BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Macklin (2009), pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses untuk meningkatkan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk pendapatan nasional. Oleh sebab itu, pembangunan ekonomi dipacu melalui upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi akan berdampak untuk memperlancar proses pembangunan ekonomi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Faktor tersebut diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan. Praktik pembangunan di banyak negara, setidaknya pada tahap awal pembangunan umumnya berfokus pada peningkatan produksi. Meskipun banyak berbagai pemikiran, pada dasarnya yang utama dalam pembangunan adalah pembentukan modal. Oleh karena itu, strategi pembangunan yang dianggap paling sesuai adalah akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan mengundang modal asing dan melakukan industrialisasi. Peranan sumber daya manusia (SDM) dalam strategi semacam ini hanyalah sebagai “instrumen” atau salah satu “faktor produksi” saja. Manusia ditempatkan sebagai posisi instrumen dan bukan merupakan subyek dari pembangunan. Titik berat pada nilai produksi dan produktivitas telah mereduksi manusia sebagai penghambat maksimisasi kepuasan maupun maksimisasi keuntungan (Djojohadikusumo, 1960). Pembangunan industri merupakan salah satu strategi pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera
2
lahir batin, sebagai landasan bagi pembangunan tahap berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Selain berperanan strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
yang
cukup
tinggi
secara
berkelanjutan
dan
meningkatkan
produktivitas masyarakat, pembangunan industri juga berperan menciptakan lapangan usaha serta memperluas kesempatan kerja, meningkatkan serta menghemat devisa, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan serta memeratakan pendapatan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan. Proses industrialisasi dalam pembangunan industri juga penting dalam mendukung berlangsungnya perubahan tata nilai masyarakat dan pranata sosial yang lebih dinamis dan berkualitas (Supardi, 2003). Perkembangan industri banyak terjadi di berbagai bidang kehidupan manusia. Misalnya industri manufaktur, industri pertambangan, industri pariwisata, industri pertanian dan peternakan. Adanya pembangunan dengan kemajuan teknologi yang terbawa oleh industrialisasi akan membawa dampak pada kehidupan manusia seperti dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Dampak yang ditimbulkan akan berdampak positif maupun negatif. Dampak positif, dapat dilihat dari kemajuan pembangunan yang menambah anggaran negara. Sedangkan dampak negatif terlihat jelas bahkan telah dirasakan oleh sebagian penduduk dunia adalah kerusakan lingkungan baik di tingkat lokal maupun di tingkat global. Kerusakan atau degradasi lingkungan juga dapat menurunkan laju pembangunan ekonomi tingkat produktivitas sumber daya alam yang semakin berkurang, munculnya berbagai masalah kesehatan dan gangguan kenyamanan hidup serta perubahan yang ditimbulkan dari pembangunan itu sendiri seperti sering terjadi konflik antar sesama manusia, persaingan dalam mencari pekerjaan serta kerusakan ekologi karena teknologi yang tidak ramah lingkungan. Menurut Supardi (2003), pemanasan global yang disebabkan oleh emisi gas penyebab efek rumah kaca adalah suatu keniscayaan. Perkembangan industri dan pembangunan di seluruh dunia banyak ikut andil dalam penciptaan pemanasan global. Meskipun tidak sedikit juga upaya untuk menekan atau mencegah peningkatan pemanasan global, baik di level internasional, nasional,
3
maupun lokal. Pemanasan global dan perubahan iklim mempersulit kehidupan masyarakat pada umum, padahal sumbangan mereka terhadap emisi gas rumah kaca sangat sedikit dibandingkan Negara-negara industri. Menurut Toruan dalam Oetama (1990) gejala memanasnya bola bumi akibat efek rumah kaca (greenhouse effect) akibat menipisnya lapisan ozon, menciutnya luas hutan tropis, dan meluasnya gurun, serta melumernnya lapisan es di Kutub Utara dan Selatan Bumi dapat dijadikan sebagai indikasi dari terjadinya pencemaran lingkungan kerena penggunaan energi dan berbagai bahan kimia secara tidak seimbang. Hal tersebut diindikasikan oleh teknologi yang semakin maju. Pembangunan yang menggunakan lahan, misalnya industri, telah menimbulkan masalah konversi lahan yang rawan dan menaikan tekanan penduduk yang selanjutnya akan meningkatkan laju kerusakan lingkungan. Masalah pencemaran lingkungan hidup, secara teknis telah didefinisikan dalam UU No. 4 Tahun 1982, yakni masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai sebagaimana mestinya. Teknologi yang lahir akibat era globalisasi, sehingga membawa masyarakat untuk terus mengadakan pembangunan yang akhirnya akan berakibat pada lingkungan. Apalagi teknologi yang digunakan tidak ramah lingkungan, sehingga lingkungan akan semakin rusak (Supardi, 2003). Menurut Kristanto (2004) faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia (laju pertambahan penduduk), sebab dengan tingkat pertambahan penduduk yang tinggi, kebutuhan pangan, bahan bakar, pemukiman, dan kebutuhan-kebutuhan dasar lain juga akan meningkat pula, yang pada akhirnya akan meningkatkan limbah domestik maupun limbah industri, yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya perubahan besar pada kualitas lingkungan hidup, terutama di Negara sedang berkembang, dimana tingkat ekonomi dan tingkat penguasaan teknologi masih rendah.
4
Salah satu kawasan industri besar di Indonesia adalah Kecamatan Cibitung, Kabupaten Cikarang Barat yang termasuk juga Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Daerah ini merupakan kawasan yang tingkat pencemaran limbahnya tinggi karena berbagai industri misalnya seperti industri obat-obatan, makanan, ban atau karet, terletak disana, sehingga banyak mempengaruhi pola kehidupan masyarakat di berbagai sektor. Seperti perubahan ekologis dan sosioekonomi masyarakat yang hidup di sekitar kawasan industri tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Negara-negara sedang berkembang secara umum keadaannya sangat berbeda dengan Negara-negara maju. Tingkat hidup masih rendah, produksi bahan makanan masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduknya sehingga kekurangan pangan masih sering terjadi, bahaya erosi, kekeringan dan banjir merupakan ancaman yang hampir terjadi setiap tahun. Dengan kondisi tersebut diatas, untuk memecahkan atau paling tidak mengurangi masalah tersebut Negara-negara
berkembang,
harus
melaksanakan
pembangunan.
Tanpa
pembangunan, kesejahteraan Negara-negara berkembang akan semakin menurun, yang pada akhirnya akan membawa kehancuran. Karena sebagian dari pembangunan tersebut membutuhkan teknologi tinggi, misalnya bendungan, pelabuhan, industri untuk mengolah sumberdaya alam, maka negara-negara berkembang tidak dapat menolak penggunaan teknologi tinggi. Walaupun pembangunan dapat memecahkan sebagian masalah sebagaimana disebutkan di atas, namun pengalaman menunjukan bahwa pembangunan dapat dan telah menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan adanya dampak negatif tersebut maka perlu diperhatikan lagi bentuk kebijaksanaan dan corak pembangunan yang akan dilaksanakan (Supardi, 2003). Pembangunan pada suatu negara berkembang selalu didasarkan pada pemanfaatan sumberdaya alam. Semakin banyak negara tersebut memiliki sumberdaya alam dan memanfaatkannya dengan seefisien mungkin, maka semakin baik harapan akan tercapainya keadaan kehidupan ekonomi yang baik untuk jangka panjang. Tujuan pembangunan suatu negara pada dasarnya adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, atau dengan kata
5
lain meningkatkan kualitas hidup. karena kualitas hidup berkaitan dengan kualitas lingkungan, sedangkan lingkungan merupakan sumberdaya, maka kualitas hidup juga berkaitan dengan sumberdaya. Jadi pada intinya pembangunan merupakan suatu upaya untuk dapat meningkatkan manfaat yang didapat dari sumberdaya Supardi, 2003). Manusia sebagai subjek dan objek pembangunan merupakan sumberdaya utama pembangunan yang akan menentukan berhasil atau tidaknya pembangunan yang dilaksanakan. Keberhasilan suatu pembangunan pada dasarnya ditentukan oleh kualitas dan kuantitas sumberdaya manusianya. Penduduk yang terlalu padat akan membuat setiap orang menggunakan persediaan yang ada di bumi seperti air, tanah, bahan bakar, logam, bahan makanan, dan yang pada akhirnya akan mengakibatkan semua sumber tersebut habis jika tidak digunakan seefisien dan sebijaksana mungkin (Kristanto, 2004). Manusia banyak menciptakan gaya hidup yang bersifat konsumtif sehingga mendorong terciptanya kesenjangan sosial pada masyarakat negara tersebut. Gaya hidup konsumtif dan kesenjangan sosial merupakan kondisi lingkungan yang tidak mendukung pembangunan. Sebagai bagian dari lingkungan hidupnya, maka kualitas sumberdaya manusia harus pula mencakup sikapnya terhadap lingkungan (Kristanto, 2004). Pemerintah sebagai pembuat kebijakan, terus mendukung dilaksankannya pembangunan karena tujuannya yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tetapi disamping itu, pemerintah negara khususnya negara berkembang kurang memperhatikan kualitas lingkungan dengan adanya pembangunan tersebut, karena hanya bermotif ekonomi. Oleh karena itu pemerintah harus lebih mencanangkan program pembangunan ramah lingkungan agar kualitas lingkungan tetap terjaga (Supardi, 2003). Pembangunan yang banyak dilakukan dalam bidang industri banyak menimbulkan permasalahan-permasalahan baru. Permasalahan yang ditimbulkan oleh perkembangan industri dalam pembangunan perlu mendapatkan perhatian besar karena dampak yang ditimbulkan mencakup ketahanan hidup manusia. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh industri sangat terlihat jelas, baik bagi
6
masyarakat maupun lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan suatu upaya nyata dalam mengatasi dampak tersebut dengan kerjasama antar berbagai stakeholder. Hal ini disebabkan agar para pemangku kepentingan dapat mengendalikan dampak negatif yang ditimbulkan akibat pembangunan. Studi pustaka ini berfokus pada perkembangan industri manufaktur yang banyak menimbulkan dampak negatif di kawasan yang banyak penduduknya yaitu di perkotaan. Begitu juga dampak dari timbulnya pembangunan dalam aspek sosial, ekonomi, dan ekologis. Terkait hal tersebut, perumusan masalah dalam studi pustaka ini dapat terlihat dari dua pertanyaan dibawah ini. 1. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh perkembangan industri manufaktur dalam aspek sosial ekonomi masyarakat disekitar kawasan industri ? 2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh perkembangan industri manufaktur dalam aspek ekologis terhadap kualitas kehidupan masyarakat di sekitar kawasan industri ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui
dan
memahami
dampak
perkembangan
industri
manufaktur dalam aspek sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan industri. 2. Mengetahui
dan
memahami
dampak
perkembangan
industri
manufaktur dalam aspek ekologis terhadap kualitas kehidupan masyarakat. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk mengkaji dampak sosio-ekologis dan sosio-ekonomis yang ditimbulkan kegiatan industri manufaktur khususnya masyarakat Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Bagi penulis tulisan ini berguna sebagai landasan awal untuk melakukan studi
7
lapang/skripsi selanjutnya dan memperoleh pemahaman serta pengetahuan baru terkait kegiatan industri dan dampaknya. Bagi civitas akademik diharapkan tulisan ini menjadi referensi dalam melakukan penelitian-penelitian mengenai dampak dari kegiatan industri khususnya industri manufaktur. Sementara itu, bagi pemerintah dan masyarakat diharapkan tulisan ini dapat menjadi alternatif untuk membuat suatu program pengendalian pencemaran lingkungan.