BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gurame (Oshpronemus gouramy) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, yang sangat disukai oleh masyarakat karena dagingnya yang enak dan tebal. Namun sangat disayangkan pertumbuhan ikan gurame sangat lambat dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya. Gurame mempunyai prospek untuk dikembangkan karena selain mempunyai nilai ekonomis tinggi juga mempunyai keunggulan lain yaitu mudah dikembangbiakan secara alami dan dapat hidup diperairan tergenang (Jangkaru 2000). Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran bobot atau panjang dalam satuan waktu tertentu. Effendi (1997) mengemukakan bahwa pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam antara lain genetik, umur, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan mencerna pakan. Faktor luar antara lain kuantitas dan kualitas pakan, suhu, ruang gerak dan kompetisi pengambilan pakan. Pakan merupakan faktor penunjang proses biologis yang sangat penting bagi ikan untuk pertumbuhan, pemeliharaan jaringan tubuh, maupun reproduksi. Pakan ikan yang bermutu tinggi adalah pakan yang mengandung protein, karbohidrat dan lipid yang mudah dicerna oleh ikan. Protein memiliki peranan penting dalam fungsi dan struktur tubuh, seperti pertumbuhan dan reproduksi (Murtidjo 2001). Menurut Stark dan Wilkinson (1989) dalam Soeharsono (2010) Probiotik adalah suatu produk yang mengandung mikroorganisme hidup dan non patogen, yang diberikan pada organisme untuk memperbaiki pertumbuhan, efisiensi konversi ransum, dan kesehatan organisme. Menurut Irianto (2007) dalam Ahmadi (2012), pemberian probiotik dalam akuakultur dapat diberikan melalui pakan, air sebagai media budidaya, maupun melalui perantara pakan hidup seperti
1
2
Rotifer dan Artemia. Pemberian probiotik dalam pakan berpengaruh dalam saluran pencernaan, sehingga akan sangat membantu proses penyerapan makanan dalam pencernaan ikan. Bakteri probiotik menghasilkan enzim yang mampu mengurai senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga lebih mudah digunakan oleh ikan. Beberapa enzim exogenous yang dihasilkan untuk mencerna pakan oleh bakteri probiotik adalah amylase, protease, lipase, dan selulase (Kumar et al. 2008 dan Wang et al. 2008 dalam Ahmadi 2012). Pertumbuhan yang lambat dan tingkat kelangsungan hidup yang rendah yaitu hanya mencapai 50% (Arlia, 1994 dalam Aslamyah 2011) merupakan permasalahan yang dihadapi dalam budidaya Ikan gurame.
Hasil penelitian
nutrisi ikan gurame (Mokoginta 1996) membuktikan bahwa ikan gurame memiliki potensi tumbuh yang tinggi apabila dilakukan perbaikan nutrisinya pada setiap tahapan pemeliharaannya, yaitu pemeliharaan larva dan benih deder yang tergolong karnivora, serta tahapan pembesaran sampai ukuran konsumsi yang tergolong omnivora. Namun demikian, masih perlu dilakukan upaya-upaya selain melalui pendekatan nutrisi juga dengan cara penambahan probiotik pada pakan yang digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan gurame, agar penggunaan pakan buatan lebih efisien, serta tingkat kelangsungan hidup dapat ditingkatkan, (Aslamyah 2011). Pemberian probiotik dalam pakan secara umum ditujukan untuk memberikan kesehatan pada saluran pencernaan melalui keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan dan stimulasi fungsi imun (Soeharsono 2010). Dalam meningkatkan nutrisi pakan, bakteri yang terdapat dalam probiotik memiliki mekanisme dalam menghasilkan beberapa enzim exogenous untuk pencernaan pakan seperti amylase, protease, lipase, dan selulase (Putra 2010 dalam Ahmadi 2012). Jenis enzim exogenous tersebut akan membantu jenis enzim endogenous di inang untuk menghidrolisis pakan. Bakteri yang terkandung dalam probiotik yang digunakan adalah bakteri Rhodobacter sp, Lactobacillus sp, Acetobacter sp dan Sacharomices cerevicae.
3
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang akan diteliti adalah sejauh mana penambahan probiotik dalam pakan dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gurame (Osphronemus gouramy). 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini
adalah
untuk
kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan
mengetahui tingkat
gurame
(Osphronemus
gouramy) yang diberi pakan mengandung probiotik. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pembudidaya ikan gurame mengenai penambahan probiotik dalam pakan komersil terhadap tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gurame (Osphronemus gouramy). 1.5 Kerangka Pemikiran Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan usaha budidaya. Peningkatan pertumbuhan ikan selain dipengaruhi oleh pakan juga dipengaruhi oleh enzim-enzim pencernaan dalam tubuh ikan. Pakan sangat diperlukan ikan dalam memenuhi kebutuhan energi untuk hidup dan tumbuh (Hardjamulia 1986 dalam Ahmadi 2012). Pemberian probiotik dalam pakan buatan adalah salah satu alternatif untuk menghasilkan pakan yang mudah dicerna oleh ikan dan secara tidak langsung meningkatkan kualitas pakan (Ahmadi 2012). Penambahan probiotik dalam pakan dimaksudkan untuk meningkatkan daya cerna ikan terhadap pakan dengan menghasilkan enzim-enzim pencernaan seperti amylase, protease, dan lipase yang dapat merombak karbohidrat, protein, dan lemak menjadi gula sederhana, asam amino, asam lemak, dan gliserol sehingga akan mudah diserap oleh usus (Sugih
4
2005). Peningkatan daya cerna diperoleh dari aktivitas bakteri Lactobacillus sp., dan bakteri Acetobacter sp., seperti menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan senyawa-senyawa untuk mendesak bakteri patogen agar tidak tumbuh dan tidak menghambat proses pencernaan ikan (Ahmadi 2012). Pertumbuhan optimum terjadi jika pakan dicerna secara optimal. Adanya enzim pencernaan dalam tubuh ikan dapat meningkatkan daya cerna ikan terhadap pakan serta dapat memacu pertumbuhan ikan (Sugih 2005). Kemampuan daya cerna ikan tergantung pada faktor fisik dan kimia makanan, sifat fisik dan kimia air, jenis makanan, umur, serta jenis enzim pencernaan dalam tubuh ikan (NRC 1983 dalam Ahmadi 2012). Proses kerja enzim dalam pencernaan ikan hampir semua sama. Pada ikan herbivora, omnivora, maupun karnivora, terdapat enzim karbohidrase, protease, dan lipase. Keberadaan enzim – enzim pencernaan berhubungan dengan makanan. Pada ikan herbivora aktivitas enzim karbohidrase lebih tinggi daripada protease dan lipase, sedangkan pada ikan karnivora dan omnivora aktivitas kerja enzim protease dan lipase lebih tinggi daripada enzim karbohidrase. Enzim – enzim tersebut berperan sebagai katalisator dalam hidrolisis protein, lemak, dan karbohidrat menjadi bahan – bahan yang lebih sederhana (Sugih 2005). Enzim pencernaan disekresikan ke dalam rongga saluran pencernaan berasal dari mukosa lambung, pankreas dan mukosa usus. Mukosa lambung menghasilkan enzim protease dengan aktivitas optimal pada pH rendah. Pilorik caeca yang merupakan bentuk perpanjangan dari usus yang didalamnya terdapat enzim pencernaan protein, korbohidrat, dan lemak yang aktif pada pH netral atau sedikit basa (Sasaminingsih 2000). Ada beberapa jenis enzim dalam proses mencerna yaitu enzim-enzim endogenus yang dihasilkan oleh saluran pencernaan, sedangkan enzim-enzim exsogenus adalah enzim yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan enzim mikrobial, yaitu enzim yang dihasilkan oleh mikroba (Haetami et al. 2008). Enzim dalam pencernaan benih ikan belum tersedia dalam jumlah yang memadai
5
karena saluran pencernaannya belum sempurna. Oleh karena itu, pakan dengan kandungan karbohidrat dan serat kasar yang tinggi tidak dapat dicerna dengan baik (Ahmadi 2012). Penambahan probiotik dalam pakan dapat meningkatkan efisiensi pakan agar pakan lebih mudah dicerna sehingga meningkatkan pertumbuhan ikan (Irwan 2000 dalam Ahmadi 2012). Mekanisme kerja probiotik yaitu menyeimbangkan mikroflora usus, mikroorganisme menguntungkan dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme merugikan sehingga mikroorganisme menguntungkan dapat bekerja dengan optimal sehingga pakan yang diberikan dapat dicerna dengan baik (Soeharsono 2010). Hasil penelitian Jamal (2011) tentang pengaruh penambahan probiotik komersil pada pakan campuran pellet dan azola terhadap pertumbuhan benih gurami (Ospgronemus gouramy). Masing-masing perlakuan yang diberi probiotik sebanyak 5 ml/kg pakan, 10 ml/kg pakan, 15ml/kg pakan, 20 ml/kg pakan menghasilkan laju pertumbuhan sebesar 0,993%, 1,138%, 1,585%, dan 1,195%. Hasil tertinggi laju pertumbuhan benih gurami terdapat pada perlakuan yang diberi probiotik sebanyak 15 ml/kg pakan yaitu sebesar 1,585 %. Hasil penelitian Ahmadi (2012) tentang pemberian probiotik yang mengandung bakteri Lactbacillus sp., Acetobacter sp., dan Yeast pada pakan dapat meningkatkan pertumbuhan benih ikan lele (Clarias gariepinus). Masing – masing perlakuan yang diberi probiotik sebanyak 2 ml/kg pakan, 4 ml/kg pakan, 6 ml/kg pakan, dan 2 ml/kg pakan tanpa penyiponan,
menghasilkan laju pertumbuhan ikan lele
sebesar 2,39 %, 2,60%, 3,12% dan 2,31%. Hasil tertinggi laju pertumbuhan ikan lele terdapat pada perlakuan yang diberi probiotik 6 ml/kg pakan yaitu sebesar 3.12%. Hasil penelitian Putri (2012) tentang pengaruh pemberian bakteri probiotik pada pellet yang mengandung kaliandra (Calliandra calothyrsus) perhadap pertumbuhan benih ikan nila (Oreochromis nilotocus). Masing-masing perlakuan sebanyak 5 ml/kg pakan, 10 ml/kg pakan, 15 m/kg pakan dan 20 ml/kg pakan,
6
dengan hasil tertinggi ditunjukkan pada perlakuan dengan penambahan probiotik 15 ml/kg pakan sebesar 2,76 %. 1.6 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat diajukan hipotesis bahwa penambahan probiotik dalam pakan sebanyak 15 ml/kg pakan dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gurame (Osphronemus gouramy).