BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mulai abad 20 sangat pesat. Berbagai macam penemuan dan pengembangan dalam bidang tersebut banyak mempermudah hajat hidup manusia. Salah satu yang berkembang pesat adalah internet. Internet dengan penggunaan world wide web (WWW) membuat penyampaian berbagai macam bentuk informasi semakin mudah. Single window system selama ini dikenal sebagai bentuk fasilitas bagi para pedagang dan investor internasional. Single window system memanfaatkan internet dengan world wide web (WWW) sebagai portal untuk memudahkan para pedagang ekspor-impor dan investor internasional dalam rangka pengurusan perizinan dan pusat informasi terkait. Di Indonesia, single window system merupakan salah satu bentuk reformasi birokrasi. Penggunaan single window system di Indonesia untuk pedagang ekspor impor dikenal dengan nama Indonesia national single window (INSW) atau national window system (NWS), mempercepat proses perizinan dalam lingkungan birokratis. Dua alasan mengapa NSW diperlukan, pertama, untuk memenuhi komitmen pemerintah dalam kerangka kerjasama ekonomi regional (ASEAN) maupun Internasional. Kedua, NSW merupakan tuntutan nasional untuk mendorong kinerja pelayanan ekspor impor agar permasalahan yang menghambat kelancaran arus barang bisa diatasi (diakses dari www.infobanknews.com tanggal 12 April 2013 pukul 4:57). Sedangkan untuk investor, single window system-nya adalah NSWi (National Single Window for Investment) yang dikelola oleh badan koordinasi penanaman modal (BKPM). Perseorangan di Indonesia memiliki berbagai macam nomor identitas. Seperti nomor KTP, SIM, Paspor, NPWP, dan sebagainya. Nomor identitas tersebut berasal dari berbagai macam instansi untuk keperluan identifikasi dalam hal administrasi. Banyaknya nomor identitas dan tidak saling terintegrasi menyulitkan pemantauan tertib administrasi bagi masing-masing
1
2
individu. Selain itu, pemalsuan identitas juga sering kali dilakukan karena tidak adanya integrasi nomor identitas. Single identification number (SIN) merupakan nomor identifikasi unik yang dimiliki oleh personal untuk berbagai macam keperluan yang terkait dengan berbagai administrasi. SIN menjawab banyaknya persoalan seputar administrasi yang selama ini kurang dapat dipercaya karena terlalu banyak nomor identitas yang dapat menyebabkan penyimpangan seperti halnya pemalsuan data. Single identification number (SIN) masih dalam proses pembuatan. Ketika SIN telah selesai dibuat, dibutuhkan satu portal yang dapat digunakan untuk mengakses data mengenai SIN tersebut. Dengan model national single window (NSW) diharapkan SIN dapat diakses dengan mudah oleh penggunanya yaitu seluruh masyarakat Indonesia. Selain sebagai pusat akses data, portal tersebut juga dapat digunakan untuk melakukan proses pendaftaran administrasi seperti halnya proses perizinan pada portal INSW dan NSWi.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perkembangan single identification number di Indonesia? 2. Bagaimanakah
implementasi
national
single
window
for
single
single
window
for
single
identification number (NSWSIN)? 3.
Bagaimanakah
keunggulan
national
identification number (NSWSIN)?
1.3 Uraian Gagasan National single window atau NSW merupakan satu pintu masuk untuk pengurusan beragam proses perizinan. NSW selama ini ada dan dikenal oleh para pedagang ekspor-impor serta investor untuk mengurus perizinan dalam satu tempat yang berupa portal internet. Setelah nantinya single identification number terbentuk, diperlukan satu portal sebagai pintu masuk akses single identification number (SIN) yang dimiliki oleh masing-masing pribadi. Portal
3
tersebut akan terhubung dengan bank data nasional yang ada. Akses ke bank data tersebut diperlukan SIN sebagai username-nya. Sehingga setiap pribadi dapat mengetahui informasi tentang kebenaran data pribadi mereka. Dengan model NSW seperti INSW dan NSWi bagi pedagang ekspor-impor dan investor, perlu dibuat national single window untuk SIN. Portal tersebut diberi nama national single window for single identification number (NSWSIN). national single window for single identification number (NSWSIN) bersifat real time. Jika suatu saat terjadi perubahan atas data tersebut, lewat NSWSIN (national single window for single identification number) data dapat diperbarui.
1.4 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui perkembangan single identification number di Indonesia. 2. Untuk mengetahui implementasi national single window for single identification number (NSWSIN). 3. Untuk mengetahui keunggulan national single window for single identification number (NSWSIN).
1.5 Manfaat Penulisan 1. Sosial National single window for single identification number (NSWSIN) memudahkan seseorang dalam segala hal yang berkaitan dengan urusan administratif. Masyarakat dapat mengakses informasi yang diperlukan terkait hak ataupun kewajiban yang belum terpenuhi dari dan ke pemerintahan atau Negara. 2. Ekonomi Jika national single window for single identification number (NSWSIN) diimplementasikan, maka akan menghemat tenaga, waktu serta biaya pengurusan administratif. Baik bagi masyarakat maupun instansi pemerintah itu sendiri.
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 National Single Window (NSW) National single window erat kaitannya dengan single window system. Keduanya memiliki persamaan makna. Baik national single window maupun single window system merujuk pada pengertian dalam ruang lingkup kepabeanan atau lingkup ekspor impor internasioanal. Dalam Wikipedia, single window system didefinisikan sebagai ide pemfasilitasan perdagangan. Sebagai suatu sistem, Single Window merupakan sistem yang menerapkan single submission document, single and synchronous processing document, dan single decision-making untuk proses penyelesaian kewajiban Kepabeanan (diakses dari digilib.its.ac.id, tanggal 12 April 2013). National single window di Indonesia dibuat dengan latar belakang asean single window (ASW). Asean single window terbentuk dalam rangka AFTA (asean free trade area). Namun, di Indonesia single window tidak hanya berkembang untuk perdagangan saja. Tetapi juga untuk penanaman modal. Pada ranah investor, single window di Indonesia diberi nama NSWi (national single window for investor). NSWi dibentuk untuk meningkatkan iklim investasi di daerah-daerah seluruh Indonesia.
2.2 Nomor Identitas Identitas menurut kamus bahasa Indonesia adalah keadaan, sifat atau ciriciri khusus seseorang atau benda. Dengan identitas, manusia bisa dibedakan satu dengan yang lainnya (unik). R Driana Lusmiarwan (2006:10) menyatakan identitas adalah representasi dari suatu kesatuan di suatu domain aplikasi tertentu. Identitas pada umumnya terhubung dengan dunia nyata. Dunia nyata biasanya adalah organisasi atau orang-orang. Nomor identitas berarti penggunaan nomor sebagai pembeda atau diferensiasi antara satu dengan yang lain.
4
5
Tabel 2.1: Identitas di Indonesia (sumber: images.google.com) Di Indonesia terdapat berbagai macam nomor identitas. Menko Perekonomian menyebutkan saat ini sudah ada data 29 nomor identitas penduduk yang dikeluarkan oleh 24 institusi yang tersebar di Indonesia (diunduh dari http://goberbasri.wordpress.com/ tanggal 15 April 2013). Nomor-nomor identitas tersebut bila dicermati terdiri atas 2 kelompok. Yaitu kelompok orang atau personal dan kelompok bidang. Dua kelompok tersebut dapat digabungkan dan menciptakan nomor bersama.
6
2.3 Bank Data Nasional Bank data adalah sebuah tempat penyimpanan data setiap koleksi: collection data penting. dan bank data dapat disebut sebagai database (nur sobah, 2010). Bank data nasional merupakan kumpulan dari berbagai macam bank data yang dimiliki instansi pemerintahan maupun swasta. Sedangkan menurut Hanny Oktaviani (2010) bank data nasional adalah suatu lembaga dimana berfungsi sebagai tempat penyimpanan data - data perusahaan atau lembaga yang tergabung dalam dokumen - dokumen penting atau data - data arsip dan data-data dokumenter. Untuk membentuk bank data nasional, diperlukan sinergi seluruh identitas dari masing-masing instansi pemerintahan maupun swasta. Pengelolaan Bank Data Nasional memerlukan data dan informasi yang komprehensif karena prinsip Bank Data Nasional adalah lengkap, efisien dan efektif dalam mengakumulasi dan mengintegrasikan berbagai informasi yang ada pada lembaga/instansi ke dalam suatu sistem yang terpusat dan terkoordinir. (diakses dari http://agung-apriandi.blogspot.com, tanggal 15 April 2013). Setelah semua data masuk, baik data ID yang berdasar bidang maupun ID yang berdasar orang, maka akan terbentuklah data-data aset pribadi, aset perusahaan, aset daerah dan aset Negara, yang berada diatas peta digital dalam bank data nasional. Bank data nasional penting untuk single identification number (SIN). Selain itu, dengan adanya bank data nasional, analisa-analisa untuk pembangunan nasional lebih mudah dibuat.
2.4 Single Identification Number (SIN) Single Identification Number (SIN) adalah sebuah identitas unik yang dimiliki oleh masing-masing individu. Di dalamnya tidak hanya memuat nomor jati diri individu tapi juga informasi lain yang terkait dengan data keluarga, kepemilikan aset, data kepolisian, perbankan, pajak dan masih banyak lagi lainnya (edhy, 2012). Dalam definisi lain, R Driana Lusmiarwan (2006:11) menyatakan Single Identity Number adalah sebuah nomor identitas unik yang terintegrasi dengan gabungan data dari berbagai macam institusi
7
pemerintah dan swasta. Sehingga bisa digunakan di berbagai instansi, yang dirancang bisa menggantikan semua nomor identitas yang ada dengan permasalahannya yang mempunyai sifat: a.
Unik, tidak terjadi identitas ganda atau lebih
b.
Standard, struktur identitas sama secara nasional
c.
Lengkap, data yang akan dijadikan identitas merupakan data yang mencakup seluruh wilayah Indonesia (bersifat nasional)
d.
Permanen, tidak boleh berubah dan bersifat abadi.
e.
Terintegrasi.
SIN terkait dengan bidang perpajakan. Karena dengan adanya SIN, pemantauan terhadap wajib pajak akan lebih mudah. Namun sebenarnya SIN dibuat untuk meningkatkan dan effisiensi pelayanan oleh instansi pemerintah. Pemerintah mengembangkan Egovernment sesuai dengan Inpres No. 3/2003 dan Berdasarkan Keppres No.72/2004 tentang SIN. Dalam penyebutan lain, SIN disebut juga nomor induk nasional (NIN). Nomor Induk Nasional atau NIN adalah sumber data nasional yang dapat dijadikan sebagai identitas universal bagi setiap warga Negara (diakses dari http://www.detiknas.org/index.php/flagship/c/9/, tanggal 15 April 2013). Banyak negara sudah memiliki SIN seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Amerika Serikat dan Canada. Di Amerika dan Canada kita kenal dengan nama Social Security Number. Di negara ini, setiap penduduk sejak lahir sampai meninggal memiliki satu SIN. Hal ini mempermudah berbagai macam urusan. Dengan adanya SIN akan sulit dilakukan pemalsuan identias untuk melakukan tindak pidana. Jaminan sosial, urusan keimigrasian dan perpajakan juga lebih mudah dilaksanakan. Penegakan hukum dan keamanan juga dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif (jurnal nasional, 2007).
BAB III METODE PENULISAN 3.1. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder yang berasal dari jurnal penelitian dan buku referensi atau artikel - artikel ilmiah dari sumber yang kredibel. Adapun data sekunder tersebut terdiri dari : a. Tinjauan tentang national single window. b. Tinjauan tentang nomor identitas di Indonesia. c. Tinjauan tentang bank data nasional. d. Tinjauan tentang single identification number.
3.2. Teknik Pengolahan Data
Gambar 3.1 Bagan Teknik Pengolahan Data
Input : Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dari jurnal penelitian secara elektronik (internet maupun dari situs-situs online. Data mencakup tentang bagaimana national single window yang telah ada, nomor identitas, bank data nasional serta mengenai single identification number. Proses : Menganalisis data yang terkumpul yang berkaitan dengan judul yang diangkat dalam karya tulis. Analisis data mencakup integrasi potensi dari data sekunder yang diperolah, Melakukan analisis potensi baru yang dihasilkan dari potensi yang sudah ada sebelumnya Output : Penyajian data solusi permasalahan, keunggulan dari solusi yang ditawarkan, serta potensi pengembangan dan penerapan dari solusi yang
8
9
ditawarkan. Dalam hal ini solusi yang ditawarkan adalah penggunaan national single widow sebagai portal single identification number untuk akses data dan pusat informasi.
3.3. Teknik Analisis Data Metode pendekatan pada proses analisa yang dilakukan dalam penulisan karya tulis ini adalah metode analisa deskriptif yaitu analisa untuk mengelola dan menafsirkan data yang diproleh sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya pada objek yang dikaji. Pada definisi lain, disebutkan bahwa analisa deskriptif adalah analisa statistik yang menjelaskan atau memaparkan data hasil pengamatan tanpa melakukan pengujian statistik (diakses dari www.google.com, 15 April 2013). Data-data mengenai variable-variabel terkait yaitu national single window, single identification number, nomor identitas dan bank data nasional dilakukan proses telaah pustaka. Kemudian hasil telaah tersebut dianalisa serta diambil data-data pokok penting terkait gagasan yang diajukan. Selain metode analisa deskriptif, digunakan pula metode analisa komparatif. Metode analisa komparatif digunakan untuk melihat perbandingan gagasan yang ditawarkan dengan beberapa teori yang relevan dengan gagasan. Gagasan yang ditawarkan dibandingkan dengan solusi untuk kasus serupa. Sehingga pada akhirnya dapat ditarik suatu korelasi antar solusi yang pernah ada.
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS 4.1 Perkembangan Single Identification Number di Indonesia Seiring berkembangnya konsep e-Government (e-gov), baik lembaga di pusat maupun di daerah berlomba-lomba membangun sistem informasi. Di Indonesia saat ini ada 37 departemen dan 24 lembaga pemerintah non departemen. Selain itu, masih ada 32 propinsi dan 317 pemerintah kabupaten/kota. Rata-rata lembaga-lembaga ini membangun sistem informasi sesuai sektor dan bidang masing-masing. Pada 16 Juni 2003, Presiden mengeluarkan Inpres No 3/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government. Namun sebelum adanya inpres tersebut, kantor menkominfo sudah menyusun blue print sistem informasi nasional (sisfonas) yang merupakan kerangka dasar penerapan e-Government. Dalam konteks e-Government sistem informasi yang dibangun oleh banyak lembaga sebenarnya embrio dari sistem Single Identity Number (SIN). Single Identity Number merupakan sebutan lain di Indonesia untuk single identification number Berdasarkan Keppres No.72/2004 tentang SIN, pemerintah mengupayakan integrasi 29 nomor identitas yang dikelola 24 instansi menjadi satu nomor tunggal / Single Identity Number (SIN). Mengacu pada roadmap kegiatan Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (detiknas), salah satu programnya adalah Nomor Induk Nasional (NIN) atau SIN. Program SIN tersebut, atau disebut NIN, seharusnya mulai dikerjakan pada awal tahun 2007. Dengan target pada akhir 2008 semua penduduk sudah tercatat dengan data yang unik, akurat, dan terkontrol. Untuk merealisasikan hal tersebut, Departemen Dalam Negeri (Depdagri) diberi tugas sebagai penanggung jawab program NIN. Depdagri melakukan langkah-langkah pembenahan administrasi kependudukan melalui sistem informasi administrasi dan kependudukan (SIAK). Langkah tersebut semakin dipertegas dengan disahkannya UU No.23/2006 tentang Administrasi Penduduk. Hal tersebut
10
11
menjadi perlindungan hukum yang menjadi dasar penerapan NIN di Indonesia. Pasal 13 dalam undang-undang tersebut menegaskan bahwa setiap warga Negara Indonesia wajib memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang berlaku seumur hidup. Nomor induk kependudukan (NIK) sekaligus akan menjadi pengendali data penduduk. Untuk menghindari dokumen ganda, NIK akan dicantumkan di dalam dokumen kependudukan dan menjadi dasar bagi penerbitan paspor, SIM, NPWP, Polis asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan dokumen identitas lainnya. Nomor induk kependudukan (NIK) tersebut dapat disamakan dengan nomor induk nasional (NIN). Langkah berikutnya dalam rangka penerapan SIN, departemen dalam negeri membuat e-KTP atau kartu tanda penduduk elektronik. Penerapan eKTP tersebut berbasis pada NIK (Nomor Induk Kependudukan) yang sesuai dengan pasal 6 Perpres No.26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional Jo Perpres No. 35 Tahun 2010 tentang perubahan atas Perpres No. 26 Tahun 2009. Dewan teknologi informasi dan komunikasi nasional (detiknas) menargetkan 4,2 juta penduduk menerima e-KTP berbasis NIK di 6 Kab/Kota pada Desember 2010 dan semua penduduk terdaftar dalam sistem pada akhir 2012. Namun realisasi eKTP dimulai pada tahun 2011. Tahun 2011 hingga 2012 merupakan tahun pendataan penduduk untuk e-KTP. Per 7 November 2012, sekitar 172 juta atau kurang lebih 95% penduduk telah terekam datanya untuk e-KTP.
12
Gambar 4.1: hubungan antara NIN dan nomor identitas lainnya (sumber: www.detiknas.org diunduh tanggal 15 April 2013)
4.2 Implementasi national single window for single identification number (NSWSIN)
menyelesaik an single identificatio n number (SIN)
bank data nasional
membuat national single window for single identificatio n number (NSWSIN)
Gambar 4.2 Bagan proses portal NSWSIN
portal NSWSIN siap digunakan
13
Hal yang perlu dilakukan pertama kali adalah menyelesaikan SIN. Setelah SIN selesai dan terbentuk bank data nasional. Maka langkah selanjutnya adalah membuat national single window (NSW) untuk SIN. Pada NSW, dibuat semacam login untuk pengguna dengann menggunakan nomor SIN yang telah dimiliki. Password dapat berasal dari nomor SIN tersebut juga.
Gambar 4.3: Tampilan halaman utama NSWSIN (contoh) Pada halaman utama NSW, selain login juga tersedia menu-menu untuk mempermudah aktivitas pengguna. Menu beranda untuk kembali ke halaman utama. Ada pula menu mengenai panduan NSWSIN. Menu panduan akan mengarahkan pengguna pada halaman yang berisi berbagai penjelasan tentang NSWSIN sebagai portal SIN dan alur pendaftaran. Menu pendaftaran untuk memperbarui data lama dengan data terbaru mengenai pribadi yang bersangkutan. Misalnya seorang pengguna telah bekerja pada perusahaan A namun di tahun berikutnya pindah ke perusahaan B, maka pengguna tersebut harus memperbarui data pekerjaannya pada bank data. Menu pendaftaran juga dapat digunakan untuk melakukan pendaftaran-pendaftaran yang sifatnya data baru. Misalnya seorang pengguna telah bekerja dan harus memiliki NPWP.
14
Maka pengguna dapat melakukan proses pendaftaran untuk mendapatkan NPWP melalui NSWSIN. Selain itu, pada halaman utama NSW disediakan pula call center jika ingin menanyakan secara langsung mengenai NSWSIN. Menu link digunakan untuk link ke halaman tertentu misalnya halaman instansi direktorat jendral pajak. Menu berita menampilkan berita serta informasi terbaru mengenai NSWSIN. Kemudian terdapat ikon-ikon untuk terhubung di jejaring sosial, seperti facebook, twitter dan sebagainya.
Gambar 4.4: tampilan setelah melakukan login (contoh) Jika melakukan login, maka pengguna akan diarahkan pada halaman yang berisi informasi mengenai data-data yang terkait dengan dirinya. Mulai informasi yang bersifat umum hingga informasi tentang NPWP dan sebagainya. Pada halaman tersebut juga terdapat menu beranda untuk menuju ke halaman utama. Menu ganti password untuk mengubah password sesuai kebutuhan. Ada pula menu link untuk terhubung ke halaman tertentu seperti link instansi pemerintah. Sesuai INPRES 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Gov, implementasi NSWSIN sebenarnya juga mendukung serangkaian agenda pemerintah untuk mewujudkan e-
15
government di Indonesia yang transparan, efektif, efisien dan bertanggung jawab.
4.3 Keunggulan national single window for single identification number (NSWSIN) National single window for single identification number (NSWSIN) memiliki berbagai macam keunggulan, diantaranya: 1. National single window for single identification number (NSWSIN) merupakan situs online, sehingga data dapat senantiasa diupdate dan bersifat real time. 2. Masyarakat cukup mengunjungi NSWSIN untuk mengetahui segala informasi yang berkaitan dengan pribadinya. Misalnya mengenai data kewajiban pajak, data asuransi kesahatan dan sebagainya secara real time. 3. Lebih transparan dan memangkas biaya yang tidak perlu dalam hal pengurusan admisistrasi karena dilakukan secara online. 4. Pengurusan administrasi lebih cepat, sehingga menghemat waktu serta tenaga.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Simpulan yang dapat ditarik berdasarkan proses telaah pustaka dan analisis serta sintesis adalah: 1) Perkembangan SIN di Indonesia cukup cepat. Dimulai dengan inpres pada tahun 2003, saat ini perkembangannya sangat positif. Hal tersebut nampak dari keseriusan pemerintah saat pembuatan e-KTP. 2) Implemantasi NSWSIN mendukung e-government yang tengah dibangun oleh pemerintah. NSWSIN sejalan dengan pembuatan SIN itu sendiri. 3) National single window for single identification number (NSWSIN) merupakan solusi untuk kemudahan akses inforamsi terkait SIN yang ada di bank data nasional. Masyarakat akan dimudahkan untuk mengakses data pribadi mereka. Melakukan pembaruan data hingga penambahan data baru. Portal NSWSIN akan berdampak pada penghematan waktu, tenaga serta biaya. Informasi pada portal tersebut bersifat real time. Pada akhirnya NSWSIN mempermudah tata administrasi di Indonesia dan mewujudkan e-Government Indonesia.
5.2 Rekomendasi Untuk dapat mengimplementasikan gagasan NSWSIN, maka setelah proses pembuatan SIN selesai, diharapkan: 1) Kajian mendalam mengenai NSWSIN diperlukan untuk penyempurnaan. 2) Portal NSWSIN dapat dibuat sebagai bentuk keberlanjutan untuk kepentingan jangka panjang dan layanan purna. Dengan pembuatan NSWSIN masyarakat akan dapat terpuaskan oleh layanan pemerintah. 2) Sosialisasi kepada masyarakat mengenai NSWSIN. Adapun pihak – pihak yang berperan penting dalam merealisasikan gagasan penelitian antara lain 1) mahasiswa dan akademisi lain sebagai peneliti 2) PTN sebagai pihak pematen 3) pemerintah sebagai pihak sosialisasi. Selain itu, NSWSIN dapat pula sebagai bentuk perwajahan e-government di masa yanga akan datang.
16
DAFTAR PUSTAKA
2007. Pentingnya Single Identification Number Bagi Indonesia. Jurnal Nasional Apriandi, agung. 2009. “Sosialisasi Pembentukan Bank Data Nasional Melalui Single Indentification Number (SIN)” (online), (http:// http://agungapriandi.blogspot.com, diunduh 15 April 2013) Digilib.its.ac.id http://goberbasri.wordpress.com/ http://www.detiknas.org/index.php/flagship/c/9/ http://www.ebizzasia.com/0212-2003/itc,0212,01.htm http://www.e-ktp.com/2012/11/gamawan-fauzi-perekaman-e-ktp-capai-1724-jutaorang-per-7-november-955/ http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=87&Ite mid=54 Lusmiarwan, R Driana Dkk. 2006. Perancangan Prototype Single Identity Number (Sin) Untuk Menunjang E-Government. Oktaviani, Hanny. 2010. “Bank Data Nasional” (http://hannypinks.blogspot.com/2010/01/bank-data-nasional.html, tanggal 15 April 2013)
(online), diunduh
Ridwan, Fridh Zurriyadi Dkk. 2010. Mengamankan Single Identity Number (Sin) Menggunakan Qr Code Dan Sidik Jari. Internetworking Indonesia Journal. Vol.2/No.2 Sobah, Nur. 2010. “Bank Data adalah….”. (http://sobah2007.blogspot.com/2010/01/bank-data-adalah.html, tanggal 15 April 2013).
(online), diunduh
Suharno, Bambang Edhi Leksono And Iwan Kurniawan. Towards The Accomplishment of Single Identification Number in Indonesia Sutanta, edhy dkk. Model integrasi antar sistem e-gov dengan memanfaatkan database kependudukan nasional. www.google.com
17
18
www.images.google.com www.infobanknews.com