BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Pondasi adalah bagian terbawah dari suatu struktur yang berfungsi menyalurkan beban dari struktur diatasnya ke lapisan tanah pendukung. Pondasi sendiri jenisnya ada bermacam - macam. Penentuan jenis pondasi biasanya dipengaruhi keadaan tanah disekitar bangunan atau pun jenis beban bangunan itu sendiri. Pondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung di bawahnya. Sedangkan dalam pendapat lain Pondasi ialah bagian bangunan yang menghubungkan gedung dengan tanah. Tanah harus menerima beban dari gedung (beban mati serta beban berguna) dan pondasi membagi beban itu, sehingga tekanan tanah yang diperbolehkan tidak dilewati. Pondasi harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban berguna dan gaya-gaya luar seperti angin, gempa bumi dan lain-lain. Pondasi yang diperhitungkan dengan tepat menghindarkan penurunan gedung yang tidak merata. Pondasi berfungsi untuk mencegah atau menghindarkan timbulnya patah geser yang disebabkan muatan tegak ke bawah. Dapat menyesuaikan terhadap kemungkinan terjadinya gerakan-gerakan tanah, antara lain tanah mengembang, tanah
menyusut,
tanah
yang tidak stabil,
kegiatan
pertambangan dan gaya mendatar dari gempa bumi. Menahan gangguan dari unsur-unsur kimiawi di dalam tanah baik organik maupun anorganik. Dapat menahan tekanan air yang mungkin terjadi. Dalam pondasi biasanya kita ketahui tujuh jenis yang umum digunakan, diantaranya, pondasi batu kali setempat, pondasi lajur batu kali, pondasi tapak atau plat beton setempat, pondasi beton lajur, pondasi strauss, pondasi tiang pancang kayu, pondasi sumuran, pondasi bored pile. Maka dalam hal bangun-membangun, pondasi sangat penting dan harus diperhatikan secara baik. Dalam makalah ini akan dibahas hal-hal 1
yang perlu diketahui dan dikuasai dalam memilih, merencanakan dan membangun sebuah pondasi. 1.2
1.3
RUMUSAN MASALAH 1.
Apa saja tinjauan umun yang sering dibahas dalam pondasi?
2.
Apa saja jenis-jenis pondasi?
3.
Bagaimana cacat-cacat yang terjadi pada pondasi?
4.
Hitungan perencanaan pondasi telapak menerus?
TUJUAN PENULISAN 1.
Menjelaskan segi-segi umum yang dibahas dalam pondasi
2.
Menjelaskan jenis-jenis pondasi
3.
Menjelaskan cacat-cacat yang terjadi pada pondasi
4.
Menjelaskan hasil hitungan perencanaan pondasi telapak menerus
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1
TINJAUAN UMUM Pengertian Pondasi Pondasi adalah bagian terbawah dari suatu struktur yang berfungsi menyalurkan beban dari struktur diatasnya ke lapisan tanah pendukung. Pondasi sendiri jenisnya ada bermacam - macam. Penentuan jenis pondasi biasanya dipengaruhi keadaan tanah disekitar bangunan atau pun jenis beban bangunan itu sendiri. Pondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya. Dalam struktur apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini adalah tanah yang ada di bawah struktur tersebut. Banyak faktor dalam pemilihan jenis pondasi, faktor tersebut antara lain beban yang direncanakan bekerja, jenis lapisan tanah dan faktor non teknis seperti biaya konstruksi, waktu konstruksi. Pemilihan jenis pondasi yang digunakan sangat berpengaruh kepada keamanan struktur yang berada diatas pondasi tersebut . Jenis pondasi yang dipilih harus mampu menjamin kedudukan struktur terhadap semua gaya yang bekerja. Selain itu, tanah pendukungnya harus mempunyai kapasitas daya dukung yang cukup untuk memikul beban yang bekerja sehingga tidak terjadi keruntuhan. Dalam kasus tertentu, apabila sudah tidak memungkinkan untuk menggunakan pondasi dangkal, maka digunakan pondasi dalam. Pondasi dalam yang sering dipakai adalah pondasi tiang pancang. Menurut Bowles (1984), pondasi tiang pancang banyak digunakan pada struktur gedung tinggi yang mendapat beban lateral dan aksial. Pondasi jenis ini juga banyak digunakan pada struktur yang dibangun pada tanah mengembang (expansive soil). Daya dukung tiang pancang yang diperoleh dari skin friction dapat diaplikasikan untuk menahan gaya uplift yang terjadi. Faktor erosi pada sungai juga menjadi pertimbangan penggunaan tiang pancang pada jembatan.
3
Guna dan Arti Pondasi Pondasi ialah bagian bangunan yang menghubungkan gedung dengan tanah. Tanah harus menerima beban dari gedung (beban mati serta beban berguna) dan pondasi membagi beban itu, sehingga tekanan tanah yang diperbolehkan tidak dilewati. Pondasi harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban berguna dan gaya-gaya luar seperti angin, gempa bumi dan lain-lain. Pondasi yang diperhitungkan dengan tepat menghindarkan penurunan gedung yang tidak merata. Kita ketahui, bahwa semua bangunan akan turun sedikit oleh beban berat sendiri dan sebagainya, hanya pondasi yang baik mengakibatkan penurunan gedung yang merata. Penurunan gedung yang tidak merata mengakibatkan retak-retak pada dinding, dinding tidak sejajar anting lagi, atau pintu dan jendela tidak dapat dibuka lagi. Untuk menghindari kejadian itu maka pondasi diperhitungkan sedemikian rupa sehingga tekanan pada tanah pada seluruh gedung menjadi sama. Dasarnya perhitungan menjadi beratnya bangunan beserta beban berguna, jenis pondasi dan ukuran pondasi yang dipilih dan kekokohan landasan. Mengenai keadaan tanah tempat bangunan kita harus mengetahui: Dalamnya dan tebalnya lapisan bumi (setara) terutama dari lapisan yang akan menerima beban pondasi Kekokohan landasan Keadaan hidrologis (pengetahuan mengenai perairan pada lapisan tanah masing-masing) Cara Menentukan Jenis Pondasi Dalam pemilihan bentuk pondasi dan jenis pondasi yang memadahi, perlu diperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pekerjaan pondasi tersebut. Hal ini disebabkan tidak semua jenis pondasi dapat dilaksanakan di semua tempat.(Misal penggunaan pondasi tiang pancang pada daerah padat penduduk tentu tidak tepat meskipun secara teknis telah memenuhi syarat).
4
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih pondasi :
Kondisi tanah yang akan dipasangi pondasi.
Batasan-batasan akibat konstruksi di atas pondasi (superstructure).
Faktor lingkungan.
Waktu pekerjaan pondasi
Biaya pengerjaan pondasi
Ketersediaan material pembuatan pondasi di daerah tersebut. Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang
bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut.Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya. Pemilihan pondasi berdasarkan daya dukung tanah :
Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi dangkal (misal: pondasi jalur, pondasi telapak atau pondasi strauss).
Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang minipile, pondasi sumuran atau pondasi bored pile.
Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau pondasi bored pile. 5
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung tahun 1983 adalah :
6
Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2). Tanah sedang (2-5 kg/cm2) Tanah lunak (0,5-2 g/cm2) Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2) Kriteria daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian secara sederhana. Misal pada tanah berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi beban 5 kg tidak akan mengalami penurunan atau amblas maka tanah tersebut digolongkan tanah keras. Sebuah rumah yang pondasinya kokoh merupakan suatu yang sangat berharga karenanya dalam membuat pondasi itu jangan ada tergolong hemat secara keliru. Pembuatan pondasi untuk suatu bangunan sepenuhnya tergantung pada susunan dan tanah setempat. Justru ketergantungan ini kadang-kadang menyulitkan kita untuk mengadakan suatu pemisah yang tepat diantara hal-hal yang tercakup dalam ‘pekerjaan tanah’ dan hal-hal yang tercakup ‘pondasi’. Sifat dan konstruksi dari bangunan yang bersangkutan : Bobot dan Kestabilan Pondasi sari sebuah rumah untuk satu keluarga akan sangat berbeda dari sebuah bangunan flat yang terdiri dari beberapa tingkat. Jumlah bobot bangunan flat akan jauh lebih besar dibanding bobot sebuah bangunan untuk satu keluarga. Kestabilan sebuah bangunan flat akan memiliki pengaruh yang lebih besar dibanding kestabilan pada sebuah rumah untuk satu keluarga. Pengkontruksian Kontruksi suatu bangunan atau sebagian daripadanya merupakan hal yang menentukan bagi bentuk konstruksi pondasi. Pada sebuah bangunan susun yang masif, beban akan terbagi rata atas pondasi karenanya dalam hal seperti ini kita dapat mempraktekkan pondasi lanjur, dengan atau tanpa diberi rusuk pengkaku. 7
Kontruksi sebuah bangunan bergantung kepada bobotnya dan kepada penggunaan bangunan bersangkutan, sedangkan konstruksinya menentukan pilihan tas tipe pondasi. Letak Suatu Bangunan Apabila sebuah bangunan akan didirikan dekat sebuah jalan yang banyak dilalui kendaraan, kita hendaknya memperhitungkan getaran-getaran yang akan ditimbulkan oleh ramainya lalu lintas terhadap lapisan-lapisan tanah. Lebih – lebih jika lapisan –lapisan atasnya lembek, seperti lapisanlapisan tipis pasir. Pelaksanaan Pencapaian tempat pembangunan ada kalanya kemungkinan bagi suatu pelaksanaan merupakan hal yang mentukan,karena letak bangunan yang akan didirikan sulit atau tidak dapat dicapai oleh mesin-mesin pancang yang berat atau oleh tiang-tiang pancang panjang.Dapat pula terjadi bahwa seorang pemborong mengajukan sebuah usul untuk merubah konstruksi sebuah pondasi, yang berhubungan dengan pelaksanaan. Letak Tanah Keras di Bawah Permukaan Dapat terjadi bahwa pada tempat yang akan didirikan sebuah bangunan terdapat letak kedalaman yang sangat bervariasi dari lapisan yang memiliki daya pikul.Hal ini dapat mendorong bagi dipasangnya tiang-tiang yang sambung menyambung atau bagi dipergunakannya tiang-tiang yang dibentuk didalam tanah.Pada pondasi yang langsung dibuat di atas galian, pada kasus seperti ini hendaknya dibuat sebuah pondasi bertangga. Kedudukan Lapisan-Lapisan Tanah Bila yang kita persoalkan adalah lapisan-lapisan yang paling atas, kesemua ini memang penting bagi bangunan-bangunan yang lebih ringan, namun pasti tidak demikian halnya untuk bangunan-bangunan berat.Justru ketidakmenentuan letak lapisan-lapisan inilah yang membuat problema pondasi menjadi demikian rumit dan riskan. 8
Permukaan Air Tanah Permukaan air tanah merupakan hal penting sehubungan dengan kemungkinan naiknya air kedalam dinding-dinding bangunan.Ada kalanya kita keluarkan banyak air dari tanah di atas sebuah bangunan baru yang akan didirikan, untuk mengeringkan sumuran bangunan dan untuk mempertahankan keadaan ini.Ini merupakan suatu penurunan tambahan yang bersifat sementara terhadap kedudukan air tanah disekitar bangunan yang akan didirikan.Jelas bagi kita bahwa kedudukan air tanah merupakan hal yang perlu sekali diperhitungkan dalam melaksanakan pembuatan pondasi. Bahan Bangunan Pondasi Pondasi bangunan-bangunan dapat kita bedakan menurut bahan bangunan yang digunakan seperti batu kali, batu buatan, beton dan sebagainya seperti kita perhatikan bagian berikut: Pondasi Batu Kali Pondasi dengan batu kali dapat dibuat dengan batu pecahan yang cukup besar. Haru diperhatikan agar celah-celah antara batu kali selalu berselang-seling dan diisi dengan adukansatu bagian kapur : 1 semen merah : 3 pasir atau 1 bagian kapur : 5 tras atau ½ bagian semen portland : 1 kapur : 7 pasir. Semua batu kali harus terletak rata dan tepat pada tempatnya. Lebar pondasi dibuat sekurang-kurangnya 5cm lebih tebal dari dinding pada sisi masing-masing. Biasanya dipilih lebarnya pada sisi masing-masing sebanyak ½ tingginya pondasi. Pondasi Batu Buatan Pondasi juga bisa dibuat dari batu buatan, yaitu batu semen, batu merah berkualitas tinggi sehingga tahan air atau batu batako yang mengandung semen portland cukup. Tingginya pondasi batu buatan paling sedikit lima lapisan batu dengan pengaturan batu yang betul dan adukan seperti ditunjuk pada pondasi batu buatan.
9
Pondasi Beton Pondasi beton (yang tidak bertulang) biasanya digunakan hanya pada rumah tinggal dengan satu atau dua tingkat pda bangunan-bangunan lainnya yang sederhana saja. Karena beton ini tidak bertulang, maka harus diperhatikan bahwa beton ini hanya dapat meerima gaya tekan. Sebagai bahan bangunan biasanya digunakan beton K 150 sampai dengan K 175 tetapi bisa juga digunakan campuran 1 bagian semen portland : 5 semen : 8 pasir / kerikil halus. Pondasi Beton Bertulang Pada bagunan yang bertingkat atau pada keadaan tanah dengan kekokohan landasan yang jelek, kita memerlukan pondasi yang agak lebar. Konstruksi beton tidak bertulang menjadi pondasi yang tinggi (dalam) sekali. Maka dalam hal ini pondasi beton bertulang jauh lebih ekonomis karena walaupun lebar dalamnya tidak seberapa. Berarti menghemat beton. Pada umumnya boleh dikatakan, bahwa tiap-tiap besi beton yang masuk ke dalam pondasi akan bisa berkurang pada bagian atas, atau dengan kata lain: jangan menghemat uang pada pondasi karena pondasi sangat penting. Jikalau pondasi kuat, bangunan atas dapat dibangun lebih sederhana karena bahaya retak telah ditiadakan. Penentuan ukuran pondasi minimal a) Dalamnya pondasi Pondasi batu kali : sudut yang membagi tekanan 65º s/d 70º dengan dalamnya pondasi minimal 60cm Pondasi batu buatan : sudut yang membagi tekanan 60º dengan dalamnya pondasi minimal 30cm Pondasi beton : sudut yang membagi tekanan 60º dengan dalamnya pondasi minimal 30cm Pondasi beton bertulang : sudut yang membagi tekanan tidak terbatas, dengan dalamnya pondasi minimal 30cm
10
Harus diperhatikan, bahwa pondasi harus selalu ‘duduk’ kuat didalam tanah. Maka sebaiknya jangan di dalam humus atau tanah yang mudah longsor. Jikalau perlu, harus kita menambah dalamnya pondasi sampai lapisan tanah yang kuat bisa menerima beban bangunan tersebut. b) Lebarnya Pondasi Lebarnya pondasi tergantung dari tebalnya dinding atas, pada kekokohan landasan dan dalamnya pondasi. Lebarnya minimal didapat dari dinding batu merah setebal 1 batu = ± 11cm ditambah dua kali 5 cm. Maka tebal menjadi 21cm minimal. Harus diperhatikan, bahwa cangkul atau skop masih dapat masuk pada parit pondasi yang hendak digali. Kekokohan Landasan Kita bedakan tiga golongan kekokohan landasan, yaitu: yang baik, yang sedang, dan yang jelek. Sebagai kekokohan landasan yang baik dimaksudkan tanah yang tidak atau hampir tidak dapat dipres. Tebalnya lapisan tanah ini seharusnya paling sedikit 2.00 m sampai 3.00 m, seperti misalnya batu gunung, kerikil yang sudah dipres padat sekali dan kering dan sebagainya. Dengan kekokohan landasan yang sedang kita maksudkan, tanah yang dapat dipres seperti misalnya kerikil dengan pasir yang basah, tanah liat, lempung dan sebagainya. Tebalnya lapisan tanah ini seharusnya paling sedikit setebal 3.00 sampai dengan 4.00 m. Dengan kekokohan landasan yang jelek kita maksudkan, tanah yang menyingkir jikalau dipres, seperti misalnya pasir atau tanah liat yang basah, humus, rawa-rawa atau timbunan tanah yang masih muda/baru. 2.2
BERBAGAI MACAM PONDASI Secara umum terdapat dua macam pondasi, yaitu: Pondasi Dangkal : Dipakai untuk bangunan bertanah keras atau bangunan-bangunan sederhana. 11
Pondasi Dalam : Dipakai untuk bangunan bertanah lembek, bangunan berbentang lebar (memiliki jarak kolom lebih dari 6 meter), dan bangunan bertingkat. Pondasi Dangkal Yang termasuk pondasi dangkal antara lain:
Pondasi batu kali
Pondasi telapak
Pondasi beton lajur
Pondasi strauss
12
Jenis-Jenis Pondasi 1. Pondasi Batu Kali
Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah : Batu belah (batu kali/guning) Pasir pasang Semen PC (abu-abu). Kelebihan :
Pelaksanaan pondasi mudah
Waktu pengerjaan pondasi cepat
Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa)
Kekurangan :
Batu belah di daerah tertentu sulit dicari
Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama)
Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat.
13
2. Pondasi Telapak (Foot Plate)
Contoh Pondasi Telapak
Pondasi yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di atas tanah lembek disebut pondasi Tapak (Foot Plate). Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di bawah kolom/tiang dan kedalamannya sampai pada tanah yang keras. Pondasi tapak ini dapat dikombinasikan dengan pondasi batu belah/kali. Pengaplikasiannya juga dapat langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi tertentu untuk kepentingan pemasangan dinding. Pondasi ini 14
juga dapat dipersiapkan untuk bangunan di tanah sempit yang akan dikembangkan ke atas. Kebutuhan bahannya adalah : Batu pecah / split (2/3) Pasir beton Semen PC Besi beton Papan kayu sebagai bekisting (papan cetakan) Kelebihan :
Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya
Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja)
Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi foot plate lebih handal daripada pondasi batu belah.
Kekurangan :
Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).
Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur beton).
Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.
3. Pondasi Pelat Beton Lajur Pondasi pelat beton lajur atau jalur digunakan bila luas penampang yang menggunakan pondasi pelat setempat terlalu besar. Karena itu luas penampang tersebut dibagi dengan cara memanjangkan lajur agar tidak terlalu melebar. Pondasi ini lebih kuat jika dibanding dua jenis pondasi dangkal lainnya. Ini disebabkan seluruhnya terbuat dari beton bertulang. Harganya lebih murah dibandingkan dengan pondasi batu kali untuk bangunan rumah bertingkat. Ukuran lebar pondasi pelat lajur sama dengan lebar bawah pondasi batu kali, yaitu 70 - 120 cm. Ini disebabkan 15
fungsi pondasi pelat lajur adalah menggantikan pondasi batu belah bila batu belah sulit didapat, atau memang sudah ada rencana pengembangan rumah ke atas. Kelebihan :
Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya.
Galian tanah lebih sedikit karena hanya berada di titik yang terdapat kolom strukturnya.
Penggunaannya pada bangunan bertingkat lebih handal dibanding pondasi batu belah, baik sebagai penopang beban vertikal maupun gaya horizontal seperti gempa, angin, ledakan dan lain-lain
Kekurangan :
Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).
Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur beton).
Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah
16
4. Pondasi Strauss
Contoh Pondasi Strauss Pondasi strauss pile ini termasuk kategori pondasi dangkal. Pondasi jenis ini biasanya digunakan pada bangunan yang bebannya tidak terlalu berat, misalnya untuk rumah tinggal atau bangunan lain yang memiliki bentang antar kolom tidak panjang. Cara kerja pemasangan pondasi ini adalah dengan mengebor tanah berdiameter sesuai perhitungan struktur diameter pondasi. Setelah itu digunakan cassing dari pipa PVC yang di cor sambil diangkat cassingnya. Cassing digunakan pada tanah lembek dan berair. Jika tanah keras dan tidak berair, pondasi dapat langsung di cor tanpa cassing. Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 5 meter dengan mengunakan besi tulangan sepanjang dalamnya pondasi. Biasanya ukuran pondasi yang sering dipakai adalah diameter 20 cm, 30 cm, dan 40 cm, sesuai dengan tersedianya mata bor. Seperti layaknya pondasi tiang, maka pondasi
17
strauss ini ditumpu pada dudukan beton (pile cap). Fungsi dudukan beton adalah mengikatkan tulangan pondasi pada kolom dan sloof. Selain itu fungsinya 2.3
adalah
untuk
transfer
tekanan
beban
di
atasnya.
BERBAGAI CACAT PADA PONDASI
Penyebab-Penyebab Penyebab dari berbagai cacat ini bias beraneka ragam, seperti
misalnya suatu tipe pondasi yang telah dipilih secara keliru. Demikianlah mungkin saja kita mempergunakan suatu pondasi lajur tanpa rusuk pengkaku pada sbuah tempat di mana rusuk ini sebenarnya sangat diperlukan.Pada hakikatnya persoalannya adalah, bahwa orang tidak selamanya memperhitungkan butir-butir yang tercantum dalam bestek. Dengan demikian berbagai cacat ini yang terdapat pada sebuah pondasi merupakan akibat dari cara pelaksanaan yang jorok . Catatan Dari hal-hal yang dipaparkan diatas kiranya menjadi jelas, bahwa suatu pelaksanaan sama skali tidak boleh dianggap enteng. Bila kita bersikap lali terhadapnya, di kemudian hari dapat terjadi berbagai akibat yang sangat merugikan, seperti misalnya amblas-amblasan setempat.
18
BAB III PENUTUP 3.1
KESIMPULAN Pondasi adalah bagian terbawah dari suatu struktur bangunan yang menghubungkan langsung beban dari struktur diatasnya ke lapisan tanah pendukung. Jenis-jenis pondasi antara lain pondasi di atas galian, pondasi dari beton, pondasi lajur, pondasi tiang, pondasi berturun tangga, pondasi sumuran, pondasi cakar ayam, pondasi batu kali, pondasi strauss, pondasi bored pile, pondasi tapak, pondasi tiang pancang. Pondasi-pondasi tersebut adalah jenis-jenis pondasi yang paling sering dan paling banyak digunakan. Cacat pada pondasi biasanya diakibatkan oleh tembokan dengan lapisan yang tidak dilaksanakan dengan baik. Dan bisa juga disebabkan oleh faktor kimiawi dan faktor fisik. Pelaksanaan pemancangan dapat dimulai dari rencana tiang-tiang pemancangan yaitu hal-hal yang sangat penting dalam pembangunan pondasi menggunakan tiang pemancang.
3.2
SARAN Dalam mendirikan sebuah bangunan unsur pondasi tidak mungkin terlepas dan merupakan hal yang paling penting, maka hal-hal seperti kedudukan tanah, jenis tanah, dan kedudukan air tanah perlu diperhatikan dengan seksama.Berbagai macam jenis pondasi yang telah dijelaskan dalam bab pembahasan dapat dijadikan acuan. Oleh karena itu sebaiknya sebelum membangun hendaknya kita mengerti dengan baik hal-hal yang menyangkut tentang pondasi. Bagaimana jenis tanah di tempat yang akan kita bangun pondasi, daerah tempat kita akan membangun, dan jenis pondasi apa yang sesuai dengan bangunan yang ingin kita dirikan.
19