BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membaca merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia yaitu berbahasa. Berbahasa merupakan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi. Di sekolah dasar, pengajaran membaca merupakan salah satu aspek pokok pengajaran bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan sistem bunyi dan makna, unsur-unsur bahasa yang dipilih secara acak tanpa dasar atau tidak ada hubungan logis antara bunyi dengan maknanya, berbentuk ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, berfungsi selama manusia memanfaatkanya, sebagai penyatu keluarga, masyarakat, dan bangsa dalam kegiatannya. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam bereksplorasi di lingkungan akademik maupun kehidupan sosial. Kegemaran membaca sebaiknya dilatihkan kepada anak sejak usia dini yaitu pada tingkat sekolah dasar. Pembelajaran bahasa mencerminkan pengenalan diri
dan
budaya.
Proses
pembelajaran
Bahasa
Indonesia
menekankan
pembelajaran yang melibatkan pengalaman siswa pada empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, menulis dan membaca. Dalam proses belajar mengajar, membaca mempunyai peranan yang sangat penting. Bahkan membaca merupakan faktor penentu bagi keberhasilan belajar seseorang. Wiranto (2008) mengatakan guru mengeluhkan macetnya komunikasi guru dengan siswa yang disebabkan pasifnya siswa dengan sikap yang diam dalam seribu bahasa. Guru tersebut kesal bila dalam proses belajar mengajar dan bertanya untuk mendapatkan umpan balik tidak ada jawaban dari siswanya. Kesulitan siswa dalam memahami pelajaran dan pasifnya siswa dalam berkomunikasi secara lisan dan tulisan adalah karena siswa lemah dalam kemampuan membaca. Penyebabnya adalah karena mereka tidak terlatih atau membiasakan diri membaca sejak dini.
1
2
Membaca dalam kehidupan sehari-hari tidak harus membaca buku pelajaran saja tetapi bisa juga membaca novel, buku cerita, ensiklopedi, kamus, koran, maupun komik. Banyak orang bertanya, apa keuntungan yang kita dapatkan dari membaca novel, buku cerita, ensiklopedi, kamus, komik maupun koran. Menurut pendapat Elena (2007) mungkin pikiran pertama yang muncul dibenak orang mengenai manfaat membaca buku cerita maupun novel adalah untuk mendapatkan hiburan dari alur ceritanya. Tapi bukan itu saja, membaca buku dapat membantu memaparkan orang berbagai jenis kata dan kalimat baru, dan inipun nantinya bisa memperkaya vokab orang tersebut dan meningkatkan kemampuan berkomunikasinya. Membaca meningkatkan cara berpikir, membaca juga meningkatkan memori seseorang serta kemampuannya memahami teks. Membaca merangsang otak untuk berimajinasi. Penelitiannya menemukan bahwa pada saat menonton televisi tidak banyak bagian otak yang merespon, sedangkan pada saat orang membaca, bagian-bagian otak yang berbeda akan merespon. Hal itu disebabkan oleh imajinasi otak yang pada saat membaca dapat membayangkan hal-hal yang terjadi di dalam buku. Dari pernyataan Elena (2007) maka dapat disimpul-kan bahwa dengan kegiatan membaca novel, buku cerita, ataupun komik akan membantu merangsang otak untuk berkonsentrasi dan berimajinasi. Dengan demikian maka apabila otak sudah terbiasa berkonsentrasi dan berimajinasi akan mempermudah seseorang untuk belajar. Menurut Nadia (2005) kebiasaan membaca sejak dini ternyata dapat menggali bakat dan potensi anak. Membaca juga dapat memacu daya nalar dan melatih konsentrasi. Menurut pengalamannya, dengan mengenalkan buku bacaan pada anaknya sejak kecil dapat meningkatkan prestasi anaknya di sekolah. Terbukti anaknya sudah bisa membaca pada usia 4 tahun dan mampu mengarang dengan baik pada saat berusia 7 tahun. Nadia juga menegaskan bahwa peran orang tua sangat penting untuk mendampingi anak dalam membaca. Orang tua harus mengawasi buku apa saja yang mereka baca. Jangan sampai buku tersebut berdampak negatif pada anak dan menjadikan anak malas untuk belajar. Anakanak boleh membaca komik tetapi hanya sekedar untuk hiburan saja dan memacu
3
daya imajinasinya. Dengan memperhatikan kebiasaan membaca yang baik dan penggunaan metode membaca maka dapat dipastikan kita akan memahami isi dari bacaan yang nantinya juga akan berpengaruh pada hasil belajar, karena tinggi rendahnya hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang menurut Merson (dalam Tulus, 2004) adalah faktor kecerdasan, bakat, minat dan perhatian, motif, cara belajar dimana kebiasaan membaca yang baik termasuk dalam cara belajar dari seorang siswa, faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah. Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa kebiasaan membaca dan kecerdasan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Melalui kegiatan membaca seseorang dapat menambah informasi dan memperluas ilmu pengetahuan. Dengan membaca membuat orang menjadi cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang tinggi. Melalui kegiatan membaca juga selalu tersedia waktu untuk merenung, berfikir dan mengembangkan kreativitas berfikir. Bila seorang siswa tidak memiliki kebiasaan membaca serta perhatian yang besar terhadap membaca maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari pelajaran. Sebaliknya, apabila kegiataan membaca tersebut disertai dengan kebiasaan membaca serta perhatian besar terhadap obyek yang dipelajari, maka hasilnya diperoleh lebih baik. Tetapi tidak semua siswa mempunyai kesamaan kebiasaan dan kemampuan, dan tidak semua dari siswa belajar dengan cara yang sama. Setiap siswa memiliki kecerdasan berbeda-beda. Kecerdasan adalah kemampuan umum setiap individu dalam berbagai tingkat. Kecerdasan juga merupakan salah satu faktor utama penentu sukses atau gagalnya peserta didik belajar di sekolah. Peserta didik mempunyai taraf
kecerdasan rendah atau di bawah normal sukar diharapkan berprestasi
tinggi. Tetapi tidak ada jaminan bahwa dengan taraf kecerdasan tinggi seseorang secara otomatis akan sukses belajar di sekolah. Teori kecerdasan majemuk (Multiple Intelligences/MI) seperti yang dicerminkan dalam namanya, merupakan suatu kompetensi kognitif (belajar, memahami) manusia lebih baik diuraikan dalam arti kumpulan kemampuan, bakat, atau keterampilan mental yang disebut “kecerdasan” Gardner (Saputri, 2006:2). Setiap individu memiliki kecerdasan majemuk namun kadar yang
4
dimiliki berbeda-beda, ada yang hanya memiliki beberapa kecerdasan majemuk dan buta pada kecerdasan majemuk lain, tetapi gabungan dari beberapa kecerdasan majemuk itulah yang membuat adanya keunikan tersendiri pada tiap individu Gardner (Arunita, 2009:1). Kecerdasan Verbal-Linguistic adalah kecerdasan yang terkait dengan kata-kata dan secara luas komunikasi. Kecerdasan ini menggambarkan kemampuan memakai bahasa melalui membaca, menulis, mendengar dan berbicara. Kemampuan untuk menghubungkan pengetahuan baru dengan berbagai pengalaman sebelumnya, juga merupakan komponen penting dari kecerdasan ini. Orang yang berkecerdasan linguistik mampu membentuk dan mengenali kata dan polanya dengan penglihatan, pendengaran dan dalam beberapa kasus persentuhan. Orang berkecerdasan ini mampu menghasilkan dan menghaluskan bahasa dan mengunakan banyak bentuk dan format. Di ruang kelas, kecerdasan linguistik dirangsang melalui kegiatan bercerita, berdebat, berpidato dan bersandiwara. Membaca dan merespon berbagai variasi teks, juga menulis bermacam tema esai, cerita, surat, dan lelucon (English, 2005:24). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di SDN Sumowono 02, menurut catatan jurnal harian perpustakaan diketahui bahwa ratarata hanya 20 sampai 25 siswa atau sekitar 20,6% dari jumlah keseluruhan siswa SDN sumowono 02 yang aktif dalam kegiatan membaca maupun meminjam buku-buku atau koleksi bacaan lainya, pada saat jam istirahat pertama maupun jam istirahat kedua. Selain hal tersebut, guru kelas IV di SDN Sumowono 02 juga menuturkan bahwa “SDN Sumowono 02 menetapkan nilai KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 70, sedangkan berdasarkan hasil ulangan harian serta hasil Ujian Akhir Semester I tahun ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, hanya 27 dari 39 siswa kelas IV yang nilai rataratanya di atas KKM yang ditetapkan, selebihnya ada 12 siswa yang nilainya belum memenuhi KKM”. Hal tersebut bisa saja dipengaruhi oleh faktor kebiasaan membaca dan kecerdasan siswa. Berlatar belakang dari uraian tersebut serta berbagai hasil penelitian sebelumnya membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
5
“Hubungan Antara Kebiasaan Membaca, Kecerdasan Verbal-Linguistic dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV di SD Negeri Sumowono 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Pada Semester II Tahun Ajaran 2011/2012”. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Adakah hubungan positif dan signifikan antara kebiasaan membaca dan hasil belajar siswa kelas IV di SD Negeri Sumowono 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang pada Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. 2. Adakah hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan Verbal-Linguistic dan hasil belajar siswa kelas IV di SD Negeri Sumowono 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang pada Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara kebiasaan membaca dan hasil belajar siswa kelas IV di SD Negeri Sumowono 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang pada Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. 2. Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara kecerdasan Verbal-Linguistic dan hasil belajar siswa IV tinggi di SD Negeri Sumowono 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang pada Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah dapat memberikan manfaat secara teoritis serta manfaat praktis pada masyarakat luas, khususnya di bidang pendidikan. 1. Manfaat teoritis a. Untuk peneliti sebagai sarana dalam membantu proses belajar mengajar.
6
b. Meningkatkan daya kreatifitas dan inovatif sehingga diharapkan menjadi guru yang profesional. 2. Manfaat praktis a. Sumbangan untuk lembaga pendidikan khususnya sekolah dalam usahanya meningkatkan hasil belajar siswa. b. Sebagai bahan informasi guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. c. Memberikan alternatif bagi guru untuk mendorong siswa dalam menumbuhkan kebiasaan membaca dan kecerdasan verbal-linguistic dalam menunjang pembelajaran sehingga prestasi belajar dapat meningkat.