar Program studi yg sesuai Laporan Progdi yg sesuai
c d
Gambar 4.2 : Flow Of Document Pemilihan Program Studi Sumber : SMA Negeri 9 Semarang
d d
48
4.2
Analisis Sistem Dalam menghasilkan suatu sistem yang diinginkan dan tepat perlu adanya suatu analisisa dan desain sistem yang jauh lebih baik dari sebelumnya, analisis sistem mempunyai peranan dan fungsi untuk mengidentifikasikan masalah, menentukan sasaran yang harus dicapai dalam memenuhi kebutuhan, memilih alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat serta merencanakan dan merancang sistem, dalam tahap – tahap analisis sistem yang akan penulis gunakan adalah sebagai berikut : 4.2.1 Identifikasi Masalah dan Sumber Masalah 4.2.1.1 Identifikasi Masalah Kerumitan yang dihadapi para siswa SMA saat hendak memilih program studi apa yang akan diambil pada saat melanjutkan pendidikannya diperguruan tinggi. Para siswa dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan dan pilihan yang cukup rumit. Pertimbangan dari pihak siswa sendiri misalnya bidang studi yang paling ia kuasai,minat siswa,citacita,nilai
akademik,dan
lingkungan
pergaulan.Sedangkan
pertimbangan yang datang dari sisi orang tua misalnya biaya pendidikan dan harapan orang tua terhadap anaknya.Beragam pertimbangan tersebut
membuat
siswa
bingung
dalam
mengambil keputusan,hingga akhirnya tidak sedikit siswa yang mengambil keputusan dalam memilih perguruan tinggi berdasarkan perasaan, ajakan teman dan ambisi orang tua saja, padahal semuanya itu tidak bisa dipakai sebagai tolak ukur yang tepat. 4.2.1.2 Identifikasi Kebutuhan Manfaat Adanya pengembangan sistem baru ini mempunyai manfaat yang sangat besar, antara lain :
49
1. Dapat membantu para siswa dengan memberikan alternatif-alternatif terbaik dalam menentukan program studi mana yang sesuai bagi mereka. 2. Para siswa dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal untuk mencapai cita-citanya. 3. Para orang tua dapat mengetahui gambaran seberapa besar alokasi yang harus mereka keluarkan untuk membiayai studi anaknya.Sekolah yang bersangkutan mempunyai nilai lebih dari sekolah lain denkgan adanya sistem baru. 4.2.2 Unsur-unsur yang dipertimbangkan dalam Memilih program Studi Pada Perguruan Tinggi Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memilih proram studi dalam sebuah perguruan tinggi,diantaranya adalah reputasi
perguruan
tinggi,biaya,lokasi
perguruan
tinggi,dan
beberapa kriteria lain yang menunjang nilai lebih sebuah perguruan tinggi. Dari sini dapat diketahui, permasalahan ada adalah merancang sistem pendukung keputusan pemilihan program studi di perguruan tinggi bagi para siswa SMA yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Setelah
menentukan
permasalahan
yang
ada,langkah
selanjutnya adalah menentukan kriteria.Kriteria yang dibuat merupakan rincian dari persoalan optimasi pemilihan program studi.Untuk menentukan kriteria tersebut,maka dilakukan survei di SMA.
Hasil survei yang diperoleh dari SMA, kriteria yang mempengaruhi antara lain: a)
Kemampuan Eksakta Kemampuan yang dimiliki siswa dalam mata pelajaran yang berdasarkan ketepatan dan kecermatan dalam metode
50
penelitian dan analisis. Dengan tingginya nilai rata-rata kemampuan eksakta maka siswa cenderung akan lebih memilih program studi berbasis eksakta. Skala nilai eksakta mempunyai daftar sebagai berikut: 1. Skala 1, jika Nilai eksakta < = 75 2. Skala 2, jika Nilai eksakta >75 s.d 80 3. Skala 3, jika Nilai eksakta >80 s.d 85 4. Skala 4, jika Nilai eksakta >85 s.d 90 5. Skala 5, jika Nilai eksakta > 90 s.d 100
b)
Kemampuan Non Eksakta Kemampuan yang dimiliki siswa diluar mata pelajaran yang berdasarkan ketepatan dan kecermatan dalam metode penelitian
dan
analisis.
Kemampuan
Non
Eksakta
digunakan untuk memperkuat kepercayaan diri para siswa dalam memilih program studi. Dengan tingginya nilai ratarata kemampuan non eksakta maka siswa cenderung akan lebih memilih program studi berbasis eksakta. Skala nilai eksakta mempunyai daftar sebagai berikut: 1. Skala 1, jika Nilai non eksakta < = 75 2. Skala 2, jika Nilai non eksakta >75 s.d 80 3. Skala 3, jika Nilai non eksakta >80 s.d 85 4. Skala 4, jika Nilai non eksakta >85 s.d 90 5. Skala 5, jika Nilai non eksakta > 90 s.d 100
c)
Kompetensi Kompetensi adalah ukuran / kemampuan siswa yang dimiliki oleh siswa dalam suatu bidang tertentu, dalam menunjang kemampuan akademis.
51
Skala nilai kompetensi mempunyai daftar sebagai berikut: 1. Skala 1, jika Nilai kompetensi < = 75 2. Skala 2, jika Nilai kompetensi > 75 s.d 80 3. Skala 3, jika Nilai kompetensi > 80 s.d 85 4. Skala 4, jika Nilai kompetensi > 85 s.d 90 5. Skala 5, jika Nilai kompetensi > 90 s.d 100
Pemilihan Program Studi di Perguruan
Tinggi
Kemampuan Eksakta
Kemampuan Non Eksakta
Kompetensi
siswa Gambar 4.3 : Kriteria Pemilihan Program Studi pada Perguruan Tinggi
4.2.3
Jenis-jenis Program Studi Dalam Perguruan Tinggi Jenis program studi yang ada pada tiap-tiap perguruan tinggi sangatlah banyak, untuk memperolehnya perlu literatur yang menunjang, termasuk diantaranya dari internet maupun buku pedoman masuk perguruan tinggi (UNPTN).Jenis-jenis yang ada antara lain : 1.
Pendidikan Merupakan program studi yang diambil yang nantinya setelah lulus akan diterapkan langsung dalam dunia pendidikan atau belajar mengajar. Yang termasuk program pendidikan antara lain : a. Pendidikan Eksakta 1) Pendidikan Ilmu Matematika 2) Pendidikan Ilmu Fisika 3) Pendidikan Ilmu Kimia 4) Pendidikan Ilmu Biologi
52
5) Pendidikan Ilmu Elektronika 6) Pendidikan Ilmu Sipil
b. Pendidikan Sosial 1) Pendidikan Ilmu Sosial politik 2) Pendidikan Ilmu Kewarganegaraan 3) Pendidikan Ilmu Sosial dan Budaya 4) Pendidikan Ilmu Sejarah 5) Pendidikan Ilmu Geografi c. Pendidikan Ekonomi 1) Pendidikan Ilmu Ekonomi Dasar 2) Pendidikan Ilmu Ekonomi Manajemen d. Pendidikan Teknik 1) Pendidikan Teknik Elektro 2) Pendidikan Teknik Geodasi 3) Pendidikan Teknik Informatika 4) Pendidikan Teknik Komputer 5) Pendidikan Teknik Sipil 6) Pendidikan Teknik Kimia 7) Pendidikan Teknik Nuklir 8) Pendidikan Teknik Kelautan 9) Pendidikan Teknik Nautika 10)Pendidikan Teknik Planologi 11)Pendidikan Teknik Makanan 12)Pendidikan Teknik Makanan Hewan 2. Non Pendidikan Merupakan jenis program studi yang nantinya setelah lulus aplikasinya untuk selain bidang pendidikan. a. Eksata 1) Metematika 2) Fisika
53
3) Kimia 4) Biologi 5) Elektronika 6) Sipil 7) Arsitek b. Sosial 1) Sosial Politik 2) Kewarganegaraan 3) Sosial dan Budaya 4) Sejarah dan Arkeologi 5) Geografi 6) Platonomi c. Ekonomi 1) Ekonomi Dasar 2) Manajemen 3) Akuntansi d. Teknik 1) Teknik Elektro 2) Teknik Geodasi 3) Teknik informatika 4) Teknik komputer 5) Teknik Sipil 6) Teknik Kimia 7) Teknik Nuklir 8) Teknik Kelautan 9) Teknik Nautika 10) Teknik Planologi 11) Teknik Makanan 12) Teknik Makanan Hewan e. Kesehatan 1) Kesehatan Umum
54
2) Kedoktearan Hewan 3) Kedokteran Umum 4) Kedokteran Masyarakat
f. Ilmu Agama 1) Ilmu Agama Islam 2) Ilmu Agama Kristen 3) Ilmu Agama Budha 4) Ilmu Agama hindu g. Ilmu Sosial Politik 1) Administrasi Niaga 2) Administrasi pemerintahan 3) Administrasi Masyarakat h. Psokologi 1) Psikologi pendidikan 2) Psikologi Perusahaan 3) Psikologi Organisasi 4) Psikologi Klinis 5) Psikologi umum 6) Psikologi Perkembangan i. BioTeknologi 1) Bioteknologi Industri 2) Bioteknologi Informatika 3) Bioteknologi Medis 4) Bioteknologi Lingkungan j. Sastra 1) Sastra Indonesia 2) Sastra Jawa 3) Sastra Inggris 4) Sastra Jepang 5) Sastra Belanda
55
6) Sastra Jerman 4.3 Perhitungan Profile Matching Untuk Pemilihan Program Studi a. Skala Nilai Eksakta Skala nilai eksakta mempunyai daftar sebagai berikut: 1. Skala 1, jika Nilai eksakta < = 75 2. Skala 2, jika Nilai eksakta >75 s.d 80 3. Skala 3, jika Nilai eksakta >80 s.d 85 4. Skala 4, jika Nilai eksakta >85 s.d 90 5. Skala 5, jika Nilai eksakta > 90 s.d 100 b. Skala Nilai Non Eksakta Skala nilai non eksakta mempunyai daftar sebagai berikut: 1. Skala 1, jika Nilai non eksakta < = 75 2. Skala 2, jika Nilai non eksakta >75 s.d 80 3. Skala 3, jika Nilai non eksakta >80 s.d 85 4. Skala 4, jika Nilai non eksakta >85 s.d 90 5. Skala 5, jika Nilai non eksakta > 90 s.d 100 c. Skala Nilai Kompetensi Skala nilai kompetensi mempunyai daftar sebagai berikut: 1. Skala 1, jika Nilai kompetensi < = 75 2. Skala 2, jika Nilai kompetensi >75 s.d 80 3. Skala 3, jika Nilai kompetensi > 80 s.d 85 4. Skala 4, jika Nilai kompetensi > 85 s.d 90 5. Skala 5, jika Nilai kompetensi > 90 s.d 100
56
2.
Variabel Dalam Penilaian Tabel 4.1 : Tabel Nilai Profile dari Kriteria No.
Aspek
Nilai Profile
1
Nilai Non eksakta
2
2
Nilai eksakta
2
3
Nilai Kompetensi
3
3. Proses Perhitungan Pemetaan Gap Kompetensi GAP = Profile Siswa – Profile Program Studi
a. Pemetaan GAP untuk kriteria nilai eksakta Tabel 4.2 : Pengelompokan GAP untuk kriteria nilai eksakta Kode Item
Profile Siswa
NIS
NAMA
101
Hesti
3
102
Fahza
4
103
Reza
2
Gap
Profile Pemilihan
2
Progdi GAP
101
Hesti
1
102
Fahza
2
103
Reza
0
57
Skala nilai eksakta mempunyai daftar sebagai berikut: - Skala 1, jika Nilai eksakta < = 75 - Skala 2, jika Nilai eksakta >75 s.d 80 - Skala 3, jika Nilai eksakta >80 s.d 85 - Skala 4, jika Nilai eksakta >85 s.d 90 - Skala 5, jika Nilai eksakta > 90 s.d 100 b. Pemetaan GAP untuk kriteria non eksakta Tabel 4.3 : Pengelompokan GAP untuk kriteria non eksakta Kode Item
Profile Siswa
NIS
NAMA
101
Hesti
2
102
Fahza
3
103
Reza
5
Gap
Profile Pemilihan
2
Progdi GAP
101
Hesti
0
102
Fahza
1
103
Reza
3
Skala nilai non eksakta mempunyai daftar sebagai berikut: - Skala 1, jika Nilai non eksakta <= 75 - Skala 2, jika Nilai non eksakta >75 s.d 80 - Skala 3, jika Nilai non eksakta >80 s.d 85 - Skala 4, jika Nilai non eksakta >85 s.d 90 - Skala 5, jika Nilai non eksakta > 90 s.d 100
58
c. Pemetaan GAP untuk Kriteria Nilai Kompetensi Tabel 4.4 : Pengelompokan GAP untuk kriteria Nilai Kompetensi Kode Item
Profile Siswa
NIS
NAMA
101
Hesti
3
102
Fahza
5
103
Reza
4
Gap
Profile Pemilihan
3
Progdi GAP
101
Hesti
0
102
Fahza
2
103
Reza
1
Skala nilai kompetensi mempunyai daftar sebagai berikut: - Skala 1, jika Nilai kompetensi < = 75 - Skala 2, jika Nilai kompetensi >75 s.d 80 - Skala 3, jika Nilai kompetensi > 80 s.d 85 - Skala 4, jika Nilai kompetensi > 85 s.d 90 - Skala 5, jika Nilai kompetensi > 90 s.d 100
59
4. Proses Pemetaan GAP Kompetensi a. Tabel Bobot Nilai GAP Tabel Bobot Nilai GAP
b. Pembobotan Nilai GAP terhadap Kriteria Nilai Eksakta Tabel 4.5 : Tabel Pembobotan Nilai GAP terhadap kriteria Nilai Eksakta
GAP
Bobot Nilai GAP
Kode Item
NIS
NAMA
101
Hesti
1
102
Fahza
2
103
Reza
0
101
Hesti
5.5
102
Fahza
4.5
103
Reza
6
60
c. Pembobotan Nilai GAP terhadap criteria nilai non eksakta Tabel 4.6 : Tabel Pembobotan Nilai GAP terhadap kriteria nilai non eksakta
GAP
Bobot Nilai GAP
Kode Item
NIS
NAMA
101
Hesti
0
102
Fahza
1
103
Reza
3
101
Hesti
6
102
Fahza
5.5
103
Reza
3.5
d. Pembobotan Nilai GAP terhadap kriteria nilai kompetensi Tabel 4.7 : Tabel Pembobotan Nilai GAP terhadap kriteria nilai kompetensi
GAP
Bobot Nilai GAP
Kode Item
NIS
NAMA
101
Hesti
0
102
Fahza
2
103
Reza
1
101
Hesti
6
102
Fahza
4.5
103
Reza
5.5
61
5. Perhitungan Nilai Total Tiap Aspek a. Perhitungan Core Factor Tabel 4.8 : Tabel Perhitungan Core Factor
NIS
Nama
Core
Bobot GAP Nil Eksakta (I)
Bobot GAP Nil. Non Eksakta (II)
Faktor=0.6 *(I+II)
101
Hesti
6.5
5.5
7.2
102
Fahza
4.5
3.5
4.8
103
Reza
5.5
4.5
6
b. Perhitungan Secondary Factor Tabel 4.9 : Tabel Perhitungan Secondary Factor
NIS
Nama
Bobot GAP Nil.
Secondary
Kompetensi
Faktor=0.4*
(III)
(I)
101
Hesti
5.5
2.2
102
Fahza
4.5
1.8
103
Reza
6
2.4
c. Perhitungan Nilai Total Aspek Tabel 4.10 : Tabel Perhitungan Nilai Total Aspek (NI) Core
Secondary
Nilai Total
Factor
Factor
Aspek (NI)
Hesti
7.2
2.2
9.4
1
102
Fahza
4.8
1.8
6.6
3
103
Reza
6
2.4
8.4
2
NIS
Nama
101
Rangking
62
Desain Sistem Desain sistem meliputi context diagram, decompisisi diagram, data flow diagram (diagram turunan) 4.4.1 Context Diagram
Data siswa Siswa
Daftar Program Studi
Laporan Siswa
Laporan Progdi yang sesuai
Laporan Progdi
Guru BK
Data program studi
4.4
SPK Pemilihan Program Studi
Daftar Program Studi yang Sesuai
Gambar 4.4 : Context Diagram
Adsministrator Hasil Analisa
63
4.4.2 Decomposition Diagram 0 SPK Pemilihan Program Studi
TOP LEVEL
2 Proses Pemilihan
1. Pendataan
LEVE L0
LEVE L1 1.1 Pendataan Program Studi
1.2 Laporan Program Studi
1.3 Pendataan Siswa
1.4 Laporan Siswa
Gambar 4.5 : Decomposition Diagram
2.1 Analisa
2.2 Laporan Progdi yang sesuai
64
4.4.3 DFD Level 0
Data progdi Data siswa Siswa
1 pendataan
Daftar Progdi Daftar Progdi yang sesuai
progdi progdi progdi
administrator
Data Hasil Analisa pemilihan
siswa
Laporan Siswa Laporan Progdi
Guru BK
analisa
siswa siswa
2 Proses Pemilihan
Gambar 4.6 : DFD Level 0
analisa analisa
Laporan Progdi yang sesuai
65
4.4.4 DFD Level 1 Proses Pendataan
Data progdi Guru BK
1.1 Pendataan Progdi
Daftar progdi
progdi Progdi progdi
Laporan Progdi
1.2 Laporan Progdi
1.3 Pendatan Siswa
Siswa
Data Siswa
siswa siswa siswa
Laporan Siswa
1.4 Laporan Siswa
Gambar 4.7 : DFD Level 1 Proses Pendataan
66
4.4.5 DFD Level 1 Proses Pemilihan
2.1 Siswa
Data siswa
Analisa
Daftar Progdi yang sesuai
Data Hasil Analisa pemilihan
progdi progdi progdi
siswa
analisa
siswa
analisa analisa
siswa 2.2 Laporan Hasil Analisa
Guru BK Lap. Progdi yang sesuai
Gambar 4.8 : DFD Level 1 Proses Pemilihan
administrator
67
4.5
Perancangan Basis Data a. ERD ( Entity Relationship Diagram )
NIS Nm_siswa
Kd_progdi
Nil_eksakta
Bobot_profile_eksakta
NIS Alm_siswa Kota_siswa
Nil_kompetensi Kd_progdi
Nm_Progdi Bobot_profile_non_ eksakta
Nil_Non_eksakta
Bobot_profile_kompetensi
Tlp_siswa
progdi
memilih
siswa M
M M
M
Analisa
No_analisa NIS Kd_progdi
Bbt_eksakta Bbt_Non_eksakta Bbt_kompetensi
Gambar 4.9 : Entity Relationship Diagram
68
b. Transformasi ERD ke Tabel Tabel Siswa NIS Nm_siswa Alm_siswa Kota_siswa Telp_siswa
Tabel Progdi Kd_ Progdi
Nm_ Progdi
Bobot_ Profile eksakta
Bobot_ Profile_ Non_ Eksakta
Bobot_ Profile_ Kompetensi
Tabel Memilih NIS
Kd_ Progdi
Nil_ eksakta
Nil_ Non_ Eksakta
Nil_ Kompetensi
Tabel Analisa No Analisa
NIS
Kd_ progdi
Bobot_ eksakta
Bobot_ Bobot_ Non_ Kompetensi Eksakta
69
c. Uji Normalisasi Tabel
1. Tabel Siswa
NIS Nm_Siswa Alm_Siswa Kota_Siswa Telp_Siswa
Tabel Siswa memenuhi 1 NF (First Normal Form) Setiap data dibentuk dalam file-file dari satu record demi satu record dan field-fieldnya berupa “atomic value” (tidak dipecah lagi) serta tidak ada atribut yang berulang-ulang. Sudah memenuhi criteria untuk 1 NF dan atribut bukan kunci harus bergantung secara fungsi pada kunci utama serta kunci field harus
unik dan dapat mewakili atribut lain
yang menjadi
anggotanya. Tabel Siswa memenuhi 2 NF (Second Normal Form) Tabel Siswa
:
NIS, Nm_Siswa, Alm_Siswa, Kota_Siswa, Telp_ Siswa
NIS
Nm_Siswa,Alm_Siswa,Kota_Siswa,Telp_siswa
Tabel Siswa memenuhi normal II (2NF) karena pada Tabel Siswa, semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer (Nm_Siswa,Alm_Siswa,Kota_ Siswa,Telp_ Siswa) mempunyai ketergantungan fungsional (KF) pada key primer (NIS) secara utuh. Tabel Siswa memenuhi 3 NF (Third Normal Form) Memenuhi syarat atau berada dalam normal kedua Setiap atribut kunci tidak tergantung secara fungsional kepada atribut bukan kunci yang lain. Tabel Siswa : NIS, Nm_siswa,Alm_siswa,Kota_siswa, Telp_siswa
70
Ketergantungan tabel diatas adalah : NIS
Nm_siswa,Alm_siswa,Kota_siswa, Telp_siswa
Nm_siswa
Alm_siswa,Kota_siswa,Telp_siswa.
Alm_siswa
Kota_siswa,Telp_siswa,Nm_siswa.
Kota_siswa
Telp_siswa,Nm_siswa,Alm_siswa.
Telp_siswa
Nm_siswa,Alm_siswa,Kota_siswa.
Tabel Siswa memenuhi 3-NF karena tidak ada atribut yang bukan kunci utama saling tergantung secara fungsional.
2. Tabel Progdi Tabel Progdi Kd_ Progdi
Nm_ Progdi
Bobot_ Profile_ eksakta
Bobot_ Profile_ Non_ Eksakta
Bobot_ Profile_ Kompetensi
Tabel Progdi memenuhi 1 NF (First Normal Form) Setiap data dibentuk dalam file-file dari satu record demi satu record dan field-fieldnya
berupa “atomic
value” (tidak
dipecah lagi) serta tidak ada atribut yang berulang-ulang. Sudah memenuhi criteria untuk 1 NF dan atribut bukan kunci harus bergantung secara fungsi pada kunci utama serta kunci field harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.
Tabel Progdi memenuhi 2 NF (Second Normal Form) Tabel Progdi :
Kd_Progdi,Nm_Progdi,Bobot_Profile_
eksakta,bobot_Profile_non_eksakta,Bobot_Profile_Kompetensi
71
Kd_Progdi
Nm_Progdi,
Bobot_Profile_eksakta,
bobot_Profile_non_eksakta, Bobot_Profile_Kompetensi. Tabel Progdi memenuhi normal II (2NF) karena pada Tabel Progdi, semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer (Nm_Progdi,
Bobot_Profile_eksakta,
bobot_Profile_non_
eksakta,
Bobot_Profile_Kompetensi)
mempunyai
ketergantungan fungsional (KF) pada key primer (Kd_Progdi) secara utuh.
Tabel Progdi memenuhi 3 NF (Third Normal Form) -Memenuhi syarat atau berada dalam normal kedua -Setiap atribut kunci tidak tergantung secara fungsional kepada atribut bukan kunci yang lain. Tabel Progdi : Kd_Progdi,Nm_Progdi, Bobot_Profile_eksakta, bobot_Profile_non_eksakta, Bobot_Profile_Kompetensi. Ketergantungan tabel diatas adalah : Kd_Progdi
Nm_Progdi,Bobot_Profile_eksakta, Bobot_non_Profile_eksakta,Bobot_Profi le_Kompetensi
Nm_Progdi
Kd_Progdi,Bobot_Profile_eksakta,Bobot _Profile_non_eksakta,Bobot_Profile_Ko mpetensi
Bobot_
Kd_Progdi,
Nm_Progdi
,Bobot_
Profile_
Profile_non_eksakta,Bobot_Profile_Kom
Eksakta
petensi.
Bobot_Profil
Kd_Progdi,Nm_Progdi,Bobot_Profile_
e_non_
eksakta,Bobot_ Profile_ Kompetensi.
eksakta Bobot_
Kd_Progdi,
Nm_Progdi
,Bobot_
Profile_
Profile_eksakta,Bobot_Profile_non_eksa
72
Kompetensi
kta.
Tabel Progdi memenuhi 3-NF karena tidak ada atribut yang bukan kunci utama saling tergantung secara fungsional.
3. Tabel Memilih NIS
Kd_ Progdi
Nil_ Eksakta
Nil_ Non_ Eksakta
Nil_ Kompetensi
Tabel Memilih memenuhi 1 NF (First Normal Form) Setiap data dibentuk dalam file-file dari satu record demi satu record dan field-fieldnya
berupa “atomic
value” (tidak
dipecah lagi) serta tidak ada atribut yang berulang-ulang. Sudah memenuhi criteria untuk 1 NF dan atribut bukan kunci harus bergantung secara fungsi pada kunci utama serta kunci field harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.
Tabel Memilih memenuhi 2 NF (Second Normal Form) TabelMemilih:NIS,Kd_Progdi,Nil_Eksakta, Nil_Non_Eksakta, Nil_Kompetensi . NIS
Kd_Progdi,Nil_Eksakta, Nil_Non_Eksakta,
Nil_Kompetensi, Tabel Memilih memenuhi normal II (2NF) karena pada Tabel Memilih, semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer (Kd_Progdi,Nil_Nilai,Nil_Eksakta,
Nil_Non_Eksakta,
Nil_Kompetensi) mempunyai ketergantungan fungsional (KF) pada key primer (NIS) secara utuh. Tabel Memilih memenuhi 3 NF (Third Normal Form) -Memenuhi syarat atau berada dalam normal kedua
73
-Setiap atribut kunci tidak tergantung secara fungsional kepada atribut bukan kunci yang lain. TabelMemilih:NIS,Kd_Progdi,Nil_Eksakta, Nil_Non_Eksakta, Nil_Kompetensi . Ketergantungan tabel diatas adalah : NIS
Kd_Progdi,
Nil_eksakta,
Nil_non_
eksakta, Nil_Kompetensi Kd_Progdi
NIS, Nil_eksakta, Nil_non_ eksakta, Nil_Kompetensi
Nil _
NIS, Kd_Progdi, Nm_Progdi , Nil_non_
Eksakta
eksakta, Nil_Kompetensi
Nil_non_
NIS,
eksakta
Nil_Kompetensi.
Nil_
NIS,
Kompetensi
Nil_eksakta, Nil_non_eksakta.
Kd_Progdi,
Kd_Progdi,
Nil_eksakta,
Nm_Progdi,
Tabel Memilih memenuhi 3-NF karena tidak ada atribut yang bukan kunci utama saling tergantung secara fungsional.
4. Tabel Analisa No analisa
NIS
Kd_ progdi
Bobot_ eksakta
Bobot_ Bobot_ Non_ Kompetensi Eksakta
Tabel Analisa memenuhi 1 NF (First Normal Form) Setiap data dibentuk dalam file-file dari satu record demi satu record dan field-fieldnya
berupa “atomic
value” (tidak
dipecah lagi) serta tidak ada atribut yang berulang-ulang. Sudah memenuhi criteria untuk 1 NF dan atribut bukan kunci harus bergantung secara fungsi pada kunci utama serta kunci
74
field harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya. Tabel Analisa memenuhi 2 NF (Second Normal Form) Tabel Analisa:No_Analisa, Nis, Kd_Progdi, Bobot_Eksakta, Bobot_Non_Eksakta, Bobot _Kompetensi . No_Analisa
Nis,Kd_Progdi,Bobot_Eksakta,
Bobot _Non_Eksakta, Bobot _Kompetensi, Tabel Analisa memenuhi normal II (2NF) karena pada Tabel Analisa, semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer (Nis,
Kd_Progdi,Bobot_Eksakta,
Bobot_Non_Eksakta,
Bobot_Kompetensi) mempunyai ketergantungan fungsional (KF) pada key primer (No_Analisa) secara utuh. Tabel Analisa memenuhi 3 NF (Third Normal Form) -Memenuhi syarat atau berada dalam normal kedua -Setiap atribut kunci tidak tergantung secara fungsional kepada atribut bukan kunci yang lain. TabelAnalisa:No_Analisa,
Nis,
Kd_Progdi,Bobot_Eksakta,
Bobot_Non_Eksakta, Bobot_Kompetensi . Ketergantungan tabel diatas adalah : No_Analisa
Nis,
Kd_Progdi,
Bobot_eksakta,
Bobot_non_eksakta, Bobot_Kompetensi Nis
No_Analisa, Kd_Progdi, Bobot_eksakta, Bobot_non_eksakta, Bobot_Kompetensi
Kd_Progdi
No_Analisa,
Nis,
Bobot_eksakta,
Bobot_non_eksakta, Bobot_ Kompetensi Bobot _
No_Analisa,
Nis,
Eksakta
Kd_Progdi,Bobot_non_eksakta, Bobot_Kompetensi
Bobot_non_
No_Analisa,
Nis,
eksakta
Bobot_eksakta, Bobot_ Kompetensi.
Bobot_
No_Analisa,
Nis,
Kd_Progdi,
Kd_Progdi,
75
Kompetensi
Nm_Progdi,Bobot_eksakta,bobot_non_e ksakta,
Tabel Analisa memenuhi 3-NF karena tidak ada atribut yang bukan kunci utama saling tergantung secara fungsional.
76
d. Tabel Relasional SISWA * NIS Nm_Siswa Alm_Siswa Kota_Siswa Tepl_siswa
MEMILIH * NIS
PROGDI
**Kd_ProgdiNil_ Eksakta Nil_Non_Eksakta Nil_Kompetensi
*Kd_Progdi Nm_Progdi Bobot_Profile_eksakta Bobot_Profile_non_eksakta Bobot_profile_Kompetensi
ANALISA *No_analisa **NIS **Kd_Progdi
Bobot_Profile_eksakta Bobot_Profile_non_eksakta Bobot_profile_Kompetensi
Gambar 4.10 : Tabel Relasional
77
4.6
Kamus Data (Data Dictionary) 1.
Data Siswa
Siswa=NIS+Nm_Siswa+Alm_Siswa+Kota_Siswa+Telp_Siswa
NIS
: 4{numeric}4 Merupakan NIS yang diisi dengan format “9999”Karakter yang digunakan [09]Contoh : 101
Nm_Siswa
: 1{character}25 Merupakan nama siswa yang diisi dengan format “Xxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxx”Karakter yang digunakan [A-Z|az|.].Contoh
Alm_Siswa
= Sarahwati
: 6{ character}30 Merupakan alamat siswa yang diisi dengan format “Xxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxx”Karakter yang digunakan [A-Z|az|0-9| . |‘|-].Contoh : Jl. Mutadi Raya
Kota_Siswa
: 4{character}15 Merupakan kota siswa yang diisi denganformat [A-Z|a-z|0-9|.|‘|-].Contoh : Jogja
Telp_Siswa
: 9 {numeric} 12 Merupakan nomer telepon siswa yang diisi dengan format “999999999999” Karakter yang digunakan [0-9].Contoh : 024567789
78
2.
Data Progdi
Progdi
= Kd_Progdi + Nm_Progdi + Bobot _ Profile _ eksakta + bobot _ Profile _ non _ eksakta + Bobot _ Profile _ Kompetensi.
Kd_Progdi
: 5{char}15 Merupakan Kode progdi yang diisi dengan format “xx999” xx merupakan kode yang mengartikan bahwa itu progdi dan 999 adalah urutan progdi. Karakter yang digunakan digunakan [A-Z|az|.].[0-9] Contoh : PR001
Nm_Progdi
: 1{character}25 Merupakan nama program studi yang diisi denganformatXxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxx”. Karakter yang digunakan [A-Z|a-z|.].Contoh = Sistem informasi.
Bobot_Profile_ eksakta
: 1{decimal}1 Merupakan Bobot Profile_Eksakta skala dari eksakta dengan format “9”Karakter yang digunakan [0-5]Contoh : 1
Bobot_Profile_
: 1{decimal}1
non_
Merupakan
Bobot_Profile_non_Eksakta
Eksakta
skala dari non eksakta dengan format “9”Karakter yang digunakan [0-5]Contoh : 3
Bobot_Profile_
1{decimal}1
Kompetensi
Merupakan Bobot_ Profile_Kompetensi skala dari kompetensi organisasi dengan format
79
“9”Karakter yang digunakan [0-5]Contoh : 5
3. Data Memilih Memilih=NIS+Kd_Progdi
+
Nil_Eksakta+Nil_Non_Eksakta+Nil_Kompetensi
NIS
: 4{numeric}4 Merupakan NIS yang diisi dengan format “9999”. Karakter yang digunakan [0-9] Contoh : 101
Kd_Progdi
: 5{char}15 Merupakan Kode progdi yang diisi dengan format “xx999” xx merupakan kode yang mengartikan bahwa itu progdi dan 999 adalah urutan progdi. Karakter yang digunakan digunakan [A-Z|az|.].[0-9] Contoh : PR001
Nil_eksakta
: 1{decimal}1 Merupakan Nilai skala dari eksakta dengan format “9”. Karakter yang digunakan [0-5]Contoh : 1
Nil_non_ Eksakta
: 1{decimal}1 Merupakan Nilai skala dari non eksakta dengan format “9”. Karakter yang digunakan [0-5]Contoh : 3
Nil_
1{decimal}1
Kompetensi
Merupakan Nilai skala dari kompetensi organisasi dengan format “9”. Karakter yang digunakan [0-5]Contoh : 5
80
4.
Data Analisa Analisa = No_Analisa+ Nis + Kd_Progdi + Bobot_Eksakta + Bobot_Non_Eksakta + Bobot _Kompetensi . No_analisa
: 4{numeric}4 Merupakan No urut dari prosers analisa yang diisi dengan format “99999”. Karakter yang digunakan [0-9] Contoh : 10000
NIS
: 4{numeric}4 Merupakan NIS yang diisi dengan format “9999”. Karakter yang digunakan [0-9] Contoh : 1001
Kd_Progdi
: 5{char}15 Merupakan Kode progdi yang diisi dengan format “xx999” xx merupakan kode yang mengartikan bahwa itu progdi dan 999 adalah urutan progdi. Karakter yang digunakan digunakan [A-Z|az|.].[0-9] Contoh : PR001
Bobot_Profile_ eksakta
: 1{decimal}1 Merupakan Bobot_Profile_Eksakta skala dari eksakta dengan format “9”. Karakter yang digunakan [0-5]Contoh : 1
Bobot_Profile_
: 1{decimal}1
non_
Merupakan
Bobot_Profile_non_Eksakta
Eksakta
skala dari non eksakta dengan format “9”. Karakter yang digunakan [0-5]Contoh : 3
81
Bobot_Profile_
1{decimal}1
Kompetensi
Merupakan Bobot_ Profile_Kompetensi skala dari kompetensi organisasi dengan format “9”. Karakter yang digunakan [0-5]Contoh : 5
82
4.7
Database File 1. Tabel Siswa Nama File
:
Siswa
Key Field
:
NIS
Nama Index
:
NIS.cdx
Type File
:
Master
Fungsi
:
Mencatat data siswa
No. 1
Nama NIS
Tabel 4.1 : Tabel Siswa Jenis Lebar Des Char 4 -
2 3 4 5
Nm_Siswa Alm_ Siswa Kota_ Siswa Telp_ Siswa
Char Char Char Numeric
25 30 7 12
-
Keterangan Nomor Induk Siswa Nama Siswa Alamat Siswa Kota Siswa Telpon Siswa
2. Tabel Progdi Nama File
:
Progdi
Key Field
:
Kd_Progdi
Nama Index
:
Kd_Progdi.cdx
Type File
:
Master
Fungsi
:
Mencatat data Progdi
No. Nama 1 Kd_Progdi
Tabel 4.2 : Tabel Progdi Jenis Lebar Char 5
2
Nm_Progdi
Char
25
3
Bobot_ Profile_eksakta
Numeric
1
4
Bobot_ Profile_non_eksakta
Numeric
1
5
Bobot_ Profile_kompetensi
Numeric
1
Des -
Keterangan Kode Program Studi Nama Program Studi Bobot Profile eksakta Bobot Profile non eksakta Bobot Profile kompetensi
83
3. Tabel Memilih Nama File
:
Memilih
Key Field
:
NIS
Nama Index
:
NIS.cdx
Type File
:
Transaksi
Fungsi
:
Mencatat data Memilih
No. 1
Nama NIS
Tabel 4.3 : Tabel Memilih Jenis Lebar Des Char 4 -
2
Kd_Progdi
Char
5
-
3
Nil_eksakta
Numeric
1
-
4
Nil_Non_eksakta
Numeric
1
-
5
Nil_Kompetensi
Numeric
1
-
Keterangan Nomor Induk Siswa Kode Program Studi Nilai skala dari eksakta Nilai skala dari non eksakta Nilai skala dari Kompetensi
4. Tabel Analisa Nama File
:
Analisa
Key Field
:
NIS
Nama Index
:
NIS.cdx
Type File
:
Transaksi
Fungsi
:
Mencatat data Memilih
No. 1
Nama No_analisa
Tabel 4.3 : Tabel Memilih Jenis Lebar Des Numeric 5 -
1 2 3 4
NIS Kd_Progdi Bobot _eksakta Bobot _Non_eksakta
Char Char Numeric Numeric
4 5 1 1
-
5
Bobot_Kompetensi
Numeric
1
-
Keterangan No urut dari proses analisa Nomor Induk Siswa Kode Program Studi Bobot dari eksakta Bobot dari non eksakta Bobot dari Kompetensi
84
4.8
Desain Input Output 4.8.1 Desain Input Pendataan Siswa FORM PENDATAAN SISWA
9999
NIS NAMA ALAMAT
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxx
KOTA TELEPON Tambah NIS 9999 9999
99999999 Ubah
Simpan
Hapus
Nama Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Batal
Keluar
Alamat Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Kota Xxxxxxx Xxxxxxx
Gambar 4.11 :Desain Input Pendataan Siswa
4.8.2 Desain Input Pendataan Progdi
FORM PROGDI KODE PROGDI
XX999
NAMA PROGDI
Xxxxxx
Tambah
Ubah
Kode_progdi XX999 XX999
Simpan
Hapus
Batal
Nama_progdi Xxxxxx Xxxxxx
Gambar 4.12 : Desain Input Pendataan Progdi
Keluar
Telepon 99999999 99999999
85
4.8.3
Desain Input Pendataan Kriteria
FORM SET PROFIL KRITERIA
NILAI EKSAKTA NILAI NON EKSAKTA NILAI KOMPETENSI
9 9 9 Simpan
Keluar
Gambar 4.13 : Desain Input Pendataan Kriteria 4.8.4 Desain Input Data Memilih FORM PEMILIHAN NO. ANALISA NIS NAMA
9999 9999 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
NILAI EKSAKTA NILAI NON EKSAKTA
99 99
BOBOT EKSAKTA BOBOT NON EKSAKTA
99 99
NILAI KOMPETENSI
99
BOBOT KOMPETENSI
99
Tambah
NO. ANALISA 9999 9999
Ubah
NIS 9999 9999
Simpan
Hapus
Batal
Keluar
Profile Eksakta Nama Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx 99 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx 99
Profile Non Eksakta Profile Kompetensi 99 99 99 99
Gambar 4.14 : Desain Input Data Memilih
86
4.8.5 Desain Output Laporan Pendataan Siswa SMA NEGERI 9 LOGO JALAN CEMARA RAYA SEMARANG (024) 7472812 LAPORAN PENDATAAN SISWA NIS 9999 9999
Nama Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Alamat Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Kota Xxxxxxx Xxxxxxx
Telepon 99999999 99999999
Semarang,99 Xxxxx 9999 Guru Bimbingan Konseling (---------------------------------)
Gambar 4.15 : Desain Output Laporan Pendataan Siswa
4.8.6 Desain Output Laporan Pendataan Progdi
SMA NEGERI 9 LOGO JALAN CEMARA RAYA SEMARANG (024) 7472812 LAPORAN PENDATAAN PROGDI Kode_progdi XX999
Nama_progdi Xxxxxx
XX-999
Xxxxxx Semarang,99 Xxxxx 9999 Guru Bimbingan Konseling (---------------------------------)
Gambar 4.16 : Desain Output Laporan Pendataan Progdi
87
4.8.7 Desain Output Laporan Hasil Analisa SMA NEGERI 9 LOGO JALAN CEMARA RAYA SEMARANG (024) 7472812 LAPORAN HASIL ANALISA NIS 9999 9999
Nama Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
NCF 99 99
NSF 99 99
NI 99 99
Semarang,99 Xxxxx 9999 Guru Bimbingan Konseling (---------------------------------)
Gambar 4.17 : Desain Output Laporan Hasil Analisa 4.8.8 Laporan Progdi yang sesuai SMA NEGERI 9 LOGO JALAN CEMARA RAYA SEMARANG (024) 7472812 LAPORAN PROGDI yang sesuai NIS 9999 9999
Nama Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Kode Progdi XX999 XX999
Nama Progdi Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Semarang,99 Xxxxx 9999 Guru Bimbingan Konseling (---------------------------------)
Gambar 4.18 : Desain Output Laporan Progdi yang sesuai
4.9
Implementasi Program Implementasi sistem merupakan tahap dimana sistem informasi sudah digunakan oleh pengguna. Sebelum benar-benar bisa digunakan dengan baik oleh pengguna, sistem harus melalui tahap pengujian terlebih dahulu untuk menjamin tidak ada kendala pada saat memanfaatkan sistemnya.
pengguna
88
4.9.1
Form Login
Gambar 4.19 :Form login Tampilan login berfungsi untuk masuk ke menu utama dengan mengisi user dan password, apabila pengisian user dan password salah maka akan ada konfirmasi kesalahan dan jika benar maka akan menampilkan form menu utama.
89
4.9.2
Tampilan Menu Utama
Gambar 4.20 Menu Utama Tampilan menu utama berisi icon-icon yang berfungsi untuk masuk ke submenu yang diinginkan. Submenu dilengkapi dengan bentuk icon yang bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam mengakses form serta informasi yang diperlukan.
90
4.9.3
Tampilan Input Siswa
Gambar 4.21 Form Input Data Siswa Form data siswa digunakan untuk mengisi data siswa yang ada di dalam proses pemilihan program studi. Di dalam form data siswa terdapat 6 buah tombol, yaitu tombol tambah ubah, simpan, hapus, batal dan keluar. a. Tombol tambah Tombol tambah digunakan untuk menambah siswa yang ada didalam form siswa. b. Tombol ubah Tombol edit digunakan untuk mengubah data yang ada di dalam form siswa apabila terjadi perubahan pada data siswa. c. Tombol simpan Tombol simpan digunakan untuk menyimpan data siswa. d. Tombol hapus Tombol hapus digunakan untuk menghapus inputan yang salah atau sudah tidak terpakai lagi. e. Tombol batal Tombol batal dipakai apabila tidak jadi melakukan pengisian atau eksekusi.
91
f. Tombol keluar Tombol keluar digunakan untuk keluar dari form siswa.
4.9.4
Tampilan Daftar Siswa
Gambar 4.22 Form Daftar Siswa Tampilan cari datasiswa berfungsi untuk melihat daftar siswa dan melakukan pencarian data siswa dengan menggunakan kategori nis atau nama.
92
4.9.5
Tampilan Input Program Studi
Gambar 4.23 Form Input Data Progdi Form data progdi digunakan untuk mengisi data Progdi yang ada di dalam proses pemilihan progdi. Data yang dimasukan yaitu kode progdi, nama progdi, nilai progdi, nilai progdi mengacu pada berapa banyak siswa yang memilih progdi tersebut dengan skala 1.0 - 6.0. Di dalam form data progdi terdapat 6 buah tombol, yaitu tombol tambah ubah, simpan, hapus, batal dan keluar. a. Tombol tambah Tombol tambah digunakan untuk menambah progdi yang ada didalam form progdi. b. Tombol ubah Tombol edit digunakan untuk mengubah data yang ada di dalam form progdi apabila terjadi perubahan pada data progdi. c. Tombol simpan Tombol simpan digunakan untuk menyimpan data progdi. d. Tombol hapus Tombol hapus digunakan untuk menghapus inputan yang salah atau sudah tidak terpakai lagi.
93
e. Tombol batal Tombol batal dipakai apabila tidak jadi melakukan pengisian atau eksekusi. f. Tombol keluar Tombol keluar digunakan untuk keluar dari form progdi.
4.9.6
Tampilan Daftar Progdi
Gambar 4.24 Form Daftar Progdi Tampilan cari dataprogdiberfungsi untuk melihat daftar progdi dan melakukan pencarian data progdi dengan menggunakan kategori kode progdi atau nama progdi.
94
4.9.7
Tampilan Input Set Profile Kriteria
Gambar 4.25 Form Input Set Profile Kriteria Form data set profile kriteria digunakan untuk mengisi data profil kriteria yang menjadi standart pemilihan program studi bagi siswa. Di dalam form data set profile kriteria terdapat 2 buah tombolsimpan dan keluar. a. Tombol simpan Tombol simpan digunakan untuk menyimpan data profile kriteria. b. Tombol keluar Tombol keluar digunakan untuk keluar dari form profile kriteria.
95
4.9.8
Tampilan Analisa
Gambar 4.26 Form Input Data Analisa Form data analisa digunakan untuk mengisi data analisa yang ada di dalam proses pemilihan program studi. Dalam analisa pemilihan program studi dinilai berdasarkan 4 kriteria yaitu nilai eksakta, nilai non eksakta, dan nilai kompetensi. Untuk mengisi form analisa, user memilih nis yang diajukan dan mengisi nilai pada semua kriteriadari profil lalu akan keluar bobot profile secara otomatis. Di dalam form data analisa terdapat 6 buah tombol, yaitu tombol tambah ubah, simpan, hapus, batal dan keluar. a. Tombol tambah Tombol tambah digunakan untuk menambah analisa yang ada didalam form analisa. b. Tombol ubah Tombol edit digunakan untuk mengubah data yang ada di dalam form analisa apabila terjadi perubahan pada data analisa. c. Tombol simpan Tombol simpan digunakan untuk menyimpan data analisa.
96
d. Tombol hapus Tombol hapus digunakan untuk menghapus inputan yang salah atau sudah tidak terpakai lagi. e. Tombol batal Tombol batal dipakai apabila tidak jadi melakukan pengisian atau eksekusi. f. Tombol keluar Tombol keluar digunakan untuk keluar dari form analisa.
4.9.9 Tampilan Pengelompokan Gap
Gambar 4.27 Pengelompokan Gap Pengelompokan Gap digunakan untuk mengetahui hasil Gap antara Profile Siswa dan Profil Progdi yang sudah diinputkan sebelumnya.
97
4.9.10
Tampilan Pembobotan Gap
Gambar 4.28 Pembobotan Gap Pembobotan Gap digunakan untuk mengetahui hasil bobot gap dari pengelompokan gap antara Profile Siswa dan Profil Progdi yang sudah diinputkan sebelumnya.
98
4.9.11
Tampilan Core Factor
Gambar 4.29 Core Factor Core Factor digunakan untuk mengetahui hasil penghitungan Core Factor dari pembobotan gap antara Profile Siswa dan Profil Progdi yang sudah diinputkan sebelumnya. Penghitungan dari Core factor ini yaitu bobot eksak dijumlahkan dengan bobot non eksak lalu diambil 60%.
99
4.9.12
Tampilan Secondary Factor
Gambar 4.30 Secondary Factor Secondary Factor digunakan untuk mengetahui hasilpenghitungan Secondary Factor dari pembobotan gap antara Profile Siswa dan Profil Progdi yang sudah diinputkan sebelumnya.Penghitungan dari Secondary factor ini yaitu bobot kompetensi lalu diambil 40%.
100
4.9.13
Tampilan Hasil Analisa
Gambar 4.31 Hasil Analisa Hasil analisa digunakan untuk mengetahui hasil pemilihan jurusan yang cocok bagi siswa. Dengan menyorot nis / nama siswa maka dibawahnya akan muncul program studi yang lebih cocok dipilih bagi siswa tersebut.
101
4.9.14
Laporan Pendataan Siswa
Gambar 4.32 Laporan Pendataan Siswa 4.9.15
Laporan Pendataan Progdi
Gambar 4.33 Laporan Pendataan Progdi
102
4.9.16
Laporan Hasil Analisa
Gambar 4.34 Laporan Hasil Analisa 4.9.17
Laporan Progdi yang sesuai
Gambar 4.35 Laporan Progdi yang sesuai
103
4.10 Pengujian Black Box Tabel 4.21 : Tabel Pengujian BlackBox – Pengujian Konten No.
Input Pengujian
Fungsi
Hasil Yang
Hasil Uji
Diharapkan 1
Klik Menu Utama yang terdiri atas beberapa menu
2
Klik Menu Siswa
3
4
5
6
7
Menuju pilihan menu program.
Menampilkan Memenuhi halaman sesuai dengan menu yang dipilih
Pendataan Menuju pilihan Menampilkan menu pendataan halaman siswa pendataan siswa sesuai dengan menu yang dipilih Klik Menu Pendataan Menuju pilihan Menampilkan Program Studi menu pendataan halaman program studi pendataan program studi sesuai dengan menu yang dipilih Klik Menu Pendataan Menuju pilihan Menampilkan Kriteria menu pendataan halaman criteria pendataan kriteria sesuai dengan menu yang dipilih Klik Menu Pendataan Menuju pilihan Menampilkan Nilai menupendataannilai halaman pendataan nilai sesuai dengan menu yang dipilih Klik Menu Menuju pilihan Menampilkan Pengelompokan GAP menu halaman pengelompokan pengelompokan GAP GAP yang sesuai dengan menu yang dipilih Klik Menu Pembobotan Menuju pilihan Menampilkan GAP menu pembobotan halaman
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
104
GAP
8
Klik Menu Core Factor
Menuju pilihan menu Core Factor
9
Klik Menu Factor
10
Klik Menu Pemilihan
11
Klik Menu Siswa
Laporan Menuju pilihan menu laporan siswa
12
Klik Menu Program Studi
Laporan Menuju pilihan menu laporan program studi
13
Klik Menu Laporan Hasil Menuju pilihan Analisa menu laporan hasil analisa
14
Klik Menu Laporan Menuju pilihan Progdi yang sesuai menu laporan progdi yang sesuai
Secondary Menuju pilihan menu Secondary Factor
Hasil Menuju menu pemilihan
pilihan hasil
pembobotan GAP sesuai dengan menu yang dipilih Menampilkan halaman Core factor sesuai dengan menu yang dipilih Menampilkan halaman pembobotan GAP sesuai dengan menu yang dipilih Menampilkan halaman Nilai hasil pemilihan sesuai dengan menu yang dipilih Menampilkan halaman laporan siswa sesuai dengan menu yang dipilih Menampilkan halaman laporan program studi sesuai dengan menu yang dipilih Menampilkan halaman laporan hasil analisa sesuai dengan menu yang dipilih Menampilkan halaman laporan progdi yang sesuai sesuai dengan menu yang
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
105
15
Klik Menu Keluar
dipilih Menuju pilihan Menampilkan Memenuhi menu keluar halaman menu keluar sesuai dengan menu yang dipilih
106
4.11 Pengujian White Box Set rs_kriteria = New ADODB.Recordset strsql = "select * from kriteria"
1
rs_kriteria.Open strsql, conn ybobot_akademik = rs_kriteria!bobot_akademik ybobot_eksakta = rs_kriteria!bobot_eksakta ybobot_non_eksakta = rs_kriteria!bobot_non_eksakta ybobot_kompetensi = rs_kriteria!bobot_kompetensi
b1 = Str(Val(txtbobotakademik) - Val(ybobot_akademik)) b2 = Str(Val(txtboboteksakta) - Val(ybobot_eksakta)) b3 = Str(Val(txtbobotnoneksakta) - Val(ybobot_non_eksakta)) b4 = Str(Val(txtbobotkompetensi) - Val(ybobot_kompetensi)) If Val(b1) = 0 Then 3 ybbt_akademik = 6 4 ElseIf Val(b1) = 1 Then ybbt_akademik = 5.5
5 6
ElseIf Val(b2) = 0 Then ybbt_eksakta = 6
7 8
ElseIf Val(b2) = 1 Then 9 ybbt_eksakta = 5.5 ElseIf Val(b3) = 0 Then 1 ybbt_non_eksakta = 6 1 ElseIf Val(b3) = 1 Then 1 3 ybbt_non_eksakta = 5.5 ElseIf Val(b4) = 0 Then 1 ybbt_kompetensi = 6 5 ElseIf Val(b4) = 1 Then 1 7 ybbt_kompetensi = 5.5 1 8 End If 1 9
1 0 1 2 1 4 1 6
2
107
2 0 ynsf = (Val(ybbt_non_eksakta) + Val(ybbt_kompetensi)) / 2 yncf = (Val(ybbt_akademik) + Val(ybbt_eksakta)) / 2
yni = (0.6 * Val(yncf)) + (0.4 * Val(ynsf)) End Sub
2 1
2 2
2 3
Lalu diperoleh grafik alir
1
2
3
4
5
6
7
8
20
9
10
21
11
19
12 22
13
14
15
16
17
23
18
Gambar 4.37 : Grafik alir Algoritma profile matching
Kompleksitas Siklomatis (pengukuran kuantitatif terhadap kompleksitas logis suatu program) dari grafik alir dapat diperoleh dengan perhitungan : V(G) = E – N + 2 Keterangan : E = Jumlah edge grafik alir N = Junlah Simpul grafik alir
108
Sehingga kompleksitas siklomatisnya V(G) = 29 – 23 + 2 = 8 Basis set yang dihasilkan dari jalur independent secara linier adalah jalur: 1.
1-2-3-4-19-20-21-22-23
2.
1-2-5-6-19…..-23
3.
1-2-7-8-19…..-23
4.
1-2-9-10-19…..-23
5.
1-2-11-12-19…..-23
6.
1-2-13-14-19…..-23
7.
1-2-15-16-19…..-23
8.
1-2-17-18-19…..-23
Berdasarkan hasil dari pengujian white box, diketahui hasil Kompleksitas Siklomatis nya yaitu 8 menunjukkan bahwa algoritma tidak kompleks.
4.12 Perawatan Sistem Perawatan sistem dilakukan setelah implementasi sistem. Perawatan sistem diperlukan agar sistem berjalan sesuai fungsinya dan tercegah dari kerusakan menjadikan sistem lebih awet. Perawatan sistem dilakukan dengan beberapa cara antara lain : 1. Back Up Data Secara Periodik Back Up data ini dapat dilakukan dengan cara menyimpan ulang data dalam media penyimpanan seperti CD, Flash Disk, Hardisk Eksternal maupun media penyimpanan lainnya. 2. Updating Basis Data Updating Basis Data dilakukan apabila dalam rancangan
akan
ditambah database baru. Dengan cara menambahkan file tabel baru kedalam database.
109
3. Menghapus data – data yang sudah tidak terpakai Karena kapasitas media penyimpanan dalam komputer berbeda – beda dan terbatas, maka perlu dilakukan penghapusan data yang dianggap sudah tidak diperlukan lagi.
110
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan Telah dirancang sebuah sistem pendukung keputusan pemilihan program studi pada SMA Negeri 9 Semarang yang dilakukan dengan menggunakan metode profile matching, pembuatan program aplikasi menggunakan bahasa pemrograman visual basic serta desain output dengan menggunakan aplikasi crystal report. Data-data yang diperlukan diantaranya data siswa, data kriteria, data program studi, data analisa dan penilaian. Sistem pendukung keputusan tersebut dapat memberikan hasil berupa prioritas progdi yang sesuai bagi setiap siswa yang telah menginputkan semua nilai kompetensinya.
5.2
Saran Agar sistem dapat diterapkan dengan baik dan maksimal maka perlu: 1. Perlu diadakannya pelatihan, khususnya bagi admin yang berada di ruang bimbingan konseling dalam penggunaan sistem ini. 2. Penambahan kriteria pada sistem pendukung keputusan akan lebih menghasilkan prioritas program studi yang lebih optimal. 3. Penelitian ini dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.
110
DAFTAR PUSTAKA [1] Kusrini, 2007, “Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan”, Andi Offset,Yogyakarta [2] Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, Ir. M,Ali Ramdhani, M.T, Sistem Pendukung Keputusan,PT Remaja Rosdakarya, Bandung ;1998 [3] Efraim Turban, “Decision Support Systems and Intelligent Systems, edisi Bahasa Indonesia jilid 1”, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2005 [4] http://hairun-nisya.blogspot.com/2012/11/manfaat-sistem-pendukungkeputusan-spk.html diakses pada tanggal 15 agustus 2013 [5] Ilman Dwi Wijaya, “Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan pada PT Sysmex Menggunakan Metode Profile Matching”, 2010 [6] Jogiyanto Hartono, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Andi Offset, Yogyakarta, 2005 [7] Fatansyah, “Sistem Basis Data”, Informatika, Bandung, 2007 [8] Rahmat, “Metode Pengembangan Nilai di Perguruan Tinggi”, 2007 [9] Siti Isrina Octavia Salasia, “Penyelenggaraan Program Studi”, Pusta Pengembangan Pendidikan, Universitas Gadjah Mada, 2010 [10] Roger S Pressman, “Rekayasa Perangkat Lunak”, Andi, Yogyakarta, 2002
111