BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dewasa ini dengan adanya prinsip pasar bebas, investasi dalam bentuk kepemilikan aset finansial mulai diminati oleh masyarakat Indonesia. Salah satu aset finansial yang paling populer adalah stocks atau saham. Saham merupakan surat berharga sebagai bukti tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan, khususnya perusahaan publik yang memperdagangkan sahamnya. Investasi pada hakikatnya merupakan kegiatan menempatkan sejumlah dana yang dimiliki pada masa kini dengan harapan bisa memperoleh suatu keutungan di masa mendatang (Rosadi, 2009). Investasi menawarkan tingkat pertumbuhan keuntungan yang cepat dengan risiko yang juga sebanding. Keputusan investasi pada dasarnya menyangkut masalah pengelolaan dana pada suatu variabel tertentu, dimana para investor mempunyai harapan untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan dari dana yang diinvestasikan selama periode waktu tertentu. Sebelum mengambil keputusan investasi baru, para investor perlu mengadakan analisa yang cermat. Analisis ini juga termasuk menentukan berapa dana yang harus ditanamkan pada masing-masing sahamnya agar keuntungan yang didapatkan optimal dengan risiko yang seminimal mungkin. Salah satu cara untuk meminimumkan risiko adalah dengan melakukan diversifikasi atau penyebaran investasinya dengan membentuk portofolio yang terdiri dari beberapa saham. Portofolio atau dalam bahasa inggris disebut portfolio adalah sekumpulan surat-surat berharga yang dapat berupa saham, obligasi, dan lain-lain. Dalam hal ini investor memilih menanamkan modal kepada beberapa perusahaan sehingga mereka dikatakan membentuk portofolio. Dalam pembentukan suatu portofolio, investor pada umumnya mengharapkan dapat memperoleh tingkat keuntungan
1
2
(return) yang tinggi dengan tingkat risiko / kerugian yang rendah. Portofolio yang dapat memenuhi harapan investor tersebut biasanya portofolio yang efisien. Pengertian portofolio optimal adalah portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada sekumpulan portofolio yang efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terrhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia ditanggunganya (Tandelilin, 2001). Memang tidak ada suatu portofolio yang mempunyai risiko kecil sekaligus return yang besar. Namun yang penting bagi investor adalah bagaimana menentukan portofolio yang dapat memberikan kombinasi return dan risk yang optimum.
1.2 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, pembatasan masalah sangat diperlukan untuk menjamin keabsahan dalam kesimpulan yang diperoleh. Agar tidak terjadi penyimpangan dari tujuan semula dan pemecahan masalah lebih terkonsentrasi. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis hanya membatasi pada teori dan analisis pembentukan portofolio optimal menggunakan metode optimisasi Tail Mean-Variance. Kemudian melakukan perbandingan dengan metode Mean-Variance.
1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian dan penulisan skripsi ini dilaksanakan dengan tujuan : 1. Mempelajari dan memahami teori portofolio dan analisis investasi pada sekuritas berdasarkan prinsip statistika dalam menentukan kebijakan investasi, 2. Mempelajari dan memahami tentang manajemen portofolio, 3. Menentukan pembobotan portofolio optimal dengan menggunakan metode optimisasi Tail Mean-Variance, kemudian membandingkannya dengan optimisasi metode Mean-Variance.
3
1.4 Tinjauan Pustaka Pemaparan tentang portofolio mengacu pada Yuliati et al (1996), dalam buku ini dijelaskan bahwa strategi yang sering digunakan dalam kondisi investasi yang berisiko adalah dengan membentuk portofolio, yaitu melakukan diversifikasi berinvestasi pada beberapa saham untuk mengurangi tingkat risiko dan mengoptimalkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Teori portofolio pertama kali dikembangkan oleh Markowitz (1952) yang mana teknik Markowitz tersebut memanfaatkan hubungan antara rata-rata return dengan varansi return untuk memperoleh variansi paling kecil. Dari sanalah teknik Markowitz klasik ini selanjutnya dikenal dengan nama Mean-Variance Optimization Portfolio, yang saat ini telah digunakan secara luas dan menjadi standar pelaksanaan praktisi modern dalam hal permasalahan alokasi investasi. Dalam proses perhitungannya digunakan matriks varian-kovarian, yang mana untuk portofolio dengan skala besar proses perhitungan ini menjadi tidak efisien. Telah diketahui bahwa Mean-Variance tidak memperhatikan tail behavior, pertumbuhan ukuran risiko berdasarkan pada tail dari suatu distribusi. Hal tersebut sedang diamati oleh beberapa investor dan ahli asuransi. Minat dalam tail dari suatu distribusi telah menghasilkan ukuran yang terkenal yaitu Expected Short Fall (ES) atau Tail Conditional Expectation (TCE). Acerbi and Tasche (2002) telah menunjukkan koherensi dari TCE. Tail Conditional Expectations untuk keluarga normal univariate dan multivariate yang dikembangkan oleh Panjer (2002). Hasil penelitiannya digeneralisasi oleh Landsman dan Valdez (2003) untuk kelas besar dari distribusi elips. Landsman dan Valdez (2005) juga mengembangkan rumus untuk Tail Conditional Expectations untuk resiko random yang termasuk ke dalam model kelas Exponential Dispersion. TCE untuk model gamma multivariate telah ditentukan dalam Furman and Landsman (2005) serta untuk model Pareto multivariate dalam Chiragiev and Landsman (2007). Landsman (2010) akan menunjukkan bahwa model Tail Mean-Variance (TMV) termasuk dalam Mean-Variance (MV) dalam masalah pemilihan optimal portofolio. Batas kasus dari model Tail Mean-Variance (TMV) adalah model Mean-Variance (MV) ketika tingkat probabilitas q menurun menjadi 0. Akan
4
ditunjukkan volatilitas dari bobot menggunakan model Tail Mean-Variance (TMV) menurun ketika q mengalami kenaikan dari 0 ke 1. Sehingga model Mean-Variance (MV) memiliki volatilitas yang lebih besar jika dibandingkan dengan model Tail Mean-Variance (TMV). Hal ini dikarenakan model Tail Mean-Variance (TMV) lebih robust dari model Mean-Variance (MV). Pada skripsi ini akan dilakukan perbandingan antara optimisasi portofolio Tail Mean-Variance dengan optimisasi portofolio Mean-Variance. Lalu dalam studi kasus dilakukan pembentukan portofolio Mean-Variance dan juga portofolio Tail Mean-Variance dengan kombinasi dari beberapa aset finansial yang berupa saham.
1.5 Metode Penulisan Metode yang dipakai dalam penulisan tugas akhir ini adalah studi literatur dan studi kasus. Untuk studi literatur, penulis mempelajari referensi-referensi yang berkaitan dengan teori pembentukan portofolio optimal yang diperoleh dari perpustakaan-perpustakaan maupun media-media lain, seperti berbagai buku elektronik, jurnal, dan artikel resmi yang diperoleh dari situs-situs internet, serta bahan-bahan pendukung lainnya yang mendukung dalam penulisan skripsi ini. Sedangkan untuk studi kasus, penulis menggunakan data saham-saham yang dapat diakses melalui situs finance.yahoo.com.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun dalam 5 (lima) bab, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi latar belakang, pembatasan masalah, tujuan penulisan, tinjauan pustaka, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II
:
LANDASAN TEORI Dalam bab ini berisi beberapa definisi, teorema yang mendasari, serta teori pendukung.
5
BAB III
:
PERBANDINGAN
OPTIMISASI
PORTOFOLIO
METODE MEAN-VARIANCE DENGAN METODE TAIL MEAN-VARIANCE Dalam bab ini berisi return, expected return, variansi portofolio, portofolio Mean-Variance, dan portofolio Tail Mean-Variance. BAB IV
:
STUDI KASUS Dalam bab ini berisi tentang penerapan metode dalam menentukan portofolio optimal dengan menggunakan data saham.
BAB V
:
PENUTUP Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan materi yang telah dibahas dalam bab sebelumnya.